PART 86
Setelah mandi saya pun keluar kamar, ku lihat tinggal istri saya dan Mia beserta anak-anak yang ada di ruang tengah, yang lain sepertinya sudah masuk kamar masing-masing.
Saya pun pergi makan malam dengan di temani oleh istri saya sedang Mia menemani kedua anak saya nonton tv.
Istri saya pun mengajak saya mengobrol saat menemani saya makan.
Wife:”Pah, keterlaluan kamu ya, ibu kamu sodomi?
Saya:”Hehe, daripada ibu kamu nanti disodomi pak Bob lebih dulu, kayak mamah dulu, papah kecolongan” ucap saya sambil menyantap makanan.
Wife:”dasar, aku dulu kan gak nyangka juga pak Bob bakal entot bool aku hihi”
Saya:”Mamah kamu masih marah kah sama papah?
Wife:”Awalnya ia, dia marah dan ngadu waktu pagi-pagi bangun, katanya disodomi sama kamu, ya setelah mamah bujuk2 dan kasih pengertian dia gak marah tapi ya gitu boolnya sakit hihihi”
Saya:”Syukurlah kalau sudah gak marah, waktu bool mamah diperawanin pak Bob sama kan rasanya? Maksudnya sakit?
Wife:”Ia lah, sama, sampai pup aza terasa sakit, eh maaf papah lagi maem ya hihi”
Saya:”Gpp”
Wife:”Eh pah, tadi kak Anis minta tolong sama mamah” ucap istri saya dan kali ini mukanya begitu serius.
Saya:”Minta tolong apa?
Wife:”Dia minta papah carikan kerjaan buat Hanum, bisakan?
Saya:”Oh kirain apa, bisa saja, suruh dia siapkan berkas dan lamarannya yang mungkin lusa atau kalau sudah siap besok juga bisa papah atur dech”
Wife:”Katanya gpp di pabrik juga”
Saya:”Nanti papah carikan yang cocok.
Wife:”Eh, ngomong2 kapan papah mau mulai balas dendam lagi sama istri tukang2 yang dulu memperkosa mamah?
Saya:”Papah sibuk kayaknya minggu ini, besok harus ke kantor cabang keliling dan Jumat ada meeting di kantor pusat Jakarta, mungkin mulai minggu depan”
Wife:”Eh, mamah ada saran nich, papah minta bantuan sama Donatus, buat gedein itunya papah, kontolnya maksudnya, kan kalau lebih gede bisa lebih pamer di depan istri para tukang tuch”
Saya:”memang Donatus bisa gedein kontol gitu”
Wife:”Bisa kata Sonny dia punya ramuan kayak gitu, atau mungkin dari orang lain, pokoknya tanya dulu sama dia, kan kalau punya papah lebih gede mamah juga seneng hihi”
Saya:”Stop…stop.. koq bisa-bisanya mamah dapat info dari Sonny? Koq bisa si Sonny ngomong gitu sama mamah?
Istri say terlihat sedikit gelagapan yang membuat saya sedikit curiga.
Wige:”Egh maksudnya bukan dia ngomong langsung sama mamah, gak sengaja mamah denger dia ngobrol sama temen satunya lagi, kalau Donatus punya ramuan semacam itulah”
Saya:”Oh si Pangkur, ya nanti papah tanya dia”
Saya pun selesai makan juga. Saya terpaksa harus tidur lagi di pavilion karena di usir Mia, rupanya dia masih trauma takut saya mengulangi perbuatan saya.
Besok saya pun kerja seperti biasa, saya pun sibuk sekali sampai Hari Jumat hingga tidak bisa macam-macam di kantor.
POV Wife
Setelah selesai mandi akupun segera bersiap-siap merias wajahku sambil duduk di depan meja rias dengan hanya berbalutkan handuk kecil. Sementara ku lihat sekilas suamiku duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan saya. Saya pun berdiri dan melepas handuk yang saya kenakan. Ku lipat handuk dan ku taruh di depan meja rias. Aku pun berdiri sejenak memperhatikan bentuk tubuhku sendiri. Ada rasa bangga melihat bentuk tubuhku yang kupikir masih oke meski sekarang usiaku sudah 32 tahun. Ke dua susuku masih terlihat kencang dengan puting susu yang besar dan panjang hitam kecoklatan, terlihat beberapa tanda merah di sekitar puting susuku bekas cupangan suamiku tadi malam. Ku pikir payudaraku pun jauh lebih besar jika dibandingkan dulu. Perutku pun masih cukup langsing meski terlihat mulai sedikit ada lipatan mungkin hal yang wajar aku habis hamil meski kemudian keguguran.
Aku mengangkat kedua lenganku dan menyilangkan kedua tanganku di samping kepalaku. Terlihat kedua ketiakku yang berbulu cukup lebat tapi sudah kuatur supaya rapi. Aku melihat suamiku dari kaca untuk sejenak sambil tersenyum. Ku lihat suamiku juga melihat ke kaca dengan tatapan nafsu.
Aku pun kemudian menoleh kepada suamiku untuk sejenak dan berbicara.
Saya:”Hihi, lebat banget ya pah bulu ketek mamah, papah pengen jilat ya hihi, tapi di tahan dulu, siang ini ketek mamah khusus buat pelanggan yang sudah sewa heunceut mamah hihi” ucapku.
Suami ku tak menjawab hanya menatap ke arah kaca dengan tatapan mupeng.
Ya hari ini aku akan menemui klienku. Ya klienku, orang yang sudah membooking tubuhku. Hari ini untuk pertama kalinya aku akan melacurkan tubuhku dengan diantar ke hotelnya oleh suamiku sendiri. Sesuai perjanjianku dengan suamiku, mau tidak mau sekarang dia harus menuruti permintaanku akibat dari kawin kontraknya dengan Ifah yang terbongkar olehku. Suamiku kini mengijinkanku lagi dibooking di hotel bukan di rumah dan dia yang harus mengantarkanku sendiri ke hotel kecuali ada kerjaan dia di kantor yang urgent.
Kebetulan hari ini hari Sabtu jadi dia libur dan santai di rumah. Kemudian pandangannku turun ke bawah kearah pusar dan selangkangan. Tampak heunceutku yang dipenuhi bulu-bulu keriting berwarna hitam yang lebat tapi sudah cukup rapi. Aku pun mulai membedaki tubuhku sambil berlengak lenggok di depan kaca meja rias dan menggoda suamiku yang tampak sudah menurunkan celana kolornya sambil mengocok-ngocok sendiri kontolnya.
Saya:”koq ngocok, heunceut mamah siang ini bukan buat papah, khusus, special buat pelanggan mamah” ucapku sambil mengeringkan rambutku yang kini panjangnya hanya sebahu menggunakan hair dryer.
Suami:”Sebentar aza mah, kan masih banyak waktu, gak bakal telat, papah gak tahan” ucapnya sambil berdiri dan hendak mendekati saya.
Saya:”Gak boleh, papah kan udah berapa kali tadi malam, tubuh mamah harus fresh khusus buat pelanggan, ini aza cupangan papah gak bisa hilang masih ada bekasnya di nenen mamah” ucap saya sambil menghadap suami saya yang sudah ada di depan saya.
Suami:”Terus gimana ini? Ucap suami saya sambil menunjuk kontolnya yang sudah begitu keras, apalagi kini dia sudah menggunakan ramuan dari Donatus, memang terlihat cepat sekali perkembangannya, kontol Dendi menjadi lebih gede dan lebih panjang lagi yang katanya akan maksimal setelah 2 minggu, saya pun sangat menantikan datangnya waktu itu. Sempat saya pun tergoda tapi segera saya tahan.
Saya:”Papah ngocok sendiri aza” ucap saya dengan sedikit judes sambil membelakangi Dendi lagi dan duduk di kursi depan meja rias.
Suamiku pun terlihat raut wajahnya cukup kecewa saya lihat dari kaca meja rias. Masih memegang kontolnya dia pun duduk lagi di tempat semula.
Saya:”Maaf ya pah, ini demi kepuasan pelanggan mamah, nanti pulang dari hotel aza kita ngewenya” ucap saya.
Suami:”Memek mamah bekas dong…”
Saya:”Ya resiko, punya istri seorang pelacur” ucap saya kembali judes sambil menyisiri rambut saya yang sudah mengering.
Setelah itu saya pun mengambil hijab saya yang berwarna ungu beserta dalaman hijab dan kembali duduk dan mulai mengenakan di kepala saya.
Setelah mengenakan hijab saya pun mulai merias wajah saya. Saya mau tampil secantik mungkin setelah lama istirahat dari bisnis lendir ini terutama setelah saya keguguran akibat diperkosa oleh suaminya si Anis.
Aku pun belum lihat wajah orang yang membokingku yang pasti dia sudah mentransfer banyak uang dan dia direkomendasikan dari Tirta. Tapi aku gak terlalu perduli bagaimana orangnya yang penting duitnya tebal.
Kembali aku melihat ke arah suamiku, ku lihat dia sudah mengenakan kembali celana pendeknya.
Saya:”Pah, tolongin gih, ambilin kutang dan cangcut mamah di lemari ya” ucapku dengan suara manja. Padahal jarak lemari pakaianku dengan tempat ku duduk sekarang palingan dua tiga langkah.
Suami:”Tadi mamah ambil jilbab sendiri, sekarang minta ambilkan kutang sama cangcut ke papah” ucap suamiku masih tetap duduk di tepi ranjang.
Saya:”Ih, orang minta tolong, males mamah bolak balik ini lagi pakai lipstick tanggung” ucapku sambil menggoda suamiku dengan suara manja yang pasti bikin dia kesal.
Kulihat akhirnya Dendi suamiku berdiri juga dengan langkah malas dia menuju lemari yang satu pintunya sudah terbuka.
Suami:”Yang mana? Tanyanya dengan nada sedikit tidak enak didengar.
Saya:”Ya halus apa ngomong sama istri gak usah ngegas, mau tak suruh pergi aza sono sama si Ifah, mungkin dia mau nurut mau kamu” ucapku dengan suara seperti orang lagi sedih.
Suara suamiku pun kembali menjadi lembut.
Suami:”Ia, yang mana, yang mamah mau pakai sekarang” ucap suamiku.
Saya:”Papah pilihin aza”
Suami:”Mamah maunya yang gimana?
Saya:”Terserah papah, buat di jalan azah, toh nanti juga di dalam kamar hotel pasti dilepas kutang sama cangcut mamah sama pelanggan mamah hihihihi” ucapku sambil tertawa cekikikan menggoda suamiku.
Tampak Dendi memilih-milih pakaian dalam buat saya.
Saya:”Pasti papah pilihkan yang oke kan, papah gak mau istrinya malu pakai beha sama cangcut jelek” ucapku terus menggoda Dendi yang tampak cemberut.
Suamiku pun akhirnya mengambil sepasang pakaian dalam berwarna hitam dengan motif bunga berwarna pink dan berenda dan memberikan kepadaku.
Saya:”Ih makasih suamiku tercinta” ucapku sambil mengambil pakaian dalam tersebut dari tangan suamiku.
Aku pun segera memakai beha yang diberikan suamiku, ternyata sedikit kekecilan, sepertinya ini pakaian dalamku yang sudah cukup lama tidak aku pakai.
Saya:”Sempit banget kutangnya pah” ucapku sambil menoleh suamiku sebentar.
Suami:”Palingan susu kamu yang tambah gede mah” ucapnya sambil memaikan ponselnya seperti sedang merekam saya.
Saya:”Papah rekam ya?
Suami:”Ia, kenapa gak boleh?
Saya:”Boleh aza, cuma buat apa, abis-abisin kartu memori saja” ucap saya.
Tapi suamiku tak bergeming dan tetap mengarahkan kamera ponselnya ke arah saya.
Saya pun kemudian memeriksa cangcut yang diberikan suami saya yang memang satu setel dengan behanya.
Ternyata cangcut terseut juga sepertinya sedikit kekecilan, saya pun segera berdiri dan memakainya. Memang sedikit kekecilan. Sampai-sampai sebagian bulu jembut saya pun tampak di sela-sela pinggiran celana dalam saya tersebut.
Saya:”Ih, papah sengaja ya, pilihin cangcut yang kekecilan gini, tapi bagus juga ih, pantat mamah kelihatan lebih montok pakai cangcut kekecilan gini” ucap saya sambil berlengak-lengok di depan kaca sementara Dendi asyik merekam saya.
Saya pun kemudian berjalan menuju lemari. Saya pun segera memilih-milih pakaian yang akan saya kenakan. Tak kupedulikan lagi apa yang sedang di lakukan Dendi suami saya.
Akhirnya saya pilih sebuah gamis panjang berwarna hijau muda dari bahan yang sangat lembut. Saya pun segera membawanya ke depan kaca. Saya lihat lagi sebentar dan kemudian saya pun segera mengenakannya. Terlihat gamis tersebut mencetak tubuh saya yang memang lebih montok dibanding dulu. Pakaian dalam saya pun tercetak cukup jelas.
Saya:”Sexy” tak sadar saya pun mengucapkan kata tersebut dan tampak suami saya mengacungkan jempolnya sambil tetap merekam saya dan dia sudah berdiri beberapa meter di belakang saya.
Saya:”Nyeplak gak pah cangcut mamah? Ucap saya saya menoleh kebelakang .
Suami:”Ia, nyeplak banget mah, tapi bagus, bikin berdiri” ucap suami saya sambil mengelus bagian depan celananya. Saya pun tersenyum dan kemudian mengambil stocking warna hitam dari lemari dan segera saya kenakan dengan sedikit susah payah karena seharusnya lebih dulu saya kenakan sebelum memakai baju gamis.
Kini saya rasanya sudah cukup. Saya pun kembali berlengak lenggok di depan kaca.
Saya:”Pah, mamah udah hampir siap, papah cepet mandi gih, nanti kita terlambat ke hotelnya” ucap saya.
Suami saya pun tampak menaruh ponselnya dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.
Sepeninggal suami saya, saya pun segera mengambil tas berukuran sedang. Saya pun mengambil sepasang pakaian dalam buat jaga-jaga saja dan saya masukan dan tas branded milik saya tersebut. Setelah semua saya rasa siap saya pun segera keluar kamar menuju ke ruang makan. Tak nampak Intan dan Revan, sepertinya mereka lagi main di depan dengan Hanum. Tampak di meja makan semua sudah siap. Ya Hanum juga ikut libur di hariSabtu, kini dia sudah bekerja sebagai admin salah satu staff kantor suami saya.
Saya pun segera menyiapkan makanan buat sarapan saya dan suami saya.
Setelah siap saya pun duduk sambil memaikan ponsel menunggu Dendi suami saya selesai mandi.
Tak lama Dendi keluar dengan pakaian yang sudah rapih dan mengenakan kaos santai tanpa kerah dan celana jeans. Masih tampak ketampanan suami saya meski umurnya sudah semakin bertambah.
Kami pun segera sarapan dan meminta Bu Heti untuk memanggil anak-anak agar sarapan.
Setelah selesai sarapan saya dan suami pamit dan menitipkan anak-anak kepada Bu Heti dan Anis, tapi ternyata mereka mau ikut, setelah lama berdiskusi akhirnya kuputuskan ku bawa mereka kerena mereka terus merajuk mau ikut.
Kini kami pun sudah berada di mobil dan saya duduk di depan bersama suami saya sementara anak-anak duduk di kursi tengah.
Mobil pun segera melaju meninggalkan rumah kami.
Suami saya pun segera membuka pembicaraan.
Suami:”Mah, koq kamu biarkan Revan dan Intan ikut, kan papah ya bakal repot”
Saya:”Dari pada mereka kita tinggal terus ngamuk, gimana pah, terutama Intan kan dia paling keras kepala, pasti kerepotan nanti Hanum dan yang lain”
Suami:”Ia juga tapi gimana ini ah, papah jadi repot” ucap suami saya masih saja ngedumel.
Saya:”Ya, nanti kalau pas mamah sudah ngamar, papah terserah dech mau ajak anak-anak jalan ke mana gitu, nanti kalau mamah sudah selesai mamah telpon papah” ucapku.
Suami:”Ya udah gampang, nanti papah aja anak-anak jalan dech” ucap suamiku.
Saya:”Neng, nanti kamu sama papah sama dedek aza jalan-jalannya ya” ucapku sambil menoleh kepada kebelakang.
Intan:”kan kita mau jalan-jalan mih, memang mamah mau kemana sich” tanya anakku, memang hari ini semestinya week end dan seharusnya waktu kami buat mereka.
Saya:”Mamah ada kerjaan dulu, mau ketemu om-om di hotel, jadi nanti Intan jalannya sama Papah dan Dedek revan, nanti kalau mamah udah selesai sama om-omnya, mamah telepon papih dan minta di jemput”
Intan tidak menjawab tapi tampak sedikit cemberut dengan raut wajah kecewa sementara Revan asyik sendiri memainkan ponselnya.
Saya pun merasa bersalah dan saya menoleh kepada suami saya untuk minta bantuan.
Suami:”Neng, mamah mau ehe-ehe dulu,mau enak-enak nanti kalau udahan ikut kita lagi, nanti neng dibeliin baju sama mamah dari hasil lendir” ucap suamiku sambil mengejek saya.
Saya:”Hempz koq gitu ngomongnya, yang baik napa?
Intan:”asyik, ehe-ehe itu apa sich mah? Tanya Intan.
Saya pun melotot ke arah suami saya sementara dia hanya tertawa cengengesan.
Saya:”Itu yang kayak mamah sama Om Tirta di kolam renang sama gazebo itu neng” ucap saya.
Intan:”Oh, kuda-kudaan, kenapa gak sama papah aza mah, kan sekarang ada papah gak kayak waktu itu? Tanya Intan.
Saya pun kembali melihat kepada suami saya yang hanya mesem-mesem saja.
Saya:”Kan kalau sama om, mamah di kasih uang neng. Udah dech jangan nanya itu mulu, nanti mamah beliin kamu boneka dan baju baru”
Revan:”Dedek mau mobil-mobilan remot dan robot” ucap Revan yang kini berbicaranya sudah lancar.
Saya:”Ia, nanti mamah beliin apa aza dech yang kalian mau” ucapku sambil mencubit paha suamiku.
Suami:”Aw, sakit tau”
Saya:”Habis mamah ngeledekin mamah mulu, kalau ngeledek lagi kontolnya yang mamah cubit” ucapku sambil kembali mengayunkan tangannku.
Suami:”ampun….udah hehe, nanti kamu cubit kontol pelangganmu aza di sana” ucap suamiku kembali mengejekku.
Saya:”Huh, yang ada mamah yang cubitin dia” ucapku sambil melihat kedepan dan memasang muka cemberut.
Suamiku:”Gak kamu cek dulu, orangnya sudah datang apa belum”
Saya:”Udah, dia udah di hotel nunggu mamah” ucap saya lagi.
Suami:”Neng, harusnya kan ini Sabtu, mamah tuch mestinya bareng-bareng kita, ini mau pacaran malah sama om-om di hotel” ucap suamiku lagi masih belum selesai juga mebahas hal ini.
Intan:”Mamah lain mau kuda-kudaan sama Om di hotel itu Pah? Tanya Intan.
Saya:”Jadi gini neng, orang pacaran itu, ujung-ujungnya kuda-kudaan, gimana kamu puas pah, tapi kalau udah gede boleh pacaran dan kuda-kudaan kalau udah nikah” ucap saya.
Suamiku tampak tertawa merasa puas aku terus dicecar pertanyaan Intan.
Intan:”Oh gitu ya mah”
Saya:”ia neng, kayak sama Om, nanti heunceutnya mamah bakal dimasukin kontolnya si om di hotel” ucapku sambil memonyongkan bibirku mencibir ke arah suamiku Dendi. Dendi nanmpak terkejut mendengar ucapanku.
Intan:”oh ia, Intan ingat, memek mamah maksudnya”
Saya:”ia, heunceut itu memek nama lainnya” ucap saya.
Suami:”Hush, koq jadi ngelantur?
Saya:”Biarin kamu yang mulain” ucapku tak mau kalah.
Suami:”Udah, kamu tenang saja neng, nanti mamah sebentar aza koq, paling setengah jam lalu kita jemput ya” ucap suami saya.
Saya:”Eh, jangan bohongin anak-anak, neng mamah mungkin agak lama kerjanya, nanti mamah telpon kalau udahan” ucap saya khawatir saya belum selesai anak-anak sudah nyari sementara suami saya Cuma tertawa.
Akhirnya kami sampai juga di sebuah hotel di daerah Lembang.
Saya pun merasa lega daripada dapat pertanyaan terus dari anak saya akibat dikomporin terus oleh suami saya.
Kami pun berhenti di depan hotel.
Saya:”Neng mamah kerja dulu ya, nanti janji mamah belikan baju baru dan boneka, malah minggu depan mamah sama Oma kamu kerjanaya” ucap saya sambil membuka pintu mobil. Raut wajah Intan dan revan tampak sedikit kecewa.
Suami:”memang jadi mamah kamu dan kamu dibooking pak Bob?
Wife:”Jadi Pah, pak Bob udah ngebet banget, tapi papah udah punya jadwal, padahal maunya minggu ini” ucap saya.
Saya:”Kalau udah selesai mamah langsung telpon minta jemput, sekarang mamah kerja dulu ya” ucap saya mengulangi ucapan yang tadi. Intan pun menganggukan kepalanya.
Suami:”Mamah bukan kerja neng, tapi pacaran” ucap Dendi.
Saya:”ia pacaran, tapi dapat duit” ucapku ketus dan segera turun dari mobil.
Mobil suamiku masih belum bergerak. Aku pun cuek segera masuk ke dalam hotel.
Setelah aku masuk kulihat mobil suamiku pun pergi meninggalkan hotel. Aku segera masuk ke dalam lift karena sudah dapat no kamar pelangganku dari pesan wa yang dia kirim.
Aku pun sampai di lantai tiga. Kepalaku celingak-celinguk melihat ke kiri dan kanan untungnya sepi padahal aku sudah menutup wajahku dengan cadar.
Aku pun sampai di depan pintu kamar yang dimaksud. Segera ku ketuk beberapa kali dan langsung dibuka dari dalam. Tampak kepala orang yang di dalam melongok keluar dan tatapan kami saling bertemu. Aku pun sangat terkejut dan jantungku hampir copot karena aku mengenal orang tersebut. Sempat terlintas dalam pikiranku untuk membatalkannya tapi orang tersebut malah langsung menarik lengan ku masuk sehingga aku pun masuk dan dia segera menutup pintu.
Pikiranku sedikit tidak karuan karena orang tersebut ternyata pak Burhan Safarudin, manager HRD di tempat suamiku bekerja. Aku sempat bertemu dia waktu dia dan istrinya menjengukku di rumah sakit waktu aku keguguran.
Burhan:”akhirnya bu Dewi datang juga” ucapnya sambil tersenyum cengengesan sambil berdiri di samping saya.
Habislah saya, dia ternyata sudah tahu saya dan pasti Tirta tentu sudah mengirimkan photo saya.
Dendi suamiku bisa marah besar kalau tahu yang booking aku teman kantornya.
Saya pun hanya terdiam mematung di samping Burhan.
Aku pun tak menyangka Burhan kayak gini, saat dia menjenguk ku di rumah sakit kelihatan dia dan istrinya orang baik-baik. Terutama istrinya yang mengenakan baju gamis dan jilbab lebar yang begitu tertutup. Burhan orangnya putih dan tingginya sepertinya hanya sedikit lebih tinggi dariku tapi badannya cukup lebar. Umurnya mungkin baru 40-an.
Burhan:”Saya lepas cadarnya ya, kan sekarang sudah di dalam kamar, aman” ucapnya tanpa menunggu jawaban saya langsung menarik tali cadar saya yang ada di samping.
Burhan:”Wah, bu Dewi cantik dan anggun sekali, saya gak pernah nyangka, ternyata bu Dewi tidak hanya seorang ibu rumah tangga tapi seorang bondon berkelas tinggi hehe” ucap Burhan terkesan halus tapi melecehkan.
Saya masih bengong dan seratus persen bingung seperti orang linglung, saya khawatir nanti reaksi Dendi seperti apa, karena akan ada orang kantornya yang tahu istrinya seorang pelacur.
Burhan:”Koq malah bengong, tenang saja, walau saya mengenal ibu dan suami ibu, rahasia aman Bu Dewi, mari” ucap Burhan yang menyadari kebingungan saya.
Burhan menuntun saya dan menyuruh saya berjalan di depannya.
Plak..plak…dua tamparan mendarat di buah pantatku kanan dan kiri.
Saya:”aw, Pak” ucap saya terkejut sambil memegangi pantat saya karena sedang melamun dan belum sepenuhnya berkonsentrasi
Pak Burhan malah tertawa terkekeh.
Burhan:”hehe, maaf bu Dewi, habis saya tidak tahan melihat bool ibu yang begitu montok, saya suka gaun yang ibu kenakan, begitu menampakan lekuk indah tubuh bu Dewi hehe, cangcutnya bu dewi meni nyeplak gitu”
Saya tidak menjawan tapi berjalan kembali perlahan di depan Pak Burhan.
Burhan:”Duduk dulu, maaf di tepi ranjang saja hehe, gak ada kursi” plaak..ucapnya sambil meremas pantat saya dan menamparnya sekali lagi.
Saya:”awww, ia pak” ucap saya lemas dan kini saya menghadap dia.
Burhan:”Kalau suami ibu tahu, saya habis meremas pantat ibu Dewi bisa habis saya, secara jabatan suami ibu sudah direksi sementara saya hanya manager biasa hehe” ucap Burhan kembali tertawa dan berjalan menuju ke kulkas dan mengambil beberapa kaleng minuman dingin bersoda dan menarohnya di samping saya.
Dia pun kemudian duduk di sebelah saya.
Burhan:”Di minum dulu bu Dewi, biar rileks, ibu kelihatan tegang sekali” ucapnya sambil mengambil satu kaleng minuman dan membukanya lalu memberikan kepada saya. Saya pun dengan sedikit gemetaran menerima kaleng minuman tsb dari tangan Pak Burhan.
Saya tidak segera meminumnya karena saya tidak haus meski lidah saya seperti tercekat.
Saya pun mulai berbicara.
Saya:”Pak, bapak sudah tahu ketika membooking saya bahwa saya istri Pak Dendi”
Burhan:”hehe, ibu penasaran ya, saya tahu setelah dapat photo ibu dari Pak Tirta, dulu saya sempat bekerja sebagai sopir dia” ucapnya.
Saya terkejut tak menyangka dan tidak percaya pak Burhan pernah jadi sopir Tirta. Saya pun jadi penasaran.
Saya:”masa bapak jadi sopir pak Tirta?
Burhan:”Ia, dulu saya masih muda, baru kerja, kerja apa saja saya ambil, jadi saya jadi sopir bos, lama2 akrab dia tahu izazah saya, saya pun di pindah masuk di dept. HR” ucap Burhan.
Saya pun terdiam kembali.
Burhan:”Tenang saja bu, rahasia aman, gak akan ada orang kantor yang lain yang tahu ibu jadi bondon hehe” ucap Burhan sambil mengelus jemari tangan saya.
Saya:”Minta tolong ya pak, kasihan suami saya kalau sampai kesebar”
Burhan:”tenang bu, pak Dendi juga pegang rahasia saya dengan baik, jadi gak mungkin lah saya bongkar rahasia dia hehe”
Saya sedikit terkejut atas ucapan Burhan barusan, apa maksudnya suami saya pegang rahasia dia.
Saya:”Maksudnya?
Burhan:”ibu tanya saja sama suami ibu hehe, gimana sudah bisa mulai” tanya Burhan yang sepertinya sudah tidak sabar tangannya sudah mengelus-elus paha saya.
Saya:”Makasih pak kalau bapak bisa jaga rahasia saya, ia silahakan, saya kan sudah dibayar sama bapak” ucap saya.
Burhan:”Tapi kata Pak Tirta bu Dewi ini benar-benar binal hehe, tapi ini tidak kelihatan” ucapnya sambil menatap saya.
Yang terang saja saya shock dibooking orang yang satu perusahaan sama suami saya.
Burhan:”Hehe, saya tahu ibu pasti kaget, dibooking oleh orang yang ibu kenal, saya pun kaget pertama lihat photo ibu dari pak tirta, tapi saya tidak ada pikiran untuk membatalkan, malah saya makin penasaran gimana rasanya memek istri orang hehe, istri kawan sekantor pula, direkasi perusahaan” ucap Burhan tertawa sambil mulai menciumi leher saya yang tertutup oleh hijab saya.
Tangannya sudah mulai meremas susunya saya dan saya pun tak sadar mulai mendesah.
Burhan menyingsingkan kain jilbab saya hingga leher saya berada di hadapannya. Dia pun mulai menjilati leher saya.
Tak Sadar minuman yang saya pegang pun sampai jatuh.
Burhan:”Udah biar saja, ibu kan gak haus” ucapnya karena memang dari tadi saya tidak meminum minuman tersebut.
Burhan mulai menjilati belakang kuping saya sementara tangannya menarik lengan kanan saya dan menaruhnya di selangkangan dia.
Saya pun mulai meraba kontolnya si Burhan dari balik celana piyama dia, sepertinya dia sudah tidak memakai sempak. Tangan saya langsung dapat memengang kontolnya yang sudah menegang.
Saya sedikit terkejut karena sepertinya kontolnya bengkok dan lebih bengkok dari kontolnya Pak Fadli mantan bos suami saya.
Burhan tampak tidak sabar dia menurunkan celananya sendiri sehingga kini tampak kontolnya menggantung dan tampak besar dan memang bengkok, sedikit membuat saya lebih bersemangat setelah sempat down. Tampak Burhan tersenyum begitu tangan saya langsung menyentuh kontolnya dan mulai mengocoknya dengan lembut.
Burhan pun menarik kepala saya dan melumat bibir saya. Kami pun saling berciuman dengan tangan saya meremas-remas dan mengurut-ngurut kontolnya, sementara Burhan memeluk saya sambil tangannya meremas-remas pinggul saya.
Sedikit tercium bau rokok di mulutnya, tapi saya tidak bisa melepaskan pagutan dia, dia tetap menciumi bibir saya dan menghisap lidah saya dan kami pun saling bertukar ludah.
Saya:”Mmmmpzzz..mmmmppzzz”
Akhirnya si Burhan melepaskan juga mulutnya dari mulut saya.
Dia memberi isyarat kepada saya untuk turun dari ranjang.
Saya pun segera berjongkok dan kini kontol bengkok dia yang sudah sangat keras dan berwarna agak kehitaman sudah di depan bibir saya.
Burhan:”Gimana Bu Dewi gedean kontol saya atau kontol pak Dendi suami ibu?
Saya tidak buru-buru menjawab tapi saya menyapukan lidah saya mulai dari buah zakar Burhan dan naik ke batang kontolnya bagian bawah.
Burhan:”Koq gak di jawab Bu Dewi, gak usah malu saya gak akan bilang ke pak Dendi koq hehe”
Saya:”Sepertinya gedean kontol bapak, terutama kepala kontolnya ugggh” ucap Saya sambil menjilati kepala kontol Burhan yang memang berukuran jumbo seperti punya pak Bob walau tak sebesdar punya David atau Julian, padahal sich sekarang pasti gedean kontol suami aku, tapi kalau dibanding kontol dendi sebelum memakai ramuan dari Donatus memang lebih gede kontol pak Burhan.
Burhan:”hehe, nanti dibuktikan kalau sudah masuk ke memek ibu Dewi, pasti kerasa lebih besar kontol saya atau kontol pak Dendi suami ibu”
Saya:”Ia, tapi kalau panjangnya, masih panjangan kontol suami saya” ucap saya lagi dan memang kontolnya Pak Burhan tidak sepanjang punya suami saya atau mungkin terpengaruh karena bengkoknya saya hanya ingin membuat dia senang saja.
Burhan tampak sedikit kecewa mendengarnya mungkin dia berharap kontolnya jauh lebih superior dari kontol Dendi suami saya.
Saya:”Tapi kontol Pak Burhan unik, bengkok banget, pasti nyangkut-nyangkut kalau nanti masuk ke heunceut aku” ucap saya.
Burhan:”Haha, akhirnya keluar binal kamu Dewi, saya suka cewek jilbaban yang suka ngomong jorok, gak kayak istri saya, susah maunya biar sudah dipaksa-paksa oleh saya biar ngomong jorok” ucap Pak Burhan.
Kini kepala kontol Burhan sudah berada di dalam mulut saya sehingga saya tak bisa mengomentari ucapannya barusan.
Saya:”Mmmmpz..Mmmmz” karena kontolnya bengkok agar susah juga menghisapnya, punya Fadli biar bengkok tapi gak parah seperti bengkonya kontol pak Burhan.
Burhan:”Oh, nikmat banget sepongan istrinya pak Dendi ini uuuugh, kalau pak Dendi lihat istrinya lagi nyepong kontol saya gimana ya hehe, tapi kan Pak Dendi sudah ngijinin istrinya jadi bondon hehe” ucap Burhan meracau tapi kini sudah tak terlalu saya ambil pusing, saya hanya berharap dia tidak ember.
Saya berusaha keras agar dapat memasukan batang kontol Burhan ke mulut saya.
Cpoooook…cpoooookk…cpooook…. Bunyi yang keluar dari mulut saya yang sedang menghisap kontolnya Pak Burhan.
Burhan:”Aaagh stop Bu Dewi, bisa-bisa saya keluar uuugh” ucap Burhan menarik kontolnya tiba-tiba. Tampak kontolnya seperti bersinar dan mengkilap oleh ludah saya begitu terkena cahaya lampu.
Burhan memegang kedua siku lengan saya dan menarik saya untuk berdiri. Dia lalu memeluk saya dan segera melumat kembali bibir saya yang baru habis mengsiap kontolnya dia.
Saya:”Mmmmpz..mmmpzz” lidah si Burhan kembali menerobos mulut saya.
Sementara tangan si Burhan menaikan baju gamis saya dan meraba pantat saya hanya terbungkus cangcut mungil warna hitam.
Saya:”aaagh…uuuughhhhh”
Burhan kembali menggeser hijab saya dan menjilati leher saya. Sementara saya hanya diam dan tangan saya melingkar di badannya. Karena tingginya yang hampir sama dengan saya, kontol Burhan berkali-kali menyeruduk memek saya yang hanya terbungkus celana dalam sementara Burhan sudah menggulung gamis saya sampai ke perut.
Burhan pun memegang kontolnya dan mengarahkan kepaha saya dan segera saya jepit. Kembali Burhan mencium dan melumat bibir saya. Harus kuakui dia sangat mahir berciuman meski mulutnya sedikit bau rokok.
Kemudian dia kembali menciumi tengkuk dan leher saya dan tangannya tak henti-hentinya meremas pantat saya.
Saya:”aaahi, Pak kontolnya nakal nyodok-nyodok heunceut aku uuuh” ucap saya karena memang meski saya jepit dengan paha kepalanya berkali-kali mengenai depan memek saya.
Burhan:”Dia udah gak sabar mau nyobain memeknya istri pak Dendi, bondon berjilbab hahaha” ucap Burhan tertawa dan kemudian memangku saya dan merebahkan saya di atas ranjang.
Saya pun terlentang dan baju gamis saya yang tergulung sampai perut. Bawahan saya terbuka hanya tertutup celana dalam dan stocking sampai sedikit di bawah paha.
Burhan tampak membuka baju piyamanya dan juga menanggalkan celana piyamanya yang dari tadi tergantung nyangkut di lututnya.
Tampak perutnya yang buncit khas om-om, lebih buncit dari perut Dendi suami saya.
Burhan pun merangkak naik dan menggulung baju gamis saya hingga ke bawah leher. Kini tampak kedua payudara saya yang masih tertutup beha warna hitam yang kekecilan.
Kedua telapak tangan Burhan segera menangkap payudara saya dan meremas-remasnya.
Saya:”uugh Pak….uuughhhhhh”
Burhan kemudian mengeluarkan kedua payudara saya dan segera mendaratkan mulutnya di payudara saya yang sebelah kanan.
Mulutnya langsung menghisap puting susu saya. Hanya satu isapan asi saya langsung keluar dan itu membuat Burhan terkejut.
Burhan:”Wah saya dapat bonus, baru kali ini saya dapat bondon yang toketnya ada asinya, istri pak Dendi memang yahud hehe” ucap Burhan dan kembali menghisap puting susu saya.
Saya hanya diam menikmati isapan Burhan di susu saya. Tangan saya hanya mengusap-usap kepala Burhan yang berambut sedikit bergelombang.
Saya:”Aaagh Pak Burhan, uuughhhh geliiii”
Burhan kini telah berpindah menghisap susu saya yang sebelah kiri.
Burhan:”Banyak bekas cupangan di susu kamu bu Dewi? Bekas pelanggan atau suami kamu Pak Dendi?
Saya:”Uuugh, itu bekas cupangan suami pak aaaagh”
Sambil mengiisap susu saya yang sebelah kiri tangan Burhan pun meremas-remas susu saya yang sebelah kanan dan beberapa kali memilin puting susu saya dengan jari-jarinya.
Burhan:”Wah banyaknya asi kamu bondon, sampai muncrat-muncrat” ucapnya sambil meremas dengan kuat susu saya yang sebelah kanan.
Saya:”Aagh sakit uuugggggggh” saya pun mengerang karena memang merasa kesakitan.
Burhan tampak tidak peduli dan kembali bergantian menghisap puting susu saya.
Setelah puas dia menarik saya untuk bangkit dan melolosi baju gamis saya dari kepala. Kemudian tangannya bergerak ke punggung saya dan membuka kait kutang saya dan melepaskannya. Kemudian saya di suruh untuk terlentang dengan kepala saya kini di atas bantal. Saat saya hendak merapikan jilbab saya dia sepertinya menyadari bulu ketiak saya yang lebat terlihat terbuka.
Burhan:”Wah, ternyata kamu suka memelihara bulu ketek ya Bu Dewi”
Saya:”Gak juga pak, suami saya yang gak ngebolehin dicukur” ucap saya.
Burhan lalu membentangkan kedua lengan saya kebelakang kepala dan membuat bulu ketek saya terbuka.
Burhan:”Saya belum pernah jilatin ketek yang ada bulunya, saya izin pak Dendi mau ngisep ketek berbulu punya istrimu hehe”
Dan langsung saja mulut Burhan mendarat di ketiak saya.
Saya:”Aaaw, Pak Burhan geli uuuuh” teriak saya sambil sedikit berontak tapi Burhan menahan tangan saya dan terus menjilati ketiak saya sampai memberi cupangan pertamanya di badan saya tepatnya di ketiak.
Saya:”aaaaw, Pak Burhan cupangin ketek saya ya aaaah”
Tapi Burhan tak menghiraukan teriakan saya dan terus melumat ketiak saya dan kini berpindah ke ketiak satunya lagi.
Saya:”aaampun uuugh geli” teriak saya sambil mengelinjangkan badan saya.
Lalu kemudian Burhan bangkit dan tangannya memegang karet cangcut saya. Perlahan dia menarik turun cangcut hitam yang menutup memek saya dan kemudian dia menciumi cangcut saya yang sudah terlepas.
Burhan:”Kalau memek saya satu selera dengan suami kamu, suka yang berbulu lebat, memek istri saya juga penuh bulu hehe” ucapnya sambil melebarkan paha saya.
Saya pikir dia akan menjilati memek saya dulu tapi lansung menempatkan kontol bengkoknya di memek saya.
Burhan:”Saya sudah gak tahan Bu Dewi, saya mau nyobain memeknya istri Pak Dendi hehe” ucapnya melecehkan suami saya. Untung memek saya pun sudah cukup basah. Pak Burhan sempat memaikan itil saya beberapa saat. Saya pun semakin melebarkan paha saya.
Burhan:”Siap2 ya Bu Dewi, Pak Dendi saya pinjam duduk memek istrinya ya, eh tapi kan saya sudah bayar memek istri bapak haha” ucap Burhan sambil mulai menekan kontol bengkoknya ke dalam memek saya.
Saya sangat excited karena memang penasaran merasakan gimana rasanya kontol bengkok milik Burhan yang lebih bengkok dan lebih besar dari punya Fadli.
Saya:”uughhh pelan aaagh susah masuknya uuhhhh”
Burhan pun tampak kesusahan memasukan kontolnya, baru kepala kontolnya yang masuk di memek saya.
Saya:”Sini pak, saya bantuin masukin kontol bapak ke heunceut saya” ucap saya sambil dengan posisi masih terlentang saya membantu Pak Burhan memasukan kontolnya ke memek saya.
Burhan:”Baik sekali istri pak Dendi ini, Pak Dendi, istrimu malah membantu saya memasukan kontol saya ke memeknya haha”
Saya pun sedikit memajukan badan saya sedang Burhan menekan kontolnya perlahan kontol bengkoknya membelah memek saya dan masuk semakin dalam.
Saya:”Aaaaafggggh anjing pak Burhan perih heunceut Dewi uuuuuuuuugh nyantol uuughh Pah, kontol Pak Burhan nyantol di heunceut aku uuugh” ucap saya meracau.
Sementara Burhan langsung mendekap saya dan melumat bibir saya lagi. Dia berusaha keras memasukan kontolnya lebih dalam. Sedikit sulit tapi sepertinya akhirnya semua kontol Burhan berhasil memasuki memek saya.
Burhan:’aaaghhh Pak Dendi, kontol saya masuk semua ke memek eh heunceut istrimu uuugh, gua ewe ya binimu pak Dendi” ucap Burhan yang mulai bergerak maju mundur mengentot saya.
Plooook…plooook…plooook…
Memek saya yang semakin basah memudahkan gerak kontol bengkoknya.
Burhan:”Gimana Bu Dewi, gede mana kontol saya sama punya suami kamu Dendi?
Saya:”Aaaah enak uuuugh gede kontol pak Burhan aaah”
Burhan:”Haha, ternyata gedean kontol saya pak Dendi”
Saya:”Tapi panjangan kontol suami saya” ucap saya tak rela suami saya dilecehkan Burhan malah sebenarnya gedean kontol suami saya malah sudah mendekati gedenya kontol Julian dan David.
Burhan tidak berkomentar tapi semakin mempercepat entotannya di memek saya.
Saya:”Uughhh Pak Burhan kontolnya nyangkut-nyangkut uuuugh di heunceut aku uuughhhh, perih-perih nikmat aaagh”
Burhan semakin semangat mendengar ocehan saya.
Plooook..ploook…plooook
Ranjang pun berderit semakin kencang.
Pak Burhan kemudian mencabut kontolnya dan menarik saya untuk menungging. Tak lama dia kembali memasukan kontolnya ke memek saya. Kali ini dia tak terlalu kesulitan mungkin karena memek saya sudah basah sekali.
Sambil memegang ujung jilbab saya dia kembali menyetubuhi saya kali ini dari belakang dengan gaya doggy.
Burhan:”Enak pisan aaagh heunceut kamu Bu Dewi, pantes kamu laku jadi bondon dan pak Dendi rela kamu jadi bondon karena menghasilkan banyak duit uuuuugh”
Plooook…plooook…plooook
Benturan paha dalam Burhan dengan buah pantat saya terdengar begitu nyaring.
Burhan:”Ganti posisi Bu Dewi” ucapnya sambil mencabut kontolnya dan segera dia merebahkan badannya di samping saya.
Saya pun segera berdiri dan menduduki badannya. Saya pegang kontol bengkoknya dan kembali kontolnya membelah memek saya.
Saya:”Uugh Pak Burhan kontolnya enak uuugh masuk lagi ke heunceut aku uuuuhghhh”
Sementara Burhan hanya tampak merem melek sambil kedua tangannya bergerak meremas-remas kedua toket saya.
Saya:”Uuughhh Dewi gak tahan Pak uuugh mau keluar aaaagh”
Burhan:”Mau keluar juga kamu bondon, saya pun mau keluar, apa boleh saya semprotkan di dalam heunceut kamu?
Saya:”Ia, semprotin di heunceut saya Pak uuugh aman koq” ucap saya yang sudah hampir mencapai orgasme.
Burhan pun segera memindahkan tangannya yang tadi meremas-remas susu saya dan kini memegang kedua pinggul saya. Tangannya segera menaik turunkan pantat saya.
Plooook…plooook…ploooook
Kontol bengkoknya rasanya memang beda dari kontol-kontol yang pernah memasuki memeknya. Sentuhannya lebih menghantam dinding samping memek saya.
Saya:”Aaaagh ngeunah aaaaah kontol bengkok Pak Burhan, nyangkut wae di heunceut aku iih gak kuat aaaagh” ucap saya sambil mengejang dan meremasi payudara saya sendiri.
Sementara Burhan pun segera menekan kontolnya dalam-dalam di memek saya dan croooot…crooooot…croooot semprotan spremanya mengahantam dinding memek saya.
Saya:”aaaagh..aaaahhhh…aaaaghhhhhhh” syaa mengerang di setiap semprotan sprema Pak Burhan.
Burhan:”Aaaaaagh pak Dendi maaf saya nitip peju di heunceut binimu uuughhh” ucapnya sambil ngos-ngossan dan kembali tangannya meremasi kedua payudara saya.
Cukup lama saya dengan posisi menduduki Pak Burhan dan kontolnya masih terbenam di memek saya.
Saya pun kemudian hendak berguling tapi terasa memek saya agak perih waktu saya mau melepaskan memek saya dari kontolnya Pak Burhan.
Saya:”uuhhhhh perih heunceut aku Pak uuugh kontolnya nyantol terus di heunceut dewi hihi” ucap saya sambil melepaskan kontol Pak Burhan menggunakan tangan saya. Begitu saya cabut sebagian sprema pak Burhan pun keluar dari memek saya.
Burhan:”Kontol saya maunya nyantol terus di heunceut kamu Bu Dewi hehe” ucapnya.
Setelah kontol bengkok tersebut lepas dari memek saya, saya pun berebah di samping pak Burhan.
Burhan langsung memiringkan badannya dan kembali tanpa bosan menciumi bibir saya.
Saya:”mmmmpz pak Burhan nafsu amat nyiumin saya”
Burhan:”hehe, saya memang suka nyiumin bibir bini orang hehe, apalagi bibir bu Dewi sexy sekali hehe” ucapnya sambil merebahkan badanya setelah puas memciumi saya.
Sejenak kami terdiam hanya nafas kami yang masih bersahutan.
Saya pun kemudian membuka pembicaraan.
Saya:”Pak Burhan masih mau menyetubuhi saya lagi gak? Kalau nggak saya mau pulang”
Burhan:”enak saja, masih dong, saya masih mau ewe kamu Bu Dewi, paling tidak sekali lagi, saya istirahat dulu” ucapnya sambil meremasi susu saya lagi.
Saya:”Uughhh, ia, kalau gitu saya mau pipis dulu pak”
Burhan:”Ya udah sana”
Saya pun perlahan bangkit dan turun dari ranjang.
Plaaaak satu tamparan keras mendarat di pantat saya.
Saya:”aaaaw Pak Burhan nakal ih, sakit tau pantat Dewi sampai merah gini” memang tampak bekas tamparan pak Burhan di pantat saya yang putih berwarna merah.
Burhan:”haha, aduin saja ke suami kamu, bilang bool kamu di tabokin dulu sama pak Burhan manager HRD”
Saya:”Ia, awas ya nanti Dewi aduin suami dewi kalau pak Burhan namparin pantat aku terus, mamager hrd memberi contoh buruk hihi” ucap saya sambil berlalu masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai pipis saya pun segera keluar kamar mandi dan kembali ke ranjang. Tampak Pak Burhan sedang memainkan ponselnya.
Saya pun memilih duduk di tepi ranjang dan mengambil satu minuman kaleng dan meminumnya. Hanya dua kali tegak sebotol kaleng minuman habis saya minum.
Burhan:”Haus buDewi?
Saya:”Hehe ia pak, abis capek habis diewe sama bapak hihi”
Burhan:”Kamu ke sini sendiri Bu Dewi?
Saya tidak langsung menjawab pertanyaan Pak Burhan.
Saya:”Pak, tolong please jaga rahasia saya ya, saya gak mau ada lagi teman kantor suami saya yang tahu kalau saya istrinya pak Dendi seorang pelacur” ucap saya dengan mimic serius.
Burhan:”Tenang bu Dewi saya janji, asala kalau saya mau booking bu Dewi lagi jangan di tolak ya, saya pasti ketagihan memek kamu”
Saya:”Ia pak, makasih, ia, yang penting ada uang, pasti ada heunceut dewi hehe”
Burhan:”Eh kamu belum jawab pertanyaan ku tadi?
Saya:”Pertanyaan yang mana ya pak? ucap saya sambil naik dan berbaring di samping pak Burhan.
Burhan:”kamu ke hotel naik apa? Apa sendirian atau ada yang antar? Kalau tidak ada biar nanti saya antar pulang” ucap pak Burhan.
Saya:”oh, saya diantar ke sini oleh suami saya pak” ucap saya sambil tangan saya mulai meraba-raba kontol bengkok pak Burhan.
Burhan:”hah, jadi Bu Dewi diantar suami ibu pak Dendi ke sini?
Saya:”ia pak, memangnya kenapa?
Burhan:” hahaha, sudah gila apa pak Dendi ngantar istrinya sendiri untuk ngebondon hehe”.
Burhan:”terus kemana sekarang suami kamu? Kasihan dia pasti nungguin kamu, sementara kamu asyik-asyikan sama saya di kamar hotel hehe”
Saya:”hehe, biarin dech suami saya nunggu bininya ewean sama pak Burhan, saya lagi kesel sama dia” ucap saya sambil beringsut ke dekat paha Burhan dan mulai menjilati kepala kontolnya.
Burhan:”biarin dia nunggu, istrinya lagi jilatin kontol saya, dan nanti mau saya ewe lagi”
Saya:” ia pak” ucap saya dan lalu saya memasukan kepala kontol pak Burhan ke mulut saya.
Burhan:” memang nikmat sepongan kamu bondon, uuuughhhhh, terus suami kamu nunggu di mana ini? Tanya pak Burhan.
Saya yang sedang asik mengulum kontol pak Burhan pun mengeluarkan kontol dia yg sdh mulai mengeras sementara dari mulut saya, untuk menjawab pertanyaan dia.
Saya:”suami saya gak nungguin saya di sini, dia pergi jalan-jalan sama kedua anak saya kan tadi mereka juga ikut” jawab saya.
Burhan:” hah, jadi kamu melacurkan diri diantar anak kamu juga? Pak Burhan tampak sedikit terkejut.
Saya:”heheh, ia pak, soalnya mereka maksa ikut waktu papah dan mamahnya pergi, jadi kalau saya sudah selesai saya baru ikut mereka”
Burhan:” memang gila kamu ya, anak-anak kamu, kamu nomor dua kan haha, mereka gak tahu di sini mamahnya lagi ngentot sama saya”
Saya:”kepuasan pelanggan no 1 pak, hehe ,saya gak mau pelanggan saya kecewa hihi” ucap saya ngasal.
Burhan:” ayo sepong lagi kontol saya Bu dewi, ya kamu memang ibu rumah tangga dan juga seorang pelacur profesional” ucap Pak Burhan.
Saya kembali memasukkan kontol pak Burhan ke mulut saya.
Kontol Burhan pun semakin mengeras. Saya pun melepaskan dari mulut saya dan kini saya menjepitnya dengan kedua payudara saya. Saya cukup pede karena sekarang tetek saya terhitung lumayan besar sekarang ini.
Burhan:” gila nikmat banget Bu Dewi, susu kamu pas menjepit kontol saya, aaagh nikmat”
Saya pun semakin semangat, menarik turunkan payudara saya dan mengurut kontol bengkok Burhan yg tampak merem melek menikmati betul apa yg saya lakukan.
Saya:” pak, udh keras banget kontolnya, udh bisa banget di masukan lagi ke heunceut aku hihi” ucap saya dengan tatapan genit.
Burhan:”luar biasa Bu Dewi, kamu sangat menggairahkan, ayo kamu baring lagi di samping saya, saya mau ewe memek kamu dari samping” ucapnya.
Saya:”pak Burhan gak mau jilatin dulu heunceut aku? Ucapku sambil melepaskan kontol dia yg tadi saya jepit dengan payudara saya.
Burhan:” hahah, bini pak Dendi ini memang pelacur sejati, tidak malu minta dijilatin heunceutnya, ya udah baring di sebelah saya”balas pak Burhan.
Saya pun segera berbaring di samping pak Burhan sementara pak Burhan bergerak ke paha saya dan melebarkan kedua paha saya.
Dari samping dia mulai mengelus-elus memek saya.
Burhan:” persis seperti istri saya, memek kamu banyak banget baoknya Bu Dewi” ucapnya dan langsung menjulurkan lidahnya membelah bibir memek saya.
Saya:” aaaah, uuuugghh, bapak suka heunceut aku banya baoknya” saya mulai mengerang sambil meremasi kedua payudara saya sendiri.
Lidah Burhan mulai menerobos bibir memek saya.
Saya:” aaaagh, lidahnya masuk ke heunceut aku pak, uuughhh” saya pun merasakan memek saya mulai basah.
Burhan semakin memasukan lidahnya kedalam memek saya, sementara jempolnya memainkan klitoris saya.
Saya:” anjing, aaaagh kena itil gue uuuughhhhh, nikmaaaaat” saya pun mengerang kenikmatan dan saya pun semakin kuat meremasi payudara saya sendiri.
Pak Burhan yg menyadari memek saya semakin basah pun semakin semangat memasukan lidah ke memek saya dan memainkan itil saya.
Saya:” aaagh gak kuat pak, cepet ewe heunceut aku pakai kontol bapak aaaagh”
Saya mengerang keras dan teriak tanpa malu-malu.
Pak Burhan tampak mengangkat kepalanya dan tersenyum, wajahnya cukup ke bapaan tapi ya mesum.
Burhan:” hahaha, pak Dendi, kalau bapak liat, pasti malu, istrinya mengerang-ngerang minta saya ewe hahah”
Saya:” aaagh ayo cepetan pak, entotin heunceut Dewi, udah banjir nich, gatel pengen disumpal kontol lagi” ucap saya tanpa malu.
Burhan:” siap-siap bondon, saya bakal ngewein memek kamu lagi” ucap Burhan.
Beruhan segera rebahan di samping saya dan saya pun segera membelakanginya, saya angkat satu kaki saya yang langsung dipegang tangan pak Burhan.
Burhan segera memeluk saya dari samping dan pahanya sudah menempel di pantat saya.
Tangannya sepertinya sedang mengarahkan kontolnya ke memek saya.
Saya mengangkat kaki saya semakin tinggi agar memudahkan Burhan menyetubuhi saya.
Seperti sebelumnya kepala kontol Burhan sudah memasuki memek saya tapi dia kesulitan memasukan semua batang kontolnya. Saya pun membantu dengan memundurkan pantat saya.
Karena memek saya sudah banjir perlahan batang kontol Burhan memasuki memek saya.
Saya:” anjiiiing, nikmat aaagh kontol bengkok uuuugh”
Ploook …..ploook …ploook
Paha Burhan mulai menghantam pantat saya dan kontol bengkoknya keluar masuk memek saya dan sensasi gesekannya benar-benar beda dari kontol normal.
Burhan:”aaaagh heunceut istri pak Dendi benar-benar nikmat, saya kayaknya perlu menyampaikan langsung ke pak Dendi hehe”
Saya:” aaagh jangan pak uuugh jangan bilang gitu ke suami saya aaaagh, kontoooool pak Burhan nyangkut2 di heunceut aku uuuuughhhh”
Burhan:” justru harus, tandanya saya puas, sy harus memuji ibu Dewi dan bilang ke pak Dendi suami ibu, bahwa heunceut istrinya begitu nikmat aaagh”
Plooook..plooook..plooook sodokan kontol pak Burhan di memek saya semakin cepat.
Tangan Burhan tak tinggal diam sambil memeluk dan mengewe memek saya, tangannya meremasi kedua payudara saya sementara bibirnya menciumi tengkuk dan kadang belakang telinga saya.
Saya:”aaaagh anjing nikmat pisan uuuughhh, ewean Jero aaaah pak Burhan” ucap saya sambil mengejang larena saya sdh orgasme duluan.
Sementara pak Burhan terus menggenjot memek saya dan tak mempedulikan saya yang saya yakin dia tahu saya kelelahan.
Burhan:” heunceut Bu Dewi enak banget aaah, saya bakal nitip peju lagi di memek istrimu pak Dendi uuuuh”
Saya:” aaagh lemes pak uuuugh”
Plooook…plooook…plooook
Kocokan kontol pak Burhan di memek saya semakin cepat dan tak beraturan.
Burhan:”aaaaagghhhh…aaaaaggghhh gila enak banget heunceut kamu Dewi uuugh ngempot gila nikmat aaaaaaaghhhh” pak Burhan mengerang cukup panjang dan lalu menghujamkan kontolnya dalam-dalam di memek saya.
Saya:” aaaaggghhhh anjiiiing” dan saya pun mengejang dan kembali orgasme bersamaan dengan semprotan sperma pak Burhan.
Rasanya masih cukup banyak juga sprema si Burhan ini dan terasa begitu hangat di memek saya.
Si Burhan memeluk saya dengan erat dan menciumi leher saya dan menciumi pipi saya. Tangannya tak berhenti meremasi susu saya yang kini basah kuyup karena ternyata masih banyak ASI yang keluar dari kedua toket saya dan muncrat kemana-mana.
Burhan:” gila nikmat banget memek istrimu pak Dendi, heunceutnya ngempot terus uuuughhh, bisa habis Peju saya hehe”
Saya:” kontol bapak juga enak pisan, ugghh asli, sensasinya beda banget”
Burhan:” kapan2 kita maen berempat Bu Dewi, Bu Dewi ajak suami ibu dan saya ajak istri saya, jadi kita tukeran, terus terang saya berat kalau harus bayar, heunceut Bu Dewi terlalu mahal buat level saya” ucap pak Burhan.
Saya:” masak sich pak heunceut saya terlalu mahal buat bapak? Tanya saya dengan kami masih berpelukan dan kontol Burhan masih di dalam memek saya meski terasa sudah mulai melemas.
Burhan:” ia, kalau bukan karena penasaran, saya gak bakal booking Bu Dewi, saya bisa nyari bondon lain yg berjilbab, tapi setelah dapat photo Bu Dewi dari pak Tirta, dan saya tahu ibu istri pak Dendi saya jadi penasaran, biar mahal saya bayarin, tapi memang tak mengecewakan, heunceut istri pak Dendi begitu nikmat hehe” ucap Burhan sambil menarik lepas kontol dari memek saya. Dia balik badan saya dan kemudian dia melumat bibir saya. Kami berciuman cukup lama. Meski sedikit berbau rokok saya suka berciuman dengan dia, selain karena pak Burhan sangat lihai dalam berciuman juga karena wajahnya terhitung lumayan, kulit putih dan belum ada kerutan. Wajar dia jadi petualang cinta karena cukup tampan juga.
Saya:” aaagh bapak terlalu menyanjung, eh by the way, katanya bapak mau ngajak istri bapak main berempat dengan suami saya, memangnya istri bapak bakal mau? Saya lihat waktu bapak jenguk saya di rumah sakit saya lihat istri bapak begitu alim, lemah lembut, tertutup, hijab lebar, baju kurung kabar, tangannya aza pakai kaos tangan, malah bapak juga terlihat alim banget, saya 100% gak ngira bapak suka nyari heunceut di luaran? Tanya saya sambil kami tetap berpelukan dan pak Burhan tak berhenti menciumi leher saya yg sudah lebih terbuka karena hijab saya sudah gak karuan dan hampir lepas.
Burhan:” hahaha, kalau penampilan saya memang menipu Bu Dewi, sama seperti penampilan Bu Dewi di luaran, gak bakal ada yg ngira ibu Dewi istrinya pak Dendi seorang pelacur, seperti itulah saya, kalau istri saya memang penampilan dan kelakuannya sesuai, dia alim dan tak bahkan tak pernah meninggalkan sholat, berkata jorok aza gak mau, susah meski kadang saya paksa waktu bercinta, itu yg gak dia sadari, padahal suaminya suka perempuan berhijab yg senang berkata jorok dan binal dalam bercinta, makanya saya nyari di luaran” ucap pak Burhan.
Saya:” oh, pasti karena bapak tak bisa benar-benar terbuka sama istrinya, coba kalau jujur mungkin dia akan mau melakukannya”
Burhan:” saya udah jujur minta sama dia, tapi katanya haram, mengucapkan hal jorok dosa kata dia”
Saya:” lha terus gimana bapak mau ngajak istri bapak main berempat dengan saya dan suami? Gimana atau tukaran?
Burhan:” saya akan coba merayu dia, kalau tidak berhasil saya mau jebak dia, bagaimanapun caranya, saya penasaran pengen lihat istri saya disetubuhin laki-laki lain, selain itu, lama2 mungkin terbongkar belang saya di luaran sama istri saya, kalau saya bisa membawa dia seperti saya, saya pasti akan aman” ucap Burhan sambil melepas pelukannya di badan saya dan kini dia rebahan.
Saya:” wah berat kalau gitu, tapi saya rasa bapak bisa minta bantuin suami saya, suami saya bisa menaklukkan si Ida sekretaris dia, yg alim juga, saya rasa dia bisa membantu”
Burhan:” jadi benar, isu selama ini pak Dendi ada hubungan khusus dengan Ida sekertarisnya?
Saya:” ia pak, memang benar, suami saya sudah lama suka sama Ida, ya suka sebatas seks saja, cintanya tetap sama saya” ucap saya bangga meski saya tahu Dendi sempat membagi cintanya dg Ifah meski dia beralasan karena kasihan karena Ifah dicerai adiknya, tapi saya tak pernah bisa tahu isi hati dia sepenuhnya.
Burhan:” berarti ibu tahu? Dan mengijinkan pak Dendi berselingkuh dengan Ida?
Saya:” ia pak, itulah kami saling terbuka, yg penting rumah tangga kami tetap utuh” ucap saya sambil kini saya pun ikut berbaring terlentang.
Burhan:” wah bisa juga saya minta bantu pak Dendi, tapi saya masih segan, apalagi posisi pak Dendi di kantor sekarang sudah sangat tinggi”
Saya:” masa segan, ngewein heunceut istrinya tidak segan-segan hihihi”ucap saya.
Burhan:” hehe, ibu bisa saja, itu kan lain, tapi saya telah lancang ya, ngentotin istrinya direksi hehehe”
Saya:” gak usah merasa lancang bapak kan sudah bayar buat heunceutnya, hehe”
Burhan:” saya serius Bu, mungkin ibu bisa bantu sampaikan ke bapak, tentang maksud saya, dan saya juga agak khawatir kalau dia atau saya sudah ngentotin istrinya hehe”
Saya:” ia, saya coba bantu, pasti suami saya mau, dia bisa membalas dendam dengan ngentotin istri bapak”
Burhan:” istri saya tapi kira2 menarik gak ya buat dia?
Saya:' saya kira suamiku bakal suka, dia suka perempuan seperti ibu Halimah istri bapak yg memiliki body besar, seperti mantan istri adiknya suami saya”
Burhan:” memang pak dendi suka atau malah punya hubungan dengan istri eh mantan istri adiknya?
Saya:” gak, Cuma dia pernah bilang suka sama saya, suka liat body istri mantan adiknya, body mirip lah sama Bu Halimah istri bapak” ucap saya sedikit berbohong karena sebenarnya malah suami saya sampai kawin kontrak sama mantan adiknya.
Burhan:” ya udah bantu saya, biar kita juga bisa ngentot lagi hehe saya ketagihan jepitan heunceut Bu Dewi” ucap pak Burhan sambil memiringkan tubuhnya dan meremasi kedua payudara saya.
Saya:” hihihi, udah ah, ini sdh lewat dua jam dari perjanjian, nanti lanjut kontol bapak meleugeung lagi hihi” ucap saya sambil menjauhkan tangan Burhan dari payudara saya.
Burhan:” heheh, kirain ada bonus?
Saya:” saya sudah janji juga mau jalan-jalan sama anak saya jadi saya harus segera pergi” ucap saya sambil bangkit dan duduk.
Burhan:” ya udah Bu Dewi mandi dulu, saya sepertinya mau tidur baru pulang”
Saya:” ia pak, saya numpang mandi dulu” ucap saya.
Setelah itu saya segera turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi. Segera saya membersihkan badan saya. Setelah selesai saya segera keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk hotel.
Tampak sepertinya Burhan sdh tertidur. Saya pun segera memakai jilbab saya dengan membelakangi ranjang samping kanan dimana ada kaca lebardan panjang di atas meja panjang yg menjadi satu dengan kaca tersebut untuk menaruh kopi, gelas-gelas, dan tampak banyak brosur hotel bersekan di sana juga. Setelah berhijab saya pun mengambil pakaian dalam saya dan hendak memakai kutang saya lalu tiba-tiba pantat saya dicengkeram dan diremas oleh pak Burhan yg ternyata tidak tidur.
Saya:” aaaw, kirain bapak tidur? Ucap saya sambil menjauhkan tangan dia dari pantat saya.
Burhan:” saya sempat tertidur tapi bangun melihat Bu Dewi keluar dari kamar mandi, eh itu beha dan cangcut kamu tinggalkan di sini buat saya, sebagai bukti saya pernah ngentotin istrinya pak Dendi bondon berhijab hehe”
Saya:” oh ya udah nich” ucap saya santai, karena saya sdh ready dengan pakaian dalam cadangan.
Burhan segera mengambil pakaian dalam saya. Dia menaruh kutang saya di wajahnya dan menutupi kedua matanya. Sementara cangcut mungil saya dipegangnya dan di gesek-gesekan di kontolnya.
Saya tidak memperhatikan dia lagi, saya segera mengambil pakaian dalam saya dari tas kecil yg saya bawa. Setelah saya mengenakan semua pakaian saya dan tampak rapi saya kembali mengambil tas saya dan hendak pamit kepada pak Burhan.
Ternyata pak Burhan sudah mengorok. Saya pun akhirnya keluar kamar tempat saya melayani nafsu binatang pak Burhan tanpa pamit. Segera saya turun menuju lobby.
Sampai di lobby saya segera menelepon suami saya dan langsung diangkat sama dia.
Saya:” Hallo Pah”
Suami:” ia, Hallo mah” jawab suami saya.
Saya:” mamah udah selesai, jemput mamah”
Suami:” apa yg udah selesai, ngewe ya mah? Tanya suami saya menggoda saya.
Saya:” ih bercanda, banyak orang di sini, mamah di lobby” ucap saya sambil duduk di kursi panjang yg melingkar membentuk setengah lingkaran di depan meja receptionis, dan ada sepasang lelaki dan perempuan yg sepertinya suami istri beserta anaknya ygentah mau check in atau check out.
Suami:” oh, papah di hotel koq,berati di belakang ku di resto hotel, meja belakang no 45, mamah yg ke sini saja” ucap suami saya.
Saya:” oh gitu, ya udah mamah ke sana” ucap saya sambil bangkit dan menuju ke resto hotel yg berada di belakang saya. Saya pun masuk dan segera menuju meja belakang sambil mencari-cari suami saya. Karena tidak terlalu rame saya pun segera menemukan suami saya dan anak-anak hampir di meja paling belakang dan tampak hanya ada mereka, meja samping, depan dan belakangnya kosong mungkin karena belum jam makan siang dan jam sarapan pun sudah lewat jadinya masih sepi. Anak-anak langsung teriak memanggil mamah begitu melihat saya dan saya pun segera menghampiri mereka.
Kebetulan kursinya ada empat dan saya pun langsung duduk di samping Intan di hadapan Dendi suami saya.
Saya:” kalian gak jalan2? Papah gak bawa anak2 jalan jadinya? Ucapku langsung nyerocos.
Suami:” jalan, tapi Cuma muter-muter aza, anak-anak mintanya bareng mamahnya, ya udah paaph bawa ke sini saja biar sekalian nunggu di hotel” jawab suami saya.
Saya:” jadi kalian sudah lama di sini?
Suami:” lumayan, mungkin sudah lebih dari setengah jam, anak2 tak pesankan minuman dan pizza” ucap suami saya.
Saya:” maaf ya neng, mamah lama ya, papah sich kasihan anak2 nunggu di sini, kenaap gak di bawa jalan ke mall sich?
Saya:” belum buka tadi mallnya, lagian Intan maunya nunggu di hotel aza”
Intan:” ia mah, neng yg minta papah tunggu di sini, mamah udah selesai? ucap Intan. Sementara Revan cuek sambil asyik makan pizza.
Saya:” udah neng, mamah udah selesai” jawab saya.
Suami:” ia pasti udah selesai neng, tuch mamah kamu kelihatan seger, kalau habis ngewe mamah kamu pasti kelihatan seger” ucap suami saya.
Saya:” huh papah, ya kelihatan seger, mamah udah mandi koq, tapi ia habis ewean juga tambah seger hihi” jawab saya dan saya langsung cemberut mendengar ejekan Dendi suami saya.
Intan:” Pah, kita jalan sekarang yuk, kan mamah sudah ada” ucap Intan.
Suami:” nanti dulu, kasihan mamah kecapean, mamah pasti lemes abis ewean sama om di kamar hotel” ucap suami saya.
Saya,:” papah ngecein mamah terus ih, tapi ia neng sabar, mamah masih lemes abis kuda-kudaan tadi sama om-om, tuch dedek Revan masih makan pizza, pizza-nya masih banyak” ucap saya.
Suami:” tuch kan mamah masih lemes neng, abis digenjot” ucap suami saya sambil berbisik kepada Intan. Dia kembali mengejek saya, mungkin dia kesal karena nganterin saya, istrinya melacurkan diri.
Intan:” ya udah, tapi mah jadi beliin Intan baju baru dan boneka baru kan? Intan juga mau iPad air mah”
Saya:” ia, tenang semuanya mamah belikan” ucap saya.
Intan:” asyiiik”
Revan:” dedek juga mah”
Saya:” hp dedek masih bagus koq”
Revan:” dedek juga beliiii”
Saya:” ia, mamah beliin ih, dasar penuh, kakaknya beli dia juga harus” ucap saya.
Suami:” ya, namanya juga adik kakak, kan mamah banyak duit, habis jual memek, beli iPad air mah gak habis duit mamah” ucap suami saya.
Saya:” kenapa sich, dari tadi kamu ngomongnya kayak gitu Pah? Harusnya dari uang kamu, kan uang kamu halal, bukan pakai uang haram dari hasil mamah jual heunceut mamah” ucap sengit karena suamiku mancing-mancing untuk berantem terus dari tadi.
Suami:” hehe, ngambek, dari uang papah pun gak masalah”
Saya:” lebih bagus gitu” ucapku ketus.
Suami:” udah malah mau berantem depan anak, pesan makan gih”
Saya:” papah sich, dari tadi mancing-mancing terus, aku gak laper” ucap saya tapi sudah dengan suara lembut.
Suami:” ya udah, papah panggilkan pelayan ya, masa gak laper, mamah kan habis dientot sama pelanggan, habis menguras tenaga dan sprema orang? Ucap suamiku lagi.
Saya:” tuch kan ngejek terus, ia aku laper, cewek mana sich yg gak paper habis diewe” ucapku sambil melambaikan tangan kepada pelayan. Sementara suamiku hanya senyum 2 cengengesan.
Aku pun segera memesan makanan dan minuman kebetulan aku lapar setelah digarap oleh Pak Burhan.
Pelayan pun kemudian meninggalkan meja kami setelah mencatat pesanan saya.
Saya:” papah gak makan, Cuma ngopi aza? Tanyaku ke Dendi karena kulihat Cuma ada satu gelas kopi dihadapan dia.
Suami:” belum laper papah, papah kan Santai jadi gak laper, beda sama mamah, yang habis kerja keras hehe”
Saya:” nyindir terus, cengengesan lagi, kalau tahu siapa yg booking mamah, pasti papah gak bakal gitu” ucapku sambil pura2 memainkan ponsel saya.
Suami:” hah, memang siapa yang booking mamah? Apakah papah kenal? Tanya suamiku dan raut wajahnya tampak sedikit berubah.
Saya:” bukan siapa2, gak penting lagi papah tahu” ucap saya tanpa melihat ke suami saya dan saya pura2 asyik dengan ponsel saya.
Suami:” ayo dong mah, siapa yg booking mamah? Ucap suami saya lagi dengan suara lebih pelan karena pelayan sdh datang dan menaruh makanan pesanan saya.
Setelah pelayan pergi saya pun menjawab pertanyaan suami saya.
Saya:” gak penting ah, mamah mau makan” ucap saya sambil mulai menyantap makanan saya. Tampak wajah suami saya sedikit kesal.
Suami:” tadi mamah bilang kalau papah tau yg booking mamah, pasti papah gak gini, gak ngejekin mamah, siapa sich? Tanya suami saya makin penasaran.
Saya:”papah tebak-tebak aza siapa” ucap saya sengaja mau membalas dia karena ngejekin saya terus.
Suami:” pak Bob? Atau siapa? Katanya mau saling terbuka, kita sdh janji, ini ditutup-tutupin”
Saya pun menatap suami saya lalu menjawab.
Saya:” habis papah dari td ngeledekin mamah” ucap saya. Sementara anak-anak cuek tidak mengerti yg kami bicarakan.
Suami:” ia papah minta maaf, abis terus terang papah kesel, papah nganterin mamah buat melacur, terus papah disini nungguin sama anak-anak, mamah di kamar enak-enakan ngewe sama pelanggan mamah”
Saya:” ia, mamah ngerti, mamah minta maaf, papah wajar kesal, papah disini nungguin sama anak-anak, mamah enak-enakan ewean sama pelanggan mamah di kamar hotel, tapi kan ini sdh perjanjian, kalau mamah melacur harus papah yg antar, dan biar papah tahu, terus kita saling terbuka gak saling curiga lagi” ucapku dgn suara pelan.
Suami:” ia, papah jg minta maaf, tapi siapa yg booking mamah?
Saya pun menarik nafas panjang sebelum menjawab.
Saya:” tapi papah janji gak boleh marah sama mamah, soalnya kan mamah juga bilang gak tahu siapa orang yg booking mamah hari ini, hanya Cuma katanya kenalan pak Tirta”
Suami:”orang ini kenal papah? Tanya suami saya dan wajahnya tampak khawatir.
Saya:” jawab dulu gak akan marah sama mamah kan, mamah betul-betul gak tahu sebelumnya” ucap saya.
Suami:” ia, namanya juga kerja katak gitu,resiko tapi kedepannya mamah harus cek dulu, siapa orangnya seperti apa” ucap suami saya.
Saya:” ia, mamah terlalu senang dapat pelanggan lagi, dan pelanggan pertama setelah mamah keguguran, lihat dia transferin banyak mamah jadi gak ngecek orangnya dulu”
Saya:” ia terus siapa? Dia kenal papah atau keluarga kamu? Atau kenal mamah aza?
Saya:” ia, dia kenal papah” jawab saya.
Suami saya terdiam sesaat dan tampak wajahnya makin khawatir.
Suami:” siapa mah? Kenalan papah atau jangan-jangan orang kantor?
Sambil menyantap makanan beberapa saat saya pun menjawab lagi.
Saya:” ia,temen kantor papah”
Suami saya yg lagi minum kopinya sampai tersedak dan batuk-batuk.
Suami:” yg, siapa mah?
Saya:” pak Burhan Pah, Pah Burhan yg booking mamah”
Suami saya tampak sedikit mengerutkan dahinya.
Suami:” Burhan? Burhan siapa ya?
Saya:” pak Burhan, masa gak tahu, yg nidurin aku tadi pak Burhan, manager HRD kamu pah yg tadi ewean sama mmama” jawab saya.
Suami:” hah, manager HRD, Safarudin?
Saya:” ia, mamah tahu waktu dia jenguk mamah datang sama istrinya waktu mamah dirawat di rumah sakit Burhan Safarudin, pak Burhan Safarudin itu yg nidurin mamah tadi” ucap saya lagi menegaskan.
Suami saya tampak terhenyak dan baru betul-betul menyadarinya. Dia langsung terdiam.
Saya:” tenang Pah, mamah udah minta dia jaga rahasia, dia pun udah janji jaga rahasia”
Suami:” tapi papah tetap aza khawatir jadinya mah” ucap suami saya dan tampak sedikit bingung.
Saya:” dia janji koq gak bakal ngasih tahu orang lain, apalagi temen kantor papah, kalau mamah istri papah seorang pelacur, jadi papah jgn khawatir, lagian kata dia papah juga tahu rahasia dia, tapi dia gak mau ngasih tahu rahasianya apa, katanya mamah tanya sendiri ke papah”
Tampak suami saya seperti sedang berpikir.
Suami:” oh ia papah ingat”
Saya:” apa tuch Pah? Tanya saya penasaran.
Suami:” gpp, biar jadi rahasia papah”
Saya:” tuch mulai lagi gak terbuka? Ucap saya sedikit dengan nada tinggi.
Suami:” ia papah ceritakan, waktu itu papah mergokin dia bawa dua anak magang di kantor ke kamar hotel”
Saya:” oh ya, koq bisa papah ketemu dia di hotel? Pasti papah lagi ngewe sama Ida di hotel ya, koq gak cerita, padahal waktu kita ribut kemaren mamah tanya apalagi yg papah rahasiakan dari mamah”
Suami:” ia kan papah gak ingat satu-satu, bukan sama Ida tapi sama kak Mega” ucap suami saya sambil sedikit membela diri.
Saya:” koq bisa papah ngewe sama kak Mega di hotel?
Suami:” waktu habis mamah nginep itu, terus mamah ngentot sama si Wily dan video call sama papah kalau gak salah”
Saya:” oh, ia mamah inget” tak terasa makanan saya pun sudah habis.
Suami:” mah, ceritakan semua dong, papah jadi penasaran!
Saya:” apalagi Pah?
Suami:” ya mamah sama si Safarudin eh Burhan, sama saja, tapi di kantor lebih di kenal dg nama belakangnya”
Saya:” apa yg perlu diceritakan lagi, ya seperti biasa kala mamah melacurkan diri, mamah diewe alias dikentot”
Suami:” ya, ceritakan gimana perasaan mamah waktu tahu itu dia, terus apalagi dech papah jadi penasaran karena ternyata yg booking mamah orang kantor papah”
Saya:” ia, nanti mamah cerita, tapi bayar dulu biar cerita di mobil aza”
Akhirnya suami saya pun menuju kasir dan membayar makanan yg kami beli sementara saya menuntun anak-anak berjalan mengikuti dia.
Setelah selesai segera kamipun keluar hotel dan naik ke dalam mobil. Aku kembali duduk di depan dan anak-anak dibelakang.
Saya:” neng, kita ke mall ya,kamu jagain dedek dibelakang ya, hati-hati duduknya”
Intan:” ia mah”
Saya:” jalan sayang” ucap saya kepada suami saya.
Suami saya pun segera membawa kami melaju keluar dari hotel.
Suami:” mah, koq pakaian dalam kamu jadi pink?
Saya:” kelihatan ya?
Suami:” ya ia, nyeplak gitu” ucap suami saya.
Saya:” ia, beha mamah sama cangcut mamah yg mamah pakai tadi dari rumah diambil pak Burhan katanya sebagai bukti bahwa dia udah pernah ngewein mamah, istrinya papah, kata dia”
Suami:” kurang ajar kau Burhan” ucap suami saya dan mengepalkan tangannya.
Saya:” udah ah, kan dia pelanggan mamah, terus dia udah janji gak cerita ke orang lain kalau mamah seorang pelacur alias bondon”
Suami:” ia, tapi tetep aza kesel”
Saya:” hihi, ya balas aza papah ewe istrinya pak Burhan, biar impas” ucap saya.
Suami:” memang kelakuan bininya sama dengan Burhan?
Saya:” ya nggak, dia juga cerita kalau bininya mah alim betul, disuruh suaminya ngomong jorang aza gak mau”
Suami:” ia, kelihatan waktu dia ke rumah sakit”
Saya:” ia, gak nyangka mamah juga, padahal pak Burhan juga kelihatan alim seperti istrinya, tapi ternyata buaya juga kayak papah hehe”
Suami:” ah bisa ngelunjak si Burhan sama papah”
Saya:” ya makanya balas, papah tidurin istrinya pak Burhan di Halimah itu, kan bodynya semok tuch kayak Ifah dan Ida, juga kak Mega, tipenya papah”
Suami:” ya mana bisa, kalau dia perek juga kayak mamah pasti papah booking”
Saya:” hihihi, ia sich mana bisa, tapi bisa aza, papah perkosa aza istrinya pak Burhan itu, kalau gak bisa ditidurin baik2” jawab saya.
Suami:” terus papah masuk penjara gitu”
Saya:” hihi, ya jangan, entar ya ada aku dikawinin pak Burhan hihihi”
Suami:” papah lagi kesel mamah malah bercanda”
Saya:” hehe, seneng mamah godain papah, eh katanya sayang mau tahu ceritanya waktu mamah ngewe sama pak Burhan tadi?
Suami:” ia gimana mah?
Saya:” pertama masuk mamah kaget lah Pah, karena ternyata pak Burhan manager HRD tempat kamu kerja, mamah sempat terpikir mau batalin tapi mamah langsung ditarik sama dia dibawa ke dalam kamar”
Suami:” ia, kalau dibatlin eboh berabe kan dia udah tahu itu mamah”
Saya:” ia udah tahu dari Om Tirta, dan mamah pakai cadar juga dia udah langsung kenal”
Saya:” ya, kan belum lama ketemu waktu di rumah sakit dan mamah cantik, pasti diingat sama begajulan itu”
Sata:” begajulan, kan papah juga sama hihi, mungkin lebih parah”
Suami:” terus ceritain lagi!
Saya:” ia terus habis ditarik cadar mamah juga di buka dia, mamah terus di suruh jalan depan dia”
Suami:” makin sange lah dia lihat pakaian mamah”
Saya:” ia, dia juga bilang suka dengan cara mamah berpakaian, pasti dia bisa lihat dari belakang cangcut mamah nyeplak, karena bool mamah di tampar kiri kanan”
Suami:” kampret terus?
Saya:” ya, dia juga ada nyuruh mamah bilang ke papah, mamah disuruh bilangin ke papah kalau mamah dilecehkan, bool mamah ditepokin dia gitu”
Suami:” sialan, pasti dia seneng banget, karena sekarang dia aman dari papah karena dia juga pegang rahasia papah”
Saya:” ia Pah, pokonya dia sepertinya puas banget banyek nyebutin nama papah”
Suami:” nyebutin gimana?
Saya:” misal dia waktu mau masukan kontolnya ke heunceut mamah, dia bilang izin pak Dendi saya mau masukan kontol saya ke memek istri bapak, kan kurang ajar banget”
Suami:” terus mamah diem aza?
Saya:” ya namanya heunceut mamah udah dia bayarin ya mamah mah pasrah aza Pah hihi” ucap saya sambil menggoda suami saya yang nampak cemberut.
Suami:” sialan, terus dia bilang apalagi?
Saya:” udah ah, papah kelihatan marah, ntar nabrak lagi” ucap saya padahal hanya menggoda dia saja.
Suami:” bukan kelihatannya emang marah beneran ceritakan lagi gpp, malah jadi penasaran”
Saya:” tapi hati-hati ya bawa mobilnya”
Suami:” ia tenang aza”
Saya:” dia juga nanya, gedean kontol dia atau kontolnya papah suami mamah”
Suami:” terus kamu jawab apa?
Saya:” ya mamah jawab, sepertinya gedean punya pak Burhan, tapi harus dibuktikan setelah masuk ke heunceut mamah, mamah bilang gitu ke dia”
Suami:” terus?
Saya:” waktu dia nanya itu kayaknya waktu mamah sepong kontolnya dia, jadi setelah kontolnya pak Burhan masuk ek dalam heunceut mamah, dia tanya lagi gedean kontol diaatau kontol suami kamu”
Suami:” terus?
Saya:” mamah jawab, gedean kontolnya pak Burhan terus dia kelihatan bangga banget hihihi”
Suami:” koq mamah bilang gitu?
Saya:” ya memang gedean kontol pak Burhan dibanding kontol papah, mamah bisa rasakan waktu masuk di heunceut mamah, kepala kontol pak Burhan gede banget, terus bengkok lagi hihi” ucap saya menggoda suami saya.
Suami:” ya, kalaupun lebih gede punya dia, bilang aza gedean kontol papah, duakan jadi merasa menang dari papah”
Saya:” ya kan mamah harus puasin pelanggan, ya mamah bilang apa adanya kalau kontolnya lebih gede dari papah, tapi mamah juga bilang kontolnya papah jauh lebih panjang hihi prank, gedean kontol papah koq, tapi kontol papah yang sekarang, kontol papah sekarang sudah hampir sama gedenya dengan punya Julian, mamah yakin seminggu lagi pasti lebih gede kontol papah, kontol papah pasti raja nantinya, papah harus terima kasih sama Donatus” ucap saya.
Suami,:” terus dia ada bilang apa lagi yg nyangkut2 nama papah? Ia papah pasti terima kasih sama Donatus, dia begitu setia, yang dua lainnya juga”
Padahal salah satu orang kepercayaanya itu pernah menyetubuhi saya. Itu satu2nya yang belum saya ceritakan sama Dendi karena kasihan si Sonny bisa dipecat.
Saya;” dia bilang lagi, bilang ke suami kamu, jadi dia bilang mamah harus bilang kalau pak Burhan nitip Peju di heunceut mamah ke papah”
Suami:” dia buang di memek kamu mah?
Saya:” ia, dua-duanya dikeluarkan pejunya di heunceut mamah, tapi tenang mamah lagi gak subur koq, jadi gak bakalan hamil” ucap saya.
Suami:” awas, jangan terulang lagi kejadian seperti sebelumnya kamu hamil sama si David”
Saya:” ya nggak lah, mamah lebih hati-hati, lagian hamil kemaren juga kan belum pasti sama David bisa saja sperma papah yg buahin mamah”
Suami:” ia, gak perlu di bahas itu anak sudah tenang di sana”
Saya pun menjadi merasa sedih
Suami:” terus apa lagi mah?
Saya:” sudah nanti lagi, udah sampai BIP ini” ucap saya karena kami memang sudah di depan mall.
Setelah memarkir kendaraan kami pun segera masuk ke dalam mall.
Kami pun segera membelikan apa2 yang diinginkan Intan dan Revan, bukan hal sulit lagi bagiku setelah akupun punya penghasilan sendiri. Setelah itu kami menemani anak-anak bermain di zona permainan yang tersedia di hotel. Setelah anak-anak puas kami pun segera memutuskan pulang.
BERSAMBUNG