spearofreigns
Semprot Baru
- Daftar
- 16 Feb 2015
- Post
- 34
- Like diterima
- 5
Wah terimakasih udah mau ngikutin Aurora, ehehe. Tenang, diusahakan bakal sering update habis taun baru wkkwkw. Sambil nungguin update, bisa kok coba baca" cerita lain disini, Banyak yg lebih bagus kok daripada cerita ini,karena Finding Oshi udah tamat jadi ini satu2nya cerita disini yg gw ikuti huhu semoga updatenya rutin suhu
Iya nih, kenapa harus tamat sihkarena Finding Oshi udah tamat jadi ini satu2nya cerita disini yg gw ikuti huhu semoga updatenya rutin suhu
Biar kesel. WkwkkwWah suhu knp dari kemaren sex scenenya kentang ga pernah full terus
teruskan om hihihihi
Ditunggu yaakDitunggu kelanjutannya...
Tau nih kampret emangIya nih, kenapa harus tamat sih
Yah masih lama ya... Teaser dulu boleh deh huOh iya maaf, kayaknya gabisa minggu" ini yak updatenya, mau urus acara dulu, ehehe. Salam!
Sipp makasih suhu, eheheLanjutin dong gaan, biar seru n tambah rame di SF ini, soalnya kan masing2 jg punya feel tersendiri dalam menikmati apapun hasil karya-nya gan
Yah... Digebuk juga si AyaSpoiler? hehe, monggo
Aku menahan nafas, jantungku berdegup lebih cepat. Hawa dingin yang mulai masuk semakin mempersulit situasi ini.
Brengsek!
Kenapa pikiranku ini tidak bisa jernih beberapa menit saja jika sendirian bersama satu orang gadis?!
Penisku terasa semakin tegang dibalik celana jeansku ini. Payudara itu selalu menganggu konsentrasiku. Tubuh itu... tubuh itu... ingin aku rasakan...
Tidak...
Pulang.
Aku harus pulang sekarang!
“Aku... pokoknya aku minta maaf. Aku harus pulang sekarang.”
Aku bangkit berdiri dari kursi ruang tamu itu dan bergegas keluar.
“Mas, masih ujan deres banget lho, emang bawa mantol?”
“Bawa.” Jawabku singkat sambil terus melangkah tanpa menoleh kearahnya.
Suara petir menggelegar diluar sana, bahkan jendela-jendela kontrakan ini sampai bergetar. Angin juga bisa terdengar berhembus dengan kencang dari air hujan yang menghantam atap rumah ini.
Grep
Gadis itu meraih tanganku dan menahannya.
Sial!
Aya, kau sudah membuat satu kesalahan besar.
Waah... Di tunggu suhu!Spoiler? hehe, monggo
Aku menahan nafas, jantungku berdegup lebih cepat. Hawa dingin yang mulai masuk semakin mempersulit situasi ini.
Brengsek!
Kenapa pikiranku ini tidak bisa jernih beberapa menit saja jika sendirian bersama satu orang gadis?!
Penisku terasa semakin tegang dibalik celana jeansku ini. Payudara itu selalu menganggu konsentrasiku. Tubuh itu... tubuh itu... ingin aku rasakan...
Tidak...
Pulang.
Aku harus pulang sekarang!
“Aku... pokoknya aku minta maaf. Aku harus pulang sekarang.”
Aku bangkit berdiri dari kursi ruang tamu itu dan bergegas keluar.
“Mas, masih ujan deres banget lho, emang bawa mantol?”
“Bawa.” Jawabku singkat sambil terus melangkah tanpa menoleh kearahnya.
Suara petir menggelegar diluar sana, bahkan jendela-jendela kontrakan ini sampai bergetar. Angin juga bisa terdengar berhembus dengan kencang dari air hujan yang menghantam atap rumah ini.
Grep
Gadis itu meraih tanganku dan menahannya.
Sial!
Aya, kau sudah membuat satu kesalahan besar.
Wah, ini dia yang ditunggu-tunggu!Spoiler? hehe, monggo
Aku menahan nafas, jantungku berdegup lebih cepat. Hawa dingin yang mulai masuk semakin mempersulit situasi ini.
Brengsek!
Kenapa pikiranku ini tidak bisa jernih beberapa menit saja jika sendirian bersama satu orang gadis?!
Penisku terasa semakin tegang dibalik celana jeansku ini. Payudara itu selalu menganggu konsentrasiku. Tubuh itu... tubuh itu... ingin aku rasakan...
Tidak...
Pulang.
Aku harus pulang sekarang!
“Aku... pokoknya aku minta maaf. Aku harus pulang sekarang.”
Aku bangkit berdiri dari kursi ruang tamu itu dan bergegas keluar.
“Mas, masih ujan deres banget lho, emang bawa mantol?”
“Bawa.” Jawabku singkat sambil terus melangkah tanpa menoleh kearahnya.
Suara petir menggelegar diluar sana, bahkan jendela-jendela kontrakan ini sampai bergetar. Angin juga bisa terdengar berhembus dengan kencang dari air hujan yang menghantam atap rumah ini.
Grep
Gadis itu meraih tanganku dan menahannya.
Sial!
Aya, kau sudah membuat satu kesalahan besar.