Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Benerin rumah paman: aku fantasi tanteku Bi Rani dan sepupuku Wita

Ini intermezzo dulu ya sebelum nanti masuk ke update bagian ke 4.

Bagian 3.5: Bi Rani di kamar sebelah ketika kejadian cerita bagian 3.
Bi Rani, dengan penuh gairah, menyiapkan vibrator double dildo pada posisi yang pas. Alat tersebut terlihat mengkilap dan siap untuk memberinya sensasi yang memuaskan. Dildo satu berukuran lebih besar sedikit dari dildo satunya. Bi Rani kemudian mengoleskan pelumas untuk memudahkan penetrasi, dia kembali memposisikan vibrator double dildo tersebut, melebarkan kakinya, dan memasukkan dildo yang lebih besar ke dalam vaginanya dan dildo yang lebih kecil ke anusnya secara bersamaan.

Saat vibrator tersebut mulai bergetar, Bi Rani merasakan sensasi yang menggila dan membawa dirinya ke dunia penuh kenikmatan. Desahan dan erangan mulai keluar dari bibirnya, menciptakan suasana yang terisi dengan suara erotis.

Bi Rani: "Mmhhhhh..."
Bi Rani: "Oh... ya... lebih dalam... ahh..."

Suara-suara erotisnya mulai terdengar melengking, mengisyaratkan betapa nikmatnya sensasi yang dia alami. Dia membayangkan adegan threesome dengan Arif dan suaminya, Enjang, membayangkan ketiga tubuh mereka saling terikat dalam keintiman yang membara.

Bi Rani: "Ahh... Arif... Papi... bersama-sama... ohh..." (erangan Bi Rani yang mengiringi suara vibrator yang bergetar dan maju mundur di miss v dan lubang anusnya)

Bi Rani: "Ahh... Arif... enak.. gede.."
Bi Rani: "Papi... lebih cepet lagi... ohh... enak banget Pi dua gini"

Suara desahan dan ucapan Bi Rani semakin intens dan semakin sulit diabaikan. Suaranya mencerminkan nafsu yang menggelora dalam dirinya. Setiap gerakan vibrator dalam tubuhnya memicu ledakan kenikmatan yang semakin memenuhi pikirannya. Sesekali dia memainkan dan memelintir puting payudaranya sendiri.

Suara-suara erotis dan erangan yang semakin intens terus terdengar saat Bi Rani mendekati puncak kenikmatannya. Gema desahannya memenuhi ruangan dan menciptakan suasana yang semakin menggairahkan.

Bi Rani: "Ohh... aku hampir... ahh... mencapai klimaks... Arif... Papi... bentar lagi..."

Ketika momen puncak akhirnya tiba, Bi Rani tidak bisa menahan ledakan puncak kenikmatannya. Teriakan yang keras memenuhi ruangan mengungkapkan sensasi yang dia rasakan.

Bi Rani: "Ahhh... ya... enak sekali... Arif... Papi..." cairan bening menyembur deras menyemprot kemana-mana.

Bi Rani: "Ahhh uhhh… ahhhhhhh…”

Kasur basah dimana-mana. Tubuh Bi Rani mengejang hebat beberapa saat. Bi Rani kemudian mengelus-elus miss v nya pelan. Dia mematikan mesin double dildonya.

Cukup lama Bi Rani berbaring menikmati kenikmatan yang baru dia rasakan sambil terus mengelus-elus pelan miss v dan lubang anusnya selang seling. Bi Rani membayangkan setelah orgasme ini dia sedang dijilat miss v dan lubang anusnya oleh Arif dan suaminya, Mang Enjang.

Tak lama ketika pendengarannya mulai meningkat karena suasana menjadi hening karena mesin dildo sudah mati, dia tertegun sejenak, mendengar suara lenguhan pelan.

“Ahhhh….. Ar-riiffff”

Bi Rani (dalam hati): “Loh seperti suara WIta, kenapa dia manggil-manggil Arif dengan suara seperti itu”

Bi Rani kemudian perlahan berjalan keluar kamar, dia memakai bajunya, namun celananya belum terpakai hanya dipegang.

Suara dari kamar Wita semakin jelas Ketika Bi Rani sudah berada di depan pintunya.

“Mmmhhhhhhh” (suara tertahan Arif Ketika WIta membenamkan miss v nya dengan keras kemuka Arif)

Bi Rani: “Suara Arif, berarti mereka memang masih bangun. Mereka ngapain ya”

Saat itu sebenarnya Bi Rani sudah membayangkan apa yang terjadi didalam kamar Wita, tubuhnya tidak bisa berbohong. Miss v nya suda kembali basah.

Bi Rani menunduk perlahan sampai kepalanya menempel miring di lantai untuk melihat dari bagian bawah pintu kamar Wita yang memang ada celah kecil namun cukup untuk sedikit melihat situasi didalam.

Degg….degg…, jantung Bi Rani langsung berdetak kencang melihat Wita sedang menduduki muka Arif, menggoyangkan dan memaju-mundurkannya di muka Arif dengan liar.

Tangan Bi Rani sudah berada diselangkangannya lagi, mengelus klitorisnya. Libido Bi Rani sudah naik lagi, namun karena dia baru mendapatkan orgasme yang super intens dari mesin dildo, Bi Rani agak sulit untuk mencapai puncak.

Ketika Bi Rani masih terus menikmati suasana, ternyata WIta sudah melenguh keras didalam, pertanda dia sudah mendapatkan Orgasme.

Bi Rani sedikit kecewa karena dia sudah nafsu namun tontonannya selesai. Namun kemudian dia tersadar masa iya dia terangsang melihat anaknya sendiri, WIta. Sungguh perasaan yang aneh.

“Eh tapi Arif kan belum keluar sepertinya, mungkin mereka akan lanjut lagi”, dalam hati Bi Rani.

Lama menunggu ternyata tidak terjadi apa-apa, WIta malah terlihat tertidur, dan Arif yang sepertinya dalam posisi nanggung terlihat agak gelisah. Seperti mendapatkan angin, Bi Rani langsung bertindak cepat.

Krreeeekkkk, pintu dia buka perlahan.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd