Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG ASIH PERAWAN YANG TERKOYAK

Mantap jiwa gan, ditunggu 3 somenya donk, pak mandor, nani & asih
 
*** ASIH ***

Aku duduk termenung duduk seorang diri di kamar seraya mengelus perut ku yang semakin membuncit besar . Beberapa kali seperti tendangan ku rasakan dari dalam perut ku membuat ku semakin tak sabar ingin segera melihat buah hati ku .

Di luar sana masih terdengar perdebatan antara Abah , Ambu , Mang ikin juga bi Nani tentang siapa lelaki yang akan mengantarkan ku ke mata air di ujung desa . Dimana mata air itu adalah tempat yang di keramatkan di kampung ini . Dimana setiap kali mau acara tujuh bulanan . Si wanita yang tengah mengandung harus di mandikan di mata air tersebut di dampingi suami atau ayah nya jika sang suami berhalangan tidak bisa menemami .

" Abah teh bukan nya tidak mau nemenin Asih Ambu ,,, tapi gimana atuh ini kaki abah encok nya lagi kambuh ,,,, kan ambu tahu sendiri jalan menuju mata air itu jalan setapak dan licin terlebih lagi semalam habis hujan ,,,, ". Terdengar suara Abah menolak untuk menemani ku .

" Terus siapa lagi atuh Bah ,,,,, kan kang ikin gak mungkin bisa nganter dan nememin ,,,, kakak kakak nya si Asih juga pada betah pisan di kota gak ada yang pulang ,,,, ". Gerutu Ambu terdengar kesal .

" Gimana kalau kita minta tolong tetangga dekat saja buat nganter Asih ke sana nya ,,, ". Ku dengar suara bibi memberikan usul .

" Yaa nggak bisa sembarang orang atuh Nani ,,, ini kan ritual sakral ,,, harus suami , ayah , kakak lelaki atau kerabat yang masih ada ikatan saudara ,,,, ". Balas Abah membuat suasana di luar terdengar semakin sengit .

Aku menghela nafas panjang dan dada ku terasa sesak menahan kepiluan yang terus merundung hidup ku . Andai saja kang ikin masih bisa berjalan mungkin perdebatan ini tak akan pernah terjadi seperti pada keluarga yang lain .

Suasana di luar rumah terdengar ramai sekali dimana para tetangga tengah berkumpul untuk membantu membuat makanan untuk acara tujuh bulanan yang akan di gelar nanti malam .

" Punten sebelum nya ,,,, bukan nya saya menguping obrolan ,,, kalau boleh dan di izinkan mah saya bersedia menemani Asih ke mata air ,,,, ". Sebuah suara lelaki memecah keheningan di antara orang tua ku .

" Seperti suara pak Mandor ,,, ". Desis ku dan melongokan kepala .

Dan benar saja lelaki itu adalah pak mandor yang kini sudah ikut duduk bergabung bersama Abah , Ambu dan juga Mang ikin juga Bi Nani .

" Gimana Kang Boleh tidak ,,,, kebetulan pak Mandor masih kerabat saya dan kita masih ada ikatan saudara ,,,, ". Tanya Kang Ikin pada Abah dengan wajah sumringah .

" Bukan nya pak mandor mah kerabat jauh nya kang ikin ya ,,,, ". Seru bibi memotong dan dari tempat ku berdiri mengintip terlihat raut wajah kurang setuju .

" Sebentar sebentar ,,,, Ai pak mandor teh anak nya Ceu nasmi almarhum ya ,,,, kalau si ikin mah anak nya ceu imah almarhum ,,, dan setahu saya mah ceu nasmi dan ceu imah tuh adik kakak kan ,,, ". Balas Abah dengan wajah menerawang .

" Naaah ,,,, Bener pisan Bah ,,,, ". Jawab pak mandor mengacungkan dua jempol nya .

" Ya kalau begitu mah bukan saudara jauh atuh ya bah ,,, tapi saudara sepupuan ,,, ". Timpal Ambu manggut manggut .

" Tapi beneran Jang Mandor nya mau nganterin Asih ,,, tidak merepotkan ,,,??? ". Abah bertanya ke pak mandor dan aku mengambil kesimpulan bahwa pak mandor bisa mengantar dan menemani ku melakukan mandi di mata air keramat sebagai salah satu ritual yang harus aku jalani sesuai adat istiadat di kampung ku .

" Henteu atuh bah ,,,, saya mah tidak merasa di repotkan ,,,, justru saya merasa senang jika bisa membantu ,,, kan kita sesama keluarga mah harus saling membantu ,,,, ". Balas pak mandor antusias .

" Alhamdulilah atuh kalau gitu mah ,,, hatur nuhun pisan pak mandor sudah banyak membantu keluarga saya ,,, ". Ucap Mang ikin menyalami tangan pak mandor .

" Yaudah Ambu ,,,,, sana panggil si Asih nya mumpung belum terlalu panas di jalan nya ,,, ".

" Biar saya saja yang panggilin Asih ,,,,, ". Potong bibi dan beranjak bangun .

Aku segera kembali masuk ke dalam kamar seolah olah tidak tahu apa yang terjadi .

" Sih ,,,, kamu sudah siap buat ritual mandi di mata air keramat ,,,, ". Ujar bibi menghampiri ku .

" Sekarang bi ,,,, ? ". Aku balik bertanya .

" Iya ,,, mumpung belum terlalu siang ,,,, biar gak panas di jalan nya ,,, kan lumayan jauh ke mata air ,,,, ".

" Nanti teh di sana nya ngapain saja bi ,,,, cuma mandi saja kan ? ". Tanya ku memastikan karena sama sekali tak tahu harus melakukan apa di sana .

" Iya ,,, cuma mandi saja ,,, pasti nya mah bibi juga gak tahu ,,, kan bibi belum pernah hamil ,,, ". Jawab bibi terlihat sedih .

" Sama Abah kan ke sana nya ,,,, ". Tanya ku polos .

" Sama pak mandor ,,, Abah kamu encok nya lagi kumat ,,, Kang ikin kan gak mungkin buat ke sana ,,,, jadi ke sana nya kamu sama pak mandor ,,, ini kain buat kamu mandi di sana ,,, ". Ujar bibi seraya menyerahkan beberapa kain batik pada ku .

" Kamu hati hati ya ke sana nya ,,, ". Tambah bibi dengan raut wajah cemas lalu memeluk tubuh ku .

" Asiih ,,, buru atuh itu pak mandor nya sudah nungguin ,,,, ". Seru Ambu masuk ke dalam kamar .

" Ii ,,,,, iyaa Ambu ,,,, ".

" Kain nya sudah tujuh kan ,,, nanti di sana kamu mandi dan berendam di mata air sebanyak tujuh kali dengan menggunakan kain yang berbeda beda ,,, tidak usah lama lama berendam nya biar kamu tidak kedinginan yang penting kain yang kamu pakai basah ,,,, ". Pesan Ambu yang aku iyakan dengan anggukan kepala meski aku belum sepenuh nya faham .

Pak Mandor menyambut ku dengan wajah sumringah dan senyum lebar begitu aku keluar dari kamar . Di tangan nya sudah ada ember berisi dua kelapa yang aku sendiri tidak tahu kelapa itu untuk apa nanti nya .

" Hayuu Sih ,,,, ". Ajak nya mengulurkan tangan namun aku abaikan dan memilih berjalan mendahului nya .

" Asiih ,,,, hati hati ,,, ". Teriak bibi begitu aku meninggalkan rumah .

Sepanjang perjalanan aku memilih untuk berjalan lebih dulu meski pak mandor terus berusaha untuk berjalan berdampingan dengan ku sambil terus mengajak ku mengobrol namun aku hanya menjawab seperlu nya saja .

Aku merasa grogi dan perasaan ku bercampur aduk tak karuan ketika mulai memasuki area hutan dengan jalan setapak menuju mata air keramat berada dimana lokasi nya berada di ujung kampung dengan hutan di sekeliling nya .

" Hati hati Asih jalan nya licin ,,, ". Ujar pak mandor merangkul pinggang ku .

Aku semakin merasa kikuk di perlakukan seperti itu namun jalan yang licin dan penuh dengan bebatuan membuat ku mau tak mau harus berpegangan pada tangan pak mandor dan pak mandor semakin erat memeluk pinggang ku hingga posisi kami begitu dekat sampai sampai aku bisa mencium bau tubuh nya yang terasa begitu jantan di hidung ku .

Bau tubuh nya membuat darah ku berdesir dan memek ku berdenyut tanpa bisa di ajak kompromi . Bayangan saat aku memergoki pak mandor mengentoti bi nani terus berkelebat di pelupuk mata ku membuat dada ku bergemuruh dan aku tak fokus berjalan hingga aku hampir saja terpeleset saat menginjak batu penuh lumut .

" Hati hati Asiih ,,,, ". Pekik pak mandor sigap merangkul tubuh ku sehingga kami berpelukan dan wajah pak mandor begitu dekat dengan wajah ku bahkan nafas nya terasa panas menimpa kulit pipi ku .

Cukup lama kami dalam posisi ini dan jantung ku berdetak lebih cepat saat pak mandor menatap mata ku begitu lekat . Bagai terhipnotis kami saling menetap satu sama lain sampai aku tersentak saat ku rasakan pak mandor menggesekan selangkangan nya ke selangkangan ku .

" Hati hati ,,,, jangan grogi ,,, kamu harus banyak berdoa nanti ketika melakukan ritual mandi di sana ,,, biar persalinan mu di lancar kan ,,, di mudahkan dan bayi mu juga diri mu bisa selamat dan sehat ,,,, ". Pesan nya yang aku anggukan .

Suara gemericik air mulai terdengar jelas menandakan kami sudah dekat dengan sumber mata air . Dan mata ku membelalak takjub begitu sampai di mata air . Ternyata tidak seseram yang aku bayangkan . Tempat nya begitu indah dan asri .

Di depan ku ada kolam yang tidak terlalu besar dengan air yang begitu jernih dan tak jauh dekat kolam ada aliran air terjun dengan ketinggian tak terlalu tinggi mungkin sekitar satu meter . Di samping kolam banyak tumbuh bunga dengan aneka warna membuat pemandian ini persis seperti tempat mandi nya para puteri raja .

Hawa yang segar membuat ku merasa nyaman di tambah dengan suara kicau burung yang terdegar seperti nada nada merdu di tambah dengan cahaya matahari yang menerobos masuk membelah pepohonan yang tinggi menjulang tak ubah nya cahaya lampu yang membuat tempat ini semakin elok .

" Ayoo asih buka pakaian mu ,,, " . Suara pak mandor membuat ku terhenyak dan bulu kuduk ku merinding .

" Buu ,,,, buka pakaian ,,, " . Ujar ku menoleh ke belakang dan mata ku membelalak ketika ku lihat pak mandor sudah berdiri dengan tubuh polos hanya menyisakan sempak menutupi area selangkangan nya yang tampak menggunung .

Darah ku berdesir hebat membuat dada ku bergemuruh dan memek ku kembali berdenyut melihat tubuh polos pak mandor . Terbayang oleh ku kontol besar nya yang berhiaskan biji tasbeh membuat tubuh ku bergetar dan mata ku menatap ke arah gundukan sempak nya .

Gundukan itu tampak besar dengan bulu bulu menyeruak keluar dari sela sela sempak nya . Membuat ku tak sadar menelan ludah .

" Buka baju kamu ,,,, ganti sama kain yang kamu bawa ,,, kamu berendam di kolam sana tujuh kali dengan memakai tujuh kain yang kamu bawa ,,, pakaian kamu taroh di atas batu sana ,,, ". Titah nya dengan tangan menunjuk batu di dekat kolam . Apa yang ia beritahukan persis seperti yang ambu kasih tahu pada ku .

Namun bukan nya segera melepas pakaian ku . Aku masih berdiri mematung dengan mata tertuju pada ketiak penuh bulu pak mandor yang terlihat jantan di mata ku saat pak mandor mengangkat tangan nya saat menunjuk ke arah batu .

" Assih ,,, kenapa bengong ? ". Tanya pak mandor menyadarkan ku .

" Eee ,,, Aaa ,,, Aaaa ,,, pak mandor ikut mandi juga ,,, ". Tanya ku dengan nafas memburu .

" Iyaa atuuh ,,,, kan nanti bantuin kamu naik turun ke sungai ,,,, harus nya mah si lelaki gak boleh mengenakan pakaian sehelai pun ,,, cuma saya pakai sempak takut kamu merasa risih kalau saya telanjang ,,, " . Ujar nya membuat wajah ku memerah .

" Memang nya kenapa pak ,,, kok harus telanjang bulat ,,, ". Tanya ku seraya melepaskan pakaian ku dan mengganti dengan kain .

" Itu salah satu aturan ritual mandi tujuh bulanan yang sudah turun temurun dan menjadi adat istiadat di kampung kita ,,,, kalau si suami tidak telanjang maka kurang afdhol ritual nya ,,,, karena setelah mandi ada ritual khusus yang harus di lakukan si suami terhadap istri nya ,,, ". Jelas pak mandor yang baru aku tahu .

" Ritual khusus ,,,, ritual apa ? ". Tanya ku penasaran .

" Ngentot ,,,, ". Jawab nya enteng dengan tangan menunjukan kode ngentot membuat ku terkesiap .

" Iya ,,,, si suami harus menyirami rahim istri nya sesaat ritual mandi selesai untuk menyempurnakan ritual tujuh bulanan ,,,, agar bayi nya berkah selamat ,,, oleh karena itu ritual ini harus di laksanakan oleh si suami dan istri ,,,, ". Jelas pak mandor lagi dengan tangan menggaruk selangkangan nya .

" Lantas bagaimana dengan wanita yang tidak bisa di temani oleh suami nya seperti saya ,,,, ".

" Harus nya sama bapak nya atau kakak lelaki nya ,,, yang ada ikatan keluarga ,,,, ". Jawab pak mandor mulai berjalan ke arah kolam .

" Terus harus nge ,,,, ngentot juga dengan ayah atau kakak nya ,,, ". Tanya ku terus di penuhi rasa penasaran .

" Tentu saja tidak ,,,, kecuali kalau si suami nya sudah tidak bisa lagi ngaceng dan menyirami rahim istri nya ,,, ya mau tidak mau harus di gantikan oleh lelaki yang mengantar nya kalau ingin ritual tujuh bulanan nya menjadi sempurna sesuai aturan kampung sini ,,,, ".

Jantung ku merasa tertohok dan wajah ku memerah panas mendengar apa yang di jelaskan pak mandor .

" Benarkah dengan semua yang di jelaskan oleh nya ,,,, karena aku sama sekali baru tahu tentang ritual tujuh bulanan ,,,, ". Bathin ku .

" Apa ada resiko nya kalau ritual ini tidak sempurna ,,, ". Bibir ku kembali bertanya .

" Yang sudah sudah sih akan ada tulah nya ,,,, tapi saya juga kurang tahu tulah macam apa yang akan di terima ,,,, ". Terang pak mandor membuat ku semakin cemas dan takut dan kembali berdiri mematung .

" Ayoo Asih ini sudah mulai siang ,,,, meski sakit kang ikin masih bisa kan menyelesaikan tugas nya menyempurnakan tujuh bulanan ini ,,,, ". Seru pak mandor membuat ku semakin panas dingin .

" Bagaimana kalau yang di katakan pak mandor itu benar ,,,, kalau akan mendapat tulah kalau ritual tujuh bulanan ini tidak sempurna di lakukan ,,,, sedangkan mang ikin sendiri sudah tidak bisa lagi ngentotin aku ,,, ". Aku semakin ketakutan sendiri .

" Asiih ,,,, ayoo turun ,,,, ". Teriak pak mandor yang sudah berada di dalam kolam yang begitu jernih .

Dengan perasaan berkecamuk dan jantung bergemuruh aku berjalan perlahan dan mulai turun ke kolam di bantu pak mandor . Rasa dingin langsung aku rasakan begitu tubuh ku bersatu dengan air .

" Jangan lama lama ,,,, langsung ganti kain lagi ,,,, " . Ujar pak mandor mengajak ku naik kembali ke atas kolam .

Aku selesai mengganti kain dan pikiran ku masih di hantui dengan apa yang di katakan pak mandor tentang tulah akibat tidak sempurna nya ritual tujuh bulanan ini .

" Tunggu pak ,,,, ". Seru ku begitu pak mandor akan turun ke dalam kolam .

" Kenapa Sih ,,,, ". Tany nya bingung .

" Buu ,,,, buka saja pak ,,, ". Titah dari bibir ku .

" Maksud nya saya buka sempak ? " . Tanya nya lagi memastikan .

Aku mengangguk ragu dengan perasaan tak karuan . Aku meyakinkan diri ku kalau ini demi keselamatan dan kesempurnaan bayi ku .

Tanpa ragu pak mandor melepaskan sempak nya dan melempar ke arah batu dimana pakaian ku bertumpuk di sana . Kini pak mandor berdiri di depan ku dengan kontol menjuntai lemas namun terlihat besar di tengah hamparan jembut nya yang hitam lebat . Tubuh ku mendadak terserang setruman birahi dengan apa yang ada di depan mata ku .

" Kamu jangan risih kalau tiba tiba kontol saya ngaceng ,,,,,,, saya suka ngaceng kalau di hawa yang dingin ,,,,, ". Ucap nya membuat ku menatap wajah nya .

Aku kembali mengangguk karena sudah terlanjur meminta nya telanjang bulat demi kesempurnaan ritual .

Kain demi kain sudah selesai aku basahi dengan bantuan pak mandor yang setia membantu ku naik turun ke dalam kolam meski aku harus sekuat tenaga meredakan gejolak nafsu ku yang terus membuncah menyaksikan kontol pak mandor gondal gandul ketika ia naik turun ke dalam kolam bahkan sekarang ku lihat kontol nya semakin membesar .

" Apa pak mandor mulai ngaceng ". Pikir ku .

Sekarang adalah kain terakhir yang sedang aku basahi dan aku semakin tidak konsentrasi karena benar saja kontol pak mandor sudah ngaceng keras bahkan beberapa kali terasa menyenggol paha ku membuat tubuh ku panas dingin meski tidak sedang demam .

" Sudah selesai Asih ,,,, sekarang giliran memasukan buah kelapa ke dalam kain ,,, ". Ujar nya .

" Gimana cara nya pak ? ". Tanya ku dengan mata curi pandang ke arah kontol nya yang mengacung tegak . Pak mandor sama sekali tidak merasa risih atau malu dengan keadaan kontol nya yang ngaceng . Justru ia seakan dengan bangga nya memamerkan barang pusaka nya.

" Kamu kendorkan lipatan kain ,,, dan pegang ujung kainnya ,,, tangan saya akan kanan saya memasukan kelapa dari atas dan tangan kiri akan menangkap nya dari bawah ,,, ". Terang nya lagi .

Tanpa buang waktu aku melakukan apa yang di perintahkan oleh pak mandor . Posisi kami saling berhadapan dan ia setengah jongkok untuk memasukan dan menangkap kelapa .

Namun kelapa yang ia pegang dengan tangan kanan nya tak jua ia jatuhkan . Justru tangan kiri nya ku rasakan menyentuh dan mengobel ngobel memek ku hingga tak sadar aku mendesah dan tubuh ku bergetar .

" Aaahhhh ,,,,, ssssshhh ". Desah ku tertahan saat memek ku terasa di sentuh jari jari nya .

" Satu kelapa lagi ,,, " . Ucap pak mandor membuat ku tersadar dan membuka mata .

" Aaakkhhh ,,,, " . Rintih ku saat ku rasakan sebuah jari mencolok lubang memek ku .

" Sudah selesai Sih ,,, tinggal ritual terakhir ,,, kamu juga seperti nya sudah sangat siap untuk di sirami ,,, ". Seru nya menunjukan jari tengah nya yang tampak lengket .

Wajah ku memerah karena merasa sangat malu ketika pak mandor menunjukan jari tengah nya seraya menyeringai .

" Ayoo kita pulang ,,,,, kamu tinggal selesaikan ritual sama kang ikin ,,, karena sama saya mah tidak mungkin kan ,,,, ". Ujar nya dengan senyum mesum membuat ku tertegun .

Ku lihat pak mandor mulai mengenakan kembali pakaian nya . Sementara aku masih di liputi rasa bingung dan rasa takut . Bingung karena mang ikin tak akan bisa menyempurnakan ritual tujuh bulanan sesuai tradisi kampung ini . Dan aku juga sangat takut jika ritual ini tidak sempurna maka bayi ku akan terkena tulah .

" Harus bagaimana aku ,,, aku tak mau bayi ku terkena tulah yang akan menambah malu keluarga ku ,,, ". Hatiku berteriak dengan di hantui rasa ketakutan dan aku tak tahu apa yang harus aku lakukan .
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd