Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bimbingan Skripsi Membawa Nikmat [Remake by : Bantengamuk]

Siapa Perempuan yang Suhu-Suhu Favoritkan di Cerbung ini ?


  • Total voters
    750
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Mohon maaf sebelumnya karena saya silent reader dan baru kali ini saya coba komen, menurut saya cerita ini bagus skali update tidak terburu buru dan alur cerita nya tidak meluber terlalu jauh

Tetep semangat bro
 
Part XV - Sensasi Baru

POV Penulis

Sekitar pukul 16.00 seorang pemuda tiba di Stasiun Bandung setelah menumpang KA Lodaya selama kurang lebih 9 jam. Mufti menuntaskan perjalanan yang lumayan panjang ini untuk segera melanjutkan skripsinya, tak boleh membuang waktu di kampung halaman. Kemarin malam saja Mufti harus meladeni ajakan dari teman-teman lamanya semasa SMP untuk ngopi hingga lewat tengah malam. Jika saja ia berada disana agak lama mungkin mood untuk mengerjakan skripsi menghilang begitu saja.

Langkah kakinya berjalan menuju keluar area stasiun, Mufti harus berjalan beberapa meter untuk naik ojek online yang ia pesan. Dibonceng ojek online, Mufti menuju daerah Dago Atas, tempat tinggal Bu Puspa. Tak sampai 15 menit ia sudah tiba di rumah yang menjadi kosannya, kos yang spesial tentu saja. Belum nampak mobil Genesis yang dikendarai Bu Puspa terparkir disana, tanda bahwa sang pemilik rumah belum pulang. Tanpa buang waktu Mufti segera masuk ke dalam rumah menggunakan kunci cadangan yang ia bawa semenjak tinggal disini. Dia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, karena sejak tadi pagi Mufti belum mandi.

Tak lama berselang setelah Mufti selesai mandi, datanglah mobil yang dikemudikan Bu Puspa. Saat dosen pembimbingnya masuk ke dalam rumah, ia segera mengeluarkan oleh-oleh yang dibawa dari kampung halaman. Serabi Solo, Bakpia Balong, Ampyang, serta beberapa kemasan kopi beragam jenis yang berlabel Notoroso diletakkan di atas meja.

Puspa Amanda Putri a.k.a Dosen Pembimbing

"Hai kak, ini oleh-oleh dari Solo Raya. Waktu di Semarang nggak sempet beli oleh-oleh hehe" kata Mufti menunjukkan banyaknya barang yang ia bawa, hingga memenuhi tas rucksack yang digendongnya.

"Wah pake repot-repot segala bawain oleh-oleh. Makasih ya muf" ucap Bu Puspa mengambil jajanan khas Solo lalu memasukkannya ke dalam kulkas. Ketika memegang kemasan kopi berlabel Notoroso yang eye-catching itu Bu Puspa memperhatikan, "Oh.....ini dari coffee shop mu ya ? Bagus kemasannya, boleh deh dicobain tiap pagi. Arabica atau Robusta it's okay".

"Kamu belum makan kan muf ? Pesen aja via ojek online, aku lagi males masak. Tak mandi dulu yo..." kata Bu Puspa menenteng handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Menuruti perintah bu dosen, Mufti segera memesan sepotong bebek goreng utuh lewat aplikasi ojek online yang diklaim sebagai karya anak bangsa. Tak lupa ia pun menanak nasi yang sepertinya belum dilakukan Bu Puspa sejak pagi. Tepat setelah Bu Puspa selesai mandi, nasi sudah matang dan bebek goreng pesanan telah diantarkan.

"Yuk makan dulu kak" ajak Mufti yang terakhir mengisi perutnya pada pagi hari sebelum berangkat. Pun demikian Bu Puspa yang hanya sarapan sepotong roti tadi pagi dan tidak makan siang. Bu Puspa telah berganti busana, ia mengenakan tanktop berwarna merah muda dan celana dalam yang senada, begitu minimnya dosen cantik ini mengenakan pakaian di hadapan orang yang hanya berstatus sebagai mahasiswa bimbingannya ini.

"Kamu sempet pulang ke Karanganyar ya ? Ibu sama adik sehat kan ?" tanyanya ringan pada Mufti.

"Alhamdulillah sehat kak" kata Mufti. Kemudian ia bercerita mengenai kesibukan baru, alias bisnis, ibunya bersama ibu-ibu tetangga. Tak lupa laki-laki ini bicara mengenai kekagumannya terhadap adiknya, Arimbi, yang baru menginjak kelas 2 SMK namun sejauh ini berhasil dalam mengelola coffee shop yang dibangun Mufti. Pasca meninggalnya sang ayah, ada hikmah tersendiri bagi Mufti maupun keluarganya. Ia menilai adik-adiknya bertumbuh menjadi pribadi yang mandiri, "Kadang semesta suka bercanda kak. Dua tahun lalu kami terpuruk, tapi hari ini kami bisa bangkit dan menjadi pribadi yang lebih baik" ucap Mufti menutup cerita tentang keluarganya.

"Oh ya muf, gimana kemarin waktu wawancara sama orang pemprov ?" tanya Bu Puspa mengenai pekerjaan yang dilakukan Mufti dan Fitri di Semarang. Sambil makan Mufti menerangkan apa yang disampaikan bapak kepala dinas mengenai penggunaan dana desa di Jawa Tengah dengan lancar, ada masalah namun juga ada potensi yang bisa dioptimalkan agar menyejahterakan masyarakat desa, jelas Mufti panjang lebar menceritakan apa yang disampaikan oleh narasumber yang dipilih Fitri.

"Great. Kerja kalian bagus, nggak salah aku nugasin kalian ke Jateng. Hari pertama nyampe aja udah dapet dokumen plus wawancara stakeholder provinsi" puji Bu Puspa setelah Mufti berbicara, tak biasanya ia memberikan pujian.

"Yang hebat mah Fitri kak, yang nembus birokrat buat wawancara kan dia. Koneksi dia di pemprov kuat juga ternyata" ucap Mufti seakan menyatakan bahwa ia tak pantas menerima pujian, baginya Fitri yang lebih layak.

"Oh... hebat juga nggak di ranjang ?" tanya Bu Puspa penuh arti. Pertanyaannya bagaikan sniper yang menembak tepat mengenai sasaran. Mulut Mufti yang tadi banyak bicara terkunci tak bisa mengeluarkan jawaban. Justru ia mengunyah makanan yang sudah masuk ke dalam mulutnya.

"Hahaha udah deh nggak usah main rahasia-rahasiaan sama aku. Tadi pagi Fitri udah balikin sisa dana yang dipake, terus kulihat LPJ nya kok cuma make satu kamar. Hmmm....ada apa nih" kata Bu Puspa sambil tersenyum, bagi lawan bicaranya ini merupakan bentuk intimidasi.

Mufti yang agak panik pun berkata, "Anu kak....aku mau jelasin. Jadi....", belum sempat menceritakan awal mulanya Bu Puspa langsung memotong, "Nanti aja ceritanya, makan dulu deh. Cerita yang jujur awas aja sampe ada yang ditutup-tutupin" ada nada mengancam di balik perkataan Bu Puspa. Tak ada pilihan lain bagi anak muda berusia 25 Tahun ini selain hanya diam dan melanjutkan makan.

Bu Puspa yang sudah selesai menyantap hidangan langsung ke kamar mandi, nampaknya ia harus memenuhi 'panggilan alam'. Mufti yang sudah selesai makan segera mencuci piring kotor yang ada di atas meja, pikirannya tak tentu arah, ia khawatir membuat marah dosen pembimbingnya. Meskipun kelakuannya tak berkaitan dengan skripsi maupun perkuliahan.

"Sini masuk, ceritain ke aku" ajak Bu Puspa sesaat setelah Mufti selesai mencuci piring dan membereskan meja. Kemudian ia mengekor di belakang perempuan cantik ini masuk ke dalam kamar tidurnya.

"Santai aja... Sini" perintah halus Bu Puspa agar Mufti selonjoran di atas kasur tepat di samping kanannya. Ia menoleh ke arah Mufti yang agak tegang, mungkin di pikirannya akan terjadi penghakiman atas insidennya bersama Fitri di Semarang, "Coba ceritain ke aku" perintahnya agar mahasiswanya ini mulai bercerita.

Dengan jujur ia menceritakan awal mula mengapa dirinya bisa sekamar dengan Fitri, kejadian itu sejatinya bukan kehendaknya sendiri. Ceritanya melompat kala wisata kuliner, tepatnya saat Fitri meminta Mufti untuk minum Congyang bersamanya, Bu Puspa yang mendengar ini begitu terkejut. Tak disangka olehnya dosen muda yang nampak begitu kalem di mata mahasiswa maupun rekan sesama pengajar mengajak Mufti untuk menenggak minuman beralkohol.

Mufti melanjutkan cerita, tepatnya pada saat Fitri sudah terpengaruh alkohol dan meminta Mufti untuk menunjukkan alat kelaminnya. Seperti terangsang mendengar cerita erotis Mufti, tangan kanan Bu Puspa menyusup ke dalam celana boxer yang membungkus penis Mufti. Sambil mendengar cerita Mufti ia mengocok pelan batang yang sudah digenggamnya, "Sama kocokanku enakan mana muf ?" tanyanya sesaat setelah mendengar cerita Mufti ketika penisnya dipegang dan dikocok oleh Fitri. Laki-laki ini tak menjawab, ia meneruskan cerita sambil mendesah keenakan.

Saat cerita Mufti berlanjut pada adegan persenggamaan, tiba-tiba saja Bu Puspa melepas underwear nya. Celana boxer Mufti pun diturunkan agar juniornya yang sudah berdiri tegak terbebas. Perempuan ini berpindah ke atas selangkangan Mufti, vaginanya ia gesekkan dengan kepala penis Mufti. Kini Mufti tak kuasa melanjutkan ceritanya, konsentrasinya terpecah dan menikmati rangsangan Bu Puspa pada alat kelaminnya.

Perlahan Bu Puspa memasukkan penis Mufti ke dalam vaginanya yang sudah mulai becek. BLESS. Baru masuk separuh batang kenikmatan itu di dalam lubang kenikmatannya. Tak mau berdiam diri, dalam posisi duduk Mufti menggerayangi payudara bulat dan cukup besar milik dosen pembimbingnya ini. Diisapnya bergantian puting coklat kemerahan ini. Rangsangan yang dilakukan Mufti pun menambah cairan yang diproduksi vaginanya, kini ia menurunkan tubuhnya agar penis Mufti tenggelam seutuhnya.

Dengan penuh pengalaman, ia bergoyang naik turun di pangkuan mahasiswanya ini. Kadang ia memainkan tempo dengan menggoyang pinggulnya berputar 360 derajat dengan vagina yang terisi oleh penis Mufti. Kini keduanya telah bertelanjang bulat, peluh mulai membasahi tubuh Mufti dan Bu Puspa, Bandung tak cukup dingin memang bagi mereka.

Di tengah asyiknya bergoyang, Bu Puspa dikejutkan dengan dering suara telepon genggamnya. Terlihat di layar bahwa ada video call yang masuk dan bertuliskan "My Darling". Dengan sigap Mufti mengambilkan handphone yang tak kuasa diraih oleh Bu Puspa. Dengan santainya ia menjawab panggilan vidcall itu, tak dilepaskannya kemaluan Mufti yang sedang ada di dalam kewanitaannya.

"Hello sweetheart....how are you ?" terdengar sapaan laki-laki yang menggunakan bahasa Inggris dengan logat Singapura. Bu Puspa tanpa khawatir atau takut kembali melanjutkan permainan yang sempat tertunda ini.

"Mmmhhh...still looking for pleasure...ahh" jawabnya sambil mendesah, tubuhnya naik turun menggesek penis Mufti dengan vaginanya.

Dengan santai pria yang merupakan kekasih Bu Puspa itu merespon, "Wow... Amazing ! Do you making love with your stud ? Just continue baby...." kemudian Bu Puspa berhenti sebentar lalu meletakkan ponselnya di meja yang ada di sebelah kanan kasur. Bu Puspa nampak sengaja mempertontonkan persetubuhannya dengan laki-laki lain, ia pun kembali larut dalam senggama yang dimulainya. Bagai sedang menonton video porno, pria itu malah mengeluarkan penisnya dari celana lalu bermasturbasi. Tak ada cemburu dari bahasa tubuh maupun ekspresi mukanya, justru ia terangsang dengan pemandangan yang ada di layar ponselnya. Kalau di bokep genre seperti ini lazim disebut cuckold.

Bagai seekor banteng yang mengamuk di arena matador, Mufti membalik tubuh Bu Puspa ke bawah, meruntuhkan dominasi perempuan cantik ini sejak awal permainan. Dengan posisi misionaris Mufti menggenjot liang kewanitaan Bu Puspa dengan tempo terbilang cepat.

PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK

Tanpa rasa bersalah di hadapan kekasih Bu Puspa ia memajumundurkan pinggulnya. Mereka bertiga nampak saling mendesah, Mufti dan Bu Puspa menikmati persenggamaan, sementara pria yang ada di layar HP nampak menikmati masturbasinya. "Ahhh.....I'll cumming" erang pria beretnis Tionghoa itu di seberang sana. Tak lama kemudian cairan spermanya menyemprot membasahi layar ponselnya sendiri. Baik konsentrasi Bu Puspa maupun Mufti teralihkan pada layar ponsel itu.

"Oh...shit....you two just continue laa.." perintahnya kepada mereka berdua dengan aksen Singlish yang kental. Tanpa diperintah pun Mufti langsung melanjutkan genjotannya pada kewanitaan Bu Puspa. Keduanya nampak akan mencapai klimaks, "Ahhh....aku mau keluar muff...ohhh...." ucap Bu Puspa. "Barengan aja kak...ughhh....ahhhhhh....." erang Mufti menyemprotkan benihnya di dalam vagina Bu Puspa. Selisih sepersekian detik, tubuh Bu Puspa mengejang, memeknya berdenyut dan menyemprotkan cairan yang membasahi penis Mufti.

"Wow....great play boy" ujar pria berkacamata itu sambil bertepuk tangan. Ia pun melanjutkan, "Are you Mufti ? Fuck buddy Puspa right ? My name is Michael Hong, salam kenal" ucapnya ramah.

Michael Hong

Sambil terengah-engah Bu Puspa berucap, "Okay darling, see you" kemudian diakhiri vidcall itu. Sesungguhnya permainan ini terasa begitu singkat, kurang lebih hanya 15 menit karena dilakukan tanpa foreplay. Baik Mufti dan Bu Puspa sama-sama beranjak dari ranjang peraduan mereka menuju ke kamar mandi untuk membasuh alat kelamin mereka yang basah akibat cairan cinta. Bagi Mufti ini adalah sensasi baru, dimana ia bisa menyetubuhi seorang perempuan di hadapan kekasihnya sendiri, meskipun hanya melalui sambungan online.

*****
POV Mufti

Setelah permainan gila tadi, aku hanya rebahan di atas kasurku. Kalau dipikir-pikir gila juga ya orang yang intelek semacam Michael maupun Bu Puspa, kok bisa-bisanya mereka enjoy melihat kekasihnya bersetubuh dengan orang lain atau bersetubuh dengan orang lain di hadapan kekasihnya. Pun yang dikatakan Bu Puspa saat sama-sama di kamar mandi tadi, "Kamu jangan heran ya muf, mike emang begitu fetishnya"

Tiba-tiba ponselku berdering, membuyarkan lamunanku. Nampak di layar Rio sedang meneleponku.

"Halo bro, gimana kabar ? Udah lancar ngomong cak-cok nya ?"
"Ahaha, baik muf. Surabaya panasnya gak ketulungan"
"Hahaha rejeki lu itu mah. Ada apa nih ? Tumben banget lu nelpon gue"
"Gini muf, Irma lagi ngambek ama gue. Tolonglah bujuk dia biar gak mutusin gue"
"Lah emang kenapa dia mutusin lu ? Selama ini kayaknya kalian adem-adem aja"

Kemudian Rio menceritakan aktivitasnya di Forum Semprot, sialnya ia pernah membuka forum itu di laptop Irma dan naasnya akunnya belum dia logout. Sehingga postingannya dapat dilihat oleh Irma.

Mendengar keterangannya aku pun hanya tertawa ngakak. Orang setampan dan semapan Rio pun bisa kena apes juga. Pikirku apa dia nggak tau fitur incognito tab ya ? Alasan putus yang tolol dan konyol sih, karena kegep lagi enak-enak lewat Forun Semprot hehehe. Padahal ia tak tahu kalau pacarnya, Irma, sudah ngapain aja sama aku.

"Ya udah deh bro, gue usahain ya. Tapi gue gak bisa janjiin apa-apa"
"Thanks berat sob, tolongin sohib lu ini ya. Gue tutup yak"

Percakapan singkat pun kami akhiri. Aku masih tak bisa menghentikan tawaku akibat idiotnya Rio. Duh sakit perutku.

Seperti ada yang kulupakan, oh ya aku lupa, nampaknya aku harus mengabari Arumi kalau aku sudah ada di Bandung. Kuketik WA ku pada kontak Arum untuk mengabarinya.

[19:22] Mufti : Selamat malam Teh Arum, aku udah ada di Bandung nih.
[19:25] Arum : Hi muf, kamu ada waktu longgar kapan nih ?

Aku berpikir sejenak, nampaknya tak bisa kalau besok atau lusa. Aku tak boleh lupa mengerjakan kewajibanku, yakni skripsi. Mungkin 3 hari depan alias hari Sabtu aku bisa meluangkan waktuku sejenak.

[19:29] Mufti : Kalau hari Sabtu gimana teh ? Aku longgarnya cuma hari itu. Lagi kejar deadline skripsi nih 🙏
[19:32] Arum : Ya udah deh, nanti kita ke Ciater ya biar enak ngobrol-ngobrolnya. Ntar aku ngasih tau Puspa kalo bakal nyulik kamu, jgn lupa kasih tau dia juga ya. See you
[19:33] Mufti : Okay kak

Hari Sabtu

Hari ini adalah hari dimana aku akan melepaskan rasa penatku karena hari-hari sebelumnya harus mengerjakan Bab 2 yang ditarget Bu Puspa selesai akhir bulan ini. Bayangkan saja, aku yang tak begitu hobi membaca buku harus membuka buku-buku di perpustakaan maupun rumah Bu Puspa untuk menemukan teori-teori hukum yang tepat untuk dituangkan dalam Bab 2 yang membahas tinjauan teoritik ini. Sebagaimana janji Arum, ia akan menjemputku jam 10 nanti.

Aku yang begitu antusias untuk pertemuan ini segera mandi dan menyiapkan barang-barang. Handuk, peralatan mandi, sampai baju ganti kumasukkan ke dalam tas karena tahu akan berendam di air panas. Bahkan kondom tak lupa kumasukkan ke dalam tas, untuk berjaga-jaga saja kalau harus.... Ya tahu sendiri lah.

Aku pun sudah minta izin pada Bu Puspa beberapa hari lalu kalau hari ini akan pergi bersama Arum. Ia pun hanya mengiyakan saja, toh aku sudah dewasa, tak perlu dibatasi kebebasan yang kumiliki. Asal aku tak lupa pada kewajibanku untuk mengerjakan skripsi mau jungkir balik pun bebas, katanya.

Jam 10 agak lewat sedikit, nampak mobil Honda Jazz berwarna putih berhenti di depan rumah. Arum yang keluar dari kursi penumpang belakang nampak menggunakan hijab dan kacamata hitam.

Arumi alias Arum

Ia begitu anggun menggunakan hijab yang terliahat trendy untuk usianya yang sudah kepala tiga. Kubukakan pintu untuk menyambutnya, "Muf, si Puspa ada nggak ?" tanyanya mengenai keberadaan sang pemilik rumah. Ia melepas kacamata hitamnya. Sementara aku sudah bersiap mengenakan pakaian yang layak serta menyangklong tas di punggung .

"Kakkk....dicari Teh Arum nih" teriakku pada Bu Puspa yang sedari tadi sibuk mengerjakan sesuatu dengan laptopnya di meja makan. Mendengar panggilanku, ia berjalan ke pintu depan.

"Hai jeng...." sapa ramah Bu Puspa pada Arum lalu mereka berpelukan dan saling mengesun satu sama lain.

"Sista, aku nyulik brondongnya dulu yah. Beneran gapapa kan ?" tanya Arum.

"Iya bu dewan, asal balik kudu slamet ya hihihi" jawab Bu Puspa. Tak ubahnya aku ini barang yang mereka pinjamkan satu sama lain.

"Siap bu dosen, ntar aku ingetin buat ngerjain skripsi deh. Biar bimbingan ama maneh jalan terus hahaha" tanggap Arum dengan nada bercanda.

"Okay sista, enjoy refreshingnya ya" ucap Bu Puspa. Kemudian ia mencium pipiku sebagai tanda perpisahan untuk sementara.

"Aku pulangin besok ya... Bye Puspa" kata Arum kemudian berjalan menuju mobilnya. Aku pun hanya membuntutinya di belakang.

Nampak mobil yang tergolong sederhana bagi pejabat ini dikemudikan oleh sopir pribadinya.

"Teh, bukannya bulan-bulan ini lagi reses ya ?" tanyaku membuka obrolan, yang kutahu sebulan ini ada kewajiban reses bagi anggota DPRD Kota Bandung di bulan ini.

"Ah santai itu mah, ada tim lapanganku yang sosialisasi ke warga" jawabnya tanpa beban. Ya beginilah cerminan wakil rakyat di negeri ini, merasa memiliki uang untuk membayar orang dan rakyat, kewajibannya pun bisa didelegasikan dengan gampang.

"Kamu bawa baju ganti kan muf ?" tanya Arum padaku.

"Iya kok kak, malah aku bawa perlengkapan mandi" ujarku.

"Haha sebenernya kamu nggak usah bawa perlengkapan mandi. Aku kan udah booking resort, kayak disana nggak ada aja" tukas Arum.

Aku sebetulnya tak tahu akan diajak menginap di sebuah resort yang terletak di Ciater ini. Ya, aku masih membayangkan seperti apa jadinya.

BERSAMBUNG

__________________________________________________


Update part ini mungkin agak singkat karena ane sedang nggak enak badan. Agak susah buat nyari inspirasi
:ampun:
 
Apdet nya mana huuu....ditunggu yak.... 🙏🙏🙏
Masih sibuk ya hu
Lanjut RL dulu lah
Ditunggu lanjutan nya ya
Salam
Hayo suhu.. ditunggu bimbingan skripsi Bab analisis data Dan penyajian hasil.. wkwkwk
Ayo huuu lancritkan
Absen siang
Menantii menantii
Nunggu update
Absen malam
Menunggu apdett suhu
Lanjut bigmuff
Menunggu updatee suhu..
menunggu update ..
Masih loyo ya hu
:mindik: ....ok om ...sdh new normal nehhhh?

Hu-suhu penantian kalian udah berakhir. Part XV sudah ane update. Kemarin ane kurang enak badan (sejujurnya hari ini masih belum mendingan sih). Monggo disimak bimbingan Bu Puspa ya hu, nuwun
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd