Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bertahan Hidup

Status
Please reply by conversation.
Peringatan dari Musuh Baru

Pada hari itu langit terlihat lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya, namun hawa dingin masih saja terasa akibat uap salju yang dibawa oleh angin.

Terlihat tepat di atas perkmpungan Bjarki yang telah porak poranda terduduk penyihir berambut pirang yang bernama Lizbeth.

Pengaruh buruk grimore hitam menyebabkan ia tak lagi peduli dengan keadaan sekitar.

Keadaan itu dimanfaatkan oleh beberapa penjaga untuk merabai tubuh indah Lizbeth.

Mula-mula mereka menggoda Lizbeth dengan kata-kata vulgar, kemudian salah satu dwarf memberanikan diri mencoba menyentuh tangan Lizbeth, lalu buah dada, hingga meraba sampai bagian kemaluannya namun Lizbeth tetap saja masih terpaku pada bukunya.
Merekapun sontak kegirangan, seorang wanita cantik berambut pirang nan indah pasrah di depan mereka, tak melakukan apapun ketika mereka lecehkan.

Sepasang buah dada Lizbeth yang menggantung indah telah bebas dari pakaiannya yang berwarna cokelat, ia memang cantik, kecantikannya bagai bidadari namun kebiasaan umum para penyihir yang malas berganti pakaian masih melekat padanya.
Beberapa orang berebutan untuk sekedar meremas buah dada miliknya yang membusung telah terpampang bebas karena pakaian bagian atasnya telah tersingkap.

Saat sedang asik-asiknya mereka merabai tubuh mulus Lizbeth, tiba-tiba Lina datang dengan tergesa-gesa.

Ia berlari cepat-cepat demu segera mendapatkan pertolongan untuk kakaknya yang terbaring, ia terkejoed dengan apa yang dilihatnya.

Awalnya ia mengira Lizbeth secara sukarela menjajakan tubuhnya untuk para penjaga, namun hal janggal dirasakannya tengah terjadi, Lina menyadari ternyata tubuh Lizbeth diam tak bergerak, itu artinya ada sesuatu yang tidak beres.

Sejenak terpikir keraguan dari Lina, ia bisa saja ikut dilecehkan jika nekat mendekati orang-orang itu.

Namun akhirnya ia memberanikan diri, “Hentikan perbuatan kalian! Atau akan kulaporkan kepada tuan Ardian yang kini berada dalam goa” gertak Lina padahal ia tahu bahwa kakaknya kini sedang terkapar di bebatuan balik bukit Bjarki.

“Ampuni kami, jangan adukan kami ke tuan Ardian . . . ” mohon mereka dengan muka takut.
“Liz . . . kamu tak apa?” tanya Lina memastikan.

“Liz sadarlah . . .” ucapan Lina yang masih berusaha menyadarkan Lizbeth dari fokusnya.

“Kalian apakan dia?” tanya Lina memastikan kondisi temannya yang masih terpaku pada grimore.

“Kami tak melakukan apapun, sejak tadi dia hanya diam ketika kami rabai, kami kira itu adalah tanda bahwa ia pasrah” ujar salah satu penjaga bertubuh pendek.

Beberapa kali usahanya untuk menyadarkan Lizbeth ternyata percuma, berulang ia goncang tubuh Lizbeth yang mematung, kedua matanya masih terpaku pada buku di depannya itu, bahkan sampai Lina sempat menampar pipinya sekalipun Lizbeth masih saja diam tak bergeming.

Lama sudah ia membaca seluruh isi grimore hingga Lizbeth telah menyelesaikan bacaannya hingga sampai pada halaman terakhir, hal mistis mulai terjadi.

Grimore tersebut perlahan melayang, halaman buku terlihat melipat satu persatu secara cepat, berganti halaman dengan sendirinya, dari tengahnya muncul sebuah gerbang dimensi hitam menyerupai black hole yang memutar secara perlahan.

Dari dalamnya tiba-tiba muncul sebuah uluran tangan berwarna hitam seakan mengajak Lizbeth untuk ikut masuk ke dalamnya.
Langit juga seketika mendung, gumpalan awan hitam kian datang diiringi petir yang menyambar-nyambar.

Lina sebenarnya takut dengan keadaan alam yang begitu menakutkan di sekitarnya itu, namun demi temannya yang bernama Lizbeth, ia urungkan niatannya untuk menyelamatkan diri berlindung dari petir yang menyambar-nyambar secara acak.

Para penjaga mesum juga terlihat panik ketakutan lalu mereka berlindung di balik batu besar.

Angin bertiup makin kencang, membuat Lina susah payah bertahan dengan pegangan di salah satu tiang.

“Beatrice . . . Bangunlah . . . , jika kau mendengarku, aku mohon ambil alih tubuh Lizbeth lalu selamatkan dia!” ucapannya susah payah karena suaranya tersamar angin dan sambaran petir yang dahsyat.

Beruntung, mendengar ada yang memanggil namanya, Beatrice kemudian langsung terbangun.

Tubuhnya yang tadinya kaku kini bergerak, pribadi Beatrice akhirnya telah sepenuhnya mengambil alih kendali syaraf-syaraf Lizbeth.

“Huargh huahaha” gelegar tawanya yang lepas terdengar kemudian, raut wajahnya seketika berubah bak monster kejam.

“Aku telah dibangunkan, tanganku sudah gatal, kuharap ada manusia yang bisa kubunuh lalu ku injak sampai berkeping-keping” gumam Beatrice sesaat setelah terbangun.

“Tunggu, kau adalah . . .” gumam Beatrice karena mengetahui identitas pemilik tangan yang tampak tersebut.

“Maripossa . . .” lanjut Beatrice.

“Hmmm aku sangat mengetahui kisahmu Maripossa . . . ”

Maripossa merupakan seorang dark elf masa lalu, ia adalah seorang penyihir ruang yang haus ilmu namun tamak, tubuh fisiknya termakan oleh grimore ciptaannya sendiri dan selalu ingin mencari wadah baru baginya untuk kembali terlahir ke dunia.

Ia mencari penyihir dengan kapasitas mana yang tinggi dan kekuatan besar untuk dijadikan sebagai wadahnya.

Untuk mewujudkan tujuannya itu, ia menyebar 7 buah grimore hitam ke seluruh penjuru dunia, salah satunya adalah grimore yang berada di depan Beatrice yang sebelumnya ada di piramida bawah tanah Bjarki.

Dengan cara itu ia berharap ada penyihir kuat yang membaca grimorenya kemudian dengan mudah ia akan mengambil alih raga penyihir pembaca grimorenya.

“Tubuh fisikmu telah tiada, apa lagi yang kau mau Maripossa?” tanya Beatrice.

“Keadaan dunia kini sudah berubah, salju telah membekukan sebagian besar wilayah dunia, perang besar dalam memperebutkan wilayah layak huni dan makanan tengah berlangsung sampai detik ini” ucapan Maripossa sambil menunjukkan visual menyerupai layar tancap raksasa yang menayangkan prosesi perang yang diceritakannya.

Aku ingin membimbing semua penyihir agar mereka semua bersatu denganku dan mendirikan sebuah kerajaan sihir yang adidaya.

Langkah pertama, aku butuh wadah fisik yang sesuai dengan keinginanku, lalu aku akan membangun kuil terakhir untuk menyambut kedatanganNya, menyiapan semua syarat agar tuanku terhibur dan mau hadir ke dunia ini” jawabnya.

Beatrice hanya senyum sinis mendengar ambisi besar yang dikatakan Maripossa.

“Siapa sebenarnya tuanmu yang amat kau banggakan itu?” tanya Lizbeth.

“Tak pantas bagiku menyebutkan namanya yang agung di tempat hina seperti ini, tapi asal kau tahu, sesungguhnya tuanku amatlah tampan dan memiliki satu mata”

“Bergabunglah denganku makhluk kuat, dengan kombinasi kekuatan kita, kita berdua pasti akan menjadi pelayan kebanggaanNya” ujar Maripossa.

“Baiklah” ucapan setuju Beatrice membuat setengah tubuh hitam Maripossa keluar, kedua tangannya terulur menyambut tangan Beatrice.

“Tapi dalam mimpimu . . .” Lanjut Beatrice sambil tertawa menghina.

“Tawaranmu sungguh sangat menggiurkan, tapi sayang sekali, aku tak akan tergiur dengan iming-iming bodohmu itu, disini aku sudah mendapatkan apa yang aku mau, yaitu kelamin perkasa tuanku, tak ada yang lebih indah dan nikmat di dunia ini dibandingkan saat-saat bercumbu dengan tuanku”

“Dan kau telah berniat melahap raga pemeliharaku, itu adalah kesalahan fatal yang tak bisa kumaafkan”

“Mutt!” ucap mantera pendek Beatrice sambil menggerakkan telunjuknya.

Api merah yang berasal dari kemarahan yang amat panas tiba-tiba keluar, kemudian membakar Black Grimore beserta tubuh gelap Maripossa yang melayang, namun anehnya Maripossa tak terluka sedikitpun karena sihir tipe elemen memang tak mampu melukainya.

“Aku akan mengingat namamu . . . Beatrice . . . Kupastikan kita akan berjumpa di lain kesempatan . . . saat itu terjadi, bersiaplah untuk kehilangan wadahmu” ucapan Maripossa mengancam kemudian setengah badannya yang sempat keluar itu masuk kembali dengan santainya ke gerbang hitam terlihat seperti belut yang masuk dalam lubang lumpur.

Dengan cepat Dark Grimore terbakar sampai gosong hingga akhirnya menjadi abu yang tertiup angin, langit bengangsur cerah kembali sesaat setelah black grimore sepenuhnya dihancurkan.

“Terimakasih Beatrice . . .” ucap Lina.

“Hmh tak masalah” jawab Beatrice sambil senyum sinis.

“Baiklah, aku akan melanjutkan tidurku” ucapnya kemudian.

Kedua matanya terpejam, lalu akhirnya diambil alih secara penuh oleh Lizbeth kembali.

“Maafkan aku Lin, sepertinya aku telah menyebabkan kekacauan . . .” ucapan Lizbeth begitu tersadar.

“Baiklah, namun itu tak penting lagi, kakak . . . ia pingsan di bukit, cepat tolonglah dia Liz! . . .”

“Tuan Ardian ? . . .” ucapnya yang juga khawatir.

Lalu kedua gadis ini berlari menuju posisi Ardian yang sedang terbaring.

Vena Rein” ucapan mantera Lizbeth, lalu keluarlah aura kuning yang hangat dari jemarinya, ia bermaksud ingin mengobati tuannya dengan segera.

Namun anehnya, tak ada reaksi sedikitpun dari tuannya itu, ia masih terbaring dan terpejam.

“Tuan . . . Tuan . . . “ panggilnya sambil mengguncang tubuh Ardian.

“Hoaaaaamh” Ardian terlihat menguap lepas, sambil menutupi sebagiannya dengan jemari tangan.

Kedua matanya sempat terbuka menatap Lizbeth dan Lina sebentar, namun karena rasa kantuk yang teramat sangat ia kemudian melanjutkan lagi prosesi tidurnya.

“Syukurlah” ucapan Lina sambil memeluk erat tubuh kakaknya itu.

Lizbeth hanya menepuk jidatnya sendiri, ternyata tuannya bukannya pingsan melainkan tertidur pulas karena kelelahan.

Pantas saja aura penyembuhannya tak bereaksi, Ia tahu betul bahwa auranya tak bisa menghilangkan rasa ngantuk, karena obat mengantuk yang mujarab hanyalah tidur.

Kemudian Lina juga akhirnya ikut tertidur disamping kakaknya yang terlelap.

Sedangkan Lizbeth juga ikut memeluk tuannya dari samping namun tidak bisa tidur, karena memang ia tak membutuhkan tidur semenjak menjadi penyihir.

Ketika mereka bertiga bermalas-malasan, Sariel ternyata diam-diam sudah sampai dengan cepat dengan langkah anginnya, ia hanya duduk menunggu dengan sabar sampai Ardian dan Lina terbangun.

Ia duduk sambil mengobrol dengan Lizbeth mengenai topik pengendalian alam.

Ardian dan Lina kini sudah tidur seharian, cuaca yang dingin menyebabkan mereka berdua lelap tidur begitu saja di alam terbuka, saling berhimpitan mencari kehangatan.

Ardian akhirnya terbangun dari tidurnya, fungsi inderanya kini sudah berfungsi secara penuh kembali, perlahan ia bangunkan Lina.

Tak terasa hari sudah sore, kini tibalah saat-saat perpisahan antara para gadis dengan Ardian.

Ardian tetap tinggal karena esok hari ia akan ikut memperbaiki rumah-rumah Bjarki.

Lina dan Lizbeth pun akhirnya juga ikut serta mengungsi bersama Sariel ke perkampungan suku rusa.

Di sepanjang perjalanan, sedari tadi ada seekor hummingbird kecil misterius bermata biru, sebagian besar tubuhnya berwarna kehijauan, ia terlihat selalu terbang mengikuti dan memata-matai Lina, makhluk itu adalah makhluk sama yang mengintai di pintu keluar piramida, entah apa tujuannya mengikuti Lina.


Esoknya . . .

“Dok dok dok dok dok” suara palu yang memukul kuncian kayu.

Ardian terlihat ikut memperbaiki rumah-rumah suku Bjarki bersama Earldhorath, Bjarldor, dan laki-laki lainnya.

Tersedia beberapa gelas minuman ale yang terbuat dari jahe, memberi sensasi hangat di musim yang dingin ini.

Banyaknya orang yang bekerja keras bergotong royong akhirnya rumah-rumah yang roboh waktu itu kini selesai diperbaiki, tak lupa mereka menambahkan kandang-kandang dari bambu yang siap digunakan sebagai peternakan nantinya.

Sudah dua hari berlalu sejak para laki-laki merenovasi perkampungan Bjarki sampai selesai akhirnya mereka beristirahat hingga mentari pagi mulai bersinar.

Mata Ardian baru saja terbuka saat fajar, suara langkah kaki ia rasakan mendekat dengan tiba-tiba.

“ini hadiah untukmu” kata Bjarldor sambil menyerahkan sarung pedang yang terbuat dari batang pohon ent tua yang telah mati, sarung pedang tersebut dibentuk indah dengan ukiran naga, sesuai dengan ingatan visualnya mengenai bentuk shabh dalam dragon form.

Bersamaan dengan itu pula Bjarldor juga memberikan celana, sabuk dan rompi besi yang dilapisi kulit rusa karya tangannya sendiri.
“Setelan ini adalah armor tipe feather, ringan ketika dikenakan namun cukup untuk menahan anak panah atau hunusan pedang” perkataan Bjarldor sambil menyerahkannya.

“Sriiiup . . . Shring . . .” suara pedang yang disarungkan kemudian di tarik kembali dengan lancar oleh pemiliknya.

“Ukiran ini benar-benar sangat indah, tunggu, bagaimana kau bisa membuat sarung pedang ini dengan sempurna tanpa meminjam pedangku Bjarldor?” tanya Ardian heran sambil mengamati sarung pedangnya.

“Dalam satu kali lihat saja aku bisa tahu ukuran presisi dari pedangmu itu, hahahaha” ucapnya berbangga.

“Kemampuanmu sungguh sangat luar biasa, kalau begitu terimakasih” ucap Ardian sambil tersenyum.

“Tak usah sungkan, hanya itu hadiah yang bisa aku berikan, selayaknya malah akulah yang harus berterimakasih kepadamu karena kini aku bisa memiliki Hellfire Hammer ini” ucap Bjarldor sambil memegang palunya.

“Hahaha, kau memang berbakat dalam bidang seni beruang tua” puji Earldhorath yang terlihat membuka tirai, ia datang secara tiba-tiba mendatangi Bjarldor dan Ardian yang sedang berbincang.

“Tentu saja rusa pemarah, hahahaha” jawab Bjarldor sambil mengejek Earldhorath, namun keduanya tau bahwa itu merupakan kalimat pengakrab.

“Baiklah, kukira urusan kami telah selesai di Bjarki, pagi ini aku beserta prajuritku bermaksud pamit undur diri Bjarldor, dan tak lupa aku minta maaf padamu karena aku telah menyebabkan kekacauan ini” ucap pamit Earldhorath.

“Tak apa, lagi pula aku malah senang, dengan begini rumah-rumah Bjarki yang usang kini jadi terlihat baru lagi, dan yang paling penting dengan kejadian ini kita semakin dekat dan akrab” jawab Bjarldor kepada kepala suku rusa.

“Hahaha kau benar Bjarldor, seharusnya sejak dulu hubungan kita akrab sepertihalnya para pendahulu kita . . .” jawab Earldhorath.

“Baiklah karena kita sudah akur maka kuharap kau menurunkan harga daging rusa . . .” ucap Bjarldor.

“Tidak bisa, bisnis tetaplah bisnis”

“Apa kau bilang?” tanya Bjarldor dengan nada yang naik.

“Hahahaha aku hanya bercanda, baiklah aku akan memasang harga murah untuk kawanku” beberapa perbincangan mereka yang terdengar berisik.

“Kalau begitu saya juga mohon pamit tuan Bjarldor dari suku Bjarki, saya akan menjemput rekan saya ke Eikhtyrnir bersama tuan Earldhorath” ucap pamit Ardian yang terdengar kemudian.

“Kalau Anda butuh emas, Anda tinggal mengirim utusan, maka emas-emas itu akan segera kami antarkan ke suku Panthera” bisik Bjarldor ke telinga Ardian sambil berjinjit karena tubuhnya yang pendek.

“Baiklah” jawab Ardian juga berbisik sambil mengangguk.

“Berhati-hatilah kalian di perjalanan . . . Sampai jumpa . . . ” Bjarldor yang berucap sambil melambaikan tangannya yang besar berotot kepada Ardian dan Earldhorath, mereka berlalu semakin menjauh bersama para pria suku rusa lainnya.

Perjalanan cukup panjang kembali ditempuh Ardian menuju hutan larangan untuk menjemput Lina dan Lizbeth.

Terlihat pula di pinggangnya menempel pedang hitam yang terbungkus sarung pedang berukir indah yang diletakkan di ikat pinggangnya.
Armor ringan juga terlihat sudah dipakainya untuk melapisi kaos elastis khas paspampres miliknya yang robek-robek karena sayatan pedang.

Dengan langkah perlahan ia berjalan berdampingan dengan Earldhorath yang dikawal waspada oleh para prajurit dari suku rusa.

“Tuan Ardian, sebenarnya siapa wanita yang selalu bersama anda itu?” tanya kepala suku rusa di tengah perjalanan.

“Yang berbaju kulit kayu? Namanya adalah Lina, tentu saja saya selalu bersamanya karena dia adalah adik saya”

“Lina, ia sungguh cantik, tapi bukan, bukan wanita yang sangat cantik itu yang saya maksud tapi satunya lagi, seorang gadis yang berambut pirang, mengenakan tudung cokelat dan selalu memegang tongkat”

“Ia bernama Lizbeth”

“Degh”,

Earldhorath bergidik merinding mendengar nama yang seharusnya tabu diucapkan itu.

“Jadi dugaanku benar, dia adalah Liz . . . beth . . . si penyihir kejam?” tanyanya terkaget khawatir akan terjadi sesuatu pada laki-laki di sukunya.

“Kenapa tuan Rath? Apa ada sesuatu?”

“Jadi begini, dahulu prajurit pemburu kami pernah ada yang meninggal secara misterius ketika memasuki hutan wilayah Slidrugtanni”

“Anehnya yang meninggal hanyalah para laki-laki saja, setelah kami selidiki dengan bantuan sylph, ternyata kami memastikan pelakunya adalah seorang penyihir sakti”

“Sejak saat itu kami tak pernah berani mendekati hutan wilayah penyihir yang bernama Lizbeth itu, dan bahkan sampai sekarang kami tak pernah keluar hutan larangan demi menjaga kelangsungan hidup kami”

“Sekarang saya khawatir dengan keselamatan laki-laki Eikhtyrnir, jangan-jangan mereka . . .” cerita panjang Earldhorath pada Ardian.
“Tidak apa-apa, tenang saja, sekarang dia sudah berubah menjadi penyihir yang baik” jawab Ardian menenangkan.

“Benarkah?” tanya Earldhorath memastikan lalu hanya dijawab anggukan dari Ardian.
“Syukurlah”

Setelah berjalan cukup lama akhirnya sampailah mereka di wilayah hutan larangan.

Hutan dengan pohon yang relatif lebih pendek namun daun-daunnya lebih lebat, membuat salju tak mampu menembus rindangnya pepohonan.

Sesekali sylph pemelihara alam yang warna-warni terlihat terbang kesana kemari sibuk bekerja keras untuk menjaga keseimbangan alam hutan larangan.

Salah satu sylph tersebut terlihat sedang kesusahan menurunkan tupai yang bandel karena menimbun banyak kacang kenari di rongga tubuh ent.

“Ayolah tupai . . . Jangan konyol . . . jangan sumpal ketiak tuan ent dengan kacang” ucapnya sambil kesusahan menarik ekor tupai.

“Indah sekali pemandangan hijau disekitar sini, dan lagi udara di sini sungguh sangat segar” puji Ardian sambil menghirup napas dalam-dalam.

“Ya, tentu saja karena kami selalu hidup berdampingan dengan alam tanpa merusaknya, kami sebagai penghuni hutan ini selalu dibimbing para sylph untuk tetap hidup sambil menjaga keseimbangan alam”

“Sungguh cara hidup anda perlu umat manusia contoh, ngomong-ngomong kemana perginya pepohonan yang hidup dan memiliki tangan keras itu?”

“Yang anda maksud Pohon Ent? Mereka tertidur jika di siang hari, namun akan menyerang siapa saja yang mengusiknya saat malam hari”
“Pantas saja waktu itu saya sampai lemas keringat dingin ketika perut saya dipukuli oleh banyak Ent

Earldhorath hanya tertawa menanggapi.

Setelah berjalan cukup lama hingga malam, akhirnya Ardian, Earldhorath dan para prajurit elf sampai di perkampungan suku rusa.

Nyanyian merdu para elf moonsongs terdengar nyaman ditelinga Ardian, salah satu penyanyi-penyanyi handal tersebut adalah Sariel, ia terlihat berdiri anggun diantara elf moonsongs lainnya yang sedang berbaris rapi menyambut kedatangan tamu sekaligus menyambut kembalinya kepala suku mereka.

Lantunan lagu-lagu mereka terdengar seperti paduan suara yang begitu indah, tidak diragukan lagi keselarasan nada-nadanya, pasti akan membuat bulu kuduk merinding ketika meresapi naik turunnya nada yang harmonis.

Di beberapa tempat terihat para sylph cahaya beterbangan menyebabkan tempat itu terang.

“kakak, selamat datang . . .” kata Lina yang langsung menghampiri begitu lantunan lagu elf moonsongs selesai dinyanyikan.

Tatapan Ardian nanar seketika, sejenak ia seperti pangling tak mengenali adiknya yang sudah mengganti kostum kulit kayu sederhananya dengan gaun elf yang terbuat dari sutera.

Seakan tak percaya, ia amat kagum dengan anggunnya wanita yang amat dicintaiya itu saat mengenakan gaun putih berlapis garis-garis emas terlihat mewah bak dewi keindahan, lalu keduanya segera berpelukan untuk saling melepas rindu.

“Liz, sini! . . .” panggil Lina kepada Lizbeth yang masih bersembunyi di balik pohon sambil memegang tongkatnya.

“Blugh . . . Klonthang . . . ” bunyi tongkat sihirnya yang terbuat dari batu meteor yang keras itu ketika jatuh ke tanah mengenai akar pepohonan.

Ia menjatuhkan tongkatnya begitu saja lalu datang menghampiri Ardian secara perlahan sambil menundukkan kepalanya.

“Saya malu tuan, saya tak terbiasa dengan baju seperti ini” perkataan Lizbeth sambil menunjukkan wajahnya yang merona kemerahan.

Pakaian model tudungnya yang sudah usang kini digantikan dengan pakaian khas penyihir elf.

"Tidak Liz, dengan pakaian ini kamu terlihat semakin anggun" puji Ardian, kemudian wajah Lizbeth malah semakin merah karena tersipu malu.

“Sungguh kalian berdua terlihat semakin cantik” puji Ardian sambil menciumi bibir keduanya dengan mesra.

Lina sesekali mengusap kedua matanya, matanya yang indah terlihat sayu karena mengantuk, itu wajar saja karena Lina bukan merupakan elf yang hidupnya nokturnal (makhluk yang melakukan sebagian aktivitas pokoknya di malam hari).

Oleh karena itu Ardian memerintahkan Lizbeth menemani Lina untuk tidur, sedangkan ia masih akan bercengkrama dengan kepala suku Eikhtyrnir.

Setelah memastika kedua gadis cantiknya beristirahat, Ardian lalu berkumpul bersama kepala suku rusa dan para petinggi, mereka sama sekali tak menyajikan daging kepada tamu karena sebagian besar dari mereka adalah vegetarian, mereka juga memiliki pantangan bahwa tak boleh ada setetes darahpun mengalir di perkampungannya.

Di tempat ini terlihat pula Sariel yang mengenakan pakaian paling anggun diantara para wanita lainnya karena ia merupakan puteri terhormat di tempat ini, ia duduk tepat di sebelah ayahnya untuk sekedar menghormati tamu.

Saat jamuan makan, beberapa kali kedua mata Sariel yang indah terlihat mencuri pandang ke arah Ardian, sepertinya dalam hatinya telah muncul sebuah rasa yang mulai bergejolak.
Wah notifnya kok baru muncul ya...btw makasih updatenya suhu
 
Saat jamuan makan, beberapa kali kedua mata Sariel yang indah terlihat mencuri pandang ke arah Ardian, sepertinya dalam hatinya telah muncul sebuah rasa yang mulai bergejolak

nampaknya sariel akan jadi istri ketiga Adrian....semoga mereka di resmikan kepala sukunya...

mantap updetan nya Agan TeEs...kereeeennnn..:tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:
 
Thanks suhu updatenya... bakal makin seru nih petualangan Adrian dgn muncul nya musuh baru....
Hmm ... Sariel jd jatuh cinta nih dgn Adrian dan bersedia bergabung dan ikut berpetualang bersama Adrian ...
Ditunggu kelanjutannya suhuu
Sehat dan lancar yakk
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd