Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bu Guru Tetangga Kontrakan Baru

And no one there to save you ...
No you don't know what its like ...
Welcome to my life ...

Sepenggal lirik Simple Plan, nada dering HP ku berbunyi, dan aku pun terbangun. Segera ku raih HP di meja, sekilas ku lihat di layar yang menelpon kepala kantor. "Haloo, ya pak!" Aku menjawab telpon. "Pak Tama, ada dimana? Saya tadi minta Bu Tari ke ruang Pak Tama tapi katanya tidak ada di ruangan" tanya pak kepala. Sejenak ku lihat jam dinding di kamar, ternyata sudah pukul 08.00 oh shit! Aku kesiangan ini. "Oh ya pak, tadi sudah ke kantor terus keluar sebentar sarapan ini pak" jawabku untuk mengelak. "Nanti begitu ke kantor, segera ke ruangan saya ya" dan aku pun segera mengiyakan pertanyaan akhir sebelum telepon di tutup. Ku lihat di sebelahku, ternyata Rani masih pulas dengan tidurnya. Selimut yang tersingkap memperlihatkan bentuk tubuhnya yang mulus, yang baru saja aku gagahi tadi malam. Namanya bangun pagi, normal jika batang lelakiku berdiri tegak di tambah pemandangan bergairah ini. Ku peluk Rani sesaat, sambil mengecup keningnya dan seraya mengajaknya bangun karena sudah pagi.

"Ran.. bangun, udah pagi ini" ucapku. Rani hanya menjawab dengan senyum sambil berusaha membuka matanya. "Ehh mas Tama sudah bangun duluan" jawabnya. "Bentar lagi mas, masih mau di peluk mas Tama nih" kembali Rani menjawab manja. Aku pun memeluknya dengan erat, dan.. "auw.." ujar Rani tersentak. Ternyata batang penisku tepat mengenai belahan vaginanya ketika memeluk Rani. "Ihh ini yang nakal mas Tama apa burungnya sich" Rani semakin bergelayut manja padaku. Sebenarnya ingin sekali lagi menuntaskan hasrat pagi ini, hanya saja telepon dari kepala kantor tadi membuat pikiranku juga kesana. Aku pun punya ide, untuk mengajak Rani mandi bareng, dan mungkin di kamar mandi bisa sex quickly sebentar. Setidaknya bagaimana agar batang kemaluanku ini kembali ke posisi semula.

"Mandi bareng yuk" ajakku pada Rani. Rani pun dengan sigap mengangguk menyetujui ajakan aku tersebut "tapi, gendong yaaa.." ujarnya kembali manja. Aku pun dengan cekatan membopong tubuh Rani, dengan kedua tangannya yang di rangkul di leherku sambil tetap gaya manjanya. Kami pun keluar dari kamar, kemudian masuk ke kamar mandi. Segera ku nyalakan shower dengan posisi hangat. Kucuran air dari shower membasahi tubuh kami berdua. Sesekali ku cium Rani dan di balasnya ciuman ku tersebut. Aku pun berbisik di telinganya "aku mau lagi nihh" dan Rani pun tersenyum dan tanpa perlu menjawab tapi langsung beraksi, jemari tangan kanannya sudah bermain di batang penisku. Di kocoknya lembut sambil terus kami bertukar liur dan beradu lidah di bawah pancuran shower. "Ahh..." erangku yang keenakan ketika penis ini di kocok oleh Rani. Aku pun tidak tinggal diam, ku mainkan juga jari-jari ku sebelah kanan di belahan vaginanya, masuk menyentuh klitorisnya. Yang sebelah kiri pun tidak tinggal diam, dengan meremas lembut payudaranya hingga putingnya mengeras. Rani hanya mengeluh nikmat "ahh.. ahh.." atas tindakan yang ku lakukan.

Tanpa perlu berlama-lama, mengingat harus segera ke kantor maka ku minta Rani sedikit menungging sambil berpegang pada dudukan closed. Rani pun mengubah posisinya seperti yang ku minta. Mulai ku mainkan kepala penis ini di seputaran vaginanya yang berbulu halus itu, Rani hanya mengeluh erang sambil berkata "ayo mas, masukin udah hangat iniii" katanya lagi-lagi dengan nada manja. Ku pegang pinggulnya, sambil sesekali menepuk pantat Rani yang membuat aku semakin bergairah dan... "Blesss..." Perlahan tapi pasti, batang penisku masuk menghujam vagina Rani, Rani hanya teriak "achh... ahh" aku pun mulai menggoyangkan pinggang maju mundur mengatur ritme, dan merasakan hangatnya dinding vagina Rani di sekitar batang penisku ini.

"Plokk.. plokk.. plokk.." bunyi itu terdengar di antara dua selangkangan yang beradu. Rani sangat menikmati genjotan yang aku berikan dengan tempo teratur yang semakin cepat. Sepertinya, dinding vagina Rani mulai terbiasa menerima kehadiran batang penisku, yaa perawan Rani yang ku renggut tadi malam membuat jalan tersendiri untuk batang penisku masuk dalam lubang kenikmatannya itu. "Ahh.. ahhh.. ahh, enak mas" ucap Rani, sambil aku sedikit menunduk mengikuti alur tubuhnya, agar ku bisa merengkuh kedua payudara indah milik Rani itu. Terus ku pompa dengan memainkan kedua payudaranya, meremas dan mengelus sekitar putingnya. Rani semakin menggelinjang atas perlakukan yang aku berikan itu. Sungguh beruntungnya aku, saat ini statusnya bukan hanya tetangga kontrakanku, tapi menjadi teman tidurku.

Sepuluh menit berlalu, ku rasakan sperma yang ada di dalam tubuh ini segera akan keluar. Semakin ku percepat memompa vagina Rani, dan Rani pun semakin mengerang nikmat "mas Tama.. Rani mau pipis" ujarnya. Mendengar ucapan itu, gelora birahiku semakin memanas "sebentar Ran.. bentar lagi mas keluar" aku pun semakin mempercepat tempo, dan ketika sudah di ujungnya segera ku tarik batang penisku seiiring cairan nikmat Rani juga yang keluar membanjiri sekitar vaginanya dan membasahi batang penisku. "Croott... Crooot..." Ku lepaskan sperma yang dari tadi di tahan di atas pantat sekalnya itu. Padahal baru malam tadi dikeluarkan, ternyata pagi ini tidak kalah banyaknya juga. Kami diam sesaat menikmati sensasi yang baru saja dirasakan. Keringat maupun tetesan air dari shower sudah bercampur menjadi satu diantara tubuh kami. Kemudian ku peluk kembali Rani dan menariknya ke bawah pancuran shower. Ku kecup keningnya, seraya mengucapkan terima kasih. Ya untuk diketahui, satu poin penting ketika kita sudah diberi kenikmatan, maka jangan lupa ucapkan terima kasih kepada pasangan kita saat itu.

Akhirnya kami berdua kembali melanjutkan mandi yang tertunda. Baik tanganku maupun tangan Rani saling menyabuni setiap ujung dan sudut dari tubuh ini. Segar rasanya, ketika habis mengeluarkan energi panas berganti dengan guyuran air. Aku dan Rani pun saling tersenyum mesra, dan mengakhiri mandi pagi itu dengan bersama. Dengan cepat aku berganti pakaian kerja, dan Rani pun kembali mengenakan setelan babydoll yang ia kenakan tadi malam tidak lupa dengan sepasang BH dan CD pink nya itu. "mas Tama siap-siap sana, Rani ke belakang dulu untuk siapin cemilan dan kopi untuk mas" ucap Rani. "Lho, kamu gak ke sekolah hari ini Ran?" tanyaku. Sembari keluar kamar, Rani menjawab "hari ini jadwal mengajar Rani, kosong mas jadi libur deh" jawab Rani.

Yaa aku sungguh beruntung, bertemu dengan tetangga seperti bu guru Rani. Selain di dukung dengan parasnya yang cantik, bentuk tubuh yang sempurna, dan sikap ia kepadaku yang begitu baik. Hanya senyum-senyum sendiri diriku, membayangkan pertempuran tadi malam di sambung pagi ini. Lamunanku buyar ketika Rani sudah datang ke sofa depan, sambil membawa kopi panas dan cemilan roti biskuit untukku. Tentu saja sambil mengobrol dan bercanda mengiringi kami menghabiskan sarapan. Aku pun pamit kepada Rani, untuk segera ke kantor. Rani pun kembali berucap manja "hati-hati di jalan mas.. semangat kerjanya" sambil mencium pipiku.
 
Terakhir diubah:
Rani dapet sarapan peju morning
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd