Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.

SHARE Bayang Tanpa Nama

gocengom

Semprot Baru
Daftar
29 Mar 2011
Post
32
Like diterima
23
Di tengah riuhnya dunia yang tak henti berputar,
aku berjalan tanpa jejak pasti,
mencari bayangku sendiri, yang entah hilang, entah belum lahir.

Langkahku terasa berat, bukan oleh jarak, melainkan oleh tanya yang tak tersirat.

"Siapakah aku, di antara jutaan wajah?"
dan, "Apa arti keberadaanku yang ini?"

Aku menelisik tiap sudut jiwa,
melintasi lorong sunyi yang mungkin terlupakan, mencari sebuah bisikan yang menjawab sebuah sunyi, namun yang hadir hanya gema tanya.

Bukan tentang sebuah cinta,
Bukan pula soal sebuah rindu.
melainkan kehausan akan makna,
yang tak kunjung tiba dalam sebuah kata.

Dalam hening yang hadir.
aku belajar bahwa mungkin, aku bukan untuk dimengerti sepenuhnya,
melainkan untuk terus mencari arti dalam setiap kehilangan, dalam tiap keraguan.

Dan mungkin,
aku adalah perjalanan itu sendiri, sebuah bayang tanpa nama, yang menemukan dirinya bukan dalam sebuah tujuan, tapi dalam keberanian untuk menemukan sebuah tanda tanya.
 
Monolog Sang Raja Bertopeng

Di balik topeng ini, aku bersuara,
Tersekap dalam sunyi yang tak kunjung reda.
Wahai api yang menjilat singgasanaku,
Apakah engkau utusan langit atau kutukan waktu?

Tuan-tuan yang memanggilku raja,
Tahukah kalian, lemah ini telah lama ada?
Tubuh rapuh diselubung kemuliaan,
Namun jiwa terus meronta dalam diam.

Tuan, adakah makna dari segala perang ini?
Ketika darah mengalir bukan demi kasih,
Melainkan demi tanah dan kehormatan semu.
Apa arti kerajaan jika tak bisa kupeluk langit biru?

Tuan, dengarkan,
Aku duduk bukan karena kekuasaan,
Namun karena beban sejarah yang memaksaku bertahan.
Setiap helai jubahku bersulam luka,
Setiap nyala api di belakangku adalah jiwa-jiwa yang binasa.

Aku bukan dewa, bukan pula bayangan suci,
Hanya manusia yang memilih tak lari.
Topeng ini, tuan, bukan pelindung dari cela,
Tapi perisai dari rasa takut yang tak terbaca.

Maka biarlah malam ini mencatat nadaku,
Monolog sunyi dari raja yang tak lagi menunggu.
Tuan, jika esok tak lagi kujumpa mentari,
Sampaikan bahwa aku telah melawan… meski sendiri.
 
Monolog Sang Ratu Kupu-kupu

Di balik persona ini, aku bersuara,
Terselip keinginan untuk memiliki hubungan yang normal,
Wahai air yang membasuh lukaku,
Apakah engkau anugerah atau karma?

Nona-nona yang memanggilku ratu,
Tahukah kalian, hati ini sudah pilu?
Tubuh rapuh diselubung kenistaan,
Tentu jiwa terus tergerus setiap dentang waktu.

Nona, adakah makna dari segala upaya ini?
Ketika uang mengalir bukan demi cinta,
Melainkan demi kebutuhan dan kepuasan hasrat semu.
Apa arti tahta jika tak bisa kupeluk rajaku?

Nona, dengarkan,
Aku duduk bukan karena ambisi,
Namun karena pengalaman yang memaksaku bertahan.
Setiap garis sayap emas bersulam luka,
Setiap genangan air di sekitarku adalah jiwa-jiwa yang tak tahu harus percaya bernaung kasih pada siapa.

Aku bukan dewi, bukan pula iblis,
Hanya manusia yang memilih jalan takdir.
Persona ini, Nona, bukan pelindung dari masa lalu,
Tapi senjata dari masa depan yang tak pasti.

Maka biarlah malam ini mencatat jeritan tangisku,
Monolog sunyi dari ratu yang selalu terbang.
Nona, jika esok tak lagi kupandangi rembulan,
Sampaikan bahwa aku telah selesai… memberitahukan kisahku pada kalian.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd