Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Berbagi Kehangatan Bersama Adik Ipar

Piala Bergilir
Malam sudah larut, tapi masih terdengar suara televisi dari luar kamar tidur. Suamiku yang menonton. Biasanya bila dia telat ke warung, berarti dia minta aku layani. Sengaja dia berlambat-lambat, menunggu anak-anak kami tidur. Setelah anak-anak tertidur, baru dia akan menyelinap masuk ke kamar untuk menggauli aku.

Sebagai istri yang sholeha, aku tetap melayani suamiku. Tetap sama aku menservisnya, tidak berubah sebab aku masih tetap mencintainya. Dia adalah manusia sempurna bagiku. Dia adalah suami yang bertanggungjawab. Dia adalah bapak yang perhatian pada aku dan anak-anakku. Tidak salah aku memilih dia sebagai pasangan hidup. Hanya karena hasutan adik-adiknyalah, suamiku menjadi jauh. Tapi aku yakin suatu saat nanti, insya Allah, tidak lama lagi, suamiku akan kembali sadar.

Cuma masalahnya, tadi sore, ketika berpapasan di teras belakang rumah, saat itu Amir hendak mengambil air untuk keperluan mandinya, sang kekasih mengisyaratkan akan mengunjungi aku malam ini. Kami memang tidak membuat jadwal kunjungan tetap dalam menjalin hubungan terlarang ini. Kalau Amir butuh aku, dia akan memberi tahu aku atau mendadak saja dia mengetuk dinding kamarku. Begitu pula aku akan memberi isyarat kepada Amir bila aku merindukan dia dan ingin dia kunjungi aku pada malam harinya.

Gelisah aku. Waktu terus berjalan, tapi suamiku belum juga mendatangi aku. Hanya berguling-guling yang aku bisa. Resah. Haruskah aku datangi suamiku dan merayunya agar cepat menyetubuhi aku? Aku takut, karena Amir sudah tidak bisa menahan konaknya, dia akan cepat mendatangi aku, cepat mengetuk dinding kamarku. Semoga itu tidak terjadi. Aamiin.

Ah! Aku melepas nafas lega karena akhirnya suara televisi menghilang. Sepi diluar sana. Tak lama kemudian pintu kamar berderit karena ditarik dari arah luar. Pasti suamiku yang melakukannya. Maka, sebelum suamiku muncul, aku memiringkan badanku membelakangi pintu. Kupejamkan mata. Beberapa saat kemudian tempat tidur memberat. Ada tangan menyentuh lenganku. Tersibak rambutku dan pipiku dia elus.

Sambil mengucek-ngucek mata, pura-pura baru bangun tidur, aku menatap suamiku yang duduk memandang aku. Sudah bertelanjang dada dia.

"Ningsih capek?"tanyanya basa-basi.

Kugelengkan kepala dan tersenyum. Dengan tangan bertelekan di kepalanya, berbaring suamiku di sampingku, menghadap ke arahku. Saling tatap kami, saling senyum. Aku pejamkan mata saat dia elus pipiku. Saat dia sentuh bibirku, kubuka mulutku. Suamiku mencelupkan dua jarinya masuk dan aku kulum.

Sambil terus mengemut dua jarinya, aku sentuh tubuh suamiku, meraba perut buncitnya, memainkan bulu-bulu dadanya yang lebat. Menjengit suamiku begitu aku mainkan puting susunya.

Suamiku menarik lepas jari-jarinya dari kuluman mulutku. Setelah dasterku dia sibakkan, jari-jemari tangan suamiku jatuh di pahaku, membelainya mesra dan pelan tapi pasti naik meninggi, menyentuh celana dalamku. Jemari itu tiba di bagian tengah celana dalamku. Meskipun masih terhalang celana dalam, ditekannya pelan belahan memanjang kemaluanku, membuat bulu-bulu halus disekujur tubuh meremang. Geli-geli syedap.

Berpaling aku memiring, menghadap ke arah suamiku. Kudekatkan wajahku, kucecapi puting susunya dan melenguh dia aku dengar. Diremasnya pelan area kelaminku.

Begitu jari tangan suamiku, melalui pinggir celana dalam, menyelinap masuk, kuangkat paha kananku agar mudah jarinya menjamah kemaluanku. Geli aku rasa karena bulu jembutku yang tipis dilalui oleh jari tangannya. Apalagi ketika tersentuh bibir memekku.

Terangkat pantatku karena lubang kemaluanku tertusuk oleh jari tangan suamiku. Dengan mata terpejam, kunikmati jari Itu yang mengelus, menekan kelentitku sementara tanganku sibuk mengelus, membelai dada suamiku yang dipenuhi bulu-bulu itu.

Kenikmatan terhenti karena suamiku menarik jarinya dari lubang kemaluanku. Bangkit dia dari berbaringnya. Dengan posisi bersimpuh, dilepaskannya sarung yang dipakainya. Tersenyum aku melihat senjata suamiku yang mengacung gagah. Besar dan gemuk. Bulu-bulu jembutnya menggumpal menyelubungi batang daging itu.

Diterlentangkannya aku, lalu beralih suamiku menaiki aku. Dalam posisi Enam Sembilan, kontol suamiku berayun-ayun di atas wajahku. Terkadang kepala kontol itu sengaja ditempelengkannya ke mukaku, kiri dan kanan pipiku.

Oleh suamiku, ditariknya dua pahaku meninggi, lalu dikuakkannya lebar. Kepala suamiku masuk diantara dua pahaku dan ada rasa geli ketika dijilatinya kedua pahaku bergantian, dikecupinya, dan disedotinya pelan.

"Ah..."lenguhku tertahan akibat mulut suamiku tiba di areal kemaluanku yang masih tertutup celana dalam. Ditekannya dalam-dalam mulutnya di lubang kemaluanku untuk kemudian diusel-uselkannya, membuat aku kegelian.

Dua tangan suamiku melewati dua pahaku, menyelinap dibawah pantatku untuk kemudian meraih celana dalamku. Dikuakkannya pinggiran celana dalamku lebar-lebar, lalu areal kemaluanku ditiup-tiupnya. Geli aku rasa.

Tersendat nafasku ketika dikuakkannya bibir-bibir kemaluanku. Menjengit aku karena lidahnya menyentuh bibir kemaluanku. Lidah suamiku menyerbu masuk. Lidah itu menusuki lubang kemaluanku, menjilati dinding-dindingnya. Terengah-engah aku dibuatnya. Jemari tanganku meremas pinggang suamiku yang bergantung diatasku.

Sepertinya disengaja oleh suamiku, kepala kontol suamiku menari-nari di ambang bibirku. Maka kubuka mulutku. Batang kontol itu menyeruak masuk dan penuh mulutku. Maju mundur batang kontol itu menggagahi mulutku. Beberapa kali aku tersedak karena batang kontol itu terlalu dalam menyodok mulutku. Maka aku pegang batang kontol itu dan aku keluarkan dari dalam mulutku. Aku jilat kepala kontolnya. Asin, tapi tetap aku kulum dan aku sedot karena seorang lelaki sepertinya suka kalau kontolnya diperlakukan seperti itu.

Selagi aku terus memegang batang kontol itu, menjilat dan mengulumnya; suamiku pun tetap menyedot dan menusuki lubang kemaluanku; posisi kami berganti. Sekarang kami berbaring berhadapan dengan kepala suami berada di selangkanganku, tetap mencecapi kemaluanku sementara kepalaku diapit oleh dua pahanya, tetap mencengkeram dan menyedot batang bulat panjang itu. Meski liar, gerakan kami seirama. Begitu pula dengan kecipak mulut-mulut kami yang sedang mengulum kemaluan lawan main kami.

Dan akhirnya suamiku menelentangkan aku kembali. Dia tinggalkan memekku, maka aku pun lepaskan kontolnya. Cepat suamiku bangkit. Setelah melebarkan kedua pahaku, beringsut dia masuk di antaranya. Pasrah aku biarkan celana dalamku dia turunkan.

Setelah selangkanganku tanpa penutup, suamiku menarik pantatku mendekat. Menjengit aku karena batang kontol suamiku tiba di belahan memanjang di selangkanganku.

"Ah!"lenguhku ketika kepala kontol itu mendesak masuk. Berpegangan erat tanganku di lengannya yang memegangi kedua pahaku, menikmati lubang kemaluanku yang mulai dipenuhi oleh batang bulat panjang itu.

Setelah tenggelam sempurna dalam lubang kemaluanku, suamiku mulai menggerakkan kontolnya maju mundur dan aku menikmatinya."Ah...uh...ah...auh..."

Selagi terus maju mundur batang bulat panjang itu menggagahi lubang kemaluanku, tangan suamiku meremas dua payudaraku, memilin-milin puting susunya dan aku hanya mampu mendesah-desah."Ah..ah..ah.."

Suamiku menindih aku. Dia lingkarkan dua tangannya di tubuhku dan sama, aku pun melingkarkan dua tanganku ke tubuhnya. Erat kami saling berpelukan. Hangat bibir kami berciuman. Lidah-lidah kami pun saling bertaut, saling pilin, dan bergantian masuk dari satu mulut ke mulut yang lain.

Bergetar tubuhku manakala bibir suamiku berpindah mencumbui telingaku. Di kulum dan disedotinya daun telingaku. Apalagi ketika lidahnya menusuk dan menjilat lubang telingaku. Benar-benar kalah aku. Aku hanya mampu mendesah dan mencengkeramkan jari-jariku di punggung basah suamiku sementara batang bulat panjang itu tetap menyesaki lubang kemaluanku, mendesak dan menghentak.

Terlepas pelukanku ketika suamiku melepaskan pelukannya. Diciumnya bibirku sekilas untuk kemudian dia tinggalkan aku. Terhenyak aku ketika kontol itu terlepas dari lubang kemaluanku. Begitu suamiku turun dari atas tubuh telanjangku, menggeletak aku di tempat tidur, mengatur nafasku.

Suamiku turun dari tempat tidur. Merunduk dia ke lantai. Rupanya dia memindahkan kedua anakku yang berbaring di lantai sedikit memepet ke dinding. Setelah selesai memindahkan anak-anak kami, berdiri dia dihadapanku yang masih berbaring. Perut buncitnya menyembunyikan batang daging di selangkangannya. Terulur tanganku ke arahnya dan dia pun menyambutnya. Dia tarik aku duduk. Lalu dia ikut duduk disampingku.

Tangan suamiku merangkul aku, meraih daguku, lalu ditengadahkannya wajahku. Dimiringkannya wajahku, mendekat Wajahnya, dan bibir-bibir kami bertemu. Kupejamkan mataku saat dia kulum bibirku dan aku membalasnya. Geli aku rasa karena puting susuku dia sentuh. Dia remas pula payudaraku.

Jari-jari tangan suamiku beralih menggapai selangkanganku. Ketika jari-jari itu merayap masuk di antara dua pahaku, kubuka lebar dua pahaku. Dia sentuh bibir-bibir kemaluanku dan merinding aku.

Lenguhan keluar dari sela-sela mulutku yang masih dikulum oleh bibir suamiku ketika jari tangan suamiku menusuk masuk ke dalam lubang kemaluan. Dia mainkan G-Spot yang ada dikedalaman lubang kemaluanku itu, membuat aku kesulitan bernafas. Kemudian dua jari itu maju mundur, mundur maju, mengobok-ngobok lubang kemaluanku.

Tercabut jari-jari itu dari lubang kemaluanku. Terlepas pula bibir-bibir kami. Lantas suamiku berdiri. Dia pun berdirikan aku. Kuikuti saja ketika dia balikkan aku membelakanginya. Pantatku dia remas, lalu dipeluknya aku. Diremasnya kedua payudaraku, dimainkannya puting susunya, lantas digigitnya lembut pundakku. Terpejam mataku menikmatinya.

Berpegangan aku pada pinggiran tempat tidur ketika suamiku menunggingkan aku. Plok! Pantatku dia tepuk dan sekali lagi ditepuknya pantatku. Lalu dia tempelkan batang bulat panjang itu ke dalam belahan pantatku. Ditekan dan digesek-gesekkannya kontolnya. Beberapa kali batang bulat panjang itu tiba di ambang lubang kemaluan, tapi tidak juga didorongnya masuk. Hanya sekedar menempel dan menekan tapi itu membuat birahi yang telah menumpuk menjadi liar.Maka aku ambil batang bulat panjang itu. Kutempelkan pada lubang kemaluanku.

"Ahh..."melenguh aku karena batang bulat panjang itu masuk lubang kenikmatan milikku.

"Ah...ah...ah...ah...,"desahku terdengar seirama dengan laju kontol suamiku yang maju mundur menggagahi lubang kemaluanku.

Beberapa kali aku terjatuh akibat dorongan suamiku yang menghentak pantatku. Berkali-kali pula suamiku mendirikan aku kembali untuk kembali menggagahi kemaluanku dan kembali aku mendesah enak,"Ah..ah..ah..."

Tangan suamiku mencengkeram erat pinggangku. Berbarengan dengan itu, dengan nafas yang memberat, tusukan kontol suamiku di lubang kemaluanku makin cepat dan semakin deras, membuat aku pontang-panting menjaga keseimbangan tubuh. Kamar tidur kami penuh desah nafasku yang bersaing dengan dengus birahi suamiku, bercampur dengan derit tempat tidur yang berirama dan hentakan tubuh-tubuh kami yang terus bertabrakan.

'Ah!"Dari arah belakang, terdengar lenguhan keras. Mendadak tusukan kontol itu berhenti. Kontol itu tertanam dalam-dalam dalam lubang kemaluanku, berdenyut-denyut, dan akhirnya ada semprotan hangat di dalam lubang kemaluanku.

Begitu air hangat itu berhenti menyemprot, suamiku menimpa aku, membuat aku jatuh tertelungkup di tempat tidur dengan kaki menjuntai di lantai. Lama suamiku menindih aku.

Ketika kontolnya yang menempel di pantatku mulai mengecil, turun suamiku meninggalkan aku. Bergeser naik dia. Aku pun menyusul suamiku. Ikut terlentang disampingnya. Kupeluk suamiku. Hangat. Nafas suamiku terdengar seksi di telingaku. Detak jantungnya pun mengalir di kulitku. Dan semua semua menjadi gelap.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd