Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Berbagi Itu Indah (Remake)

Chapter 3 : Echa dan Rahasianya



POV : Echa



Hai semuanya, namaku Echa Karunia Fitria, teman-teman dan keluargaku biasa memanggilku dengan panggilan Echa aja. Saat ini aku berusia 18 tahunan dan akan segera lulus sekolah beberapa bulan lagi. Aku memiliki pacar bernama Rio dan hubungan kami sudah berjalan kurang lebih 1 tahun lebih. Aku berkenalan dengannya secara spontan melalui media sosial. Mas Rio tiba-tiba DM Instaku dan bilang ingin kenalan denganku. Kulihat dia hobby motor dan motornya keren sih menurutku. Singkat cerita aku pun menanggapi pesan-pesan dia. Mas Rio ternyata asik kalau diajak ngobrol. Tak jarang ia melontarkan jokes yang membuatku tertawa.



Dari perkenalan dan proses ngobrol itulah kami jadi kenal lebih dekat, dari yang awalnya hanya pembicaraan basa-basi hingga akhirnya Mas Rio menyatakan perasaannya padaku yang tentu saja membuatku terkejut. Aku merasa cocok dengannya dan mungkin dia adalah jawaban dari semua kegagalan proses perjalanan cinta yang telah kulalui selama ini. Akupun menerimanya sebagai pacarku dan kami resmi jadian.



Sebenarnya pacaran bukanlah hal yang baru bagiku. Aku pernah beberapa kali pacaran sebelum akhirnya bertemu dengan Mas Rio. Tetapi hubungan pacaranku dengan cowok-cowok sebelumnya tidak segila hubungan pacaran ku dengan mas Rio. Mungkin hanya sebatas makan, jalan, dan jajan saja. Paling mentok hal yang pernah kulakukan dengan pacar-pacarku sebelumnya hanyalah ciuman. Jadi Mas Rio bukanlah First Kissku.



Tetapi pada akhirnya hubunganku dengan pacar-pacarku berakhir dengan berbagai macam alasan yang tak penting kusebutkan disini. Hingga beberapa bulan yang lalu akhirnya aku berkenalan dengan Mas Rio.



Mas Rio adalah sosok lelaki yang baik dan sayang sama aku. Dia juga sopan kepada orangtuaku dan itulah yang membuat mereka percaya kepada Mas Rio dan mengijinkan kami saling mengenal lebih dekat. Dia juga perhatian sekali kepadaku dan keluargaku karena tak jarang ia bawakan makanan ringan jika main ke rumah. Cuma aku ga tau, sepertinya Mas Rio memiliki sisi darkside yang mungkin aku adalah cewek satu-satunya yang tahu. Mungkin juga mantan-mantannya juga tahu tetapi aku tidak pernah menanyakannya. Aku baru menyadari hal ini setelah beberapa bulan kami berpacaran. Selain baik kepadaku, ternyata Mas Rio juga seseorang yang memiliki nafsu seks yang tinggi. Wajar memang seorang lelaki mempunyai nafsu kepada perempuan. Kalau Mas Rio nafsu sama cowok baru gak wajar namanya. Hihihi



Aku pun berusaha memahami hal itu. Toh sebagai seorang perempuan, aku juga terkadang merasakan hal yang sama. Aku juga memiliki ketertarikan seksual kepada lelaki. Bahkan jika hasratku sedang menggebu, aku juga kadang suka masturbasi. Aku ingat pertama kali melakukan masturbasi adalah saat aku duduk di kelas 6 SD. Saat itu aku belum tahu apa yang kulakukan itu namanya disebut masturbasi.



Aku tak sengaja membaca komik yang ada adegan ciumannya, bukan hanya ciuman saja, bahkan tokoh lelakinya juga sampai meraba bagian dada si perempuan. entah mengapa saking menghayatinya aku melihat adegam itu, di bawah sana mendadak kemaluanku terasa berlendir sedikit gatal dan hangat hingga akhirnya kugaruk dan kuraba penuh rasa nikmat. Sampai akhirnya aku pun tahu apa yang kulakukan itu disebut masturbasi beberapa tahun kemudian. Aku jujur saja lupa dulu bagaimana awalnya aku paham dan kepikiran untuk masturbasi, yang jelas aku merasakan kenikmatan saat bagian tubuhku yang paling intim itu kumainkan dengan jariku. Hingga tanpa sadar aku mengulanginya lagi dan lagi karena memang senikmat itu. Apalagi saat usiaku semakin dewasa seperti saat ini, saat dimana gairahku semakin mudah naik, aku semakin sering masturbasi untuk melampiaskan gairah seksualku yang menggebu.



Urusan memuaskan lelaki, aku banyak diajari oleh Mas Rio. Mas Rio yang mengenalkanku dengan pengetahuan tentang seks. Ia yang pertama kali mengajari cara oral sex. Dia yang mengajariku bagaimana menyepong penis seorang cowok biar ngga kena gigi. Sakit katanya kalau kena gigi. Hehehe…



Awalnya tentu saja aku merasa jijik karena menurutku benda itu tak lain dan tak bukan hanyalah alat kelamin pria yang tugasnya untuk membuang air kencing. Awalnya aku enggan menjilati benda itu. Tetapi Mas Rio dengan sabar terus mengajariku. Ia juga perlihatkan beberapa film porno yang memperlihatkan adegan oral seks. Sejak saat itu aku tahu ternyata bentuk penis lelaki itu macam-macam. Ada yang kecil, ada yang sedang, ada yang besar, ada yang tebal, ada yang hitam, ada yang putih, ada yang mulus, ada yang berotot, ada yang belum disunat. Pokoknya banyak deh! Dan jujur saja aku paling suka liat penis aktor kulit hitam. Berasa besar banget soalnya. Terus badan mereka juga kebanyakan atletis dan tinggi besar dan berotot. Apalagi Penisnya itu lho, kayak pisang raja melengkung gitu.. besar banget. Hihihi.. Eh ini rahasia lho ya!



Tetapi Mas Rio lebih suka film dari Jepang. Kebanyakan ada ceritanya soalnya. Yaudah aku juga ngga masalah dan suka juga karena memang bagus ada ceritanya, walau kami ga paham apa yang mereka ucapkan tapi itu tidak terlalu penting bagi kami. Yang penting maksud dan tujuannya kami paham. Biasanya aku menonton film “drama” Jepang di ruang tamu rumahku saat sedang sepi. Karena seringnya aku dicekoki film dewasa oleh Mas Rio, lama-lama aku pun penasaran dan ingin mencoba melakukannya.



Oral sex menjadi hal pertama yang ingin kulakukan. Sensasi mengulum kelamin lelaki yang sedang mengeras itu benar-benar buatku penasaran. Ternyata rasanya tidak seburuk yang kukira bahkan seru juga, karena semakin Mas Rio melenguh dan mengeras penisnya semakin membuatku semangat merangsang dirinya. Akhirnya aku akui aku ketagihan mengulum penisnya. Aku bahkan sampai paham titik-titik mana yang membuatnya mendesah keenakan saat kujilat dan kukulum kemaluannya.



Tak cukup sampai disitu, Mas Rio juga mulai meminta ijin untuk menjilati kemaluanku. Awalnya aku merasa hal itu sangat menjijikkan dan tidak layak pacarku menjilati area kemaluanku. Bagiku area itu adalah area kotor yang tidak pantas untuk diciumi dan dijilati karena tempat keluarnya kencing, lendir, keringat, bahkan darah haidku. Tetapi Mas Rio membuktikan pikiranku itu salah. Ia menikmati menjilati vaginaku dan parahnya aku pun akhirnya menikmatinya. Aku bahkan rela mengangkang lebar-lebar agar lidah Mas Rio bisa menjangkau clitoris atau bahkan bagian paling dalam dari kemaluanku. Rasanya benar-benar tidak bisa kuungkapkan dengan kata-kata. Geli geli banjir lah pokoknya. Ternyata oral seks itu memang sangat nikmat dan membuat ketah



Tak puas seperti itu saja, Mas Rio mulai mengajakku ke tahapan kegilaan yang lebih lanjut. Kami sudah mulai berani telanjang satu sama lain. Ya, Jika ada kesempatan dia selalu mengajakku petting. Aku yang sudah sayang kepadanya, mau-mau saja melakukannya dengan pacarku itu. Karena Petting menurut kami adalah salah satu variasi ngeseks untuk kami yang masih takut melakukan ML. Petting adalah cara kami untuk melampiaskan rasa cinta dan nafsu kami yang sedang naik-naiknya. Apalagi Mas Rio selalu memuji kecantikan dan keindahan tubuhku saat kami petting. Siapa sih cewek yang gak suka dipuji? Dia juga selalu mengatakan semakin sayang kepadaku dan tidak ingin berpisah denganku. Aku sih suka dia seperti itu, aku merasa dengan begitu ia memang serius dengan hubungan kami ini semakin terikat kuat.



Tetapi, walau semesum itu pacarku, ia tidak berani mengajakku sampai ML. Ia selalu bilang tidak siap jika aku hamil. Iya sih, memang kalau aku sampai hamil itu akan menjadi aib yang sangat memalukan bagiku dan keluargaku. Secara aku di sekolah termasuk salah satu anak yang berprestasi (sombong dikit boleh ya? Hihihi). Setidaknya aku masih bersyukur memiliki cowok yang masih berusaha menjaga keperawananku. Walaupun demikian, sebenarnya aku sudah siap jika harus menyerahkan keperawananku ke Mas Rio, aku sayang padanya dan aku rela berikan keperawananku untuknya. Karena aku yakin dia lah yang kelak akan menjadi suamiku setelah apa saja yang telah kami perbuat, hubungan kami sudah seintens itu, aku hanya ingin dia tidak meninggalkanku setelah semua hal yang sudah kami lakukan.





Tahap tahap pun berlalu, sisi gelap Mas Rio semakin menjadi liar. Mas Rio merasa tidak puas hanya dengan petting denganku. Walau kalau petting dia selalu crot, tetapi ia merasa tidak puas dan ingin berbuat sesuatu yang lebih menantang. Ia memiliki fantasy yang menurutnya lebih menarik dan menggairahkan baginya daripada mengambil keperawananku. Baginya, aku terlalu mubadzir jika hanya ia sendiri yang menikmatiku. Karena itu Mas Rio selalu memintaku membayangkan cowok lain Ketika kami sedang saling merangsang satu sama lain. Ia selalu memberiku sugesti nakal yang jujur saja awalnya aku bete dan ogah menuruti sugesti-sugestinya.



Aku tentu saja menolak pikirannya yang menurutku tidak masuk akal! Bagaimana bisa dia berpikiran seperti itu. Aku yang selalu berusaha menjaga hatiku untuknya, malah dimintanya untuk membayangkan lelaki lain. Aku tidak mau dan jelas saja aku tersinggung dengan ucapannya. Tetapi Mas Rio tetap merayuku, ia terus membisikiku dengan godaan-godaan nakal seperti membayangkan penis pria yang lebih panjang dari miliknya. Ia pun juga meyakinkanku kalau dirinya benar-benar sayang kepadaku. Ia hanya ingin melihatku bahagia.



Awalnya aku tidak paham dengan ucapannya. Sampai suatu ketika ia pernah berkata kepadaku bahwa ia merasa tidak bisa memuaskanku. Ia berkata kalau sudah 1x crot, ia tidak bisa bergairah lagi. Karena itu dia selalu memintaku berfantasy dengan lelaki lain. Aku sebenarnya kasihan dengan pacarku. Semesum dirinya, dia masih memikirkan kepuasanku. Jujur saja, iya memang aku terkadang merasa tidak puas dan kecewa kalau pacarku sudah keluar. Padahal aku masih belum puas. Tetapi ya mau gimana, aku pasti tidak berani protes dan terpaksa menahan semua birahiku. Eh tapi ini rahasia ya, Mas Rio jangan sampai tahu.





Mas Rio terus menggoda imanku dan meyakinkanku semua ini hanya sebatas fantasy saja. Digoda terus-terusan seperti itu, aku tanpa sadar ikut terbawa sugestinya yang nyeleneh lalu diam-diam mulai memikirkannya. Walau aku tidak mengakui ke Mas Rio kalau aku sebenarnya sange juga kalau bayangin hal itu. Aku masih malu mengakuinya ke cowokku sendiri jika pada akhirnya aku diam-diam menuruti sugestinya.



Mendapatkan ijin seperti itu tentu saja aku diam-diam senang. Aku hanyalah seorang gadis normal yang juga memiliki nafsu seksual dan ketertarikan dengan lawan jenis, aku akhirnya tergoda untuk melakukan sugesti Mas Rio dengan membayangkan cowok lain. Diam-diam jika aku petting, aku jadi membayangkan cowok lain yang menikmatiku. Kubayangkan penis cowok lain karena ada kalanya aku juga bosan dengan penis Mas Rio yang SNI (*Eeehhhh..).



Yang menjadi objek fantasyku adalah salah seorang teman sekelasku, sebut saja namanya Bayu. Dia adalah kapten tim basket sekolah, dia juga sering 1 kelompok denganku dalam hal mata pelajaran. Dia tampan, tinggi, atletis serta rupawan sehingga banyak cewek-cewek di sekolah yang mengidolakan dirinya.



*Sssttt.. Rahasia ya! Ini Cuma fantasy aja kok. Mas Rio sih yang ngajarin*, itulah yang selalu menjadi pembenaran dalam fantasy yang diam-diam sering kubayangkan



Aku sejujurnya sudah kecewa dengan diriku sendiri, apakah benar aku tidak bisa setia? Apakah ini karena aku terus menerus dicekoki oleh fantasy Mas Rio? Atau Apakah ini semua untuk mengobati hasratku yang selama ini kutahan karena Mas Rio terlalu pengecut untuk menyetubuhiku? Akhirnya aku memutuskan menuruti fantasy gilanya dengan membayangkan lelaki lainlah yang justru menyetubuhiku.



Awalnya aku tidak punya gambaran tetap siapa yang kujadikan bahan fantasy. Terkadang aku membayangkan artis lokal, artis barat, atau artis korea. Kadang aku juga bayangkan beberapa artis dewasa yang kuingat wajahnya yang datang menyetubuhiku. Tetapi hasilnya tidak seperti yang kubayangkan dan tidak sesuai ekspektasiku. Mereka tetap saja terlalu fana bagiku.



Berbeda ketika aku membayangkan sosok yang kukenal, seperti misalnya kubayangkan Bayu, temanku yang juga kapten tim basket sekolah itu. Aku merasakan hubungan yang lebih dekat saat membayangkan dirinya. Keseharian kami yang selalu bertemu membuatku fasih membayangkan dirinya. Suaranya, aroma wangi parfum maskulinnya, serta detail apapun yang ada pada dirinya bisa terbayangkan olehku. Mungkin hanya dua yang tidak bisa kubayangkan darinya. Tubuhnya ketika telanjang, dan bagaimana bentuk serta ukuran penisnya. Aku masih tidak tahu. Hihihi.. Jadi kubayangkan saja penisnya besar dan keras karena memang tubuh dan staminanya terjaga karena rajin olahraga.



Kembali lagi ke Mas Rio, Benar dugaanku, Permintaannya kepadaku semakin aneh-aneh dan gila. Mas Rio Mulai memintaku berpakaian lebih sexy dari biasanya, serta aku dimintanya lebih berani menggoda lelaki lain dengan pakaian sexyku. Ditambah lagi sahabatku Anya juga sama saja, ia juga sering memanas-manasiku dengan mengirimkan foto-foto mesranya dengan pacarnya. Tentu saja ini sudah bukan fantasy lagi, karena harus kulakukan di dunia nyata.



Sebagai gadis normal yang masih memiliki budaya timur yang kental, aku awalnya menolak request nyeleneh pacarku itu. Tetapi penolakanku hanya sementara saja, semakin kesini aku malah semakin tertantang karena terus-terusan dipanas-panasi Mas Rio. Aku malah ingin menuruti permintaannya yang diluar batas itu. Apa hasratku sama gilanya dengan Mas Rio? Entah lah tapi aku juga lama-lama menyadari perubahan diriku.



Walau mulutku berkata tidak, tetapi pikiranku selalu ingin mencobanya. Siapa sih cewek yang ga suka dipuji kecantikannya? Siapa sih cewek yang ga suka dipuji bentuk badannya? Aku kadang memang suka penasaran bagaimana penilaian mata para lelaki ketika memandangku. Sepertinya benar kata Mas Rio, aku butuh pengakuan akan apa yang kumiliki untuk membuktikan seberapa menariknya diriku di mata lelaki



Akhirnya aku pun merasa tertantang dan menuruti permintaannya…



Kegilaan bermula saat Mas Rio tiba-tiba bilang ingin memperlihatkan foto sexyku kepada teman-temannya. Aku pacarnya yang seharusnya ia jaga tubuhku, malah akan memamerkan foto-foto sexyku ke teman-temannya! Tapi aku diam-diam juga malah excited dong. Aku juga penasaran bagaimana rasanya sengaja berpakaian wexy dihadapan para lelaki. Eh ini bukan berarti aku binal ya. Aku hanya penasaran penilaian orang-orang terhadapku itu seperti apa sih sebenarnya. Jadi ya diam-diam aku tertantang menuruti request Mas Rio. Aku beranikan berfoto lebih sexy dan harap-harap cemas menunggu seperti apa penilaian teman-temannya tentangku.



Benar saja mereka tergoda sama aku. Kata Mas Rio, mereka memuji keindahan tubuhku dengan tanktop ketat nan sexy yang mencetak lekuk dadaku. Mereka bahkan bayangin bagaimana bentuk serta isinya dan berharap aku mau netekin mereka. Gila gak sih, tubuhku yang seharusnya di jaga sama Mas Rio malah dibayangkan untuk meneteki teman-temannya dengan payudaraku. Ahh, aku jadi sange kalau membayangkan itu beneran terjadi. Pasti geli banget putingku nanti diemut dua-duanya. Hmmmmphhh.. Tapi aku masih malu mengakuinya terutama ke Mas Rio. Apalagi mereka itu teman-teman Mas Rio.



Tetap saja ada yang mengganjal dan tidak etis untuk dibayangkan oleh pacarku sendiri. Walau berkali-kali Mas Rio tegaskan semua akan baik-baik saja tetapi tetap saja aku ragu melakukannya di dunia nyata. Sekali aku iyain, pasti dia bakalan minta lagi dan lagi. Kalau Cuma bayangin mungkin aku masih bisa menerima dan mau melakukannya. Tetapi kalau di dunia nyata? Aku masih takut!



Kegilaan pun berlanjut saat Mas Rio sengaja mengerjaiku dengan menyembunyikan kunci kamarku sehingga aku tidak bisa mengambil baju setelah mandi. Padahal saat itu, aku harus menerima orderan makanan dari ojol. Parah sih emang ini kejadiannya. Maafkan aku ya Mas Rio yang kuceritakan kepada mas hanya sebagian kecil saja. Ada hal lebih besar yang sebenarnya terjadi saat itu



Saat aku sudah kesal dengan ulah Mas Rio, aku dengan terpaksa menerima makanan yang dibawakan oleh Pak Ojol. Kalau boleh mengingat-ingat Pak Ojol itu kulitnya kecokelatan, berkumis tebal, badannya super gemuk dan bau badannya ya ampun.. Maaf ya pak kalau menyinggung. Tapi bapak memang bau badannya. Mungkin ya karena kerja di jalan terus ya jadi aku berusaha menerima hal itu.



Wajah Pak Ojol itu kayaknya kesal sekali, mungkin karena aku buka pintunya terlalu lama dan membuang banyak waktunya sehingga ia tidak bisa segera mengambil orderan lainnya. Aku terkejut saat menyadari Pak Ojol itu tidak menungguku di luar pagar tapi ternyata ia sudah sampai masuk ke teras rumahku. Ia sempat terlihat terkejut melihatku berjalan ke teras rumah hanya menggunakan handuk. Tetapi sepertinya ia berusaha tetap staycool dan terlihat profesional dengan tidak tergoda dengan penampilanku yang terlalu vulgar



Akhirnya, kuterima pesanan makanan itu dan kuserahkan uang 100ribunya kepada Pak Ojol. Tetapi ternyata uang dari Mas Rio kebanyakan. Katanya ngga ada kembalian dan minta aku bayar uang pas. Aku bingung dong harus gimana. Kucari-cari di tas, jaket, dan dompet Mas Rio sama sekali ngga ada uang kecil. Sementara dompetku ada di kamar yang terkunci itu.



Tiba-tiba pas aku lagi kebingungan mencari uang kecil, Pak Ojol itu memanggilku



“Mbak mbak sini…”, katanya dan akupun menghampirnya karena ku kira ia punya kembalian



Lalu tiba-tiba ia berbisik ke aku



“Kamu ga usah bayar tapi saya boleh liat badan kamu”, kata Pak Ojol sambil berbisik di telingaku



Aku terkejut saat itu saat mendengar permintaannya yang diluar. Ingin sekali ku berteriak minta tolong karena ucapan Pak Ojol ini aku rasa sudah kelewatan. Tetapi mau minta tolong sama siapa, bukannya aku malah akan semakin malu kalau tetangga-tetanggaku kesini dan pasti mereka akan melihatku hanya pakai handuk seperti ini?



Aku tidak menolak dan juga tidak mengiyakan karena memang inilah yang diinginkan Mas Rio. Ia memang ingin aku menggoda pria lain bukan? Tetapi Apakah harus secepat ini aku melakukannya? Kalau boleh memilih, aku minta training dulu sebelum benar-benar melakukannya. Dasar ini karena keisengan Mas Rio. Dia memang sudah benar-benar ingin memamerkan diriku ke orang lain. Kalau boleh memilih lagi, setidaknya aku ingin pria itu adalah sosok yang ganteng dan menarik. Jangan yang sudah tua dan wajahnya seperti inim.



*Tapi aku harus bagaimana? Apakah aku harus diam saja? Ataukah aku harus melawan untuk menjaga kehormatanku sebagai seorang perempuan? Tapi bagaimana kalau beliau malah nekat dan berbuat kasar kepadaku?*, hatiku mulai bimbang ketakutan



“Mbak? Kok malah ngelamun?”



“Ehhh.. Iya pak…”



“Buka dong. Saya mau lihat badan kamu mbak”, pinta bapak ojol itu lagi semakin membuatku ketakutan



“Tapi saya malu pak…”, jawabku



“Bukannya kamu sengaja godain saya? Ayo buka atau saya perkosa kamu!”, bapak ojol itu mulai mengancam



“Ja.. jangan pak.. Jangan berbuat yang enggak-enggak..”, kataku terpatah-patah karena mentalku belum siap menghadapi situasi seperti saat ini



Aku hanya berharap Mas Rio berubah pikiran dan menolongku disaat genting seperti ini. Tetapi aku juga tau hal itu sebenarnya tidak mungkin, karena Mas Rio memang menginginkan hal ini terjadi kepadaku. Bukankah Ia sering berfantasy membayangkanku diperkosa orang. Mungkin ini adalah jawaban dari harapannya selama ini.



“Hmmm.. ini uangmu saya kembalikan. Tetapi saya ijin buka handukmu ya? Saya mau lihat badanmu…”, kata Pak Ojol sambil menyerahkan uang 100ribuan Mas Rio kepadaku lagi.



Aku hanya berdiri mematung ketakutan saat tangan hitam Pak Ojol itu mulai melepaskan simpul handukku dengan mudahnya tanpa perlawanan. Tubuhku langsung terbuka seutuhnya dihadapan Pak Ojol itu. Beberapa saat ia tersenyum mesum memandangi ketelanjanganku. Betapa malunya diriku saat ia tak berkedip sedikit pun ketika melihat kondisiku yang tengah telanjang di teras rumahku sendiri



“Putih bener badanmu mbak.. Teteknya juga bagus.. gak tepos dan segerrr bulettt… Ahh… saya jadi kepingin nyusu pentilmu mbak…”, kata bapak ojol cabul itu



Aku hanya terdiam ketakutan dan berharap ini semua cepat selesai. Ingin rasanya kusilangkan tangan untuk menutup kedua buah dadaku, tetapi ia tahan tanganku. Bapak ojol itu lalu memintaku mengangkat kedua tangan keatas kepalaku. Posisi tubuhku saat ini benar-benar memalukan dengan kedua tangan berada di atas kepala seperti ini justru menambah keseksianku dihadapannya. Payudaraku semakin membusung menantang sambil memamerkan kedua ketiakku kepada bapak ojol itu



Bapak Ojol itu kemudian mengambil handphonenya dan mulai memotret tubuh telanjangku beberapa kali. Sumpah aku malu dan takut sekali saat itu. Bagaimana jika ia sebar foto telanjangku dan tanpa sengaja teman atau keluargaku ada yang melihatnya? Mau ditaruh mana mukaku?



“Ah sialan kamu sexy sekali… Ketiakmu bersih dan mulus sekali mbak… Bisa nih buat bacolan saya..”, kata Pak ojol sambil ia garuk selangkangannya yang masih terbungkus celana



“Pak… Sudah.. Saya malu…”, pintaku



“Hehehe.. cepat banget kalau saya sudahi sekarang.. Rugi saya bayar 100 kalau kamu Cuma sebentar kasih liat badan kamu ke saya. Sekarang hadap belakang”, ujar Pak Ojol



Dengan pasrah kuhadapkan tubuhku ke arah tembok. Aku tidak bisa melihat apa yang dilakukan bapak itu karena ia berada di belakangku. Ia hanya memintaku tetap menghadap ke tembok dan kedua tanganku dimintanya diangkat tinggi-tinggi.



“Nunggingin bokongmu”, pinta bapak ojol itu



Lalu kuturunkan sedikit pinggulku dan kuposisikan pantatku sedikit menungging kebelakang. Aku tahu ia hanya berharap pose seksi dariku. Tiba-tiba kurasakan sebuah tangan mulai meraba pantatku. Aku hendak protes namun ia tahan tubuhku dan ia pojokkan tubuh telanjangku ke tembok



“siapa suruh kamu gerak? Saya minta kamu diam… Saya sudah bayar 100ribu ke kamu”, ancam bapak itu



Aku yang ketakutan akhirnya hanya bisa mengikhlaskan bongkahan pantatku diraba bapak ojol itu. Sesekali ia remas pantatku dan sesekali pula ia tepuk pantatku pelan. Kakiku rasanya lemas saat tangan bapal ojol itu mulai berani meraba area intimku dari belakang. Tangannya dengan nakal bermain-main dibibir vaginaku yang malah berlendir disaat seperti ini. Tangannya bergerak nakal terus merangsang kemaluanku. Kutahan sebisanya agar aku tidak mengeluarkan suara desahan. Bagaimanapun diraba pada area vagina memang bisa merangsangku. Aku hanya bisa pasrah dan tidak berani melawannya. Aku tahu ia tidak akan segan menyakitiku jika aku tidak menuruti permintaannya.



*Cuppppp*



Tiba-tiba kurasakan bapak itu mulai menciumi kedua pantatku dengan liar. Rasa gelinya benar-benar menyiksa imanku. Antara malu tapi mau, aku biarkan lelaki yang usianya setara papaku itu menciumi bongkahan pantatku yang sedang menungging dihadapannnya. Kemudian ia buka belahan pantatku dengan kedua tangannya. Lidahnya pun menyapu tepat diantara lubang kemaluan dan lubang anusku. Kepalaku sampai terdongak saat lidahnya yang hangat dan kasar itu terus bergerak di sekitar kedua lubangku. Tidak cukup sampai disitu, ia bahkan membuka lebar belahan pantatku dan lubang pantatku langsung disentuhnya dengan jemarinya yang kasar. Ia gerakkan tangannya memutar perlahan di lubang pantatku. Rasanya menjadi semakin tak karuan. Mas Rio saja tidak berani bermain di area tersebut!



“Aahh.. Pak.. jangan disitu.. Kotor pak…”, pintaku



“Kamu sudah saya bayar 100ribu ga usah banyak protes”, kata bapak ojol mesum itu



“Tapi….”, aku tak bisa melanjutkan perkataanku karena memang aku tidak punya hak untuk protes



*Jika boleh memilih, kukembalikan saja uang 100ribu itu daripada bapak ojol ini terus menyebut kata itu. Seolah aku telah jual diriku kepadanya seharga 100ribu!*, kesalku dalam hati



Kubiarkan tangan kasarnya bermain lagi di lubang pembuanganku. Rasanya geli luar biasa hingga kakiku gemetaran hebat. Lubang pantatku bahkan kurasakan mulai cenut-cenut karena terus dirangsang oleh tangannya yang kasar. Ia kemudian mulai menyusupkan tangannya ke lubang pembuanganku itu perlahan dan hendak menjebol lubangku dengan jari telunjuknya.



“Ohhh.. bapak… jangan disanaa…”, pintaku memelas



“Kamu pilih saya main-main dilubang pantatmu atau lubang memekmu? Heheheh”, bisiknya sambil terkekeh menyebalkan



Sebuah pilihan yang tidak menguntungkanku sama sekali. Siapa juga perempuan yang akan memilih dicabuli lubang vagina atau pantatnya oleh seseorang yang dikenal seperti ini.



“Jawab.. mana yang boleh saya jamah?”



“Memek.. Memek saya aja pak”, jawabku pada akhirnya



Kuputuskan memasrahkan kemaluanku kepadanya. Karena bagaimanapun area tersebut sudah sering dijamah Mas Rio jadi aku rasa tubuhku tidak akan ada masalah. Daripada ia harus menjamah lubang pantatku, aku tidak tahu apa yang akan terjadi denganku jika kuijinkan dia mencabuli lubang anusku.



“Yasudah sekarang Mbak hadap saya lagi. Tangan tetep diatas ya biar makin sexy posenya. Heheheh”, pinta Pak Ojol



Aku pun membalikkan wajahku lagi kepadanya..



Tanpa permisi, ia langsung meremas-remas payudaraku serta mencaplok puting susuku dengan bibirnya yang berkumis lebat itu. Rasa gelinya luar biasa parah. Aku sampai mengejan kembali menahan nafas serta suaraku agar tidak terdengar oleh Mas Rio. Aku pun tak lupa sering melirik ke arah luar rumahku, memastikan tidak ada orang yang lewat di jalanan depan rumah. Bisa gawat kalau sampai ada orang yang lihat. Parahnya walau aku ketakutan, vaginaku malah justru langsung banjir saat bibirnya yang kasar melahap putingku dan melumat kedua putting susuku penuh nafsu



Gila, Bapak itu menjilati putingku lebih ganas dibandingkan Mas Rio. Aku sampai kelojotan dan vaginaku rasanya semakin banjir saja diserang dan diperlakukan seperti ini. Bibir kasar bapak ojol itu bergerak lincah kemana-mana menyusuri tubuhku. Pundakku, Leherku, ketiakku, payudaraku, semua menjadi target serangan jilatan lidahnya ke tubuhku.



Ingin sekali aku protes karena ia tadi hanya meminta mencabuli vaginaku saja, tidak ada kesepakatan tubuhku akan dijilati dan diemut seliar ini. Namun kuurungkan karena pada akhirnya aku pun mulai birahi menikmati jilatan serta sentuhan-sentuhan nakalnya pada area sensitifku. Permainannya jauh berbeda dengan gaya Mas Rio yang hanya menyerang payudara dan vaginaku saja.



Tanganku mencengkeram daun pintu dan Pak Ojol itu terus menghisapi putting ku penuh nafsu. Kakiku bahkan sampai gemetaran saking takutnya apa yang terjadi padaku. Dalam kegelapan temaram teras rumah ini, tetanggaku pasti tidak ada yang akan menyangka seorang Echa yang terkenal gadis baik yang ceria di perumahan ini sedang disedot putingnya oleh bapak ojol. Pak Ojol kembali fokus menyerang payudaraku saat ini, setelah ia puas membuat seluruh tubuhku basah terkena air liurnya. Ia jilati terus putting susuku sambil digigitnya kecil-kecil membuatku meringis kesakitan. Seolah-olah putting susuku adalah sesuatu yang lezat dan membuatnya begitu semangat untuk menikmatinya. Bukan hanya yang kanan saja, tetapi ia juga menghisapi kedua putting susuku secara bergantian dan sangat liar.



Tindakannya itu semakin membuatku kegelian lebih parah dari sebelumnya. Ia tidak hanya memainkan putting susuku saja. Bibirnya juga kembali merambah ke leherku. Ia ciumi leherku penuh nafsu dan kumis lebatnya membuatku semakin kegelian dan tak terasa vaginaku mulai basah dibuatnya. Gerakan bibirnya tak karuan menyerang tubuhku, ia kembali menciumi payudaraku penuh nafsu sambil sesekali ia jilati puting ku. Serangannya sangat sulit ditebak sehingga membuatku menjadi penasaran apa yang akan dilakukannya setelah ia lakukan ini dan itu. Tubuhku semakin gemetaran hebat dan aku tetap berusaha menjaga keseimbangan yang rasanya kakiku sudah begitu lemas. Kumisnya yang tebal itu memberikan sensasi geli yang berbeda dibandingkan saat Mas Rio mengulum putting susuku. Ditambah lagi ia mulai meremasi payudaraku secara kasar dan tempo tak beraturan membuatku semakin kewalahan menerima serangan penuh nafsunya.



“Badan kamu bagus mbak…”



“PAK SUDAH….”, pintaku memohon



“Sshhh.. jangan kenceng-kenceng ngomongnya mbak nanti ada yang denger”, katanya lirih berbisik di telinga sebelah kananku



Tubuh telanjangku menggigil menahan malu. Tubuhku dijamah dan dijilati dengan leluasa oleh pria yang usianya kisaran 45 tahunan itu. Ia pun mencoba mencium bibirku dan aku buru-buru menghindari bibirnya. Aku masih tidak ingin berciuman dengan lelaki selain Mas Rio. Tetapi ia tidak menyerah, ia terus memaksa mencium bibirku dan terasa cengkeraman kasar sedikit ia berikan kepadaku. Sedangkan tangan satunya meraba area intimku yang sudah basah berlendir membuatku mendesah perlahan.



“Ga usah sok jual mahal kamu mbak… Memek kamu aja sudah basah gini”, katanya sambil menekan kedua pipiku dan langsung ia cumbu bibirku dengan kasar tanpa ampun



Aku sampai gelagapan dan berusaha menghindari mulut Pak Ojol itu. Bukannya sok jual mahal, tetapi memang aroma mulut Pak Ojol itu sangat bau membuatku tidak nyaman. Campuran antara rokok dan tenggorokan yang kering kekurangan air. Aku sampai menahan nafas saat lidahnya memaksa lidahku untuk dilumatnya habis. Bibirku terus dilumat dan dijilatinya. Sesekali ia juga menyedoti bibir atas dan bawahku bergantian.



Jantungku berdebar semakin kencang. Perasaan apa ini? Tubuhku tidak menolak perlakuan kasarnya kepadaku, bahkan kemaluanku juga malah semakin basah saja karena terus dirangsang dengan kasar olehnya. Aku tanpa sadar mulai sering mendesah diperlakukan seperti itu. Apalagi tangannya yang kapalan itu terus meraba kemaluanku. Tekstur jemari Pak Ojol begitu kasar dan terasa sedikit sakit saat ia mengucek veginaku dengan cepat. Kakiku kelojotan dan aku mati-matian menahan orgasmeku. Gila sih, kemaluanku malah dikocok oleh pria yang tidak kukenal. Kemaluanku bahkan sampai kedutan dan aku berusaha menahan mati-matian rasa ingin kencing yang menjalar syaraf-syaraf vaginaku. Jadi seperti ini rasanya dicabuli orang!



Aku tidak ingin ia tahu aku diam-diam menikmati perlakuan kasarnya. Ia semakin keras mengocok kemaluanku saat menyadariku yang mulai menggigit bibir bawahku Tanda aku menahan sesuatu. Bukan hanya dikocok saja kali ini, tetapi ia juga tusuk-tusuk dengan jari tengah dan telunjuknya bersamaan. Vaginaku semakin tak berdaya dibuatnya. Aku yang sudah menahan untuk tidak mendesah akhirnya kecolongan menerima rangsangan seliar ini dari bapak-bapak yang tidak ku kenal.



“Ouuuhhhh.. Pak…”, aku pun mendesis perlahan dan tak sadar kedua kakiku kuperlebar agar ia semakin bebas mencabuli vaginaku



Cairan encer mulai menetes keluar karena tangan bapak ojol yang terus menyiksa imanku. Sepertinya vaginaku sudah memohon-mohon untuk terus dirangsang dengam hebat. Tanpa sadar aku peluk tubuh Pak Ojol saat ia mencabuli kemaluanku. Aku rapatkam tubuhku dan berharap ia tidak menyudahi itu.



Pak Ojol tersenyum nakal melihatku yang sudah pasrah merem melek keenakan sambil memeluk tubuh gemuknya. Ia semakin leluasa menusuk-nusuk vaginaku dengan kedua jarinya yang besar-besar karena kakiku sudah mengangkang lebar memberinya ijin untuk mencabuliku. Rasanya vaginaku benar-benar sudah tidak tahan untuk disetubuhi. Kakiku sampai terus gemetaran saat Pak Ojol terus mencabuli kemaluanku tanpa henti. Kepalaku terdongak, mulutku menahan rintihan yang tanpa kusadari terdengar makin lama makin kencang dengan meringis sambil memejamkan mata menahan nikmat yang tiada terkira.



“Malah ngangkang kamu.. Sengaja godain saya ya?”, ujar Pak Ojol menyadari kakiku yang malah membuka lebar dan ia pun buru-buru membuka celananya



“Sudah pak.. Sudah..”, pintaku walau aku berharap ini semua tak berhenti



Rasanya sudah lama aku tak dirangsang selama ini oleh Mas Rio. Ia akhir-akhir terkesan buru-buru keluar tanpa peduli aku juga butuh kepuasan saat kami saling bergumul. Ini terlalu nikmat buatku, walau ada rasa jijik yang kurasa tetapi tetap ini terasa begitu menggairahkanku. Ya kuakui aku menikmatinya. Mungkin sebagian diriku juga kesal karena Mas Rio mengerjaiku keterlaluan. Jadi sekalian saja, sudah terlanjur nyemplung jadi biar basah sekalian.





Kulihat bapak Ojol itu sudah mengeluarkan kemaluannya. Mataku terbelalak melihat kemaluannya yang bentuknya mengerikan. Bulu-bulunya keriting panjang-panjang dan terlihat tidak terawat. Mungkin ia tidak pernah sekalipun mencukur bulu kemaluan selama hidupnya hingga bentuknya berantakan tak karuan seperti itu. Ketakutanku tidak cukup sampai disitu, penis Bapak Ojol itu warnanya begitu hitam dan kepalanya berwarna kemerahan dengan bentuknya yang tebal walaupun tidak begitu panjang. Biarpun begitu panjangnyan mungkin sama dengam milik Mas Rio, hanya saja terlihat lebih tebal dan mengerikan



“Gesek-gesek aja ya mbak”, katanya sambil ia mulai mendekatiku sambil mengayun-ayunkan penisnya dihadapanku



Aku semakin ketakutan, sebentar lagi kemaluanku akan berjumpa dengan batang penis seorang lelaki yang usianya mungkin 3x lipat dari usiaku. Tubuh gendutnya kemudian dipepetkan ke tubuhku sehingga kali ini posisiku terhimpit diantara tembok dan tubuh gemuknya. Aroma tubuh bapak itu tak kalah menyiksa hidungku sehingga memaksaku sesekali menahan nafas agar tidak mencium aroma tubuh gemuknya. Kurasakan kemaluannya yang tebal mulai ia gesek-gesekkan ke bibir vaginaku



“Sssshhh.. Memek kamu becek sekali mbak… kayaknya minta dientot…Masukin ya?”, ucapnya menggodaku



“Jangan pak…” aku mencoba bertahan dan tidak ingin terlihat murahan



“Sssshhh.. Kontol saya jadi pingin masuk mbak… Memek kamu becek sekali”



“Pak Jangan…”, aku berusaha menghindari kepala penisnya yang hendak masuk ke bibir vaginaku yang memang sudah licin



“Ayolah.. memekmu juga sudah licin…”, bisiknya



“Pak sudah pak…. Sudaahhh… Jangan pak.. Ssshh..”



Penis bapak ojol itu terus bergerak-gerak menggoda imanku, mungkin dalam sekali sodokan benda keras itu sudah ambles ke dalam liang senggamaku. Tetapi Bapak Ojol itu terus menggesek-gesekkan dan mempertemukan kemaluan kami hanya sebatas kepala penis ketemu bibir vagina saja. Kulihat bapak itu merem melek keenakan sambil tubuh besar-besarnya terus bergerak menindihku hingga terhimpit semakin kuat pada tembok



***Teng teng teng teng Nasi Goreengggg***



Dari jarak beberapa meter, sepertinya berasal dari portal gang rumahku, terdengar suara khas ketukan rombong Mang Ujang, penjual nasi goreng yang sering lewat di depan rumahku. Aku sering langganan nasi gorengnya, begitu juga dengan Mas Rio. Dia cocok dengan nasi goreng Mang Ujang. Langkah kaki Mang Ujang yang diseret-seret terdengar semakin mendekat ke arah rumahku.



*Aku selamat!* Pekikku dalam hati saat kulihat bapak ojol ini buru-buru merapikan pakaiannya



“Ganggu aja!”, keluhnya



Setelah ia rapikan pakaiannya ia langsung berkata lagi



“Saya minta nomormu mbak!”



“Eh??? Tapi pak?…”



“Jangan tapi-tapian atau foto telanjangmu akan saya sebar ke grup ojol heheheh.. Berapa nomormu?”



“EH Jangaann Pak.. iya.. 0857***********”, jawabku dan ia kemudian mengirimkan pesan ke WA ku



“Kapan-kapan kita lanjutin. saya permisi dulu. Ini uang 100ribunya saya ambil lagi karena saya belum puas sama pelayananmu. Hehehe.. Nanti saya kasih ke kamu kalau kamu sudah muasin saya”, kata Pak Ojol itu sambil berlalu.



*Sialan*, gerutuku



Aku buru-buru masuk ke dalam rumah dan menutup pintu teras rumahku. Benar saja, 3 detik kemudian setelah aku masuk ke dalam rumah, rombong nasi goreng Mang Ujang lewat persis di depan rumahku. Kuintip sosok penjual nasi goreng itu dari jendela rumahku, kudapati Mang Ujang berhenti dan menoleh ke arah rumahku beberapa saat sebelum akhirnya ia melanjutkan perjalanan berjualannya kembali. Kupandangi sosok Mang Ujang sambil terus kugaruk vaginaku yang gatal berlendir, kondisi kemaluanku terus berair dan tak bisa berhenti mengeluarkan cairan saat ini. Mungkin aku benar-benar terangsang dan berharap vaginaku dipuaskan oleh seseorang. Tetapi siapa? 1 orang yang kuharapkan bisa memuaskan birahiku saat ini hanyalah Mas Rio.



Lalu kulihat Mas Rio keluar dari kamar mandi sambil tersenyum menyebalkan. Wajahnya mengisyaratkan ia sama sekali tidak tahu apa-apa dan hanya berharap mendengar cerita tentang kejadian yang baru saja kualami. Tentu saja aku tidak menceritakan kejadiannya secara utuh karena itu sangat memalukan bagiku. Kuceritakan beberapa saja ke pacarku itu, kupilah-pilah mana yang bisa kuceritakan, mana yang bisa kurahasiakan.



“Kamu jahat mas!!! Memekku sampai banjir tau karena kamu usilin gini!!!! Hampir saja aku berharap diperkosa karena aku menikmatinya!!! Dasar cowok mesummm!! Huffff….”, pekikku penuh kekesalan, tapi dalam hati tentu saja



#bersambung
 
Bimabet
kereeennn bangeddd updatenyaaa..... smoga next updatenya ttp dari pov echa lagi,ktemu ma pak ojol,atau didatangin lgi sama pak ojolnyaa... tpi kog malah jdi kebayang si echa aura yakkk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd