Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Berpetualang dengan Nona Hidung Imut

Part IV: Dadu Gila

Depok, 15 Maret, 2015

Hampir satu tahun sudah saya dan Sharla melalui waktu dengan penuh jenaka. Saya tidak pernah menyatakan bahwa saya telah menjadi kekasihnya Sharla, apalagi menanyakan status hubungan terhadapnya. Karena walau kami bersama tapi tak ingin adanya keterikatan membatasi fantasi-fantasi kita untuk bercinta, baik bertemu ataupun virtual. Ah bicara virtual, Sharla setahun terakhir ini sering keluar-masuk negeri tuk membantu bisnis orang tuanya.

Dibenak kami, open mariage merupakan goal relationship. Yaitu budaya dimana bercinta merupakan kebutuhan biologis dan hasrat memadu emosi dalam bercinta, bukan justru menjadi budak hubungan atas nama cinta seperti dijaman modern ini, ya benar, perbudakan. Dimana Anda dan pasangan hanya bisa bercinta dengan monoton, jangankan untuk bermimpi bisa ereksi untuk hal yang lebih, toh Anda sekedar melihat gemoleknya bokong wanita lewat sudah dijewer, depan umum pula!

Kembali soal Sharla, bulan Maret merupakan bulan yang paling saya tunggu, bulan dimana saya lahir ke Bumi untuk berpetualang dengan Sharla. Hari ini, dia mengirimi saya pesan pada jam makan siang.


“Aku sudah pesan tiket pulang, kangen. Kadonya mau apa?”
“Kamu”
“Serius ish, Jam atau Dompet?”
“Kamu, kedua barang itu bisa usang. Kamu nggak.”
“Awas kamu ya, kutelanjangin pas pulang”
“boleh, asal jangan dibawa jalan”
“kok gitu?”
“Nanti Sarimin iri, aku ambil jobnya sebagai monyet jalanan”
“hahaha kamu tuh, eh iya tanggal 17 jam 10 pagi, jemput aku di Bandara Soetta ya.“
“Okay, aku akan ambil cuti ditanggal itu”

Haripun berlalu, dia mempersiapkan kepulangannya sedangkan saya mencari-cari waktu yang tepat dengan HR untuk mengajukan cuti. Tampak HR yang sedang mengerutkan dahi di tempat makan sunda, tidak jauh dari kantor.

"Pak Naim!” Teriak saya kecil dari kejauhan sembari menghampiri.

“Loh, kamu bob. Tumben makan disini, biasanya makan ketoprak.” Balasnya sambil memalingkan muka. Saya yang khawatir aplikasi cuti saya dibatalkan, mencari akal bagaimana bisa bikin mood dia balik lagi.

“Lagi kepengen aja Pak, muka semrawut banget pusingin apa Pak?” ucap saya seolah memberi empati.

“Nggak, lagi kurang enak badan aja” jawab Pak Naim seolah menghindari pembicaraan.

“Oh nggak enak badan, saya ada barang bagus nih pak. Mau?” ucap saya sambil menyodorkan HP.

“Barang apaan?” balas Pak Naim sambil mengerutkan dahi.

“Ini… “ sambil membuka file rekaman video call sex saya dengan Sharla, saya memang pernah periksa laptop pak Naim, karena uang makan dipotong gegara telat 10 menit, niatnya mau jahil malah punya kartu AS, kalau Pak Naim ini mesum banget dengan koleksi bokepnya yang lebih dari 1 Terrabyte.

“PRAK!” Ketika Pak Naim sadar apa yang dilihatnya, tangannya langsung menergap dan mendekatkan diri kesaya sambil berbisik.

“Gila lu Bob, ini tempat umum” ucap Pak Naim sambil dirinya terperanjat kaget

“Ye… mau nggak, ditonton boleh transfer jangan” belum selesai saya ngomong, HP sayapun dibawa dia ke kamar mandi.

15 menit kemudian diapun kembali dengan nafas terengah dan baju penuh keringat.

“ini cewek lu Bob?” tanyanya sambil mengembalikan handphone.

“iya dong, cantikkan.” Jawab saya sambil ketawa kecil.

Obrolan kitapun berlanjut dengan santai, hingga akhirnya pengajuan cuti saya langsung dipenuhi yang mana sebenarnya cuti hanya berlaku ke karyawan yang sudah 1 tahun! Ya… walau dengan syarat. Pertemuan selanjutnya, harus direkam. Saya merasa hal itu sepele, karena saya tekankan kembali. Nonton boleh, transfer jangan dan diapun setuju.



Bandara Soetta, 17 Maret 2015

Bak menanti gadis khayangan dari langit, mata saya menuju seluruh sudut koridor untuk menemukan Sharla dan benar saja, pukul 10:18 kita bertemu. Kami duduk di kedai kopi untuk membiarkan rasa kangen kita berbicara dengan sendirinya hingga saat kami rasa untuk beranjak, akupun tersadar.

“Kirain kamu berani braless di pesawat”
“Gila kamu, mana mungkin”
“hehehehe, canda… tapi pesanan aku sudah matang belum?”
“sudah kok, cek sendiri aja”

Saya langsung membuka galeri dan mencari video, pesanan yang saya maksud merupakan video bugil dikamar mandi pesawat. 10 detik pertama, saat Sharla melepaskan pakaiannya di video itu berhasil membuat muka saya merah-padam, jantung berdegub kencang, dan tentu penis yang sekarang jadi sesak dibalik sempak.

Memutarkan bola mata dan langsung menutupnya, nggak kuat nahan sange lebih lama langsung saya gandeng tangan Sharla menuju parkiran tuk bawa dia pergi dari bandara. Karena parkiran motor cukup diskriminasi, agak lama kami jalan kaki.

Setibanya diparkiran saya gendong ransel Sharla dari arah depan badan dan dia duduk manis terbonceng dibelakang. Dimotor, kami baru menentukan arah tujuan.


“Aku mau hotelnya bentuk rumahan gitu, jangan yang kamar doang ah”
“Oh, itu ada. Bogor, mau? Pendopo 45”
“Mau, nggak apa jauh juga.”
“Akunya susah”
“Kok susah?”

Saya lirik kebawah, diapun langsung gesit menanggapi kode. Diselipkan kedua tangannya kebalik sweater, kami berdua PD nggak ada yang engeh dengan kegiatan kami karena tertutupi ransel dari depan. Dikocoknya perlahan penis saya, ini tantangan yang nikmat. Tertantang harus bisa fokus mengendarai motor sambil nahan enaknya penis dan testis diremas-kocok.

Kombinasi kocokan tangan dipenis dan pijitan payudaranya di punggung saya, memaksa saya harus kewalahan, karena di menit 14 saya langsung mencari-cari tempat sepi hingga akhirnya saya menemukan gang kecil dipenuhi alang-alang, kami melipir sejenak.

Sharla turun dari motor dan sedikit melorotkan celana saya untuk sekedar cukup mengulum penis saya dengan bibirnya, saya yang sudah diujung tanduk tidak bisa menahannya lagi. Saya remas rambutnya sambil menekan sedikit kepalanya. “dan ah…. Aku keluar sayang”, dilahapnya semua sperma olehnya dengan tuntas.

Belum saja kami merapihkan sleting, tiba-tiba ada suara bapak tua sambil lewat. “Ngapain dek” sapanya berbasa-basi. “oh ini kek anting pacar saya jatuh” jawab saya sekenanya. “Yah mata kakek udah nggak keliatan, cari yang bener deh ya” ujarnya sambil meneruskan jalan. Saya dan Sharla saling menatap, hingga si bapak tua itu agak jauh kita cekikik kita akhirnya lepas jadi tawa terbahak-bahak.

“Gila, kamu berani juga dipinggir jalan kampung” ucap sharla menggoda
“emang gila, tepatnya aku tergila-gila sama kamu” balas saya merayu

Cukup jauh perjalanan dari Soetta hingga Pendopo 45, kurang-lebih 3 jam waktu yang dihabiskan, itu termasuk makan siang kami tadi di restoran padang.

Sambil menunggu diresepsionis, perhatian saya tertuju dengan gantungan kunci di tas Sharla yang berbentuk dadu, lengkap dengan titik sebagai penanda angkanya. Kitapun diarahkan dengan room boy ke kamar yang disiapkan. Kamar yang berbentuk rumah itu, terpisah-pisah satu dengan lainnya. Beruntungnya kamar kami dekat dengan kolam renang dan restoran hotel, pesanan apapun akan sedikit lebih cepat.

Begitu pintu hotel ditutup, Sharla memeluk erat seolah melepaskan rindunya. Ya… walaupun masih dengan kebinalannya karena saya langsung merasakan penis saya dirogoh dari luar, namun saya menghentikannya dan mengajaknya mandi dulu untuk mengusir rasa lelah dari perjalanan tadi.

Kami berdua berendam di Yacuzzi, rasa hangat yang berikan sensasi terapi berhasil membuat kita berdua lebih rileks ditambah dengan liquor krim kopi Baileys, yang makin meromantiskan suasana. Ditengah berendam, bibir kami saling berpagutan, kedua nafas yang menggebu sangat terasa diatas bibir, sampai dirasa cukup kamipun saling menyabuni satu sama lain dan membersihkan diri.


Sharla bersalin dengan pakaian santainya, mini dress yang sangat kasual sedangkan saya hanya kaos oblong dan celana boxer. Saya teringat kembali dengan titipan Pak Naim, tapi akan bosan jika hanya sekedar bercinta, saya ingin ada sesuatu yang unik dan menggairahkan untuk direkam. Saya kembali teringat dengan dadu di Tas Sharla, saya ambil dan ajak Sharla.

“Tolong ambilin vodka ditas aku deh” Pintaku ke Sharla

“Sejak kapan kamu suka vodka?” Sambil dituangkannya ke gelas vodka Stolichnaya.

“Belum tentu suka sih, baru mau coba” Jawab saya jujur

“Emm kamu, tahu gitu aku pesen kamar 2 malem deh. Minum liquor aja mabuk, apalagi vodka.” Balasnya sambil meledek

"ya tinggal gak usah diminum, kan kamu yg bakalan teler. Gini, kita adu lempar dadu angka besar diatas 3, dia menang. Yang kalah pilih minum atau harus nurutin tantangan yang menang” ajakan saya menantang

“Okay, Count me in!”

Kitapun memulai putaran pertama, bersambung


cerita bersambung di part Dadu Gila (2)
 
wah anjir enak nih ceritanya lanjutin suhu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
wooo jelas makit semangat update kalo disamperin FM cetar
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd