Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

- C L O S E D -

Waduuuuh belum ada apdetannya lagi, nitip sandal dulu deh...

Penasaran sama usahanya suzie berhasil gak ya?:(
 
Ayo Trias...berjuang demi Suzie

Ghani..si hidung belang..mungkin kalau dia terjumpa cewek yg hot..mungkin dia pun mau ninggalkan Suzie
 
Terinspirasi kalimat Susi pada Trias.. "Jangan pernah berhenti bikin kami sange dan kentang, suhu.."
 
Kayaknya si ghani bikin jebakan batman juga tuh dgn hapenya.. :papi:
 
Eh up date...Mantab jaya kang prabu
 
Kediaman Jan dan Anna,

Trias dan Jan menyantap peuyeum bakar buatan Anna. Penganan berupa tape singkong yang diolesi mentega lalu dipanggang di atas pan hingga kecoklatan, lalu ditaburi gula pasir. Cemilan sederhana, namun menjadi istimewa karena dimasak dengan cinta.

Ya, Anna membuatnya sebagai wujud rasa sayang terhadap suami dan adik iparnya. Meraciknya dengan sepenuh perasaan. Hingga citarasa yang dihasilkan pun terasa nikmat di lidah Jan dan Trias.

"Enak?" tanya Anna, yang muncul dengan dua gelas kopi berlainan jenis. Kopi hitam untuk Trias, dan kopi mocca tanpa ampas untuk Jan.

Jan dan Trias mengangguk serempak.

"Cuma sedikit kurang gosong," komentar Jan.

"Itu 'kan kamu, suka yang gosong-gosong!" seloroh Anna, lalu terkikik.

"Siapa bilang?" bantah Jan. "Buktinya aku pilih istri yang nggak gosong."

"Jangan rasis, Kang," ingat Trias, yang merasa kulitnya kecoklatan akibat terbakar matahari.

Jan dan Anna saling pandang, lalu tertawa bareng.


Selanjutnya, mereka bertiga asyik melahap makanan ringan buatan Anna. Dalam beberapa momen, mereka sempat berebut potongan yang sama. Sangat kekanakan, namun mereka menikmati kebersamaan ini. Apalagi Trias, yang sudah bertahun-tahun tidak merasakan suasana hangat khas sebuah keluarga.


Keasyikan mereka sedikit terusik, saat ponsel Trias berdering. Laki-laki goweser itu melirik layar ponsel, lalu bergumam, "Suzie."

Anna dan Jan kompak berdehem jahil.

"Ssstt!" desis Trias.


"Iya, Zie?" sapa Trias, selepas menekan tombol 'ANSWER'.

".... .... .. ....."

"Di rumah Kang Jan."

"Suziiiieee!!" pekik Anna. "Trias-nya dipinjam dulu, yaaaa!"

Trias meringis.


"Oya. Gimana?" lanjut Trias.

"... .... ..... ........."

"Serius? Syukurlah..."

"..... ... ........ .. ........"

"Aku juga."

"..... .... ......."

"Sebentar lagi aku pulang. Cerita pas aku udah di sana aja, ya?"

".... .... .... .. ....."

"Iya," Trias lalu menoleh kepada Jan dan Anna. "Salam dari Suzie."

"Salam balik, Dul," jawab Jan dan Anna kompak.

"Salam balik, katanya."

"...... ...... .. .... .."

"Iya. Bye."

"... ... ...... ...."

Trias tersipu, lalu menyakui kembali ponselnya.


"Kenapa mukamu merah?" selidik Anna.

"Iya, mukamu merah," tambah Jan. "Suzie ngomong sesuatu yang bikin kamu ge-er, ya?"

"Ah, nggak..." tanggap Trias, tersipu. "Kang, Téh, aku harus pulang."

"Ibu Negara udah memanggil, ya?" goda Jan.


+ + + + + + + + +
+ + + + + +​


Sepeninggal Trias,

"Akhir-akhir ini sikap adik sepupumu banyak berubah, ya?" komentar Anna.

Jan mengangguk. "Mungkin kedekatannya sama Suzie menemui titik terang."

Anna tersenyum.

"Aku senang banget lihat si Adul kayak begitu," lanjut Jan. "Bertahun-tahun dia kehilangan hidupnya. Sekarang hidupnya kembali, berkat Suzie."


+ + + + + + + + +
+ + + + + +​


Kost-an Sejahtera,

"Dul..." gumam Suzie seraya bangkit, menyaksikan Trias, tetangga kost-nya itu berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan bentuk sorot mata yang tak bisa ia definisikan. Dihampirinya laki-laki bertubuh kencang karena rutin bersepeda itu, lalu serta-merta didekapnya erat. "Kita berhasil. Aku sukses dapat copy-an videonya."

Trias menyentuh bibir Suzie dengan telunjuk kanannya. "Belum sepenuhnya berhasil. Kamu belum buka file itu. Belum tentu isinya video yang kita mau."

"Kita cek dulu, yuk?" ajak Suzie, seraya melepaskan pelukannya, lalu melangkah ke dalam kamar.

"Kamu cek sendiri, ya!" saran Trias. "Aku malu."

Suzie pun tersadar, bahwa video tersebut menampilkan adegan panas dirinya bersama Ghani, yang mungkin tak ingin ditonton Trias. "Oke."

"Aku ganti baju dulu," pamit Trias.

Suzie mempersilakan dengan anggukan plus senyuman manis.


+ + + + + + + + +
+ + + + + +​


Sepuluh menit kemudian, Trias telah kembali berada di kamar Suzie.

"Benar video itu?" tanyanya.

Suzie mengangguk. "Dan nggak ada yang berubah. Tanpa editan."

"Syukur, deh..." gumam Trias, tersenyum.

"Kita bisa mulai menggertak Ghani, dong?" ujar Suzie.

"Nanti dulu," tanggap Trias. "Biar aku upload ke media penyimpanan data online. Setelah itu, baru kita jalankan rencana selanjutnya."


Beberapa menit, mereka saling diam. Trias meng-upload file video ke dalam akun media penyimpanan data online miliknya. Beruntung, Suzie baru saja mengisi ulang kuota data pada modemnya, hingga Trias tak perlu repot-repot mencari warnet.

Sementara Suzie membaringkan tubuh di atas ranjang. Dengan kelopak mata yang mulai berbentuk bulan sabit, ditatapnya Trias yang sedang beraktivitas di depan notebook. Saat ini, malam memang sudah cukup larut. Pukul 22.19. Wajar jika Suzie mulai mengantuk.

"Dul..." gumam Suzie. "Kamu benar-benar nggak berminat nonton video itu? Nggak penasaran?"

Trias tersenyum. "Jujur, aku penasaran."

"Penasaran kepengen lihat tubuh telanjang aku?" tanya Suzie.

"Mmh... iya," gumam Trias, agak takut-takut.

"Ya udah, tonton aja, atuh!" ujar Suzie. "Biar nggak penasaran lagi."

Trias menggeleng. "Aku merasa nggak bakalan bisa menahan emosi, lihat adegan kamu ML sama orang lain. Jadi mendingan aku nggak nonton."


Keduanya saling diam kembali. Lalu,

"Aku bakal telanjang di depan kamu," ucap Suzie pelan. "Biar kepenasaranmu terobati."

"Sekarang?" tanya Trias. "Di sini?"

"Iya," gumam Suzie.

"Nggak usah," cegah Trias. "Aku masih bisa sabar menunggu sampai pernikahan kita nanti, kok!"

"Kelamaan, Dul," cetus Suzie, sambil mulai melepaskan kancing dasternya satu demi satu.

"Jangan, Zie..."


Namun niat Suzie tak akan luntur hanya dengan sebuah kata 'jangan'. Perlahan tapi pasti, pakaian di tubuhnya tanggal satu persatu. Bagian vital di tubuhnya tersingkap. Hanya tinggal tersisa celana dalam di tubuh erotis tersebut.

Sadar bahwa penolakannya tak digubris, Trias berdiri dan bersiap keluar kamar.

"Jangan pergi, Dul..." cegah Suzie, seraya memegang erat lengan kiri Trias. "Aku cuma berusaha membayar sakit hati kamu, yang cuma bisa diam mengetahui wanita yang kamu sayangi berani telanjang di depan laki-laki lain."

Kalimat itu menohok perasaan Trias. "Aku mengerti. Tapi bukan dengan cara seperti ini menebusnya."


Trias menggenggam kedua pergelangan tangan Suzie dengan tangan kanannya.

"Cukup, Zie," ucapnya pelan. "Kalau diteruskan, aku nggak bisa menjamin, ke depannya bakalan mau berdekatan sama kamu lagi."

Suzie tercekat. Untuk saat ini, tak ada laki-laki yang diharapkannya selain Trias. Tak terbayangkan apa yang akan terjadi, andai pria di hadapannya ini kembali menjauh dari kesehariannya.


Trias memakaikan bra ke tubuh bagian atas Suzie.

"Jujur aku terangsang," gumamnya. "Tapi aku nggak mau kedekatan kita dicemari nafsu birahi."

Selanjutnya, giliran daster tipis yang dipakaikan Trias ke tubuh Suzie.

"Biar aku sayang kamu apa adanya," sambungnya. "Tetap tulus, tanpa embel-embel gairah fisik."

Terakhir, Trias mengenakan celana pendek di tubuh bawah Suzie. Selesai itu, dikecupnya kening wanita cantik di hadapannya dengan sangat lembut.

"Aku sayang kamu," lirihnya.


+ + + + + + + + +
+ + + + + +​


Sepeninggal Trias,

Ternyata masih ada laki-laki setulus dia di jaman gila kayak gini, batin Suzie. Di saat orang lain curi kesempatan buat mencicipi tubuhku, dia malah menolak mentah-mentah ketelanjanganku.

Sejujurnya, perlakuan Trias tadi membuat hati Suzie bergetar. Telah lama ia tak pernah lagi menemukan lelaki yang bersikap begitu hormat terhadapnya. Sikap yang membuatnya merasa tersanjung dan berharga. Sikap yang membuatnya begitu jatuh cinta!

Dul... lirihnya di dalam hati. Aku janji, bakal kasih semuanya untuk kamu. Cuma untuk kamu...


+ + + + + + + + +
+ + + + + +​
 
wuiissss trias emang keren....disuguhin daging mentah gak mau....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd