Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bimbingan Skripsi Membawa Nikmat [Remake by : Bantengamuk]

Siapa Perempuan yang Suhu-Suhu Favoritkan di Cerbung ini ?


  • Total voters
    750
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part VI - Seling(KUH)an
POV Penulis

Irma Anindya

Dua insan yang sedang memendam rasa satu sama lain, Irma dan Mufti, mengendarai motor menuju ke rumah Irma di daerah Cigadung. Beda dengan kawasan Jalan Dipati Ukur yang ramai dan bising, daerah ini begitu syahdu dan amat hening. Seperti goa tempat pertapaan para brahmana. Ketika Irma menunjukkan rumahnya yang terletak di sebuah perumahan dosen Universitas Padjadjaran, bisa dibilang daerah ini termasuk kawasan elit pada zaman dulu.

"Kok bisa kamu tinggal di perumahan ini ? Kan kamu bukan anak Unpad ?" tanya Mufti sesampainya di rumah.

"Yuk masuk dulu kak" dipersilahkannya tamunya ini masuk ke dalam rumahnya.

"Ini rumah peninggalan almarhum kakek dari mama. Beliau dulu dosen disana" jawab Irma.

"Oalah... lha ortumu nggak tinggal disini berarti ?" kembali Mufti bertanya pada adik tingkatnya ini.

"Boro-boro, mereka kan tinggal di Vietnam. Papa kan diplomat, jadi deh Mama ikut juga kesana" jelas Irma.

Kemudian ia bercerita mengenai kehidupan keluarganya. Dia anak bungsu dari tiga bersaudara, kedua kakaknya laki-laki dan sudah berkeluarga. "Ya gitu deh kak, gapapa aku hidup sendiri. Itung-itung biar mandiri" tutup Irma mengenai cerita singkat keluarganya.

Perhatian Mufti teralihkan pada sebuah gitar yang digantung di tembok dekat meja makan. "Dek, aku boleh pinjem gitarnya nggak ?" tanyanya pada tuan rumah.

"Oh... boleh kak. Mainin aja kalo bisa"

Setelah diperbolehkan Irma, ia mengambil gitar itu dan mencoba memainkan lagu. Kini ia duduk di sofa, tepat di samping Irma Walaupun Mufti berada di tanah Parahyangan, namun kecintaannya pada budaya Jawa tak luntur. Ia petik senar gitar dan mulai menyanyikan lagu Nyidam Sari yang dinyanyikan Manthous maestro campursari sebelum Didi Kempot berjaya.

Nyidam Sari

Umpomo sliramu sekar melati
Aku kumbang nyidam sari
Umpomo sliramu margi wong manis
Aku kang bakal liwati
Sineksen lintange luku.
Semono.
Janji prasetya neng ati
Tansah kumantil neng netro riloso
Keroso rasa neng nggriyo
Midhero sak jagat royo…
Kalingono
Ukir lan samudro
Ora ilang memanise
Aduh, dadi ati selawase
Nalikane ruh ing ndalu atiku
Nalika niro ing wengi,atiku lamlamen marang sliramu
Nganti mati takkan biso lali,lha kae lintange wluku


"Itu lagu percintaan ya kak ?" tanya Irma ketika Mufti selesai menyanyikan lagu.

"Iya, kok kamu tau ?" Mufti bertanya balik.

"Ya kan aku ngerti dikit, tapi banyak yang nggak aku ngerti sih hehe" kata Irma. Kali ini Irma request, "Kak, tau lagunya Chrisye, Kala Cinta Menggoda nggak ?"

"Tau, tapi aku nggak begitu hafal chord sama liriknya. Coba aku search dulu ya" kemudian Mufti mencarinya, tentu tak butuh waktu lama karena banyak bertebaran di Google.

"Okay, let's play. Nyanyi bareng ya" lalu Mufti memetik gitar yang ada di pangkuannya.

Kala Cinta Menggoda

Sejak jumpa kita pertama kulangsung jatuh cinta.
Walau kutahu kau ada pemiliknya.
Tapi ku tak dapat membohongi hati nurani.
Ku tak dapat menghindari gejolak cinta ini.
Maka ijinkanlah aku mencintaimuAtau bolehkan aku sekedar sayang padamu.
Memang serba salah rasanya tertusuk panah cinta.
Apalagi aku juga ada pemiliknya.
Tapi ku tak mampu membohongi hati nurani.
Kutak mampu menghindari gejolak cinta ini.
Maka maafkan jikaku mencintaimu.
Atau biarkan kumengharap kau sayang padaku


Duet keduanya begitu serasi dalam menyanyikan lagu dari Chrisye, seolah lirik lagu itu mewakili perasaan yang terpendam di hati mereka masing-masing. Mufti menghela nafas, seolah ingin memuntahkan semua yang mengganjal di hatinya.

"Dek, boleh kah aku sayang sama kamu ?" tanya Mufti yang masih terbawa perasaan setelah menyanyikan Kala Cinta Menggoda bersama Irma.

"Tentu saja kak, itu yang aku harap darimu" tegas Irma kemudian dipeluknya kakak tingkat yang menjadi idolanya sejak ospek kampus.

"Tapi bukankah kamu juga masih cinta sama Rio ? Dia sahabat baikku dek" diungkapkan lah kegelisahannya saat ini.

"Kak, aku percaya Tuhan memberi yang terbaik buat umat-Nya. Kita jalani aja dulu, kalau aku ditakdirkan sama kakak ya berarti kakak jodohku. Kalau bukan ya emang bukan jodohku" jawab Irma diplomatis.

"Makasih dek" didekapnya tubuh perempuan cantik ini makin erat. Lalu terdengar kumandang adzan Maghrib.

"Kak, sholat maghrib dulu yuk. Berjamaah" ajak Irma pada Mufti. Sebetulnya Mufti bukan tipikal cowok alim yang rajin beribadah, ia sendiri mungkin lupa kapan terakhir kali menjalankan ibadah sholat.

Singkat cerita mereka mengambil air wudhu dan menjalankan sholat 3 raka'at, tak lupa Mufti mengucap do'a dan diamini oleh Irma. Setelah selesai berdo'a dari belakang Irma mencolek punggung Mufti, saat ia menggeser tubuhnya ke belakang tiba-tiba Irma meraih tangan Mufti dan mencium punggung tangannya. Pemandangan seperti ini umumnya hanya bisa dilihat jika itu pasangan suami-istri. Akan tetapi mereka tak ada hubungan sama sekali.

Di KA Mutiara Selatan

POV Rio


Kecurigaan gue soal gelagat Mufti waktu di hall stasiun masih kebayang-bayang. Gimana nggak, selama sejam kita ngobrol bertiga ekspresi mukanya kayak seneng gitu. Seolah-olah dia seneng gue dimutasi ke luar kota. Apa biar dia bisa deket ama cewek gue, Irma ? Sebenernya gue juga tau kalo dulu Irma pernah naksir dia, PDKT gue ke Irma dulu juga penuh perjuangan.

Emang sih gue nggak bisa nampik kharisma yang dipunyain Mufti. Pinter, punya manner bagus, jago public speaking. Bisa dibilang dia orang yang menarik, meskipun gak ganteng.

Ditambah kebodohanku yang bilang : "... Jagain dia kayak pacar lu sendiri selama gue nggak ada disini" seolah-olah gue ngasih ijin dia buat jadi pacarnya Irma. Ah idiot emang lu Rio ! Ya bolehlah lu terkesan sama Mufti, tapi gak gitu juga woy !

Gak tau kenapa perasaan gue masih aja gak enak. Walaupun udah coba gue tepis kecurigaan-kecurigaan gue supaya gak over-thinking tapi nggak tau kenapa masih aja belum ilang rasa khawatir ini.

Akhirnya gue coba sugesti pikiran gue. Ya udah lah kalau nanti Irma selingkuh ama Mufti, anggep aja Irma cuma butuh selingan. Toh selama ini dia nggak tau kok kalo ada 'pemain cadangan'. Mereka mau ngelakuin hal yang gak mau dilakuin Irma, yakni seks. Belum lagi ada peluang buat nambah 'cabang' di Surabaya atau bahkan Jawa Timur, ah elah cewek mana yang gak doyan duit hehehe.

Kembali ke Rumah Irma

POV Mufti


Irma keluar dari kamarnya setelah berganti baju. Balutan tanktop warna hitam dan celana jeans pendek ketat memperjelas keindahan tubuhnya. Badannya terlihat begitu proporsional, kutaksir ukuran bra nya sekitar 34B atau 34C. Ngira-ngira aja sih hehehe. Cukup lama aku terpana akan pemandangan ini.

"Hey kak ! Malah bengong ! Mau makan apa ? Udah laper belom ? Pesen via Ojol yak" ujar Irma perihal memecah lamunanku.

"Eh, aku setuju aja deh kalau kamu mau mesen sekarang apa nanti" jawabku menurut saja.

Ponselku berbunyi. Kulihat layar ponselku ada beberapa pesan masuk.

[18:25] Bu Puspa : Mufti, kamu lagi dimana ?
[18:25] Bu Puspa : Kamu ini bilang2 kek kalau mau pergi, aku kan jadi takut sendirian.

Fufufu, khawatir dia rupanya. Salah sendiri aku didiemin, kerjain ah hehehe.

[18:30] Mufti : Ini aku lagi main ke rumah temen, kak.
[18:30] Mufti : Jujur ya kak, aku masih nggak enak sama kamu. Yah... Emang aku salah juga sih.
[18:31] Bu Puspa : Jangan nginep ya, aku masih takut sendirian di rumah.
[18:31] Bu Puspa : Nggak usah merasa bersalah gitu. Aku pun juga salah. Nggak seharusnya aku gitu ke kamu dek.
[18:33] Mufti : Gak apa2 kok kak, malahan itu jadi pelajaran buatku supaya lebih menghargai perempuan.
[18:34] Mufti : Toh anuku udah bisa berdiri lagi hehe.
[18:40] Bu Puspa : YEAYY !!! Syukurlah muf, aku jadi nggak merasa bersalah lagi. Emang gimana ceritanya ?
[18:42] Mufti : Ada deh kak, nanti aku ceritain deh.
[18:43] Muftu : Eh btw kak, Bab 1 ku gimana ?
[18:45] Bu Puspa : ACC. Nanti kita omongin ya.

Yessss !!!! Aku melompat kegirangan membaca tiga huruf yang menentukan masa depanku. Irma pun terbengong keheranan mengapa aku excited seperti ini.

"Apaan sih kak ? Kayak dapet hadiah aja" kata Irma heran.

"Bab 1 ku dapet acc dari Bu Puspa dek !!!" seruku seakan dunia harus tahu berita ini. Kemudian aku memeluk perempuan ini erat-erat. Telapak tanganku menyentuh punggungnya. Anjrit, nggak pake BH, seruku dalam hati.

"Congrats Kak Mufti, do'ain juga supaya aku cepet acc juga" jawabnya.

Wajah kami saling berhadapan begitu dekat. Kupandangi matanya dalam-dalam, pun dengannya. Irma pun tersenyum dan mengangguk, seolah setuju. Sejenak aku lupa dengan kemurnian persahabatanku dengan Rio, kuberanikan diri dengan memajukan mukaku ke mukanya. Irma sama sekali tak bergeming, malah ia menutup matanya dan memajukan wajah ayunya.

CUP ! kedua bibir kami bertemu. You fucking bastard Mufti ! Bisa-bisanya kamu mencium pacar sahabatmu sendiri ! Ah, tapi bibirnya yang tipis dan lembut membuatku mengabaikan bisikan malaikat agar tak terjerumus pada hawa nafsu. Maafkan aku Rio.

Kubuka mulut dan mulai mencium Irma dengan penuh nafsu. Awalnya ia tampak kewalahan ngikutin ciumanku, tapi dia cepet beradaptasi, tak lama Irma juga mulai membuka mulutnya dan mengikuti permainan lidahku.

"Slluurrpp cuupp Ssshhh aahhh cuuupp" ciumanku dengannya semakin dahsyat.

"Kak, enak banget.." kata Irma di tengah-tengah ciuman. Mendengar kalimat itu aku makin nafsu mencium dia.

Di sofa ini Irma mendorongku pelan, tubuhku di bawah sementara dia di atasku. Aku bisa merasakan payudara Irma menekan dadaku. Penisku yang sudah kembali beraktivitas normal, kini terasa sedak dibalik celana jeans yang kukenakan.

Tanganku langsung menyerbu menuju ke payudarnya, kugerayangin habis-habisan sambil terus menciumi dia. Kuturunkan tali tanktopnya sampai akhirnya terlihatlah payudara indah Irma yang tak tertutup apapun. Langsung saja kuhisap toket yang tergantung indah hingga membuat Irma melenguh pelan.

"Uuughh, kakkkk.." lenguhnya tak kuasa menahan nikmat waktu kuhisap payudaraya. Aku sudah tak peduli deh ini pacar temen atau bukan.. Misiku saat ini hanya ingun mau mainin ini toket

Kutuntun tangannya yang halus untuk membuka kancing celana jeansku. Segera kulepas kaos dan celana jeansku hingga aku telanjang bulat. Ia tampak malu-malu, tapi karena kutuntun dia akhirnya mengikuti juga. Dengan bangga kutunjukkan penisku yang sudah ereksi bukan main di depan Irma. Nampaknya dia belum terbiasa melihatnya dan masih seperti ragu dan bingung harus berbuat apa, langsung kuraih tangannya dan kuajarkan cara untuk memberi kenikmatan pada juniorku. Telapak tangannya yang lembut menggenggam dengan pas.

Sekitar lima menit Irma memainkan batang kenikmatanku ini. Namun karena tak bisa memainkan tempo, justru kecapekan, "Pegelll...." ucapnya dengan nada manja.

"Emang sama Rio belum pernah ?" tanyaku penasaran dan hanya dijawab dengan gelengan kepalanya.

Aku mengambil inisiatif dengan mencium bibir tipisnya lagi sembari menyelipkan tanganku ke selangkangannya. Irma agak kaget ketika merasa ada tangan orang lain di organ vitalnya namun tidak bereaksi lebih lanjut. Ku gesek-gesek tanganku dengan cukup cepat hingga membuatnya merem melek.

"Aahh.." desah Irma pelan.

"Kubuka ya dek ?" tanyaku sambil melepaskan ciuman. Ia mengangguk setuju dan membantu membuka celananya. Celana dalamnya yang berwarna merah terlihat begitu indah, modelnya yang seperti g-string membuatku makin bernafsu.

Kumasukkan tanganku ke dalam underwearnya. Terasa hangat, tak berbulu dan agak basah. Langsung saja kuturunkan celana dalamnya, benar saja vaginanya gundul tanpa bulu.

"Punyamu bagus banget dek..." pujiku, Irma pun tersipu malu dan kembali menciumku. Aku langsung menyiapkan penis untuk penetrasi ke vaginanya.

"Kak, jangan dimasukkin plis.."

"Jangan yaa.. aku belom siap.." mohon Irma padaku.

Tentu tak mungkin aku memaksanya kalau dia belum siap.

"Aku gesek-gesekin aja ya dek ?" pintaku bernegosiasi. Ia tampak berpikir, dan akhirnya mengangguk setuju. Lumayanlah.

Aku mulai menggesek-gesekkan penisku ke memek Irma yang polos ini, kubuka lebar-lebar selangkangannya sampai dan vaginanya merekah begitu indah. Kutaruh penisku ke garis memeknya dan mulai menggesek-gesekkan lagi dengan tempo yang lebih cepat. Ah enak juga, gini aja enak apalagi kalau masuk nih.

TOK TOK TOK ! Suara pintu terketuk.

"Ojol Food !" seru si pengetuk pintu.

"BAJINGAN !!!" umpatku pelan.

BERSAMBUNG

________________________________________________________________________________


Lagi-lagi ane harus nulis cerita pake HP, masih kurang nyaman sejujurnya. Maaf ya hu ane cidro janji, seharusnya siang/sore ini. Tapi apa daya agak sulit cerita ini hehe. Apalagi warnet jam 5 udah tutup, jadi bingung nyari alternatif yang pas.

Minta kripik dan saran dari suhu-suhu yang mampir disini. Mohon cendol dawet dan like agar ane lebih semangat nulis lanjutannya.
Matur sembah nuwun
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd