Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Captain Ngentot - Perjalanan Mencari Kepuasan - Update Tamat

Bimabet
Episode 4​

“ Seru juga ya serumah sama kamu. Ga nyangka ketemu cowok yang cocok banget buat aku. Dari seleranya, sampe ke kontol-kontolnya kayak diciptain buat banget”



Aku tertawa geli. Pagi itu aku memeluk Kiki yang masih bugil diatas kasur seusai mengentot singkat di pagi hari setelah kami bangun. Itu hari ke lima aku menginap di rumahnya. Suami Kiki tidak tahu aku di sana. Suaminya menelepon setiap malam dan mengatakan ia sedang melobi investor untuk bisnis barunya dan dia hampir berhasil. Jika itu benar maka Kiki sudah membohongi suaminya dengan mengentot lelaki lain dibelakangnya. Dan aku tidak menyesal menanam kontol dan pelerku di dalam memeknya. Jika suaminya bohong, maka Kiki selangkah didepan dan berhasil membalas suaminya.



“ aku juga, tapi sayangnya aku harus nugas lagi”



Aku mengaku aku harus pergi bertugas setelah mengentot Kiki berulang-ulang kali, berhari-hari.



“ Ati-Ati ya sayang. Aku tunggu lho. Ga usah temuin Ririn lagi ya! Pokoknya jangan”



Kiki memelukku dengan manja. Aku merasakan hangat sentuhan tubuh bugilnya sebelum pergi dari rumah itu. Aku kembali ke mobilku dan dengan hanya mengenakan kimono mandi, Kiki mengantarku ke luar. Aku punya obsesi baru setelah mengunjungi rumah itu. Aku ingin menjadi kaya, mempunyai mobil sport dan rumah besar seperti Kiki dan suaminya.



“ Lama banget kita ga ketemu, sudah nugasnya?”



Aku bertemu dengan Ririn jam 11 hari itu tepat setelah pulang dari rumah Kiki. Aku sudah tidak bertemu Ririn dan jarang menghubunginya setelah 2 minggu lebih. Ia benar-benar percaya aku bertugas. Aku datang lengkap dengan seragam tni. Ia membuka pintu, menyapaku dengan dress putih tangan pendek.



“ gitulah, maaf ya aku belakangan sibuk. Tapi beberapa hari ini aku Free kok”



Sahutku



“ agak sebel sih. Kamu biarin aku kesepian! Jahat!”



Ririn dengan manjanya menunjuk pipinya. Aku tersenyum lalu mencium pipinya. Ia ikut tersenyum. Aku dekup dia dengan nafsu lalu aku cumbu bibirnya dengan liar. Kami pun bercumbu liar. Ia mendorongku lalu menepuk dadaku dengan gemas



“ genit kamu!”



Ia menyuruhku masuk. Aku masuk ke rumahnya lalu ia menutup dan mengunci pintu. Kami kembali berpelukan mesra dan bercumbu. Aku baru saja mendapat jatah ngentot dari Kiki tapi aku begitu nafsu sewaktu bertemu Ririn. Aku buka celanaku, membebaskan kontolku yang mengacung keras lalu aku buka pakaiannya dan ia terus tertawa genit.



Memeknya sudah sangat basah. Aku angkat kedua pahanya dan ia berpegangan erat di pundakku. Kontolku semakin mengacung keras. Aku tusukkan kontolku ke memek basahnya dan Ririn mendesah panjang. Aku tusukkan kontolku keluar masuk dengan kecepatan penuh. Kedua selangkangan kami bertepuk-tepuk dengan keras.



Aku genjot memeknya sambil berdiri dengan keras dan liar. Ririn mendesah kencang. Pipinya seketika memerah. Ia mengerang mendesah-desah nakal persis seperti bintang porno Jepang. Genjotanku semakin kencang dan kuat hingga tak lama, Ririn mencapai puncak kenikmatannya.



Kami keluar bersama-sama di sex yang singkat itu. Spermaku memuncrat, membanjiri memek dan rahimnya dalam hitungan detik. Cairan squirt keluar dari memeknya dan membasahi lantai. Aku cabut kontolku dan beberapa air maniku ikut tumpah ke lantai.



“ sayang… pelan-pelan genjot kontolnya”



Kami berpindah ke sofa. Dengan posisi misionaris aku menggenjot Ririn dari atas. Aku tindih tubuh indahnya, aku remas toketnya, aku lahap bibirnya, aku jilat lehernya, aku lampiaskan seluruh nafsuku menikmati tubuhnya. Sementara di bawah sana, dengan kasar kontolku kembali menggenjot memek basahnya. Ririn mendesah lemas, dan akhirnya pasrah menikmati genjotan kontolku.



“ nggggghhhh ahhh massss Benny ahhhh”



Ia kembali orgasme. Ririn semakin lemas. Sofa itu semakin basah karena cairan squirt yang memuncrat deras dari memeknya. Ia dekup badanku, mendesah pelan, dan dengan wajah yang memerah ia kembali berbisik



“ aku capek mass. Ahhh”



Namun kontolku terus menggenjot memeknya dengan kencang dan tanpa ampun. Suara tepukan kedua selangkangan kami semakin terdengar keras dan kencang. Suara desahan pelannya ikut mewarnai adegan ngentot itu. Kontolku mulai berkedut. Aku cabut kontolku, mengocoknya nafsu lalu memuntahkan spermaku ke perut, toket hingga rambut dan wajah manisnya. Ririn hanya pasrah membiarkan spermaku membasahi sekujur tubuhnya



“ aku kangen kamu Ririn. Setiap nugas aku selalu inget kamu”



Godaku genit.



“ Kangen aku atau memek aku? Ayo jujur?”



Sahutnya sambil menatapku sinis



“ dua-duanya boleh kan?”



Ririn tertawa terpingkal-pingkal.



“ senengnya bisa ada kamu di rumah.”



Dan kami pun berpelukan. Aku melihat ke sekeliling rumah sambil memeluk tubuh bugil Ririn. Aku merasa ada yang sedikit berbeda dari rumah ini sejak terakhir aku pergi. Aku lalu menyadari sesuatu



“ mana foto suami kamu”



Ririn menggeleng kepalanya



“ kita sudah pisah mas”



Sahutnya enteng



“ lho? Pisah kenapa?”



Tanyaku



“ dia selama ini ga kerja. Dia ternyata keluar buat nongkrong sama teman-temannya. Aku ga bisa hidup kayak gini terus. Aku ga munafik aku butuh laki-laki yang bisa nafkahin aku, bukan yang dengan entengnya minta jatah terus jadiin aku babu. Tinggal tunggu waktu saja kami bercerai”



Suami Ririn adalah pengacara. Bukan yang terkenal tapi bukan pengacara sembarangan. Ririn bercerita jika ia dan suaminya sudah berpisah sehingga tinggal menunggu waktu mereka bercerai. Rumah ini sebenarnya dibeli dengan uang suaminya namun atas nama Ririn sehingga Ririn mendapat hak atas rumah meski mereka bercerai.



“ terus aku ketemu kamu. Aku Cuma berharap, andai kita ketemu dari dulu. Mungkin aku sangat bahagia. Mungkin aku ga kayak gini. Jujur, aku nungguin kamu berminggu-minggu ini. Aku….”



Aku tersenyum licik karena ia semakin tinggelam di permainanku.



“ belum terlambat Ririn, kita masih bisa hidup sama-sama”



Godaku memancingnya. Ririn berbalik menatapku dengan mata yang berkaca-kaca



“ beneran? Tapi aku janda. Cowok sempurna kayak kamu pasti cari yang perawan kan?”



Aku menggeleng kepala



“ aku selalu butuh kamu Ririn”



Aku tidak menyangka akan semudah ini. Hari itu aku menggenjotnya sepuasnya. Ririn mempersembahkan sekujur tubuhnya untukku hari itu. Kami ngentot di sofa, di karpet, di lantai, di dapur, hingga akhirnya mendarat di kasurnya. Entah berapa banyak benih yang aku tabur di dalam memeknya, namun ia berhasil memanjakan kontolku setiap kali aku ejakulasi di dalam memeknya.



Jam menunjukkan pukul 1 pagi. Ririn sudah tertidur pulas. Aku terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Musik dari Smart tv masih hidup. Seisi rumah masih berantakan dengan penuh dengan sperma dan berbagai cairan.



Aku tatap wajah cantik Ririn lalu aku cium pipinya. Sejak hari itu kami berjanji akan hidup bersama-sama. Itu artinya aku bisa mengentot Ririn kapan saja dan di mana saja sampai permainan ini berakhir. Aku menghitung hari sejak aku pertama kali memulai permainan ini. Aku tahu permainan ini pasti akan berakhir karena polisi bisa saja datang kapan saja. Namun aku tidak tahu apa aku siap ketika hari itu datang.



Aku menelepon Kiki malam itu ketik Ririn tertidur. Aku menggunakan headphone agar Ririn tidak mendengar suara Kiki. Kiki mengajak video call. Aku masuk ke kamar tamu Ririn dan untungnya Kiki tidak mengenali kamar itu. Kami lalu video call selama hampir satu jam. Aku bilang aku rindu dia dan Kiki termakan umpanku. Aku secara resmi memulai hubungan dengan ke dua sekawan ini.



“ sllrrrrp slrrrrp slrrrrp”



Pagi itu aku duduk di sofa, menikmati kuluman Ririn yang nikmat dan liar sambil meremas-remas kepalanya. Lidahnya menyapu bersih kontolku, dari kepala, batang hingga buah zakarku. Ririn menutup matanya mengulum kontolku dari atas ke bawah dan mulai memompanya hebat.



Kepuasan, semua manusia mengejar sesuatu di dunia ini. Bagiku, itu kepuasan. Harta, Tahta, Istri orang. Kalian tidak akan pernah tahu apa itu kepuasan sampai kalian bisa membuat istri orang berlutut dan mengulum kontol kalian di pagi hari. Begitu juga dengan wanita. Semua wanita yang kukenal juga mengejar sesuatu di dunia ini. Kesenangan, kepuasan, kekayaan, katakan saja, Harta, Tahta dan tentu saja, Pria. Selama mereka melihat apa yang mereka butuhkan di dunia ini, maka mereka milik kalian. Dan mereka siap memberi apa saja yang kalian butuhkan.



Jika wanitamu masih enggan memberi apa pun yang kalian inginkan, maka mungkin kalian belum ‘worthy’ (layak) di mata mereka. Segera tinggalkan mereka atau siap-siap bernasib seperti suami-suami mereka.

Dengan cara inilah bahkan wanita terbaik dan setia di dunia ini dapat menjadi lonte murahan jika kalian menemukan jalan ke roma.



Aku ejakulasi di dalam mulut Ririn. Kontolku memuncrat hebat sebanyak-banyaknya di dalam mulut Ririn. Ia diamkan kontolku di dalam mulutnya, menghisap dan menelan setiap sperma yang memuncrat keluar.



“ ahhhhh Mas Benny ahhhh”



Kami lanjutkan adegan sex itu ke posisi 69. Ririn mengulum kontolku sementara lidahku mulai menjelajah lubang memeknya yang basah. Kami saling menggeliat, bermesraan satu sama lain di atas sofa. Lidah kami saling beradu cepat, berlomba-lomba memberikan kepuasan.



Lidahku semakin menyusup masuk, menjilat-jilati klirotisnya. Ririn mengerang nikmat sambil mengulumi kontolku dengan kencang. Tubuhnya menggeliat di atasku dan kulumannya semakin bertambah liar. Penisku sudah kembali mengeras dan siap meledak kedua kalinya di dalam mulutnya. Kami memekik bersamaan, mencapai puncak kepuasan di atas sofa itu. Kedua tubuh kami kini penuh dengan cairan squirt dan sperma dari kemaluan kami.



“ nghhh mau kemana?”



Tanya Ririn dengan manja. Aku sudah berpakaian rapi kembali. Ririn masih terbaring bugil di atas sofa, terbangun dari istirahatnya.



“ pulang, kamu mau ikut?”



Ririn menggeleng kepala.



“ disini aja, ngapain pulang”



Aku mengaku aku sudah terlalu lama tidak pulang ke rumah. Ririn memegang tanganku, menatap mataku dengan manja dan menjawab



“ yaudah aku ikut ya”



Aku duduk menunggu Ririn bersiap-siap. Ia mengambil beberapa pakaiannya, menaruhnya di koper, karena aku mengajaknya pindah sementara ke rumahku.



“ wow, lama ditinggal rumah kamu masih rapih ya”



Aku mengajak Ririn masuk ke rumahku. Ririn tidak tahu jika aku hanya menyewa rumah ini. Ia mengira aku baru pindah ke rumah itu. Aku tidak perlu takut dengan tetangga julit yang akan membongkar rahasia karena di Komplek ini, mereka semua tertutup alias sendiri-sendiri.



“ wah ada swimming poolnya (kolam renang)”



Ririn berlari ke kolam renang. Ia mengenakan gaun berwarna pink selutut dengan kardigan putih. Ia membuka kardigannya, lalu duduk di pinggir kolam memasukkan kakinya ke dalam kolam.



“ jadi kamu mau tinggal sama aku?”



Ririn mengangguk. Sejak saat itu ia resmi meninggalkan rumahnya dan tinggal bersamaku. Aku menggantung banyak foto di sana. Termasuk foto palsuku dan foto keluarga palsuku. Karena kami sangat mirip, aku memajang foto orang tua Benny yang asli dan Ririn mengira mereka benar-benar orang tua asliku. Aku menghidupkan musik dan kami bersantai di pinggir kolam renang.



Ririn benar-benar seperti di mabuk cinta. Berbeda dengan Kiki, Harta dan jabatanku adalah alasan kenapa ia bahkan rela meninggalkan suaminya dan ngentot denganku. Kurasa tinggal menunggu waktu aku menikahinya. Kami melepaskan semua pakaian kami lalu berenang di dalam kolam renang.



“ kamu pria yang aku tunggu selama ini mas. Aku senang akhirnya kita bisa sama-sama. Aku tahu aku ga sempurna. Aku janda. Aku sudah pernah jadi milik orang lain. Sedangkan kamu perjaka. Tapi aku seneng, kamu nerima aku di rumah kamu.”



Lalu Ririn memelukku di kolam renang itu dengan manja



“ aku butuh kamu. Aku selalu butuh kamu”



Lalu kami pun bercumbu dan bercinta di dalam kolam renang itu. Hujan turun dengan lebat malam itu. Jam menunjukkan pukul setengah 10 tapi Ririn sudah tertidur lelap. Aku bangkit dari kamarku lalu turun ke bawah. Aku naik ke mobilku di garasi lalu keluar rumah dan berkendara ke suatu tempat



“ sayang, maaf aku baru sampe, kamu sudah tunggu lama”



Aku pergi ke sebuah hotel dan naik ke lantai 12, menuju sebuah kamar di sana. Jam menunjukkan pukul 10 kurang. Kiki tersenyum dan langsung memelukku.



“ aku ngerti. Pria kayak kamu pasti selalu sibuk”



Diam-diam kami berjanji bertemu malam itu di hotel tak jauh dari rumahku. Ia hanya mengenakan handuk ketika kami sampai. Kami langsung bercumbu dan jemari Kiki dengan nafsu melucuti semua pakaianku.



Kiki menungging di atas kasur dan dengan posisi doggy style aku mengentotnya dari belakang. Aku remas pinggulnya dan mengentotnya dengan kencang keras dan kasar. Kiki mendesah kencang. Jemarinya meremas kasur dan kepalanya mendongak sambil mendesah keras. Aku percepat sodokan kontolku, mengguncang memeknya seliarl-liarnya



Kiki orgasme lebih dulu. Ia squirt deras membasahi kasur hotel. Kami berganti posisi sehingga kini ia duduk di atas kasur dengan nafas Terengah-engah. Ia kocok kontolku dengan tangan kanannya, membuka mulutnya, lalu mulai mengulum-ngulum kepala kontolku dengan bibir manisnya.



Kontolku berkedut dan ejakulasi di dalam mulutnya. Kiki menelan beberapa tetes spermaku. Ia lepaskan kontolku dari mulutnya lalu membiarkan kontolku membasahi wajah, rambut, toket dan sekujur tubuhnya. Aku dorong Kiki, menggenjotnya dari atas, memuncratkan beberapa tetes spermaku ke dalam memek beceknya.



“ sayang, aku seneng kamu di sini, di tengah kesibukan kamu”



Kiki tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Sama seperti Ririn. Aku cumbu bibirnya sambil berbisik



“ aku juga kangen kamu. Tapi aku ga bisa lama malam ini”



Bisikku menggoda Kiki. Ia tersenyum manja



“ aku tahu “



Sahutnya



“ suami kamu tahu kamu di sini?”



Kiki menggeleng kepala.



“ aku ga mau bahas dia dulu”



Kami bercumbu kembali dan mengentot singkat sebelum aku pulang ke rumah dan tidur di samping Ririn di sekitar jam setengah 12.


mksh updatenya suhu
 
Episode 3

Starring




Kiki​


“ kalo aku sih gak ya. Kalo soal ngentot sama orang yang ga dikenal, aku ga dulu”



Aku cukup puas dan beruntung bisa mengentot Ririn. Dia cantik, sexy dan pastinya yang paling aku suka adalah istri orang. Entah kenapa aku punya ketertarikan sendiri terhadap istri orang. Ada banyak wanita cantik di dunia. Aku tahu itu. Tapi entah kenapa menurutku yang paling menggairahkan di dunia ini adalah istri orang.



Aku kini cukup percaya diri untuk mencari mangsa kedua. Masih dari geng mamah-mamah muda Ririn, target keduaku adalah Kiki. Teman Ririn yang baru menikah beberapa bulan yang lalu.



“ hai ganteng”



“ hai Kiki”



Aku menjemput Kiki di restoran cepat saji Busway. Ia sangat suka restoran itu. Aku sempat mengepoi sosial medianya dan dia ternyata tidak begitu dekat dengan suaminya sebelum menikah. Ia justru dekat dengan personal trainernya, yang intinya menurutku, ia suka pria yang gagah.



Tidak hanya sangat cantik dan sexy, Kiki sangat kaya. Dia anak tunggal salah satu konglomerat terkaya di Indonesia. Ayahnya sedang sakit-sakitan di luar negeri jadi dia yang bertanggung-jawab atas semua harta keluarganya. Jadi bertingkah sok kaya alias sok Royal justru akan mempermalukan diriku sendiri. Aku bermain peran sebagai pria idamannya, yaitu pria gagah yang berwibawa.



“ suami aku itu emang bukan orang biasa , dia anak pejabat. Emang sih bagi orang biasa dia cukup tajir, tapi bagi aku dia b aja. Kerjaannya kumpul sama temennya terus. Kerja hampir ga pernah.”



Aku bersama Kiki di mobil menuju rumahnya dan 99% yang ia bicarakan adalah keluhannya bersama suaminya. Suaminya juga sangat kaya tapi tidak bekerja. Suaminya hidup dari uang orang tuanya. Berbeda dengan Kiki, wanita karir yang punya begitu banyak usaha.



“ kamu kok belum nikah? Padahal kan udah mapan, sudah berumur”



Tanya Kiki



“ aku, belum ketemu yang cocok saja. Soal nikah aku gamau cepet-cepet sih”



Jawabku. Kiki tersenyum



“ ah gitu. Emang sih ya kalo urusan nikah, kita ga boleh sembarangan. Kan nanti mau sama-sama seumur hidup. Cukup aku saja yang salah pilih”



Sama seperti Ririn ia tidak puas dengan suaminya tapi kasusnya sedikit berbeda. Kiki memegang tanganku yang sedang berada di gigi mobil. Tiba-tiba saja ia sandarkan kepalanya di pundakku dengan manja dan berbisik



“ Gapapa kan?”



“ gapapa kok”



Aku menggenggam tangannya erat. Kiki menyandarkan kepalanya di pundakku sepanjang perjalanan. Tanganku berpindah ke pahanya dan dia tidak melarangku. Aku sentuh pahanya, merasakan lembut dan halusnya kulitnya. Jemariku naik, semakin naik sehingga bertemu dengan memeknya



“ ahhh nakal kamu”



Memeknya sudah sangat becek. Aku usap memeknya yang masih dibalut celana dalam dan ia mendesah. Ia goyangkan pelan pinggulnya merasakan sentuhan jemariku. Jemariku menyusup masuk ke dalam celana dalamnya, dan menyentuh langsung memeknya. Jemariku masuk ke dalam lubang memeknya dan mulai mencolok keras



“ ahhh ohhh yahhh yahhh terus sayang yaaahhhh”



Ia rangkul tanganku dengan kedua tangannya. Wajahnya memerah, bibirnya mendesah keras dan pinggulnya bergoyang hebat. Aku mencolok-colok memeknya sambil mengendarai mobil menuju rumahnya. Ketika di lampu merah, ia keluarkan kontolku dari sarangnya, mengocoknya nafsu, sambil meraih daguku lalu mencumbunya seliar-liarnya.



Kiki orgasme di dalam mobil. Celana dalamnya basah, gaunnya pun basah dan begitu juga dengan kursi mobilku. Cairan orgasmenya menyembur deras. Pekikannya sangat kuat dan kedua jemarinya seketika gemetar. Baju dan seisi mobil menjadi basah dan ia pun tertawa terbahak-bahak



“ jadi basah semua baju aku sama mobil kamu”



Bisiknya manja. Aku hanya tersenyum.



“ gapapa nanti aku Bersihin”



Kami tiba di rumah Kiki. Aku turun dari mobil dan membuka pagar dengan gembok yang diberikan Kiki. Rumah itu sangat besar. Pagarnya juga sangat besar sehingga mustahil bagi orang luar mengintip atau memanjat pagar rumah. Bahkan ada kawat berduri di paling atas pagar. Mobilku masuk dan aku melihat mobil bentley yang terparkir di luar



“ ah itu mobil aku. Tapi aku males bawanya. Jadi biasanya naik taxi online. Kalo ojek aku suka pusing. Di dalam masih banyak lho”



Kami masuk ke garasi dan melihat ada kurang lebih 15 mobil sport di dalamnya. Ada bmw z4, supra gr, lamborghini sesto elemento, lamborghini aventador, Mercedes benz amg gt 4 door coupe, ferrari 488 pista dan masih banyak lagi.



“ banyak banget mobilnya”



Ucapku. Kiki hanya tertawa





“ iya ayah aku suka koleksi mobil sport. Aku jadi ikutan suka. Walaupun aku jarang pakenya. Biasanya suami aku yang pakai. Menang banyak kan dia”



Sahut Kiki kesal. Rumah ini sangat besar. Tidak ada pembantu, sopir, atau siapa pun kecuali Kiki sendiri. Tidak ada cctv di dalam. Hanya di luar rumah dan di depan pagar



“ iya aku suka tinggal sendiri. Seluruh urusan rumah aku yang urus. Kalo suami pulang, biasanya langsung ngentot, terus tidur. Mana ada urus rumah.”



Kiki tidak pernah punya pembantu meski ia sangat kaya. Ia selalu mengerjakan apa-apa sendiri dari ia kecil. Ia terbiasa mandiri. Aku melihat mobil itu satu persatu dan tiba-tiba ia melepas seluruh pakaiannya hingga ia bugil di depanku



“ kenapa?”



Tanyanya



“ ah gak, kamu… ga malu?”



Tanyaku polos



“ ah ada orang juga di rumah. Cuma ada kamu kan?”



Ucapnya santai.



“ mana suami kamu?”



Tanyaku.



“ ah dia keluar kota, masih lama pulangnya. Mungkin bulan depan”



Ia mengambil pakaiannya lalu berjalan ke tangga yang menuju ke dalam rumahnya.



“ kamu mau ikut ke kamar? Atau masih mau lihat-lihat mobil”



Ucap Kiki. Naluri lelakiku semakin kuat. Aku berjalan mendekatinya.



“ ah aku ikut saja”



Jawabku



“ yaudah yuk sini”



Aku naik ke lantai dua menuju ruang tengah rumahnya. Lantai satu hanyalah garasi, ruang mencuci dan gudang. Lantai dua ruang tengah, dapur, ruang makan, kolam renang dan kamar tamu sedangkan lantai tiga adalah kamar tidur.



Kiki mengajakku ke kamar tidurnya. Ia masukkan bajunya ke keranjang cucian. Ia ambil sapu dan membersihkan kamarnya sebentar. Ia sangat berbeda dari Ririn, Kiki sangat rajin dan rapi.



“ apa gapapa aku masuk ke kamar kamu?”



Tanyaku polos



“ sudah santai saja. Suami aku pasti lagi tidur sama cewek-cewek lain”



Jawabnya santai.



“ kok gitu?”



Sahutku



“ ya gitu, sudah jangan dibahas. Aku mau mandi dulu. Kamu mau istirahat?”



Aku mengangguk. Kiki mengambil handuk dan mulai mandi. Aku berbaring di kamarnya. Aku menghidupkan Smart tv dan mulai menjelajah youtube. Aku memutar video satu-satu dan ternyata Kiki sangat lama di kamar mandi. Aku tertidur di atas kasur dengan tv menyala.



Aku terbangun sejam kemudian. Kiki sudah mengenakan lingerie di depan kaca. Ia sudah terlihat sangat cantik dan sexy. Kontolku langsung berdiri tegak. Siapapun yang menjadi suami Kiki, ia pasti sangat beruntung dan bahagia



“ ah masa, kamu bisa saja. Kamu nyenyak banget tidurnya”



Sahut Kiki



“ beneran, liat saja di kaca.”



Aku juga bilang dia tipe wanita idamanku setelah melihat keseharian dan tingkahnya seharian ini



“ yaudah kita nikah”



Ucap Kiki santai



“ suami kamu?”



Kiki naik ke atas kasur. Ia naik ke atas kontolku lalu sambil membuka kemejaku dengan manja dan nakal ia berbisik



“ maksudnya anggap saja aku istri kamu. Aku juga anggap kamu sebagai istri aku”



Aku tersenyum lalu menggeleng kepala.



“ aku pengen beneran nikah sama kamu”



Kiki tertawa genit



“ aku kira kamu pengen nikah sama Ririn”



Aku menggeleng kepala. Aku sudah bugil di depannya. Aku remas buah dadanya dengan gemas sambil memainkan putingnya. Kiki mendongakkan kepala dan mendesah. Aku mainkan jemariku di buah dada dan putingnya. Ia dekatkan wajahnya lalu mencumbuku dengan liar.



Ia mencumbu dengan liar. Jemarinya tiba di kontolku dan mulai mengocoknya. Aku selipkan jemariku di memeknya dan mulai mencolokinya. Kami bercumbu liar sambil saling mengocok dan mencolok kontol dan memek kami satu sama lain.



Aku kecup lehernya dan menghisapnya liar. Lehernya kini basah dengan liurku. Kiki terus mendesah. Pipinya memerah dan tubuhnya menggeliat. Ia berbaring di atas kasur dan aku pun menindih tubuhnya. Aku jilat putingnya dan ia semakin mendesah. Aku kecup buah dadanya dengan nafsu dan Kiki semakin mendesah-desah menikmati lumatan bibirku di toketnya.



Aku remas kedua buah dadanya. Dengan kasar aku tusukkan kontolku ke dalam memeknya. Kontolku menyeruduk masuk ke dalam memeknya hingga tenggelam seluruhnya. Aku ikut mendesah keras menikmati memeknya yang sangat sempit dan menjepit.



“ ohhhhh Kiki”



“ ahhh masssss”



Aku menggenjotnya keras dari atas. Tubuhnya menggeliat hebat. Aku genjot memeknya dengan kuat dan kedua selangkangan kami saling bertepuk-tepuk satu dengan yang lainnya. Kiki membuka pahanya memberi kontolku jalan untuk menggenjot memeknya.



Aku kembali melahap lehernya. Wajah Kiki semakin memerah. Ia dekap tubuhku dan mendesah kencang seperti bintang porno Jepang. Tubuhnya gemetar dan semakin menggeliat. Ia mencakar-cakar kecil punggungku dan seketika itu juga memeknya memuncrat dan meledak hebat di atas kasur.



Kiki orgasme hebat. Aku cabut penisku dan memeknya memuncrat deras membasahi seisi kasur. Wajahnya memerah. Kiki tak mampu menahan orgasmenya yang luar biasa. Aku tahan kedua tangannya dan ia menatapku pasrah. Aku kembali menggenjot memeknya yang baru saja orgasme dan Kiki mendesah lemas.



Kiki membalik tubuhnya. Ia menungging di kasur yang basah itu dan aku segera menggenjotnya dari belakang. Kiki kembali mendesah kencang. Aku genjot memeknya dari belakang, sambil meremas pinggulnya dengan nafsu. Pipinya memerah dan ia terus mendesah-desah kencang. Suara desahannya menggema ke seluruh kamar diiringi suara tepukan keras kedua selangkangan kami.



“ nggghhh ahhhhhh massss”



Ia orgasme yang kedua. Cairan squirt itu kembali memuncrat deras membuat kasur itu semakin basah. Kiki benar-benar lemas. Tubuhnya terbaring di atas kasur dan hanya pasrah membiarkan aku menggenjot memeknya dengan keras



Aku cabut penisku dari memeknya. Penisku sudah memerah keras dan hampir meledak. Aku raih tangannya dan Kiki pun duduk di atas kasur. Aku arahkan penisku ke mulutnya, lalu sambil memejamkan matanya, ia buka mulutnya lebar-lebar. Aku masukkan penisku, mendekup kepala Kiki lalu aku menggenjot mulutnya dengan keras dan kencang.



Penisku ejakulasi di dalam mulutnya. Air maniku memuncrat hebat hingga menetes keluar dari mulutnya. Aku cabut penisku dan Kiki seketika batuk. Aku kocok penisku di depan wajahnya, lalu menembakkan spermaku ke wajah dan sekujur tubuhnya.



Hujan pun turun. Jam menunjukkan pukul 9 malam. Entah berapa kali kami mengentot hari itu. Dari kamar Kiki, kami berpindah ke sofa ruang tengah yang penuh dengan squirt dan sperma kontolku. Kami sudah seperti orang gila. Ngentot di mana saja dengan liar seperti binatang, memenuhi rumah dengan squirt dan sperma.



Kami turun ke garasi. Kami masuk ke mobil Ferrari itu dan dengan posisi WOT aku menggenjotnya di kursi kemudi. Aku dekup tubuh indahnya dan sambil mendesah keras, aku genjot dia dari bawah dengan posisi WoT, sambil meremas buah dadanya. Dengan wajah sangenya, Kiki membalas genjotanku, mengalungkan kedua tangannya di leherku.


Kami pun bercumbu. Diiringi musik pelan dari mobil kami bercinta di dalamnya. Aku genjot memeknya dari bawah, sambil mencumbu mesra bibir dan lidahnya. Kiki pun memanjakanku dengan memek dan cumbuan liarnya. Kami mendesah bersamaan lalu orgasme berbarengan di dalam mobil itu. Hujan semakin deras, membuat adegan ngentot itu semakin nikmat.



Jam 5 pagi. Aku terbangun di atas kasur di kamar tamu. Aku ingat aku menggendong Kiki ke kamar ini dan kami mengentot liar sebelum tertidur. Aku tatap wajah manisnya yang dibalut selimut. Aku belai rambutnya, mengusap pipinya dan ia terbangun.



“ pagi Mas Benny”



Sapanya manja



“ pagi Kiki.”



Ucapku. Ia memelukku manja membenamkan kepalanya dipelukanku.



“ aku sudah kayak bulan madu lagi”



Ucapnya. Aku tersenyum



“ aku juga gitu. Ini kayak malam pertama aku”



Jawabku. Ia menatapku manja



“ kamu mau ketemu Ririn hari ini?”



Aku menggeleng kepala.



“ kenapa?”



Tanyanya bingung



“ pengen sama kamu aja”



Jawabku. Kiki tersenyum malu. Aku tak menyangka semudah itu ia termakan rayuanku. Ia akhirnya mengatakan apa yang Ririn katakan



“ andai ya kita ketemu dari dulu. Kamu orangnya bijak, punya wibawa, gagah, kuat, idaman aku banget. Kalo kita nikah. Pasti aku bahagia”



Ucapnya. Aku tersenyum licik dan terus menggodanya



“ honey”



Bisikku. Kiki tersenyum malu



“ honey, mau kan temenin aku seharian ini?”



Kami kembali ngentot pagi itu. Hari itu seperti milik kami berdua. Lagi-lagi aku mendapat mangsa baru yang menurutku lebih dahsyat dari Ririn. Bukan cuma memek, kali ini aku punya kesempatan untuk mencicipi hartanya juga.



Jam 10 pagi. Kami bersantai berdua di kolam renang. Kami berenang bebas tanpa busana di kolam renang. Aku bebas mencumbu bibir dan tubuh Kiki, dan dia pun bebas mencumbuku liar dan menikmati sodokan kontolku.



Kiki menungging di pinggir kolam renang. Aku remas toketnya dari belakang sambil menggenjotnya dari belakang. Ia pejamkan matanya mendesah keras di kolam renang. Aku genjot memeknya menepuk-nepuk pinggulnya dengan selangkanganku. Sambil menggenjotnya, aku berpikir perbedaan yang signifikan antara ia dan Ririn adalah Kiki sepertinya murni tertarik dengan tubuh serta kepribadianku tanpa memandang apa jabatanku. Sementara daya tarik utama Ririn adalah karena aku perwira Tni. Tapi tetap saja, Kiki belum tentu akan membuka memeknya untukku, jika ia tahu aku sebenarnya hanyalah gembel. Aku remas ganas toketnya dari belakang dan tak lama kami pun orgasme secara bersamaan di kolam renang
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣• for updates Captain .... to be countinue
 
Episode 4​

“ Seru juga ya serumah sama kamu. Ga nyangka ketemu cowok yang cocok banget buat aku. Dari seleranya, sampe ke kontol-kontolnya kayak diciptain buat banget”



Aku tertawa geli. Pagi itu aku memeluk Kiki yang masih bugil diatas kasur seusai mengentot singkat di pagi hari setelah kami bangun. Itu hari ke lima aku menginap di rumahnya. Suami Kiki tidak tahu aku di sana. Suaminya menelepon setiap malam dan mengatakan ia sedang melobi investor untuk bisnis barunya dan dia hampir berhasil. Jika itu benar maka Kiki sudah membohongi suaminya dengan mengentot lelaki lain dibelakangnya. Dan aku tidak menyesal menanam kontol dan pelerku di dalam memeknya. Jika suaminya bohong, maka Kiki selangkah didepan dan berhasil membalas suaminya.



“ aku juga, tapi sayangnya aku harus nugas lagi”



Aku mengaku aku harus pergi bertugas setelah mengentot Kiki berulang-ulang kali, berhari-hari.



“ Ati-Ati ya sayang. Aku tunggu lho. Ga usah temuin Ririn lagi ya! Pokoknya jangan”



Kiki memelukku dengan manja. Aku merasakan hangat sentuhan tubuh bugilnya sebelum pergi dari rumah itu. Aku kembali ke mobilku dan dengan hanya mengenakan kimono mandi, Kiki mengantarku ke luar. Aku punya obsesi baru setelah mengunjungi rumah itu. Aku ingin menjadi kaya, mempunyai mobil sport dan rumah besar seperti Kiki dan suaminya.



“ Lama banget kita ga ketemu, sudah nugasnya?”



Aku bertemu dengan Ririn jam 11 hari itu tepat setelah pulang dari rumah Kiki. Aku sudah tidak bertemu Ririn dan jarang menghubunginya setelah 2 minggu lebih. Ia benar-benar percaya aku bertugas. Aku datang lengkap dengan seragam tni. Ia membuka pintu, menyapaku dengan dress putih tangan pendek.



“ gitulah, maaf ya aku belakangan sibuk. Tapi beberapa hari ini aku Free kok”



Sahutku



“ agak sebel sih. Kamu biarin aku kesepian! Jahat!”



Ririn dengan manjanya menunjuk pipinya. Aku tersenyum lalu mencium pipinya. Ia ikut tersenyum. Aku dekup dia dengan nafsu lalu aku cumbu bibirnya dengan liar. Kami pun bercumbu liar. Ia mendorongku lalu menepuk dadaku dengan gemas



“ genit kamu!”



Ia menyuruhku masuk. Aku masuk ke rumahnya lalu ia menutup dan mengunci pintu. Kami kembali berpelukan mesra dan bercumbu. Aku baru saja mendapat jatah ngentot dari Kiki tapi aku begitu nafsu sewaktu bertemu Ririn. Aku buka celanaku, membebaskan kontolku yang mengacung keras lalu aku buka pakaiannya dan ia terus tertawa genit.



Memeknya sudah sangat basah. Aku angkat kedua pahanya dan ia berpegangan erat di pundakku. Kontolku semakin mengacung keras. Aku tusukkan kontolku ke memek basahnya dan Ririn mendesah panjang. Aku tusukkan kontolku keluar masuk dengan kecepatan penuh. Kedua selangkangan kami bertepuk-tepuk dengan keras.



Aku genjot memeknya sambil berdiri dengan keras dan liar. Ririn mendesah kencang. Pipinya seketika memerah. Ia mengerang mendesah-desah nakal persis seperti bintang porno Jepang. Genjotanku semakin kencang dan kuat hingga tak lama, Ririn mencapai puncak kenikmatannya.



Kami keluar bersama-sama di sex yang singkat itu. Spermaku memuncrat, membanjiri memek dan rahimnya dalam hitungan detik. Cairan squirt keluar dari memeknya dan membasahi lantai. Aku cabut kontolku dan beberapa air maniku ikut tumpah ke lantai.



“ sayang… pelan-pelan genjot kontolnya”



Kami berpindah ke sofa. Dengan posisi misionaris aku menggenjot Ririn dari atas. Aku tindih tubuh indahnya, aku remas toketnya, aku lahap bibirnya, aku jilat lehernya, aku lampiaskan seluruh nafsuku menikmati tubuhnya. Sementara di bawah sana, dengan kasar kontolku kembali menggenjot memek basahnya. Ririn mendesah lemas, dan akhirnya pasrah menikmati genjotan kontolku.



“ nggggghhhh ahhh massss Benny ahhhh”



Ia kembali orgasme. Ririn semakin lemas. Sofa itu semakin basah karena cairan squirt yang memuncrat deras dari memeknya. Ia dekup badanku, mendesah pelan, dan dengan wajah yang memerah ia kembali berbisik



“ aku capek mass. Ahhh”



Namun kontolku terus menggenjot memeknya dengan kencang dan tanpa ampun. Suara tepukan kedua selangkangan kami semakin terdengar keras dan kencang. Suara desahan pelannya ikut mewarnai adegan ngentot itu. Kontolku mulai berkedut. Aku cabut kontolku, mengocoknya nafsu lalu memuntahkan spermaku ke perut, toket hingga rambut dan wajah manisnya. Ririn hanya pasrah membiarkan spermaku membasahi sekujur tubuhnya



“ aku kangen kamu Ririn. Setiap nugas aku selalu inget kamu”



Godaku genit.



“ Kangen aku atau memek aku? Ayo jujur?”



Sahutnya sambil menatapku sinis



“ dua-duanya boleh kan?”



Ririn tertawa terpingkal-pingkal.



“ senengnya bisa ada kamu di rumah.”



Dan kami pun berpelukan. Aku melihat ke sekeliling rumah sambil memeluk tubuh bugil Ririn. Aku merasa ada yang sedikit berbeda dari rumah ini sejak terakhir aku pergi. Aku lalu menyadari sesuatu



“ mana foto suami kamu”



Ririn menggeleng kepalanya



“ kita sudah pisah mas”



Sahutnya enteng



“ lho? Pisah kenapa?”



Tanyaku



“ dia selama ini ga kerja. Dia ternyata keluar buat nongkrong sama teman-temannya. Aku ga bisa hidup kayak gini terus. Aku ga munafik aku butuh laki-laki yang bisa nafkahin aku, bukan yang dengan entengnya minta jatah terus jadiin aku babu. Tinggal tunggu waktu saja kami bercerai”



Suami Ririn adalah pengacara. Bukan yang terkenal tapi bukan pengacara sembarangan. Ririn bercerita jika ia dan suaminya sudah berpisah sehingga tinggal menunggu waktu mereka bercerai. Rumah ini sebenarnya dibeli dengan uang suaminya namun atas nama Ririn sehingga Ririn mendapat hak atas rumah meski mereka bercerai.



“ terus aku ketemu kamu. Aku Cuma berharap, andai kita ketemu dari dulu. Mungkin aku sangat bahagia. Mungkin aku ga kayak gini. Jujur, aku nungguin kamu berminggu-minggu ini. Aku….”



Aku tersenyum licik karena ia semakin tinggelam di permainanku.



“ belum terlambat Ririn, kita masih bisa hidup sama-sama”



Godaku memancingnya. Ririn berbalik menatapku dengan mata yang berkaca-kaca



“ beneran? Tapi aku janda. Cowok sempurna kayak kamu pasti cari yang perawan kan?”



Aku menggeleng kepala



“ aku selalu butuh kamu Ririn”



Aku tidak menyangka akan semudah ini. Hari itu aku menggenjotnya sepuasnya. Ririn mempersembahkan sekujur tubuhnya untukku hari itu. Kami ngentot di sofa, di karpet, di lantai, di dapur, hingga akhirnya mendarat di kasurnya. Entah berapa banyak benih yang aku tabur di dalam memeknya, namun ia berhasil memanjakan kontolku setiap kali aku ejakulasi di dalam memeknya.



Jam menunjukkan pukul 1 pagi. Ririn sudah tertidur pulas. Aku terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Musik dari Smart tv masih hidup. Seisi rumah masih berantakan dengan penuh dengan sperma dan berbagai cairan.



Aku tatap wajah cantik Ririn lalu aku cium pipinya. Sejak hari itu kami berjanji akan hidup bersama-sama. Itu artinya aku bisa mengentot Ririn kapan saja dan di mana saja sampai permainan ini berakhir. Aku menghitung hari sejak aku pertama kali memulai permainan ini. Aku tahu permainan ini pasti akan berakhir karena polisi bisa saja datang kapan saja. Namun aku tidak tahu apa aku siap ketika hari itu datang.



Aku menelepon Kiki malam itu ketik Ririn tertidur. Aku menggunakan headphone agar Ririn tidak mendengar suara Kiki. Kiki mengajak video call. Aku masuk ke kamar tamu Ririn dan untungnya Kiki tidak mengenali kamar itu. Kami lalu video call selama hampir satu jam. Aku bilang aku rindu dia dan Kiki termakan umpanku. Aku secara resmi memulai hubungan dengan ke dua sekawan ini.



“ sllrrrrp slrrrrp slrrrrp”



Pagi itu aku duduk di sofa, menikmati kuluman Ririn yang nikmat dan liar sambil meremas-remas kepalanya. Lidahnya menyapu bersih kontolku, dari kepala, batang hingga buah zakarku. Ririn menutup matanya mengulum kontolku dari atas ke bawah dan mulai memompanya hebat.



Kepuasan, semua manusia mengejar sesuatu di dunia ini. Bagiku, itu kepuasan. Harta, Tahta, Istri orang. Kalian tidak akan pernah tahu apa itu kepuasan sampai kalian bisa membuat istri orang berlutut dan mengulum kontol kalian di pagi hari. Begitu juga dengan wanita. Semua wanita yang kukenal juga mengejar sesuatu di dunia ini. Kesenangan, kepuasan, kekayaan, katakan saja, Harta, Tahta dan tentu saja, Pria. Selama mereka melihat apa yang mereka butuhkan di dunia ini, maka mereka milik kalian. Dan mereka siap memberi apa saja yang kalian butuhkan.



Jika wanitamu masih enggan memberi apa pun yang kalian inginkan, maka mungkin kalian belum ‘worthy’ (layak) di mata mereka. Segera tinggalkan mereka atau siap-siap bernasib seperti suami-suami mereka.

Dengan cara inilah bahkan wanita terbaik dan setia di dunia ini dapat menjadi lonte murahan jika kalian menemukan jalan ke roma.



Aku ejakulasi di dalam mulut Ririn. Kontolku memuncrat hebat sebanyak-banyaknya di dalam mulut Ririn. Ia diamkan kontolku di dalam mulutnya, menghisap dan menelan setiap sperma yang memuncrat keluar.



“ ahhhhh Mas Benny ahhhh”



Kami lanjutkan adegan sex itu ke posisi 69. Ririn mengulum kontolku sementara lidahku mulai menjelajah lubang memeknya yang basah. Kami saling menggeliat, bermesraan satu sama lain di atas sofa. Lidah kami saling beradu cepat, berlomba-lomba memberikan kepuasan.



Lidahku semakin menyusup masuk, menjilat-jilati klirotisnya. Ririn mengerang nikmat sambil mengulumi kontolku dengan kencang. Tubuhnya menggeliat di atasku dan kulumannya semakin bertambah liar. Penisku sudah kembali mengeras dan siap meledak kedua kalinya di dalam mulutnya. Kami memekik bersamaan, mencapai puncak kepuasan di atas sofa itu. Kedua tubuh kami kini penuh dengan cairan squirt dan sperma dari kemaluan kami.



“ nghhh mau kemana?”



Tanya Ririn dengan manja. Aku sudah berpakaian rapi kembali. Ririn masih terbaring bugil di atas sofa, terbangun dari istirahatnya.



“ pulang, kamu mau ikut?”



Ririn menggeleng kepala.



“ disini aja, ngapain pulang”



Aku mengaku aku sudah terlalu lama tidak pulang ke rumah. Ririn memegang tanganku, menatap mataku dengan manja dan menjawab



“ yaudah aku ikut ya”



Aku duduk menunggu Ririn bersiap-siap. Ia mengambil beberapa pakaiannya, menaruhnya di koper, karena aku mengajaknya pindah sementara ke rumahku.



“ wow, lama ditinggal rumah kamu masih rapih ya”



Aku mengajak Ririn masuk ke rumahku. Ririn tidak tahu jika aku hanya menyewa rumah ini. Ia mengira aku baru pindah ke rumah itu. Aku tidak perlu takut dengan tetangga julit yang akan membongkar rahasia karena di Komplek ini, mereka semua tertutup alias sendiri-sendiri.



“ wah ada swimming poolnya (kolam renang)”



Ririn berlari ke kolam renang. Ia mengenakan gaun berwarna pink selutut dengan kardigan putih. Ia membuka kardigannya, lalu duduk di pinggir kolam memasukkan kakinya ke dalam kolam.



“ jadi kamu mau tinggal sama aku?”



Ririn mengangguk. Sejak saat itu ia resmi meninggalkan rumahnya dan tinggal bersamaku. Aku menggantung banyak foto di sana. Termasuk foto palsuku dan foto keluarga palsuku. Karena kami sangat mirip, aku memajang foto orang tua Benny yang asli dan Ririn mengira mereka benar-benar orang tua asliku. Aku menghidupkan musik dan kami bersantai di pinggir kolam renang.



Ririn benar-benar seperti di mabuk cinta. Berbeda dengan Kiki, Harta dan jabatanku adalah alasan kenapa ia bahkan rela meninggalkan suaminya dan ngentot denganku. Kurasa tinggal menunggu waktu aku menikahinya. Kami melepaskan semua pakaian kami lalu berenang di dalam kolam renang.



“ kamu pria yang aku tunggu selama ini mas. Aku senang akhirnya kita bisa sama-sama. Aku tahu aku ga sempurna. Aku janda. Aku sudah pernah jadi milik orang lain. Sedangkan kamu perjaka. Tapi aku seneng, kamu nerima aku di rumah kamu.”



Lalu Ririn memelukku di kolam renang itu dengan manja



“ aku butuh kamu. Aku selalu butuh kamu”



Lalu kami pun bercumbu dan bercinta di dalam kolam renang itu. Hujan turun dengan lebat malam itu. Jam menunjukkan pukul setengah 10 tapi Ririn sudah tertidur lelap. Aku bangkit dari kamarku lalu turun ke bawah. Aku naik ke mobilku di garasi lalu keluar rumah dan berkendara ke suatu tempat



“ sayang, maaf aku baru sampe, kamu sudah tunggu lama”



Aku pergi ke sebuah hotel dan naik ke lantai 12, menuju sebuah kamar di sana. Jam menunjukkan pukul 10 kurang. Kiki tersenyum dan langsung memelukku.



“ aku ngerti. Pria kayak kamu pasti selalu sibuk”



Diam-diam kami berjanji bertemu malam itu di hotel tak jauh dari rumahku. Ia hanya mengenakan handuk ketika kami sampai. Kami langsung bercumbu dan jemari Kiki dengan nafsu melucuti semua pakaianku.



Kiki menungging di atas kasur dan dengan posisi doggy style aku mengentotnya dari belakang. Aku remas pinggulnya dan mengentotnya dengan kencang keras dan kasar. Kiki mendesah kencang. Jemarinya meremas kasur dan kepalanya mendongak sambil mendesah keras. Aku percepat sodokan kontolku, mengguncang memeknya seliarl-liarnya



Kiki orgasme lebih dulu. Ia squirt deras membasahi kasur hotel. Kami berganti posisi sehingga kini ia duduk di atas kasur dengan nafas Terengah-engah. Ia kocok kontolku dengan tangan kanannya, membuka mulutnya, lalu mulai mengulum-ngulum kepala kontolku dengan bibir manisnya.



Kontolku berkedut dan ejakulasi di dalam mulutnya. Kiki menelan beberapa tetes spermaku. Ia lepaskan kontolku dari mulutnya lalu membiarkan kontolku membasahi wajah, rambut, toket dan sekujur tubuhnya. Aku dorong Kiki, menggenjotnya dari atas, memuncratkan beberapa tetes spermaku ke dalam memek beceknya.



“ sayang, aku seneng kamu di sini, di tengah kesibukan kamu”



Kiki tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Sama seperti Ririn. Aku cumbu bibirnya sambil berbisik



“ aku juga kangen kamu. Tapi aku ga bisa lama malam ini”



Bisikku menggoda Kiki. Ia tersenyum manja



“ aku tahu “



Sahutnya



“ suami kamu tahu kamu di sini?”



Kiki menggeleng kepala.



“ aku ga mau bahas dia dulu”



Kami bercumbu kembali dan mengentot singkat sebelum aku pulang ke rumah dan tidur di samping Ririn di sekitar jam setengah 12.


MATurnuwun updatesnya .... semakin menarik round tables ....
 
Episode 4​

“ Seru juga ya serumah sama kamu. Ga nyangka ketemu cowok yang cocok banget buat aku. Dari seleranya, sampe ke kontol-kontolnya kayak diciptain buat banget”



Aku tertawa geli. Pagi itu aku memeluk Kiki yang masih bugil diatas kasur seusai mengentot singkat di pagi hari setelah kami bangun. Itu hari ke lima aku menginap di rumahnya. Suami Kiki tidak tahu aku di sana. Suaminya menelepon setiap malam dan mengatakan ia sedang melobi investor untuk bisnis barunya dan dia hampir berhasil. Jika itu benar maka Kiki sudah membohongi suaminya dengan mengentot lelaki lain dibelakangnya. Dan aku tidak menyesal menanam kontol dan pelerku di dalam memeknya. Jika suaminya bohong, maka Kiki selangkah didepan dan berhasil membalas suaminya.



“ aku juga, tapi sayangnya aku harus nugas lagi”



Aku mengaku aku harus pergi bertugas setelah mengentot Kiki berulang-ulang kali, berhari-hari.



“ Ati-Ati ya sayang. Aku tunggu lho. Ga usah temuin Ririn lagi ya! Pokoknya jangan”



Kiki memelukku dengan manja. Aku merasakan hangat sentuhan tubuh bugilnya sebelum pergi dari rumah itu. Aku kembali ke mobilku dan dengan hanya mengenakan kimono mandi, Kiki mengantarku ke luar. Aku punya obsesi baru setelah mengunjungi rumah itu. Aku ingin menjadi kaya, mempunyai mobil sport dan rumah besar seperti Kiki dan suaminya.



“ Lama banget kita ga ketemu, sudah nugasnya?”



Aku bertemu dengan Ririn jam 11 hari itu tepat setelah pulang dari rumah Kiki. Aku sudah tidak bertemu Ririn dan jarang menghubunginya setelah 2 minggu lebih. Ia benar-benar percaya aku bertugas. Aku datang lengkap dengan seragam tni. Ia membuka pintu, menyapaku dengan dress putih tangan pendek.



“ gitulah, maaf ya aku belakangan sibuk. Tapi beberapa hari ini aku Free kok”



Sahutku



“ agak sebel sih. Kamu biarin aku kesepian! Jahat!”



Ririn dengan manjanya menunjuk pipinya. Aku tersenyum lalu mencium pipinya. Ia ikut tersenyum. Aku dekup dia dengan nafsu lalu aku cumbu bibirnya dengan liar. Kami pun bercumbu liar. Ia mendorongku lalu menepuk dadaku dengan gemas



“ genit kamu!”



Ia menyuruhku masuk. Aku masuk ke rumahnya lalu ia menutup dan mengunci pintu. Kami kembali berpelukan mesra dan bercumbu. Aku baru saja mendapat jatah ngentot dari Kiki tapi aku begitu nafsu sewaktu bertemu Ririn. Aku buka celanaku, membebaskan kontolku yang mengacung keras lalu aku buka pakaiannya dan ia terus tertawa genit.



Memeknya sudah sangat basah. Aku angkat kedua pahanya dan ia berpegangan erat di pundakku. Kontolku semakin mengacung keras. Aku tusukkan kontolku ke memek basahnya dan Ririn mendesah panjang. Aku tusukkan kontolku keluar masuk dengan kecepatan penuh. Kedua selangkangan kami bertepuk-tepuk dengan keras.



Aku genjot memeknya sambil berdiri dengan keras dan liar. Ririn mendesah kencang. Pipinya seketika memerah. Ia mengerang mendesah-desah nakal persis seperti bintang porno Jepang. Genjotanku semakin kencang dan kuat hingga tak lama, Ririn mencapai puncak kenikmatannya.



Kami keluar bersama-sama di sex yang singkat itu. Spermaku memuncrat, membanjiri memek dan rahimnya dalam hitungan detik. Cairan squirt keluar dari memeknya dan membasahi lantai. Aku cabut kontolku dan beberapa air maniku ikut tumpah ke lantai.



“ sayang… pelan-pelan genjot kontolnya”



Kami berpindah ke sofa. Dengan posisi misionaris aku menggenjot Ririn dari atas. Aku tindih tubuh indahnya, aku remas toketnya, aku lahap bibirnya, aku jilat lehernya, aku lampiaskan seluruh nafsuku menikmati tubuhnya. Sementara di bawah sana, dengan kasar kontolku kembali menggenjot memek basahnya. Ririn mendesah lemas, dan akhirnya pasrah menikmati genjotan kontolku.



“ nggggghhhh ahhh massss Benny ahhhh”



Ia kembali orgasme. Ririn semakin lemas. Sofa itu semakin basah karena cairan squirt yang memuncrat deras dari memeknya. Ia dekup badanku, mendesah pelan, dan dengan wajah yang memerah ia kembali berbisik



“ aku capek mass. Ahhh”



Namun kontolku terus menggenjot memeknya dengan kencang dan tanpa ampun. Suara tepukan kedua selangkangan kami semakin terdengar keras dan kencang. Suara desahan pelannya ikut mewarnai adegan ngentot itu. Kontolku mulai berkedut. Aku cabut kontolku, mengocoknya nafsu lalu memuntahkan spermaku ke perut, toket hingga rambut dan wajah manisnya. Ririn hanya pasrah membiarkan spermaku membasahi sekujur tubuhnya



“ aku kangen kamu Ririn. Setiap nugas aku selalu inget kamu”



Godaku genit.



“ Kangen aku atau memek aku? Ayo jujur?”



Sahutnya sambil menatapku sinis



“ dua-duanya boleh kan?”



Ririn tertawa terpingkal-pingkal.



“ senengnya bisa ada kamu di rumah.”



Dan kami pun berpelukan. Aku melihat ke sekeliling rumah sambil memeluk tubuh bugil Ririn. Aku merasa ada yang sedikit berbeda dari rumah ini sejak terakhir aku pergi. Aku lalu menyadari sesuatu



“ mana foto suami kamu”



Ririn menggeleng kepalanya



“ kita sudah pisah mas”



Sahutnya enteng



“ lho? Pisah kenapa?”



Tanyaku



“ dia selama ini ga kerja. Dia ternyata keluar buat nongkrong sama teman-temannya. Aku ga bisa hidup kayak gini terus. Aku ga munafik aku butuh laki-laki yang bisa nafkahin aku, bukan yang dengan entengnya minta jatah terus jadiin aku babu. Tinggal tunggu waktu saja kami bercerai”



Suami Ririn adalah pengacara. Bukan yang terkenal tapi bukan pengacara sembarangan. Ririn bercerita jika ia dan suaminya sudah berpisah sehingga tinggal menunggu waktu mereka bercerai. Rumah ini sebenarnya dibeli dengan uang suaminya namun atas nama Ririn sehingga Ririn mendapat hak atas rumah meski mereka bercerai.



“ terus aku ketemu kamu. Aku Cuma berharap, andai kita ketemu dari dulu. Mungkin aku sangat bahagia. Mungkin aku ga kayak gini. Jujur, aku nungguin kamu berminggu-minggu ini. Aku….”



Aku tersenyum licik karena ia semakin tinggelam di permainanku.



“ belum terlambat Ririn, kita masih bisa hidup sama-sama”



Godaku memancingnya. Ririn berbalik menatapku dengan mata yang berkaca-kaca



“ beneran? Tapi aku janda. Cowok sempurna kayak kamu pasti cari yang perawan kan?”



Aku menggeleng kepala



“ aku selalu butuh kamu Ririn”



Aku tidak menyangka akan semudah ini. Hari itu aku menggenjotnya sepuasnya. Ririn mempersembahkan sekujur tubuhnya untukku hari itu. Kami ngentot di sofa, di karpet, di lantai, di dapur, hingga akhirnya mendarat di kasurnya. Entah berapa banyak benih yang aku tabur di dalam memeknya, namun ia berhasil memanjakan kontolku setiap kali aku ejakulasi di dalam memeknya.



Jam menunjukkan pukul 1 pagi. Ririn sudah tertidur pulas. Aku terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Musik dari Smart tv masih hidup. Seisi rumah masih berantakan dengan penuh dengan sperma dan berbagai cairan.



Aku tatap wajah cantik Ririn lalu aku cium pipinya. Sejak hari itu kami berjanji akan hidup bersama-sama. Itu artinya aku bisa mengentot Ririn kapan saja dan di mana saja sampai permainan ini berakhir. Aku menghitung hari sejak aku pertama kali memulai permainan ini. Aku tahu permainan ini pasti akan berakhir karena polisi bisa saja datang kapan saja. Namun aku tidak tahu apa aku siap ketika hari itu datang.



Aku menelepon Kiki malam itu ketik Ririn tertidur. Aku menggunakan headphone agar Ririn tidak mendengar suara Kiki. Kiki mengajak video call. Aku masuk ke kamar tamu Ririn dan untungnya Kiki tidak mengenali kamar itu. Kami lalu video call selama hampir satu jam. Aku bilang aku rindu dia dan Kiki termakan umpanku. Aku secara resmi memulai hubungan dengan ke dua sekawan ini.



“ sllrrrrp slrrrrp slrrrrp”



Pagi itu aku duduk di sofa, menikmati kuluman Ririn yang nikmat dan liar sambil meremas-remas kepalanya. Lidahnya menyapu bersih kontolku, dari kepala, batang hingga buah zakarku. Ririn menutup matanya mengulum kontolku dari atas ke bawah dan mulai memompanya hebat.



Kepuasan, semua manusia mengejar sesuatu di dunia ini. Bagiku, itu kepuasan. Harta, Tahta, Istri orang. Kalian tidak akan pernah tahu apa itu kepuasan sampai kalian bisa membuat istri orang berlutut dan mengulum kontol kalian di pagi hari. Begitu juga dengan wanita. Semua wanita yang kukenal juga mengejar sesuatu di dunia ini. Kesenangan, kepuasan, kekayaan, katakan saja, Harta, Tahta dan tentu saja, Pria. Selama mereka melihat apa yang mereka butuhkan di dunia ini, maka mereka milik kalian. Dan mereka siap memberi apa saja yang kalian butuhkan.



Jika wanitamu masih enggan memberi apa pun yang kalian inginkan, maka mungkin kalian belum ‘worthy’ (layak) di mata mereka. Segera tinggalkan mereka atau siap-siap bernasib seperti suami-suami mereka.

Dengan cara inilah bahkan wanita terbaik dan setia di dunia ini dapat menjadi lonte murahan jika kalian menemukan jalan ke roma.



Aku ejakulasi di dalam mulut Ririn. Kontolku memuncrat hebat sebanyak-banyaknya di dalam mulut Ririn. Ia diamkan kontolku di dalam mulutnya, menghisap dan menelan setiap sperma yang memuncrat keluar.



“ ahhhhh Mas Benny ahhhh”



Kami lanjutkan adegan sex itu ke posisi 69. Ririn mengulum kontolku sementara lidahku mulai menjelajah lubang memeknya yang basah. Kami saling menggeliat, bermesraan satu sama lain di atas sofa. Lidah kami saling beradu cepat, berlomba-lomba memberikan kepuasan.



Lidahku semakin menyusup masuk, menjilat-jilati klirotisnya. Ririn mengerang nikmat sambil mengulumi kontolku dengan kencang. Tubuhnya menggeliat di atasku dan kulumannya semakin bertambah liar. Penisku sudah kembali mengeras dan siap meledak kedua kalinya di dalam mulutnya. Kami memekik bersamaan, mencapai puncak kepuasan di atas sofa itu. Kedua tubuh kami kini penuh dengan cairan squirt dan sperma dari kemaluan kami.



“ nghhh mau kemana?”



Tanya Ririn dengan manja. Aku sudah berpakaian rapi kembali. Ririn masih terbaring bugil di atas sofa, terbangun dari istirahatnya.



“ pulang, kamu mau ikut?”



Ririn menggeleng kepala.



“ disini aja, ngapain pulang”



Aku mengaku aku sudah terlalu lama tidak pulang ke rumah. Ririn memegang tanganku, menatap mataku dengan manja dan menjawab



“ yaudah aku ikut ya”



Aku duduk menunggu Ririn bersiap-siap. Ia mengambil beberapa pakaiannya, menaruhnya di koper, karena aku mengajaknya pindah sementara ke rumahku.



“ wow, lama ditinggal rumah kamu masih rapih ya”



Aku mengajak Ririn masuk ke rumahku. Ririn tidak tahu jika aku hanya menyewa rumah ini. Ia mengira aku baru pindah ke rumah itu. Aku tidak perlu takut dengan tetangga julit yang akan membongkar rahasia karena di Komplek ini, mereka semua tertutup alias sendiri-sendiri.



“ wah ada swimming poolnya (kolam renang)”



Ririn berlari ke kolam renang. Ia mengenakan gaun berwarna pink selutut dengan kardigan putih. Ia membuka kardigannya, lalu duduk di pinggir kolam memasukkan kakinya ke dalam kolam.



“ jadi kamu mau tinggal sama aku?”



Ririn mengangguk. Sejak saat itu ia resmi meninggalkan rumahnya dan tinggal bersamaku. Aku menggantung banyak foto di sana. Termasuk foto palsuku dan foto keluarga palsuku. Karena kami sangat mirip, aku memajang foto orang tua Benny yang asli dan Ririn mengira mereka benar-benar orang tua asliku. Aku menghidupkan musik dan kami bersantai di pinggir kolam renang.



Ririn benar-benar seperti di mabuk cinta. Berbeda dengan Kiki, Harta dan jabatanku adalah alasan kenapa ia bahkan rela meninggalkan suaminya dan ngentot denganku. Kurasa tinggal menunggu waktu aku menikahinya. Kami melepaskan semua pakaian kami lalu berenang di dalam kolam renang.



“ kamu pria yang aku tunggu selama ini mas. Aku senang akhirnya kita bisa sama-sama. Aku tahu aku ga sempurna. Aku janda. Aku sudah pernah jadi milik orang lain. Sedangkan kamu perjaka. Tapi aku seneng, kamu nerima aku di rumah kamu.”



Lalu Ririn memelukku di kolam renang itu dengan manja



“ aku butuh kamu. Aku selalu butuh kamu”



Lalu kami pun bercumbu dan bercinta di dalam kolam renang itu. Hujan turun dengan lebat malam itu. Jam menunjukkan pukul setengah 10 tapi Ririn sudah tertidur lelap. Aku bangkit dari kamarku lalu turun ke bawah. Aku naik ke mobilku di garasi lalu keluar rumah dan berkendara ke suatu tempat



“ sayang, maaf aku baru sampe, kamu sudah tunggu lama”



Aku pergi ke sebuah hotel dan naik ke lantai 12, menuju sebuah kamar di sana. Jam menunjukkan pukul 10 kurang. Kiki tersenyum dan langsung memelukku.



“ aku ngerti. Pria kayak kamu pasti selalu sibuk”



Diam-diam kami berjanji bertemu malam itu di hotel tak jauh dari rumahku. Ia hanya mengenakan handuk ketika kami sampai. Kami langsung bercumbu dan jemari Kiki dengan nafsu melucuti semua pakaianku.



Kiki menungging di atas kasur dan dengan posisi doggy style aku mengentotnya dari belakang. Aku remas pinggulnya dan mengentotnya dengan kencang keras dan kasar. Kiki mendesah kencang. Jemarinya meremas kasur dan kepalanya mendongak sambil mendesah keras. Aku percepat sodokan kontolku, mengguncang memeknya seliarl-liarnya



Kiki orgasme lebih dulu. Ia squirt deras membasahi kasur hotel. Kami berganti posisi sehingga kini ia duduk di atas kasur dengan nafas Terengah-engah. Ia kocok kontolku dengan tangan kanannya, membuka mulutnya, lalu mulai mengulum-ngulum kepala kontolku dengan bibir manisnya.



Kontolku berkedut dan ejakulasi di dalam mulutnya. Kiki menelan beberapa tetes spermaku. Ia lepaskan kontolku dari mulutnya lalu membiarkan kontolku membasahi wajah, rambut, toket dan sekujur tubuhnya. Aku dorong Kiki, menggenjotnya dari atas, memuncratkan beberapa tetes spermaku ke dalam memek beceknya.



“ sayang, aku seneng kamu di sini, di tengah kesibukan kamu”



Kiki tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Sama seperti Ririn. Aku cumbu bibirnya sambil berbisik



“ aku juga kangen kamu. Tapi aku ga bisa lama malam ini”



Bisikku menggoda Kiki. Ia tersenyum manja



“ aku tahu “



Sahutnya



“ suami kamu tahu kamu di sini?”



Kiki menggeleng kepala.



“ aku ga mau bahas dia dulu”



Kami bercumbu kembali dan mengentot singkat sebelum aku pulang ke rumah dan tidur di samping Ririn di sekitar jam setengah 12.


Hebat nih..hehehe
 
Episode 5​
“ yang pasti bapak-bapak jangan khawatir, investasi ini akan menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda. Banyak sekali yang melewati kesempatan ini dan Bapak-bapak sekalian ini sangat beruntung telah mengambil kesempatan ini. Dalam waktu satu tahun saja, saya berjanji bapak sudah dapat menikmati hasil dari investasi ini sendiri”



“ baiklah, saya tunggu kabar baik dari Bung Jono”



Enam bulan kemudian. Percaya atau tidak aku masih tidak tertangkap. Aku mulai kehabisan cash. Aku tinggal bersama Ririn di rumahku dan aku mulai kehabisan dana karena gaya hidup kami.



Aku tentu tidak mau memeras Kiki. Meskipun aku bisa saja melakukannya. Beberapa bulan belakangan aku mencetak identitas baru, membeli beberapa handphone dan simcard, lalu berusaha melakukan modus penawaran investasi bodong senilai 30 miliar ke beberapa konglomerat tolol yang kurang beruntung.



Aku berdiri di depan tanah kosong yang bahkan aku tidak tahu milik siapa itu. Mereka percaya itu tanahku. Jika ada saranku kepada kalian adalah penampilan dan cara bicara. Hampir semua orang menilai orang lain dari penampilan dan cara bicaranya. Dengan cara itulah, sama seperti Ririn dan Kiki, aku membohongi mereka, menarik dana dari rekening mereka dengan aman.



“ dana sudah di trf ke rek Anda, Mas Jono”



“ terima kasih atas kepercayaan Anda, bapak-bapak”



Aku mengembalikan Roll Royce sewaan itu ke dealernya. Aku naik taxi ke Mall di mana aku memarkirkan Rubiconku. Aku melihat saldo rekening itu dan aku tersenyum. Kini yang aku lakukan tinggallah bagaimana caranya memindahkan dana itu dengan aman.



Aku tiba di Mall itu. Aku sudah membuang segala macam tentang identitas palsuku itu. Aku mengubah penampilan dan kembali menjadi Mayor Benny, identitas utamaku. Aku pergi selama hampir satu minggu. Aku mengaku sedang bertugas dengan Ririn dan Kiki. Mereka masih percaya aku benar-benar perwira TNI.



“ kamu “



Aku sudah menyamar menjadi orang lain lebih dari setengah bulan. Hidupku berubah sejak aku menjalani hidup sebagai orang lain. Aku seketika lupa dengan kehidupan lamaku. Tapi di Mall itu, aku bertemu dengan teman lamaku



“ Aku lihat kamu berkali-kali. Awalnya aku ga tahu. Lalu aku ngerasa kita seperti pernah ketemu. Tapi aku ragu itu kamu. Sekarang aku yakin. Kamu mungkin bisa bohongin orang lain. Tapi kamu gabisa bohongin aku”



Aku bertemu dengan remaja kuliahan yang sering menolongku di gang itu. Ia masih cantik seperti dulu. Gayanya masih sederhana tapi ia selalu mempesona dengan wajah manis dan tingkah lakunya yang ramah, manis dan sopan. Ia pegang tanganku, mencegahku untuk lari



“ cerita, kenapa kamu jadi hidup kayak gini”



Bisiknya memegang tanganku



“ oi, kamu berani panggil aku kamu ke orang lebih tua?”



Ia tertawa manis.



“ yaudah aku panggil kakek ya mulai hari ini”



Aku ikut tertawa



“ panggil saya Daddy”



Ia makin tertawa lepas. Semua orang melihat ke kami.



“ ga…aku panggil om aja”



Jawabnya manis



“ aku masih belum tahu nama kamu”



Sahutku. Ia tersenyum



“ Yessi, Yessica”



Jawabnya manis. Aku usap kepalanya dan ia makin tersenyum manja.



Aku mengajak Yessi makan siang di restoran cepat saji di Mall itu. Ia duduk di kursi sedangkan aku mengantri memesan makanan. Aku tersenyum. Dulu ia pernah membelikan aku makanan dan sekarang, kini giliranku meneraktirnya makanan.



“ jadi, kenapa om pilih hidup kayak gini?”



Kami mengobrol sambil menyantap makan siang. Aku pun tersenyum.



“ Yessi, dunia tidak suka orang seperti saya. Tidak ada yang suka gelandangan kumuh yang tidak punya apa-apa. Tidak punya harta, apalagi keluarga. Kenapa saya seperti ini. Saya rasa iri dengki di dalam diri saya. Saya iri melihat mereka yang senang dan kaya sejak lahir. Dan saya juga ingin kehidupan seperti itu”



Jawabku. Yessi tertawa sinis



“ begitu ya. Aku ngerti. Itu sifat dasar manusia. Tapi, mereka masih mencari om sampe detik ini. Apa om ga capek hidup dikejar-kejar?”



Aku hanya tertawa



“ Yessi, dengar. Karena hidup ini saya punya dua wanita idaman menemani hidup saya. Saya punya rumah. Saya punya mobil. Saya punya tabungan yang belum tentu saya dapat meski saya manusia normal. Jika suatu hari mereka datang. Maka saya dengan lapang dada menerima mereka sebagai teman lama. Takut? Tentu. Tapi setidaknya setelah apa yang telah saya terima hari ini, saya siap dengan apa pun yang akan datang”



Yessi sempat terdiam. Ia lahap kentang pesanannya itu, lalu memakan sedikit Ayam krispi yang masih hangat itu. Ia kembali menatapku sinis



“ Begitu ya, apa Om tidak malu? Hidup dengan jerih payah orang lain?”



Aku tertawa terbahak-bahak. Yessi seketika kesal. Ia tepuk meja itu dan membentak



“ heh! Malah ketawa. Yessi tanya serius tahu!”



Aku semakin tertawa. Semua orang menatap kami heran



“ mereka kenapa?”



“ ga tahu, bukan masalah gua”



Yessi melihat kesekeliling dengan kesal. Ia lahap kentang itu lalu mengunyah ayam krispinya dengan geram



“ tenang Yessi. Itu pertanyaan mudah. Bagi orang seperti saya, malu mungkin sudah tidak ada di kamus kami”



Yessi menggeleng kepala dan ikut tertawa



“ ga habis thinking. (Pikir) Omg (Ya Tuhan) “



Aku keluarkan tas jinjingku lalu memasukkan sesuatu ke tasnya



“ apaan tu?”



Tanya Yessi bingung



“ Hadiah, lihat saja”



Yessi melihat tasnya dan ia terkejut dengan apa yang ia lihat



“ cash?! Buat apa? Apalagi sebanyak itu?!”



Aku hanya tersenyum. Aku hampir selalu membawa cash dalam jumlah besar jadi aku memberikan semua yang kubawa untuknya.



“ Yessi. Kamu anak baik. Cuma kamu yang baik dengan saya, seumur hidup saya. Itu ga seberapa”



Sahutku tenang



“ Ga! Ga! Aku ikhlas kok. Aku datang bukan buat itu. Apalagi sebanyak itu. 100, 200 ribu masih aku ambil. Tapi segitu! Emang aku mau beli mobil?!”



Aku tertawa terbahak-bahak



“ oi! Jangan berisik, Anjing!”



Teriak orang di sebelah kami



“ maaf, maaf”



Sahutku



“ Itu hadiah dari om. Terserah kamu mau beli mobil, tas branded, sepatu branded, baju.”



Yessi tertawa lepas sambil menepuk-nepuk kedua tangannya



“ Fine (baiklah) “



Aku mengeluarkan handphoneku dan kami bertukar nomor. Teman-teman Yessi mulai datang. Aku berdiri dan pergi sebelum mereka melihatku berdua dengan Yessi.



“ lu makan sama siapa?”



“ kepo lu”



“ cieeee Yessi pdkt sama cowo ini yeee”



Aku melihat Yessi dan teman-temannya dari kejauhan. Ia satu-satunya orang yang mengenal siapa aku sebenarnya. Terkadang aku lupa, siapa aku, tapi kemunculan Yessi hari itu, seolah mengingatkanku siapa aku sebenarnya. Aku masih tak menyangka aku sudah sejauh ini. Dari tidur di lorong beralas kardus, dengan uang tidak sampai 10 ribu dikantongku, hingga memiliki mobil tabungan dan rumah. Dulu aku sendiri dan sekarang aku punya dua istri orang yang siap melayaniku kapan saja.



Aku masih berdiri santai di Mall itu. Sudah lama sekali aku tidak memanjakan kontolku beberapa hari ini. Aku melihat ke sekelilingku, mencari mangsa baru sebelum aku kembali ke Kiki dan Ririn. Aku melihat sekumpulan mamah-mamah muda sosialita seperti Ririn dan Kiki di sebuah Cafe. Mereka melirikku dari tadi sambil tertawa-tawa genit. Entah kenapa aku ingin mangsa yang lain. Aku melihat seorang wanita muda yang sangat sexy turun dari eskalator. Dengan celana training, tank top dan tas fitnes. Ia awalnya dingin. Namun ia melirik dan ikut tersenyum ketika aku menyenyuminya. Aku tidak tahu apakah ia mamah muda atau bukan tapi entah bagaimana aku ingin mencari mangsa yang lain.



“ kartu kreditnya mas”



Tapi mangsa itu datang sendiri kepadaku. Seorang wanita muda datang menghampiriku. Ia sales kartu kredit dari salah satu bank. Aku tersenyum lebar dan ia pun tersenyum



“ kamu ada waktu luang?”



Tanyaku



“ hah?”




SPG cantik​

Ia seketika bingung. Tak sampai 10 menit kemudian, aku berhasil menggodanya dan kami sudah di kamar hotel, tidak jauh dari Mall itu.



Ia menarik nafas panjang saat aku menurunkan celanaku. Kontolku mengacung di depan matanya. Gadis itu masih perawan. Ia bukan istri orang. Tapi entah bagaimana aku sangat nafsu dengannya. Aku lepaskan seragam banknya, melepaskan kemeja, bra dan celana dalamnya, sehingga kini ia bugil di depanku.



Aku dudukkan ia di atas kasur. Ia menurut semua permintaanku. Ia hanya pasrah. Aku berlutut, mendekatkan bibirku ke memeknya dan mulai menjilatinya. Gadis itu kembali menarik nafas panjang, mendongakkan kepalanya, dan saat itulah ia meneteskan air mata bahagia sambil mendesah sekeras-kerasnya



Ia squirt hebat bahkan sebelum aku memecahkan perawannya. Ia memekik panjang, meremas kasur, memuncratkan cairan squirt sederas-derasnya membanjiri kasur dan sekujur tubuhku. Aku pun berdiri. Ia tertawa malu dan berbisik



“ maaf kak, aku kelepasan.”



Aku dekatkan wajahku dan kami bercumbu mesra. Itu ciuman pertamanya. Aku cumbu nafsu bibirnya sambil kulilit lidahnya dengan liar.



Aku melepaskan ciuamanku. Aku arahkan kontolku ke wajahnya dan awalnya ia takut. Ia buka mulutnya lalu mulai mengulum kepala kontolku. Aku remas kepalanya, menikmati kulumannya yang masih agak kaku. Sesekali giginya menyentuh kepala dan batang kontolku. Namun lama kelamaan kulumannya mulai mulus dan berirama, lalu aku mulai menikmatinya



Aku ejakulasi di dalam mulutnya, penisku berkedut-kedut selama beberapa detik di dalam mulutnya. Aku cabut penisku dari mulutnya, lalu aku kocok dengan nafsu dan memuncratkan sisa-sisa spermaku di wajah, rambut, toket, perut dan seluruh tubuhnya,



Kami sama-sama tertawa puas. Namanya Linda. Ia sudah punya pacar tapi masih belum menikah. Linda masih 25 tahun namun ia mengaku ia sangat ingin menikah dan ingin kepastian dari pacarnya. Ini pertama kalinya ia satu kamar, satu ranjang dengan pria. Ia bahkan hampir tidak pernah mencium pipi pacarnya. Ia rela menjual dirinya, seharga rumah komersil, demi hidup yang lebih baik



“ dengan gini aku ga usah nikah. Aku ga perlu kepastian dari pacarku lagi. Kami bisa putus, dan aku bisa hidup sendiri dengan uang dari kamu”



Ucapnya santai. Ini membuktikan terkadang cinta sejati di Indonesia adalah Rupiah.



“ bagaimana kalo nikah dengan saya?”



“ hah?”



Aku mendorongnya ke kasur. Aku tindih dia dan ia menatapku pasrah. Aku tusuk memeknya dengan kontolku yang mengacung keras. Darah menetes dari memeknya. Ia mendesis kesakitan. Aku memperawaninya. Ia meremas kasur dengan keras. Aku genjot memeknya dengan kencang dan liar, memuaskan nafsuku yang terbakar hebat



“ ohhhhh Pelan-pelan kak. Ahhhh”



Ia kembali squirt hebat. Memeknya memuntahkan cairan dengan deras sementara kontolku terus menggenjotnya. Pipinya memerah. Linda mendesah keras dan kencang. Aku remas toketnya dan terus menggenjot memeknya kencang,



Ia masih squirt dengan deras di atas kasur. Tubuhnya seketika lemas. Aku tidak pernah merasakan memek senikmat itu seumur hidupku. Aku genjot dia dengan kencang dan liar tanpa memberi ampun. Aku angkat tubuhnya sehingga kini ia berada dipangkuanku. Linda menatapku dengan lemas, pasrah dan manja. Aku dekup dia dan dia mendekupku. Kami bercumbu mesra di atas kasur dan kontolku masih terus menggenjot memeknya dengan keras dan kencang.



Ia menghadiahku dengan sensasi ‘crot dalam’ ternikmat seumur hidupku. Kontolku memuncrat di dalam memeknya dan aku tidak bisa mengungkapkan kenikmatannya dengan kata-kata. Aku senang aku bisa menikmati memek perawan paling tidak sekali seumur hidup. Namun karena perawan, Linda masih sangat kaku di atas ranjang sehingga ia hanya menurut apa yang aku perintahkan.



“ aku capek kak. Memek sama toket aku sakit”



Jam menunjukkan pukul 7 malam. Aku menuntun Linda keluar kamar. Ia sangat lemas. Kami masuk ke dalam mobil dan ia terus memegangi memeknya. Aku sudah memberi dana sesuai permintaannya ke rekeningnya. Ia sedikit tersenyum. Aku mengantar Linda ke kos-kosannya yang kecil dan berada di gang yang kumuh.



“ aku mau pindah. Beberapa hari lagi mungkin aku mau beli apartemen buat aku, terus kasih ibu aku sebagian uang ini. Kak Benny, makasih sudah datang ke hidup aku. Aku ga perlu tunggu kepastian yang entah datang entah tidak. Kalo kakak perlu aku, aku selalu perlu orang seperti kakak. Aku lebih butuh kepastian dari cinta”



Aku tersenyum. Ini biasa terjadi. Uang dan kepastian sangat bisa membeli cinta. Banyak wanita hanya ingin menikah dan punya rumah. Tidak peduli dari siapa saja. Tidak harus dari kekasih hidupnya. Dalam waktu hitungan jam, aku merebutnya dari pacarnya dan berhasil membuatnya menjadi peliharaanku. Dipinggir jalan itu, aku keluarkan kontolku dari celanaku, dan sambil tersenyum lemas, ia mengulum kontolku dengan pelan dan tenang, hingga akhirnya ejakulasi di dalam mulutnya.



Aku pulang sekitar jam 9 malam. Aku tidak pulang ke rumahku tapi aku pulang ke rumah Kiki. Rencananya aku akan pulang esok pagi ke rumahku untuk menemui Ririn



“ Mas Benny”



“ Kiki”



Kami pun berpelukan. Kiki masih menikah dengan suaminya. Pernikahan mereka masih baik-baik saja walaupun Kiki lebih sering mengentot kontolku daripada mengentot suaminya. Ia membuatkan aku makan malam meski aku pulang lebih lama dari yang aku janjikan



“ Gapapa kok, tinggal aku panasin saja makanannya. Baru jam 9”



Kami makan malam berdua. Aku cium pipinya dan Kiki tersenyum malu. Aku raba pahanya, aku remas gemas, dan jemariku naik hingga bertemu dengan memeknya yang masih dibungkus celana dalam



“ genit kamu Mas Benny”



Aku tertawa geli. Ia pukul kontolku dengan gemas lalu kami pun bercumbu sebelum lanjut menyantap makan malam bersama-sama
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd