Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT BARA CINTA DI UJUNG SENJA

VEINTIDOS


SEINDAH APA SENJA YANG KAU INGIN?


Uraaaaa.......


Suara teriakan anak-anak di ruang control marine terdengar kencang diiringi tawa dari banyak personelnya, jika Tito datang maka semua pasti ramai dan berseri, maklum si pengantin baru itu memang lucu dan selalu buat suasana jadi ramai jika dia sudah datang.

Faldo yang sedang di ruang kontrol production, hanya geleng-geleng kepala. Dia suka dibuat heran dengan banyaknya perbendaharaan cerita lucu milik Tito, dari yang sifatnya surgawi hingga yang aneh-aneh, spooky, hingga yang cabul. Memang luar biasa jika Tito sudah bercerita dan anehnya teman-teman semua suka dengan gaya banyolan dia.

“bro... apa kabar?” sapanya begitu masuk ke ruang kontrol produksi

“sehat dong bro, lu gimana?”

“bini gue udah isi bro... telat sudah...” kata dia tanpa ditanya

“lu udah dp duluan apa?”

“Ngarang lu... telatnya itu baru beberapa hari...kan nikah langsung gue paku... yah pas dia subur makanya jadi...” ujarnya lagi dengan gaya cueknya

Teman-teman yang ada di ruang produksi semua tertawa mendengar gaya bicaranya Tito. Gaya slebornya eks pelautnya masih terlihat kental.

“kaki lu nomor berapa Bro?” tanya Tito melihat kaki Faldo yang memang sedang tidak pakai sepatu kerja di ruang kontrol produksi

“45” jawab Faldo

“kenapa emang?” tanyanya lagi sambil melihat wajah heran Tito...

Tito mengelengkan kepalanya lalu berkata

“kontol lu pasti gede....”

Ucapan Tito langsung disambut dengan tawa yang berderai oleh Faldo dan teman-teman lain disitu

“anjrit... apa hubungannya ukuran kaki ama isi celana?”

“ih ngga percaya... ukuran kaki mempengaruhi ukuran kontol tahu....wkwkkwkwk”

Semau langsung heboh dan saling bertanya ukuran kaki masing-masing, dan meski lucu dan terkesan tidak ilmiah, tapi Faldo sedikit membenarkan juga omongan Tito. Dia hanya tertawa saat didesak oleh teman-temannya masalah kebenaran apa yang Tito sampaikan

Tiba tiba ada yang nanya ke Tito

“lu kok bisa dapat bini secantik itu sih Bro? Tampang lu rada2 gitu padahal....”

“rada-rada gimana?” tanya Tito

“”ya gitulah....wkwkwkwkwk” semua tertawa

Tito lalu dengan gaya lucu dan seriusnya menjawab....

“wanita itu perlu diperjuangkan Bro.... dia lihat kesungguhan hati kita kadang, bukan tampang kita kita ujungnya...” jawabnya sambil tersenyum.

“bini gue udah punya pacar, tapu gue ngga mundur... jangan panggil Capt Tito jika mundur dalam pertarungan” kata dia dengan sedikit pongah

“gue temuin pacarnya dia ama dia sekalian, disitu pacarnya nanya dia. Bini gue pilih gue....”

“pacarnya bilang kalo dia udah jauh ama bini gue hubungannya.... gue bilang gue juga udah jauh.... pacarnya nanya lagi, dimana harga diri gue sebagai laki-laki mau terima bini gue yang sudah jauh ama dia juga....gue jawab gue ngga bangun masa lalu ama dia, gue mo bangun masa depan...masa lalu ama lu yah bodo amat....”

“gokil Tito.....wkwkwkwkwk”

“trus bini lu gimana? Tanya kawannya lagi

“dia senang dan bangga dong...gue terima dia apa adanya....”

“lu ngga masalah gitu...??”

“ya enggalah... gila aja gue juga begajulan jaman layar dulu... anak gue kalo jadi banyak juga kali disemua negara yang gue singgah....yang penting bini gue sekarang terima gue, dan gue terima dia... itu aja...makanya kalian jangan heran bini gue kayak bidadari begitu mau ama gue....”

Tertawa kembali memenuhi raunagn kontrol room tersebut

“wanita perlu kepastian, dan perlu juga diperjuangkan!” ujar Tito dengan tegas

Ucapan Tito seperti tepat kena di dada Faldo.

Apa iya yah? Apa gue kurang berjuang disetiap hubungan yang gue jalani? Gue selalu pasrah dengan apa yang terjadi, tanpa mau meperjuangkan itu semua? Apa demikian? Batin dan isi kepala Faldo bergolak mendengar apa yang Tito bilang

“wanita mana yang tidak bangga saat dia diperjuangkan?” sambung Tito lagi

Shit Tito, you are fucking damn right!

“gue ama Faldo kalau ibarat mobil, dia ini BMW X3, gue Yaris bakpao.... dari tampang dan harga serta performa gue pasti kalah jauh.... tapi di tol dengan pengemudi handal, meliuk liuk di tengah kemacetan dan padatnya jalan, belum tentu siapa yang nyampe duluan di tujuan....”

Tito sambil memandang Faldo dan tersenyum, diiringi suara teman-temannya yang meledeknya.

Faldo bagaikan tersentak. Dia harus akui omongan Tito banyak benarnya. Dulu jika dia mau berjuang dan menahan Tika lebih lama atau setidaknya berjuang menjaga cinta mereka, tanpa harus takluk dengan perjodohan, mungkin ini akan berakhir lain ceritanya.

Maya?? Yah hal yang sama juga mungkin akan terjadi buat Maya, semenjak dia memutuskan untuk menutup semua komunikasi, bahkan saat Faldo pulang dua minggu dirumah pun dia memilih mendiamkan, tidak datang bicara atau memperjuangkan apa yang jadi milik dia. Maya milik dia, kenapa dia tidak memperjuangkannya? Kenapa dia malah seperti membiarkan Maya memutuskan sendiri?

Tito lalu menepuk pundaknya...

“ Faldo, wanita mana aja pasti akan datang lihat lu pertama kali...... tapi mereka akan pergi saat lihat lu tidak berjuang apa-apa.... unless lu cuma mau pacaran seumur hidup lu...” seperti bisa membaca urat wajah Faldo

Faldo merasa seperti sedang bermain badminton, bola dicop dengan pukulan dropshot, dia lalu mengangkat, dan tiba-tiba lawan menyemeshnya. Tepat kena di hatinya.

**************​


Di tempat lain....

“ngga sarapan?”

“ngga Mi...”

“ngga ngantor?”

“ngga Mi....capek kemarin pulang malam, badanku rasanya kurang enak....”

Dia lalu duduk dan mengaduk aduk jus wortelnya.

Jamaluddin turun dari lantai atas, dan ikut nimbrung di meja makan.

“kopi atau air putih Pi?” sapa istrinya

“air putih aja Mi, papi sudah kebanyakan kopi” ujarnya sambil melihat ponselnya

Segelas air putih lalu dihidangkan di hadapannya

“payah nih anak-anak, siapakan presentasi untuk klien saja lama buatnya....” gerutunya dia sambil meminum air putihnya

“ngga masuk kantor?” tanya Jamaluddin melihat anaknya masih dengan pakaian tidurnya dan rambut awut-awutan

“capek katanya Pih” istrinya menyahut

Jamaluddin menggelangkan kepalanya

“Faldo dimana? Belum memutuskan dia mau gabung apa tidak? “

Maya yang ditanya bingung jawabnya

“di lokasi mungkin Pi...”

Jamaluddin hanya menganggukan kepalanya, tapi Ellyana agak heran dengan jawaban Maya, meski dia sudah tahu bahwa ada masalah antara anaknya dengan Faldo, tapi jawaban mengambang Maya jelas terlihat mereka masih belum berkomunikasi lagi.

“papi itu kagum ama Mas Harry dalam mendidik anak-anaknya. Semua mereka mandiri...”

Maya agak terdiam mendengar kata-kata papinya

“Rudolf sudah jadi mau promosi sebentar lagi jadi Kompol, Faldo juga demikian berdiri di kaki sendiri, Tiwi jadi dokter dengan beasiswa, dan si bontot kuliah di Australia juga beasiswa...”

“trus anak papi ngga gitu” agak sewot Maya

“ngga dong darling.... tapi lihat abang kamu Rizal, usaha masih Papi yang support, nikah ama selebrity malah masuk tv gara-gara isu mau cerai....”

“udah dong Pih ah....semua anak kan masalahnya masing2....” ujar Mami

Maya juga terdiam, dia memang sudah kerja di Elkana and Partner, tapi Pak Elkana ini merupakan kawan baik Papi juga, makanya dia dengan lenggang kangkung masuk disana, jika ditest secara benar dan proper belum tentu semudah ini dia masuk.

“nih pak, kita ke Wisma Nusantara pagi ini” perintah Jamaluddin ke sopirnya yang masuk mengambil tas nya.

“papi pamit yah”

Maya lalu mencium tangan papinya, Ellyana juga memeluk suaminya, mencium pipi dan bibirnya dengan mesra, lalu Jamaluddin pun berlalu.

“De.... kamu masih berantem ama Faldo?” tanya mami

Maya terdiam sejenak

“Ngga sih Mi....” elaknya

“kalo ngga kenapa Faldo sudah lama ngga kesini? Kamu juga ngga pernah ke rumahnya dia?” selidik Mami lagi

“ngga apa-apa Mi... lagi malas aja...”

“malas? Kamu bukan anak kecil lagi De....”

“iya makanya, biar aja aku yang mutusin Mi....”

Ellyana mengernyitkan dahinya

“berarti memang ada masalah....??”

Maya terdiam dan masih mengaduk aduk jusnya yang tinggal setengah

“ngga juga Mi....” agak pelan suara Maya

“mau oatmeal?” tawar mami

“boleh Mi...”

Ellyana menaruh oatmeal di meja Maya. Satu hal yang buat Maya kagum dengan Maminya, meski sesibuk apapun dia, tapi untuk sarapan dan makan suaminya dan anaknya, sepanjang dia ada dirumah, pasti dia yang turun tangan siapin

“Makasih Mami....”

“iya.....” Mami memandang wajah anaknya sambil tersenyum

“udah gede, jangan bandel-bandel lagi....” dia kembali meledek anaknya sambil duduk dan minum teh manis kesukaannya

“ngga bandel lagi kok...” Maya sedikit manyun

“serius?”

“serius Mi...” matanya mengerjap

“ Mami ngga percaya..”

“kok ngga percaya?”

Ellyana minum tehnya sambil senyum

“ada Aydan kan datang kesini?”

Maya kaget, apa maminya ngecek CCTV yah? Pikirnya dia

“kok Mami tau...”

Mami tertawa

“dirumah ini tidak ada yang ngerokok, termasuk Faldo.... di taman belakang Mami lihat ada puntung rokok minggu lalu...”

Maya terdiam dan tertunduk malu

“mami tidak ingin turut campur urusan pribadi kamu, De.... tapi masalah hubungan kamu dengan Faldo ini kan berbeda, dan Mama dan Papa di Makasar juga sudah sangat terbuka, makanya jika ada masalah seperti ini, kami semua sedih dan hanya bisa serahin ke kalian berdua”

Maya tertegun sejenak, dia menghela nafasnya

“mami ngga mau bela Faldo... tapi entah kenapa Papi dan Mami senang dengan suka dengan dia.... dari jaman dia kuliah dan main ke rumah... selalu rendah diri, hormat ke orangtua.... dan betul kata Papi kamu... mereka semua berdiri di kaki mereka sendiri....”

Mami tersenyum dan menengok ke arah Maya

“kalo kamu jalan dengan Aydan, bicarakan baik-baik dengan Faldo, jangan jadikan dia batu pijakan saat kamu sedang break dengan Aydan.... dengan orang lain Mami mungkin tidak perduli, tapi Faldo seperti sudah jadi anak buat kita berdua Papi... sama seperti mama dan papa di Makasar memandang kamu....” tandas Mami lagi.

Maya terdiam, pikirannya melayang, dia memang galau dan bingung harus berpijak dimana.

Aydan memang sosok gentle dan keren. Sosoknya sebagai pilot dan pergaulannya dia dengan teman-temannya, selalu membuat Maya terlihat bangga saat dia berjalan dengan Aydan. Dia bisa bertemu dengan kawan-kawan dan pergaulan yang berbeda, juga cara Aydan dalam menjalani hubungan yang sering banyak mendikte dan mengatur Maya, mungkin sedikit meneybalkan bagi sebagian wanita, tapi bagi Maya itu bentuk perhatian.

Meski ujungnya dia juga kecewa dan marah saat Aydan memaksanya untuk mulai mengatur penampilannya, agar keluarganya yang religius bisa menerima Maya dengan terbuka. Itu yang mebuat Maya meradang dan sempat hubungan mereka terbengkalai. Karena bagi Maya, urusan busana dan atribut agama adalah hal pribadi bukan dengan paksaan.

Dengan Faldo, dia merasa menjadi diri sendiri. Dia bisa dengan bebas jadi dirinya, dan Faldo sangat permissible meski sering dibullynya, dia pun down to earth, teman-temannya juga bukan dari kalangan tertentu, Faldo cenderung banyak menyendiri dan menyibukan diri dengan dirinya sendiri, berbeda sewaktu kuliah yang terlihat bandelnya dan tebar pesonanya.

Dia jujur dilema dengan situasi ini. Dia berpikir tadinya dengan dia jalan dengan Faldo, semua akan baik-baik saja, bahkan dia pun siap melangkah maju lebih serius dengan Faldo, tapi kehadiran Aydan kembali membuyarkan semua, dia yang tadinya ingin menyelesaikan hubungan dengan Aydan, malah terperosok kembali dengan kenangan lama saat Aydan kembali membawa semua itu kembali, seakan membawanya kembali ke awal-awal hubungan mereka.

Dia lalu membuka ponselnya, dia membuka aplikasi whatsappnya, kontak Faldo dibuka, kontak yang dia blokir hampir mau sebulan ini, fotonya masih ada disana, senyumannya yang dilelang dengan kaos Exxonmobilnya berwarna biru, Faldo terlihat keren.

Seketika rasa rindu Maya muncul, dia merasa sangat tidak adil dengan Faldo. Membiarkan masalah ini menggantung tanpa membicarakan, malah memblokir faldo tanpa alasan yang jelas

“sudah otmealnya?” tanya mami

“oh... udah Mi...”

“udah, cuma berapa sendok?” tanya mami heran

Dia geleng kepala melihat anaknya

“Ade... selesaikanlah masalah kamu yah.... sepertinya kamu terbeban sekali” Mami membaca wajahnya anaknya....

Maya menengok Maminya, ada airmata menggenang di ujungmatanya

Mami lalu memeluk anaknya. Dia seperti ingin memberi kekuatan bagi anaknya untuk bisa melalui masalah ini. Dipeluk anaknya dengan erat dan sambil tersenyum, dia lalu mengusap pipi anaknya

“bersyukur ada dua pria ganteng menunggu dirimu, De.....”

Maya malu dan dengan muka merajuk

“ngga ah Mi....’

“pilih yang terbaik, tanya hati kamu.... Mami dan papi tidak akan memaksa...”

Maya memonyongkan bibirnya

“mami pasti lebih suka ade ama Faldo...” tanya dia

Mami tersenyum

“dengan Faldo, Mami dan papi ngga perlu penyesuaian lagi seperti Rizal ama istrinya, dengan yang lain, mami harus menyesuaikan diri.... tapi balik ke pilihan hati kamu....”

Mami tersenyum, Maya juga, mereka lalu berpelukan lagi. Gadis kecilnya ternyata dilema dan sulit memutuskan arah selanjutnya, dia menepuk punggung Maya, seakan memberinya kekuatan untuk bisa jalan dan putuskan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
keren,,ortu maya sgt bijak...klo nglihat hubungan maya dan aydan kaya nya normal2 saja krn aydan kluarga nya agamis tp klo hubungan maya dan faldo lbih liar...jika maya memilih aydan apakah aydan dan kluarganya mnerima maya krn maya ternyata liar dan pernah berhubungan badan dg faldo...msh misteri ini suhu,,kaya nya hrs ada pov dr maya dan aydan biar misteri terbuka 😄😄😄...atau akan memilih spt sinetron indonesia yg membiarkan pikiran liar pembaca menebak misteri nya...wajib ditunggu update selanjutnya
 
waaah sy yg bacanya jd bingung apa maya sama faldo apa aydan.. hanya TS yg tau jawabannya 😂😂😂
 
keren,,ortu maya sgt bijak...klo nglihat hubungan maya dan aydan kaya nya normal2 saja krn aydan kluarga nya agamis tp klo hubungan maya dan faldo lbih liar...jika maya memilih aydan apakah aydan dan kluarganya mnerima maya krn maya ternyata liar dan pernah berhubungan badan dg faldo...msh misteri ini suhu,,kaya nya hrs ada pov dr maya dan aydan biar misteri terbuka 😄😄😄...atau akan memilih spt sinetron indonesia yg membiarkan pikiran liar pembaca menebak misteri nya...wajib ditunggu update selanjutnya

Itukan kelihatan dari luar,,, gaya pacaran hanya mereka dan penulis yg tau...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd