Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA AW - Black Kapatuli

Status
Please reply by conversation.
Pertama xxx
Yessss,,,:adek::pantat:
Thanks updetenya om suhu @Black_kapatuli
Baca doeloe yaa:baca:
Akhirnya pertamax juga suhu hehe

thanks update nya om🙏
mantul updetnya hu :cendol:

Mantap lancrotkan
Makasih up nya paman @Black_kapatuli :mantap: :mantap:
Matur nuwun
Thanks suhu
Tengkyu apdetnya om @Black_kapatuli
Mantap up nya

Thanks buat suhu semua.

Who is culun??
Kentang om suhu,bikin penasaran,,hhe

Thanks dan sehat sllu buat suhu,,Aamin
:beer:
Only cameo suhu hehehe
 
Terima kasih updatenya suhu @Black_kapatuli
Makasih atas apdetnya om @Black_kapatuli
:beer: :beer:
Sama2 suhu

Apakah rekan aksan di black kapatuli mati semua suhu
Iya suhu hanya Aksan yg berhasil melarikan diri dari penyerangan tersebut.

Terimakasih update nya suhu
Sama2 suhu

culun si dedi bukan ya
Dedi siapa suhu?

Kentang kuwi suhu
Hehe maafkan nubie suhu

Si aksan ga tajam lagi alias tumpul...
dari segi mananya suhu ?
apakah karena si culun ?

Makasih upnya om @Black_kapatuli .. :beer:
Sama2 suhu

Msh kentang nie ane... Bner2 dah brasa kya nonton sinetron... Ane tnggu suhu... :beer:
Asal bukan sinetron Tersanjung suhu haha
 
Thanks updatenya huuu🙏🙏🙏🙏
Sama2 suhu

Waduh dinda dalam bahaya...akhsan apakah akan datang menolongnya?? Mari menunggu update dari om black kapatuli..

Hatur nuhun suhu black kapatuli untuk updatenya, walo nanggung sebenarnya!!!
Trims suhu
Aksan tidak akan datang suhu

Siapa sebenarnya si Culun ini. Perlu perhatian lebih dia...
Hehehe just camoe suhu

permanent abis tuh cewe
Hahaha

wadohhhh
muncul lagi mahkluk misterius
weeeee pantas untuk dinanti update nya lagiiii
Trims suhu

Terimakasih atas update ceritanya suhu @Black_kapatuli ..
Aksan pake sok ga angkat tlp dari Dinda lg, Bangke!
Ngremehin si Dosen Culun lg..
Nyebelin bgt..
Udah mulai besar kepala..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
Bukan tlp dari Dinda suhu, tapi dari Linda.
Hehe

Nambah karakter lagi.

Entahlahyaa aksan biasanya digambarkan sempurna. Pengamatan dan intuisi nya. Tapi di update ini nampak melemah jauh.. mungkin kurang wikwik
Padahal scene Aksan di chapter ini dikit doang suhu
apakah karena scene bertemu sama si Culun ?
Hehe berarti nubie berhasil dong membuat kemunculan cameo
tenang suhu, tdk mungkin tdk ada maksud dari kemunculan si culun di cerita ini

Bakalan ada pemeran baru nih.. si culun..
Pasti bukan orang biasa..
Penasaran siapakah gerangan..

Thanks updatenya om..
Betul skali suhu
bahkan seorang Aksan tdk menyadari akan hal itu

Kog seperti di ulang kejadiannya ....
Kemarin kan tinggal exe itu Jenifer ....
Hehe biar jelas suhu
 
makasih updatenya suhu @Black_kapatuli
:mantap: :alamak:
Sama2 suhu

terimaksih updatenya om @Black_kapatuli
Sama2 suhu

Tipis banget suhu ...
Tipis gimana suhu ?

Siapakah si culun itu?
Kurang waspada jadi mudah tertangkap hihihi
Krn Dinda tdk bersama Aksan suhu
mungkin itu kali

Wah siculun itu kayak paitun Gundala si putra petir :pandaketawa: :ngacir::ngacir::ngacir:
Hahahaha

bikin penasaran ini,,, spertinya alirnya di buat lambat ya suhu, biar yang baca makin greget dan tegang sama moment nya,, siip suhu anda sudah berhasill bikin ane greget dan tegang, plus kentang ,, wkwkwkw,, lanjutkan,,
oia ada pemain tambhan ya si cupu itu,, ada dipihak mana ya dia,, apa skillnya sama sperti aksan,, :jimat::jimat::jimat:
Hanya cameo suhu di cerita ini

Terima kasih updatenya suhu
Sama2 suhu

Hoho mantap huu nitip jejak
Silahkan suhu


tandai dulu ahhhhh
Silahkan suhu
 
Makasi apdetnya suhu...
Sama2 suhu

Ada pertarungan ranjang Jenifer Ama Aksan ini ..... Mosok Jenifer yg dapat perjaka Ahsan sih.......
Hahaha ngarep ya suhu

Selamat pagi @Black_kapatuli .. Selamat pagi @miss_renata .. Selamat pagi paman @Fantasheva
Selamat malam pengagum Linda haha


Sip. KK kapan updatenya
Sementara proses pengetikan chapter 21 suhu

Semakin menegangkan..makasih update nya om black kapatuli :beer:
Sama2 suhu

Makasi apdetnya beroh @Black_kapatuli
Sama2 beroh

Mungkinkah siculun itu RONALD??
Hehehe Ronald sudah tewas suhu

Wuih, macam kapak merah nh.. 😎
Hahaha

Mantul om @Black_kapatuli, updatenya terima kasih.
Sama2 suhu
trims
 
CHAPTER 21



“Ba-bagaimana ini Pak… kalian ke-kenapa diam saja ?” Raut wajah Dinda penuh kekhawatiran. Setelah di hadang oleh seorang wanita membawa dua kapak, perubahan dalam diri gadis itu sangat jelas terlihat.

Pengawal di samping supir terlihat begitu tenang. “Non Dinda tenang saja, biar saya yang memberesi perempuan jalang itu.” Katanya sambil mengambil dua belati dari dalam tas beserta sebuah pistol. “Lo… hubungi bos Merdin katakan jika kita sedang di serang.”

“Ok bro.” kata si supir yang juga masih terlihat tenang.

Setelah pengawal di samping turun, si supir segera menghubungi Merdin yang berada di kantor bersama Pak Raharjo.

Si supir menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Mereka sedang di serang, Cuma penyerang hanya seorang saja dan itupun seorang wanita. Merdin menyuruh mereka untuk menjaga keamanan Dinda dengan baik. Jangan biarkan tubuh Dinda lecet sedikitpun. Merdin mengatakan dia beserta yang lain akan datang sesegera mungkin untuk membantu. Lalu, sebelum menutup telfon Merdin mengatakan juga akan mencoba untuk menghubungi nomor hp Aksan.

Si supir mengatakan jika ia sempat bertemu dengan Aksan di depan appartemen sahabat Dinda. Cuma mereka tidak sempat bertemu muka, hanya melihat mobil Aksan dan Dinda segera menyuruh mereka untuk pergi dari tempat itu.

“Pak Merdin beserta pengawal lainnya akan segera tiba, Non Dinda tenang saja.. si bang Tedi pasti akan mengalahkan si wanita itu.” Kata si supir menyebut nama pengawal yang baru saja keluar dari mobil, adalah bernama Tedi.

Seperti apapun yang di katakan olehnya, tetap tidak membuat Dinda tenang. Dalam pikiran Dinda hanya ada satu orang saja yang ia harapkan hadir di sini untuk membantunya. Adalah Aksan, bahkan Dinda mungkin memilih untuk tidur saja sambil menunggu Aksan mengalahkan wanita di depan. Dalam hati Dinda masih sangat mengharapkan sebuah keajaiban datang. Aksan datang ! Cuma kemana dia sekarang ini? Apakah dia masih bersama Lita ? Jika demikian, maka Dinda seharusnya tidak mengganggunya. Secuil rasa sesak ketika mengingat jika memang benar Lita masih bersama Aksan.

Tangan Dinda gemetar mengambil ponsel dari dalam tasnya. Ia lalu mencoba untuk menghubungi nomor Hp Aksan. baru menekan tombol dial, dari speaker bersuara bersamaan ekspresi Dinda yang semakin takut. Nomor Aksan sedang tidak aktif.

Dinda tak putus asa. Dia mengingat sesuatu yang Aksan berikan waktu lalu, adalah sebuah alat kecil yang juga sempat ia gunakan memanggil Aksan ketika ia di tawan oleh penjahat. Tanpa berlama-lama, Dinda mengambil alat itu dari dalam tas lalu menekan tombol di tengah sebanyak dua kali. “Aksan… please tolongin Dinda.” Gumam Dinda penuh harapan. Berharap jika Aksan merespon dan segera datang untuk menolongnya. Bukannya dia tidak percaya kepada dua pengawal yang sedang bersamanya, akan tetapi ada hal lain dalam bagian hati kecil dia yang menginginkan kedatangan Aksan.

.

.

Setelah keluar dari mobil. Tedi berdiri diam memasang senyum menyeringai memandang pada si wanita yang sedang membawa dua kapak. “Kenapa lo ngehalangin jalan kami ?” tanyanya pada si wanita.

“Ohh jadi lo yah yang si pengawal hebat itu ?” si wanita bernama Jenifer membalas bertanya pada Tedi. Awalnya Tedi bingung apakah si Jenifer mengenalnya ? Tapi dari pertanyaan si wanita itu, seharusnya bukan di tujukan untuknya melainkan orang lain.

Karena ia sendiri tidak yakin jika dirinya adalah bagian dari pengawal hebat yang wanita itu katakan. Masih banyak orang yang lebih hebat dari nya. Namun untuk melawan wanita itu, bukan hal yang sulit tentunya bagi Tedi seorang.

Dari pada panjang. Dia lalu menjawab pertanyaan Jenifer. “Kalo iya, kenapa ?”

“Hahahaha baguslah… gue pengen lihat seberapa hebat sih lo.” Kata Jenifer. Tanpa menunggu lama, “Gue menyerang duluan… Hiaaaaaattttt !” dia lalu berlari menyerang Tedi dengan kapaknya.

Karena masih permulaan, Tedi dengan mudah menghindari serangan kapak menyilang dari Jenifer. Hantam ke atas, Tedi menunduk lalu ingin memberi serangan balasan pada Jenifer dengan sabetan Belati namun serangannya pun hanya memukul udara. Jenifer menghindar dengan cara memiringkan tubuhnya.

Kapak dan belati saling beradu. Sepertinya Tedi cukup kuat untuk menghalangi si Jenifer. Beberapa kali mereka saling menangkis serangan, lalu memberi serangan balik. Semua mampu mereka tepis dengan kemampuan masing-masing.

Setelahnya. Jenifer melihat sebuah peluang ketika Tedi baru saja memberi serangan menendang. Jenifer menunduk lalu menyabet paha kiri Tedi dengan kapak sebelah kanannnya. Creshhh ! goresan cukup besar pada paha tedi, yang membuat Tedi terjatuh dan merasakan sakit pada pahanya.

Jenifer berdiri lalu memandang Tedi dengan seringaian menakutkan.

“Ayolah… mengapa serangan lo biasa aja,” kata Jenifer mencoba untuk memprovokasi Tedi. “Katanya lo pengawal hebat, Cuma kok gue gak ngerasain hal itu ya ? hahahah ! atau memang gue nya yang terlalu hebat untuk menjadi lawan lo ?”

Tedi tak perdulikan ocehan Jenifer. Dia mencoba bangkit menahan sakit pada paha kirinya.

.

.

Dinda bersama si supir yang melihat Tedi baru saja terkena serangan langsung terkejut.

“Bagaimana ini ?” Dinda berbicara pada si supir. “Di-dia sepertinya bukan lawan Pak Tedi.”

“Hufhhh ! tunggu sebentar lagi non, saya harus memastikan keselamatan non Dinda dulu.”

“Pak… ba-bagaimana kalo bapak mundurin aja mobilnya, biar kita bisa kabur”

“Haaaa?” Sebetulnya apa yang di katakan Dinda memang benar. Selama Jenifer melayani Tedi bertarung mengapa mereka tidak melarikan diri saja ? Toh Tedi di bayar oleh papanya untuk memastikan keselamatan Dinda, jadi gak masalah jika mereka melarikan diri.

“Tunggu sebentar non… saya harus membantu Tedi, karena dia adalah sahabat saya juga.”

“Fiuhhhh ! tapi bagaimana dengan saya ?”

“Non Dinda tau nyetir kan ? saya sarankan non Dinda mengambil alih kemudi setelah saya turun dari mobil.”

“Iya tau… tapi kalian bagaimana ?”

“Non Dinda tidak perlu khawatirkan kami berdua, asal nyawa non Dinda selamat… kami pasti akan tenang.”

“Ba-baiklah pak… terus kapan bapak – AAAAAUUUUWWWW !” Belum juga menyelesaikan pertanyaan, Dinda melihat Tedi di luar sudah menjadi bulan-bulanan Jenifer. Tubuh Tedi terhempas berulang kali terkena pukulan maupun tendangan. Lalu di akhiri dengan sebuah tendangan keras hingga membuat tubuh Tedi terhantam pada kap depan mobil.

“Non sudah waktunya saya turun.”

“Hati-hati Pak.” Balas Dinda. Tubuhnya gemetar, wajahnya pucat dan ketakutan besar menderanya. Bahkan kedua kakinya sangat sulit untuk di gerakkan, ia ingin segera meloncat ke jok kemudi setelah si supir keluar dari mobil.

.

.

“Hahahahahaha baguslah… ada orang lain lagi yang bakal gue bantai.” Kata Jenifer ketika melihat satu pria lagi yang keluar dari mobil. Dia adalah si supir Dinda, yang keluar dari mobil untuk membantu Tedi dan juga mengalihkan perhatian Jenifer agar Dinda dapat melarikan diri.

Si supir segera mengeluarkan pistol lalu mengarahkan pada Jenifer.

Jenifer melihat itu, dia pun menunduk dan bersembunyi di kap depan mobil.

DOR !

DOR ! Tembak menembak terjadi. Si supir lalu menunduk setelah menembak dua kali, lalu tembakan datang dari Jenifer. Begitu seterusnya, hingga si supir menggedor pintu mobil. TOK ! TOK ! “NON SEKARANG WAKTUNYA !”

CIIIIIIITTTTT ! Tanpa menunggu lama, Dinda yang penuh ketakutan segera menginjak gas setelah menarik tuas metik ke posisi mundur. Mobil berjalan mundur dengan cepat, tentu saja posisi si supir dan Jenifer tak ada lagi yang menghalangi.

“MAU KEMANA LO BRENGSEK !” Teriak Jenifer. Dia ingin menembak mobil yang di kendarai Dinda, namun si supir segera memberikan satu tembakan padanya. Untung Jenifer memakai rompi anti peluru, membuat peluru dari si supir hanya terasa sedikit sakit pada dadanya.

DOR ! “Lawan saya pelacur murahan.”

DORRR ! Jenifer memberi tembakan balasan mengenai lengan si supir itu.

Setelah itu, Jenifer segera berlari sambil mengangkat kapak mengarah pada si supir. Crashhh ! tubuh si supir terkena sabetan kapak. Tidak hanya itu, sebuah tendangan keras menghantam wajahnya. Tubuh si supir terjungkal ke belakang dengan luka terbuka di dadanya. Si supir ingin berdiri, namun terlambat sebuah kapak sudah tertancap di kepala.

“Cihhh ! recehan gini mau melawan gue..”

Jenifer memandang tajam kepergian mobil yang dikendarai Dinda. Posisinya sudah sangat jauh, lagian misi dia kali ini bukan untuk menangkap orang lain melainkan menangkap pengawal ;yang katanya HEBAT ini; lalu membawanya pada bos-nya.

Tedi yang sudah setengah sekarat mencoba untuk bangkit.

Namun kebangkitannya di kejutkan oleh hantaman keras memakai tuas belakang kapak si Jenifer hingga membuat Tedi terjatuh dan tak sadarkan diri.

“Ternyata penilaian orang ibu kota tentang orang hebat, segini doang… Ck ck ck ! memalukan bangeet hahahahahaha !” Setelah berucap, Jenifer menarik paksa tubuh Tedi menuju ke motor. Ia menaikkan Tedi ke motor untuk dibawa pergi bertemu dengan bos.



Sepeninggalan Jenifer membawa Tedi. Selang 5 menit kemudian 3 mobil baru tiba. Merdin keluar dari mobil lebih awal dan melihat salah satu pengawalnya sudah tewas di tengah jalan.

“BAJINGANNNN !”

“Bos bagaimana ?” salah satu pengawal menghampiri Merdin. “Mana Tedi ? kenapa dia doang yang ada di sini ?”

“Hmm benar juga, apakah Tedi berhianat ?” Merdin bertanya.

“Sepertinya gitu bos.”

“BANGSAAAATTTTT ! Tedi brengsek, semestinya saya sudah menyadari ini sejak lama.” Merdin tampak marah besar. Apalagi Tedi adalah orang kepercayaan dia, dan ternyata malah memilih untuk menghianatinya. “Bersihkan dia.. lalu cari tau kemana non Dinda berada.” Kata Merdin selanjutnya setelah dapat mengatur emosinya sesaat, menyuruh yang lain untuk membereskan mayat pengawal yang telah tewas.

“Apakah dia sudah di culik oleh mereka ?”

“Saya belum tau… apakah kamu sudah berhasil menghubungi Aksan ?”

“Belum bos… ponselnya tidak aktif”

Merdin mendesah. Entah apa yang akan ia katakan pada Pak Raharjo nantinya, mengenai Dinda yang keberadaannya belum di ketahui sekarang. Bahkan menurut Merdin besar kemungkinan Dinda sudah di culik. Dan juga, Tedi yang berhianat. Mau di taruh dimana muka Merdin.

“Kembali ke markas… kita bertemu dengan tuan Raharjo baru kita akan bergerak untuk mencari non Dinda.”

“Baik bos.”



-000-



Beberapa saat sebelumnya. Aksan yang baru saja keluar dari kampus Dinda merasa kesal karena ponselnya sejak tadi berdering. Si penelfon adalah Linda, yang sejak tadi tak putus asa untuk terus menerus menghubunginya.

Aksan menonaktifkan sim card 1. Karena kebetulan ponselnya memiliki dua sim card, sim card satunya ia gunakan untuk kuota internet.

Aksan awalnya ingin kembali ke kantor. Namun secara tiba-tiba sebuah notifikasi di ponselnya menunjukkan sesuatu.

Aksan meraih ponsel lalu membuka notifikasi itu. “Dinda ?” gumamnya. Ini adalah alert artinya tanda bahaya yang ia connect kan dengan sebuah alat. Aksan mengingat jika penyambungnya masih berada di tangan Dinda, berarti Dinda baru saja menggunakannya.

Beberapa detik Aksan menyadari hari ini tidak seharusnya dia meninggalkan Dinda begitu lama, dan mempercayakan dua pengawal bodoh untuk menjaga si gadis. Cuma dia juga tidak boleh menunda untuk tidak bertemu dengan Lita, agar semua jelas dan Aksan dapat melanjutkan rencananya tanpa terganggu oleh gadis itu.

Namun rupanya semua kejadian ini tidak dapat di pikirkan oleh Aksan. Aksan adalah manusia biasa, memiliki insting jika ada masalah ataupun bahaya yang ada di sekitarnya. Kejadian mengenai Dinda, jauh dari jangkauan Aksan.

Untung saja Dinda mengingat Aksan lalu menekan tombol di alat pemberiannya. Aksan lalu membuka sebuah applikasi Maps. Dia melihat titik lokasi keberadaan Linda. Titik itu bergerak cepat, kecepatannya bahkan melewati batas kecepatan maksimal. 100Km/jam.

Aksan segera mengaktifkan sim card lalu menghubungi ponsel Dinda.

Sekali nada sambung, suara Dinda terdengar jauh di sana.

“Aksan… Aksan… tolongin Dinda. To-tolongin Dinda.” Mendapati jika Dinda masih bisa berbicara dengannya, Aksan segera berfikir cepat. Pertama jika memang Dinda sedang bersama penjahat, maka Dinda pasti tidak akan berbicara seperti ini. Dan juga, setelah Dinda berbicara tidak ada orang lain yang merampas ponselnya dan mengalihkan pembicaran atau mungkin sekedar mengatakan embel-embel harus bertemu dimana dan akan seperti apa, sama seperti kejadian ketika Aksan pertama kali menyelamatkan gadis itu. Kedua, kemungkinan besar Dinda sedang di kejar saat ini oleh penjahat. Tapi kemanakah dua pengawal yang bersama Dinda ?

“Aksan… hiks ! lo dimana ? tolongin Dinda.” Dinda kembali berucap. Cukup sudah ! kesimpulan bagi Aksan, jika memang Dinda sedang menyetir mobil dan dalam posisi sedang di kejar.

“Anda harus tetap tenang… Anda tetap menyetir saja, saya sudah mengetahui keberadaan anda sekarang dan saya akan segera kesana.”

“I-iya Aksan, cepat tolong Dinda.”

“Iya. Sudah anda jangan memegang hp dulu. Fokus menyetir saja, saya juga sudah jalan menuju ke posisi anda saat ini.”

“I-iya…”

Setelah memutuskan sambungan telpon. Aksan segera mencari jalan pintas agar dapat lebih cepat mengejar keberadaan Dinda. Seharusnya Aksan tak perlu sekhawatir ini pada seorang gadis, namun entah mengapa dalam hati kecilnya menuntut agar dirinya segera beraksi tanpa menunda-nunda.

“Argghhhh ! kenapa saya bisa seperhatian gini pada dia. Padahal saya seharusnya tidak pusing keselamatan dia. Tapi…” Aksan tak dapat melanjutkan bahasa pada dirinya sendiri. Ia segera fokus menyetir.

Jarak dari posisinya dengan Dinda 12 Km. jika Aksan tak menyetir dengan kecepatan melebihi kecepatan titik Dinda berada maka dia pasti akan terlambat. Aksan menarik nafas dalam-dalam, lalu mulai menginjak gas sedalam-dalamnya. Mobil melaju dengan cepat melewati beberapa pengendara lainnya yang pada mengumpat.

Aksan tak perdulikan mereka.

Aksan tetap melakukan aksinya mengebut di tengah jalan tanpa berupaya untuk memperlambat kecepatan. Setiap mendapat titik kepadatan Aksan segera mencari jalan pintas. Dia memotong jalan dengan cepat membuat beberapa pengendara berhenti tiba-tiba sambil membunyikan klakson.

Begitu seterusnya hingga 15 menit kemudian posisinya berjarak 2 Km lagi dengan posisi Dinda. Sebentar lagi dia akan mencapai titik itu yang masih saja bergerak.



Hingga di perbatasan jalan. Dari arah berlawanan Aksan melihat mobil itu. Ia menekan klakson sambil memainkan lampu din.

Ciiittttttt ! Mobil itu berhenti.

Aksan ikut menghentikan mobil, lalu keluar dan memasang kewaspadaan penuh. Jangan sampai si pengejar itu sudah dekat maka Aksan tak akan membiarkan mereka untuk menculik si gadis.

Dinda tampak keluar dari mobil, kemudian ia berlari ke arah Aksan. “AKSAAAANNNNN !” Bugh ! dia memeluk tubuh Aksan, sambil meluapkan perasaan pada si pria yang akhirnya sudah berhasil menolongnya. “Hiks ! hiks ! makasih makasih, sudah datang tepat waktu.”

Aksan hanya diam berdiri membiarkan tubuhnya di peluk erat oleh gadis itu.

Bahkan ia berusaha menahan agar kedua lengannya tetap pada posisi di bawah, dan tak membalas pelukan Dinda.

“Hiks ! hiks !”

“Masih mau menangis lama-lama disini sampai mereka datang ?” kata Aksan, Dinda terkejut lalu mencoba melepas pelukannya pada Aksan.

“Gak… hiks !” kata Dinda sambil menggelengkan kepala.

“Berhentilah menangis.. saya sudah ada disini, mereka tidak akan mampu menculik anda lagi.”

“I-iya hiks ! ma-makasih Aksan… makasih”

“Hufhhhhh! Sudah. Anda masuk ke mobil dulu, lebih baik saya antar anda bertemu dengan si bos”

“I-iya… iya.”

Dinda lalu masuk ke dalam mobil Aksan dan membiarkan mobil yang ia kendarai tadi terparkir di jalan ini. Toh nanti pasti papanya akan menyuruh orang untuk mengambilnya. Yang terpenting sekarang ini, dia selamat saja dan sudah berada bersama Aksan. Penjahat manapun pasti dapat dengan mudah Aksan kalahkan. Pikir Dinda.

Sejak mobil berjalan Dinda hanya diam saja sambil berusaha menghentikan tangisannya.

Sesekali ia mencuri pandang pada Aksan yang sedang menyetir di sampingnya.

“Ma-makasih” Dinda berbisik berucap dengan penuh perasaan pada Aksan.

“Hmm !”

“Ma-makasih sudah datang menjemput Dinda.”

“Diam saja. gak usah banyak ngomong.”

Andai saja ini dalam keadaan biasa, mungkin Dinda akan segera memakinya. Cuma mendengar cara Aksan berbicara ketus justru hati Dinda merasa nyaman dan ada perasaan yang sedikit menggelitik.

“Lo ganteng kalo ketus gini.” Kata Dinda sambil tersenyum pada Aksan.

“…” Aksan diam.

“San…”

“…”

“San…”

“…”

“Uhhhhh ! jadi diam gini,”

“Hmm”

Dinda tersenyum ketika mendapat respon lagi dari pria itu.

“Aksan –“

“Kalo anda ngomong lagi, saya pastikan akan menurunkan anda di jalan ini.”

“Erggggghhh !”

“…”

“Aksan jahat !”

“Saya memang bukan orang baik.”

“Tapi Aksan selalu menyelamatkan Dinda.”

“Hanya kebetulan.”

“Bohong”

“Anda bisa diam saja gak ? saya lagi menyetir, kalo anda ngomong akan mengganggu konsentrasi saya ta-“ Cup ! belum menyelesaikan perkataan, tiba-tiba sebuah kecupan mendarat di pipi sebelah kiri Aksan.

Aksan tentu terkejut. Tapi juga tak menoleh ke samping.

“Itu hadiah dari Dinda, karena Aksan sudah baik dan menjemput Dinda hari ini.”
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd