Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Calon Istriku

loph_boobies

Semprot Holic
Daftar
2 Sep 2017
Post
388
Like diterima
1.226
Bimabet
Perhatian
Cerita berikut mengandung unsur #cuckold, #pegging, #orgy, dan sebagaimana hal disturbing lainnya

Sabtu itu, aku menuju kerumah calon istriku. Hari ini adalah hari raya, dimana semua saling bersalaman saling bermaaf-maafan. Tepat sebelum siang akhirnya aku sampai dirumah calon istriku.
Disana sudah ada ayah, ibu, bibi, beserta GF dan adiknya, satu keluarga sudah berkumpul, ditambah aku yang baru datang dan akan menjadi bagian dari keluarga tersebut. Kami banyak berbincang sambil ngemil makanan ringan yang disajikan, berupa kue kering, dan sirup.
Semua berjalan normal hingga pacar dari si adik datang, semua yang disana tampak canggung, awkward. Aku biasa saja, salaman lalu lanjut ngobrol. Tidak lama si adik minta izin pergi duluan, aku pikir dia pergi kesuatu tempat namun ternyata dia izin pergi kelantai dua.
“Ya udah, aku duluan atuh ya.” Lalu dia dan pacarnya pergi ke lantai dua, ibu dan bibinya melihat mereka lalu saling bertatapan, 15 menitan kemudian si ibu menyusul pergi ke lantai 2 disusul bibinya yang ga lama pergi, si ayah langsung melihatnya, begitu pula calon istriku dan aku sendiri. Positif saja, mungkin ada sesuatu yang mau dibicarakan, makan keu mahal, atau lainnya. Hingga disana hanya tersisa aku, gf ku, dan ayahnya. Gf ku seperti mengisyaratkan sesuatu pada si ayah, aku tidak mengerti dan tidak berusaha mengerti, aku lanjut ngemil dan ngobrol lagi, sekitar 15 menitan berikutnya si ayah menyusul ke lantai 2. Aku melihat sebagai suatu kesempata, berhubung dari tadi baik si ibu, bibi, maupaun mereka berdua tidak turun kebawah lagi, mungkin si ayah juga demikian, perlahan aku menyusuri paha gf ku yang tertutup rok panjang dari bahan yang lembut. Ajaibnya GF menolak, pikirku tumben tumbenan nolak, biasanya justru GF duluan yang ngusap paha. Aku lanjutkan naek lagi hingga hampir keselangkangan, tapi kemudian langsung ditahan tangan GF lalu berkata, “Bentar yah, aku kesana dulu. Bentar aja.” Kemudian GF ku hilang menyusuri tangga.
Ya tinggallah aku sendirian, aku berusaha tenang dan berpikir positif
5 menit berselang, “ah baru 5 menit, sibuk kali.” Kembali aku berusaha positif
10 menit berlalu, aku masih anteng dengan cemilan dan saluran TV yang biasa
15 menit berikutnya, aku mulai penasaran, tapi aku jauh lebih memilih ke toilet di lantai 1
30 menit akhirnya berselang, aku sudah beres buang air, sudah mulai jenuh makan, bahkan saluran TV pun mulai tidak jelas. Namun perlahan aku seperti mendengarkan sesuatu yang tidak asing. “Ya, ini desahan.” Pikirku. Biarpun elan dan samar tapi aku tau kalau ini desahan, anehnya lagi aku kenal dengan desahan ini. Ini desahan calon istriku.
Setelah pikir panjang, 10 menit kemudian aku nekad pergi ke lantai dua, ternyata benar itu suara desahan yang berasal dari ujung ruangan sana. Dengan hati hati aku coba membuka pintu tersebut. Tentu saja, terkunci. Aku mencari cara agar aku bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi, meskipun aku tahu apa yang sedang terjadi. Aku melihat ke lubang kunci, tertutup, dibawah daun pintu, tidak terlihat, kemudian aku liat dipojok kiri atas ada sebuah jendela kecil, dibawahnya terdapat sebuah meja kau, sepertinya tempat mereka melicin pakaian, terlihat disana banyak pakaian kusut yang belum sempat mereka setrika, bahkan ada setrikanya. Aku coba memindahkan baju baju itu kesudut meja yang lain, cukup memakan waktu juga, mengingat pakaian disana sangatlah banyak, ketika kosong aku perlahan menaikinya, dengan hati hati aku menaiki meja tersebut agar tidak timbul suara, meski aku tahu sekalipun timbul suara mereka ga kan mendengarkan karena suara desahannya semakin menghayati. Lalu pelan pelan aku melihat kearah jendela, dan aku benar benar syok.
Ternyata disana mereka sedang orgy, terlihat disana calon istriku sedang dianal BF si adik dalam posisi tiduran, diatasnya ada ibunya yang sedang tiduran dibadannya sambil ciuman dengan si BF, dan paling bawah terdapat si bibi yang sedang berciuman dengan GF ku. Ternyata Gf ku menggunakan sejenis celana dalam dari bahan latex yang ditengahnya terdapat vibrator, bagian belakangnya hanyalah tali sehingga si BF bisa bebas menganal GF ku. Astaga, dalam pikirku, aku bahkan belum pernah merasakan pantatnya yang bulat, sedangkan sekarang aku sedang menyaksikan GF ku sedang diANAL laki laki yang bukan calonnya
Lalu dimana adiknya dan si ayah? Aku berusaha mencari namun tidak terlihat kemungkinan mereka ada dibawah jendela ini sehingga aku tidak bisa melihat mereka berdua yang sedang main. Si bibi mengeluh keberatan, bagaimana tidak, badannya yang aku perkirakan sekitar 43-45 kilo harus menahan bebas GF ku yang terakhir ku ingat seberat 50kg, dan ibunya yang kira kira sekitar 45kg juga. Kemudian si BF menjawab “Ya suruh siapa kemaren kalah, hukuman dong.” Ternyata ini bukan pertama kalinya mereka ada main dan pasti sekarang pun sudah direncanakan.
Ketika GF sedang enak main dengan kelamin orang lain, aku yang calon suaminya hanya bisa coli sambil melihat keadaan dari atas jendela kecil, dari sini hanya terlihat sebagian. Hingga menit berganti menit dan kemudian berganti jam. Calon istriku sudah bertukar posisi, kini dia sedang dientot ayahnya sendiri, si bibi sedang berhubungan lesbi dengan si adik, dan si ibu sedang berhubungan dengan BF si adik, aku masih coli diatas meja setrikaan. Entah sudah berapa kali memek GF dimasukin sperma yang bukan mestinya. Bahkan saat BF sedang BJ ayahnya yang mau keluar, dia melihat ke arah jendela, aku dan GF saling bertatapan sampai si ayah crot didalam mulutnya, kemudian ditelan GF. Aku ingat GF sering kali susah disuruh BJ, katanya jorok lah, bau lah, lagi sariawan lah, tapi sekarang aku melihat GF dengan senang hati memasukan kontol ayahnya sendiri kemulutnya sampai keluar sperma dan ditelannyam, sungguh kondisi yang menyedihkan.
2 jam kemudian, pertarungan mereka berakhir, aku yang sudah sedari tadi turun berusaha membalikan baju dan setrikaannya seperti semula, kemudian pergi kembali ke lantai 1.
GF ku akhirnya turun dengan senyum kecil, ketika aku mau bertanya, kemudian disusul dengan si ayah dari belakang, aku mengurungkan niatku dan kembali mata tertuju ke arah TV.
Ayah bertanya “Eh, masih disini, kirain dah kemana, gimana nontonnya, seru?” aku tidak tahu maksudnya nonton TV atau nonton pertunjukan barusan. Aku hanya bisa tersenyum sambil berkata bego “Iya ini lagi iklan.” Yang saat itu TV sedang menayangkan ikan sirop marijan yang biasa diputarkan tiap hari raya. Lalu disusul sanak keluarga lain beserta si adik dan BF nya. Rupanya mereka kelaparan dan langsung menuju ruang makan. “Ayo makan dulu.” Ajak si ayah padaku, namun ternyata disana kursinya sudah penuh, aku dan GF kembali makan diruang tamu.
Disana, sambil makan aku dan GF saling diem dieman, canggung akan hal tadi. Kemudian GF kembali keruang makan untuk mengambil minuman, aku mau menyusul tapi kemudian ditahan GF, “Eh stop, duduk aja, aku yang ambilin, hehe.” Aku tidak mengerti padahal tadi aja boleh aku ambil makanan. Saat GF ku kembali, aku mendengar sedikir desahan. Gila, bahkan diruang makan saja mereka masih sempet sempetnya main. Kemudian, tawa, obrolan kecil yang tidak jelas ku dengar, dan suara lainnya yang juga tidak jelas mulai terdengar dari arah belakang. Aku masih diem dieman dengan GF.
Sepertinya GF mengerti kecanggungan ini “Nanti aku ceritain deh.” Lalu GF pergi dengan piring kosongku dengan piring kosongnya ke arah belakang. Kembali tinggal aku sendiri lagi disini. Aku mendengar suara wastafel, mungkin GF ku sedang cuci piring, lalu aku nekat mengintip ke arah ruang makan lewat celah lemari yang menutupi, ternyata ditengahnya ada lubang kecil. Aku mengintip, ternyata si bibi sedang dalam posisi wot dengan si BF diatas kursi, kemudian mereka berdua disuapi makanan dari mulut si adik ke mulut si BF, lalu ke giliran ke mulut si bibi. Sungguh pemandangan yang erotis. Aku berusaha mencari kemana si ayah dan si ibu, namun tidak dapat ku temui, pasti ketutup lemari ini.
5 menit kemudian GF datang, aku yang mendengar langkah kaki langsung duduk kembali. Aku mendengar GF ku berkata ke mereka “Lanjut atas aja.” Lalu dibales “Terus yang tadi gimana?” oleh si ayah, kemudian GF mengisyaratkan “nanti saja.” Aku mendengar suara suara aneh, kemungkinan mereka sedang merapihkan pakaian mereka masing masing, kemudian aku melihat mereka satu persatu pergi lagi ke lantai dua, anehnya GF ku tidak, dia menghampiriku segera setelah dia berbicara pelan dengan ayahnya, sementara ayahnya langsung ke lantai dua, GF menghampiriku.
“Ya udah kamu pulang duluan ya, maaf kita lagi sibuk.” GF memintaku sopan. Entah kenapa aku merasa tegang padahal sedang diusir GF ku sendiri untuk ngentot dengan laki lain.
“Emm... tapi yank...” aku berusaha merajuk namun GF ku langsung menjawab dengan ibanya “Please.” Aku merasa tidak tega tapi merasa gondok. Akhirnya aku pergi dan GF ku langsung menutup pintu dan gorden jendela, untungnya gordennya kurang sempurna menutup karena GF terlalu buru buru hingga ada celah dibawah sana, aku langsung menuju celah tersebut dan benar saja, aku melihat GF ku buru buru membuka semua bajunya, meskipun dilihat dari belakang aku bisa melihat ada bekas merah dikedua sisi lehernya, lalu GF lari ke lantai dua.
Aku bingung harus melakukan apa, satu sisi aku ingin gabung, satu sisi aku diusir dan tidak mau GF ku marah atau kecewa, inginku menorobos masuk dan memergoki mereka atau lapor pihak berwajib tapi aku pikir itu sama saja dengan nambah penyakit. Aku lantas keluar dari teras rumah tersebut, tapi aku ingat, rumah sebelah sedang dibangun dan letaknya benar benar disamping rumah tersebut, aku langsung berlari kebangunan tersebut, kuperhatikan bagian atasnya, ternyata balkonnya saling bersampingan, aku nekad menerobos pagar yang terbuat dari seng tersebut, untungnya ada seng yang bisa ku bongkar, aku tidak berpikir panjang apakah disana ada kuli atau anjing penjaga, aku langsung masuk kedalam rumah tersebut yang pintunya masih belum dipasang betul, masih berupa kayu yang menutupi. Lanjut aku berlari mencari tangga untuk naik ke lantai 2, aku menemukannya diujung rumah, langsung aku naiki dan sampailah aku disana, sialnya disana tertutup kayu yang sudah dipaku, tidak mungkin ku bongkar paksa karena akan menimbulkan masalah. Aku mencari cara bagaimana caranya membongkar kayu tersebut, hingga hampir setengah jam aku mencari kesegala sisi ruangan yang gelap akhirnya aku menemukan linggis, aku buka sedikit demi sedikit, hingga akhirnya terbuka sepenuhnya, aku langsung bergegas keluar dan menaiki pagar pembatas, akhirnya aku berada dibalkon mereka “Terus apa?” pikirku sedikit kebingungan.
Jangankan lenguhan atau desahan, suara benturan paha saja tidak terdengar, apa jangan jangan mereka tahu ya aku nekat kesini?? Aku kemudian menemukan satu sisi gorden jendela yang tidak tertutup sempurna, aku melihat kedalamnya dan ternyata ruangan tersebut kosong. “Loh, kemana mereka?”
Lantas aku bingung sendiri dengan tingkahku sekarang, terus apa? Setengah jam lebih aku disana, lalu aku mendengar pintu dibuka dari arah dalam, sepertinya ada yang masuk, hati hati aku melihat ke arah jendela, ternyata selama ini mereka sedang mandi bersana, nampak mereka masih menggunakan handuk yang sama percis, putih dengan corak pink. Terlihat mereka sedang diskusi atau mengobrol atau entahlah, suaranya tidak terdengar, bahkan ketika aku tidak adapun mereka masih bisik bisik.
GF ku kemudian mengambil HP nya lalu tidak lama HP ku bergetar, nada notifikasi WA. Dia menanyakan aku dimana, aku menjawab lagi dijalan, aku yakin mereka tidak tahu aku ada disana, kemudian GF ku membalas lagi, dia bertanya apakah aku bisa balik lagi kesana? Tentu aku membalas bisa. Aku buru buru kembali kedalam bangunan yang masih dibikin tersebut, kembali masuk kedalam jedela yang sudah ku bongkar, lalu memalunya sehati hati mungkin dengan menggunakan kain diatas paku sebagai peredam suara. Kembali aku kelantai 1 dan melewati pagar seng yang sudah terbongkar. Aku tidak bisa membetulkannya, sudahlah.
Kemudian aku WA GF ku dan berkata aku sudah ada didepan rumahnya, GF ku heran kenapa cepat, aku jawab saja naik ojol dan ngebut. Aku tidak mempunyai kendaraan bermotor sehingga aku kemana mana menggunakan angkot. Jujur saja, aku deg degan, apa yang akan dilakukan, lalu aku harus bagaimana, dan GF pun lama sekali membukakan pintunya, tidak mungkin aku langsung masuk kedalam, mereka pasti marah aku nyelonong masuk rumah orang sembarangan. Aku kembali kirim pesan namun jawabannya selalu tunggu , katanya lagi sibuk dulu, pasti dia sedang melayani ayah atau si BF.
Bayangkan, sudah 1 jam lebih aku menunggu diluar sama sekali ga ada jawaban, berkali kali aku WA juga tidak dibalas, akhirnya 15 menit kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat. Aku bersiap.
Pintu terbuka, GF ku senyum dan menyuruhku segera masuk, akhirnya kita naik ke lantai dua, pikirku “Akhirnya aku bisa masuk dan gabung dalam kegilaan ini.” Tapi ternyata aku salah, GF ku meminta ku membuka semua bajuku, aku senang, tapi segera aku langsung diberikan kain panjang hitam tebal, aku bingung untuk apa, tapi GF memintaku menggunakannya di mata.
“Mau masuk ga? Ya pake itu kalau mau.” Dan mau tak mau akhirnya aku masuk kedalam dengan mata tertutup, ketika pintu dibuka, “Eh tunggu, kurang.” GF pun mengikat tanganku kebelakang, sudah tidak ada penolakan lagi dariku. Akhirnya aku masuk kesana.
Tentu saja selain desahan dan lenguhan, aku juga mendengar suara benturan paha dan pantat dan kemaluan dan sebagainya orang berhubungan badan.
“Mau ngentot ga?” GF bertanya, tentu saja jawabanku mau, kemudian aku disuruh nunggung dan aku merasakan cairan dingin dipantatku, sejurus kemudian masuk lah benda tumpul tersebut. Aku berusaha berontak namun percuma, selain mata yang ditutup, tanganku pun diikat, dan badanku dijatuhkan ke lantai, ku pikir aku dianal olah BF atau si ayah ternyata bukan, aku merasa bongkahan dada dipunggungku tandanya aku sedang di-pegging oleh seseorang yg jelas bukan GF ku, karena toketnya lebih kecil dari GF ku. “Nah akhirnya ngentot juga kan yank, ga perlu coli sambil ngintip lagi.” Belum beres dijawab kemudian mulutku diplester oleh lakban.
Aku yang tengkurap sambil di-pegging seseorang tidak bisa bertindak lebih, bahkan aku sudah mendengarkan banyak suara shutter kamera, entah itu foto atau video, entah itu mengarah padaku atau yang lain, yang jelas perempuan yang ada diatasku sekarang sudah mulai mendesah, suaranya tidak lagi muda, pasti si bibi, soalnya aku hapal suara si ibu atau si adik.
10 menit nonstop aku di-pegging si bibi, kemudian aku dipindahkan ke kursi yang sudah ditimpelkan vibrator ditengahnya, bagaimana aku tahu? Karena sekarang vibrator itu bergerak sangat kencang dianusku. Tangan dan kakuku diikat lagi diarah kursi, jauh atau dekat aku mendengar suara shutter kamera dan desahan laki laki dan perempuan, yang bikin suasana lebih parah, ada cairan hangat hinggap dibadan dan kepalaku, entah itu cairan dari memek atau kontol, keduanya sudah bersarang diujung kepala hingga ujung kakiku, bahkan berkali kali aku diludahi seseorang, lengkaplah badanku kini penuh cairan cairan yang berasal dari memek, kontol, dan mulut orang-orang.
Tidak terasa aku pun sudah crot beberapa kali karena vibrator yang besarang dianusku, entah kenapa akupun tak tahu, aku pun tidak tahu sudah berapa lama aku dalam posisi ini, yang jelas cairan yang melekat dibadanku tidak pernah kering karena terus dan terus ditumpahkan oleh seseorang yang aku sendiri tidak bisa melihatnya.
Kemudian setelah sekian lama, suara desahan pun bergantian dan sudah diiringi dengan tawa seseorang, kembali aku tidak dapat mendengarkan obrolan kecil itu, yang jelas aku merasa mereka satu persatu entah giliran atau bersamaan berfoto didepanku seperti sebuah pajangan, entah itu selfie atau groupie, yang jelas kondisiku sekarang sudah sangat parah.
Lalu keadaanpun tenang, terdengar suara suara aneh, sepertinya mereka sibuk sendiri, tidak lama ikatanku pun dilepas kecuali lakban pada mulut dan penutup mataku, juga vibrator yang bukannya dilepas malah makin dieratkan dengan tali. Inginku berontak dengan membuka penutup mata lalu lari atau memukuli mereka satu persatu tapi sial tanganku keram, terntu saja, berjam jam diikat tidak lantas membuat aliran darahnya langsung lancar. Aku yang masih telanjang kemudian digiring oleh GF ku ke suatu tempat, lalu membuka penutup mataku, “Mandi dulu sok, bau ih, hehehe.” Ternyata aku digiring ke kamar mandi atas disamping tangga, waktu aku mau masuk, aku ditahan, “Eh kamar mandi bawah. Kita mau mandi disini soalnya.” Aku melihat kearah kamar, mereka sudah handukan lagi, kondisi mereka juga sudah acak acakan. Aku perhatikan dibadan perempuan-perempuan yang ada disana, termasuk GF ku sendiri, semua dari ujung leher sampai ke ujung paha mereka, terdapat bekas cupangan merah.
Dengan langkah goyah, perlahan aku menuju kamar mandi bawah, sementara mereka bergegas masuk bersama ke kamar mandi atas yang ukurannya jauh lebih besar. Saat aku ditangga GF ku berkata “Vib nya jangan dilepas ya, terus teriak aja kalau dah beres.” Lalu mereka hilang kedalam kamar mandi yang sudah ditutup rapat. Aku yang dengan vibrator masih bergoyang cepat dianusku berusaha pergi ke kamar mandi lantai 1, telanjang bulat, hanya tali sebagai penahan vibratorku saja.
Entah apa yang terjadi selanjutnya setelah aku mandi, apakah aku akan dieksekusi atau malah diusir lagi seperti tadi siang??? Entahlah, yang jelas sekarang aku ingin melepas penat, mencuci cairan yang mulai mengering ditubuhku. Semoga saja bisa lebih baik.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd