Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Semenjak kejadian nongkrong malam itu, aku menjadi dekgat dengan beberapa orang di komplek baruku ini. Tidak heran mengapa aku mudah dekat dengan mereka, selain sifatku yang ramah, kedua bongkahan toketku juga sangat "ramah" untuk menyapa mereka kapanpun. Aku jadi bisa bertanya kepada mereka tempat membeli minuman dimana, mereka juga dengan senang hati memberitahukanku bahkan aku sampai diantarkan mereka ke tempat untuk membeli minum. Bahkan sekali lagi, tidak susah bagiku untuk dekat dengan penjual minuman ini. Tentu aku selalu datang dengan kebiasaanku berpakaian dan berdandan ala lonte mahal, dan benar apa kata mendiang omku, dengan memanfaatkan asetku, aku bisa mendapatkan apa yang aku mau dengan mudah. Seperti yang sudah pernah kubilang, orang" komplekku memang senang membicarakanku, mulai dari "ramah ya" "cantik ya" "baik ya" hingga "bajunya kebuka banget" "badannya bagus, sexy" "nafsuin banget" "pasti bandel tuh aslinya" "berani ya baju begitu" dan masih banyak lagi. dari yang baik hingga yang melecehkan ataupun merendahkan. untungnya semua omongan itu hanya sampai di telinga Pak Kosim, tidak di telinga keluargaku, jadi aku sangat menikmati walaupun omongan mereka merendahkanku.

Babeh penjual minuman sangat genit kepadaku, dia selalu menggodaku apapun kondisinya. Bahkan ketika ada pengunjung lain datang untuk membeli, dia tidak menghiraukannya dan malah memilih mengobrol denganku. Bahkan beberapa kali aku dirangkul olehnya dan memamerkanku kepada pengunjung lain. Tapi aku hanya diam saja dan menikmati perlakuan babeh kepadaku. Karena sudah sering berkunjung dan semakin dekat dengannya, aku mulai bertanya lokasi tempat untuk membeli obat kebutuhanku, dia pun memberitahukan dan bahkan mengantarku kesana. Diantarnya aku ke toko kosmetik pinggir jalan dan yang uniknya, yang menjaga juga orang aceh. Perawakan penjaga toko kosmetik ini cukup menyeramkan, dengan badan besar, kulit agak gelap, dan tubuh yang tattooan, mungkin lebih cocok dibilang preman daripada penjaga toko kosmetik.

Sama seperti babeh penjual minuman, preman penjaga toko kosmetik ini sangat genit kepadaku. Tidak hanya godaan verbal, godaan fisikpun juga aku terima darinya. Mulai dari merangkul pundak dan pinggangku, mengelus bahuku, mencubit bahu dan pipiku, bahkan sampai pernah memaksa mencium pipiku beberapa kali. Juga ketika ada pengunjung lain datang dan bertanya siapa aku kepada preman itu, dengan bangga dan lantang dia menjawab bahwa aku ini adalah peliharannya dia. Aku pun tidak masalah direndahkan seperti itu olehnya, karena memang aku merasa hal itu membuatku senang dan terangsang.

Toko kosmetik ini lumayan berbeda dengan yang di dekat rumah lama. Tempatnya lebih luas dan ada juga beberapa spot untuk nongkrong di dalamnya. Pengunjungnya pun juga lebih ramai dibanding toko yang terletak dekat rumahku yang lama. Selain melakukan eksib kepada penjaganya yang berjumlah 2 orang, aku juga sering disuruh oleh preman penjaga toko kosmetik untuk menggoda pengunjung yang datang, tentu dengan janji diberikan bonus obat yang aku minta sebanyak 2-5 butir. Walaupun pada awalnya aku melakukan eksib kepada pengunjung lain atas suruhan, sekarang aku melakukan itu dengan spontan dan sendirinya tanpa sendiri. Aku merasa lebih menjadi sangat binaldan sangat suka menggoda para lelaki mata buas ini. Bahkan pernah suatu ketika aku melakukan striptease di toko itu dengan kondisi saat itu banyak pengunjung. Aku sangat menikmati diriku sendiri saat itu, sangat sexy sekali diriku saat itu dengan menggunakan tanktop ketat braless dan hotpants, berjoget ria didepan para lelaki ini. Bahkan beberapa kali aku tangkap mereka sedang merekamku dan ada yang memegang kontolnya saat itu. Aku menjadi sangat senang dan lebih liar berjogetnya, diakhir striptease ini, aku mendapatkan tepuk tangan meriah dan banyak sekali pujian pada saat itu. “Ahh enaknya dipuji seperti ini, terpuaskan jiwa lonte caperku ini” batinku saat itu. Sampai saat ini, aku masih sering datang ke babeh penjual minuman dan juga ke toko kosmetik langgananku di dekat rumah yang baru.

Aku juga sekarang sudah berkuliah di salah satu universitas. Tetapi di kampus, aku jarang melakukan aktivitas eksib. Yaa, pribadiku terbagi menjadi 2 sisi alter ego. 1 adalah Naya yang binal, suka eksib, dan haus akan pujian juga godaan orang orang. 1 lagi adalah Naya yang kalem, tertutup, dan ramah kepada semua orang. Maka dari itu, aku tidak menampilkan sisi eksibku kepada keluarga dan teman teman kampusku. Bukan berarti aku tidak sama sekali melakukan aktivitas eksibisionis di kampus, aku masih melakukan dengan sangat minim resiko dan jarang. Biasanya, aku yang berkuliah menggunakan kemeja atau cardigan berani untuk membukanya kancingnya untuk memperlihatkan tanktop atau tubetopku dan tidak menggunakan bra, tentu aku melakukannya ketika kondisi sudah sepi.

Aku berkuliah biasa membawa mobilku, dan akhirnya aku menemukan spot parkir yang cukup sepi. Aku biasanya berani membuka kemeja/cardigan ketika sudah sampai ke parkiran dan menuju mobilku. Pernah beberapa kali ketika sedang menuju mobilku, aku berpapasan dengan satpam dan cleaning service kampusku. Awalnya aku biasa saja dan hanya bertegur sapa seadanya, tetapi lama lama mereka mulai sering berpapasan denganku dan bahkan mereka mulai menghapal mobilku. Alhasil sampai sekarang, sering sekali ketika aku pulang kuliah dan menuju mobilku, aku melihat mereka sudah standby di dekat mobilku. Bak seorang ratu, aku disambut oleh mereka dan diajaknya nongkrong sebentar sambil merokok oleh mereka. Aku pun mengiyakan dan ikut nongkrong dengan tetap digoda oleh mereka. Bahkan aku beberapa kali benar benar melepaskemeja/cardigan dan hanya menggunakan tanktop atau kemben ketika nongkrong dengan mereka karena suasana hari telah gelap. Selama kampus sudah sepi atau sudah mulai gelap, depan mereka aku makin berani. dan memang akhirnya selalu saja bertambah anggotanya baik dari satpam, OB, cleaning service, maupun penjual penjual dari kantin di kampusku. Pujian, godaan, serta tatapan nafsu selalu aku terima dari mereka hingga saat ini karena aku masih aktif berkuliah.

suasana toko kosmetik :
https://ibb.co/N1k6Bn6
https://ibb.co/bPcc07G
https://ibb.co/2NY5572
 
Suatu ketika, ada program dari kampusku yang mengharuskan mahasiswanya untuk tinggal di salah satu rumah warga di pedesaan selama 1,5 bulan lamanya. Mungkin bisa dibilang ini seperti mini KKN, tetapi bedanya kita hanya disuruh untuk membantu 1 rumah bukan 1 desa. Selain itu tujuan dr kegiatan ini adalah untuk membangun rasa empati. Kegiatan yang dilkakukan juga hanya mengikuti aktivitas sehari hari warga yang rumahnya aku diami, seperti masak, berkebun, beternak, dan lainnya. Akupun mengikuti kegiatan tersebut di salah satu desa, oiya, dan satu desa hanya ada 1 orang mahasiswa/mahasiswi disana. Ketika akan mengikuti kegiatan itu, otak binalku secara automatis bekerja untuk melakukan kebinalan disana. Alhasil aku hanya membawa 2 buah bra, baju yang terbuka semua, dan hanya beberapa membawa baju sopan. Dengan rasa penasaran akan menjadi apa aku disana, maka berangkatlah diriku.

Sesampainya disana, desa ini bisa disebut desa yang agak kecil, bahkan terkadang aku tidak mendapatkan sinyal disana. Posisi rumahnya masih cukup banyak dan sedikit berdempetan. Aku diantar ke salah satu rumah seorang warga desa yang bernama Pak Ali. Ketika sampai rumahnya, Pak Ali terkejut karena yang datang seorang cewe, informasi saja, rumah Pak Ali memang sering dijadikan program ini oleh kampusku, tetapi yang selalu datang adalah cowo, maka dari itu beliau terkejut karena kali ini yang datang adalah seorang perempuan. Rumahnya juga sangat sederhana, hanya ada 1 ruangan ketika masuk dari pintu depan, ruangan itu dijadikan ruang tengah, kamar tidur, dan dapur. Untuk kamar mandi terpisah dari rumah dan berada di belakang rumah yang hanya terbuat dari batu bata dan seng, itupun sudah bolong bolong. Dengan kondisi seperti itu, maka aku ikut tidur bersama penghuni rumah bersama di rumah tengah itu. Selain Pak Ali, dirumah itu terdapat 1 anaknya yang bernama Budi yang kala itu masih bersekolah seragam putih biru. Sebetulnya terdapat 1 anak laki laki lagi, tetapi dia sudah menikah dan tidak tinggal disitu lagi. Untuk istri, Pak Ali adalah seorang duda karena istrinya kabur dan menikah dengan lelaki lain meninggalkan Pak Ali dengan kedua orang anak laki lakinya.

Kejadian pertama terjadi saat hari kedua aku di rumah itu, saat itu aku sudah selesai mencuci pakaian dan akan menjemurnya di jemuran yang terletak diantara kamar mandi dan rumah. Aku melihat di bolongan kamar mandi seorang Budi sedang mengocok kontolnya sendiri sambil merem melek. Aku yang melihat hal itu hanya tertawa kecil karena melihat seorang anak sekolah yang sedang coli. Mungkin ini adalah pertama kalinya bagi dia tidur bersama wanita sexy dan cantik sepertiku. Padahal saat itu aku masih menggunakan baju sopan selama 3 hari awal.

Di hari keempat aku disana, karena stock baju sopan yang aku bawa sudah habis, maka pertama kalinya aku memakai tanktop dengan celana pendek dirumah itu. Pada saat itu juga, Pak Ali tidak bekerja dan Budi bersekolah. Aku banyak menghabiskan waktu dirumah bersamanya hanya untuk ngopi, ngerokok, dan juga mengobrol. Di tengah obrolan kita, aku juga menangkap mata Pak Ali yang sesekali melihat kearah teteku yang memang sangat besar ini. Aku pun memakluminya karena Pak Ali ini adalah seorang duda yang mungkin sudah lama tidak merasakan hangatnya memek perempuan hahaha. Sampai suatu ketika aku diajak oleh Pak Ali ke nikahan salah satu warga disana pada akhir minggu dan aku mengiyakannya, itung itung juga mau berkenalan diri dan toketku kepada warga disana.

Pada hari esoknya atau hari kelima disana, aku diajak Pak Ali yang saat itu masih libur bekerja untuk berkunjung ke rumah ibunya Pak Ali atau yang aku panggil nenek. Dirumah nenek, aku dipinjamkan kebaya untuk dipakai ke nikahan besok dan saat itu disuruh mencobanya. Saat aku mencoba sendiri, kebaya itu sangat sempit, aku merasa jika teteku keteken banget. Saat itu aku mencoba memakai bra, tanktop, atau kemben untuk daleman kebayanya, tetapi itu malah membuat kebaya itu tidak muat untuk aku pakai. Jangankan memakai itu, aku yang tidak memakai apa apa saja sudah sangat sesak. Akhirnya aku putuskan untuk melepaskan kebaya itu dan memakai bajuku yang tadi serta langsung pulang bersama Pak Ali. Sesampainya dirumah, sudah ada Budi yang baru saja pulang sekolah, lalu Pak Ali dan Budi bergantian untuk mandi sedangkan aku beberes rumah seperti nyapu dan ngepek. Selesainya mereka mandi, gantian aku yang mandi dengan membawa kebaya itu karena akan aku coba dan perlihatkan ke mereka setelah aku mandi. Setelah selesai aku mandi dan memakai kebaya itu, aku pun masuk rumah dan melihatkan kebaya itu kepada Pak Ali dan Budi. Mereka langsung melotot melihatku yang menggunakan kebaya itu. Apalagi bahan kebaya ada beberapa spot yang seperti jarring jarring, alhasil pentil teteku dapat terlihat samar samar oleh mereka. Teteku yang berukuran 34D ini juga menyembul dari kebaya. Mereka hanya memberikan komentar “Cantik kak” dan “Cantik kamu mba” dengan mata yang melotot ke arah teteku. Dan aku pun pergi ke kamar mandi untuk berganti baju menggunakan tanktop dan hotpants andalanku kembali.

Sampai pada akhirnya tibalah waktu nikahan itu, aku pergi ke nikahan itu bersama Pak Ali dan Budi. Yang lucu adalah, kita datang ke nikahan itu berasa seperti keluarga kecil, Pak Ali juga menggandeng tanganku yang berjalan bersama. Sesampainya disana, buset dah, semua orang langsung melihat kearahku. Tamu perempuan dan ibu ibu menatapku sinis sambil berbisik mengibahku, tetapi untuk tamu laki laki mereka sama sekali tidak berkedip melihatku. Mau itu muda, tua, bahkan kakek kakek sekalipun berebutan mengajak ngobrol, berkenalan, merokok bareng, bahkan sampai menawariku untuk mengambilkan makanan dan minuman. Bahkan yang lebih lucu lagi, mempelai dan orang tua yang laki laki juga mendatangiku untuk mengobrol denganku. Karena pada saat itu aku merasa teteku sangat menonjol dan terlihat samar putingku. Aku bahkan tidak bisa makan banyak karena aku merasa sangat sesak sekali. Jadilah di acara pernikahan itu terdapat perpecahan kubu, tamu perempuan semua hanya menatapku sinis juga membicarakan aku dan tidak ada satupun yang mengajakku ngobrol. Sedangkan tamu laki laki berlomba lomba untuk mendekatiku. Bahkan banyak dari mereka mengajak dangdutan malam harinya karena memang acara pernikahan ini ada dangdutan pada malam hari. Aku pun hanya menjawab “Aku bisa aja dateng ke dangdutan, tapi bilang sama Pak Ali dulu” sehingga beberapa dari merekapun mencoba bernegosiasi dengan Pak Ali. Beliau pun memperbolehkanku tetapi dia harus memulangkan Budi terlebih dahulu. Alhasil setelah dari nikahan itu di siang hari, kami bertiga pulang kerumah.

Sesampainya dirumah, kita bertiga hanya bersantai sembari mengobrol dan juga ngopi. Sesampai waktu akan maghrib, aku memasak makan dan kita bertiga makan bersama. Setelah makan, Pak Ali dan Budi bergantian mandi dan aku membereskan rumah seadanya, setelah mereka selesai baru aku yang mandi. Lalu ketika aku sudah selesai mandi, aku dan Pak Ali tidak langsung berangkat melainkan menunggu Budi tidur dulu, aku dan Pak Ali hanya mengobrol sambil merokok saat itu. Tak lama berselang akhirnya Budi tertidur dan berangkatlah kita ke tempat dangdutan yang dituju, aku saat itu hanya menggunakan tanktop seperut tanpa bra dan juga hotpants. Sampai tkp, aku langsung dikerubungi oleh para lelaku yang sudah sangat bernafsu melihat lonte cantik, sexy, dan berpakaian minim sepertiku ini. Bahkan mereka lebih memilih bergoyang bersamaku ketimbang dengan biduannya. Aku yang merasa tidak risin hanya menikmati saja malam itu, dijogetin parah, aku dicekoki minuman yang entah apa itu, sampai beberapa orang mulai menggrepe pantat dan teteku. Aku yang memang sudah kepalang sange hanya mendesah kecil sembari menikmati perlakuan para lelaki lelaki itu. Ketika dangdutannya sudah selesaipun, banyak dari mereka yang masih meminta untuk lanjut, alhasil mereka bergantian naik keatas panggung untuk karaokean dan aku masih tetap berjoget ria menyuguhkan keindahan tubuhku kepada para warga.

Sampai sekitar jam 3 pagi, aku dan Pak Ali yang sudah mabok berat memutuskan pulang kerumah. Dijalan, kita berdua saling merangkul satu sama lain, dan Pak Ali juga curhat kepadaku. Dari situ aku tau jika istri Pak Ali kabur dan menikah dengan orang lain. “Gak habis pikir saya mba, sudah menikah 5 tahun trus dia nikah sama orang lain. Sedih dan marah semua jadi satu deh mba” salah satu curhatan Pak Ali di malam itu. Sampai tepat didepan rumah, aku tiba tiba dicium oleh Pak Ali. Aku agak sedikit kaget, tetapi karena sudah mabok dan sange banget, aku membalas ciuman Pak Ali kala itu. Dia pun memaksa untuk mengentotku di dalam rumah, tentu saja aku menolak karena ada resiko Budi bisa bangun. Akhirnya kita menuju toilet di belakang rumah untuk menuntaskan hasrat birahi ini yang sudah sampai ubun ubun.

Tak lama setelah masuk toilet, aku langsung melorotkan celana Pak Ali dan menyepong kontolnya. Kontol yang lumayan besar dengan ukuran 15 cm itu sudah menegang maksimal dan juga rambut lebat pada pangkalnya. Aku sesekali melihat kearah Pak Ali yang keenakan merasakan Teknik seponganku yang bisa disamakan dengan lonte seharga puluhan juta ini, bahkan dia juga memegang kepalaku untuk memasukkan kontolnya lebih dalam lagi ke tenggorokkanku. Tak sampai 10 menit, Pak Ali langsung menarikku bangun dan memposisikan dirinya dibelakangku, lalu beliau mendorong punggungku sampai menunduk dan mulai mendoggyku. Sodokannya sangat kasar dan cepat sehingga aku merasakan sedikit sakit pada memekku. “Ahh santai aja pak, enak paaak, sodokan bapak nikmat” kataku yang dibalas oleh dia “Ahh enak banget memek mba masih sempit kayak perawan. Sudah lama saya tidak merasakan memek setelah ditinggal istri saya”. Aku juga berteriak “ahhh iyaa pak terus pak entot aku terus paaaak” dengan sangat keras dan memang sengaja, karena disekitar toilet itu juga sangat dekat dengan rumah tetangga Pak Ali. Setelah 20 menit digenjot habis habisan, Pak Ali sudah sampai puncaknya. Aku langsung mencabut kontolnya dan memposisikan diriku di depan kontolnya lalu mengocoknya. Pak Ali akhirnya menyemburkan pejunya ke muka dan teteku. Peju yang hangat dan sangat banyak milik seorang duda ini beberapa masuk ke mulutku, bahkan yang ada di muka juga aku ambil untuk aku makan.

Setelah puas, aku membersihkan tubuhku dan kembali kerumah untuk memasak sarapan. Sedangkan Pak Ali tetap di kamar mandi untuk mandi. Tepat setelah Pak Ali selesai, Budi pun bangun dan dia yang sekarang mandi. Selesainya Budi gentian aku yang mandi dan memikirkan apa yang akan terjadi selama 1,5 bulan selanjutnya kepadaku di desa ini. Karena kejadian saat nikahan dan dangdutan, mulai sekarang banyak warga desa yang mengetahui keberadaan seorang lonte eksibis di rumah Pak Ali. Banyak tetangga yang datang kerumah untuk berkunjung atau mengobrol denganku. Bahkan sering ada kunjungan dari RT, RW, dan kades juga kerumah Pak Ali. Tak hanya warga desa ini, warga dari desa sebelahpun juga datang kerumah Pak Ali. Budi, yang bersekolah di desa sebelah sepertinya bercertia tentangku, alhasil sering teman teman sekolah Budi datang untuk bertemu dengan, bahkan ada juga guru sekolah Budi yang datang. Terakhir, anak pertama Pak Ali yang sudah menikah juga jadi sering datang dan menginap dirumah itu.

Ini adalah minggu pertamaku di desa itu dari 1,5 bulan yang direncanakan, walaupun pada akhirnya aku sendiri yang menambah waktuku disana sampai 2 bulan. Selama itu, entah sudah berapa kali aku menjadi objek pemuas nafsu laki laki yang beruntung bertemu denganku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd