Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA AW - Black Kapatuli

Status
Please reply by conversation.
Kya nya dinda bakal tau siapa sbnarnya akshan🍻, dan gmna dngan lita apa kah dia senang/ sedih bertemu dngan akshan 😎..
Sabar menati klanjutan nya om🍻
Dan sehat selalu🙏
 
di tunggu klanjutannya
Baik suhu

Aksan.. telah tiba di lokasi.. kelar ini mah..

AW.. Aksan Wilardi

Salam buat baba yaga aka John Wick ya :p
Haha suhu bisa saja nyama2in

Lita mgkin yg paling byk tau latar belakang aksan, karena dia sahabat almarhum pacarnya...
Seharusnya seperti itu suhu

Cerita yg Bakan di tunggu up date nyaa nih. Keren bgt dah mantul hu. Moga lancar RL nya biar bsa update
Trims suhu
 
Mungkin yg dimaksud...
Karena dia pacar almarhum sahabatnya ..
Haha

Laper sangat
Silahkan makan suhu

:mantap::tepuktangan::perang::bom:..story line yg seru hu...lanjut...semngat.....:semangat::baris:
Trims suhu

Hehe

xixixixiii.... gak tau kenapa om suhu, emang berasa pendek 😛✌🏻

quote of the day: "sepanjang apapun cerita bagus akan terasa pendek, begitupun sebaliknya"
🔥🔥🔥
Hahaha suhu bisa saja memuji

Mantul updatenya om @Black_kapatuli,
Trims suhu

Dapat notifikasi langsung meluncur ke sini.
Kirain update..... Eh suhu @Black_kapatuli bales komen pembaca......
Keren dah hu.....
Cerita ini bikin nagih..... Semangat ya hu.....

Kembali ke pojokan nunggu update sambil ngopi.☕😁
Hehe maaf suhu
nubie harus membalas komen2 suhu semua

selalu setia menunggu
Silahkan suhu

Eh.. ga pacaran, belum jadian ya? Sahabatan aja? Atau kakak-adek-an? Secret admirer?
Oo atau lita dulu pacarnya temen aksan yg mati? (Maap lupa namanya)

Salah terka aku ya hekekek
Iya suhu pacar Ronald

Lindaaaaaaaaaaa
Jangan teriak suhu hehe

Jgan teriak2 om...

Kaget ane dger nya
Haha

Kya nya dinda bakal tau siapa sbnarnya akshan🍻, dan gmna dngan lita apa kah dia senang/ sedih bertemu dngan akshan 😎..
Sabar menati klanjutan nya om🍻
Dan sehat selalu🙏
Siap suhu

Kang semprot, sepertinya cerita ini terinspirasi dari drakor the k2 kah wkkwkw @Black_kapatuli
Pertanyaan berikutnya buat suhu


Suhu pencinta DRAMA KOREA kah ?
krn nubie bukan pecinta drakor, makanya nubie gak paham kesamaan atau yang suhu katakan, inspirasi dari mana dan dilihat dari sisi mananya ?
 
Haha


Silahkan makan suhu


Trims suhu


Hehe


Hahaha suhu bisa saja memuji


Trims suhu


Hehe maaf suhu
nubie harus membalas komen2 suhu semua


Silahkan suhu


Iya suhu pacar Ronald


Jangan teriak suhu hehe


Haha


Siap suhu


Pertanyaan berikutnya buat suhu


Suhu pencinta DRAMA KOREA kah ?
krn nubie bukan pecinta drakor, makanya nubie gak paham kesamaan atau yang suhu katakan, inspirasi dari mana dan dilihat dari sisi mananya ?
Saya bukan pecinta drakor suhu, tapi saya cuma menanyakan aja, soalnya barusan saya gabut nonton film.kebetulan itu film.action, dan hampir sama gitu scene nya, mulai prajurit luar yg dikhianati negara, terus ketemu konglomerat dan jadi ajudannya, sampai scene sebuah tombol dikala dapat bahaya dgn pencet 1x 2x
 
CHAPTER 14



“Bagaimana kabar Morgan, Andy ?” Barsono dengan rokok cerutu, duduk di sofa bertanya pada Andy.

Barsono sangat sulit di tebak. Beberapa hari yang lalu ia memberikan tugas pada Morgan untuk tidak membunuh target, hanya menakut-nakuti saja. Tujuannya apa ? Apakah dia tak khawatir jika orang tua si target, atau Pak Raharjo akan menuntut balas. Tapi bagi Andy, dia akan paling depan mencegah kejadian itu. Andy paham jika Pak Raharjo mempunyai banyak pengawal yang mempunyai kemampuan yang berada di atas rata-rata. Jika Andy berhadapan dengan mereka dengan jumlah 5 orang, mungkin Andy akan mudah mengalahkan mereka. Berbeda jika Andy dihadapkan puluhan pengawal, siapapun akan sulit untuk menang. Maka jalan satu-satunya bagi Andy untuk mengalahkannya adalah, Andy butuh partner kuat. Seharusnya Morgan sudah akan menjadi pilihannya, akan tetapi justru Pak Barsono malah menyuruh Morgan di awal mengambil tindakan.

Jika Morgan berhasil harusnya bagus. Bagaimana jika Morgan gagal ? Berarti Andy harus mencari partner lain. Tapi. Apakah mungkin Morgan akan gagal ?

Andy tak ingin memikirkannya terlebih dahulu. Maka dia menjawab pertanyaan Pak Barsono tadi. “Tiga hari ini dia seharusnya sedang menjalankan aksinya. Bos !”

“Oia ? menurut kamu apakah dia berhasil ?” Pak Barsono bertanya lagi.

“80% iya, asal tidak ada orang yang melebihi kehebatannya secara tiba-tiba datang mencegahnya.”

“Hahaha seseorang, atau puluhan orang, Andy ?” Pak Barsono berucap, seperti paham kemampuan lawan sekarang ini.

“Ya puluhan pengawal maksudnya.”

“Betul ! karena tidak sangat mungkin Raharjo tua akan menemukan orang sehebat kalian dalam waktu dekat. Dia hanya mengandalkan si Merdin dan si Barak saja. Hahahaha, dua orang yang menurut saya bukan tandingan kamu, maupun Morgan. Bukan begitu Andy ?”

“Seharusnya seperti itu, boss !” Andy menjawab singkat.

Pak Barsono seperti memikirkan sesuatu. Dia terdiam beberapa saat dengan pandangan yang penuh arti.

“Andy, apakah kamu sudah mendapatkan bukti desas-desus dunia lainnya itu ?” tanya Pak Barsono mengingatkan kepada Andy, kabar desas-desus di dunia mafia tentang keberadaan sebuah organisasi yang masih belum di ketahui kebenarannya.

“Hingga sekarang saya belum mengetahuinya, boss !”

“Apakah mungkin hanya mitos saja?”

“Seharusnya begitu, boss !”

“Oh ya, bagaimana kabar partner kita di bagian yang lain ?”

“Ohhh, apakah boss sudah berhasil menghubunginya?” Andy balik bertanya. Wajah Andy, dan senyumannya seakan masih sulit percaya jika Pak Barsono berkata dengan benar.

“Hahahaha, apakah kamu meragukan saya, Andy ?”

“Tidak boss ! Cuma, saya ragu apakah mereka akan melihat bos sebagai kawan. Apalagi putra dia.”

“Oh iya, ada apa dengan dia?”

“Saya tidak dapat menjelaskannya, yang jelas terdengar kabar... jika dia sangat sulit untuk di kalahkan.”

“Bukan berarti, kamu gak bisa ngalahin dia kan?”

“Saya ragu, saya bisa menang darinya.”

“Oh ya, apakah dia sehebat itu ? Bukannya dia masih sangat muda... bahkan sekarang dia masih duduk di bangku kuliah.”

“Saya belum dapat memastikan kebenarannya boss ! Cuma yang saya bisa lakukan adalah, menyarankan anda untuk tidak bersenggolan dengan mereka.”

“Oke noted ! trims sudah memperingati saya. Andy !”

“Sama-sama bos.”

“Balik lagi ke Morgan... Baiklah, berarti saya tidak perlu khawatir terjadi pada Morgan. Seharusnya dengan pengalaman Morgan yang tidak sedikit, tidak akan mungkin ceroboh mengambil tindakan.”

“Betul boss !”

“Ya sudah, kita tunggu saja hasilnya seperti apa.”



-000-



Melihat target sedang tidak sendiri membangkitkan sisi psiko Morgan yang terdalam. Lidahnya menjilat bibirnya sendiri. Tiba-tiba perutnya menuntut untuk di isi oleh daging segar. Morgan akan kenyang sekali jika bisa menyantap daging kedua gadis itu. Wow ! apalagi Morgan perkirakan keduanya masih berumur di bawah 25an. Daging segar, gadis cantik, orang kaya. Pasti konsumsi makanannya selama ini sangat baik.

Morgan tidak bernafsu untuk melakukan hubungan sex dengan keduanya. Karena Morgan lebih menyukai wanita yang dewasa. Apalagi jika melihat pandangan ketakutan, ketika malaikat pencabut nyawa sudah berdiri di sisi wanita yang akan menjadi korban Morgan. Gemuruh suara-suara memanggil dari para arwah gentayangan, suara pekikan kesakitan dan juga aura kegelapan akan mengelilinginya. Morgan ingin tertawa keras jika mengingat beberapa wanita yang menjadi korbannya selama ini. Sungguh sangat puas bagi Morgan telah melakukannya.

Morgan masih sabar menunggu !

Bahkan jika ada pengawal lain yang datang untuk mengawal gadis itu, Morgan tak perlu merasa takut. Morgan telah mempelajari kemampuan para pengawal itu. Hanya sekali pukul saja, Morgan dengan mudah melenyapkan satu nyawa.

“Hahahahaha ! tunggu saja.. gue gak perlu buru-buru untuk mencicipi daging segar kalian.” Morgan membatin.

Morgan mengambil sebiji tusuk gigi. Di mainkannya benda kecil dengan ujung yang runcing di dalam mulutnya. Menyungkil-nyungkil sela-sela giginya. Mulutnya terlihat sangat besar. Bibir tebal, wajah penuh dengan bekas luka, jika orang memandang Morgan dengan seksama maka dapat di pastikan mereka semua tak akan berlama-lama berada di dekat Morgan.

Dari pandangan Morgan. Kedua gadis yang menjadi incarannya, sedang berjalan menuju kantin. Seharusnya isi perut keduanya akan penuh setelahnya. Sangat pas bagi Morgan untuk menambah gizinya.

“Huahhaha !” Morgan lalu tertawa sendiri.

Selanjutnya. Morgan melempar tusuk gigi yang penuh dengan kotoran, lalu berjalan mengikuti kemana arah kedua gadis itu pergi.

Morgan sudah menyiapkan tempat yang cocok untuk mengeksekusi target. Adalah sebuah ruang aula tua di kampus ini, dan semua peralatan yang Morgan butuhkan sudah ia taruh dan sembunyikan dengan baik di tempat itu.

Morgan mengetahui jika tempat itu sangat sepi. Apalagi setelah adanya kejadian beberapa tahun lalu, seorang mahasiswi di temukan gantung diri. Membuat di mata penghuni kampus, tempat itu sangat angker. Jadi mereka sepertinya enggan mendekat.

Namun berbeda dengan Morgan.

Semakin angker suatu tempat, maka membuat Morgan semakin senang.

Iblis dan setan menurut Morgan adalah sahabatnya.



-000-



“Itu apaan sih Din ?” sedang makan di kantin, Lita yang masih penasaran atas benda kecil milik Dinda bertanya.

Dinda menoleh “Ohh itu, hehe.. hadiah dari seseorang !” Dinda memang tak bohong. Benda itu di berikan oleh Aksan, adalah pria yang beberapa hari ini selalu lekat dalam putaran ingatan Dinda. Dinda tak tahu apa yang telah terjadi padanya, yang jelas setiap melihat sosok Aksan, jantungnya berdebar-debar tak karuan. Rasa senang tapi kesal selalu menjalar dalam tubuhnya, seakan memberikan gairah baru baginya.

“Ohh seseorang !”

“Ohhh seseorang, maksudnya apaan ?” Dinda mengikuti kalimat yang di katakan Lita, sahabatnya itu.

“Loh aku kan Cuma nanya.”

“Jiahahahaha, tadi ngomong gue... sekarang balik aku lagi. Udah ah, kalo ma gue – ngomongnya lo-gue aja. Oke ?”

“Yayaya, terserah lo deh !”

Lita adalah gadis yang cantik, mempunyai bulu mata yang lentik, bola mata yang sayu yang jika memandang seseorang akan membuat orang yang di pandanginya berfikir jika gadis itu sedang bersedih.

Perbedaan kedua nya adalah satu ceria, satunya kebanyakan diam. Cuma diamnya hanya berlaku bagi orang yang tidak dekat dengannya. Tidak berlaku jika dia bersama Dinda. Karena Dinda selalu sukses membuat senyum Lita terkembang.

Sosok Lita tak beda dengan Dinda. Sama-sama di anugrahi wajah yang cantik oleh yang maha kuasa. Dinda wajahnya seperti indo-chinese, sedangkan Lita mempunyai paras yang kental akan melayu. Tinggi keduanya juga hampir sama.

Perbedaan lainnya ada di cara berpakaian. Jika Lita selalu tampil ayu dan cantik. Sedangkan Dinda selalu tampil dengan gaya tomboy. Seperti penampilannya hari ini, Dinda memakai cardigan biru dengan jeans denim. Menggunakan sepatu snikers berwarna merah muda. Semua yang di pakai Dinda, adalah barang-barang branded. Beda dengan Lita, meski pakaiannya adalah merk lokal tapi karena dia menguasai cara memoles diri maka dia dapat di setarakan dengan Dinda. Artinya paras dan sikap, serta tutur katanya. Lita mengalahkan pandangan orang lain terhadap merk-merk pakaian yang ia gunakan.

Setelah selesai makan. Dinda kembali mengingat akan sesuatu.

“Btw kok pengawal gue belum datang-datang juga sih ?”

“Oh iya, bukannya dia ke toilet tadi..”

“Menurut lo !”

“Terus.. terus ?”

Dinda terdiam sesaat. Pikirannya mulai tidak tenang. Bayangan akan dirinya yang selalu di incar oleh musuh keluarganya, mulai muncul. Tubuhnya merinding sekali, kemudian mengajak Lita untuk bergegas meninggalkan kantin.

“Apa tidak sebaiknya kamu nelfon dia ?” Lita mengatakan pada Dinda setelah berjalan keluar dari kantin.

“Gue gak punya nomor hp nya.”

“Kalo gitu, telpon siapa gitu... yang bisa cepat-cepat datang ke sini.”

Dinda terdiam kembali.

“Seharusnya dia sudah tiba” Dinda lalu bergumam.

“Siapa?”

Dinda tidak menjawab pertanyaan Lita. Dia mulai memikirkan banyak hal. Salah satunya adalah Aksan. Seharusnya ini sudah lewat 15 menit setelah ia menekan tombol di benda kecil pemberian Aksan, setelah merampas dari tangan Lita. Tanpa Dinda sadari, sebelumnya Lita pun telah menekan tombol yang di maksud.

Apakah Aksan telah berbohong padanya mengatakan jika ingin bertemu dengannya, harus menekan tombol sebanyak dua kali. Ataukah Aksan sudah tiba, tapi dia sengaja bersembunyi ? Pertanyaan berikutnya, Aksan menghindar dari siapa hingga tak ingin dekat-dekat dari Dinda.

Tanpa kedua gadis itu sadari, mereka berjalan semakin menjauh dari kantin. Mereka berdiri di antara dua gedung. Berada di tengah-tengah yang artinya posisi mereka, tak terlihat oleh siapapun yang sedang berada di sekitar daerah sini karena terhalang oleh tembok pembatas besar. Hanya rambut mereka saja yang terlihat dari luar. Cuma para penghuni yang berlalu-lalang seakan cuek dan tidak ada yang memperhatikannya.

“Gue harus telpon bokap !”

“Ya, lebih bagus gitu Dinda.”

Ketika ingin meraih ponsel dari tas, entah datang dari mana sesosok pria aneh sudah berdiri di hadapan mereka berdua.

“Halo gadis manis !”

“Si-siapa anda?” tanya Dinda. Caranya berbicara dapat di gambarkan bahwa dia sedang kaget, dan di iringi dengan kekhawatiran yang besar.

“Din” Lita berbisik dan bergeser ke samping Dinda.

“Hahahahaha, lo orang tidak perlu tau nama gue siapa. Yang jelas lo berdua akan menjadi santapan gue siang ini.”

Dinda dan Lita. Tubuhnya merinding ketakutan. Tampak butiran keringat telah menetes di kening, bibir keduanya kaku. Ingin berbicara selanjutnya akan tetapi rasanya seperti terjahit. Aura pria di hadapan keduanya sungguh mengerikan.

“To-tolong jangan-“

“Hahahahaha, gue gak bakal ngapa-ngapain lo orang kok. Hahaha”

“Din gi-gimana nih ?”

“Kamu tenang Lit, dia kayaknya hanya ngincar gue.” Dinda dan Lita sempat berbisik-bisik.

“Jadi ?”

“Dalam hitungan satu, lo langsung kabur”

“Te-terus lo ?”

“Sudahlah... gak usah mikirin gue, ok !”

“Hufhhh !”

“Kalian sedang ngapain ? mau berbisik-bisik dan berencana kabur kah... hahahaha, tidak semudah itu nona-nona cantik. Hahahaha !”

“SATU !” Dinda langsung teriak, dan kedua kakinya ingin bergerak berlari. Bahkan Lita pun sama.

Akan tetapi pergerakan si pria sungguh membuat Dinda maupun Lita tak berkutik. Kedua tangan pria itu sudah memegang lengan masing-masing. Menahan agar gadis itu tak kabur. “Hahahahahaha mau kemana manis ?”

“Lepasin gue bangsat !” Dinda berontak dan memaki-maki pria itu.

Lita malah tak tau lagi harus melakukan apa. Dia salah satu type perempuan yang penakut. Dirinya seakan melihat akhir dari segalanya.



Belum juga berfikir tenang. Kejadian berikutnya membuat Lita terbelalak dengan sekujut tubuh yang kaku. Entah apa yang di lakukan oleh si pria, tiba-tiba mata Dinda tertutup dan tubuhnya terjatuh ke dalam pelukan si pria.

“Hahahahahaha, hahahahah ! sekarang giliran lo manis”

Lita berjongkok dan tubuhnya gemetar. Dia memejamkan mata, hingga detik kedua ia mulai merasakan rasa sakit di belakangnya dan mulai tak sadarkan diri.



-000-



Di dalam aula tua terdapat dua meja. Di atas kedua meja tertidur dua gadis, adalah Lita dan Dinda dalam kondisi sudah bertelanjang. Pria satu-satunya di dalam ruangan, adalah Morgan. Dia baru saja membuka pakaian kedua gadis itu, lalu berjalan mengambil sesuatu di dalam koper kecil yang diletakkan di lantai. Beberapa senjata tajam terlihat setelah koper terbuka. Di samping koper terdapat gergaji mesin. Yang biasanya Morgan gunakan untuk memotong-motong korbannya.

Morgan mengambil dua pisau potong, sebuah tang dan beberapa jarum.

Ia menoleh pada mereka, senyum penuh kepuasaan tampak terlihat di wajahnya. Belum juga memulai aksinya, ada kepuasaan dalam dirinya telah berbuat demikian. Menelanjangkan dua gadis cantik dan melihat bagian tertutup, adalah sesuatu yang selalu membangkitkan sisi psikopatnya.

Gigi tak beraturan, lebih banyak bolong-bolongnya tampak jelas ketika Morgan tersenyum lebar. Ia menggesek-gesekkan dua pisau pada kedua ujung yang runcing.

“Huahahahahaha, makanan lezat.. hahahahaha, tapi mereka berdua sangat cantik. Hahahaha, kenapa gue gak mencicipi memek mereka berdua dulu, baru gue santap. Hmm !” Memikirkan akan banyak hal yang akan bisa ia lakukan terhadap keduanya. Makin membuat Morgan kehilangan akal sehat.

Morgan lalu berjalan mendekat.

Berdiri di tengah-tengah antara dua meja. Morgan menatap tubuh dua gadis cantik. Buah dada yang segar dan ranum. Tubuh langsing, kulit putih dan yang paling sangat, adalah yang segar-segar tentunya yang berada di selangkangan keduanya. Adalah vagina yang di tumbuhi bulu-bulu tipis. “Hahahah deliciussss !”

Morgan menjilat bibirnya sendiri. Batang kemaluannya tiba-tiba tegang.

Pria manapun yang jika dihadapkan seperti ini, tidak akan mampu menahan batangnya untuk tidak berdiri. Apalagi dua gadis ini sangat segar di pandang mata. Baru sebatas mata melihat, apalagi jika mencicipinya. Tak dapat di jelaskan dengan akal maupun kalimat panjang. Cukup dengan satu kata, ‘Enaaakkkk!’

Tangan kiri yang memegang pisau mulai di gerakkan. Ujung pisau menyentuh puting kemerahan di sisi kirinya. Adalah Lita yang juga masih belum sadar setelah pingsan tadi. Morgan tertawa berulang-ulang. Dia type pria yang akan melakukan sex tanpa terburu-buru. Apalagi jika korban sedang tertidur, Morgan tidak menyukainya. Lebih nikmat jika keduanya sadar.

Morgan mengambil botol minuman mineral.

Ia lalu menyiram ke wajah Lita.

“Aaaahhhhhhhhh ! Lita tersadar dan terkejut. Ia mencoba menggerakkan tangan dan kaki, namun sia-sia karena telah di ikat oleh Morgan tadi. “Le-lepaskan aku... hiks ! hiks ! ja-jangan-“ Lita yang menangis ketakutan terdiam ketika Morgan meletakkan pisau di mulutnya.

“Sttttttt.. jangan berisik manis, kalo tidak ingin pisau ini menggores mulut lo. Hahaha”

“Dinda... di-dimana temanku?” baru bertanya, Lita terkejut ketika menyadari Dinda tertidur di sampingnya. Yang makin membuatnya terkejut, adalah kondisi Dinda yang sudah telanjang.

Dia pun melihat keadaannya sendiri. Air matanya mulai menetes lagi. Menyadari jika dirinya sedang telanjang terikat dihadapan seorang pria, sungguh membuat semuanya meruntuh. Tubuh yang telah ia jaga agar tak di lihat oleh siapapun sebelum menikah, akhirnya terjadi juga. Lita tak dapat berbuat apa-apa. Hanya bisa berdoa dalam ketakutannya, berdoa semoga yang maha kuasa mengirimkan seseorang yang dapat menolong mereka.

Setelah membangunkan Lita. Morgan menyiram muka Dinda di samping kanan. Byurrrr ! “Arghhhhhhh!” Dinda terbangun, lalu melotot pada Morgan.

“Di-dinda.. hiks ! hiks !” Lita memanggilnya.

Dinda sama terkejutnya dengan Lita ketika menyadari mereka berdua sedang telanjang dan terikat dihadapan seorang pria. Ingin menutupnya tapi tangannya tak dapat di gerakkan.

Menyesal adalah yang di pikirkan kedua gadis itu. Andai saja Dinda khususnya, lebih cepat mengambil tindakan untuk menelfon seseorang, mungkin hal ini tidak akan terjadi padanya maupun pada Lita. Lita pun demikian, Cuma dia tersadar jika dirinya mungkin akan bernasib sama dengan mantan kekasihnya.

Lita memejamkan mata, isakan tangisnya masih terdengar. Perlahan-lahan dia mulai merasa aura kematian menghinggapinya.

Sebentar lagi dia akan bertemu dengan kekasihnya di surga. “Tunggulah aku, kak Onald. Kita akan bertemu lagi.”

Jika Lita sudah siap mati, Dinda tidak.

Dia tak ingin mati.

Yang tertinggal hanya dendam pada pria ini. Apapun yang akan pria itu lakukan terhadapnya, dia akan terima semuanya. Cuma, jangan pernah membiarkannya pergi dari tempat ini. Karena setelah ini Dinda akan melakukan penututan balas dan akan menceritakan kepada Pak Raharjo papanya apa yang terjadi padanya.



Morgan yang mulai merasa tertantang karena merasakan aura ketakutan pada diri kedua gadis itu, mulai melaksanakan apa yang seharusnya ia laksanakan. Morgan mulai menimbang-nimbang. Bagian mana dulu yang akan ia cicipi. Apakah payudara, ataukah langsung ke menu utama. Dua vagina segar yang mungkin saja sangat jarang di sentuh. Setelah memutuskan, mula-mula ia ingin mendekatkan mulut ke payudara Lita. Ingin rasanya ia mencicipinya. Apakah ada bedanya dengan rasa yang di miliki Dinda, gadis satunya lagi. “Haha, pasti beda rasanya. Rasa nano-nano. Hahaha”

Di tubuh Lita, mulai terasa angin berhembus. Ia paham jika sebentar lagi ia akan di sentuh oleh seorang pria. Dalam tangisnya pun ia berharap agar kejadian ini lekas selesai, dan ia akan pergi dengan tenang bersatu dengan Ronald di surga.

“BANGSAAAATTT JANGANN SENTUH DIAAAAA... ARGHHHHHH !”
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd