Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA AW - Black Kapatuli

Status
Please reply by conversation.
Maksudnya bagaimana suhu?
Mohon petunjuk dan masukannya terhadap cerita ini, karena nubie baru pertama kalinya menulis cerpan

sedikit masukan nah om @Black_kapatuli
agak sedikit di lambatin dikit alurnya, jangan banyak2,
bukan merubah sedikit ya kira2 5% lah dilambatin, caranya bagaimana ?? Macem2 lah caranya, saya yakin paham...

secara keserluruhan, menurut saya untuk sekarang, hanya beberapa gelitir saja, cerita yg seperti ini, dimana mengutamakan alur, dialog, penggambaran situasi dan isi, di sini.
om suhu termasuk salah satunya, dari yg sedikit itu.

lanjutkan ...salam gondal gandul
 
CHAPTER 10



“Andrew, sudah.. kenapa sih lo ?” Linda mencoba menahan Andrew yang ingin memberikan sedikit pelajaran ke Aksan.

“Lepasin gue sayang, nih anak harus di beri pelajaran biar gak kurang ajar ke gue lagi.” Andrew menepis tangan Linda. Dia tetap pada pendiriannya untuk membalaskan apa yang dilakukan Aksan malam itu. Apalagi ini di depan Linda, Dinda dan juga calon mertuanya Pak Raharjo. Sungguh memalukan jika Andrew tidak melakukan apapun, dan hanya diam saja seperti kambing congek.

Emosi Andrew makin tertambah ketika melihat ekspresi yang di tunjukkan Aksan.

Aksan awalnya hanya mengernyit ketika pandangan Andrew masih tak berpaling darinya. Pandangan Andrew yang penuh amarah, hanya di balas dengan mimik lucu dari Aksan. Mimik yang seolah-olah memandang remeh pada pria itu. “Cih !”

“Bangsattt lo emang harus di hajar ! Rasaiiiinnnnnn nih” Andrew lalu memberikan pukulan pada Aksan.

Pukulannya hanya melewati wajah samping Aksan, ketika Aksan menggeser badannya ke samping.

“SHITTT !” Andrew yang pukulannya dapat terhindari, memukul kedua kalinya. Aksan dapat dengan mudah membacanya, pukulan tersebut hanya berlalu begitu saja di sampingnya.

“Hahahaha... Hahahaha Lucu, lucu ! hahahaha, cowok lo jadinya kek badut ancol tuh kak” Dinda yang melihat kejadian itu langsung tertawa, sungguh sangat lucu menurut Dinda gerakan yang di lakukan Andrew. Keren sih ! cara mukul nya sudah pas, gerakannya ‘laki’ banget. Cuma lebih laki lagi si Aksan yang dengan mudahnya menghindari dua pukulan dari Andrew.

“Apa-apaan sih kamu Dinda,” Linda menegurnya.

“Oops ! hihihihi, lagian udah tau gak bisa apa-apa malah nyoba-nyoba”

Selanjutnya –

Andrew ingin memberikan serangan ketiga pada Aksan. Tapi sungguh di sayangkan, gerakan Andrew sangat lambat dan tanpa ia sadari, Aksan ikut menggerakkan tangan kanan dengan posisi terkepal.

Tap ! lengan kiri Aksan menahan pukulan Andrew. Sedangkan tangan kanannya yang sedang terkepal berhenti secara tiba-tiba tepat di depan wajah Andrew.

“Wow ! hampir saja.” Kata Dinda semakin semangat melihat mereka.

“Ihkkkkkkkk !” Linda terpekik. Ia kaget melihat kejadian itu.

Sedangkan Merdin sempat menoleh ke Pak Raharjo. Mendapat anggukan santai dari sang tuan, Merdin pun kembali melihat kejadian itu sambil tersenyum tipis.

Andrew terdiam kaku. Matanya membelalak melihat dengan jelas jari-jari Aksan yang sedang terkepal berada di depan wajahnya.

Untung saja Aksan tidak begitu mempermalukan Andrew. Setidaknya Aksan tidak memukulnya di depan calon mertua dan juga calon istrinya. Itu yang sedetik sebelumnya di pikirkan oleh Andrew. Berlalu detik selanjutnya, ketika Andrew ingin menghelakan nafas. Tiba-tiba saja, BUGH ! rupanya Aksan malah sengaja menggerakkan bogem dan menghantam tepat di wajah si Andrew.

Di hantam dan di biarkan kepalan itu menempel di wajah. Tentu saja rasa sakitnya membuat Andrew ingin mengeluarkan tangisan.

“Bruakakakakakaka, mampooosss !” Ledek Dinda kemudian. Bukannya simpati pada Andrew, ini malah menertawakannya.

“Andrew, astagaaaaa” Linda berlari dan memegang lengan Andrew. “Minggir lo !” lalu Linda mendorong tubuh Aksan agar menjauh.

“Aduhhhhhh aduhhhhh! Sakit anjeeeeeengg !” sedangkan Andrew telah mengerang kesakitan. Hidungnya mengeluarkan darah, membuat Linda segera mengambilkan tissue untuk menyumbat hidung Andrew agar darahnya tak keluar lagi.

Setelah beres. Andrew kembali berdiri dan menunjuk ke Aksan. “Awas lo, tungguin pembalasan gue.”

“Lemah” Aksan membalas dengan satu kata.

Andrew ingin maju. Namun Linda menahannya. “Sudah Andrew, kenapa sih lo jadi keras kepala gini?”

“Dia udah bikin malu gue... papa, siapa sih dia?” Andrew lalu bertanya pada Pak Raharjo.

“Dia teman saya,”

Andrew lalu terdiam. Dia meminta pada Linda untuk keluar dari ruangan. Perasaan Andrew bercampur aduk, marah, malu dan ingin membalaskan pada Aksan di kemudian hari.



Sepeninggalan Andrew dan Linda, Pak Raharjo menghampiri Aksan. “Apakah kamu tidak berlebihan kepadanya tadi, Aksan ?”

“Sepertinya tidak, saya memukulnya pelan saja.”

“Itu menurut lo.. kalo pelan, gak mungkin sampai berdarah. Hahaha ! tapi bener juga sih yang lo bilang, kalo kak Andrew cowok lemah. Hahahaha, ya ampun kenapa sih gue ketawa mulu.” Dinda nyeletuk dan tertawa mengingat kejadian tadi.

“Dinda. Sudah !”

“Oopss ! ok pa.”

“Oh iya, Aksan lebih baik kamu menemani Dinda. Ini masih pagi dan saya ada kerjaan sedikit bersama Merdin.”

Aksan mengangguk tenang.

“Yuk berohhh ! temani gue shoping ya !” ajak Dinda pada Aksan.

“Ckckckck ! ya sudah, sekalian kamu belikan dia beberapa pakaian yang sesuai selera kamu nak”

“Oke deh papa.”



-000-



“Merdin, bagaimana proses XZ021 ?” tanya Pak Raharjo pada Merdin. Adalah proyek baru yang sedang mereka kerjakan.

“Sejauh ini masih on progress tuan, kita masih mencobanya ke hewan-hewan kecil.”

“Kamu yakin akan berhasil ?”

“Iya, saya yakin.”

“Kapan kita bisa mencoba ke media yang lebih besar ?”

“ASAP tuan, setelah percobaan kali ini. Kita tunggu seminggu hasilnya. Jika berhasil maka kita akan mencoba ke media yang lebih besar.”

Pak Raharjo berjalan mengambil secangkir teh. Ia kembali duduk di sofa, bersandar dengan santai.

“Kamu sudah mengumpulkan informasi yang saya butuh kan ?” ia bertanya kembali ke Merdin.

“Kami baru mengumpulkan 3 dari 5 informasi yang tuan butuhkan,” Merdin memberikan tiga map berisikan informasi dunia hitam pada Pak Raharjo. “Satu lagi tuan, sepertinya Pak Barsono mulai menyadari apa yang sedang kita kerjakan.”

“Barsono..” gumam Pak Raharjo memandang ke Merdin. “Hahaha ! anak kemarin sore, ingin coba-coba menantang saya.”

“Tapi tuan tenang saja, kalo dia semakin dalam untuk mencari tahu tentang kita. Maka saya yang akan menghabisinya.”

“Baiklah, saya percayakan sama kamu.”

“Siap tuan.”

“Btw, bagaimana Aksan ?”

“Bagaimana apanya tuan?”

“Menurut kamu, apakah dia bisa di percaya?”

“Saya yakin dia bisa di andalkan.”

“Oke good ! hahahahaha, semakin menarik ke depannya.”



-000-



Di Gedung Menara tower. Sebuah perusahaan obat-obatan terkenal di ibu Kota. Lantai paling tertinggi, terlihat seorang pria sedang duduk di kursi kebesarannya. Berdiri di hadapannya seorang pria memakai jas berwarna hitam, dan juga di punggungnya terlihat gagang katana hitam.

Pria bernama Barsono adalah pemilik perusahaan obat-obatan, juga di kenal di dunia hitam sebagai salah satu bos mafia yang selama ini cukup dilindungi oleh Hukum di negara ini. Keduanya terlibat obrolan santai mengenai seseorang yang ingin Barsono rekrut menjadi kaki tangannya.

Andy adalah bodyguard setia Barsono. Pria keturunan negara sakura telah lama bekerja pada Barsono. Mantan ketua suatu organisasi hitam ternama di negaranya. Tubuh dipenuhi Tatto yang selama ini disembunyikan di balik pakaiannya ; baru saja menginformasikan bahwa hari ini adalah jadwal sidang orang yang dimaksud.

“Apa kamu yakin dia bisa meloloskan diri sendiri tanpa bantuan kita?”

Andy menyeringai ketika pertanyaan Barsono terdengar lucu.

“Kenapa kamu tersenyum?”

“Jika anda meremehkan kemampuan dia, maka anda salah besar boss !” Jawab Andy yang belum fasih menggunakan bahasa indonesia.

“Menarik... semoga saja dia bisa menjadi bagian team kita. Andy !”

“Aku yakin, dia akan dengan senang hati menerima tawaran dari anda Boss!”

“Kenapa kamu seyakin itu, Andy ?”

“Karena –“

Andy lalu menceritakan secara detail kejadian ketika bertemu dengan orang yang di maksud.



Saat Andy masih bekerja kepada Kevin seorang bos mafia yang membuka cabang perusahaannya di Indonesia.

Kemudian tiba-tiba saja sebuah berita yang begitu heboh memberitakan kematian Kevin.

Tentu saja beritanya menjadi topik utama di semua stasiun televisi negara ini. ‘Seorang bos mafia, ditemukan tewas. Jasadnya berada di kamar mandi Hotel bintang lima tanpa kepala’

Dengan tangannya sendiri, Andy membunuh boss-nya. Sebabnya adalah Andy mendapatkan penawaran yang jauh lebih besar dari Barsono. Sedangkan Kevin sendiri memang sudah menjadi target utama Barsono dengan tujuan ingin merebut perusahaan Kevin.

Setelah bekerja pada Barsono, banyak hal yang Andy lakukan. Pembunuhan sering saja terjadi dengan katananya. Cuma dari beberapa mafia terkenal di negara ini, ada satu musuh lama Barsono yang hingga saat ini belum bisa mereka sentuh. Adalah Raharjo, yang selalu di kelilingi oleh para pengawal terlatih.

Bahkan sehebat apapun Andy, belum bisa menembus pengawal Raharjo yang sebanyak itu.

Sebetulnya banyak mafia yang bisa Barsono hancurkan. Cuma menurut Barsono akan buang-buang waktu saja, jauh lebih baik dia bergerak di jalur sebenarnya. Tak perlu mengejar jalur lain yang bukan keahliannya selama ini.



Suatu hari Andy mendapat tugas untuk mengusir para mafia cecurut yang menggunakan gudang kosong Barsono sebagai tempat persembunyian saat itu.

Dua mobil berhenti tepat di pinggir jalan, tepat di depan sebuah bangunan yang cukup besar. Bangunan itu sekilas tampak tak ada kegiatan sama sekali. Seperti gudang tua tak berpenghuni. Tapi jika dilihat lebih teliti, di depan pintu masuk bangunan itu dijaga oleh 4 orang berbadan tegap dengan pakaian biasa sambil masing-masing memegang senjata.

Di dalam salah satu mobil, tampak Andy baru saja memberitahukan beberapa cara untuk mereka lakukan nantinya.

“Saatnya kalian beraksi!” Perintah Andy kepada teamnya.

“Oke boss.”

Beberapa orang keluar dari mobil, meninggalkan Andy yang memperhatikan semuanya dari dalam mobil. Memilih untuk tidak bertindak dahulu sebelum ia bertemu dengan kepala geng yang telah lama di incar olehnya.

Saat para penjaga melihat beberapa orang menggunakan katana sedang berlari ke-arahnya. Mereka segera mengarahkan senjatanya.

DOR! DOR! DOR!

Beberapa orang menghindar dari peluru. Meskipun demikian, ada juga yang terkena baik di lengan maupun di kaki mengakibatkan mereka lumpuh dan berhenti melakukan penyerangan.

Para yakuza, ya mereka menamakan diri mereka Yakuza. Anak didik dari Andy, bersamaan menarik katananya. kemudian melompat sambil mengarahkan ujung katana-nya kepada empat penjaga depan pintu masuk gedung.

Rupanya para penjaga juga cukup lincah menghindar dan melakukan perlawanan. DOR! Satu lagi Yakuza terkena peluru dari salah satu penjaga.

“Arghhhhh...”

Seorang penjaga mendendang tubuh salah satu Yakuza saat baru saja menghidar dari tebasan katana. BUGH!!

“MATI LOE SEMUA...” BRAK!



Beberapa anggota Yakuza tidak memikirkan hal bahwa para penjaga juga di bekali ilmu bela diri. Mereka terlihat kewalahan mengalahkan ke-empat penjaga.

Beberapa team Andy telah tewas. Ada yang kepalanya bocor terkena peluru, ada juga yang terkena di dada mereka. Andy yang melihat beberapa anggotanya tumbang, dengan cepat ia berlari setelah keluar dari mobil.

“BANGSAT!” Teriak Andy, membuat para penjaga menoleh lalu mempusatkan serangan mereka.

DOR! DOR! DOR! DOR! Dengan mudah, Andy menghindari serangan peluru yang mengarah ke tubuhnya. TRING! TRING! Dua peluru berhasil ia tangkis menggunakan katananya.

WUSHHHHH! Dengan kekuatan penuh, Andy memusatkan tubuhnya ke satu titik. Kedua kakinya menjadi tumpuan untuk membuat dirinya melompat sejauh mungkin. Lalu lengan kanan yang memegang katana dengan gerakan cepat terayun. ZLEEEBBH! ZLEEEBBH! CRASH! CRASH! Yakuza lainnya berhenti menyerang saat ke-empat penjaga, masing-masing kehilangan kepala terkena tebasan katana Andy.

“Udah... Beres kan.” Pria itu menyeringai, lalu dengan cepat memasukkan kembali katananya ke sarung. “Tinggalkan yang sudah tewas... Selamatkan yang masih bisa diselamatkan.”

“Siap Boss!”

Andy lalu masuk dengan cara mengendap-ngendap ke dalam gudang yang cukup luas. Di dalam gudang terlihat beberapa ruangan-ruangan yang terpisah-pisah.

“Anda dimana tuan psikopat!” Gumam Andy sambil melangkah mengechek satu persatu ruangan.

Andy masih belum menemukan apapun. Ia lalu melangkah keluar sambil masih tetap bersiaga dengan posisi katananya yang baru saja ia lepas dari sarung. Dia mengamati sekeliling gudang, namun tidak ada orang yang terlihat di dalam gudang itu.

Andy melihat ada sebuah pintu di ujung belakang yang menarik perhatiannya.

Kemudian ia mulai bergerak mendekat ke arah pintu tersebut. Dengan perlahan ia membuka pintu yang rupanya tidak dikunci.

Di dalam ruangan, ternyata semacam ruangan kantor dengan beberapa ruangan lagi di dalamnya. Terdapat beberapa peti-peti yang terbuat dari besi menjadi fokus perhatian Andy. Dengan seksama Andy mulai membuka peti tersebut satu persatu lalu menemukan sesuatu yang membuat perutnya terasa mual. “Uekkkk!”

Segera ia menutup mulut dan hidungnya saat menemukan beberapa potongan-potongan mayat yang sepertinya sengaja dibiarkan begitu saja. “Bangsat! Mengerikan sekali orang ini.” Satu peti terlihat beberapa kepala yang sudah terpotong-potong. Beberapa peti juga terdapat potongan-potongan tangan yang masih terlihat segar. “Fuck!! Benar-benar gila.”

Andy menangkap sayup-sayup suara musik. “Sepertinya dia ada di dalam sana.”

Ia bergumam ketika melihat ada sebuah pintu di bagian sisi kanan ruangan ini. Sepertinya sebuah kamar pribadi yang memang selama ini di jadikan tempat eksekusi mayat.


Dengan sangat pelan, Andy membuka sedikit pintu tersebut. Dan ruangan itu ternyata kedap suara, karena saat sedikit saja pintu tersebut terbuka langsung terdengar keras suara musik TRASH memekikkan telinga.

Andy memilih untuk diam, sambil matanya melihat keseluruhan kamar. Cukup bagi Andy untuk bisa melihat dari lubang kecil karena ruangannya cukup bercahaya.

Di dalam kamar itu ada seorang pria yang sedang tak berbusana. “Fuck!” Gumam Andy saat mendapati pria itu sedang menyetubuhi tubuh seorang wanita.

“Ahh.... Sayang... ahhhh... tubuh anda enak sekali,” Sayup-sayup Andy bisa mendengar suara pria itu.

Rupanya tubuh wanita itu tak bergerak sama sekali. Bukan karena mati, tapi seperti tubuh yang telah membatu di beri sesuatu. Menurut apa yang Andy ketahui, bahwa si psikopat memang sangat gila. Selalu memakan korbannya hidup-hidup. Bahkan tak jarang terdengar kabar di telinga para mafia-mafia besar sering memperkosa anak kecil dibawah umur 10 Tahun. “Fuck...” Mendengar desahan itu, rupanya cukup membangkitkan gairah Andy saat ini.

Andy melihat Kemaluan si psikopat yang sangat keras menusuk dan menggesek liang senggama wanita itu.

Tak lama, terlihat si psikopat menghentikan gerakannya. Ia mencoba mengatur nafasnya. Selanjutnya perlahan-lahan pria itu mencabut penisnya yang masih tegang. Dibiarkannya begitu saja tubuh telanjang wanita itu di atas ranjang dengan tubuh terikat dan kedua mata yang sejak tadi meneteskan air mata.

Sejak tadi Andy sudah mengetahui jika tubuh wanita itu kaku, tak bisa digerakkan.

Si psikopat melangkah menjauh dari ranjang menuju ke meja.

Andy mulai mengernyit, bertanya-tanya dalam hati sambil tetap memperhatikan apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh pria itu.

Saat melihat sebuah gergaji ditangan si psikopat, membuat kedua mata Andy terbelalak lebar. Mengetahui apa yang akan dilakukan oleh pria itu membuat Andy menutup mulut dan hidungnya. Ia memang terbiasa membunuh, namun sekali tebas. Bukan dengan cara menyiksa korban seperti yang dilakukan oleh si psikopat.

Sambil kembali ke ranjang, pria itu kini memegang gergaji di tangan kanannya, dan sebuah pisah bedah ditangan kirinya.

Dia mengawalinya dengan sebuah sayatan panjang melintang di dada dan perut si wanita. SREEETTTT!

Melihat kejadian itu, tangan Andy memegang kuat katana. Ia mulai menghitung dan bersiap-siap untuk menyerang.

Saat si psikopat mulai memasukkan tangannya yang sudah diberi sarung tangan karet ke dalam tubuh wanita itu, Andy membuka pintu agak lebar.

Tampak jelas si spikopat seperti mencari bagian organ wanita itu. “DAPAT!” Gumam si psikopat terdengar lalu mengeluarkan organ tersebut yang ternyata sebuah ginjal.

Si spikopat lalu menggergaji ginjal tersebut, lalu mengambil lagi ginjal lainnya. Dan tentu saja, nyawa wanita itu sudah diujung tanduk.



“MENJIJIKKAN!” Teriak Andy membuat si psikopat dengan tubuh telanjang terkejut. Pria itu menoleh dan menatap tajam Andy yang sedang memegang katana.

“SIAPA ANDA?” Tanya-nya.

Andy tak menjawab. Sebisa mungkin Andy mengalihkan pandangan dari penis si psikopat yang bergelantung di selangkangan.

Merasa dirinya terancam. Dengan gerakan cepat si psikopat mengambil golok andalannya yang cukup besar. Kemudian berdiri masih dengan tubuh telanjang bersiap-siap menyerang. Kini ia sudah tidak memikirkan lagi mayat wanita yang tergeletak di ranjang. Karena menurutnya ada mainan baru yang akan ia jadikan korbannya nanti.

“Jangan banyak tanya...” Wushh! SUING! Setelah berucap, Andy langsung menyerang dengan katananya.

Psikopat sempat mengelak, dan juga menangkis katana Andy. Namun sebuah tendangan menggunakan kaki kanan tiba-tiba bersarang di perutnya. “Bangsat!”

Si psikopat hanya terdorong sedikit kebelakang. Seringan tipis terlihat di wajahnya saat mengetahui lawannya lumayan juga kali ini.

Andy menatapnya. Keningnya mengerut karena si psikopat sama sekali tak merasakan sakit di perut setelah terkena tendangannya.

Si psikopat maju, lalu menyerang Andy dengan sangat cepat. Gesit sekali dia, pikir Andy.

Andy lalu menangkis. Selanjutnya memberikan serangan balasan dengan ujung gagang katana ke wajah si psikopat.

“Cuma segitu doang serangan lo, njing ! hahahahahaha”

Si psikopat mulai memancing emosi Andy.

“Ok... saatnya serius.” Kata Andy.

WUSHHH!!! Sekilat, gerakan Si psikopat dengan cepat menyerang tubuh Andy dengan beberapa serangan bertubi-tubu. Mengayunkan dan menebas Goloknya ke arah kiri dan kanan, hingga membuat Andy sedikit terdorong kebelakang. Apalagi postur tubuh Si psikopat lebih tinggi dan lebih besar dari Andy.

Terlihat saat Andy baru saja menahan golok si psikopat yang akan menebas kepalanya, dengan gerakan memutar si psikopat mendorong tubuh Andy.



BRAK!!!
Andy terdorong kebelakang, dan menabrak meja. Lalu, Andy berdiri dan melakukan penyerangan kembali. Beberapa kali serangan mereka terlihat mulai imbang. Menyerang, menangkis dan dengan lihai Andy memainkan katananya ber-adu dengan golok si psikopat.



TRINGG! TRINGG! WUSHH! Untung saja, Andy menunduk saat si psikopat menebas goloknya dari kiri ke kanan. Lalu Tanpa membuang kesempatan yang ada, si psikopat dengan lututnya menghajar batok kepala Andy, membuat tubuh Andy terpental kebelakang. BUGH!

Memang jika beradu kekuatan maka Andy akan kewalahan melawan pria itu. Maka dengan senyuman licik yang seperti sedang merencanakan sesuatu. Andy kembali berdiri lalu melangkah maju.

“MAMPUSSSS LO.” Teriak si psikopat, lalu mengangkat goloknya tinggi-tinggi bersiap-siap menebas tubuh Andy. Tanpa disangka saat si psikopat baru saja ingin menebas, Andy dengan mudah berguling di lantai lalu memberikan tendangan putar dengan posisi badan di bawah bertumpu pada dua tangan di lantai. Tendangan Andy dengan cepat menghantam samping kepala si psikopat.

“Hahahaha, cuman segitu kemampuan lo. BEGO!” Kata Andy mencoba memprovokasinya.

Lalu mereka maju bersama. Andy segera berlari, kemudian menumpukkan kedua kakinya untuk bersiap-siap melompat. Dengan insting bertarungnya, Andy mampu membaca beberapa jurus yang si psikopat gunakan. Ia pun segera merubah gaya bertarungnya. Memasang kuda-kuda untuk menyambut serangan dari si psikopat yang sudah cepat maju merangsek untuk menyerangnya.

Dalam beberapa detik mereka kembali saling menyerang, menangkis dan juga beberapa serangan kaki mapun tangan. Imbang, namun sebuah kesempatan yang tak di sia-siakan oleh Andy. Saat mereka sedang berbagi pukulan, sabetan benda tajam yang terus sama-sama mereka hindari, Andy melihat si psikopat tiba-tiba menarik diri sedikit ke belakang dan langsung berputar melancarkan tendangan ke arah Andy.

Hanya dalam sekejap, hampir saja mengenai wajah Andy. Ia segera menunduk dan beputar sambil menendang kaki si psikopat yang menjadi tumpuan tendangannya barusan.

BRAK!!! Tubuh si psikopat terjatuh, lalu dengan cepat Andy melompat dan ingin menerjangnya. DUKK! Namun sayang, si psikopat cukup terlatih untuk mengelak lalu menghantam dada Andy.

Saat si psikopat ingin berdiri, Andy tersenyum menyeringai.

Kesempatan yang tak akan disia-siakan Andy. Karena, terlihat si psikopat fokus menggerakkan dan mengayunkan Goloknya berbalik arah. TRINGGG!!! Andy sempat menangkis menggunakan katana, lalu Andy membalikkan katana dengan gagangnya mengarah ke tubuh si psikopat. KLIK! Terdengar sebuah suara, sebuah pelatuk muncul di gagang. “Maaf... aku akui kamu hebat, tapi sayang-” Ujar Andy menggantung. Lalu ia menarik pelatuknya bersamaan si psikopat yang bergerak berputar.

DOR! Sebuah suara tembakan terdengar. Si psikopat tersadar, dan terhenyak ketika dari gagang tersebut, keluar sebuah peluru yang langsung mengenai dadanya bagian kanan. JLEB! “ARGHHHHHHHH...!”

Selanjutnya Andy mengayunkan katananya menusuk paha si psikopat. ZLEBB!!! “Arghhhhhh... Bangsattt!!!”

Andy menyeringai santai, lalu ia memutar katananya yang sudah tertancap di paha Si psikopat. “Lebih sakit mana Jendral?”

“Arghhhhh...” Si psikopat berteriak kesakitan saat pahanya di oyok-oyok menggunakan katana.

“Sorry, anda harusnya berterima kasih kepada pimpinan kami. Karena telah berpesan jangan membiarkan anda kehilangan nyawa.” Ujar Andy sambil menarik kembali Katananya lepas dari paha si psikopat. BUGH!!! Lalu bogem mentah ia arahkan ke wajah si psikopat yang langsung ambruk seketika.

Lalu, Andy mengarahkan ujung katananya ke leher si psikopat saat hendak beranjak. “Jangan bergerak, kalo tidak menginginkan kepala anda terlepas.” Ujar Andy.

“Siapa yang nyuruh lo?” Tanya si psikopat.

“Boss Barsono...” Kata Andy.

“WHO?”

“Nanti, anda akan bertemu... tapi, sebaiknya anda bersembunyi di penjara dulu. Karena saat ini anda sedang menjadi incaran para mafia di hampir semua negara.” Kata Andy membuat si psikopat mengangguk. “Di lain kesempatan, aku harap anda bisa menjadi partner dalam bekerja dan mencari korban-korban lainnya. Hahaha, silahkan nanti anda mau sebrutal apa... aku gak perduli, asal anda senang,”

“Baiklah...” Lalu tak lama, terdengar suara sirine dari luar gedung. Andy segera pergi dari tempat itu melalui pintu rahasia yang baru saja ditunjukkan oleh si psikopat.



Barsono baru saja mengangguk. Ia tersenyum membayangkan ketika saatnya nanti dia berada di puncak teratas dunia hitam negara ini.

Nantinya bukan hanya Andy saja yang akan mengawalnya menuju ke puncak, ada seseorang yang sedang mereka bicarakan adalah seorang mantan mafia yang dikenal juga sebagai psikopat di negara asalnya. Dia datang ke-indonesia untuk melarikan diri dari kejaran hukum dinegaranya. Lalu kembali membuat ulah di Indonesia.
 
peralihan situasinya cepat Kali berubah
sedikit masukan nah om @Black_kapatuli
agak sedikit di lambatin dikit alurnya, jangan banyak2,
bukan merubah sedikit ya kira2 5% lah dilambatin, caranya bagaimana ?? Macem2 lah caranya, saya yakin paham...

secara keserluruhan, menurut saya untuk sekarang, hanya beberapa gelitir saja, cerita yg seperti ini, dimana mengutamakan alur, dialog, penggambaran situasi dan isi, di sini.
om suhu termasuk salah satunya, dari yg sedikit itu.

lanjutkan ...salam gondal gandul

Demikian juga aku sebagai pembaca merasakan alur cerita terlalu cepat.. sedikit saran mungkin bisa diselingi dgn menggunakan POV bbrp tokoh sambil menyelipkan intrik terselubung yg bisa menjadi penyambung jalan cerita kedepan.
 
sudah Ada beberapa suhu Yang kasih masukan ke TS tuh..
buat ane sih, mungkin ini hal biasanya ane rasakan juga, ibaratnya Kita melihat secara visual tapi gagal menuangkan dalam kalimat, sehingga terkesan "garing".

tapi ane yakin koq, seiring jalannya waktu ts bakal makin mahir menuangkan ide idenya Dalam bentuk tulisan yang "mengalir".
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd