Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT BARA CINTA DI UJUNG SENJA

Bimabet
DOCE


SURAT CINTA UNTUK FALDO




Mas Faldo yang terkasih,

Mungkin saat Mas baca surat ini, aku sudah disuatu tempat yang jauh dari Mas

Maafkan aku ngga pamit dengan baik-baik ke Mas, karena aku takut jika bicara langsung pasti aku ngga akan sanggup, jadi lewat tulisan ini aku sampaikan ke Mas Faldo, jika aku akan pamit mungkin selamanya dari hidup Mas Faldo

Aku jujur, sangat sayang dan sangat mencintai Mas…. Bahkan untuk bisa berpisah seperti ini aku rasanya tidak sanggup, Mas….sangat tidak mampu.

Menulis surat inipun aku harus berlinang air mata..

Aku mungkin bisa egois dengan bercerai dari Mas Anton, lalu hidup bersama dengan Mas Faldo, tapi apa Cuma kita saja yang hidup bersama? Apa orangtua Mas akan bisa terima aku, bisa terima cara kita melakukan ini?? Belum lagi karma nanti dari Mas Anthon….

Kita hidup bukan hanya berdua saja, Mas….itu yang jadi pertimbangan aku.

Aku yakin Mas Faldo bisa hidup lanjut tanpa aku… meski aku berat hidup tanpa Mas, terutama dengan kebaikan hati, rasa sayang, dan juga kenikmatan yang Mas berikan untuk aku…. Berat banget sayang…

Tapi aku harus berjalan kedepan, aku ngga mau jadi batu sandungan buat Mas juga….

Satu hal yang terpenting, dan rasanya Mas Faldo juga harus tahu…..

Saat menulis surat ini, aku sudah telat 2 bulan Mas….

Ngga perlu aku jelaskan benih siapa yang ada diperutku ini…

Yang pasti Mas Anton sangat senang dan bahagia, perhatiannya kepadaku kembali lagi seperti dulu, meski hambar dimataku…..

Keluarga besar juga sangat bahagia, makanya aku diminta untuk pulang kampung, dan tinggal disana, karena Anthon anak satu-satunya, dan ini bakal jadi cucu satu-satunya bagi keluarga dia.

Aku mohon Mas Faldo jangan cari aku…..kita simpan semua kenangan dan kisah cinta kita dalam-dalam…

Baju juga sudah aku ambil semua, supaya Mas Faldo tidak menyimpan kenangan aku lagi dirumah Mas…..

Jangan cari aku lagi, aku juga tidak akan mencari Mas Faldo

Mohon relakan anak ini, agar menjadi anak aku dan Mas Anton….. kelak pun dia lahir dan besar, biar hanya aku dan Mas yang tahu, darah siapa yang mengalir di badannya…



Salam sayang dan cinta selalu




Yuna



Airmata Faldo tanpa dia sadari turun dan membasahi kertas putih yang dipegangnya……..

terkadang melepaskan dengan ikhlas lebih membahagiakan
:adek:
 
Setelah baca..sekarang jadi ada yg ditunggu updatenya di forum tercinta ini....sampai bagian terakhir kayaknya sdh mulai bisa diprediksi endingnya...nantinya kayaknya faldo jadian ama maya n nikah...bahagia n mungkin punya anak tp biasanya karakter seperti maya itu biasanya yg dimatiin ama penulis karena ternyata mengidap lenyakit yg akut trus meninggal...faldo hancur hatinya n membesarkan buah cinta mereka sampai pada suatubsaat faldo bertemu teman anaknya yg ternyata adalah anak yuna...dan seterusnya....cuman prediksi...piss
 
CATORCE


HOME CALLED LOVE



Faldo sudah mulai bisa melupakan Yuna akhirnya, namun jika sedang berada di kontrakannya, maka bayang-bayang Yuna seperti masih ada, semua lokasi tempat mereka bercinta seakan melekat di kepala Faldo. Memory yang mereka lewati bersama memang sulit dilupakan dengan segera.

WA dari marketing rumahnya yang baru mengabarkan bahwa rumah sudah siap ditempati dan diserahterimakan, sehingga Faldo ditunggu kapan untuk mengambil kuncinya jika sudah di Jakarta.

Bagi sebagian orang mungkin bangga sudah memiliki rumah, kendaraan dan fasilitas lain sebagai syarat makmurnya ekomoni, tapi bagi Faldo juga seperti hampa rasanya. Rumah sebesar itu dengan 5 buah kamar hanya akan dia tempati sendiri, mungkin dengan pembantu jika punya, rasanya sepi.

Dia melihat satu keluarga dengan anaknya yang masih kecil-kecil calon tetangganya waktu itu, bahagia sekali mereka melihat calon rumah baru mereka. Faldo lalu menyadari bahwa ukuran kebahagiaan orang itu selalu relative.

Komunikasinya dengan Maya juga mulai intens, meski dari dulu dekat, tapi belakangan ini bisa dibilang rutin mereka saling berkirim kabar, entah kenapa dia merasa nyaman saja bicara dan komunikasi dengan Maya, meski gaya Maya yang suka slebor sering muncul, tapi rasanya tidak tidak perlu jaim di depan Maya.

Semenjak Maya sedikit mengomel saat dia meledek statusnya, Faldo merasa sepertinya hubungan Maya dengan Aydan sedang bermasalah jika tidak bubar, dan bagi Faldo itu biasa saja, setidaknya jika dia perlu teman dia bisa mengajak Maya untuk jalan tanpa merasa bersalah mengajak pacar orang, meski istri orang pun pernah diajaknya untuk lebih jauh…..

Mo kemana?
Jalan aja keluar cari makan​

Dirumah banyak makanan, tinggal pilih mau dimasakin apa
Hadeuh​
Apa aja yg penting keluar jalan​

Lu yang jelas mo ngajak gue kemana
Ya sudah kalo gitu deh, ngga jadi….​

Eh siake lu yah Bang, gue tanya mau kemana ngga bisa jawab langsung ngambek
Tuh kan salah lagi​

Lagian lu ditanya kemana banyak muternya
Jalan aja sih​

Iya kemana?
Jalan, cari makan, nongkrong ngopi​

Nah gitu dong, kali aja lu ngajak gue ngamar

Ampun deh yah…

Ngga siap gue dipake ama cowo mesum kayak lu, kalo jadi anak gue khan kacau dari lu
Ampun Bu Komandan…..​


Chat2an lucu dan ceplas ceplos dari Maya membuat Faldo suka gemas sendiri

“eh, ada Bang Faldo” sapa mami saat melihat Faldo datang ke rumahnya pagi ini

Faldo menyalami, mencium tangan Maminya Rizal

“masuk sayang, langsung deh mau makan?”

“ngga Mi….”

“mau jus? Atau kopi?”

“ngga apa Mi, nanti saya ambil sendiri”

“janjian ama Maya khan?”

Belum sempat Faldo menjawab sudah disahut sama Maya

“mo ngajak aku kencan Mi….”

Faldo geleng kepala mendengarnya

“beneran? Mau kencan dengan Maya” Mami sambil senyum…..

“mau keluar aja berdua Mi….” sahut Faldo

Mami tertawa…..

“papi kemana?”

“biasa lagi ke Balikpapan, ada proyek disana…”

Maya lalu sambil mendekat dan senyum ke faldo

“gue gini aja kan?”

Dengan kaos oblong putih, dipadu dengan celana jogger tubuh semampaa Maya memang indah dilihat, rambutnya dibiarkan tergerai. Kesan tomboy nyaris hilang, yang ada ialah wanita yang lebih mirip foto model, dengan badan yang indah, langsing dan dadanya yang sedikit penuh terlihat menonjol di balik kaos casual yang dipakainya.

Maya mendekat ke Faldo yang sedang duduk di meja makan, memegang dagunya lalu dengan sedikit mendekatkan wajahnya dengan gaya pura-pura hendak mencium pipinya. Mami geleng kepala melihat kelakuan anak bungsunya, sedangkan Faldo langsung terlihat malu, meski dia akrab dan tahu kelakuan Maya, namun disituasi seperti ini memang sedikit berbeda jadinya….

“Ade…..” tegur Mami sambil senyum…

“mami, ngga curiga kenapa dia ngajak ade keluar?” tanya Maya ke Maminya…

“ngga dong, khan Faldo sudah kayak anak ini” senyum Mami sambil menuangkan teh ke gelas, lalu menyodorkan ke Maya “ buat Bang Faldo”

“ih… playboy kayak gini ngajak anak Mami jalan, lalu Mami ngga kuatir?” tanya Maya lagi sambil meletakkan gelas teh di depan Faldo…

Mami kembali tersenyum…”minum bang…rotinya tuh De, kasih buat Abangmu….”

Sambil duduk dihadapan mereka berdua, dia menatap Maya yang kini duduk di samping Faldo juga dan menyeruput jus wortelnya.

“Kamu tanya dulu Papi berapa pacarnya? Wisuda yang dibawa siapa, malam pelepasan yang dibawa siapa, setiap dinas dimana gadis cantik pasti ada yang dia pacari…” Mami tersenyum sambil menceritakan bandelnya papinya dulu.

“ada suatu momen dimana Papi membuat mami mengiyakan lamarannya….kita sedang berdua di mobil, papi bertanya, Lya kamu tau kenapa mobil ini kaca depan gede dan kaca spionnya kecil… kata dia, karena spion adalah kaca kecil untuk melihat masa lalu, sedangkan kaca depan adalah hal baru didepan yang jauh lebih besar untuk kita lihat bersama….” Senyum Mami bernostalgia

“setelah menikah, tidak ada satupun wanita yang pernah singgah dihatinya lagi, cuma Mami, Eyang Putri….dan Ade anaknya…”

“mamipun komit menjaga semuanya… waktu papi dilempar ditugaskan di Aceh, sedangkan kalian berdua sekolah waktu itu di Surabaya, sebelum kita pindah dinas di Makasar, Mami komit ikut Papi, meski Papi larang, dan ada anak-anak yang butuh perhatian Mami. Kendati mami bolak balik Aceh Surabaya, menyisihkan pendapatan Papi, karena dua-duanya penting….”sambung mami lagi ”dan sekarang kita lihat semua buah pengorbanan Mami….”

Maya hanya tersenyum, Faldo juga menganggukan kepalanya…

“memang mau kemana berdua? Sana lah pergi jalan-jalan….” Ujar Mami lagi

“ngga tau tuh…ngga jelas yang ngajak…”

Faldo meminum sedikit teh nya dia….

“Ngga Mi, eh….. rumah baru saja selesai, jadi hari ini mau serah terima ke saya, makanya mau kesana lihat, sekalian mau cek apa-apa saja yang kurang dan barang-barang yang dibeli untuk diisi…” jelas Faldo

“Alhamdulillah…mami senang dengarnya….”

Maya mukanya agak kusut…..

“oh gitu…serah terima lu ajak gue, bantuin pilih2 barang, desain isinya juga pastinya, gitu khan…”

“iya, gitu kira2…”

“Trus, setelah lengkap isinya, gue yang ngatur semuanya, lu ajak perempuan lain calon bini lu?”

Mata Maya sedikit mendelik, wajahnya sedikit jadi sangar menatap faldo.

“ade….”tegur Maminya….

Faldo gelagapan

“yah ngga gitu….”

“trus?? “ intimidasi Maya” lu ceritanya lagi pedekate ama gue? Setelah gagal dengan yang lain? Iya? Gitu??” cecar Maya…..

Mami tertawa melihat kelakuan mereka berdua…..

“Bukan gitu, May…..”

“Ade…kasihan Abangnya kamu intimidasi kayak gitu….lagian apa sulitnya bantu dia khan?”

“ogah…Mami mau aku jelasin mantan2nya….”

“tapi ada deng satu yang bikin dia patah hati…”muka Maya langsung berubah tertawa….

“mulai……”

“atau yang baru ini? Yang di depan rumah?” dengan mimic lucunya sambil meledek Faldo

Faldo benar-benar mati kutu di depan Maya dan maminya….

“udah, sana jalan berdua…”perintah Maminya, dia kasihan melihat Faldo dikerjain terus oleh anaknya….

Sesaat sebelum mereka jalan…

“Bang Faldo, tawaran Papi dipikirkan yah….” Ujar mami lagi

“iya Mi….”

Perusahaan baru Jamaluddin yang bergerak di bidang EPC (Engineering Procurement Contruction) yang sedang punya kerjasama dengan beberapa oil company memang sedang mulai banyak pekerjaan, dan dia butuh sosok yang dia percaya, makanya meminta Faldo untuk bergabung. Meski Faldo sedikit keberatan karena pengalamannya menurut dia masih mentah.

“bukan syarat dia untuk melamar ade kan Mi?”tanya Maya lagi…..

“ade…..”

“lagian Ade mau kan sama Faldo?” tanya mami

“aku?? Mau ama dia?? Not in the million chance…!” sambil keluar menenteng sepatunya…

Mami geleng gelang kepala melihat kelakuan putrinya

“mami mau gitu punya menantu dia?” tanya Maya sambil memakai sepatunya

“at least mami ngga perlu adaptasi..” senyum Mami lebar…

“Mami…jangan jerumuskan anak Mami ke pelukan playboy macam dia yah….”

Mereka tertawa lebar semua, kecuali Faldo yang jadi obyek penderita, hanya bisa geleng kepala…..



Maya masuk kedalam mobil, sedikit menurunkan dan merebahkan kursi depannya. Dia lalu mengikat rambutnya kebelakang, dan pemandangan ini tidak disia siakan oleh Faldo, saat Maya mengangkat tanganya kebelakang, tersembul sedikit ketiak indahnya yang mulus karena kaosnya yang dipakai lengannya pendek, dan dada indah sedikit membusung….

“matamu dikondisikan yah….” Warning Maya sepertinya tahu Faldo sedang memperhatikannya…

Faldo tertawa mendengarnya, muka Maya langsung wajah perang

Maya lalu bersandar dikursinya, kaca mata hitamnya bertengger di atas hidungnya, bibir mungilnya dan wajah mulus menghadirkan kombinasi indah membuat Faldo terpesona dan merasa bahagia tanpa dia tahu apa sebabnya.

“rumah sudah jadi…?

“sudah, makanya mau diserahterimakan sekarang”

Diam sejenak…

“lu udah putus ama Yuna?” tanya Maya tiba-tiba

Faldo kaget setengah mati

“ngga usah pura-pura kaget….”

Faldo dengan cepat mengatasi kegugupannya

“ngga ada hubungan apa2 selain tetangga….” Ucapnya mencoba untuk tenang

“gitu yah…..”

Faldo melirik tipis sambil konsentrasi dengan setir mobilnya

“masih pura-pura juga…”sungut Maya..

“siapa yang yang biang gossip sih?”

“ih, najong yah….” Suara Maya sedikit tinggi

“Lu follow gue di IG khan?”

“iya…”

“gue pernah komen kana ma foto lu yg platform lagi pake baju kerja?”

“iya”

“nah…tetangga lu juga follow lu khan?”

“ada beberapa….”

“nah….itulah, mereka dm gue, minta gue sering kontrol lu, setelah gue kunjungan ke kontrakkan lu…”

“masa sih…..??”

“bener-bener yah lu….. lu pikir mereka diam-diam ngga merhatiin lu berdua berkurung seharian di rumah lu??”

Faldo gelagapan…..

“lu mah binor pun lu sikat yah…..” Maya geleng-geleng kepala….

Faldo bingung menjawabnya….

“Lu jangan marah ama mereka, harusnya lu bersyukur artinya mereka sayang ama lu, ngga mau lu terjerumus karena nidurin bini orang….”

“gue ngga sparah itu, May…..”

“halah…. Paling tidak pernah lu pake lah dia….”

“astaga Maya…”

“tapi baguslah, gue dengar sudah mau dua bulan mereka pindah dan menghilang…. Ngga tau kalo yang ditinggal patah hati atau ngga…”

Maya tersenyum sinis….. Faldo malu besar…

“laki-laki dikasih enak, disodorin pula mana bisa nolak….” Cibirnya…

Sambil menengok ke luar jendela mobil….

“Gitulah laki-laki…..” sindir Maya

Faldo tersenyum….

“iya…laki-laki emang gitu….always make people fly….” Menyindir sedikit memakai slogan sebuah perusahaan penerbangan

Mengetahui Faldo sedikit menyindirnya…. Muka Maya langsung berubah….

“Gue cakar muka lu yah….” Seringainya ganas…. Sambil menegakkan tubuhnya dan mencubit pipi Faldo….

“ampun Bu Komandan….’

Maya tersenyum melihat tingkah Faldo…..

“gue ngga ngerti sih kadang2…. Hubungan harusnya buat bahagia, bukan tertekan…”

Faldo diam, dia tidak berani komen melihat mood Maya agak berubah mellow…..

“kadang gue sedikit ngga percaya ama cinta, orang menikah sudah kayak bisnis aja, gue dapat apa dan lu dapat apa….”

Hening lagi sesaat….

“gue pribadi sih lebih percaya ke cinta yang dibangun…. Bukan cinta yang datang tiba2….” Ujar Faldo

“karena??”

“Karena kalo cinta yang dibangun, kita bangun sama-sama, kita terima apa adanya pasangan kita, kita belajar memahami, dan kita bentuk rasa saling menghargai….itu akan lebih panjang dibandingkan cinta sesaat setelah melihat fisik dan tampilan semata….’

Maya tersenyum…..

“kali ini gue setuju ama lu…untuk pertama kalinya…tapi 80% setujunya..”

Faldo tertawa….

“hape lu mana?”tanya maya tiba-tiba

“itu…” faldo mennjuk ponselnya yang ditaruh di compartemen diantara kursi mereka berdua

“gue pinjam boleh?”

“boleh…”

Maya mengambil ponsel Faldo

“1510, tanggal lahirku” sebelum ditanya paswordnya…. Maya tersenyum…

Sedikit lama Maya mengutak atik dan memeriksa ponsel Faldo, dan Faldo tenang-tenag saja, karena semenjak minggu lalu dia sudah membersihkan semua memorynya, terutama memory aneh yang dia pernah simpan disitu….

“Makasih…” Maya lalu meletakkan kembali ponselnya Faldo

“Udah??”

“udah…” jawabnya santai

“gue suka dengan bokap dan nyokap, mereka tidak ada rahasia-rahasiaan dalam ponsel masing masing, beda ama Rizal dan Cyntia, bisa berantem gara-gara hp….wkwkkwkwk” celoteh Maya

Faldo tersenyum, tangannya yang dituas perseneling matic, dipindahkan ke atas tangan Maya….sambil ditepuk tepuk ringan…

Maya mengangkat keningnya dengan mimic yang lucu…

“tangan lu dikosndisikan…”

Faldo segera mengangkat tangannya sambil senyum….

“Kok diangkat?” tanya Maya saat tangan Faldo diangkatnya…

What?????????


Setibanya di tujuan…..

Maya suka dengan kondisi jalan dan arsitektur rumah-rumah di cluster yang Faldo tempatin, mereka masuk ke dalam setelah melapor ke satpam depan, dan mobilnya meluncur ke rumah Faldo, dua lantai dengan 4+1 kamar tidur.

Mereka berhenti didepannya, Faldo memarkir di jalan depan yang sangat luas berukura 10 meter. Maya turun, memperhatikan sebantar sekeliling, lalu berjalan ke tengah jalan, melihat sebentar dan memotret rumah Faldo dari luar berkali kali….

Dia lalu mengupdate status di WAnya, foto rumah Faldo tanpa ditaruh keterangan apapun….

Assalamualaikum, bagusnya rumahnya May….
Walaikumsalam Tik, makasih​

Rumah baru kamu?
Bukan, rumah kawan​

Rumah Bang Faldo?
Bukan….emang kawan aku cuma Faldo…​

Oh gitu, mobilnya doang dong yah punya Faldo

Rupanya Tika memperhatikan plat nomor mobil Fortuner Faldo, F 4 LDO.

Maya hanya membalas dengan emoticon senyuman, apalagi marketing dari perumahan sudah tiba, makanya Faldo segera mengajak Maya masuk untuk melihat rumahnya.

“Maya” ujar dia memperkenalkan diri ke dua orang mas dan mbak yang datang untuk serah terima.

Mereka lalu berjalan memutari rumah, mulai dari ruang bawah yang ada ruang tamu, ruang kelaurga dan ruang makan, dapur, kamar tamu, lalu taman belakang dan akses ke ruang pembantu diatas. Lalu naik ke lantai 2, melihat 2 kamar anak dan kamar utama.

“ini sudah ada walk in closet sama kamar mandi dalam, kamarnya juga luas deh…cocok sama pengantin baru…” ijar si mbak ke mereka berdua… Faldo hanya tersenyum penuh arti ke Maya…Maya mencubit perut Faldo…sambil berbisik….”serah teriam rumah ama, lu malam pengantinnya ama yang lain…” Faldo tertawa..

“lu ada budget khan buat inTeriornya?” tanya Maya

“jika masih terjangkau adalah…”jawab Faldo

“halah, kalo kurang lu pinjam duit gue ngga apa2…”

Faldo tertawa kembali

“gue suruh kawan kesini buat rancangin interiornya, jadi lu terima beres”

“oke…”

Tidak lama kemudian, mereka menyerahkan kunci dan meminta Faldo tanda tangan surat cek list dan tanda serah terima rumah.

“saya boleh minta foto kakak berdua?”

“boleh…sekalian juga…” Faldo menyodorkan ponselnya untuk difoto

Dengan lembut Faldo merangkul Maya….

“Eit…” protes Maya

“Katanya gue harus pegang tangan dan rangkul depan orang banyak, plus ngakuin istri…” senyum faldo

“iye….”

Mereka berangkulan mesra, dan jepret…

“makasih yah Ka Faldo dan Ka Maya, berkah dan bahagia di rumah barunya….’

Tidak lama designer interior datang, Maya dan Faldo sibuk memberi ide-ide mereka ke designernya….

“aku maunya nanti meja makan itu bulat lho….trus mejanya kayu, jangan kaca. Trus sofa depan bisa ngga kita kasih meja sudut……”

Mendengar Maya memberi komando, Faldo tersenyum melihatnya, dia senang sekali Maya dengan aktif memberi saran dan idenya, entah kenapa Faldo merasa bahagia, sosok Maya seperti memberinya semangat baru….

Dalam perjalanan pulang dimobil…

“tanggal 28 ada acara ngga?” tanya Faldo

“nanti gue tanya asisten gue…” jawab Maya sekenanya…

Faldo gemes jadinya….

“serius…”

“iya kemapa…lu mau ngajak kemana?”

“kawan gue nikahan…”

“oh gitu….lu ngajak gue karena ngga ada yang diajak di list lu lagi, atau karena dibanding mereka gue yang paling keren….”

Faldo dibuat mati lidah dan kata-kata kalau sudah sama Maya…

“karena memang aku ingin ajak… dan Cuma dirimu…” ucap Faldo

Maya tersenyum…..

“boong lu aja gue percaya…..” dia tidak meneruskan

“apalagi cinta gue….” Diteruskan oleh Faldo…..

Maya tertawa sambil mencubit perut tangan Faldo…..



Sore harinya mobil Faldo sudah melaju kembali ke kediaman Maya…. Setelah parkir digarasi, hanya ada Mazda CX5 milik Maya, mobil Mami juga tidak ada ditempat, sepertinya pergi keluar….

Faldo masuk dan duduk di ruang makan…

“mau papaya?” tawar Maya

“boleh….”

Maya memotong kecil papaya yang dikeluarkan dari kulkas, menodorkan air putih di gelas dan menghidangkannya ke faldo… Dering ponsel Maya berbunyi….

“Telpon….” Ujar faldo

Maya membuka tasnya,mengeluarkan ponselnya….”heh…..” dia berguman setelah melihat siapa yang menelpon

“Halo….asalamualaikum”

Dia sedikit menjauh dari meja makan, berbicara perlahan….dan tiba-tiba sedikit meninggi…

“dia ngga mau bicara ama kamu, itu masalahnya….masa gue harus paksa?”

Diam……mendengar

“lho….ada atau tidak pun apa masalahnya?? Dia bukan siapa2 kamu lagi dan kamu sduah menikah….”

Mendengar lagi

“sorry Tika…..gue capek dan ngga mau kita ribut masalah ini….”

Maya mematikan panggilan ponselnya… Faldo menatapnya…

“mantan lu minta lu telpon, dan dia sangka gue yang nahan….dia juga curiga dengan hubungan kita….aneh dah….” Cerocos Maya….

Faldo berdiri…. Mengambil ponsel dari tangan Maya…dia meletakkan di meja makan… lalu dengan lembut dia membelai rambut Maya….dan dirangkulnya Maya ke dalam pelukan….

“ngga usah didengerin…”

Maya terdiam sesaat, entah kenapa dia tidak protes saat Faldo memeluknya….bahkan tangannya pun kini ikut merangkul pinggang Faldo….

“kita fokus dengan urusan kita…” bisik Faldo lembut…

Maya menggangguk pelan….

Tiba-tiba maya merenggangkan pelukannya….

“lu ngacengan yah” muka gemes Maya muncul

“ngga…” Faldo malu….maklum saat memeluk tubuh Maya yang wangi dan sekal, dadanya tanpa sandar menempel di dada maya yang lembut, otomatis isi celananya langsung naik berkibar setengah tiang….

“itu…” Maya menunjuk dengan dagunya ke bagian celana Faldo

“peluk-peluk aja, ngga usah nempel yang bawah…” perintahnya lagi…

“ya sudah….iya…”

Faldo merangkul Maya lagi, tapi pantatnya ditunggingan menjauh….Maya ngakak dibuatnya…

Lalu dia memeluk mebalas pelukan Faldo….dengan erat…..

“don’t play any game with me….I am a lawyer, do you remember?” bisik Maya

“No….I don’t… I want to build home…. Called Love, with you….”

Faldo sambil menatap Maya, lalu mencium dahi wanita itu….Maya tersenyum dan balas merangkul Faldo dengan erat…….​
 
CATORCE


HOME CALLED LOVE



Faldo sudah mulai bisa melupakan Yuna akhirnya, namun jika sedang berada di kontrakannya, maka bayang-bayang Yuna seperti masih ada, semua lokasi tempat mereka bercinta seakan melekat di kepala Faldo. Memory yang mereka lewati bersama memang sulit dilupakan dengan segera.

WA dari marketing rumahnya yang baru mengabarkan bahwa rumah sudah siap ditempati dan diserahterimakan, sehingga Faldo ditunggu kapan untuk mengambil kuncinya jika sudah di Jakarta.

Bagi sebagian orang mungkin bangga sudah memiliki rumah, kendaraan dan fasilitas lain sebagai syarat makmurnya ekomoni, tapi bagi Faldo juga seperti hampa rasanya. Rumah sebesar itu dengan 5 buah kamar hanya akan dia tempati sendiri, mungkin dengan pembantu jika punya, rasanya sepi.

Dia melihat satu keluarga dengan anaknya yang masih kecil-kecil calon tetangganya waktu itu, bahagia sekali mereka melihat calon rumah baru mereka. Faldo lalu menyadari bahwa ukuran kebahagiaan orang itu selalu relative.

Komunikasinya dengan Maya juga mulai intens, meski dari dulu dekat, tapi belakangan ini bisa dibilang rutin mereka saling berkirim kabar, entah kenapa dia merasa nyaman saja bicara dan komunikasi dengan Maya, meski gaya Maya yang suka slebor sering muncul, tapi rasanya tidak tidak perlu jaim di depan Maya.

Semenjak Maya sedikit mengomel saat dia meledek statusnya, Faldo merasa sepertinya hubungan Maya dengan Aydan sedang bermasalah jika tidak bubar, dan bagi Faldo itu biasa saja, setidaknya jika dia perlu teman dia bisa mengajak Maya untuk jalan tanpa merasa bersalah mengajak pacar orang, meski istri orang pun pernah diajaknya untuk lebih jauh…..

Mo kemana?
Jalan aja keluar cari makan​

Dirumah banyak makanan, tinggal pilih mau dimasakin apa
Hadeuh​
Apa aja yg penting keluar jalan​

Lu yang jelas mo ngajak gue kemana
Ya sudah kalo gitu deh, ngga jadi….​

Eh siake lu yah Bang, gue tanya mau kemana ngga bisa jawab langsung ngambek
Tuh kan salah lagi​

Lagian lu ditanya kemana banyak muternya
Jalan aja sih​

Iya kemana?
Jalan, cari makan, nongkrong ngopi​

Nah gitu dong, kali aja lu ngajak gue ngamar

Ampun deh yah…

Ngga siap gue dipake ama cowo mesum kayak lu, kalo jadi anak gue khan kacau dari lu
Ampun Bu Komandan…..​


Chat2an lucu dan ceplas ceplos dari Maya membuat Faldo suka gemas sendiri

“eh, ada Bang Faldo” sapa mami saat melihat Faldo datang ke rumahnya pagi ini

Faldo menyalami, mencium tangan Maminya Rizal

“masuk sayang, langsung deh mau makan?”

“ngga Mi….”

“mau jus? Atau kopi?”

“ngga apa Mi, nanti saya ambil sendiri”

“janjian ama Maya khan?”

Belum sempat Faldo menjawab sudah disahut sama Maya

“mo ngajak aku kencan Mi….”

Faldo geleng kepala mendengarnya

“beneran? Mau kencan dengan Maya” Mami sambil senyum…..

“mau keluar aja berdua Mi….” sahut Faldo

Mami tertawa…..

“papi kemana?”

“biasa lagi ke Balikpapan, ada proyek disana…”

Maya lalu sambil mendekat dan senyum ke faldo

“gue gini aja kan?”

Dengan kaos oblong putih, dipadu dengan celana jogger tubuh semampaa Maya memang indah dilihat, rambutnya dibiarkan tergerai. Kesan tomboy nyaris hilang, yang ada ialah wanita yang lebih mirip foto model, dengan badan yang indah, langsing dan dadanya yang sedikit penuh terlihat menonjol di balik kaos casual yang dipakainya.

Maya mendekat ke Faldo yang sedang duduk di meja makan, memegang dagunya lalu dengan sedikit mendekatkan wajahnya dengan gaya pura-pura hendak mencium pipinya. Mami geleng kepala melihat kelakuan anak bungsunya, sedangkan Faldo langsung terlihat malu, meski dia akrab dan tahu kelakuan Maya, namun disituasi seperti ini memang sedikit berbeda jadinya….

“Ade…..” tegur Mami sambil senyum…

“mami, ngga curiga kenapa dia ngajak ade keluar?” tanya Maya ke Maminya…

“ngga dong, khan Faldo sudah kayak anak ini” senyum Mami sambil menuangkan teh ke gelas, lalu menyodorkan ke Maya “ buat Bang Faldo”

“ih… playboy kayak gini ngajak anak Mami jalan, lalu Mami ngga kuatir?” tanya Maya lagi sambil meletakkan gelas teh di depan Faldo…

Mami kembali tersenyum…”minum bang…rotinya tuh De, kasih buat Abangmu….”

Sambil duduk dihadapan mereka berdua, dia menatap Maya yang kini duduk di samping Faldo juga dan menyeruput jus wortelnya.

“Kamu tanya dulu Papi berapa pacarnya? Wisuda yang dibawa siapa, malam pelepasan yang dibawa siapa, setiap dinas dimana gadis cantik pasti ada yang dia pacari…” Mami tersenyum sambil menceritakan bandelnya papinya dulu.

“ada suatu momen dimana Papi membuat mami mengiyakan lamarannya….kita sedang berdua di mobil, papi bertanya, Lya kamu tau kenapa mobil ini kaca depan gede dan kaca spionnya kecil… kata dia, karena spion adalah kaca kecil untuk melihat masa lalu, sedangkan kaca depan adalah hal baru didepan yang jauh lebih besar untuk kita lihat bersama….” Senyum Mami bernostalgia

“setelah menikah, tidak ada satupun wanita yang pernah singgah dihatinya lagi, cuma Mami, Eyang Putri….dan Ade anaknya…”

“mamipun komit menjaga semuanya… waktu papi dilempar ditugaskan di Aceh, sedangkan kalian berdua sekolah waktu itu di Surabaya, sebelum kita pindah dinas di Makasar, Mami komit ikut Papi, meski Papi larang, dan ada anak-anak yang butuh perhatian Mami. Kendati mami bolak balik Aceh Surabaya, menyisihkan pendapatan Papi, karena dua-duanya penting….”sambung mami lagi ”dan sekarang kita lihat semua buah pengorbanan Mami….”

Maya hanya tersenyum, Faldo juga menganggukan kepalanya…

“memang mau kemana berdua? Sana lah pergi jalan-jalan….” Ujar Mami lagi

“ngga tau tuh…ngga jelas yang ngajak…”

Faldo meminum sedikit teh nya dia….

“Ngga Mi, eh….. rumah baru saja selesai, jadi hari ini mau serah terima ke saya, makanya mau kesana lihat, sekalian mau cek apa-apa saja yang kurang dan barang-barang yang dibeli untuk diisi…” jelas Faldo

“Alhamdulillah…mami senang dengarnya….”

Maya mukanya agak kusut…..

“oh gitu…serah terima lu ajak gue, bantuin pilih2 barang, desain isinya juga pastinya, gitu khan…”

“iya, gitu kira2…”

“Trus, setelah lengkap isinya, gue yang ngatur semuanya, lu ajak perempuan lain calon bini lu?”

Mata Maya sedikit mendelik, wajahnya sedikit jadi sangar menatap faldo.

“ade….”tegur Maminya….

Faldo gelagapan

“yah ngga gitu….”

“trus?? “ intimidasi Maya” lu ceritanya lagi pedekate ama gue? Setelah gagal dengan yang lain? Iya? Gitu??” cecar Maya…..

Mami tertawa melihat kelakuan mereka berdua…..

“Bukan gitu, May…..”

“Ade…kasihan Abangnya kamu intimidasi kayak gitu….lagian apa sulitnya bantu dia khan?”

“ogah…Mami mau aku jelasin mantan2nya….”

“tapi ada deng satu yang bikin dia patah hati…”muka Maya langsung berubah tertawa….

“mulai……”

“atau yang baru ini? Yang di depan rumah?” dengan mimic lucunya sambil meledek Faldo

Faldo benar-benar mati kutu di depan Maya dan maminya….

“udah, sana jalan berdua…”perintah Maminya, dia kasihan melihat Faldo dikerjain terus oleh anaknya….

Sesaat sebelum mereka jalan…

“Bang Faldo, tawaran Papi dipikirkan yah….” Ujar mami lagi

“iya Mi….”

Perusahaan baru Jamaluddin yang bergerak di bidang EPC (Engineering Procurement Contruction) yang sedang punya kerjasama dengan beberapa oil company memang sedang mulai banyak pekerjaan, dan dia butuh sosok yang dia percaya, makanya meminta Faldo untuk bergabung. Meski Faldo sedikit keberatan karena pengalamannya menurut dia masih mentah.

“bukan syarat dia untuk melamar ade kan Mi?”tanya Maya lagi…..

“ade…..”

“lagian Ade mau kan sama Faldo?” tanya mami

“aku?? Mau ama dia?? Not in the million chance…!” sambil keluar menenteng sepatunya…

Mami geleng gelang kepala melihat kelakuan putrinya

“mami mau gitu punya menantu dia?” tanya Maya sambil memakai sepatunya

“at least mami ngga perlu adaptasi..” senyum Mami lebar…

“Mami…jangan jerumuskan anak Mami ke pelukan playboy macam dia yah….”

Mereka tertawa lebar semua, kecuali Faldo yang jadi obyek penderita, hanya bisa geleng kepala…..



Maya masuk kedalam mobil, sedikit menurunkan dan merebahkan kursi depannya. Dia lalu mengikat rambutnya kebelakang, dan pemandangan ini tidak disia siakan oleh Faldo, saat Maya mengangkat tanganya kebelakang, tersembul sedikit ketiak indahnya yang mulus karena kaosnya yang dipakai lengannya pendek, dan dada indah sedikit membusung….

“matamu dikondisikan yah….” Warning Maya sepertinya tahu Faldo sedang memperhatikannya…

Faldo tertawa mendengarnya, muka Maya langsung wajah perang

Maya lalu bersandar dikursinya, kaca mata hitamnya bertengger di atas hidungnya, bibir mungilnya dan wajah mulus menghadirkan kombinasi indah membuat Faldo terpesona dan merasa bahagia tanpa dia tahu apa sebabnya.

“rumah sudah jadi…?

“sudah, makanya mau diserahterimakan sekarang”

Diam sejenak…

“lu udah putus ama Yuna?” tanya Maya tiba-tiba

Faldo kaget setengah mati

“ngga usah pura-pura kaget….”

Faldo dengan cepat mengatasi kegugupannya

“ngga ada hubungan apa2 selain tetangga….” Ucapnya mencoba untuk tenang

“gitu yah…..”

Faldo melirik tipis sambil konsentrasi dengan setir mobilnya

“masih pura-pura juga…”sungut Maya..

“siapa yang yang biang gossip sih?”

“ih, najong yah….” Suara Maya sedikit tinggi

“Lu follow gue di IG khan?”

“iya…”

“gue pernah komen kana ma foto lu yg platform lagi pake baju kerja?”

“iya”

“nah…tetangga lu juga follow lu khan?”

“ada beberapa….”

“nah….itulah, mereka dm gue, minta gue sering kontrol lu, setelah gue kunjungan ke kontrakkan lu…”

“masa sih…..??”

“bener-bener yah lu….. lu pikir mereka diam-diam ngga merhatiin lu berdua berkurung seharian di rumah lu??”

Faldo gelagapan…..

“lu mah binor pun lu sikat yah…..” Maya geleng-geleng kepala….

Faldo bingung menjawabnya….

“Lu jangan marah ama mereka, harusnya lu bersyukur artinya mereka sayang ama lu, ngga mau lu terjerumus karena nidurin bini orang….”

“gue ngga sparah itu, May…..”

“halah…. Paling tidak pernah lu pake lah dia….”

“astaga Maya…”

“tapi baguslah, gue dengar sudah mau dua bulan mereka pindah dan menghilang…. Ngga tau kalo yang ditinggal patah hati atau ngga…”

Maya tersenyum sinis….. Faldo malu besar…

“laki-laki dikasih enak, disodorin pula mana bisa nolak….” Cibirnya…

Sambil menengok ke luar jendela mobil….

“Gitulah laki-laki…..” sindir Maya

Faldo tersenyum….

“iya…laki-laki emang gitu….always make people fly….” Menyindir sedikit memakai slogan sebuah perusahaan penerbangan

Mengetahui Faldo sedikit menyindirnya…. Muka Maya langsung berubah….

“Gue cakar muka lu yah….” Seringainya ganas…. Sambil menegakkan tubuhnya dan mencubit pipi Faldo….

“ampun Bu Komandan….’

Maya tersenyum melihat tingkah Faldo…..

“gue ngga ngerti sih kadang2…. Hubungan harusnya buat bahagia, bukan tertekan…”

Faldo diam, dia tidak berani komen melihat mood Maya agak berubah mellow…..

“kadang gue sedikit ngga percaya ama cinta, orang menikah sudah kayak bisnis aja, gue dapat apa dan lu dapat apa….”

Hening lagi sesaat….

“gue pribadi sih lebih percaya ke cinta yang dibangun…. Bukan cinta yang datang tiba2….” Ujar Faldo

“karena??”

“Karena kalo cinta yang dibangun, kita bangun sama-sama, kita terima apa adanya pasangan kita, kita belajar memahami, dan kita bentuk rasa saling menghargai….itu akan lebih panjang dibandingkan cinta sesaat setelah melihat fisik dan tampilan semata….’

Maya tersenyum…..

“kali ini gue setuju ama lu…untuk pertama kalinya…tapi 80% setujunya..”

Faldo tertawa….

“hape lu mana?”tanya maya tiba-tiba

“itu…” faldo mennjuk ponselnya yang ditaruh di compartemen diantara kursi mereka berdua

“gue pinjam boleh?”

“boleh…”

Maya mengambil ponsel Faldo

“1510, tanggal lahirku” sebelum ditanya paswordnya…. Maya tersenyum…

Sedikit lama Maya mengutak atik dan memeriksa ponsel Faldo, dan Faldo tenang-tenag saja, karena semenjak minggu lalu dia sudah membersihkan semua memorynya, terutama memory aneh yang dia pernah simpan disitu….

“Makasih…” Maya lalu meletakkan kembali ponselnya Faldo

“Udah??”

“udah…” jawabnya santai

“gue suka dengan bokap dan nyokap, mereka tidak ada rahasia-rahasiaan dalam ponsel masing masing, beda ama Rizal dan Cyntia, bisa berantem gara-gara hp….wkwkkwkwk” celoteh Maya

Faldo tersenyum, tangannya yang dituas perseneling matic, dipindahkan ke atas tangan Maya….sambil ditepuk tepuk ringan…

Maya mengangkat keningnya dengan mimic yang lucu…

“tangan lu dikosndisikan…”

Faldo segera mengangkat tangannya sambil senyum….

“Kok diangkat?” tanya Maya saat tangan Faldo diangkatnya…

What?????????


Setibanya di tujuan…..

Maya suka dengan kondisi jalan dan arsitektur rumah-rumah di cluster yang Faldo tempatin, mereka masuk ke dalam setelah melapor ke satpam depan, dan mobilnya meluncur ke rumah Faldo, dua lantai dengan 4+1 kamar tidur.

Mereka berhenti didepannya, Faldo memarkir di jalan depan yang sangat luas berukura 10 meter. Maya turun, memperhatikan sebantar sekeliling, lalu berjalan ke tengah jalan, melihat sebentar dan memotret rumah Faldo dari luar berkali kali….

Dia lalu mengupdate status di WAnya, foto rumah Faldo tanpa ditaruh keterangan apapun….

Assalamualaikum, bagusnya rumahnya May….
Walaikumsalam Tik, makasih​

Rumah baru kamu?
Bukan, rumah kawan​

Rumah Bang Faldo?
Bukan….emang kawan aku cuma Faldo…​

Oh gitu, mobilnya doang dong yah punya Faldo

Rupanya Tika memperhatikan plat nomor mobil Fortuner Faldo, F 4 LDO.

Maya hanya membalas dengan emoticon senyuman, apalagi marketing dari perumahan sudah tiba, makanya Faldo segera mengajak Maya masuk untuk melihat rumahnya.

“Maya” ujar dia memperkenalkan diri ke dua orang mas dan mbak yang datang untuk serah terima.

Mereka lalu berjalan memutari rumah, mulai dari ruang bawah yang ada ruang tamu, ruang kelaurga dan ruang makan, dapur, kamar tamu, lalu taman belakang dan akses ke ruang pembantu diatas. Lalu naik ke lantai 2, melihat 2 kamar anak dan kamar utama.

“ini sudah ada walk in closet sama kamar mandi dalam, kamarnya juga luas deh…cocok sama pengantin baru…” ijar si mbak ke mereka berdua… Faldo hanya tersenyum penuh arti ke Maya…Maya mencubit perut Faldo…sambil berbisik….”serah teriam rumah ama, lu malam pengantinnya ama yang lain…” Faldo tertawa..

“lu ada budget khan buat inTeriornya?” tanya Maya

“jika masih terjangkau adalah…”jawab Faldo

“halah, kalo kurang lu pinjam duit gue ngga apa2…”

Faldo tertawa kembali

“gue suruh kawan kesini buat rancangin interiornya, jadi lu terima beres”

“oke…”

Tidak lama kemudian, mereka menyerahkan kunci dan meminta Faldo tanda tangan surat cek list dan tanda serah terima rumah.

“saya boleh minta foto kakak berdua?”

“boleh…sekalian juga…” Faldo menyodorkan ponselnya untuk difoto

Dengan lembut Faldo merangkul Maya….

“Eit…” protes Maya

“Katanya gue harus pegang tangan dan rangkul depan orang banyak, plus ngakuin istri…” senyum faldo

“iye….”

Mereka berangkulan mesra, dan jepret…

“makasih yah Ka Faldo dan Ka Maya, berkah dan bahagia di rumah barunya….’

Tidak lama designer interior datang, Maya dan Faldo sibuk memberi ide-ide mereka ke designernya….

“aku maunya nanti meja makan itu bulat lho….trus mejanya kayu, jangan kaca. Trus sofa depan bisa ngga kita kasih meja sudut……”

Mendengar Maya memberi komando, Faldo tersenyum melihatnya, dia senang sekali Maya dengan aktif memberi saran dan idenya, entah kenapa Faldo merasa bahagia, sosok Maya seperti memberinya semangat baru….

Dalam perjalanan pulang dimobil…

“tanggal 28 ada acara ngga?” tanya Faldo

“nanti gue tanya asisten gue…” jawab Maya sekenanya…

Faldo gemes jadinya….

“serius…”

“iya kemapa…lu mau ngajak kemana?”

“kawan gue nikahan…”

“oh gitu….lu ngajak gue karena ngga ada yang diajak di list lu lagi, atau karena dibanding mereka gue yang paling keren….”

Faldo dibuat mati lidah dan kata-kata kalau sudah sama Maya…

“karena memang aku ingin ajak… dan Cuma dirimu…” ucap Faldo

Maya tersenyum…..

“boong lu aja gue percaya…..” dia tidak meneruskan

“apalagi cinta gue….” Diteruskan oleh Faldo…..

Maya tertawa sambil mencubit perut tangan Faldo…..



Sore harinya mobil Faldo sudah melaju kembali ke kediaman Maya…. Setelah parkir digarasi, hanya ada Mazda CX5 milik Maya, mobil Mami juga tidak ada ditempat, sepertinya pergi keluar….

Faldo masuk dan duduk di ruang makan…

“mau papaya?” tawar Maya

“boleh….”

Maya memotong kecil papaya yang dikeluarkan dari kulkas, menodorkan air putih di gelas dan menghidangkannya ke faldo… Dering ponsel Maya berbunyi….

“Telpon….” Ujar faldo

Maya membuka tasnya,mengeluarkan ponselnya….”heh…..” dia berguman setelah melihat siapa yang menelpon

“Halo….asalamualaikum”

Dia sedikit menjauh dari meja makan, berbicara perlahan….dan tiba-tiba sedikit meninggi…

“dia ngga mau bicara ama kamu, itu masalahnya….masa gue harus paksa?”

Diam……mendengar

“lho….ada atau tidak pun apa masalahnya?? Dia bukan siapa2 kamu lagi dan kamu sduah menikah….”

Mendengar lagi

“sorry Tika…..gue capek dan ngga mau kita ribut masalah ini….”

Maya mematikan panggilan ponselnya… Faldo menatapnya…

“mantan lu minta lu telpon, dan dia sangka gue yang nahan….dia juga curiga dengan hubungan kita….aneh dah….” Cerocos Maya….

Faldo berdiri…. Mengambil ponsel dari tangan Maya…dia meletakkan di meja makan… lalu dengan lembut dia membelai rambut Maya….dan dirangkulnya Maya ke dalam pelukan….

“ngga usah didengerin…”

Maya terdiam sesaat, entah kenapa dia tidak protes saat Faldo memeluknya….bahkan tangannya pun kini ikut merangkul pinggang Faldo….

“kita fokus dengan urusan kita…” bisik Faldo lembut…

Maya menggangguk pelan….

Tiba-tiba maya merenggangkan pelukannya….

“lu ngacengan yah” muka gemes Maya muncul

“ngga…” Faldo malu….maklum saat memeluk tubuh Maya yang wangi dan sekal, dadanya tanpa sandar menempel di dada maya yang lembut, otomatis isi celananya langsung naik berkibar setengah tiang….

“itu…” Maya menunjuk dengan dagunya ke bagian celana Faldo

“peluk-peluk aja, ngga usah nempel yang bawah…” perintahnya lagi…

“ya sudah….iya…”

Faldo merangkul Maya lagi, tapi pantatnya ditunggingan menjauh….Maya ngakak dibuatnya…

Lalu dia memeluk mebalas pelukan Faldo….dengan erat…..

“don’t play any game with me….I am a lawyer, do you remember?” bisik Maya

“No….I don’t… I want to build home…. Called Love, with you….”

Faldo sambil menatap Maya, lalu mencium dahi wanita itu….Maya tersenyum dan balas merangkul Faldo dengan erat…….​
Go Maya go!! :semangat: tika-nya blokir aja udah may.. hahaha

Terimakasih suhu @Elkintong updatenya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd