BAGIAN 1 : A HERO COMES HOME
Bau mesin kapal dan toilet kapal langsung menyerang hidungku begitu kapal merapat, aneh rasanya, harusnya aku menciumnya sewaktu kapal masih berlayar, mungkin karena perasaanku yang terus mengatakan untuk tidak pulang ke rumah.
" Kompi C segera berkemas !"
Ketika mendengarnya aku ingin sekali langsung melempar tas dan barang-barangku ke laut agar aku tidak perlu menginjakkan kaki lagi ke tempat ini.
Tapi apa boleh buat, tak ada pilihan lain.
" Dimas !"
" Cek !"
Sersan Kepala mulai memeriksa daftar penumpang dari kompi C, begitu nama kami dipanggil kami boleh langsung turun ke bawah.
Dapat kulihat raut wajah teman teman sekompiku, senang bukan kepalang tentunya dapat pulang kembali ke rumah mereka, ke keluarga tercinta mereka.
" Pablo !"
Itu namaku, sengaja tak kujawab, biarkan saja menggaung di seluruh kabin.
" PABLO !"
Teriakannya semakin keras dan dia juga mulai menghampiriku.
" Kamu tidak dengar ?"
Aku hanya diam tanpa sepatah katapun, bahkan aku tidak beranjak dari tempatku duduk.
" Pulanglah nak, masa baktimu sudah selesai " katanya sembari menepuk dadaku.
Kedua mataku menatapnya
" Titipkan pesanku pada Kapten, masa baktiku sudah selesai, tapi jiwaku masih disana "
Kemudian aku segera beranjak turun meninggalkannya sendirian di Kabin.
SURABAYA, 11-10-2022
DAY 001 SINCE LEAVING THE MILITARY
Sejak naik bis sampai aku turun di tempat tujuanku, orang orang memandangiku dengan aneh.
Tentu saja, seorang pembunuh berantai melintas di hadapan mereka dengan seragam lengkap bahkan badges ku masih tertera dengan jelas
Pablo, Divisi Infantri Mekanis 54, TNI AD
Beruntung, aku menemukan apartemen dengan cepat.
Kelihatannya tempat ini sesuai dengan keinginanku.
" Iya, tunggu sebentar "
Suara merdu seorang wanita segera menyahut setelah aku menekan tombol bel nya, aku juga mendengar suara anjing menggongong.
" Ah, ada yang bisa dibantu ?"
Suara merdu itu selaras dengan penampilan orangnya, tubuhnya tidak terlalu tinggi, rambut sebahu dengan ukuran badan menengah.
" Oh maaf, pak. Maksud saya, selamat pagi, bisa saya bantu ?"
Dia juga punya sopan santun tinggi.
Tidak, itu pasti karena seragamku, semua orang juga akan bersikap seperti itu
" Saya mau sewa kamar disini " ucapku singkat padanya
" Oh... silahkan masuk kalau begitu " balasnya pelan dengan senyuman di wajahnya.
Dia menuntunku masuk, membawaku ke tempat pendaftaran atau apalah namanya itu.
" Bapak bisa isi formulir ini, dan juga untuk uang sewanya harus dibayarkan sekarang, minimal anda bisa beri DP untuk kamarnya "
Apartemen klasik ini punya formulir ?
Ah, aku baru ingat, untuk alasan keamanan juga.
" Berapa sewanya ?"
" Untuk kamar biasa, 650 ribu per bulan..."
" Kamar biasa, maksudmu ada kamar VIP disini ?" aku memotongnya sebelum dia selesai bicara
" Iya, 950 ribu untuk kamar VIP "
Tidak, setelah kupikir-pikir apartemen ini punya kelas juga, walaupun terlihat klasik.
Sebenarnya apartemen ini lebih terlihat seperti apartemen reyot ketimbang klasik sih.
Segera kusodorkan uang bersama formulirnya pada wanita itu.
" Ambil kembaliannya " kataku setelah dia memberikanku kunci kamarku
" Ah, terimakasih banyak pak "
" Saya masih 25 tahun "
Dia langsung terdiam ketika aku menyahut seperti itu.
" Uhh, mas, saya mau tanya sebentar saja " ucapnya ketika aku baru mau menaiki tangga
" Kenapa ?"
" Mas tentara ya ?"
" Sudah lihat seragam saya kan ? 100% asli dan tolong panggil kakak aja, mas kedengaran kaya tukang bakso " sahutku ketus.
Lagi lagi dia langsung diam, tapi sepertinya dia juga menahan tawanya.
BERSAMBUNG