Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT BARA CINTA DI UJUNG SENJA

Makasih suhu buat updatenya. Jujur aja, mungkin salah satu cerita terbaik di forum semprot ini. Ceritanya gak terburu-buru, alur cerita jelas dan bahasa yg rapih dari suhu. Saya sendiri jujur kadang lebih menikmati cerita tentang hubungan mereka dibanding seksnya 😂. Well sekali lagi, tetep konsisten ceritanya, dan berharap ada tulisan Tamat di cerita buatan suhu ini apapun endingnya 👏.
 
QUINCE


TONIGHT I AM FALL IN LOVE



Sepulang dari swing selanjutnya dari loaksi pekerjaan, Faldo tidak sempat pulang ke Jakarta, karena senin sore dari Surabaya dia diminta ke Singapore untuk ikut training di sana selama 4 hari hingga Kamis malam, dan saat dia kembali ke Jakarta, justru Maya yang gantian tugas luar ke Medan karena ada kasus perdata yang harus ditangani, hingga kembali lagi ke Jakarta pada hari Sabtu malam.

Maya menolak untuk dijemput Faldo, alasannya nanti jika dijemput Faldo bisa ngga pulang ke rumah dianya. Meski agak aneh dengan keputusan Maya, Faldo memakluminya, dan sepanjang jalan dari Bandara ke rumahnya, Maya menelpon Faldo lewat video call, karena dia dijemput oleh supir kantornya.

Hubungan mereka berjalan unik, tanpa ada deklarasi resmi, tapi berjalan seperti biasa, dan bagi Faldo dia ingin memupuk rasa cinta seperti yang dia inginkan, sehingga tanpa diminta dia rajin memberi kabar ke Maya, dia tidak ingin saling menunggu dalam memberi kabar.

Maya pun demikian, meski rasa egois dan slebornya sering muncul, namun dia juga belajar memahami tentang Faldo, dia berusaha melihat Faldo buakn sebagai sosok yang sering dia buli selama ini, tapi sebagai sosok baru yang ia inginkan ada kehangatan, dan mau menerima apa adanya dirinya.

Perkenalan yang demikian lama membuat mereka tidak sulit dalam beradaptasi sebenarnya, hanya saja perlu waktu untuk bisa masuk dan benar-benar menghadirkan cinta di hati mereka setelah aroma persahabatan atau kakak-adik yang selama ini diantara mereka.

Orangtua mereka senang dengan perkembangan kedekatan mereka, namun mereka belum tahu jika tahapan hubungan anak-anak mereka sudah mulai dalam. Yang mereka tahu bahwa anak-anaknya dalam situasi single, dan mungkin saja mereka dekat karena sama-sama sendiri.

Maya sedikit memprotes saat Faldo mengirim screen shoot sebuah percakapan, lalu ada fotonya dia yang jadi wallpaper Faldo.

“jangan yang itu sih….yang lain coba”

“yang mana?”

Tidak lama kemudian Maya mengirimkan fotonya

“ini aja”

Faldo lalu mengikuti dengan mengganti foto tersebut. Untuk profile WA Maya melarang menggantinya, menurut dia biarlah itu jadi identitas mereka masing-masing, jika untuk status mungkin bisa lah, tapi untuk profile picture lebih baik foto sendiri

Kadang Faldo merasa lucu mereka jadi seperti bucin yang baru kenal cinta. Tidak ada kata resmi dan I love you, atau kita jadian yuk, atau apalahlah, tapi proses itu berjalan terus dan faldo merasa sangat positif.

“Lu jangan panggil gue Ayang atau Uni yah…..” ancam Maya ke Faldo, dan disambut dengan tertawa oleh Faldo.

“aku manggilnya, Bunda aja….” Jawab Faldo

“bunda??? Ngga salah lu….???”

“ngga lah…

“ih apaan sih…..

Diam sejenak…..lalu…

“tapi boleh juga yah….

Faldo tertawa….

“trus aku panggil kamu ayah, gitu? Tua amat yah….?” Celoteh Maya

“ada idea?”

“hmmmmm…yanda aja yah kali yah…kependekan dari Ayahanda….”

“terserah sih……”

Dialog-dialog kecil yang lucu tapi baru dialami mereka membuat mereka geli sendiri, meski faldo tidak melarang Maya untuk tetap dengan gayanya yang slebor dan doyan membulinya, namun Maya kali ini belajar banyak hal, dia tidak mau kehilangan lagi karena sikapnya yang tidak kompromi atau suka seenaknya, diang ingin menjadi lebih baik lagi, tanpa harus berubah menjadi orang lain….

“aku kasih tau yah kalo masih suka kelepasan manggil lu gue ama dirimu….” Ucap Maya ke Faldo sebelum menutup telponnya…. Faldo jadi kaget….meski dia tidak ingin memaksa Maya berubah sedrastis itu, tapi memang harus ada perbedaan cara memanggil sesorang yang special dengan teman atau orang lain….

“terserah aja Bun….”

Meski merasa ini sangat cepat dan express, tapi buat Maya dan faldo justru sebenarnya kulminasi dari hungan mereka sedang berjalan ke puncaknya, karena sudah saling tahu dan kenal, sehingga memudahkan semuanya.

Faldo sendiri sudah pindah ke rumah barunya, Mamahnya sudah meminta untuk diadakan selamatan dan pengajian, tapi Faldo mengatakan bahwa nanti saja di swing dia yang berikutnya, karena kali ini dia hanya punya waktu satu minggu saja di rumah.

Hari Minggu, tangggal 28, acara nikahan Tito teman kerja Faldo akan dilaksanakan, sehingga malamnya resepsi Faldo juga akan ikut hadir, dia sudah mengatakan bahwa jam 6 sore akan menjemput Maya, karena resepsinya dimulai jam 7 malam.

Dengan batik coklat tua dan celana hitam, Faldo nampak gagah dan keren, dan pukul 18.00 dia sudah tiba di kediaman Maya, kekasihnya yang sudah mau 3 minggu tidak dia lihat secara langsung.

Saat Maya turun dari lantai atas, Faldo dibuat pangling.Dengan gaun eropa klasik warna brilliant brandy, dia sungguh cantik, ditambah rambutnya yang sepunggung digelung ke atas, Faldo dengan penuh cinta memandangnya…..

Faldo meraih tanganya, mencium pipi kiri dan kananya, dan berbisik….” What a beauty, Bunda…. Cantik banget…”

Maya tersipu malu…. Semenjak mereka mulai berhubungan lebih intim, Maya memang jauh lebih kalem dan jarang sekali membuli Faldo lagi…. Dia mulai menempatkan Faldo sebagai sosok yang harus dia hormati….

“makasih….” Senyumnya penuh arti

Maya sempat meminta pembantunya untuk mengambil foto mereka berdua….

“papi dan mami lagi ke Bandung, mungkin malam baru tiba, tapi sudah bilang mau pergi kok…” jawab Maya.

Mereka lalu jalan ke acara pernikahan Tito….

Dan pesta yang lumayan megah tersebut, pasangan ini memang menarik perhatian banyak teman-teman Faldo yg juga hadir yang ada di darat. Bahkan saudara-saudara Tito yang berharap bisa lihat Faldo, langsung minder melihat cantiknya sang kekasih….

Faldo juga memperkenalkan Maya dengan teman-temannya, bahkan Tito dan istinya saat bersalaman ikiut mendoakan agar segera menyusul dalam waktu dekat.

“segera nyusul Bang Faldo yah….” Ujar Tito saaat salaman di pelaminan.

Setelah menyantap makan malam, mereka lalu berpamitan untuk pulang…..

“pulang kita? Apa mau jalan kemana?”

“kemana?”

“kemana kek…”

“nongkrong? Dengan pakaian kondangan gini?”

Hahahahahah

“pulang aja yah…”

“pulang kemana?” tanya Maya sambil senyum

“ke rumah lah….”

“rumah mana?

“rumah kita lah….”

“Serpong?”

“iya….”

“Yang jelas makanya, khan ada rumah Bintaro ada yg di Serpong”

“iya, bunda…..”

Maya tertawa….

“mo ngapain kita di rumah Serpong?”

“masyallah….yah ngapain kek dirumah….”

“malam penganten?”

Faldo melerik ke Maya….

“bunda, kok gitu sih ngomongnya yah…..”

“yah kali……kan udah lama ngga sunah rossul tuh…’

Faldo geleng kepala seperti biasa….

“ngga…”

“beneran..???”

“iya beneran….”

“janji yah….”

“iya janji….”

Maya tertawa melihat Faldo….

Setibanya dirumah, Faldo lalu memasukan mobil di garasi, lalu membuka pintu dengan sidik jarinya…

Faldo lalu mendaftarkan sidik jari Maya juga utnuk smartkey system dirumahnya.

“kirain ngga punya akses gue….” Sambil melirik Faldo….

“mulai yah….ngga bisa apa sehari ngga ngeledek yah….”

Maya tertawa…. Dia lalu berputar mengecek cek rumah

“belum cari pembantu?”

“nunggu Bunda aja yang nyari….”

“oke deh, nanti aku cariin yah…”

Maya meletakkan sepatu dekat pintu keluar, lalu dia naik keatas melihat kondisi diatas….termasuk ruang kamar utama….

“awas yah….jangan perkosa gue….” Ancamnya ke Faldo….

Faldo hanya tertawa….

“ini ngga enaknya, aku ngga bawa baju ganti….malas deh semalaman pakai baju ini….”

“mau pake kaos aku?”

“ngga panuan khan?”

“banyak, kadas kurap semua nempel di aku…” jawab Faldo

Dia lalu mencari kaos oblong yang agak panjang lalu memberikannya ke Maya….dia juga mengganti bajunya dengan kaos rumahan, dengan celana pendek.

“mau kemana?” tanya maya

“aku ganti di kamar sebelah” ucap Faldo

Setelah Faldo ganti baju dan kembali ke kamar, dia melihat Maya masih duduk di tempat tidur sambil memegang ponselnya

“belum ganti baju…??”

“retsluiting aku agak susah bukanya”

Faldo lalu memantu mebuka restluiting Maya yang dibelakang gaunnya, tangannya sedikit bergetar saat menyentuh leher Maya yang mulus….

“sudah…”

“oke, makasih yanda….”

Faldo tersenyum mendengar akhirnya Maya mengucapkan nama itu

Dia masuk, lalu mengganti bajunya dengan kaos Faldo, lalu menggantungkannya di kapstok di walk in closet. Faldo mendengar suara air bilasan, sepertinya Maya ke kamar mandi sekalian.

Saat dia kembali, kaosnya terasa longgar, dan pahanya hanya tertutup sedikit… Maya tersenyum melihat Faldo yang senyum memandangnya…..

“kenapa?”

“ngga apa2….cantik banget….”

“boong banget….”

Faldo lalu merapat ke arah Maya, dia lalu merangkul kekasihnya dengan memeluk pundaknya erat2, dan Maya membalas pelukannya dengan dengan memeluk pinggangnya Faldo….

“makasih yah….udah mau terima aku dengan semua kekuranganku….” Bisik Faldo

“me too, yanda…. Jangan bosan bimbing aku untuk lebih baik lagi….”

“ Bunda sudah sangat baik….” Sambil mencium pipinya Maya…..

Maya memeluk Faldo kembali….

“don’t it too early? Or to emotional for us??”bisiknya lagi…

“No….it’s too late actually, to realize that the most precious thing not far from me….”

“Gimana aku tahu kalo ini bukan keluar dari mulut playboy…” senyum Maya dikulum…..

Faldo merenggangkan pelukannya…dia mengambil kedua tangan Maya…..

“ke Makasar besok yuk…”

“besok???’

“yup…”

“ngapain?”

“ketemu papa dan mamah lah…”

“khan mereka udah tahu aku…..” dahi Maya mengernyit

“betul….tahu sebagai Maya….bukan tahu sebagai calon mantu….”

Maya kaget…. Secepat inikah?

“serius?”

“Yup…..”

Maya memeluk Faldo dengan erat……

“aku tahu akan banyak halangan di depan, tapi aku percaya saat kita sepakat untuk jalan bersama, jalan selalu akan terbuka buat kita….”

Faldo sedikit merenggangkan pelukannya….tangannya memegang wajah Maya….menatapnya penuh cinta, lalu bibirnya mencium bibir Maya….for the first time….. Maya terbuai sejenak saat bibir faldo menyentuh bibirnya yang mungil…..

Matanya membuka sejenak, memandang Faldo….lalu kembali bibir mereka bertemu, saling melumat dengan pelan, pelan, dan mulai saling memilin lidahnya satu sama lain, kepala mereka saling miring, bibir bertautan dan saling menjulurkan lidah serta sesekali menggigit bibir bawah masing-masing…..

Lengan Maya lalu melingkar di leher Faldo, tangan faldo meremas punggung Maya, dan sesekali turun ke bagian pantat Maya…..bibirnya tetap mencium bibir Maya, mata mereka saling terpejam menikmati ciuman yang dahsyat buat mereka….

Bibri sebentar terlepas, Faldo lalu turun mencium leher putih mlus Maya….. dengan sedikit ganas dia mengelus leher itu dengan ciuman bibirnya, merasakan harumnya parfum yang bercampur dengan bau alami badannya Maya…

Maya seperti terbius saat benda basah itu menempel di lehernya, geli dirasakannya saat lehernya yang sensitive itu dijalari oleh lidah Faldo, membuat mulutnya terbuka dan mendesis, tangannya menggapai dan meremas rambut kekasihnya, dia meremas dengan lembut…

Bibir Faldo kembali melumat lembut dan penuh gairah bibir Maya, mereka saling menempelkan bibrrnya, lalu lidah Faldo masuk ke rongga mulut Maya, saling mencari lidahnya dan saling memilin, bertautan dengan penuh gairah….

Saat lidah dan bibir Faldo kembali menerpa leher Maya, tangan Faldo dengan lembut mmulai meremas buah dada Maya yang masih memakai kaos Faldo dan bra yang melindungi, sambil meremas buah dada kekasihnya, Faldo berulang kali menyerbu leher sensitive maya, belakang kupingnya, hingga kembali mencium dan melumat bibir Maya, dan gelombang birahi semakin mendorong mereka untuk berenang lebih jauh ke lautan asmara…

Wajah Maya dan Faldo kini begitu dekat, sambil menahan nafas dan mengaturnya, tatapan mereka saling beradu, sementara tangan Faldo lalu turun ke bagian bawah kaos yang dipakai Maya, lalu dengan perlahan dia membuka kaos itu keatas melewati leher Maya, dan kemudian membuangnya ke lantai.

Maya kini dengan bra hitam dan celana dalam nylon kecil menempel di badannya, dia lalu tersenyum penuh gairah memnadang Faldo….. dia lalu menarik keatas kaos Faldo, dan pria mengangkat tangannya agar Maya mudah membuka kaosnya.

Tubuh atletis yang dikaruniai kulit putih, tegap dan berotot itu mebuat Maya merinding dan hangat badannya, bau wangi parfum aroma maskulin dari Hugo membuat Maya semakin terbius, dan terbuai untuk kemudian menyerah dalam gelombang birahinya

Bibir mereka kembali bertautan dengan mesra…..

“bunda sayang…..” bisik Faldo….

Maya menutup bibir Faldo dengan telunjuknya, lalu dengan penuh gairah dia melumat bibir kekasihnya, tangannya melingkar kebelakang punggung Faldo, sambil membelai punggung atletis yang begitu maskulin dengan jarinya.

Jari Faldo juga merayap ke punggung Maya, dia dengan pelan membuka kaitan beha Maya, lalu menurunkan talinya lewat belakang pundak mulus dan indah, lalu kemudian beha hitam itu juga meluncur ke lantai….

Faldo terpukau melihat keindahan payudara Maya, dia menarik Maya kembali dalam pelukannya, sambil berciuman bibir mereka, tanganya meremas pantat Maya yang hanya dilapisi celana dalam itu, sementara dadanya menggesek buah dada Maya.

Lenguhan dan bunyi saling berkecipak saat mencium mereka saling beradu, tangan saling meremas punggung dan lidah serta bibir mereka saling bertemu dan melumat dengan lembut, hingga menjadi ganas.

Wajah Maya kini merah menahan birahi, lalu buah dada indahnya itu mulai dicumbu oleh lidah basah milik Faldo, dari pinggir bulatan kenyal itu, hingga menyentuh ujung putting, yang selain kena jilatan Faldo, lalu kemudian dihisap oleh mulutnya, dan sambil dijepit bibir, lidahnya menjulur meneyntuh ujung putting yang sensitive.

Maya dibuatnya tidak kuat, matanya terpejam, pantatnya diremas remas lembut, sedangkan wajah Fald0 bermain di antara kedua payudara Maya, dia menjilat satu persatu dengan ciumannya yang ganas, diselingi dengan gigitan lembut di pentilnya yang berwarna kecoklatan itu.

Leher Maya terdongak saat buah dadanya dijilatin Faldo, pantatnya meliuk liuk, tangannya menekan kepala Faldo aagr menekan buah dadanya, dan pelan tapi pasti, dindinng vaginanya mulai mengeluarkan cairan untuk membasahi vaginanya, menandakan gairah sexnya kini semakin intens melanda.

Maya lalu menurunkan celana pendek Faldo, dan Faldo mebantu menurunkannya dengan jempol kakinya, kini mereka berdua semua hanya menggunakan celana delam saja, dan Maya lalu mengelus batang milik Faldo yang mulai menegang dari balik celana dalamnya.

Badan Maya diangkat sambil berpelukan dan berciuman, kaki Maya melingkari pinggang Faldo, dan lalu dibaringkannya sang kekasih di kasur empuk yang berukuran King size, dan kini Maya terbujur, menelentang pasrah.

Ciuman bibir Faldo mulai menempel dari bibir, pipi, turun ke leher sensitif Maya, dan lalu dia mengangkat tangan Maya keatas, dan kini dia melumat ketiak mulus Maya dengan bibir dan lidahnya, dan buah dadanya diremas pelan.

Ciumannya faldo kiri kembali melumat buah dada Maya dengan ganasnya, melumat putingnya hingga Maya dibuatnya blingsatan dengan gairah yang terus dipompa naik lewat ciuman dan jilatan Faldo, yang bergerak tiada henti dari satu puncak gunung montok itu ke puncak puting yang lain.

Ciuman bibir dan lidah basah milik Faldo kita turun ke perut Maya, dan dengan ujung tanganya dan jarinya, menurunkan celana dalam penutup kain terakhir Maya, dan bukit disela sela paha Maya pun kini bebas terbuka dan menantang Faldo untuk mengeksplore lebih

Vagina yang indah dengan bulu hitam yang tidak begitu lebat, dan garis membujur membelah ditengahnya, seakan memanggil jari Faldo untuk menjamahnya, menyentuhnya dan mengorek isinya lebih intim lagi

Dan saat bibir Faldo kembali menyentuh bibir Maya, tangannya dengan lembut turun belahan lembut yang mulai basah oleh cairan birahi, dan saat bibir Faldo menjemput puting Maya yang tegak, jari tengahnya lalu bermain lembut disitu, dengan penuh penghayatan Faldo menyentuhnya, sambil melihat ekspresi Maya yang menggigit bibirnya sendiri menahan rangsangan yang datang silih berganti

Kini Faldo merangkak ke perut mulus dan ramping Maya, lidahnya menelusuri dan bergantian dengan bibirnya menyusuri inci demi inci perut kekasihnya, dan lidahnya lalu menyentuh bagian pusarnya, Maya dibuatnya semakin tenggelam dalam birahi.

Kini lidahnya menyusuri belahan vagina Maya, yang begitu menggoda, dan pantat Maya terangkat saat lidah Faldo tiba disitu, mulai dari rimbunan kecil diatasnya, hinga mulai masuk ke indahnya belahan, bibir luarnya disapu dengan lembut, dan klitorisnya yang menjadi titik lemah wanita

“ohhhhhhh” teriak Maya menikmati setiap cumbuan kekasihnya…. Lidah Faldo masuk kedalam belahannya, tangan Faldo aktif meremas buah dada indahnya yang membusung seiring melengkungnya badannya karena mendapat rangsangan tiada henti dari pria pujaan hatinya ini.

Puas dengan ekslporasi dan gerilya di bagian intim Maya, Faldo bangun, kini dia melepas celana pendek dan celana boxer hush n puppies yang menempel di badanya. Maya dengan sayu melihat tongkat sakti yang berurat itu keluar dari sarangnya.

Maya bangkit, tangannya memegang lembut batang kemaluan Faldo, membelai dan meremasnya dengan penuh kelembutan dicampur gemas, dan lalu dia mendekatkan mulutnya, mencium kepala dan topi baja yang begitu tegang dan siap untuk bertempur.

Saat dia mbuka mulut kecilnya, Faldo menarik kepalanya dan rambutnya, dia lalu melumat bibir Maya, tanpa memberi kesempata Maya untuk melakukan servis dengan bibir dan lidahnya ke batang kejantanannya yang sudah sangat tegang.

Dia kini bersimpuh di depan Maya yang telantang, Maya membuka pahanya, belahannya kini terbuka menyambut kedatangan batang tegang milik Faldo untuk pertama kalinya. Dan sebelum masuk, kepala jamur yang membengkak itu dielus di belahan vagina Maya, membuat Maya merintih keenakan, karena stimulasi di bibir luarnya dan membuat belahannya semakin basah.

Falo lalu menurunkan pantatnya, seiring dengan masuknya batang kemaluannya membela belahan vagina Maya…

“ough sayang….pelan-pelan yanda…” bisik Maya sedikit kesakitan “Masih agak perih….”

Faldo menahan sebentar, menunggu Maya memberinya aba –aba lagi

“masukin lagi Nda….”

Kini semua batang kemaluan Faldo tenggelam dalam vagina basah dan sempit milik Maya…. Jepitannya masih terasa sangat menggrip ke batang Faldo…. Dia mendiamkan sebentar, matanya menatap Maya yang memejamkan matanya, menggigit bibirnya seakan menikmati penuh rangsangan dan birahi yang mengmuk dengan masuknya batang kemaluan Faldo ke miliknya, kini mereka benar-benar sudah dalam fase bersatu tubuh.

Faldo lalu mulai menaikan dan menurunkan dengan teratur dan menggoyang batang penisnya untuk masuk dan mundur dengan pelan dan berirama, sambil mencium bibir Maya dengan penuh gairah, tangannya berganti gantian meremas buah dada Maya, memberi stimulus yang pasti dan menggiring Maya untuk menuju ke satu titik indah.

Maya mengerjapkan matanya, dia menikmati keluar masuknya batang kemaluan Faldo yang tadinya tersa besar dan perih, kini berganti penuh kenikmatan dan benar-benar terasa indah saat dinding vaginanya menjepit batang kemaluan kekasihnya…. Dia kini pasrah dan memberi semuanya untuk Faldo

Tusukan batang penis Faldo yang naik turun, disambut dengan goyangan pelan dari bawah oleh Maya, nafas mereka saling memburu, wajahnya saling berattapan mesra, bibir mereka saling bertautan, lengan Maya melingkar kadang di pungggung, kadang turun ke pinggang hingga pantas seksi berotot Faldo, seakan memberi semangat buat Faldo untuk semakin mendekat dan menghujamkan tombak asmara ke sarangnya yang basah dan nikmat itu.

Maya kini tak kuasa menahan birahinya yang semakin meronta, tangannya kini diangkat keatas , dan bibir Faldo melumat ketiaknya yang mulus tanpa bulu, membuat Maya mengerang penuh kenikmatan, sedangkan hantaman penis divaginanya terus berdentum dan membawanya ke suatu titik.

Kelembutannya berubah menjadi intesnitas yang kini meninggi, dan erangan Maya semakin kencang terdengar, puncak kenikmatan semakin dekat seiring dengan sentuhan penis berurat di dalam vaginanya, dan menyentuh klitorisnya yang membuat Maya kemudian menjerit tanpa malu-malu lagi

Maya mencengkram pantat Faldo dengan kencang, badannya tersa lepas dan nafasnya terasa mau habis, dia berteriak seiring dengan rasa ingin pipisnya keluar….

“yanda……aku keluar sayang……” sambil memeluk erat, bibirnya hinggap di pundak Faldo dan menggigit kencang pundak kekasihnya, hingga bertanda seiring dengan meledaknya orgasme pertamanya dengan hantaman urat sakti faldo.

Pria itu membiarkan kekasihnya tenang dulu, mengatur nafasnya, lalu memulai lagi menggoyang dengan penuh intensitas. Kaki Maya melingkar di pantat Faldo, lengannya dan jari-jarinya menari di pundak faldo, bibirnya mencium Faldo dengan erat.

Faldo dengan penuh konsentrasi, memaju mundurkan pantatnya, dan Maya kini tidak malu lagi melenguh dan memeluk Faldo dengan erat, erangan dan rintihannya membuat faldo semakin bergairah, mulutnya mengunci mulut Maya, sesekali dia membelai wajah Maya yang anak rambutnya menempel di jidatnya.

Pompaan faldo terasa semakin intes, cepat dan cairan kenikmatannya kini semua terakumulasi dan siap untuk dimuntahkan, badannya mengejang, dan pompaannya semakin kencang, dan tidak lama kemudian, dia berteriak sambil menggeram dan gemeretak giginya terdengar.

Faldo dengan cepat mencabut batangnya yang sedang menancap di dalam vagina Maya, dia lalu melemparkan ke bagian perut dan kemudian batang itu memuntahkan cairan kemikmatan di perut Maya, dan sebagian menembus hingga ke pinggir bawah payudara Maya.

Dia lalu memeluk erat Maya…Maya tersenyum bahagia, setelah akhirnya bisa memberi kenikmatan untuk kekasihnya….dia membelai kepala faldo, mencium bibirnya berkali kali….dan tersenyum bahagia

“Yanda, ngga apa-apa kegencet, kasian lho…” tegurnya pelan disaaat ular sakti Faldo yang menempel diantara pelukan mereka. Faldo tersenyum dan mencium Maya….

“kok dibuang diluar, Nda?” tanya maya….sambil membelai wajah Faldo

“ emang ngga apa-apa didalam?”

“ngga apa-apa” jawab maya mantap

“yanda sudah siap khan?” tanya Maya lagi

“siap dong”

“ya sudah….kenapa harus diluar”rajuk maya manja

“aku mau pacaran dulu kita Bun…”

“ngga mau nikahin aku gitu?” agak membesar bola mata Maya

Faldo tersenyum membaca ada salah pengertian diantara mereka…

“nikahin Bunda, itu Yanda siap kapan saja, tapi maunya Yanda kita pacaran dulu setelah nikah, menikmati saat berdua, setelah kita siap baru kita jadiin dan siapkan calon penghuni kamar yang belakang….” Ujar Faldo sambil tersenyum manis…

Maya mengerti, dia lalu memeluk Faldo dengan erat…..mencium pipinya….

“janji ngga mainin aku yah….” Tatapannya agak tajam dan serius

“janji selalu Bunda…. Bunda juga jaga yanda….”

“iya Yanda….ngga mau kehilangan lagi…..”

Maya mencium Faldo dengan penuh cinta, dia kini merasakan apa yang sesungguhnya cinta itu, dia seakan membenarkan pendapat Faldo, bahwa cinta itu bukan yang datang pertama kali yang hebat, tapi yang dibangun bersama, lalu bertahan hingga akhir, itu baru the true love…..

Senyuman Maya lalu diiringi pelukannya yang erat, tubuh telanjangnya tenggelam dalam pelukan Faldo, lengannya mengunci perut badan Faldo, dan dia lalu meringkuk dalam kenyamanan dada faldo yang bidang.

Maya menggapai ponselnya, lalu membuka foto dia dan Faldo yang berdiri di ruang tamu rumahnya, tangannya sedang memegang tas di depan, dan tangan Faldo sedang memeluk pinggang Maya dari belakang, Maya tersenyum sesaat, lalu mengklik option yang ada, lalu memilih set as profile picture.

“katanya profile wa harus foto sendiri” goda faldo sambil mencium leher Maya

“Hari libur ngga apa-apa, Yanda…” dia membalas mencium Faldo

Tanpa Faldo sadari, sebenarnya Maya sedikit memendam kesal ke seseorang yang sering stalking wa dan IGnya dia, lalu kemudian membuat status tentang pengkhianatan teman, dan sindiran lain, sekaligus seakan mempertegas, bahwa dia sudah move on dan memulai dengan sosok baru meski lama….​
Seriously... I read this chapter three times.
Thank's for the story mas bro @Elkintong
 
DOCE


SURAT CINTA UNTUK FALDO




Mas Faldo yang terkasih,

Mungkin saat Mas baca surat ini, aku sudah disuatu tempat yang jauh dari Mas

Maafkan aku ngga pamit dengan baik-baik ke Mas, karena aku takut jika bicara langsung pasti aku ngga akan sanggup, jadi lewat tulisan ini aku sampaikan ke Mas Faldo, jika aku akan pamit mungkin selamanya dari hidup Mas Faldo

Aku jujur, sangat sayang dan sangat mencintai Mas…. Bahkan untuk bisa berpisah seperti ini aku rasanya tidak sanggup, Mas….sangat tidak mampu.

Menulis surat inipun aku harus berlinang air mata..

Aku mungkin bisa egois dengan bercerai dari Mas Anton, lalu hidup bersama dengan Mas Faldo, tapi apa Cuma kita saja yang hidup bersama? Apa orangtua Mas akan bisa terima aku, bisa terima cara kita melakukan ini?? Belum lagi karma nanti dari Mas Anthon….

Kita hidup bukan hanya berdua saja, Mas….itu yang jadi pertimbangan aku.

Aku yakin Mas Faldo bisa hidup lanjut tanpa aku… meski aku berat hidup tanpa Mas, terutama dengan kebaikan hati, rasa sayang, dan juga kenikmatan yang Mas berikan untuk aku…. Berat banget sayang…

Tapi aku harus berjalan kedepan, aku ngga mau jadi batu sandungan buat Mas juga….

Satu hal yang terpenting, dan rasanya Mas Faldo juga harus tahu…..

Saat menulis surat ini, aku sudah telat 2 bulan Mas….

Ngga perlu aku jelaskan benih siapa yang ada diperutku ini…

Yang pasti Mas Anton sangat senang dan bahagia, perhatiannya kepadaku kembali lagi seperti dulu, meski hambar dimataku…..

Keluarga besar juga sangat bahagia, makanya aku diminta untuk pulang kampung, dan tinggal disana, karena Anthon anak satu-satunya, dan ini bakal jadi cucu satu-satunya bagi keluarga dia.

Aku mohon Mas Faldo jangan cari aku…..kita simpan semua kenangan dan kisah cinta kita dalam-dalam…

Baju juga sudah aku ambil semua, supaya Mas Faldo tidak menyimpan kenangan aku lagi dirumah Mas…..

Jangan cari aku lagi, aku juga tidak akan mencari Mas Faldo

Mohon relakan anak ini, agar menjadi anak aku dan Mas Anton….. kelak pun dia lahir dan besar, biar hanya aku dan Mas yang tahu, darah siapa yang mengalir di badannya…



Salam sayang dan cinta selalu




Yuna



Airmata Faldo tanpa dia sadari turun dan membasahi kertas putih yang dipegangnya……..
Anjiiirrr, rasanya emang ngenes banget pacaran sama bini orang. Gw juga ngrasain, 5th pacaran sama bini orang. Akhirnya dia milih baikan lagi sama suaminya. Aku bisa pahami sihh, mengingat dia umurnya udah 60thn. Tapi tetep rasa sakit itu ada.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd