Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

belajar nulis cerita (no sara)

kambing56

Suka Semprot
Daftar
9 Jan 2018
Post
19
Like diterima
0
Bimabet
ADA APA DENGAN CINDY

Alarm pagi membangunkanku dihari senin. Semilir udara menerpa kulit, membuat putingku mengeras. Well, aku memang jarang memakai bra maupun baju saat tidur. Sebagai gambaran, usiaku 17 tahun, tinggiku 168 dengan ukuran dada 34b. Berat badan 52kg dan ukuran sepatu 39 (haha, gak penting banget ya). Cahaya matahari pagi masuk menerangi kamarku melalui jendela yang terbuka. Udara pagi kota Wo****** masih belum seberengsek kota besar.

Tunggu dulu..Terbuka? Aku kan belum membuka jendela? Jangan-jangan ada pencuri? Aku yang panik memeriksa seluruh kamarku sambil memakai kaos oblong tipis berwarna putih. Tidak ada yang hilang. Syukurlah. Tapi siapa yang membuka jendela? Bapak dan IBU sedang ada acara di luar kota. Apa jangan-jangan Mas Jo, tukang kebun ayahku? Ah tidak mungkin. Mas Jo berperawakan pendek gempal berkulit hitam legal. Dia kan tidak mempunyai kunci rumah kami. " Ah sudahlah, mungkin aku lupa menguncinya, jadi terbuka karena angin" pikirku.

Aku berjalan menuju lemari pakaian, menyiapkan seragam sekolahku lengkap dengan jilbabnya, karena aku sekolah di madrasah. Kemudian kuambil handukku dan berjalan ke sumur belakang.

Kamar mandi kami masih di luar rumah, hanya dikelilingi tembok setinggi 1,5m tanpa atap. Hanya ada pohon mangga yg rimbun memayungi kamar mandi. Setelah cukup menimba air, aku langsung masuk ke kamar mandi. Ku buka kaosku dan kusampirkan di atas tembok beserta handukku. Kugaruk sekitar putingku yg mengeras. "Iih, geli juga ya, hihi" pikirku. Kemudian perlahan kubuka celana pendek beserta celana dalam hitamku dan memasukkanya ke dalam ember cucian. Ketika akan menciduk air menggunakan gayung, kulihat ada bayang kepala manusia terpantul di permukaan air. Kuperhatikan dengan seksama, sepertinya tidak asing. "Hmmm, Mas Jo bukannya kerja malah ngintip majikannya mandi. Awas, biar ku kerjain sekalian" pikirku.

Kulanjutkan menyiramkan air ke tubuhku yang kuning langsat. "Brrrr, ademee (Brrr, dinginnya)" kataku sambil mengguncangkan tubuhku dan membuat toketku bergoyang. Entah apa yang dilakukan Mas Jo yang sedang mengintipku, tapi kudengar suara daun mangga bergesekan agak cepat tapi tidak terlalu keras suaranya. Kulanjutkan mandiku dengan menyabuni seluruh tubuhku dengan perlahan. Saat tiba di bagian jembutku yang tumbuh lebat, kubelai jembutku perlahan. Suara Mas Jo makin terdengar sayup-sayup seperti mendesah. "Gila, malah onani" pikirku. Dengan cepat kuciduk air memakai gayung dan kusiramkan ke arah dahan pohon tempat Mas Jo sembunyi.

"Hayoo, Mas Jo ngindhik aku adus yo? (hayoo, Mas Jo ngintip aku mandi ya?)" kataku. "He he he" balas Mas Jo sambil terkekeh. "Woo, malah ngguyu, tak celukne warga nek ora gek ndang minggat (woo, malah ketawa, kupanggilin warga kalau tidak segera pergi)" ancamku sambil menutupi toketku dengan tangan kiriku. "Iyo mbak iyo, sik tak mudhun(iya mbak iya, sebentar saya turun)" kata Mas Jo sambil mencoba turun

Tiba-tiba saja Mas Jo terpeleset dan jatuh ke dalam kamar mandi. Posisinya terduduk dan kepalanya menghadap tepat kearah memekku yang tertutup jembut tebal. Aku yang masih berdiri pun kaget. Resleting celana jeans kumalnya terbuka memperlihatkan kontolnya yang masih tegang. Dia tertegun entah karena menahan rasa sakit di bokongnya atau karena pemandangan indah di hadapannya. Perlahan kepalanya mendekat ke arah selangkanganku. Aku semakin deg-degan karena ini bukan bagian dari rencana. Ketika kepala Mas Jo hampir menyentuh jembutku, "Mas Jo!!!" teriakku dan "PRAK!!!!" suara gayung plastik yg kuhantamkan ke kepalanya.
 
ADA APA DENGAN CINDY episode 2

"Yah, pingsan. Mas Jo, bangun!" kataku sambil mengguncang-guncang tubuh Mas Jo. Tidak bergeming. Lalu aku segera membilas tubuhku ala kadarnya dan melilitkan handuk yg ku bawa ke tubuhku. Sialnya handukku hanya menutupi putingku dan hanya mencapai 15cm di bawah pangkal paha. Tanpa pikir panjang, akupun berlari mencari pertolongan. Kebetulan lewatlah seorang kakek petani berusia 69 tahun sedang menuju sawahnya yg berada di belakang rumahku. Mbah Slamet namanya. Tubuhnya tinggi kurus, berkulit coklat dan tanpa gigi.

"Mbah Slamet, tolong mbah, Mas Karjo dhawah teng kamar mandi! (Mas Karjo jatuh di kamar mandi)" teriakku pada Mbah Slamet sambil berlari ke arahnya. Aku pun berhenti dan terengah-engah di depanya
"Lho? Mbak Cindy? kok iso? ( kok bisa?)" tanya Mbah Slamet keheranan. Tapi pandangannya auto fokus kearah belahan dadaku.
"Ngapunten (gak tahu) Mbah, ayo ditolongin Mbah" kataku sambil menarik tangannya dan mengajaknya berlari.
Tanpa sadar jepitan handukku terlepas akibat terlalu banyak gerak. Handukku segera melorot dan tubuhku yg tanpa penutup lagi terpampang di hadapan Mbah Slamet.
"Wheleh, muluse cah (mulus banget nak)?" ujar Mbah Slamet sambil melotot memperhatikan toketku yg menjuntai bebas tanpa penutup. Pandangannya perlahan turun.
"Byuh, jembutmu tek akeh banget nduk (jembutmu kok banyak sekali ndu)?" ujar Mbah Slamet mengomentari bulu kemaluanku. Aku yg baru sadar awkward moment yg sedang berlangsung, segera berusaha mengambil handukku. Tapi tangan kiriku yg tadi menarik tangan Mbah Slamet ditahan olehnya, hingga akupun hanya menutupi tubuhku dengan handuk menggunakan tangan kananku saja.
"Mbah tolong lepasin mbah, jangan kurang ajar ya" kataku tegas.

Tanpa sadar pandangku teruju pada tonjolan di selangkangan Mbah Slamet yg tertutup celana komprang.
"Gila, besar sekali!" batinku. Tanpa sadar memekku terasa basah.
Kami saling tertegun, lalu aku pun segera menarik tanganku dari Mbah Slamet hingga terlepas dan segera melilitkan handukku menutupi tubuhku.
"Ayo Mbah, tolong Mas Karjo" kataku menyadarkan Mbah Slamet.
"Oiya iya nduk, maaf, Mbah sudah lama ndak liat body semulus punya Mbak Cindy" kata mbah Slamet sambil membetulkan posisi kontolnya yg tegang, walaupun percuma karena dia tidak memakai celana dalam.
"Soal itu nanti saja, ayo mbah" kataku sambil bergegas menuju kamar mandi temp at Mas Jo tergeletak. Mbah Slamet segera mengikutiku.

Sesampainya di kamar mandi, Mbah Slamet terkejut melihat keadaan Mas Jo. Lalu diapun tertawa terpingkal-pingkal.
"Huahahaha.. Karjo.. Karjo, mangkanya kalo ngindhik neng ndhuwur wit ojo karo ngocok, lak ceblok kepleset pejuhmu dewe ta? rasa no!" (makanya kalo ngintip di atas pohon jangan sambil onani, kan jatuh kepeleset pejuhmu sendiri kan? rasa in) kata Mbah Slamet sambil terkekeh.
"Wis ben mbak (sudah biarkan mbak), nanti juga bangun sendiri" kata Mbah Slamet sambil menoleh ke arahku, tapi aku sudah keburu masuk ke dalam rumah dan menutup pintu belakang.
"Jancok, arep ndelok tempik meneh malah mlayu dhisik (Jancok, mau liat memek lagi malah lari duluan)" runtuk Mbah Slamet. Di balik pintu belakang aku tertawa mendengar ocehannya.
" Untung aja aku nggak sampai diperkosa, hiiiy" gumamku sambil bergidik.

Tapi anehnya memekku malah makin basah dan gatal ketika membayangkan diperkosa oleh Mbah Slamet. Akupun segera masuk kamar dan mengunci pintu dan membelai memekku dan menggaruknya. Bukannya hilang, rasa gatal di memekku semakin terasa dan bercampur nikmat. Kurebahkan tubuhku diatas ranjang. Kugaruk lagi memekku sambil mengangkang. Masih kurang puas. Akupun teringat adegan film porno yg pernah kulihat waktu di sekolah dimana ada wanita bule sedang memainkan memeknya alias masturbasi. Akupun mencoba mengingat dan menirunya. Kugosok memekku sambil sesekali memainkan klitorisku. Masturbasi memang bukan hobyku, tapi aku sering melihatnya di video porno milik temanku.

"Ahhmm" desahku merasakan nikmat yg menjalari seluruh tubuhku. Semakin cepat gosokan terhadap memekku semakin nikmat. Akupun bermasturbasi sambil membayangkan aku diperkosa oleh Mbah Slamet dan Mas Jo di kamar mandi tadi.
"Ahh, Mas, jangan jilat tempikku mas, aaahh" gumamku membayangkan Mas Karjo menjilati memekku.
"Iyyah, ampun Mbah Slamet, geli pentilku mbah, jangan dikenyot mbaah" gumamku sambil meremas toketku.


Tanpa sadar 2 pasang mata sedang menikmati aksiku sambil beronani. Deru napas mereka tersamar oleh desahanku sendiri. Aku semakin cepat menggosok memekku sambil memejamkan mata menikmati tiap sentuhan tanpa menyadari keberadaan kedua pengintip.

Saat akan mencapai puncak kenikmat, tiba-tiba terdengar desahan salah satu pengintip menyebut namaku.
"Arghh!! tempikmu legit Mbak Cindy!" ujar salah satu dari mereka.
Sontak akupun membuka mataku dan duduk di ranjang sambil memegangi memekku dan melihat ke arah jendela yg terbuka.
"HaaH??!! Mbah Slamet!! Mas Karjo!!" teriakku panik.
"He he he, Mbak Cindy lupa nutup jendela nih" ujar mereka berdua sambil tertawa.
Dengan cepat aku berlari ke arah jendela dan segera menutupnya.
"Pekok kowe Jo (****** kamu Jo)" bentak Mbah Slamet.
"Sepurane Mbah (maaf mbah), abis enak sih" kata Mas Jo.
"Ndhasmu sempal!! (kepalamu sempa)" runtuk Mbah Slamet.
"Tenang mbah, aku masih punya INI, sempaknya Mbak Cindy" hibur Mas Jo sambil mengacungkan celana dalam.
"Halah, panganen dewe nek mung sempak" kata Mbah Slamet sambil berjalan menuju sawahnya.

Membayang mereka mengintipku sambil onani malah membuatku melanjutkan masturbasiku. Tidak menunggu lama, akupun mencapai orgasme. Memekku memuncratkan cairannya dan tubuhku tersentak-sentak dilanda kenikmatan orgasme. Tubuhku terasa melayang setelah orgasme. Dengan setengah gontai akupun berdiri dan berjalan menuju ranjang. Ketika hendak merebahkan diri, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah sambil berteriak.
"Cindy, ayo budhal sekolah!!! wes telat iki!! (Cindy, ayo berangkat sekolah!!! sudah telat ini)"
Sial, ini kan hari senin. Aku lupaaaaaa.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nice work...
Good job
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd