Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bu Guru Tetangga Kontrakan Baru

Senja telah berganti malam, aku pun sudah siap menunggu Rani di depan beranda teras. Tak lama Rani pun keluar, ku lihat malam ini Rani cantik sekali. Mengenakan kaos putih ketat yang menonjolkan payudaranya, dipadukan dengan hotpants hitam yang menunjukkan paha mulusnya. Kontras dengan pakaian dinas kerja yang digunakannya tadi. "Yuk mas.. Rani dah siap ini" ujarnya. Aku pun beranjak dari beranda, melangkah bersama Rani menuju parkiran gerobak tua ku. "Ran.. cantik banget" pujiku sebelum masuk ke dalam mobil. Rani hanya tersipu malu menanggapi pujian yang ku lontarkan tadi. Kami pun beranjak meninggalkan kontrakan, menuju salah satu supermarket yang ada di kota ini. Canda dan tawa kami dalam mobil sambil di iringi lantuan tembang kenangan menemani perjalanan kami, hingga tak terasa sudah sampai di supermarket tujuan.

Turun dari mobil, refleks ku genggam tangan Rani. Rani sedikit terkejut, tapi tidak ada penolakan darinya untuk melepaskan genggaman tanganku. Kami pun berjalan memasuki pintu utama supermarket. Sungguh terlihat mesra kami malam ini yang saling bergandengan. Ku perhatikan beberapa mata lelaki memandang ke arah kami, tertutama menatap Rani, karena kaos ketatnya yang membentuk lekukan sempurna payudaranya. Satu per satu lorong dalam supermaket, aku membantu Rani mendorong troli. Dengan cekatan Rani memasukkan barang yang yang ingin dibelinya. Mulai dari makanan ringan, softdrink, bumbu instan, dan perlengkapan rumah lainnya. Hampir satu jam kami di supermaket itu, tinggal mengantri di kasir untuk membayar. Aku pun bilang ke Rani, untuk menunggunya diluar sambil merokok dan Rani pun meng-iyakan omongan ku tersebut dengan mengangguk.

Belanja sudah selesai, ku bantu memasukkan barang belanjaan Rani ke bagasi mobil. Kami berdua pun kembali memasuki mobil. "Ran... mau makan apa?" Ucapku sambil menyetir. "Uhm.. Rani ikut mas Tama aja deh seleranya, sebagai ucapan terima kasih Rani sudah di temani belanja malam ini" jawabnya. Aku senyum, dan segera ku lajukan mobil ini menuju resto yang ada rooftop nya. "Kita makan di resto AX aja ya, disana view nya enak bisa sambil lihat kerlip bintang di langit" ujarku. Rani kembali mengangguk, menyatakan setuju atas pilihanku tadi. Sebentar saja kami pun sudah tiba, karena posisi resto yang tidak jauh dari supermarket. Ku ajak Rani naik ke atas, rooftop dari resto tersebut. Sengaja ku pilih duduk sedikit di pojokkan, agar tercipta suasana romantis sambil menikmati makan malam ini. Tak lama waiters pun mendekati kami sambil membawa buku pesanan. Aku memilih sate kambing, sedangkan Rani nasi goreng seafood dan dua gelas jus jeruk untuk melepas dahaga nantinya.

Sambil menunggu makanan tiba, kami kembali bercerita, kali ini Rani mengungkit kejadian malam sebelumnya. Malam ketika hampir saja bablas, untung Rani masih tersadar sehingga hanya sebatas Love Care saja yang kami lakukan malam itu. "Mas.. mengenai kejadian malam itu, maaf yaa Rani tidak bisa lebih lanjut, Rani belum pernah mas" ucapnya lirih. Aku pun tersenyum "iya gak apa-apa kok, aku juga lepas kendali malam itu, habisnya lelaki mana yang tidak nafsu ketika ada perempuan cantik di hadapan mata" ujarku sambil tertawa kecil. Rani pun tersipu malu, ketika ku katakan dirinya yang cantik. Aku pun kembali membelai rambutnya, menunjukkan jika aku menghormati keputusannya malam itu. Tak lama, lamunan kami tersadarkan ketika waiters datang membawa pesanan. "Selamat makan ya, bu guru cantik" kembali ku puji dia. Rani pun membalas ucapanku "selamat makan juga mas Tama comel" katanya sambil tertawa kecil. Kami pun menikmati makan malam itu, suatu waktu ku suapkan sate kambing pesananku kepada Rani, "nihh nyicip" ujarku. Rani pun membuka mulutnya, menyambut suapan dariku untuknya.

Waktu terus berjalan, makanan yang ada sudah kami habiskan, jus jeruk pun tinggal bongkahan es nya saja yang tersisa. "Yuk, pulang... Kerlip bintang sudah menghilang sembunyi dibalik awan malam, karena malu sinarnya kalah dengan pancaran dari wajahmu" ujarku lagi-lagi memuji Rani. Rani kembali tersipu, kali ini tangannya mencubit pinggangku "ihh mas Tama, aku malu jadinya" ujarnya. Kembali ku gandeng tangannya, keluar dari resto setelah sebelumnya Rani membayar di kasir sesuai dengan janjinya untuk mentraktir makan malam. Kembali ku pacu gerobak tua ini menembus belahan jalan protokol kota. Karena efek kenyang, Rani sedikit mengantuk dan menyandarkan kepalanya di sisi bahu kiriku. Tangannya pun tak lepas menggandeng tanganku sambil sesekali menggeser persneling mobil dan mengatur kecepatan. 30 menit berlalu, tiba kembali kami di halaman kontrakan. Rani pun sudah tersadar dari tidur sayupnya. Aku membuka bagasi, membantu menurunkan barang belanjaan Rani dan membawanya masuk ke kontrakan Rani.

"Udah beres ini, aku balik ya" ucapku dari depan pintu kontrakan Rani. "Ehh, sebentar mas... e.. ee.. anu.. klo mas Tama gak keberatan, malam ini Rani bobok sama mas Tama lagi yaa" katanya dengan malu tapi penuh harap. "Abisnya, aku merasa nyaman aja ada di samping mas, tidurku lelap" kembali Rani menimpali. "Ya udah, sana ganti pakaian dulu terus jangan lupa di kunci kontrakannya, aku nunggu di kontrakanku ya sembari berganti pakaian juga" ujarku. Rani pun menngagguk, dan aku pun berlalu untuk masuk ke kontrakan. Efek makan sate kambing tadi, membuat panas dalam tubuh ini jadi sedikit gerah. Segera ku lepas pakaian ku, berganti kaos polos dan celana boxer untuk tidur malam ini. Ku pikir, tidak perlu lagi pakai celana luar, toh Rani juga sudah tau isi dalam celanaku ini.

"Tokk.. tokk.. mas Tama" ..... (Page 12)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd