lanjut lagi..
Hari2 berlalu tak ada yg spesial di hubungan kami. Hanya sekedar sms dan pulang sekolah sering kali mampir dulu di warnet atau warung bakso. Tapi perkembangan itu mulai terjadi saat 3 bukan setelah pacaran. Beberapa kali kami mulai berani ciuman dan pelukan meski hanya bibir ke bibir, tanpa membuka mulut, tanpa permainan lidah.
Perkembangan itu membuatku semakin rajin menonton bokep. Ingin sekali rasa nya menikmati setiap adegan bokep itu bersama dina.
Sayangnya kesempatan untuk berdua tak pernah ada.
Saat hubungan berjalan 4 bulan lebih, paman dina meninggal persis saat di sekolah sedang Ujian kenaikan kelas. Hingga dina terpaksa tetap dirumah bersama neneknya yg sudahpikun meski masih bisa beraktifitas normal. Orang tua nya pergi ke rumah paman nya yg berbeda kota dgn kami. Orang tua dina pergi selama tiga hari. Untuk sementara setiap malam dina dan neneknya akan ditemani oleh anak tetangga nya, seorang wanita karir berumur 30 an yg sebentar lg akan menikah.
Hari pertama orang tua dina pergi, dina mengajak ku untuk ke rumahnya. Biasa nya setiap siang sepulang sekolah neneknya sedang tidur. Jd tidak terlalu sungkan jika ada tamu. Begitu kata dina.
Aku menitipkan motor ku diwarnet, dan seperti biasa, memberikan rokok ke sipenjaga warnet sebagai uang parkir.
Sesampainya dirumah dina, kami makan sebentar. Sesudah makan, kami menonton tv. Sedangkan nenek dina sedang tidur di sebuah dipan di dekat dapur. Dina permisi sebentar untuk mengganti baju krna gerah.
Dan ini lah awal yg membuatku sangat bernafsu dgn dina. Dina keluar kamar dengan hanya memakai tangtop dan celana pendek.
"Ka.. kamu cantik banget!!" Ucapku terbata saat dia datang.
"Gombal" katanya sambil memeletkan lidah..
Sejujurnya kontolku sudah sangat tegang saat itu. Betapa tidak, kulitnya putih mulus itu terlihat sangat seksi dengan dada yg membusung, dan pantatnya yg menggiurkan, terlihat sangat klop dengan tangtop pink nya.
"Kamu sering pake pakaian agak kebuka gini?" Tanya ku penasaran.
"Iya, cuma kalo ada tamu aku pake lapis baju lg."
"Emang aku bukan tamu?"
"Kamu tamu sih, tp gatau knapa kok gk risih ya hehee" jawabnya.
Saat dia duduk, aku langsung mendekat dan memeluk pinggangya dari samping. Tangan ku yg satu nya memegang tangan nya. Ia tak keberatan. Tiba2 aku teringat salah satu adegan bokep koleksi ku. Krna nafsu, ku beranikan menggelitiki daerah dekat ketiaknya, dia mencoba menghalangi sambil tertawa. Setelah puas menggeltiki nya,
"Udah ahh aku capek, kamu genit sih"
"Lah, siapa suruh pake pakaian seksi gtu, yg nama nya perjaka gini ya jd penasaran hehe" jawabku
"Penasaran apa hayo?"
"Hehe ada deh"
"Kamu dah pernah ciuman sebelum sama aku?" Tanya nya.
"Udah sih, tp meluk cewek baru pertama sama kamu" jawabku berbohong, kenyataan nya aku sudah pernah memeluk pacar ku sebelumnya, meski tak sampai memegang2.
"Kalo kamu?" Tanyaku.
"Kamu percaya gk kalo baru kamu yg peluk aku, n baru kamu yg liat aku pake pakaian seseksi ini?"
"Masa'?"
"Iya serius lho!!" Sambil membuat gestur wajah kesal, yg terlihat menggemaskan.
"Ya bukan nya gk percaya, tp kok mau? Pacar kamu yg dulu emang gk pernah liat kamu pake baju begini?"
"Gk pernah, pacaran sama dia cuma boncengan sama pegang tangan doang, lagian baru ini juga rumah bisa terima tamu temen cowok" katanya. Aku percaya. Krna kata temanku yg tetangga dina, dina adalah anak rumahan yg jarang sekali terlihat keluar rumah.
"Dan gak tau kenapa aku nyaman aja sama kamu pake baju begini, selama ini kalo pacaran soal nya pada gk sopan semua, belum apa2 mau meluk, mau cium, mau megang, kalo kamu mau cium aku aja kmaren minta dulu sama aku hehe, kayaknya kamu anak baik2 sih, jd aku nyaman aja." Kata dina sambil mencium pipiku.
Entah setan apa, kami berciuman, tp kali inj beda, krna nafsu, aku berusaha memasukkan lidahku, awalnya dina terlihat menahan mulutnya, tp pada akhirnya dina membuka sedikit mulutnya. Selama ini setiap ciuman ia tak pernah membuka mulutnya, dan lagi tempat nya tak pernah mendukung (di warnet).
Dina terlihat sedikit bernafsu dan ketagihan meski lidahnya masih kaku. Dan tangan nya merangkul leherku.
"Boleh gk aku minta kita ciuman nya sambil pelukan, tp saling menghadap" tanya ku saat melepaskan.ciuman.
"Cara nya?" Kata dina.
"Kamu sini aja biar aku pangku sayang"
"Ih genit, gamau ah"
Tp ku tarik ia meski sedikit menolak tp akhirnya ia duduk dihadapanku, dipangkuan ku. Tanpa jeda kami langsung berciuman. Kali ini terasa lbh nikmat, krna dibawah sana kontolku terasa hangat di himpit oleh memeknya meski msh terbungkus oleh celana pendeknya. aku pun berusaha bergerak sedikit sedikit agar selangkangan kami saling menggesek.
Mungkin krna mulai terpancing nafsu, nafas dina mulai berat, dan mata nya sayu. Ia tiba2 melepaskan ciuman dan memelukku sambil berbisik.
"Ihh geli, ini apaan kok keras, tp bikin geli tau ah hah hah" sambil menyentuh kepala kontolku dgn ujung jari nya, dan tetap memelukku. Anehnya, ia terlihat sedikit bergerak, membantu gerakan ku yg berusaha menggesekkan kelamin kami.
"Itu kan punya aku, masa kamu gk ngerti" jawabku sambil mengelus2 pinggulnya.
"Ehh masa? Tp kok gede? Keras banget lg, aku liat punya ponakan aku kok kecil banget kayak cabe rawit hehe" katanya sambil memelukku.
"Emang ponakan kamu umur berapa?"
"Kelas 3 SD"
"Ya iyalah, kalo udah gede ntar juga kayak gini"
Tiba2 aku menggerakkan dengan tangan ku pinggulnya agar gesekan di selangkangan kami semakin kuat. Dina memelukku dan kami berciuman lg.
"Ihh geli ahhh ahh, kamu genit"
"Enak gk sayang? Kalo aku sihh kok enak gtu ya kalo di gesekin"
"Aku juga gatau, kok enak ya, padahal geli tau, hmm kamu sering liat bokep ya hayo ngaku?"
"Gak kok" kilahku.
"Ngaku aja, kok genit banget sih"
"Lah kamu nya kenapa mau?"
"Gatau, tp rasa nya geli n enak, padahal selama ini pegang tangan aja risih kalo sama cowok, kamu jahat. Kok bisa aku jatuh cinta sama cowok genit kayak kamu" jawabnya sambil pura2 memonyongkan mulutnya.
Demi mendengar pengakuannya yg menikmati gesekan itu, rasa nya kontolku sudah benar2 keras.
Kami berciuman lagi, dan lidah kami saling beradu.
Nafsu ku sudah sulit ku kendalikan, sambil mencium, ku elus toketnya dari luar, tangan nya berusaha menahan tangan ku meski perlawanan nya akhirnya melemah, saat aku menemukan letak kelemahan nya, yaitu pentilnya. Setiap ku sentuh dibagian pentil, nafasnya sedikit tak karuan saat kami berciuman, ia semakin terengah2. Akhirnya tanpa melepas ciuman, ia membiarkan aku meremas pelan toketnya, tangan nya melingkar di leherku.
Entah setan apa yg menggoda kami hingga sejauh ini..