Permisi suhu TS, ijinkan nubi untuk menyampaikan pendapat/tanggapan nubi untuk curhatan suhu TS. Sebelumnya tanggapan nubi ini berdasarkan apa yang nubi ketahui serta pelajari, sehingga tanggapan ini tidak sepenuhnya bisa dianggap benar namun apabila menurut suhu TS tanggapan ini ada benarnya ya bagus tapi kalo ga juga gapapa.
Dari beberapa tanggapan suhu diatas, nubi rasa safe to assume kalau suhu TS memiki modal, pengetahuan dan keinginan yang setidaknya adekuat untuk berbisnis serta memiliki mindset meminimalkan kerugian alias ogah rugi. Apakah sepertinya suhu TS ini seorang pengusaha? Haha.
Lanjut, nubi asumsikan ringkasan dari curhat suhu TS kurang lebih begini:
"Dimana nyari sexual partner (istri kedua) yang punya keinginan 'naik derajat' (kemampuan berbisnis) sesuai dengan kriteria tersebut"
Jawabannya:
'Dimana mana bisa'
Tetapi dari kalimat itu bisa ditangkap 3 poin yang menarik untuk di explore:
1. Sexual partner (istri kedua)
2. Naik derajat (kemampuan berbisnis)
3. Kriteria
Kita coba kulik satu persatu
1. Sexual partner (istri kedua)
Biasanya permasalahan ini timbul akibat kurang puas dalam urusan ranjang dengan pasangan.
Nubi rasa untuk permasalahan ini
ada baiknya dibicarakan lebih dahulu sama missus suhu TS. Bangun komunikasi secara terbuka dan jujur sama istri sehingga tercapai apa keinginan dan kemauan suhu untuk urusan ranjang. Lebih baik lagi apabila ditambah dengan kalian berdua berkonsultasi pada ahlinya (seksolog, psikolog, dsb). Nubi rasa kalau masalah yang ini bisa selesai dengan cara ini, sepertinya seluruh permasalahan sisanya bisa selesai dengan mudah.
Solusi lainnya untuk pemenuhan hasrat suhu TS mungkin bisa suhu temukan di forum ini dengan mudah.
Pertanyaan yang timbul dari poin ini adalah, kenapa sampai harus jadi istri kedua? Toh kalau cuma mau sex aja gak harus sampai ke KUA kan.
2. Naik derajat (kemampuan berbisnis)
AFAIK sex life and business didn't mix well and they should be keep separated.
Menurut sepengetahuan nubi, tujuan hubungan seksual secara umum adalah untuk memenuhi hasrat biologis yang idealnya dilakukan secara konsensual (kalau tidak konsensual lain ceritanya,
it's a serious offense) dan menguntungkan kedua belah pihak. Sedangkan tujuan hubungan bisnis adalah untuk mendapatkan
profit dan membuka peluang lain yang idealnya sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.
Mungkin dari statement itu keduanya terlihat ada kesamaan, yakni menguntungkan kedua belah pihak, tetapi menurut nubi perbedaannya adalah yang satu sifatnya personal (
sex life) sedangkan yang satunya lagi tidak (bisnis). Seperti yang kita ketahui,
sesuatu yang sifatnya personal kurang bisa/kurang baik jika digabung/dikonsumsi dengan ranah non-personal.
Simple as that.
Pertanyaan yang timbul dari sini adalah, kalau suhu memang ingin berbisnis, kenapa tidak memberi modal kepada orang yang benar-benar memiliki ability and tools untuk berbisnis. Toh nanti
profit yang didapat bisa untuk menyelesaikan masalah suhu yang lain, termasuk permasalahan hasrat seksual yang tadi. Apalagi suhu TS sempat menyebutkan, tapi saya lupa dimana,
ingin menghindari drama, sedangkan hal seperti ini rawan banget drama.
3. Kriteria
Kalaupun suhu TS tetap ingin mencari istri kedua, nubi gaada masalah dengan kriteria yang dipost di pejwan, toh tiap orang punya selera masing-masing. Nubi liat kriterianya lumayan lengkap, rinci dan rapi hingga 6 poin, namun sayangnya
benefit yang akan diterima oleh calon istri kedua suhu tidak dirincikan dengan sama jelasnya. Ada baiknya hal tersebut dibuat sama baiknya dengan standar kriteria tadi. Apalagi suhu ada menyebut '
win-win solution' yang bisa dicapai/disepakati bersama. Tujuannya agar lebih menarik bagi mereka yang tertarik akan 'lowongan' ini.
Pertanyaan yang timbul dari poin ini adalah entah kenapa kesan yang muncul dari kriteria yang 6 itu nantinya memilki potensi untuk menimbulkan perasaan berhutang budi di calon istri kedua pada suhu TS. Semoga saja itu cuma perasaan nubi aja, haha.
Kemudian kalau boleh mengutip secara verbatim sepenggal kalimat milik suhu TS.
Be gentle jadi org n punya sikap, jgn mau ngambang kaya yg kuning2 di empang.
As you said it yourself,
be gentle.
Intinya yang bisa dipetik dari ketiga poin tersebut adalah, kalau bisa jangan mencampur antara urusan seksual dengan bisnis,
water and oil doesn't mix well.
Lalu saran nubi cobalah belajar untuk memahami dan menghargai wanita terutama istri suhu, wanita bukanlah alat untuk memenuhi kebutuhan seksual semata, karena kita hadir di dunia dan hidup saat ini dari dan karena seorang wanita. Nubi juga sadar kalau nubi juga masih harus banyak belajar untuk urusan ini, sama-sama belajar lah.
Sama satu lagi berkeinginanlah yang sesuai dengan kemampuan.
Sekian tanggapan nubi, semoga memberi pencerahan ataupun solusi untuk permasalahan suhu TS.
