Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG ASTROLYDHAN

Lidause

Semprot Holic
Daftar
30 Jan 2020
Post
321
Like diterima
4.295
Bimabet




Astrolydhan, seorang anak nelayan biasa yang tumbuh besar si sebuah dusun kecil di pinggir sebuah sungai di wilayah Lampung.

Dia sama sekali tidak mengetahui asal usul nya yang ternyata adalah keturunan dari seorang Pembesar pada zaman dahulu. Seorang Pembesar yang terpaksa mengungsi jauh ke tanah Lampung karena kalah dalam sebuah intrik perebutan kekuasaan pada masa Kesultanan Palembang.

Beliau di fitnah, kemudian demi meloloskan diri dari ancaman pembunuhan dari saingan yang membencinya, juga dari kejaran pasukan Belanda, akhirnya Beliau bersama beberapa pengikut setianya menyembunyikan diri di pesisir Way Sekampung.

Mampukah Astrolydhan, keturunan ke 7 dari Pangeran Ali sang pembesar itu membuka tabir serta membersihkan nama baik keluarga besar keturunan Sang Pangeran...?

mari kita ikuti kisahnya.....
 
Terakhir diubah:
BAB 1.

Siapakah Aku
_____________




Pov Lhydan

Aku Astrolydhan, seorang anak nelayan kecil... Orang tuaku pencari ikan di sebuah sungai cukup besar di provinsi Lampung. Orang orang menyebut sungai itu dengan sebutan Way Sekampung.

Beberapa bulan yang lalu aku baru saja lulus di sebuah sekolah menengah atas. Dan saat ini sedang menganggur, karena untuk melanjutkan kuliah adalah hal yang mustahil untuk ku yang hanya anak dari kalangan bawah.

Aku tinggal di Lampung, tapi darah yang mengalir di tubuhku adalah darah Palembang. Bapak dan Ibuku berasal dari sebuah desa di pinggiran sungai Ogan, tepatnya di Kabupaten Ogan Ilir. Tapi semenjak lulus sekolah, bapak merantau ke sungai Sekampung ini karena di sini ikan masih cukup mudah didapat. Sebagai nelayan sungai, memang bapak terbiasa merantau ke sungai mana saja yang sekiranya masih banyak ikan.

Hari ini... Tanggal 13 September 1997.

Seperti biasa, untuk mengusir jenuh aku dan beberapa orang teman mencari Lokan dengan cara meyelam di pinggiran sungai. Meski Sungai Sekampung terkenal banyak buaya, tapi bagi kami yang sedari kecil sudah hidup dan besar di pinggiran sungai ini, buaya bukanlah hal yang menakutkan.

Sudah biasa bagi kami anak anak Way Sekampung untuk berenang kian kemari menyeberangi sungai yang selebar sekitar 65 meter lebih itu. Meyelam mencari Lokan, atau sekedar bermain main, kadang kadang kami sengaja menyusuri sungai sampai ber kilometer jauhnya dengan berenang.

Hari ini rencananya kami akan menyelam mencari lokan di titik pengkolan yang cukup dalam dan lebar yaitu di pengkolan Batu Payung. Dengan menaiki tiga buah perahu,aku dan keempat temanku berdayung berlahan menyusuri sungai. Titik terlebar pengkolan Batu Payung mungkin ada sekitar 200 meter lebarnya. Entah apa sebabnya daerah itu dinamakan batu payung, aku tidak tahu pasti. Karena semenjak dulu orang orang sudah begitu menamainya.

Setahuku dulu sekali ketika aku masih berusia 5 tahunan, di bagian tanjung nya ada sebuah pohon randu besar yang di bawahnya terdapat sebuah kuburan tua. Tapi sekarang pohon randu itu sudah roboh ke sungai berikut kuburan tua itupun sudah longsor tidak ada lagi bekas bekasnya.

Sementara di bagian teluk, masih berdiri kokoh sebatang pohon Rengas besar yang konon telah berusia ratusan tahun. Tidak ada satu orang pun yang berani dengan sengaja lewat dibawah pohon itu, karena pasti akan gatal gatal seluruh badan terkena getahnya.

Sesampainya di tempat yang dituju, aku dan ke empat teman temanku langsung saja terjun ke sungai tanpa Aba Aba. Masing masing kemudian mengeluarkan segala kemampuan untuk adu cepat dan adu banyak mengumpulkan Lokan. Siapa yang mengumpulkan paling banyak, maka dialah yang akan disebut yang paling hebat.

Biasanya, akulah yang terhebat itu. Jika teman temanku berhasil mengumpulkan 50 butir Lokan, maka aku pasti akan mendapatkan hampir 100 butir. Kelebihanku adalah aku mampu lebih lama menahan nafas ketika menyelam, sehingga aku tidak perlu terlalu sering muncul kepermukaan karena kehabisan nafas. Karena itu lah diantara tema teman sebayaku, aku terkenal sebagai penyelam handal.

Yang paling senang dengan kelebihan ku itu tentu saja adalah Ibuku. Karena Lokan Lokan yang ku dapat lebih banyak, maka beliau akan mendapat uang yang lebih banyak juga saat menjual Lokan Lokan itu ke pasar esok hari.

Biasanya sepulang dari pasar, aku sebagai pencari Lokan akan mendapat bagian dua bungkus rokok Djarum Istimewa. Lumayan lah.. Namanya juga anak muda. Dapat jatah dua bungkus rokok sudah cukup untuk 3 hari ke depan. Sampai hari pasaran berikutnya. Sisa uang penjualan Lokan tentu akan dipakai untuk menambah keperluan dapur, dan juga sebagian ditabung. Meski sebenarnya tidak lah terlalu banyak. Tapi untuk level kehidupan kami, itu sudah cukup lumayan.

Sekian lama waktu berlalu, entah kenapa aku merasakan kali ini sulit sekali mendapatkan Lokan yang aku cari. Berkali kali aku terpaksa muncul kepermukaan sungai tanpa hasil sama sekali. Sementara teman teman ku sudah mengumpulkan belasan.

Tanpa sadar, aku semakin menuju jauh ke arah hilir. Tepat di titik tanjungan pengkolan yang dulu ada pohon randunya. Ketika aku menyelam disitu, aku gagal sampai ke dasar sungai. Arusnya sangat deras di bagian itu.

Sedikit takut, aku memutuskan ke pinggir kemudian menyandarkan tubuhku ke tebing sungai. Entah karena capai, atau mungkin karena semalam bergadang, mataku merasa sangat mengantuk..


_____________


"Raden... Apakah ini anak yang dimaksud Pangeran Ali...? ".

"Perhatikan bahu kanannya. Tanda itu sama persis seperti petunjuk Sang Pangeran.. ".

Lelaki yang tadi bertanya kemudian terlihat mengangguk angguk kecil.

"Sekian lama menunggu. Akhirnya Dia muncul juga... ".

"Iya.. Mungkin memang sudah saatnya kebenaran terungkap.. ". Sosok Pria yang dipanggil Raden bergumam.

"Dari sekian banyak anak lelaki keturunan Pangeran Ali, baru anak ini yang memiliki ciri ciri seperti yang diceritakan. ". Sosok pria disebelah Sang Raden ikut bersuara, seraya memperhatikan sosok anak lelaki yang sedang beristirahat di tebing sungai.

Dua sosok itu kemudian melesat pergi dengan sangat cepat seperti dua buah bayangan. Tak butuh waktu lama mereka sudah tiba di sebuah dataran tinggi yang berjarak cukup jauh dari tempat semula.

"Raden Mansyur, kenapa seperti buru buru sekali... ? ". Kedatangan dua pria itu ternyata sudah diketahui oleh seseorang didalam sebuah goa.

"Maaf Kyai Akmal.. ". Raden Mansyur terkekeh.

"Kabar yang saya bawa membuat saya bertingkah macam anak kecil... ". Raden Mansyur masih tertawa geli. Sedangkan rekannya hanya diam dengan wajah datar.

"Memangnya Ada apa...? ". Sosok pria sepuh muncul dari kedalaman Goa. Raden Mansyur dan rekannya Abdul Majid menjaga hormat.

"Anak yang kita tunggu telah muncul Kyai... ".

"Keturunan Ali...? ". Raden Mansyur mengangguk.

"Syukurlah.... Akhirnya ada keturunan Kanda Ali yang sesuai dengan kriteria... ". Lelaki sepuh yang tak lain adalah adik kandung pangeran Ali menghembuskan Nafas lega.

"Mudah mudahan, setelah sengketa carut marut ini selesai, kita semua bisa pergi ke alam berikutnya dengan tenang. Aku sudah lelah terkatung-katung begini rupa... ".

Raut wajah Raden Mansyur sedikit berubah. Benar.... Mereka semua memang sudah tidak lagi hidup di Dunia sebagai manusia seutuhnya. Mereka bisa dikatakan hanya berwujud roh gentayangan. Dikarenakan aneka macam permasalahan yang belum sempat terselesaikan, mereka belum bisa meninggalkan urusan Dunia dengan tenang.

Utamanya adalah urusan Pangeran Ali sang Junjungan. Pembesar Kesultanan yang cukup ternama pada masanya itu tidak bisa menuju alam selanjutnya dengan tenang, karena permasalahan yang mendera belum ditemukan simpul benang kusut nya. Dan sekarang, dengan kemunculan anak lelaki bernama Astrolydhan, harapan itu kembali muncul. Harapan untuk menuntaskan segala macam dendam, karena fitnah yang membuat Pangeran Ali terusir dari tanah kelahirannya memang begitu keji. Tak akan selesai hanya dengan kelapangan hati memberi maaf, semua ada perhitungannya, dan Sang Pangeran berpendapat terlalu lama jika harus menunggu perhitungan di padang Masyar. Sehingga sebelum ajal menjemput, beliau bersumpah untuk tetap berkeliaran di dunia dalam wujud Roh sebelum semuanya tertuntaskan. Keputusan Besar Sang Pangeran ternyata diikuti oleh beberapa orang pengikut setianya seperti Raden Mansyur, Kyai Akmal, Jalaluddin dan beberapa yang lain.

Mereka beratus tahun setia menunggu, menari saat kemunculan anak lelaki bertanda khusus yang bisa diandalkan untuk menjadi penyelesai semua permasalahan. Tidak bisa sembarang anak muda, karena untuk menghadapi musuh besar Pangeran Ali, tidak cukup hanya dengan tekad dan kemauan saja. Tapi juga harus mempunyai ilmu Supra natural tingkat tinggi, yang hanya bisa diturunkan kepada sosok anak lelaki yang bertanda khusus saja. Karena jika diturunkan kepada keturunan nya yang tidak memiliki tanda itu, maka dipastikan tidak akan kuat dan dikhawatirkan malah membahayakan diri sendiri.

Dan anak lelaki bertanda khusus itu kini telah muncul.....


Astrolydhan....................
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd