Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bali dengan dua bidadari

Status
Please reply by conversation.

wapol

Semprot Kecil
Daftar
16 Apr 2015
Post
54
Like diterima
1.029
Bimabet
Preambule

cerita ini hampir semua nyata. ya bisalah dibilang 70%. beberapa hal diubah untuk menyamarkan privasi TS dan subjek-subjek yang ada di dalam cerita.

Tokoh dalam cerita:

wapol
TS, karena ini 1POV, tanpa menyebutkan deskripsi fisik ts pun tak masalah.

10330520_10202291550669476_7280022569206625819_n.jpg

ilustrasi​

Monica, dipanggil mona. umur sekitar 20an awal, lupa pastinya berapa. mahasiswi sebuah univ swasta. memiliki perawakan tidak terlalu tinggi, bokong dan dada cukup menonjol, suara yang cempreng.
wajah putih metropolis. (gw bingung menggambarkannya gimana, tapi mukanya semacam anak gaul sekarang. putih, berbehel, rambut kemerahan sebahu), wajah agak chinese manado, gatau pastinya

Lona
10685351_735978639811932_2348354705335284140_n.jpg

ilustrasi​
Leonita, dipanggil Lona. seumuran dengan mona. mahasiswi. memiliki perawakan agak kurus, tinggi (mungkin karena kurus jd terlihat tinggi), mungkin sekitar 165an. rambut hitam sepunggung. agak tomboy. kulit sawo matang cenderung agak gelap. wajah sumatera (maaf bukan rasis). garis wajahnya tegas. mirip (banget) ama ilustrasi, cuma lona lebih gelap kulitnya. pakaian sehari-harinya simpel (kaos + celana panjang)

*ilustrasi diambil dari inet dan dicari semirip mungkin.
tokoh lain yang akan muncul akan ditambah ketika cerita diupdate. dan cerita ini terjadi sekitar pertengahan tahun lalu (2015). karena cerita ini masih dalam penggarapan, jadi update cerita tidak dalam interval waktu yang sama. juga melihat animo pembaca. selamat menikmati



INDEX
part.1 dua petualang (page 1)
part.2 Lona si liar (page 1)
part.3 permintaan mona (page 2)
part.4 perang kentang (page 4)
part.5 international affair (page 10)
part.6 swing it up (page 8)
part.7 yours (page 9)
part.8 sunset di tanah birahi (page 11)
 
Terakhir diubah:
Part 1. Dua petualang
Pernah merasa penat dengan hiruk pikuk kota besar? Kali ini pol mau cerita liburan hideout pol. Karena cukup panjang mungkin pol akan bagi jdi beberapa chapter, dan mungkin chapter prolog ini agak panjang basa basi, karena gaenak cerita ujug-ujug telanjang. So stay tune

Jadi singkat kata pol penat banget ama kerjaan dan hiruk pikuk kota, pol memutuskan untuk ambil cuti beberapa hari dan jalan-jalan sendiri. Rencana awal sih mau nyoba ke lombok, belom menikmati gili trawangan yang katanya bagus itu. Itenerary seadanya pol meluncur menggunakan ular besi. Singgah di jogjakarta untuk menikmati kota ini sejenak (alesan, padahal ga kekejar naik sri tanjung ke banyuwangi). Setelah masuk kamar dan ketiduran, sekitar jam 3 sore pol jalan-jalan membawa kamera imut kesayangan. Sekitar jam 8 malam melipir ke malioboro (nama jalan, bukan nama hotel yang di jakarta). Emang hawa khas kota pelajar ini berasa banget. Nyaman dan enak buat ngobrol ama banyak orang. ngalor ngidul pol akhirnya merapat ke deretan nasi kucing. Mungkin agak aneh liat pria duduk sendirian di meja lesehan yang cukup buat 4-6 orang.

“Permisi, kosong?” lamunan di tengah kunyahan pol terpecah denger suara yang cempreng2 sember (emang bener cempreng...serius). dua orang gadis (entah masih gadis entah udah enggak yaa). “yoo silahkaan”. Mereka makan, pol juga makan. “sendirian bang?” (bang, emang gw abang tukang bakso...) “iya nih, lonewolf, kalian berdua aja?” pertanyaan pol dijawab anggukan dengan pipi penuh makanan. “oh iya, gw wapol.. sorry agak ga biasa ngomong ama orang ga dikenal, harus kenalan dulu”. “mona” jawab yang suara cempreng tadi dengan masih terus mengunyah. “Lona” jawab temannya. “Lho kalian kembar? Kok ga mirip?” jawab pol agak bingung. “ga... gw leonita, dipanggil Lona, ini Monica dipanggil Mona” jawab Lona.

Belom kebayang kan bentuk mereka gimana? Okeh... Mona saat itu make kaos pendek merah, dengan hotpants (lebih panjang dikit dari hotpants tapi ga nyampe selutut), tas punggung kecil. Postur semok (ga kurus, tapi juga ga gemuk). Wajah, metropolitan lah, putih langsat tapi bukan chinese, lebih ke sunda atau manado. Rambut hitam kemerahan digerai sebahu. Kalo Lona, rambut hitam panjang dikuncir kuda, make snapback, wajah antara padang atau aceh lah..muka-muka sedikit arabic. Badannya lebih kecil dari mona tapi lebih tinggi. Make semacam sweetshirt hitam lengan panjang dan celana jeans panjang.
Jadi posisi kami, lona dan mona duduk sebelahan, pol duduk di seberang mona.
Pol: udah kemana aja di jogja?
Lona: muter-muter sekitar sini, ama keraton paling. Pol?
Pol: sama, nyampe agak siang tadi, tidur, bangun udah sore
Mona: pol bawa apa tuh tas gede?
Pol: kamera, buat iseng aja jalan-jalan poto-poto
Mona: potoin kita doong
Lona: apaan sih lo, gausah norak
Pol senyum-senyum kecut aja sambil ngeluarin kamera. Beberapa jepretan buat mereka. Lona yang tadinya ga mau lama-lama ikutan pose.
Pol: terus ngirimnya gimana ya?
Mereka berdua bersamaan “aaah iya jugaa”. Akhirnya gw dikasih instagram mona dan diminta kalo upload ditag ke mereka. Cliche anak jaman sekarang... pembicaraan singkat, mereka pamit pulang, pol juga sih.

Besok paginya di lempuyangan, pol duduk nunggu kereta sambil liat-liat hasil poto kemarin dan senyum-senyum, cakkep juga mereka. Tetiba terpecah lagi ama suara cempreng yang pol kenal nih suara. “ayo cepetan Lon!kebo banget sih lo ntar ketinggalan kereta!”. Dari kajauhan terlihat dua orang, mona dan lona, dengan gaya yang sama ama semalam. “Mon! Lon!” pol tereak. Mona keliatan bersemangat ketemu pol lagi, lona datar aja mukanya.

Okeh ini cerita panas, bukan novel stensil, singkat kata ternyata mereka sama nyari hideout ke bali. Mereka berdua teman SMA yang saat ini sudah kuliah beda universitas. Umur Mona 19 dan Lona 20 (lona telat masuk SD katanya). Mereka ternyata ga tau kalo jalur darat ke bali itu repot. Mona Cuma baca-baca di internet, Lona awalnya ga mau, mending terbang langsung, biayanya sama.
Tengah malam di tengah laut, dek depan

Mona gemetaran. Emang ga terlalu dingin, tapi untuk orang yang make kaos pendek dan hotpants tetep berasa anginnya. Pol lempar jaket ke mona “pake, kasian lo dingin”. “lo sendiri? Gapapa pol?” jawab mona sambil megang jaket pol. “gapapa segini doang sih, lo hotpants gitu ama kaos selembar, beha ampe nyeplak, ya dingin lah” jawab gw. Memang mona make kaos tipis berwarna abu-abu misty dengan bra merah kontras yang keliatan. Dan memang selama di kereta obrolan kami makin intim dan berani dirty jokes.

“heee masih sejauh ituu?!” jawab mona kecewa setelah kapal merapat di gilimanuk dan gw jelaskan perjalanan ke kuta masih cukup jauh. Singkat kata, kami akhirnya mencapai taksi untuk menuju ke kuta.

“lo tinggal di mana Pol nanti?” tanya lona tetiba. “ga tau, ga kepikiran, udah siang ini. Jalan-jalan dulu nyari hostel murah” jawab pol enteng. “Terus di bali mau kemana?” tanya lona lagi. “ga tau, Cuma mau menikmati bali, terus ke lombok palingan” jawab gw enteng. “lo gapunya rencana banget ya pol” celetuk Lona. Tetiba Mona seperti mendapat pesan dan berteriak kecewa “ah tailah! Sialan!”

Ternyata mereka ke bali ga berdua, ada dua orang temannya lagi yang menyusul via pesawat. Dan dua orang temannya ini yang punya itenerary dan tau tentang bali. Karena ada keperluan mendadak mereka ga bisa ikut ke bali, menyisakan dua orang gadis clueless.
Mona: pol lo tau bali? Ada itenerary? Ga tau mau nginep di mana kan?
Pol: bali lumayan lah, itenerary gw ga ada, dan gw ga tau mau tinggal di mana, kenapa?
Mona: gabung aja yuk... lo tinggal ama kita aja
Lona: (sambil berbisik) gila lo mon, baru kenal kemaren diajak sekamar
Mona: (bales berbisik) dia dari kemaren kayak tau macem-macem, lo mau di bali clueless? Gw sih enggak.. (nengok ke pol), mau ya pol?
Pol: yaudalah...

Jadi yang bisa pol telaah sejauh ini, mereka adalah orang-orang yang sok pengen adventure tapi clueless, mona banyak omong,supel. lona lebih diem dan manut aja. Akhirnya kami tiba di sebuah hotel di kuta. Begitu masuk kamar, lumayan besar, yang bikin kami bertiga kaget adalah kamar mandi! Kamar mandinya Cuma disekat kaca dan tirai yang gantung (Cuma sampe se betis), walaupun wc’nya berada di ruang yang berbeda.

Setelah mandi, kami memutuskan jalan-jalan di sekitar kuta. Mona make baju putih tipis, bra yang nampak nerawang berwarna biru muda, dan celana kain panjang gombrang berwarna kebiruan. Lona masih dengan atribut lamanya. Di pantai mereka asyik berdua sementara gw lebih asik motret. Cukup banyak pedagang buah (dada) di sini. Mayoritas ekspat dengan two pieces bikini, berdua dengan koboy bali. Pemandangan yang cukup bikin wapol jr. Menegang. Celana mona mulai basah hingga betis, bajunya mulai basah juga.

“lo lepas aja mon baju ama celana, make bikini kan?” tanya gw nyamperin mona. “nanggung pol udah basah gni” jawab mona. “mending bikini lo basah, agak sorean kalo mau udahan keringin bentar, pake baju, dibanding lo jalan make pakaian basah, berat” jawab gw lagi. “malu pol, diliatin” jawab mona lagi. “please ini bali, warga lokal juga udah puas liat bule, turis lokal juga lebih tertarik liat bule kali” jawab gw agak ketus (kasian wapol.jr, butuh asupan buah)

Mona berbisik ke lona, kemudian mereka menghampiri pol yang udah duduk dengan santainya. Akhirnya mona dan lona melucuti pakaiannya. Bikini two piece warna biru, Lona sendiri tetap make kaos warna gelap dan shortpants sangat pendek.

Badan mona memang gak langsing bak wanita berbikini, tapi perutnya ga buncit. Jadi semok tebal gitu, dengan dada yang menurut pol sekitar 36C atau D. Ya, cukup guede. Kulit putih langsatnya berpadu pas dengan paras manado (atau sunda)nya. Sementara Lona, memang ga seputih Mona, tapi suprisingly pahanya bikin pol tergiur.

Beberapa lama mereka main ombak, Mona balik ke tempat pol duduk, mengambil topi Lona yang memang ditaruh di dekat baju mereka, tiduran dan menutup mukanya dengan topi. “sunbathing kayak bule-bule ah” canda Mona. Celana yang basah membuat bibir vagina mona nampak sedikit nyeplak, samar juga putingnya mencuat dari bikini top-nya. Perlahan pol perhatikan tubuh mona yang sungguh menakjubkan. “gw harus nemu cara buat nelanjangin mona” pikir gw dalem hati. Lama-lama pikiran jelek bertebaran.

Hari perlahan sore, setelah sunset kami pulang ke hotel. Mereka mandi dan kami bersiap mencari makan. Sebelum keluar, pol pipis dulu. Di kamar mandi bergentalangan bra dan CD mereka, wajarlah wanita. Wait, kenapa Cuma ada sepasang bikini (atau pakaian dalam) basah? Warna biru... kemana pakaian dalam Lona?

Jam 10an setelah berkeliling kuta dan makan malam, kami memutuskan untuk main ke gogo bar di legian. Mona memakai short pants yang benar-benar pendek, dengan crop shirt berwarna putih dan bra merah menyala. Lona memakai mini dress hitam dengan hot pants. Seperti biasa gogo bar dipenuhi drunken oz (orang-orang aussie yang mabok). Pesan cocktail dan beberapa cemilan. Malam makin larut musik makin menghentak. Mona turun ke dance floor, Lona hanya bergoyang kepala sambil memegang gelasnya.

“tambaah lagi lon” mona tetiba menghampiri dengan mata yang sudah cukup merah. Tangannya memegang gelas kosong. Ini sudah gelas ketiga kami. Mata mona makin padam di gelas ke empat. pol udah berganti ke bir, Lona jadi diam. “shit mereka berdua mabok” pikir pol. Dan benar saja, ga butuh waktu lama, mona sudah dikelilingi drunken oz, mereka mulai mencoba menciumi Mona, dan Mona yang sudah hampir hilang kesadaran seperti pasrah ketika seorang bule oz menciumnya, dari belakang, temannya merangkul mona.tangannya tepat berada di perut mona. bule yang sedang mencium mona, membawa tangan mona agar merangkulnya, dengan posisi ini otomatis tangan mona agak terangkat ke atas, dan baju mona semakin terangkat. Tangan Teman bule tersebut mulai naik di balik kaos Mona dan nampak meremas dada mona.

Di satu sisi pol menikmati pemandangan ini, sisi lain ada rasa tanggung jawab kalo mona diapa-apain. Pol beranjak mau narik mona, tapi tangan pol ditahan lona, “tunggu, lo liatin aja dulu, kalo uda hampir telanjang baru tarik” perintah lona dengan suara berat khas orang mabok. Sekitar 6 orang mengelilingi mona, dan semua sudah dapet bagian mencium dan meremas payudara mona. Agak envy, kesel, dan pengen akhirnya pol tarik mona dari kerumunan pria itu. Agak susah payah namun berhasil.

Pol memaksa kami pulang, takut ga kuat jagainnya. Mona yang nyaris ga kuat berdiri akhirnya pol gendong punggung. Dadanya terasa meninju-ninju punggung dan leher pol. Sementara lona berjalan terseok di samping pol. Baju mona basah ketumpahan bir dan cocktail yang dia pesan tadi. Tiba di kamar pol rebahkan mona di kasur. “gantiin bajunya pol,lengket kasian. gw pusing banget” pinta Lona seraya menjatuhkan badannya di kasur sebelah. “pake baju lo dulu pol, tasnya dikunci kan? Gw ga tau kombinasi kuncinya. Dan pinjem kasur lo ya” tambah lona.

Pol ambil satu kaos pol, kemudian menarik mona agar duduk. Daritadi sebenarnya mona tak hentinya meracau. “jelek banget maboknya banyak omong” pikir pol. Hotel kami berada di wilayah cukup sepi, beda dengan legian, walau dekat. Mona yang tak hentinya ngomong bisa bikin rusuh tetangga. Pol pegang ujung kaosnya, dan mata pol menatap mona. “whaaaat? Want again?” racau mona kemudian mencium pol. Mona terus melumat bibir pol. pol membalas melumat. Cukup lama kami berciuman. Susah payah akhirnya pol berhasil membuka kaos mona, dan langsung terpampang payudara berukuran ekstra. Rupanya daritadi mereka menaikan bra mona dan meremas langsung dadanya. Dada bulat menggelantung dengan puting coklat muda yang sudah mencuat tegang. “ahh nanggung lah basah sekalian”, pikir pol dengan wapol.jr yang sudah berdiri tegak. Tangan kanan pol meremas dada mona, sementara tangan kiri pol menahan punggung mona agar tetap dalam posisi duduk. Pol lepas ciuman pol, dan beranjak menjilati dada kiri mona, sementara tangan kanan pol meremas dada kanan pol. sesekali pol gigit kecil puting kecoklatan yang sudah sangat tegang itu. Tangan mona beranjak dan memegang wapol jr. Yang sudah sangat tegang dari balik celana. “pol, udah?” tetiba suara lona seperti alarm yang membangunkan pol. kaget setengah mati dan langsung melepas remasan pol. “dikit lagi, susah nih gw ga biasa makein baju”. Akhirnya dengan cepat pol pakaikan kaos pol.

Setelah selesai, pol duduk di bibir ranjang mona. Kesel sih, kentang banget! Belom rejekinya mungkin. Pol kemudian meminta lona beranjak dari ranjang pol, biar bisa tidur. Lona bersikukuh, “tidur sini aja gw, lo samping gw sini, males tidur ama orang mabok, rusuh”. “lah emang lo ga mabok” pikir pol kemudian beranjak tidur di samping lona. Posisi kami punggung-punggungan. Tepat ketika mau merem, tetiba ada dengan ketawa kecil lona bilang “what if i told you, gw liat semuanya”
 
Bisa jadi cerita bagus, sedikit perapihan penulisan akan lebih baik.
 
Ijin baca dulu suhu :baca:
cendol perdana :cendol: sent
 
Mantaff suhu. :jempol:

Sedikit saran sih. Kan ini pov'nya Wapol, kenapa gak pake kata ganti orang pertama aja? Jadi "Pol" diganti "Aku". Biar lebih enak aja.

Cuma saran aja sih. Ditanggepin silahkan. Gak ditanggepin juga gak apa.
:ampun:

GRP terkirim. :cendol:
 
Mantaff suhu. :jempol:

Sedikit saran sih. Kan ini pov'nya Wapol, kenapa gak pake kata ganti orang pertama aja? Jadi "Pol" diganti "Aku". Biar lebih enak aja.

Cuma saran aja sih. Ditanggepin silahkan. Gak ditanggepin juga gak apa.
:ampun:

GRP terkirim. :cendol:

iya...tadinya mau sedikit watermark karena cerita gw keseringan tetiba diambil orang. ternyata susah make bahasa kek gitu...next make gw lo aja...
 
“what if i told you, gw liat semuanya pol”, suara Lona memecah kantuk gw. Badan gw berbalik, “semua apa?” tanya gw setengah panik. Lona berbalik, posisi kami kini berhadapan “lo, mona, ciuman, remas toket, semua. Gw ga mabok pol, at least ga semabok mona buat bisa ampe ilang kesadaran”. “oh ya? Kenapa ga lo stop?” tanya gw mencoba santai (walau panik).
“gw stop kalo udah kelewatan” jawab lona santai.
“kelewatan gimana?”
“ngentot, she has my promise to keep her virgin”
Agak kaget jg gw tau kalo Mona virgin.
“kentang pol? hahaha...kalo udah diri harus sampe muntah ya?” canda lona
“kentang? Ga juga, emang lo ga kentang?”
“ini lo bilang ga kentang?” tanya lona sambil tetiba tangannya meremas wapol.jr yang setengah tidur.
Fuck, gw pikir lona anaknya anteng-anteng aja. “don’t wake up something you cant handle lon”
“ooo i can handle this”
“how about this?” tangan gw langsung meremas dada Lona.
“jangan bikin gw pengen kalo lo gabisa memuaskan gw” kata lona dengan mata nakal tertuju ke gw.
“i bet i could” dan tangan gw langsung turun ke selangkangannya. “aaach” lona melenguh
“don’t ...ahh..you...daree” ucap lona di tengah lenguhannya. Gw ga menjawab, tangan gw semakin cepat mengocok selangkangan lona.
“udaah!” pekik lona sambil bangkit dan melepas tangannya dari wapol.jr. gw kaget dan melepas tangan gw. Lona beranjak dari ranjang menuju tasnya. Gw hanya bisa terdiam, khawatir tapi kentang (asli ini gaenak banget rasanya). Lona melempar sesuatu ke gw. “satu kemasan kondom?” pkiran gw ga karuan kali ini. Dua tadi tambah bingung.

Lona menarik tangan gw hingga duduk, kemudian mendorong gw kembali tidur sambil bilang “lo punya satu kesempatan buat muasin gw” dan kemudian ia melempar badannya tepat ke atas badan gw dan langsung mencium liar. Lidah kami saling serang. Ciuman lona benar-benar gahar. Pinggulnya berada sedikit di atas wapol.jr dan bergoyang-goyang. Tangan gw meremas kedua bokong lona. “ssaaaccchhh” lona melenguh kemudian melanjutkan melumat bibir gw. Tangannya kemudian memegang tangan gw dan menariknya ke atas. Lona melepaskan ciumannya. Lona kemudian duduk dan mulai menarik baju gw ke atas dan berhenti tepat ketika berada di sekitar mata gw. “diem di sana” kata lona. Gw gabisa liat dan di posisi ini gw memilih pasrah dan menunggu permainan lona. Tetiba gw rasakan lidahnya menjilati puting gw. Serius ini mirip banget ama adegan 50 shade of grey ketika mr, grey melucuti pakaian wanitanya, bedanya gw di posisi wanitanya! Dan gw ga tau kalo puting pria bisa bereaksi dan bener-bener bikin sange.

Gw rasakan lidah lona bergerak dari satu puting ke puting lainnya, dan kemudian bergerak turun. Ya, dia benar-benar menjilati badan gw! It’s humiliate! Tangannya membuka sabuk, kancing celana dan menurunkan resleting gw. “lo nanya gw kentang apa ga pol?” Kemudian menariknya ke bawah. “dari di bar gw udah pengen, liat mona diciumin orang” *plop! Wapol.jr sudah berdiri tegak. Ga lama gw rasakan tangan lona sudah menggenggam wapol.jr. “terus lo depan mata gw, asik ama mona” Lona kemudian mengocok penis gw perlahan “don’t turn me on if you could handle me”, kemudia gw rasakan sensasi hangat. Lona mulai mengulum wapol.jr. ia memainkan kulup penis gw. Menjilatinya, dan memasukan perlahan hingga setengah. Perlahan dan makin lama makin cepat.

“lo bangun atau ngebuka penutup mata, permainan selesai” kata Lona sembari sebentar melepas kulumannya. Gw hanya mengangguk setuju. Ada harga diri dihumilliate gini sih, tapi enak. Tangan kanan lona mengocok pangkal wapol.jr, sembari mulutnya mengulum. Gw pasrah keenakan dengan keadaan ini. Tetiba lona melepas kulumannya dan mulai menjilati seluruh batang wapol jr. Turun hingga biji. Tangan lona mengocok batang wapol.jr dan mulutnya kini menghisap dan menjilati biji wapol.jr. sensasi ini luar biasa. Gw ga tau dia akan melakukan apalagi, gw gabisa liat dia lagi apa, dan gw ga megang kontrol sama sekali.

Tetiba lona melepas kuluman dan kocokannya, beberapa detik. Dan gw merasakan kulit, empuk, hangat, bukan vagina. Rasa aneh enak bikin penasaran. Ini apa? Apa yang menyentuh wapol.jr? “ahh..nmmm...” gw bisa denger lona mulai mendesah liar. Perpaduan ni bikin gw ga tahan juga, penasaran tapi enak. Akhirnya gw buka kaos yang nutupin mata dan langsung duduk. Gw lihat lona sudah topless, dadanya menjepit wapol.jr dengan kedua tangannya. Titfuck?! Pikir gw kaget. Posisi kepala kami begitu dekat, gw langsung melumat bibir lona sambil tangannya gw tarik dan gw melempar badan gw kembali tidur.

Posisi lona sekarang di atas badan gw, kami kembali saling melumat. Lidah kami saling bertarung. Gw balikkan badan lona, sekarang gw di atasnya, bertumpu di lutut biar ga bener-bener nimpa (kasian berat). gw rentangkan tangan lona Sambil tetap megang kedua tangannya.

“Payback!” kata-kata gw hanya dibalas senyuman nakal lona. Gw mulai menjilati telinga, leher, turun ke dadanya. Tidak terlalu besar dengan puting yang sudah keras berwarna coklat tua. Mungkin bukan dada yang sangat bagus tapi sangat menggoda. Kecil namun bulat membusung walau telentang. Kujilati dadanya, kenyal dan berisi! Kugigit kecil putingnya. “sshhh aaaaahhhh” lona menggelinjang. Lona mencengkram tangan gw dan mulai membusung. “aaaah aaaah” lenguhan lona makin kencang. Membuat suasana semakin panas. Gw menjilati lona semakin ke bawah. Karena susah untuk membuka celananya, gw melepas pegangan tangan gw dan membuka kancing serta resleting celana lona. Lona seperti paham, ia mengangkat bokongnya, membantu mempermudah gw menurunkan celananya. Dan terpampang vagina yang mulus. Sama sekali tanpa bulu. Berwarna kecoklatan di bibir luar namun nampak pink merekah di bagian dalam. Lona mengangkat dan meregangkan kakinya, mempermudah gw menjilati vaginanya. Sudah sangat banjir. Gw mainkan bibir vaginanya sambil tangan gw meremas kedua dadanya. Ketika akhirnya gw menemukan klitorisnya dan mulai menjilatinya, tangan lona memegang tangan gw dan memandu untuk meremas dadanya lebih keras dan cepat. Gw gigit kecil klitoris lona, “mmaaahhhhhh.....”lona memekik dan terus melenguh. Sekitar 3 menit gw memainkan vagina lona dan “aaachhh...almoost...almoost.. .” lona melenguh keras, badannya membusung dan cairan hangat keluar dari vagina lona, membanjiri mulut gw.

“sshh aaahh...pol, quit playing around” suara sange lona diiringi tangannya menjambak rambut gw. Kami kembali berciuman liar. Kaki lona sudah mengangkang, tangan lona memandu wapol.jr ke arah lobang vaginanya. Sedikit menggesek-gesekan wapol.jr di bibir vaginanya kemudia meletakannya tepat di bibir lubang. Sedikit dorongan kepala wapol.jr masuk ke liang vagina lona diiringi dengan desahan liar lona. Perlahan gw pompa wapol.jr. vaginanya terasa hangat, becek, dan sempit. Hingga akhirnya seluruh batang wapol.jr masuk ke liang vagina lona. Perlahan gw pompa. “sshh aahhh mhhh” lona meracau sejadinya. “faster honey faster..aahhh”. gw percepat gerakan gw, “plop plop plop” bunyi yang dihasilkan dari vagina lona yang sudah sangat becek ketika wapol.jr masuk dengan cepat, diiringi suara lenguhan lona yang makin liar. Sekitar 5 menit gw pompa, tubuh lona menegang dan bergidik “aaahh keluuaaaar” diiringi semprotan cairan hangat membanjiri wapol jr.

Lona seperti sadar gerakan gw mulai melambat, capek juga lama lama. “sshh aahh pol, switch”. Gw berhenti mempompa dan tidur di samping lona. Lona bangkit dan memposisikan tubuhnya di atas tubuh gw. Tanngannya memegang wapol jr. Dan mulai perlahan memasukannya ke liang vaginanya. Sangat terasa perlahan wapol jr. Seperti dipijat. Vagina yang sempit dan sudah sangat basah memberikan sensasi hangat tersendiri. Lona bergerak naik turun dengan lenguhan yang semakin menjadi-jadi. “sshh...aahh...ahh...ahh” lona hampir berteriak keenakan tiap kali tubuhnya menghentak ke bawah dan gw sedikit menghentak ke atas. Tangan gw meremas kedua dada lona. Hampir 5 menit berlalu, lona mulai lelah dan agak mencondongkan tubuhnya ke belakang, ditopang kedua tangannya. Ia bergerak maju mundur. “sshh, aaaaaah.. mmaaachh” lenguhan demi lenguhan terus terdengar.

Perlahan gw memposisikan badan gw bersandar di tembok sambil berusaha duduk. Dengan posisi ini lebih mudah buat gw untuk bergoyang membantu Lona, dan kepala gw jadi pas di dada lona. Segera gw peluk lona dan menenggelamkan kepala gw di kedua dadanya. Langsung gw lumat dada kirinya sementara tangan gw meremas dada kanannya. “mmaaaacchhh...aaachhh..e..e.. .ennaak banget hun(honey)” lona meracau sejadinya ketika gw menggigit kecil putingnya sementara tangan gw mencubit puting kanannya. Tak perlu waktu lama untuk lona mencapai orgasmenya kembali. Tubuh Lona membusung dan bergidik kuat, gerakannya melambat.gw merasakan vaginanya berkedut semakin kuat dan Beberapa detik kemudian wapol jr. Seperti kembali dimandikan. Cairan hangat membanjiri liang vagina Lona. Begitu banyak hingga meluber keluar. Lona masih berhenti bergerak. Tubuhnya sudah dibanjiri keringat walau ruangan ini ber-AC. Entah kenapa aroma tubuh dari keringat ini semakin membangkitkan birahi gw. Kami kembali berciuman. Tidak lama kujilati leher dan dadanya. Semerbak aroma ini benar-benar membuat gw makin bernafsu.

Gw kembali memposisikan tubuh lona setelah orgasme kedua. Ia sudah mulai lemas. Gw posisikan lona berlutut menghadap tembok. Kali ini posisi doggy style. Tak banyak kesulitan wapol jr. Menyeruak kembali masuk ke dalam vagina yang sudah banjir itu. Kembali gw pompa lona. Ia seperti membantu dengan juga bergerak seirama. *plok plok plok* setiap kali wapol.jr menghentak masuk ke vagina lona. Kedua tangan gw meremas dada lona yang menggelantung bebas, memainkan kedua putingnya. “hhhaaahhh...haaahhh... mmpff...aahhh” lenguhan lona semakin tak teratur. Desahan nafasnya sangat memburu ditambah sedikit nada lelah.

“Looon...mmmnyymmm ngapain looon...” suara mona secara tiba-tiba benar-benar memecah pola permainan kami. Gw agak panik. Ya biar gimanapun kami baru sebentar kenal, terus kalo mona bangun liat lona lagi gw entot, agak ga enak juga. Kami berhenti bergerak, pandangan kami langsung tertuju kepada mona. “ngigo (mengigau) pol?” bisik lona. “mungkin” ,balas gw pelan. Mona merubah posisi tidurnya dan kembali terlelap.

“masih lama pol?” tanya lona tetiba. “harusnya tadi uda hampir, sekarang ya lama lagi” jawab gw. Agak kesel sih karena diganggu. Yah, mode cepat aja lah. Waktu juga udah menunjukan jam 3.45. mau tidur jam berapa ini... pikir gw. Lona kembali bergoyang pelan. Gw tarik kedua tangannya, hingga posisi lona hampir tegak membelakangi gw. Tangan lona megunci ke belakang badan gw. Tangan kanan gw melingkar di perut lona, tangan kiri gw meremas kedua dadanya, dan bibir gw menjilati leher dan telinga lona. Posisi ini membuat wapol.jr seperti tertarik ke atas. Kaki lona pun lebih merapat. Vagina lona Terasa lebih sempit dan “menggigit”. Tempo gerakan kemudian gw percepat. “uuucchhh...aaachhh... ennnaak bangeeet huuun...aaaaahhh...mmfff...” bukan melenguh lagi, lona benar-benar nyaris berteriak. Tangan kanan gw kemudian turun ke bibir vaginanya dan memainkan klitorisnya. 5 menit berlalu dan sensasi berkedut itu kembali terasa. Tubuh lona kembali menegang dan bergidik. “ssshhhhhh..aaaahahhh” orgasme keempat lona kembali terjadi. Tidak terlalu banyak cairan yang keluar namun cukup membuat wapol. Jr kembali merasakan sensasi hangat. Cairan itu juga meleleh keluar.

gw masih terus memompa lona. Dan benar saja, gantian gw mau keluar. “aahh almost lon”...seperti memahami kode, lona langsung melepaskan diri, duduk berbalik menghadap gw dan langsung mengulum wapol.jr. berbeda dengan tadi, kuluman lona sangat liar. Tangan kanannya mengocok cepat pangkal wapol jr. Kepalanya bergerak cepat hingga kulumannya menimbulkan suara yang cukup keras. “aaah keluaaar loon” dan *croot croot croot* sekitar 6 tembakan melesat langsung ke dalam mulut lona.lona sedikit tersedak, mungkin beberapa semprotan melesat langsung ke tenggorokannya Bahkan sesaat setelah itu lona masih bergerak mengulum dan mengocok wapol.jr seperti tak ingin kehilangan setetes spermapun. Setelah memastikan tak ada lagi sperma yang keluar, lona melepaskan kulumannya. Ia tersenyum puas, membuka mulutnya yang dipenuhi dengan lendir putih.

“whatta good fucker” lona berkata setelah menelan seluruh sperma yang ada di mulutnya. “can we do this more often?” tanya gw. “no...” jawab lona kemudian diam beberapa detik, lalu seperti tersenyum nakal. “no we can’t, we SHOULD” momen ini sebenarnya gw ingin kembali mencium lona, namun mulut dengan bekas sperma entah gw ga terlalu suka merasakannya. Kami kemudian berpelukan sambil merebahkan diri. Kasur ini basah dengan keringat bercampur cairan vagina.

Mengambil napas sesaat kami kemudian kembali berpakaian. “pol, what mona doesn’t know, let her still doesnt,ok?” gw hanya mengangguk dan kami kemudian tertidur.
Gw baru bangun sekitar jam 10, ketika mendengar suara cempreng mona.
Mona: Lo tidur ama wapol?
Lona: iya...
gw dalam hati: oooh...shit.. whether bad or good thing is gonna happen very soon


BERSAMBUNG
 
Nah kalo kek gini kan lebih enak dibacanya.

Ada baiknya sih kalo penyebutan nama orang diawali dengan huruf kapital. Tapi gak terlalu jadi masalah sih buat ane.
Iseng-iseng kasih kripik aja. :pandapeace:

Dan cerita suhu sukses bikin ane :konak:
Mantap :jempol:

Lancrotken. :semangat:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd