Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT BARA CINTA DI UJUNG SENJA

VEINTICUATRO


WILL YOU STILL LOVE ME TOMORROW



Suasana Mall di daerah Serpong siang ini sedikit ramai, hari Minggu merupakan hari santai dan hari libur untuk banyak keluarga, makanya mall merupakan tempat wisata yang menyenangkan bersama keluarga mereka, sehingga sama seperti hari minggu ini, lumyan penuh dan ramai.

Elin sedang di Taipeh, Taiwan. Sehingga minggu pagi Faldo hanya dengan beberapa teman komunitas sepedanya saja yang berolahraga. Memang semenjak diajak gabung bersama Elin, Faldo jadi sering bersepeda dan berolahraga bersama mereka. Bagi Faldo selain menambah teman, ternyata banyak peluang bisnis yang bisa dicoba dan dibuka, meski dengan modal yang tidak besar, makanya dia sangat senang bisa berkumpul dengan teman-teman barunya, karena membuka khazanah baru dalam dunianya dia.

Dia saat ini kadang merasa sudah kerja diluar negeri, punya karir yang bagus di tempatnya sekarang, namun saat dia bertemu dengan orang-orang yang kesannya sederhana dan terlihat begitu membumi, ternyata memiliki bisnis yang milyaran omzetnya, dan itu membuat dia semakim kagum dan menyadari bahwa memang air laut itu tidak setenang permukaan, dalamnya siapa yang tahu.

Kurang lebih mau dua bulan dia tidak bertemu Maya, dan juga belakangan ini dia semakin dekat dengan Elin. Sosok Elin dimatanya ialah wanita cerdas, dia tahu apa yang jadi prioritas hidupnya, mandiri, dan sangat straight to the point. Dia sahabat yang menyenangkan untuk diajak bertukar pikiran, cantik dan sangat visioner, semua tata bahasa dan gaya bicaranya terstruktur dengan baik, tanda bahwa pergaulan dan area bisnis yang dia kuasai itu memang sudah di level yang berbeda.

“jangan ambil keputusan saat kamu bahagia, atau saat kamu sedih, karena bukan keputusan yang terbaik yang kamu ambil disaat suasana hati kamu di atas atau dibawah, ambillah saat kamu tenang, jernih, dan disaat titiknya ada di tengah”

Kata-kata Elin yang selalu buat Faldo terkesan.

Hubungan mereka sendiri memang sedikit membingungkan, lebih tepat jika dibilang mereka adalah sahabat baik. Bertukar pikiran, saling berbincang, saling mengagumi, dan saling support. Gandengan tangan, berpelukan itu hal yang sering mereka lakukan, tapi jika sudah sampai ke suatu titik yang mereka sering merasa itu perlu dibahas, masing- masing seperti menahan diri mereka untuk tidak membahas itu.

“bicara dan selesaikan, jika sudah, kita mulai ke langkah yang lebih konkrit” ujar Elin.

“kan lebih baik tidak jadi sekalian di awal, daripada gagal di tengah jalan lagi...” sambungnya

“diusia seperti kita, rasanya gagal menjalin hubungan serius itu butuh waktu lagi untuk bangun confidence lho....”

Dialog itu sering disampaikan Elin

Faldo entah kenapa selain dia juga masih berkutat dengan rotasinya di tempat kerja, dia juga seperti enggan dan malas membahas itu atau mencoba mengunjungi Maya, dia lebih suka dirumah, atau bertemu Elin jika sedang off di darat.

Kadang malah timbul pertanyaan besar dihatinya, apa aku benar-benar suka dengan Elin, atau karena lagi ada masalah dengan Maya, dan sosok ini hadir makanya aku lebih nyaman dengan dirinya? Membuat sosok secantik Elin sebagai pelarian sepertinya tidak adil juga buat dia dan Elin.

“we can do that, if you want....” senyuman Elin saat obrolan mereka menyerempet ke arah yang sedikit “creepy” arahnya.

Maklum sebagai pria normal, Faldo sering tertangkap matanya sering memperhatikan Elin jika sedang berolahraga berdua, kaos gym Elin yang ketat dan seksi, buah dadanya yang lumayan besar, kulit mulusnya yang terawat, rasanya cukup membuat celana Faldo sesak dan insting cassanovanya bergerak liar tidak tentu arah.

“ tapi aku rasa bukan ide yang baik....” lanjutnya lagi

“bukankah sex yang sehat itu jika kita sudah punya komitment, dan rasa sayang? Karena rasa sayang akan membuat warna seks itu jadi indah....” ujarnya lagi puitis

“bercinta saat sange dengan bercinta karena ingin menuangkan rasa sayang, itu akan sangat berbeda, terutama saat kita selesai melewati puncaknya....”

Kata-kata Elin memang kena banget di hatinya, sedikit banyak dia mengakui kebenaran ucapan Elin, dia lalu membayangkan rasa bersalahnya waktu selesai menggauli Yuna dulu, yang nota bene istri orang, atau wanita-wanita lain yang digaulinya karena dia sedang ngaceng.

Berbeda dengan waktu dia bercinta dengan Maya misalnya, ada rasa takut kehilangan dan rasa sayang yang selalu timbul saat mereka selesai bercinta, bahkan dia selalu memeluk Maya, bukan buru-buru ke kamar mandi untuk cuci seperti dengan yang lain, atau merasa berdosa besar seperti selesai bercinta dengan Yuna yang sudah menjadi milik orang lain.

Kok jadi kepikiran Maya lagi sih? Faldo memaki dirinya sendiri, dia masih ingat perlakuan tidak adil Maya ke dirinya, cara Maya mencoba menyelesaikan masalahnya tanpa bicara dengan dia, atau bahkan dengan ekstrimnya dia memblokir contact whatsapp nya tanpa ada pemberitahuan dulu. Setelah apa yang dia buat lalu kenapa aku masih memikirkan dia?

Oh please Faldo, follow your heart and feeling then, perintah kata hatinya. Well, Maya memang berbeda, rasa sukanya dan sayangnya ke Maya memang dibangun dan lalu bergulir menuju puncaknya, bukan seperti love at first sight, atau cinta satu malam, atau juga cinta karena sering bertemu seperti dia dengan Yuna.

Dia suka ingat gaya Maya yang reseh ke dirinya, sering menguasai dan membuka ponselnya, cemburunya yang agak berlebihan, memang suka sedikit menjengkelkan apalagi kemudian dia lalu jalan dibelakang dia tanpa memberitahunya sebelumnya.

Tapi gayanya yang manja itu selalu mebuat Faldo kangen sebenarnya, apalagi jika sudah ada maunya, suka rewel jika tidak dituruti. Apalagi jika meminta cium atau peluk dan Faldo suka menundanya, amarah dan manjanya semakin menjadi jadi.

Kok aku jadi kangen yah? Bisik hati Faldo, apa memang seaneh ini yah cinta itu? Sejahat ini perasaan suka dan sayang itu yah? Ya kalo ngga aneh ngga mungkin juga dia suka dengan tetangganya kan? Ngga mungkin juga dia bisa suka dengan sosok yang harusnya jadi adik, atau sosok yang dulu dia kesel dan benci?

*******************

“Makasih yah Mbak” ujar Faldo sambil menerima kantong kecil berisi airpod, yang baru dibelinya di Apple Store. Dia lalu berjalan keluar dan mencari tempat makan, siang ini perutnya belum diisi makanan berat, karena seelasi bersepeda, dia belum makan lagi, selain menu pagi dan air putih.

Tidak ada janji dengan siapapun, dan Elin juga sedang diluar negeri, membuat dia jalan sendiri dan menikmati waktunya sendiri. Faldo merasa senang dan buat dia hal seperti ini perlu juga dilakukan, jalan sendiri dan menikmati susasan hati, tanpa harus ada yang disamping.

Hanya saja memang ada saja godaan, baik dari abg, atau yang sudah agak-agak berusia matang, hingga teman-teman sejenis yang melihat dia sendiri, mungkin dianggap punya orientasi yang berbeda. Namun siang ini Faldo merasa nyaman berpergian sendiri.

Sempat membalas beberapa wa di grup kerjaan dan grup sepeda, dia lalu berjalan ke arah food court, disana banyak pilihan dibandingnya di satu particular restoran yang menunya limited, di food court banyak pilhan makanan, dan banyak juga buat minuman, hanya saja memang harus banyak jalan berputar.

Faldo terhenti di sebuah pemeran lobi atriumnya, ada pmeran baju disitu, dia yang dilantai 1 dengan leluasa melihat semua koleksi baju dari atas, semetara para pengunjung sedang sibuk memilih-milih pakaian dan sepatu yang sedang banyak discount di lobi itu.

Pandangan Faldo tiba-tiba terpaku ke salah satu sosok yang sedang memilih sandal di bagian depan dekat pintu masuk stand itu, meski membelakanginya, namun sosok dengan celana 7/8 warna monokrom, dan kaos hitam dan rambutnya dibiarkan tergerai, semakin mudah dikenali karena adanya tas coklat tua yang diselempangkan di pundaknya, tas itu merupakan tas pemberiannya, yang sengaja dipesan untuk dia

Dada Faldo seketika bergetar, lututnya agak gamang

Dia menikmati sejenak pemandangan tersebut, lalu mengambil ponselnya, dia membuka aplikasi whatsappnya, dan wajah cantik itu muncul di displaynya. Senyuman Faldo terkembang sesaat, lalu jempolnya secara otomatis menekan tombol logo telpon di ujung atas kanan....

Suara getar ponsel membuat wanita itu membuka tasnya, dan Faldo yang dari jarak yang berada sekitar 30 meter dari wanita itu, bisa melihat bagaimana sosok itu membuka tasnya, mengambil ponselnya, melihat sejenak dan langsung menekan tombol hijau di layarnya....

“halo....”

“halo juga...”

Suara yang bergetar dari masing-masing, seperti menyimpan rindu...

“hai....”

“belanja apa?” tanya Faldo

“belanja?”

“iya belanja apa...”

Sosok itu lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling

“Cuma cari sepatu kok....” ujarnya

“oh.....”

Tiba-tiba wajah cantik yang memakai kacamata itu menangkap satu sosok yang berdiri di pinggir raling kaca, dilantai satu, sedang memegang ponsel, dan menatap dirinya....... dia merasa sangat campur aduk melihat sosok itu....

“apa kabar?”

“baik”

Mereka masih saling memegang ponsel dan bicara, sedangkan mata mereka saling bertatapan, meski terpisah jarak sekitar 30 meter dan berbeda lantai, namun senyum kerinduan ada di bibir masing-masing

“sama siapa...?” tanyanya pelan

“sendiri....” senyuman tersungging di bibirnya

“sama siapa?” balas bertanya

“berdua.....”

Senyumannya muncul dibibirnya, rona rindu menghiasa wajahnya yang polos tanpa make up, dan ada embun menggantung di sudut matanya, saat melihat sosok yang dirindukan berdiri disana....

“berdua dengan yanda....”

dia meletakan sandal yang sedang dipegangnya, lalu berlari ke arah eskalator terdekat, untuk naik ke lantai 1




INI YANG GW DEMEN DARI KARYA SUHU EL KINTONG

KAta Mutiara :

“Jangan ambil keputusan saat kamu bahagia, atau saat kamu sedih, karena bukan keputusan yang terbaik yang kamu ambil disaat suasana hati kamu di atas atau dibawah, ambillah saat kamu tenang, jernih, dan disaat titiknya ada di tengah”



MAKASIH HU .....!!!
 
Wiihhh tamat, selamat suhu :beer:
 
ceritanya sangat mengalir
tadinya harpannya ada bumbu2 dgn tika
dan ada perkembangan hubungan dengan elin agar bumbunya lebih pedas
 
Marathon baca cerita yg ke 2 persembahan dr suhu @Elkintong semoga sehat selalu dan bisa sllu berkarya dg cerita2 lainnya
Waktunya tarik selimut semoga mimpi jadi faldo, yg bisa punya shift rollingan 2minggu darat laut hehehe
 
Maraton bacanya, lama menunggu si ale akhirnya pindah kesini, sedikit ganjalan ya, seharusnya ada scene buat tika dan faldo menyelesaikan cerita mereka, seperti maya dan adyan itu, biar persahabatan maya dan Tika tidak hancur, tapi itu kan dari gw sebagai pembaca, semua kembali ke penulis dan gw hanya bisa menikmatinya saja, luar biasa lah
 
Ditunggu cerbung berikutnya suhu.. terima kasih atas cerita yg nikmat ini..
 
Selesai jga baca nya….thx much suhu @Elkintong cerita natural yg tanpa mengadakan yg tidak ada menjadi seolah2 fantasy pembaca..,mewek bener dah baca cerita ginian….cendol dawet hu…🙏🏻🙏🏻
 
Baru kelar marathon ni cerita, gila si berasa di bawa naik rollercoster ane hahaha, best memang suhu @Elkintong . Sehat selalu hu, semangat berkarya untuk cerita cerita lain nya
 
Bimabet
Aku kira masih ada lanjutannya ternyata uda tamat.
Btw selalu amazing story sih.
Semangattt untuk next story nya hu 🥂👍
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd