Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Calon Mertua

zxcqwer

Suka Semprot
Daftar
1 Jan 2012
Post
19
Like diterima
113
Bimabet
Pagi itu, aku terburu-buru berlari ke depan untuk mengejar bis. Namun, aku tak sadar ternyata jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Sehingga aku masih sempat sarapan nasi uduk di Bu Ani sebelah gang rumah ku. Kulihat dari jauh Bu Ani dan Sinta sedang sibuk melayani pembeli. Aku pun menunggu dibelakang antrian. Aku pikir tak apalah menunggu 10-15menit, toh masih pukul 6 ini, masih ada waktu satu jam lagi. Tiba2, terdengar suara Bu Ani berteriak, "eeh, ada calon menantu.. sini sini". Ya, ia memanggilku. Aku adalah calon menantu nya yang sebentar lagi menikahi Sinta, anaknya.

Sekedar kilas balik, hubungan ku dan Sinta terjalin karena Bu Ani yg menjodohkannya denganku 3 tahun yang lalu. Awalnya aku pikir Bu Ani hanya bercanda dengan menanyakan apa aku mau menikahi anaknya. Aku hanya jawab sekena nya saja saat itu, tapi aku pikir kalau Bu Ani serius, aku juga senang. Sinta adalah gadis yang sangat cantik, pendiam dan memiliki senyum indah. Walau tubuhnya tidak memiliki sex appeal yang tinggi seperti Bu Ani, aku senang melihatnya. Bu Ani sendiri umurnya 40 tahunan, namun penampilannya masih sangat awet muda, seksi dan memiliki bokong yang indah. Tiap pagi ia selalu berpenampilan seperti orang baru mandi, rambutnya tampak basah dan mengeluarkan aroma yang harum. Setiap di dekatnya, hasrat mencium tubuhnya selalu muncul. Hal ini aneh, karena aku lebih memiliki ketertarikan seks ke calon mertua ku sendiri.

Kembali ke pagi itu. Bu Ani langsung menarik tangan ku ke arah sinta. "sini, biar calon istri kamu layanin. kamu kan mau kerja, buru2, takut telat." Perasaanku saat itu adalah malu, karena saat itu ada banyak orang yg mengantri, tapi aku yg baru datang langsung di layani. Memang aku calon menantunya, tapi tidak perlu bersikap berlebih seperti itu. Selagi aku makan, sesekali aku ngobrol dengan Sinta. Katanya, ia mulai merasa grogi dan berdebar karena pernikahan kami tinggal 3 bulan lagi. Sedang Sinta masih berkutat dengan semester akhir kuliahnya. Hal ini kupikir salah, karena menentukan tanggal di waktu yang tak tepat. Tapi apa boleh buat, Bu Ani yang memaksa kami segera menikah. Selesai aku menghabiskan sarapanku, aku langsung pamit dengan Sinta dan Bu Ani. Sinta mencium tanganku layaknya seorang istri. Dan aku mencium tangan Bu Ani, tapi setelah aku mencium tangan Bu Ani, ia malah memelukku dan membisikkan sesuatu, "jangan macem2 ya selama kerja, inget Sinta". Aku jawab dengan sedikit gugup,"iya bu..." Dan Bu Ani mencium pipiku. Yang ku rasakan saat itu adalah celana sempit. Karena aroma rambut Bu Ani yg harum dan dada nya yang besar itu menyentuh dadaku sepenuhnya. Aku pun beranjak dengan menaikki bis jemputan ku.
Saat pulang sore, aku langsung pulang dan mandi. Tubuhku lelah hari itu, rasanya ingin langsung tidur setelah mandi.
Setelah mandi, aku langsung tiduran di kasur ku dan memejamkan mata. Tapi tiba2 bayangan aroma Bu Ani terbesit di pikiran ku. Aku mulai membayangkan Bu Ani sedang mandi, menggosokan tubuhnya yang indah itu. Tanpa sadar penis ku berdiri, hilang pula kantukku. Aku segera bangun dan menelepon Sinta untuk sekedar ngobrol dan dengar cerita hari ini. Aku menanyakan sedang apa Bu Ani sekarang, katanya lagi mandi. Mendengar itu, aku mulai mengkhayal lagi sampai terdiam di telpon. Sinta memanggilku berkali2 hingga akhirnya aku sadar dan segera mengakhiri telpon itu. Sesaat kemudian, aku jatuh tertidur. Paginya aku bangun tidur dengan pikiran masih membayangkan Bu Ani. Kebetulan hari ini aku libur, jadi aku bisa bersantai. Perutku lapar, aku bergegas ke Bu Ani untuk sarapan nasi uduk. Terlihat sepi saat itu, mungkin karena sudah agak siang dan memang Bu Ani sudah mau menutup lapaknya. Saat itu Bu Ani sendirian, karena Sinta harus pergi ke kampus. Aku terpaksa membantu nya menutup lapak dan mengangkut barang2 dagangan ke rumah Bu Ani. Dirumahnya, kami berdua langsung duduk di sofa. Bu Ani menawarkan kopi, aku menolak. Kami berdua mulai ngobrol2, ya karena sebentar lagi ia akan menjadi mertua ku, aku harus pandai membuat hatinya senang. Sesaat, kepalanya bersandar di pundakku. Aku sedikit kaget. Lagi2, aroma rambutnya tercium. Aku mulai terangsang. Tangan kanan Bu Ani memegang paha kiriku. Aku kaget. Aku membalasnya dengan merangkul Bu Ani.


Kami terlihat mesra saat itu. Bu Ani semakin mendekatkan dirinya ke diriku. Aku mencium rambutnya. Perlahan tangan Bu Ani mengusap2 pahaku. Otomatis penisku berdiri hebat dan hal itu diketahui Bu Ani. Aku berpikir, dengan Sinta aku tak pernah begini. Ah, mumpung kesempatan, tak aku sia-siakan. Aku mulai mencium pipi nya dan mulai menyerang bibirnya. Bu Ani terlihat kaget, namun ia pasrah dan membalas ciumanku. Tanpa sadar, tangan Bu Ani sudah meraih penisku. Ia mulai meremas2 penisku. Rupanya ia mulai terangsang. Tangan ku mulai menaikkan bajunya dan menjamah payudaranya. Aku remas2 payudaranya hingga nafasnya terengah engah. Ku hentikan ciuman di bibirnya, ku lanjut cium leher nya. Suara desahnya mulai terdengar sayup2. Ku jilati lehernya sementara tangannya makin tak terkendali meremas penisku. Sesaat, ia menghentikan semuanya. Ia mengajak pindah ke kamar. Aku turuti saja. Aku segera ke kamar Bu Ani, sementara Bu Ani mengunci dulu pintu depan rumahnya. Aku persiapkan posisiku telentang dan telanjang. Menunggu Bu Ani menjamah tubuh ku. Seketika Bu Ani datang lalu melepas semua bajunya dam langsung menyerang penis ku. Di lumatnya helm penis ku tersebut. Aku bangkit duduk dan menciumi rambut Bu Ani yang wangi itu. Aku semakin terangsang dan mendesah. Di kulumnya penis ku itu dengan lihai. Aku tak bisa berkata apa2. Aku kembali telentang dan menikmati apa yang Bu Ani sajikan. Kakiku yg terjepit paha Bu Ani itu mulai aku angkat dan menyentuh vaginanya. Aku mulai mainkan kakiku dan merasakan vagina yang basah itu berkedut. Bu Ani kembali mendesah sambil menggoyang2 bokongnya. Setelah puas memainkan penisku, aku balikkan badannya hingga telentang sekarang. Giliranku memainkan vagina Bu Ani. Vaginanya terlihat sangat terawat dan indah. Aku mulai cium2 dan mainkan lidahku di lubang itu. Bu Ani meraung raung dan menaikkan bokongnya. Aku masukan jari tengah ku untuk memainkan klitorisnya, raungannya semakin kencang. Aku malah terkejut karena takut terdengar dari luar. Tapi aku tak peduli, aku semakin mainkan klitorisnya hingga Bu Ani mengeluakan cairannya. Puas dengan jariku, aku tak sabar mainkan penis ku. Sebelumnya, aku ciumi dulu wajah putihnya itu, Bu Ani hanya terpejam menikmati yang ku lakukan. Aku pun mulai memasukkan penisku ke dalam liangnya. Perlahan, perlahan, Bu Ani menggelinjang tak karuan, dan akhirnya bles! Penisku sepenuhnya berada di vagina Bu Ani. Aku diamkan sebentar dan hanya merasakan kedutan2 di lubang itu. Aku ciumi lagi bibirnya yg seksi itu. Sesaat, aku mulai gosok perlahan dengan tempo lambat. Sesekali aku hentikan lagi sodokan ku untuk merasakan kedutan2 yang membuat ku semakin naik. Aku mulai memaju mundurkan gerakanku lagi dengan tempo sedikit cepat. Sementara Bu Ani hanya mendesah dan menggelinjang tak karuan. Kami berdua sangat menikmatinya, terlihat dari wajah kami yg sesekali memejamkan mata saking enaknya. Apalagi suara desahan Bu Ani yg terdengar sayup, membuatku melayang. Selagi menggenjot Bu Ani, aku cium bibirnya. Lidah kami saling melumat. Kedua kaki Bu Ani semakin mencengkram pinggangku. Aku mulai mempercepat genjotanku, Bu Ani berteriak." aaaaahhhhhh". Ia pun mengeluarkan cairannya untuk kedua kali.

Lalu aku baringkan tubuhku sejenak dan Bu Ani mulai menaikki tubuhku. Ia jongkok tepat diatas penisku. Ia mulai memainkan penisku di ujung lubang vaginanya. Perlahan ia tuntun lagi penisku agar masuk ke dalam lubangnya. Perlahan dan akhirnya vagina Bu Ani yg basah dan licin itu di penuhi vagina ku lagi. Ia mulai menggoyangkan bokongnya memutar. Perlahan dan membuatku semakin gila. Ku raih payudaranya dan ku remas. Bu Ani mulai mengubah goyangannya jadi genjotan. Seraya ku sedot2 payudaranya, genjotan Bu Ani semakin kencang. Berkali2 penisku keluar karena genjotan Bu Ani tak karuan. Aku mulai pegang pinggulnya dan menyeimbangkan tempo genjotan Bu Ani. Semakin lama, semakin cepat dan akhirnya kami berdua sama2 mengeluarkan cairan kami. Sejenak Bu Ani ambruk diatas tubuhku. Aku rangkul tubuhnya sementara penisku masih di dalam vaginanya. Bu Ani terlihat lelah. Kemudian ia bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Aku menyusul dan mengajak untuk mandi berdua. Akhirnya di bawah guyuran shower, kami memulai kembali permainan itu. Hingga akhirnya setelah mandi, aku memutuskan pulang karena takut Sinta keburu datang. Bu Ani memberikan ciumannya sebelum aku pulang.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
cerita yg aneh..alurnya keburu2...n bbrp part nya ada yg ga nyambung,,,,lumanyun lahhh....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd