Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

BO Bini Orang

Sengaja aku tak masuk melalui pintu depan rumahku. Aku penasaran kira-kira apa yang mereka lakulan sejak sepeninggalku tadi.

Ada dua jendela di samping rumahku. Dari lubang angin diatas jendela pertama aku bisa melihat ruang keluarga dimana istriku biasanya menghabiskan waktu di depan TV. Dan dari jendela yang kedua aku bisa melihat kamar tidurku.

Aku mengendap-endap dirumahku sendiri menuju jendela pertama. Dengan bangku plastik yang selalu ada disana aku naik mengintip lubang anginnya.

Ah.. Tak nampak orang disana. Aku mulai curiga, jangan-jangan mereka masih ada di kamar.

Aku penasaran. Dengan bangku plastik itu aku melongok ke kamar tidurku.

Di atas ranjang pengantinku terlihat dua orang yang aku cari ini sedang asyik melepaskan hasrat syahwat birahinya. Tanpa sepengetahuanku mereka kembali memulai permainan cinta itu. Tampak pria gendut itu menikmati tubuh istriku. Perutnya yang buncit tak bisa disembunyikan. Sementara istriku telah dalam keadaan telanjang.

Dengan menindih tubuh Laras, mulut Aceng nyosor mengenyot-enyoti teteknya.

Aceng sudah benar-benar mengambil alih kendali. Dia sepenuhnya menindih tubuh istriku yang membuka selangkangannya. Tangan Laras dengan tangkas meraih kemaluan Aceng Abas yang memang lebih gede dan panjang dari kemaluanku. Mungkin hal ini juga hal yang membuat Laras terobsesi padanya.

Dan yang terjadi berikutnya adalah ayunan Aceng Abas dan goyangan istriku yang di bawahnya. Penis Aceng nampak begitu kaku dan tegar menembusi nonok Laras yang mulus tak beebulu.

Istriku itu pun mulai menjerit kecil dan terus mendesah dan merintih. Kenikmatan birahi begitu menenggelamkan keduanya.....


POV Aceng

Berbeda dengan ronde pertama, di ronde dua ini ane maen sama Laras tanpa kehadiran Mas Gito suaminya. Namun, tanpa kehadiran suaminya pun servis Laras tak kalah dengan tadi. Bahkan lebih hot. Karena mungkin dia sudah tidak canggung-canggung lagi. Atau mungkin karena ketidakhadiran suaminya itu dia jadi bisa lebih lepas dan leluasa.

Terlihat seperti saat ini, ane dalam keadaan menindih tubuhnya dalam posisi MOT. Laras tak canggung lagi mendesah dengan lepas.

"Ahhhhh... Maas.. teruss masss... terussshhh aaaaaahhh" ujarnya.

Buah dadanya tampak bergoyang-goyang mengikuti irama genjotan ane. Sementara di bawah pinggul laras ikut naik turun menyambut setiap sodokan konti ane ke memeknya.

"Mas Gito ke mana?" tanya Laras saat keluar dari kamar mandi.

"Ke depan beli rokok Mbak." jawab ane.

"Oh, kirain pergi ke mana." ujarnya.

Laras lalu naik ke tempat tidur dan duduk di samping ane. Sementara ane pun masih terduduk dalam kondisi telanjang. Melihat Laras yang mulus dan seksi itu yang hanya berbalut handuk nafsu ane pun kembali bangkit. Kontol ane pun kembali berdiri dengan gagahnya.

"Titinya masih berdiri ya Mas?" tanya Laras.

Ane cuma megangguk saja. Terus sangat di luar dugaan ane, tiba-tiba Laras meraba penis ane.

“Besar banget Mas, titit punya Mas. Masih mau lagi ya..?” tanyanya.

“Hehehe. Iya Mbak." jawab ane sambil terus titit ane diraba naik turun.

Ane pun mulai kembali merasakan kenikmatan ini.

Oughh.., nikmat sekali dikocok oleh Laras dengan tangannya yang halus dan mungil itu. Sambil memejamkan mata tanpa sadar ane terus mendesah nikmat, tanpa ane ketahui Laras sudah melepaskan lagi handuk yang dililitkan di badanya. Dan ternyata kini titit ane sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.

“Ough.., Mbak.., nikmat.., ough..”, desah ane sambil bersandar pada dipan dan memegangi memegangi sprei, kali ini Laras memasukkan penis ane ke bibirnya yang mungil. Dengan buasnya dia keluar-masukkan penis ane di mulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.

Dengan ganas dia mengulum dan menjilat penis ane hingga ane makin tak berdaya. Tak sampai 10 menit, ane merasakan akan orgasme dan sebentar lagi akan tembakkan sperma ane ke dalam mulutnya.

Namun ane kaget, karena tiba-tiba Laras menghentikan kegiatannya. Yang otomatis puncak kenikmatan itu batal ane raih.

“Mau main santai apa mau cepet, Mas?” ucap Laras dengan nada yang erotis.

“Aaa.. aakuuuuu… ngikut aja..” jawab ane dengan tersendat-sendat sambil terus memandangi tubuh telanjang Laras.

Tanpa menjawab lagi Laras langsung mendorong ane dengan lembut. Ane pun terlentang dan Laras pun langsung menindih ane dari atas. Tanpa bisa menolak lagi, ane pun mengikuti permainan istri Mas Gito ini.

Dilumat habis mulut ane oleh mbak Laras dan ane pun berusaha mengimbanginya.

Terus kami saling berpagutan hingga suara bibir kami pun terdengar, yang membuat nafsu ane bertambah melambung. Ane pun mulai menjilati leher menuju ke telinganya. Desahan Laras pun terdengar pelan,

“ahhh….ahhhhh…”.

Hingga ane tak kuasa menahan, tangan ane mulai memegang toket Mbak Laras. Ane elus-elus, hingga ane meremas-remas toketnya yang montok dan kenyal itu.

Nafsu kami berdua makin lama makin menggila, ane balikkan tubuh Mbak Laras hingga sekarang ane berada diatas tubuhnya.

“Gimana susu saya menurutmu, Mas?" tanya Laras dengan ekspresi binalnya. Mungkin kareja tidak ada Mas Gito, Laras jadi makin berani.

“Wow… bener-bener mantap mbak, boleh aku nenen lagi??” tanya ane.

Namun tanpa menunggu Laras menjawab, ane langsung memainkan toketnya. Ane jilati puting susunya yang berwarna pink kecoklatan itu.

Ane sapukan lidah ane ke sekitar puting pink kecoklatan milik Laras itu....

“arrrggghhhhh… masssss…. terussss.. iseeeeph maaassssshhh….”

Ane menuruti kemauannya.. ane jilat, hisap.. jilat, hisap bergantian yang membuat Laras makin blingsatan.

Sambil terus menjilati puting susunya, Laras mendesah di sebelah kuping ane yang membuat ane tambah bernafsu.
Sambil terus menjilati puting susunya Laras tangan ane juga aktif meremas-remas toket satunya. Terus sampai ane jilati juga lehernya yang jenjang dan mulus itu.

"Ooohhhhh... Maaasssss,,, terussss Mss… oohhhh..” desah Mbak Laras.

Setelah puas memainkan toket dan leher Mbak Laras, sekarang ane mulai menjilati perutnya yang ramping itu, naik turun, hingga sampai di kemaluannya yang mulus tak berbulu itu.

Dan waooowww,,, kembali dengan memek Mbak Laras yang terawat dan juga selangkanganya sangat bersih. Kemaluan Mbak Laras juga sangat menawan dengan masih berwarna merah menantang bikin ane ngiler.

Dan tanpa menunggu lama lagi, ane langsung melahap bibir kemaluan Laras.

“Slllrrruupppppp………Sllllrruuppppp…..” suara jilatan ane ke kemaluan Mbak Laras yang membuat tubuh Mbak Laras menggelinjang-gelinjang keenakan.

“Oohhhhh… uuuhhhhhh… oooohhhhh…. Masshhhh… benar-benar nikmat Massshh… ooohhhh” desahan keenakan yang tak kunjung henti keluar dari mulut Mbak Laras saat ane menjilati kemaluanya.

Lidah ane terus bergerilya di klitoris Mbak Laras, dan jari tengah ane pun ane tusuk-tusukkan ke dalam lubang memeknya.

Pelan.. pelan..

Lalu ane taikan tempo permainan jari ane dan Mbak Laras pun mulai menggelinjang-gelinjang tak karuan. Hampir 5 menit kemudian dia pun bergetar hebat.

"Ohhh Maaaaaaaashhhhhh....."

Mbak Laras tampak kelelahan, namun aura kepuasan seorang wanita terpancar dari wajahnya.

"Nungging Mbak." bisik ane ke telinganya.

Mbak Laras pun menungging mengikuti permintaan ane. Dalam posisi ini, Mbak Laras makin terlihat sexy dan menggoda. Pantatnya yang bulat dan kencang itu makin terekspose dengan jelas.

Dan tanpa menunggu lama lagi, langsung ane tempelkan kepala kemaluan ane di bibir kemaluan Mbak Laras. Lalu ane gesek-gesekkan sebentar dan akhirnya..

”Shhleeeebbbbbbb…’'

Batang kemaluan ane pun masuk dalam lubang kemaluan Mbak Laras.

Ane lalu mulai genjot lubang kemaluan Mbak Laras dari belakang dengan posisi nungging itu dengan tempo pelan. Desahan pun terdengar dan ane yang
bersemangat terus menggenjot lubang kemaluan Laras yang makin lama makin cepat hingga terdengar suara benturan kami...

"‘plookk.. plookk.. plokkk…’

Dan juga desahan Mbak Laras,

“Ooohhhhhh….. aaahhhhhhhhh… enakkkk Masssshh…. ooohhhh…. terussss Mass bikin saya puas...”

Sampai hampir 10 menit ane menggenjot lubang kemaluan Laras, ane merasakan kalau aku akan sampai mencapai puncak. Ane merasakan meki Laras yang berkedut-kedut lagi.

"Kayaknya mau orgasme lagi nih." batin ane.

Maka ane percepat kocokan dan genjotan ane di mekinya. Tak berapa lama kemudian , Laras menjerit…

”Massssshhh… mau nyampe lagiiii….. ayo masssshhhh… genjooottthhh….” ujarnya.

“Ayo mashhh…. gak kuat lagi mashhhh….mmmaaaashhhhhh….. uuuuffffttt…..” Laras makin meracau.

Pada saat yang sama, kontol ane udah berdenyut-denyut pula. Ane makin percepat lagi tempo genjotan ane hingga akhirnyaaaa…

“Mbaaaaaaaakkkk… aku keluarrrrrrrhhhhh…..” kata ane.

“Semprot di dalam aja mash…. heeeeegghhh….” jawab Laras sambil mengejang karena orgasmenya sudah sampai berbarengan dengan detik-detik ane menyemprotkan sperma ke dalam mekinya…

CROT...CROTTT..CROOOTTTT...

Dalam posisi itu, ane masih merasakan kedutan dan pijitan yang luar biasa dari meki legit Laras. Sambil menunggu kontolku mengecil, tetap saja ane tancapkan di meki Laras sambil terus meremas-remas toket idaman and itu.

Dan akhirnya plooph.. kontol ane yang sudah mengkerut itu terlepas dari mekinya Laras. puas betul Hu... hehehe….

...
Tak butuh waktu lama untuk beristirahat, ane sudah kembali menggenjotnya. Dan kini dalam posisi tradisional. Ane berada di atas tubuh Laras full memegang kendali. Sementara dia di bawah menerima setiap hentakan konti ane di memeknya dengan tak kalah aktif ikut bergoyang menyambuntnya.

Pada saat anek kembali memasukan penis ane itu, ane biarkan dulu gagang kemaluan ane itu di dalam liang kemaluan Laras. Karena bagaimana pun, konti ane jauh lebih besar dari punya suaminya. Dan jujur aja, ane ngerasa kalo mekinya Laras itu kayal meki yang udah lama gak dipake Hu. Sempitnya, seretnya kayak perawan aja. Jadi ane gak tega kalo maen genjot langsung meskipun sejak tadi ane udah dua kali menerobos meki Laras itu.

Ane merasakan sensasi bagaimana dinding-dinding vaginanya itu terasa meremas-remas batang penis ane. Setelah itu ane mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu ane dorongkan dengan lebih cepat sampai habis.

Gerakan pantat ane yang siatir dengan tempo seperti itu ternyata mendapat respon positif dari Laras yang juga menimpalinya dengan gerakan pantatnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan gagang kemaluan ane terasa makin diremas-remas oleh liang kemaluan Laras yang makin membasah.

"Aaahhh..emmmmh uuhh... aaaahh.."

Mbak Laras terdengar mendasah-dasah, terbaur dengan dengusan nafas ane yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Ane teruskan gerakan genjotan pantat ane mengikuti irama bersetubuh yang konvensional ini, tetapi ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat.

Tentu saja kami tak hanya saling menggenjot. Bibir kami saling berpagutan. Kami bercumbu layaknya pasangan kekasih. Sambil sesekali ane kembali menyusu dan menghisap puting buah dadanya. Dan kegiatan-kegiatan tersebut terasa makin nikmat di tengah genjotan kami yang sama-sama sedang menuju punak birah.

"Massssshhh…. kamu apain memek akuuuh massssshhhh…. akuhh…. uuugggghhhhh….. sssshhhhh…”

Dan, terasa betapa memeknya makin becek dan mengempot-empit meremas kontol ane. Dalam pasrah, Laras terus mendesah dan mendesis keenakan.

"Ayo massh… puasin akuhhh…,” ujarnya sambil meremas-remas toketnya sendiri saat ane genjot.

Langsung saja ane kenyot lagi susu montok itu...

“uuuggghhh… massshhh… ayo masssshh.. puasin akuuuu….” Laras teris saja mengerang...

Sekitar 15 menit kemudian, hentakan Laras terasa makin keras dan tak beraturan. Pun ane yang udah merasa kembali berada di ujung tanduk.

"Aaaahhhhmmm.. hnnnggghkkkkk...."

Disertai dengan jeritan kecil Laras memeluk ane dengan kencang saat orgasme kembali melanda dirinya. Lalu ane hunjamkan seluruh batang kemaluan ane dalam-dalam. Ane tekan sampai mentok ke dasar kemaluan Laras dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluan ane berkedut-kedut di dalam kesempitan liang kemaluan Mbak Laras.
Dan memancarkan air mani ane ke dalam liang kemaluan Laras.

CROT..CRROOOTTT....

Terasa badan Laras melamas, dan ane biarkan nadan ane yang gempal dan berat ini tetap meninidih tubuh rampingnya. Gagang kemaluan ane mulai melemas, dan kubiarkan tergolek dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal paha ane. Sambil memeluk tubuh Laras yang berkeringat, ane berbisik ke telinganya...

"Terimakasih, Sayang...”


Dan sore itu ane tersadar dalam keadaan masih bugil di dalam sebuah kamar yang asing. Kamar di mana ane menggagahi istri orang. Sepertinya ane tertidur pulas setelah persetubuhan ronde ke tiga tadi.

Ah jam berapa sekarang? Betapa kagetnya ketika ane liat jam ternyata sudah menunjukan pukul 4 sore. Wah cilaka, anak-anak di proyek pasti nyariin. Ane segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai dari kamar mandi ane segera berpakaian dan keluar dari kamar itu.

Terlihat mas gitu tengah duduk santai melihat acara TV.

"Mas duduk sini mas.." seru Mas Gito kembali mempersilahkan ane duduk.

"Kopi Mas?" tanya Mas Gito.
"Ah, boleh-boleh." jawab Ane.

"Maaah.. kopi nya satu lagi buat Mas Aceng." seru Mas Gito ke istrinya.

"Iya Pah." jawabnya dari arah dapur.

Terlihat Laras keluar dari arah dapur membawakan segelas kopi. Kini dia terlihat segar, sudah mandi, sudah rapi. Pakaianya pun ganti dengah memakai kaos warna hitam dan bawahan berupa rok sampai ke lutut. Namun, tetap saja buah dadanya yang kenyal itu tampak menerawang dari balik kaosnya. Seakan tak percaya tubuh indahnya telah ane nikmati.

Mbak Laras lalu ikut duduk di tengah-tengah diapit oleh kami berdua.

"Mas Aceng, tadi ngoroknya kenceng banget." ujar Laras membuka percakapan.

"Masa sih?" jawab ane.

"Iya tau. Sampe kedengeran ke luar kamar. Emang kecapean ya Mas.?" imbuhnya.

"Yah namanya juga orang proyek Mbak." jawab ane sekenanya.

"Kecapean di proyek apa kecapean abis goyang? Hihihihihi" cletuknya.

"Ih Si Mamah vulgar gitu ngomongnya." jawab Mas Gito.

"Becanda Pah. Lagian ka tadi Mas Aceng baru main tiga kali. Kali aja mau lagi? Hihihih..." beuh malah tambah ngoceh.

"Saya mau pamit pulang aja Mbak." jawab ane yang menyadari situasi udah gak kondusif.

Kalo ane terus di sini bisa-bisa ane pulang pagi ngentotin ni cewek semaleman.

"Lho kok pulang? Gak apa-apa mas kalo mau main lagi. Kan perjanjiannya juga bebas berapa kali." ujar Mas Gito.

"Iya tapi kan satu jam. Saya di sini udah berapa lama? Saya d sini numpang makan, terus begituan, numpang tidur dan mandi juga. Malah jadi ngerepotin." jawab ane.

"Gak apa-apa kali Mas. Anggap aja promo. Hehehe." jawabnya.

Setelah mengobrol beberapa saat akhirnya ane pun pamit ke mereka. Tak lupa ane sisipkan uang 5 lembar seratusribuan saat salaman dengan Mas Gito. Namun dengan halus Mas Gito menolak kelebihan itu karena perjanjianya 300 ribu, katanya.

Di perjalanan pulang ane masih kebayang betapa menggemaskannya ekspresi Laras waktu ane genjot. Buah Dadanya yang ranum itu bergoyang kanan kiri mengikuti irama genjotan ane. Pun saat posisi dia di atas pangkuan ane. Seperti masih terasa di kontol ane bagaimana goyangan pinggulnya. Heran juga ada ya yang menjajakan istrinya sepertu itu?

Terus kalo dipikir ane tadi udah numpang makan juga. Belum fasiliyas kamar dan kamar mandinya yang nyaman. Di tengah komplek perumahan elit. Dan spek ceweknya juga. Dan dia gak mau ane kasih lebih.

Ah, sabodo teuing. Nu penting mah duit weuteuh, beuteung seubeuh, kanjut baseuh....



🙏🙏🙏😁😁
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd