Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Captain Ngentot - Perjalanan Mencari Kepuasan - Update Tamat

Episode 4​

“ Seru juga ya serumah sama kamu. Ga nyangka ketemu cowok yang cocok banget buat aku. Dari seleranya, sampe ke kontol-kontolnya kayak diciptain buat banget”



Aku tertawa geli. Pagi itu aku memeluk Kiki yang masih bugil diatas kasur seusai mengentot singkat di pagi hari setelah kami bangun. Itu hari ke lima aku menginap di rumahnya. Suami Kiki tidak tahu aku di sana. Suaminya menelepon setiap malam dan mengatakan ia sedang melobi investor untuk bisnis barunya dan dia hampir berhasil. Jika itu benar maka Kiki sudah membohongi suaminya dengan mengentot lelaki lain dibelakangnya. Dan aku tidak menyesal menanam kontol dan pelerku di dalam memeknya. Jika suaminya bohong, maka Kiki selangkah didepan dan berhasil membalas suaminya.



“ aku juga, tapi sayangnya aku harus nugas lagi”



Aku mengaku aku harus pergi bertugas setelah mengentot Kiki berulang-ulang kali, berhari-hari.



“ Ati-Ati ya sayang. Aku tunggu lho. Ga usah temuin Ririn lagi ya! Pokoknya jangan”



Kiki memelukku dengan manja. Aku merasakan hangat sentuhan tubuh bugilnya sebelum pergi dari rumah itu. Aku kembali ke mobilku dan dengan hanya mengenakan kimono mandi, Kiki mengantarku ke luar. Aku punya obsesi baru setelah mengunjungi rumah itu. Aku ingin menjadi kaya, mempunyai mobil sport dan rumah besar seperti Kiki dan suaminya.



“ Lama banget kita ga ketemu, sudah nugasnya?”



Aku bertemu dengan Ririn jam 11 hari itu tepat setelah pulang dari rumah Kiki. Aku sudah tidak bertemu Ririn dan jarang menghubunginya setelah 2 minggu lebih. Ia benar-benar percaya aku bertugas. Aku datang lengkap dengan seragam tni. Ia membuka pintu, menyapaku dengan dress putih tangan pendek.



“ gitulah, maaf ya aku belakangan sibuk. Tapi beberapa hari ini aku Free kok”



Sahutku



“ agak sebel sih. Kamu biarin aku kesepian! Jahat!”



Ririn dengan manjanya menunjuk pipinya. Aku tersenyum lalu mencium pipinya. Ia ikut tersenyum. Aku dekup dia dengan nafsu lalu aku cumbu bibirnya dengan liar. Kami pun bercumbu liar. Ia mendorongku lalu menepuk dadaku dengan gemas



“ genit kamu!”



Ia menyuruhku masuk. Aku masuk ke rumahnya lalu ia menutup dan mengunci pintu. Kami kembali berpelukan mesra dan bercumbu. Aku baru saja mendapat jatah ngentot dari Kiki tapi aku begitu nafsu sewaktu bertemu Ririn. Aku buka celanaku, membebaskan kontolku yang mengacung keras lalu aku buka pakaiannya dan ia terus tertawa genit.



Memeknya sudah sangat basah. Aku angkat kedua pahanya dan ia berpegangan erat di pundakku. Kontolku semakin mengacung keras. Aku tusukkan kontolku ke memek basahnya dan Ririn mendesah panjang. Aku tusukkan kontolku keluar masuk dengan kecepatan penuh. Kedua selangkangan kami bertepuk-tepuk dengan keras.



Aku genjot memeknya sambil berdiri dengan keras dan liar. Ririn mendesah kencang. Pipinya seketika memerah. Ia mengerang mendesah-desah nakal persis seperti bintang porno Jepang. Genjotanku semakin kencang dan kuat hingga tak lama, Ririn mencapai puncak kenikmatannya.



Kami keluar bersama-sama di sex yang singkat itu. Spermaku memuncrat, membanjiri memek dan rahimnya dalam hitungan detik. Cairan squirt keluar dari memeknya dan membasahi lantai. Aku cabut kontolku dan beberapa air maniku ikut tumpah ke lantai.



“ sayang… pelan-pelan genjot kontolnya”



Kami berpindah ke sofa. Dengan posisi misionaris aku menggenjot Ririn dari atas. Aku tindih tubuh indahnya, aku remas toketnya, aku lahap bibirnya, aku jilat lehernya, aku lampiaskan seluruh nafsuku menikmati tubuhnya. Sementara di bawah sana, dengan kasar kontolku kembali menggenjot memek basahnya. Ririn mendesah lemas, dan akhirnya pasrah menikmati genjotan kontolku.



“ nggggghhhh ahhh massss Benny ahhhh”



Ia kembali orgasme. Ririn semakin lemas. Sofa itu semakin basah karena cairan squirt yang memuncrat deras dari memeknya. Ia dekup badanku, mendesah pelan, dan dengan wajah yang memerah ia kembali berbisik



“ aku capek mass. Ahhh”



Namun kontolku terus menggenjot memeknya dengan kencang dan tanpa ampun. Suara tepukan kedua selangkangan kami semakin terdengar keras dan kencang. Suara desahan pelannya ikut mewarnai adegan ngentot itu. Kontolku mulai berkedut. Aku cabut kontolku, mengocoknya nafsu lalu memuntahkan spermaku ke perut, toket hingga rambut dan wajah manisnya. Ririn hanya pasrah membiarkan spermaku membasahi sekujur tubuhnya



“ aku kangen kamu Ririn. Setiap nugas aku selalu inget kamu”



Godaku genit.



“ Kangen aku atau memek aku? Ayo jujur?”



Sahutnya sambil menatapku sinis



“ dua-duanya boleh kan?”



Ririn tertawa terpingkal-pingkal.



“ senengnya bisa ada kamu di rumah.”



Dan kami pun berpelukan. Aku melihat ke sekeliling rumah sambil memeluk tubuh bugil Ririn. Aku merasa ada yang sedikit berbeda dari rumah ini sejak terakhir aku pergi. Aku lalu menyadari sesuatu



“ mana foto suami kamu”



Ririn menggeleng kepalanya



“ kita sudah pisah mas”



Sahutnya enteng



“ lho? Pisah kenapa?”



Tanyaku



“ dia selama ini ga kerja. Dia ternyata keluar buat nongkrong sama teman-temannya. Aku ga bisa hidup kayak gini terus. Aku ga munafik aku butuh laki-laki yang bisa nafkahin aku, bukan yang dengan entengnya minta jatah terus jadiin aku babu. Tinggal tunggu waktu saja kami bercerai”



Suami Ririn adalah pengacara. Bukan yang terkenal tapi bukan pengacara sembarangan. Ririn bercerita jika ia dan suaminya sudah berpisah sehingga tinggal menunggu waktu mereka bercerai. Rumah ini sebenarnya dibeli dengan uang suaminya namun atas nama Ririn sehingga Ririn mendapat hak atas rumah meski mereka bercerai.



“ terus aku ketemu kamu. Aku Cuma berharap, andai kita ketemu dari dulu. Mungkin aku sangat bahagia. Mungkin aku ga kayak gini. Jujur, aku nungguin kamu berminggu-minggu ini. Aku….”



Aku tersenyum licik karena ia semakin tinggelam di permainanku.



“ belum terlambat Ririn, kita masih bisa hidup sama-sama”



Godaku memancingnya. Ririn berbalik menatapku dengan mata yang berkaca-kaca



“ beneran? Tapi aku janda. Cowok sempurna kayak kamu pasti cari yang perawan kan?”



Aku menggeleng kepala



“ aku selalu butuh kamu Ririn”



Aku tidak menyangka akan semudah ini. Hari itu aku menggenjotnya sepuasnya. Ririn mempersembahkan sekujur tubuhnya untukku hari itu. Kami ngentot di sofa, di karpet, di lantai, di dapur, hingga akhirnya mendarat di kasurnya. Entah berapa banyak benih yang aku tabur di dalam memeknya, namun ia berhasil memanjakan kontolku setiap kali aku ejakulasi di dalam memeknya.



Jam menunjukkan pukul 1 pagi. Ririn sudah tertidur pulas. Aku terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Musik dari Smart tv masih hidup. Seisi rumah masih berantakan dengan penuh dengan sperma dan berbagai cairan.



Aku tatap wajah cantik Ririn lalu aku cium pipinya. Sejak hari itu kami berjanji akan hidup bersama-sama. Itu artinya aku bisa mengentot Ririn kapan saja dan di mana saja sampai permainan ini berakhir. Aku menghitung hari sejak aku pertama kali memulai permainan ini. Aku tahu permainan ini pasti akan berakhir karena polisi bisa saja datang kapan saja. Namun aku tidak tahu apa aku siap ketika hari itu datang.



Aku menelepon Kiki malam itu ketik Ririn tertidur. Aku menggunakan headphone agar Ririn tidak mendengar suara Kiki. Kiki mengajak video call. Aku masuk ke kamar tamu Ririn dan untungnya Kiki tidak mengenali kamar itu. Kami lalu video call selama hampir satu jam. Aku bilang aku rindu dia dan Kiki termakan umpanku. Aku secara resmi memulai hubungan dengan ke dua sekawan ini.



“ sllrrrrp slrrrrp slrrrrp”



Pagi itu aku duduk di sofa, menikmati kuluman Ririn yang nikmat dan liar sambil meremas-remas kepalanya. Lidahnya menyapu bersih kontolku, dari kepala, batang hingga buah zakarku. Ririn menutup matanya mengulum kontolku dari atas ke bawah dan mulai memompanya hebat.



Kepuasan, semua manusia mengejar sesuatu di dunia ini. Bagiku, itu kepuasan. Harta, Tahta, Istri orang. Kalian tidak akan pernah tahu apa itu kepuasan sampai kalian bisa membuat istri orang berlutut dan mengulum kontol kalian di pagi hari. Begitu juga dengan wanita. Semua wanita yang kukenal juga mengejar sesuatu di dunia ini. Kesenangan, kepuasan, kekayaan, katakan saja, Harta, Tahta dan tentu saja, Pria. Selama mereka melihat apa yang mereka butuhkan di dunia ini, maka mereka milik kalian. Dan mereka siap memberi apa saja yang kalian butuhkan.



Jika wanitamu masih enggan memberi apa pun yang kalian inginkan, maka mungkin kalian belum ‘worthy’ (layak) di mata mereka. Segera tinggalkan mereka atau siap-siap bernasib seperti suami-suami mereka.

Dengan cara inilah bahkan wanita terbaik dan setia di dunia ini dapat menjadi lonte murahan jika kalian menemukan jalan ke roma.



Aku ejakulasi di dalam mulut Ririn. Kontolku memuncrat hebat sebanyak-banyaknya di dalam mulut Ririn. Ia diamkan kontolku di dalam mulutnya, menghisap dan menelan setiap sperma yang memuncrat keluar.



“ ahhhhh Mas Benny ahhhh”



Kami lanjutkan adegan sex itu ke posisi 69. Ririn mengulum kontolku sementara lidahku mulai menjelajah lubang memeknya yang basah. Kami saling menggeliat, bermesraan satu sama lain di atas sofa. Lidah kami saling beradu cepat, berlomba-lomba memberikan kepuasan.



Lidahku semakin menyusup masuk, menjilat-jilati klirotisnya. Ririn mengerang nikmat sambil mengulumi kontolku dengan kencang. Tubuhnya menggeliat di atasku dan kulumannya semakin bertambah liar. Penisku sudah kembali mengeras dan siap meledak kedua kalinya di dalam mulutnya. Kami memekik bersamaan, mencapai puncak kepuasan di atas sofa itu. Kedua tubuh kami kini penuh dengan cairan squirt dan sperma dari kemaluan kami.



“ nghhh mau kemana?”



Tanya Ririn dengan manja. Aku sudah berpakaian rapi kembali. Ririn masih terbaring bugil di atas sofa, terbangun dari istirahatnya.



“ pulang, kamu mau ikut?”



Ririn menggeleng kepala.



“ disini aja, ngapain pulang”



Aku mengaku aku sudah terlalu lama tidak pulang ke rumah. Ririn memegang tanganku, menatap mataku dengan manja dan menjawab



“ yaudah aku ikut ya”



Aku duduk menunggu Ririn bersiap-siap. Ia mengambil beberapa pakaiannya, menaruhnya di koper, karena aku mengajaknya pindah sementara ke rumahku.



“ wow, lama ditinggal rumah kamu masih rapih ya”



Aku mengajak Ririn masuk ke rumahku. Ririn tidak tahu jika aku hanya menyewa rumah ini. Ia mengira aku baru pindah ke rumah itu. Aku tidak perlu takut dengan tetangga julit yang akan membongkar rahasia karena di Komplek ini, mereka semua tertutup alias sendiri-sendiri.



“ wah ada swimming poolnya (kolam renang)”



Ririn berlari ke kolam renang. Ia mengenakan gaun berwarna pink selutut dengan kardigan putih. Ia membuka kardigannya, lalu duduk di pinggir kolam memasukkan kakinya ke dalam kolam.



“ jadi kamu mau tinggal sama aku?”



Ririn mengangguk. Sejak saat itu ia resmi meninggalkan rumahnya dan tinggal bersamaku. Aku menggantung banyak foto di sana. Termasuk foto palsuku dan foto keluarga palsuku. Karena kami sangat mirip, aku memajang foto orang tua Benny yang asli dan Ririn mengira mereka benar-benar orang tua asliku. Aku menghidupkan musik dan kami bersantai di pinggir kolam renang.



Ririn benar-benar seperti di mabuk cinta. Berbeda dengan Kiki, Harta dan jabatanku adalah alasan kenapa ia bahkan rela meninggalkan suaminya dan ngentot denganku. Kurasa tinggal menunggu waktu aku menikahinya. Kami melepaskan semua pakaian kami lalu berenang di dalam kolam renang.



“ kamu pria yang aku tunggu selama ini mas. Aku senang akhirnya kita bisa sama-sama. Aku tahu aku ga sempurna. Aku janda. Aku sudah pernah jadi milik orang lain. Sedangkan kamu perjaka. Tapi aku seneng, kamu nerima aku di rumah kamu.”



Lalu Ririn memelukku di kolam renang itu dengan manja



“ aku butuh kamu. Aku selalu butuh kamu”



Lalu kami pun bercumbu dan bercinta di dalam kolam renang itu. Hujan turun dengan lebat malam itu. Jam menunjukkan pukul setengah 10 tapi Ririn sudah tertidur lelap. Aku bangkit dari kamarku lalu turun ke bawah. Aku naik ke mobilku di garasi lalu keluar rumah dan berkendara ke suatu tempat



“ sayang, maaf aku baru sampe, kamu sudah tunggu lama”



Aku pergi ke sebuah hotel dan naik ke lantai 12, menuju sebuah kamar di sana. Jam menunjukkan pukul 10 kurang. Kiki tersenyum dan langsung memelukku.



“ aku ngerti. Pria kayak kamu pasti selalu sibuk”



Diam-diam kami berjanji bertemu malam itu di hotel tak jauh dari rumahku. Ia hanya mengenakan handuk ketika kami sampai. Kami langsung bercumbu dan jemari Kiki dengan nafsu melucuti semua pakaianku.



Kiki menungging di atas kasur dan dengan posisi doggy style aku mengentotnya dari belakang. Aku remas pinggulnya dan mengentotnya dengan kencang keras dan kasar. Kiki mendesah kencang. Jemarinya meremas kasur dan kepalanya mendongak sambil mendesah keras. Aku percepat sodokan kontolku, mengguncang memeknya seliarl-liarnya



Kiki orgasme lebih dulu. Ia squirt deras membasahi kasur hotel. Kami berganti posisi sehingga kini ia duduk di atas kasur dengan nafas Terengah-engah. Ia kocok kontolku dengan tangan kanannya, membuka mulutnya, lalu mulai mengulum-ngulum kepala kontolku dengan bibir manisnya.



Kontolku berkedut dan ejakulasi di dalam mulutnya. Kiki menelan beberapa tetes spermaku. Ia lepaskan kontolku dari mulutnya lalu membiarkan kontolku membasahi wajah, rambut, toket dan sekujur tubuhnya. Aku dorong Kiki, menggenjotnya dari atas, memuncratkan beberapa tetes spermaku ke dalam memek beceknya.



“ sayang, aku seneng kamu di sini, di tengah kesibukan kamu”



Kiki tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Sama seperti Ririn. Aku cumbu bibirnya sambil berbisik



“ aku juga kangen kamu. Tapi aku ga bisa lama malam ini”



Bisikku menggoda Kiki. Ia tersenyum manja



“ aku tahu “



Sahutnya



“ suami kamu tahu kamu di sini?”



Kiki menggeleng kepala.



“ aku ga mau bahas dia dulu”



Kami bercumbu kembali dan mengentot singkat sebelum aku pulang ke rumah dan tidur di samping Ririn di sekitar jam setengah 12.


 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd