Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Catering : the beginning

Bimabet
update lagi huuu beruntung ada yang membagikan kisahnya via PM terimakasih suhu yang ga mau disebutin namanya.


Setelah aku membeli beberapa kotak rokok. Nadin menyusulku .Lalu kami pulang bersama. Di rumah, kulihat pak’e sedang ngobrol dengan pak karman. Beliau mengatakan, kalau aku diberikan dispensasi seminggu. Beberapa haripun berlalu. Suasana rumah berbeda sekali, tak ada lagi cahaya cinta Mama.

Singkat cerita, runtutan doa bersama untuk mendiang ibu sudah selesai kami laksanakan. Aku bersiap untuk prakerin. Semua surat keperluan sudah siap. esok aku akan berangkat menuju pulau seberang untuk menimba sedikit ilmu dan melihat gambaran kehidupan nyata. Tapi sebelum itu, kusempatkan berpamitan dengan mama di depan makamnya.

Setelah mengecek kembali semua persiapan, aku menyambangi lapak pak’e berjualan. Aku berpamitan dengan mamang-mamang yang di sana. Lanjut aku menuju tempat kerja Nadin, kupacu sepeda motorku semembelah jalanan kota ini. Di depan sebuah bangunan, Nadin terlihat sedang mengobrol dengan seseorang. Sebuah helm tergantung ditangannya. Ia meyadari kehadiranku, dilebarkan senyumannya ke arahku. Ia pakai helmnya dan segera menaiki motorku lalu berpamitan dengan temannya tadi.

Ia memelukku erat dari belakang, namun tak sepatah kata aku ucapkkan. ‘’beb’’ terdengar suaranya darinya yang menyenderkan kepalanya di pundak kiriku. ‘’hmm’’ jawabku sekenanya akibat hati panas. ‘’iiiiiiiiiihhhhh bebeb cemburu ya? Gak usah cemburu kali beb. Itu Cuma temen kerjaku beb’’ ia menjelaskan sambil mencubit pipiku. ‘’eh eh eh,... ati2.. kamu nih’’. Iapun tersenyum ‘’ke rumah kamu aja yuk!, sampe nanti kamu berangkat. Nanti papa jemput aku. Aku udah bilang kok’’. Aku keheranan, bagaimana ia bisa sesantai itu minta jemput papanya di rumahku. Tapi yasudahlah. Di-iyain aja.

Di rumah, ia merapihkan kembali barang-barang dan dokumen yang akan aku bawa. Sementara itu aku mau langsung mandi, karena hari yang sudah hampir sore dan badanku sudah terasa lengket. Sedang asik2nya mandi, pintu terketuk dari luar. Saat kubuka pintu, aku terperanjat karena kudapati Nadin tanpa sehelai benangpun mendorong pintuku, lalu menutupnya kembali.

Dengan tatapan yang langsung memandang mataku. Ia mendekatiku perlahan, kedua tangannya menyentuh pipi kanan kiriku dan bibir kami bertemu berpagutan ‘emmmuacchhhhh’. Tubuh kami merapat dan sebelah kakinya masuk ke selah kakiku. Terasa penisku tergesek-gesek dengan perutnya. Terasa seperti itu, ia meliukkan badannya. Itu mengakibatkan penisku makin lama makin tegang. Tanpa aba-aba, ta menyudutkanku sampai aku setengah terduduk di pinggiran bak mandi. Segera ia meraih batangku. Kedua tangannya membentuk huruf O yang melingkar di pangkal dan menekannya kedalam. Penis yang sudah tegang itu langsung ‘sluurrpppp’ ia lahap penisku sampai memenuhi rongga mulutnya, sembari ia memainkan penisku, ujung lidahnya ia mainkan di lubang penisku, ia keliarkan penisku. Dan dengan lidahnya ia usap-usapkan keseluruh batang, leher dan kepala penisku.puas bermain dengan lidahnya. Ia masukkan kembali Joni ke dalam mulutnya. ‘’yanghhhh gilaaa enak banget seponganmu beb’’ kataku saat itu. mendengar ku berkata seperti itu, ia arahkan pandanganya kepadaku sambil terus menghisap dan memundurkan kepalanya yang sedang menggarap kemaluanku. Melihat ia memandangku seperti itu.......... tak mengerti lagi bagaimana aku membahasakannya. Semakin lama gerakannya semakin cepat. ‘’yanghhh mau keeeluaarrr’’ kata kataku tak membuatnya mengendurkan gerakan mulutnya. ‘’emmmhhh emmmhhhh emmmhhhh’’ erangnya dengan penisku masih dimulutnya. Saat sudah hampir menuju puncak, ia melepaskan mulutnya dan mengocok penisku dengan cepat, ia arahkan penisku ke depan wajahnya sambil ia buka. CROOTTT CROOTTT spermaku membuncah ke wajahnya dan sebagian masuk ke dalam mulutnya. Kami tersenyum sedikit canggung. Dan kami akhirnya mandi bersama. Dan gobloknya. Kami berjingkat2 cepat, padahal posisi kamar mandi di rumahku sangat dekat dengan kamarku dan tidak ada celah untuk melihat kita.

Tas dan koperku sudah berada di ruang tengah. Kami hanya duduk di sofa ditemani minuman kami. Di luar, langir mulai meredup tanda malam semakin mendekat. Pak’e juga sudah kembali dan bergabung bersama kami.

Jemputanku akhirnya datang juga, bersamaan dengan papanya Nadin di belakangnya. ‘’Yang hati-hati di tempat orang, baik2 sama semuanya. Jangan ngelak atau ngelawan atasanmu ya nak. Supaya semua urusanmu lancar. Jangan lupa, yang jujur! Karena orang yang jujur pasti sukses. Oh iya, ini tambahan buat kamu. Sama jaga rumah pamanmu baik-baik’’ ucap pak’e seraya menyerahkan sejumlah uang kepadaku. ‘’kamu baik2 ya di sana, jangan nakal. Hihihihi’’ kata Nadin. ‘’kamu juga jangan nakal. Jangan terlalu deket2 sama yang tadi’’ balasku. ‘’iiiihhhhh’’ ia mencubitku. ‘’aku berangkat dulu ya pak, pak’e pokoknya jaga kondisi selama aku PKL’’ pamitku kembali pada pak’e. ‘’yo, tenang ae nang. Kamu juga yo, sehat,sehat’’. Aku menuju mobil dan di sana ada papanya Nadin. ‘’berangkat ya om’’ pamitku. ‘’ iya, hati2 di sana, jaga kondisi dan jangan lupa harus rajin. Ohya, kamu di hotel ##### kan? salam ya buat pak Daniel bagian marketing. Bilang salam dari Hartawan PT ####@#@@#@#@#’’ . aku mencium tangannya ‘’siap om’’ dan akupun berangkat.

Pagi harinya aku sampai di kota bunga, akupun sudah janjian dengan pamanku di sebuah minimarket dekat rumahnya. Sampai rumahnya, ada sepupuku yang kelihatannya baru bangun tidur. ‘’baru sampe bro?’’ ucap Denis ‘’iya, gak kuliah lo? kok jam segini masih bau bantal?’’ aku bertanya balik. ‘’siaul, dah jam segini. Eh iya. Itu di garasi ada motor merah, kuncinya di atas meja di ruang tengah, pake aja selama di sini. Gw siap2 dulu dah aaahhh telat dah’’ Denis terburu-buru. ‘’hmmm kebiasaan deh tuh anak. Nah, Azis. Kamu di rumah ini sama sepupumu ya, tiap siang ada yang beres-beres sama masak di sini. paman tinggalnya di pusat kota, kalau kamu dapet libur atau pas main di kota, kamu bisa nginep di rumah paman. Masih inget kan?’’ kata pamanku sebelum berangkat kerja.

Haripun berlalu. Setelah kemarin aku melakukan wawancara sebagai formalitas. Aku resmi memulai magangku hari ini. pagi sekali aku datang bersamaan dengan para karyawan yang mempersiapkan breakfast pagi ini. tugas pertamaku adalah mengupas bawang merah, bawang putih serta mengupas bawang bombai masing-masing 5 kilogram. ‘’wahhh ngetes nih’’ kataku dalam batin. Segera kuambil dua buah wadah besar, kuisi air dan kurendam bawang merah dan putih secara terpisah. Sambil menunggu air meresap kedalam kulit bawang, aku mengupas bawang bombai. Setelah selesai mengupas bawang bombai. Cukup dengan mengucek tanpa tenaga penuh , seluruh kulit bawang merah dan putih pun terangkat. Tidah sampai seengah jam, tugas pertamaku beres. Kulihat head cheff datang. Saat aku membersihkan lantai yang terkena ceipratan air saat membersihkan bawang. ‘’sudah selesai kupas bawangnya?’’ katanya dengan suara dalam dan tgas. ‘’yes chef. Habis ini apalagi chef?’’. Hari ini aku dihadapkan dengan banyak food preparation . hari pertama berlalu, para karyawan yang bertugas untuk shift siang sudah datang. Saat aku mengembalikan uniform dan apron, Seseorang menghampiriku.

‘’biasa jadi DW (daily worker) dimana?’’ seorang menembakku dengan pertanyaan. Aku yang kaget langsung menjawab ‘’bukan jadi dw sih pak, lebih tepatnya sering bantu2 almarhumah mama di tempat kerjanya. Lumayan pak buat tambah2 beli kuota ’’. Ia mengangguk lalu menepuk pundakku dan berlalu. ‘’aneh’’ kataku membatin.

Hampir sebulan aku menjadi helper di semua seksi dapur termasuk butcher & Pastry. Mereka banyak memberiku pengetahuan baru. Bukannya pekerjaanku sempurna, namun hampir semua instruksi dapat kuselesaikan dengan baik. Koreksi pastinya ada di sana sini. Dan singkat cerita, aku ditempatkan di chinese station . Thomas adalah chef de partie di sini.

Sebagai helper, aku banyak bertanya tentang standar resep yang biasa ia gunakan. Suatu hari, kami bertugas untuk shift malam saat weekend. Dan aku baru tahu, kalau malam weekend tidak kalah sibuk dengan siangnya. Saat itu, kalau tidak salah minggu dini hari. Saat sedang mengerjakan pesanan dari Room Service. Tiba-tiba BRAAKKKK, Thomas terjerembab diantara preparation table & burner(kompor) kamipun panik. Kamipun berkumpul dan membopongnya ke dalam kantor head chef. Seorang dokter didatangkan untuk mengeceknya. Syukurnya ia hanya kelelahan dan harus beristirahat. Seseorang dari manajemen hotel menyuruhnya pulang. Namun sayang, para driver sedang bertugas diluar. ‘’kamu. Kamu aja yang anter dia pulang. Supirin mobilnya pastiin sampe rumahnya. Dah besok aja pulangin uniformnya!’’ kata orang tersebut. Dengan perlahan kami menuju mobil. Lalu melaju sampai rumahnya yang ternyata tak jauh dari tempatku tinggal.

Sesampainya di depan rumah Thomas, seseorang sudah menyambutnya. ‘’makasih ya dek, udah nganterin dia pulang. Rumahmu di mana? Biar dianterin sama temen gw’’ kata wanita tersebut. Ternyata wanita tersebut adalah Cecilia, pacar Thomas. Sedangkan yang mengantarkanku adalah Tiara. Dan sejak saat itu aku menjadi akrab dengan Thomas dan kadang-kadang sering mampir ke rumahnya sepulang kerja.

Hari berlalu dengan pasti. Namun ada yang aneh dengan Nadin. Ia makin sulit diajak telponan lama,dan kadang nomornya sering sibuk. Tapi ya sudahlah, aku tak ambil pusing. Tapi suatu hari. Drrrrt drrrt hpku bergetar terus. Namun karena masih jam kerja dan orderan mulai mengantri di list, aku tak mungkin memeriksanya. Seusai shiftku, aku langsung menuju loker, dan melihat hpku. Belasan panggilan dari sebuah nomer baru masuk. Aku lalu menelponnya kembali.

A : aku

B : bang Badri

A : halo, ini siapa ya?

B : ini abang den, Bang Badri (salah satu perkerja pak’e)

A : ooooo, ada apa mang? Ada kabar apa? (aku panik takut pak’e kenapa-napa)

B : ini jang, maaf nih. Abang mau ngomong, tapi takut kalo aden nanti kepikiran.

A : yeeee, abang mah malah bikin penasaran kalo gak ngomong. Udah ngomong aja. Kalo enggak, nanti aku curhat sama pak’e. Bisa-bisa mamang diintrogasi.

B : iya, iya den. Jadi gini maaf ya den. Abang kan tadi dari mal, mau anterin sodara kerja. Nahh di situ abang liat cewek yang tempo hari sama aden pas mau berangkat.

A : iya, terus kenapa bang? (suaraku mulai bergetar)

B : nahhh itu, abang liat dia kok jalan sama orang laki, abang ikutin lah, sampe abang bohong ke pak’e. Nahhh gimana-gimananya, aden liat aja lah, abang kirimin foto-fotonya lewat pesan.

A : i,iya kang (lemas sekali aku jadinya)

Beberapa foto kuterima dan kulihati hpku dengan bergetar. Akupun terduduk dan tertunduk. Terlihat di layar meski tidak seberapa jelas. Namun beberapa foto terlihat jelas wajahnya. Semakin kutahan air mataku ingin memberontak keluar, semakin kutahan. Malah semakin keluar.

POV Thomas​

Wahhh kacau nih, Feri bakalan ngomel kalo tau gw telat. Secepat kilat gw lari menuju security check dan absen. Tapi saat sampai loker. Kayaknya ada yang aneh. Seperti ada orang nangis. Hiiiiiii jangan-jangan beneran lagi rumor yang beredar. Kalo di sini emang ada...... Eh, tapi ga percaya gw. Gw menuju barisan loker paling belakang. ANJIRRRRgw kira apaan, ehhh gak taunya ada yang mewek. Tapiiiiii.

Saat gw deketin tuh orang, benerkannn ini Azis. Anak buah gw. ‘’ngape lo nangis? Abis diputusin lo? alay amat sih’’ ia gak menjawab. Tapi gw liat di hpnya ada gambar cewek cowok gandengan. Oooohhhhh ‘’ bokin lo ada main sama orang bro?’’ ia mengangguk.

Seperti adegan-adegan film yang sering gw tonton. Gw pegang pundaknya dan mengatakan ‘’jangan sia-siain air mata lo buat orang yang nyakitin lo, air mata lelaki itu mahal bro. Kasih itu buat orang-orang yang benar-benar tulus mencintai dan sayang sama elo!’’ ANJIIIRRRR manteb banget dah gw. Dan gw liat ia menyeka air matanya.

‘’Dah, beso gw ambil shift pagi sama lo, pulangnya ikut gw. Anggep bales budi gw sama lo’’ kataku enteng. Ia berdiri, menyeka matanya sambil mengambil tasnya ‘’oke bang, tapi. Jangan balas budi bang. Budi gak bersalah’’ katanya datar ‘’KONTOLLLL’’ iya tertawa dan kamipun berpisah.

Keesokan harinya. Gw ajak Azis belanja beberapa bahan makanan dan minuman, tentunya air surga ada dalam list belanjaanku. Dan sebelum pulang menuju rumahku. Aku menjemput Tiara dan Cecilia. Gak asik dong kalo gw berduaan doang sama Azis.

Kami memasak beberapa masakan. Kami lalu berkumpul di ruang tengah rumahku. Sesudah makan. ‘’yang, keluarin es ya. Sama ambil soda sama lemon’’ dan para gadis menyiapkan apa yang aku minta. Sedangkan Azis? Nahhh demen nih gw sama anak ini. dia beresin dong sisa makanan sama alat makan kita. sippp.

gw tawarin dah tuh nyicipin cocktail buatan gw, awalnya ia ragu, namun ia meenggak juga air surga itu dan mulai bercerita banyak tentang kenapa ia menangis di ruang ganti. Ceritanya mulai mengalir. mungkin karena efek minuman yang dia tenggak? Gak tau dah. Entah kenapa lama kelamaan pala gw mulai terasa beraaaaat beud. Dan kesadaran gw makin lama makin ngedrop. Gw mundur dah ke kamar. Gw emang gitu. Mending nyerah daripada jadi ******. Hehehhe.

Uuhhhhh pala gw masih berat, namun aku sangat ingin ke kamar kecil. Saat aku menuju kamar kecil, ahhh pasti dah kalo mabok pasti begini. Kami sudah tergeletak tanpa busana tapi... kok di ruang tengah? Wahhh segera aku memakai celanaku dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Cecilia.

Nah, pas gw lagi jalan nih. Jengjeeeeng... tuh anak malah ngentot sama Tiara. Beuhhh rusak dah anak orang sekali gebug. Hahahahahahahaha. Eh, tapi...

POV Tiara​

Yeeeee siang ini Cecil (Cecilia) ngajak makan di rumah Thomas, mana katanya ada temennya yang bakalan masak2 enak katanya. Wahhh buat gw yang notabene anak kos sih. Ini namanya rejeki nomplok.

Ooohhhh ini temennya Thomas. Tapi kok masih bocah ya? Ah, bodo amat. Yang penting gw makan enak. Gratis pula. Ga sia sia punya temen pacarnya chef. Hhihihihi. Di rumah Thomas, kami membagi tugas, tentunya yang capek mah para cowo-cowo itu aja, yang jelas kemampuan di dapurnya jauuuuuuuuh banget sama kami berdua. Sedangkan kami ? yahhh seenggaknya kami masih ada guna lah, kami siapkan peralatan makan dan siap menyantap aja sih. Hehe.

Wahhh gilaaa enak banget makananya. Setelah selesai makan. Thomas nyeletuk kalo Azis ini sebenernya dia bawa karena ada masalah. Tapi karena ia gak berani ngomong, makaThomas membuat beberapa cocktail. Awalnya Azis ragu-ragu, tapi dasar racunnya Thomas sama Cecil, akhirnya ia mencicipi sedikit demi sedikit.setengah gelas cocktail Terminator sudah ia habiskan, maka mulailah ia gacor semua uneg-unegnya perlahan mengalir keluar mulutnya. ternyata si Azis punya masalah asmara. Sebenernya sepele, tapi karena dia baru sekali pacaran. Ya wajarlah kalo dia sesedih itu.

‘’kalo emang mau nangis, nangis aja. It’s oke kok kalo emang harus nangis. Yang jelas, jangan sampe dendam aja. Kamu masih uda lho’’ sedikit aku menasehatinya. Yahhh seperti kakak dengan adiknya lah. Ia menyeka air mata yang tak sempat menetes di sudut matanya. ‘’lucu ya kak, kita deket lama, baru berani nembak. Ehhh pacaran baru sebentar, gw udah diginiin. Nasiiib nasib’’ katanya sambil menunjukan foto seorang perempuan seumurannya bergandengan tangan. Sebenernya agak geli juga denger laki bisa mewek begini.

‘’yaudah yuk, daripada galau, nih abisin dulu yang ada di gelas lo’’ gleg..gelg..gleg.. dengan beberapa tenggakan kami menghabisi coctail buatan Thomas dan Cecil. ‘’rokok dulu kak. Kepala gw jadi berat gini’’ katanya sambil menuju teras depan. Sebelum keluar, iamengambil gitar lalu bernyanyi. Samar terdengar petikan gitar diiringi suara pelan.

Time goes wherever you are
Time is your guiding star
That shines all through your life
Makes you feel and move

My dreams are out in the far
So are yours a part
Of secret fairy tales
Dripped on the wings of a mystery mill

Windmill, windmill, keep on turning
Show me the way, take me today
Windmill, windmill, hearts are yearning
Longing for love and a chance to be free


Etc.​

Aku dekati ia yang terus memetik gitar sambil bernyanyi. Kubersanding disampingnya, ia mematikan rokoknya. Aku bersandar di bahunya dan ia melanjutkan lagunya tapi tiba-tiba ‘’on the night like this, there is so many things i want to tell you’’ lah, inikan lagu kesukaanku. Kami bernyanyi bersama sampai terlarut dalam suasana. ‘’wahhh seret gw nyanyi terus. Minum dulu lah’’ saat berdiri wajahnya merah sekali seperti udang rebus. Kususul dia, namun sama sepertinya ketika aku bangun, wajahku terasa panass sekali. Kami masuk ke dalam rumah dan saat pintu tertutup, ia berbalik badan lalu memelukku ‘’makasih ya kak’’ dan entah kenapa, ia mengecup keningku. Serrrrrrr rasanya kaya turunan roller coaster. Aku menatap matanya dalam keadaan badanku tetap dalam pelukannya. Kujunjitkan sedikit kakiku, kumiringkan sedikit kepalaku dan ‘cupp’ bibir kamipun bertemu. Sejenak kami lepaskan dan kami saling pandang, lalu kami berciuman kembali. Kali ini kurapatkan badanku kepadanya lalu.....



Dalam Sebuah Kamar​



‘CUPPP’ bibir tipis itu bertemu dengan bibirku. Apa mungkin ini yang dimaksud pengaruh alkohol? Aku tak tahu, karena ini kali pertamanya aku mencobanya saat itu. Terasa lembut bibir kak Tiara, harum weangian yang ia gunakanpun sangat elegan. Harumnya menyeruak kedalam hidungku, seperti membangkitkan sesuatu dalam diriku. Sejenak kami lepaskan bibir kami , dan kami saling memandang. Tatapan matanya seperti menyiratkan sesuatu yang sangat rahasia. Tak lama kami saling memandang, emmmuachhh ciuman yang awalnya sangat lembut berubah menjadi sangat ganas, seperti ingin saling melahap, lidah kami bermain bersama, tubuhnya kecil memepet diriku. kedua tangannya memegangi kepalaku, seolah tak ingin melepaskanku.



Ia menggandeng tanganku, dengan pasrah kuikuti kemana ia mengajakku. Whatttt? Ia menggiringku melewati pintu kamar. Gak.. gakk gak bener ini. ‘’kak, gw haus kak, mau ambil minum dulu’’ aku mencoba kabur. Puk, tangannya didaratkan di pundakku dan ia cengkram keras-keras. Kulihat matanya, tatapannya berbeda lagi. Ia lebih terlihat seperti predator yang siap memangsaku. Ia menjatuhkanku ke kasur, setengah badanku terhempas diatas ranjang, sementara kakiku terjuntai kebawah. Hap, ia menduduki perutku, dan kami berciuman, namun kali ini ia yang menguasaiku.



Karena Tiara mengenakan rok mini, seangkangannya terasa menggesek di perutku. Lumatan bibirnya dipadukan dengan ggitan-gigitan kecil membuatku kalap dan melupakan semuanya. Suasanapun bertambah sempurna. Udara yang dingin, serta sudah sedikit hilangnya akalku karena luka yang Nadin torehkan. Lembab, ya, selangkangannya yang menyentuh perutku terasa sangat lembab. Kuraih kedua pahanya, kucoba meloloskan stockinnya, tanpa kusangka ia malah merobeknya.



Tanpa membuang waktu, kuremas kedua bongkahan bokongnya, sesekali kuelus kedua pahanya dari dalam. Nafas yang menggebu seketika berubah menjadi berat. Tangan yang memegangi sisi kepalaku, kini berpindah meraba penisku dari luar. Tiara yang sedari tadi tak bersuara, tiba tiba “emmmhhhhhh ssshhhh, lepasin aja Zis shhhh’’ ia mengatakannya sambil meliukkan badannya di atasku. Kupandu ia untuk merebahkan dirinya dengan posisi yang sama sepertiku. Aku bangkit lalu melepas Cdnya. Saat aku ingin menindihnya, ia duduk, diraihnya ikat pinggangku, dan dengan kasar ia tarik celanaku kebawah. Penisku yag dari tadi tegang dan terhimpit, seketika itu juga menegang dan mengacung bebas. Tanpa babibu, ia menggenggam penisku lalu ia memasukkannya kedalam mulutnya, ia menyedot penisku kuat kuat. Melihatnya sangat menikmati permainan dengan penisku, membuatku semakin bernafsu. Kulepaskan kulumannya dari penisku, lalu kubuka pakaian yang menutupinya. Melihat tubuhnya yang bersih nan berisi, birahiku seperti terbakar sangat hebat. Kurebahkan ia kembali ke kasur, kulumat bibirnya sambil kugesek-gesekkan penisku pada klitorisnya. Puas kulumat bibirnya kususuri jenjang lehernya sampai ke payudaranya. Menyadari itu, ia segera meraih kaitan Bhnya lalu melepaskannya, dan payudara yang sangat indah dengan puting merah muda kecoklatan muncul. Kukenyot kenyot payudaranya dan terasa penisku seperti kebasahan saat aku menggigit-gigit kecil putingnya.

Sedang asyiknya aku ‘nenen’ , ia memegang penisku dan mengarahkan kepala penisku kedalam liangnya. ia melingkarkan kakinya di pinggangku, lalu meng-eratkannya. ‘’Aaaahahhhhhhhhhh, ssshhhh duhhh pelan yah zisss kakak udah lama ga AAAAhhhhhhhh’’ pelan namun pasti, aku masukkan penisku kedalam liangnya dan itu sungguhhh ‘’ssshhhhh peret banget kak’’ semakin masuk penisku menghujam vaginannya, semakin terdengar lebut lenguhannya. Seluruh penisku telah tenggelam di dalam liang senggamanya. Setelah kami sedikit rileks, perlahan kugoyangkan pelan-pelan penisku ‘’hhhhhehhhh , eeeehhhhh sssshhhh enak zis, nakal yahhh kamu, aku kira kamu anak polos,gak taunya.. shhhh shiiiittt’’ ehhhh ‘’ohhh enak banget kak jepitannya, sshhhhh. Ketipu ye kak? Ssshhhh gak nyangka kan?” ciiuuuttttttt ia memelintir kulit pinggangku ‘’aaawwww’’ kurang lebih 5 menit kami berada di posisi misionari, tiba-tiba cengkraman di pinggangku semakin kencang. Drrrrrt drrrrtttt kulihat hpku yang tergeletak bergetar, tertulis nama Nadin di layar. Seketika emosiku memuncak, kupercepat goyanganku. ‘’emang lo doang yang bisa seneng2 dibelakang gw. Gw jg bisa’’ kataku dalam hati. ‘’aaaaaahhhhsssshhhhhhh ziiissssss ziiissssss gilaaaaaa gilaaaaaaa aaaaaaaaaaaauuuuhhhhaaahhhhh’’ desahnya panjang diiringi cengkraman dinding vaginanya makin mengeras dan batangku basah sekali.

Setelah istirahat sebentar, ia membimbingku untuk terlentang, lalu ia berjongkok, ia arahkan kembali penisku ke dalam liang senggamanya, ia turunkan perlahan-lahan. ‘’ssshhh akhhhh, kakkk ssshhh enak benerrrr’’ ia menggoyangkan pinggulnya naik turun, melihat payudaranya ikut bergerak naik turun, membuatku sangat gemas. Kuraih buah dadanya, kuremas kembali. Kembali kupilin dan sedikit mencubit putingnya. Setiap kucubit putingnya, ia selalu membusungkan dadanya. Tak tahan, akupun merubah posisiku, kepalaku kini berada tepat di depan dadanya. Aku lalu memeluknya dan mengenyot kedua putingnya secara bergntian ‘’zisss terusin ziiissss, uuuuhhhhhh’’ makin lama, kurasakan maniku ingin sekali menyembur keluar. ‘’kak... akuuu mauuu’’ iamengarahkan kembali kepalaku untuk mengenyotnya ‘’ kenyotin zisss yang kencenggg’’ kusetot sambil kugigit-gigit putingya, irama gesekan antara penis dan vagina kami semakin cepat... ‘’kakkkkk akuuuu’’ Crooottt croootttt croootttt, berkali-kali air maniku tertembak kedalam vaginanya, bukannya mengendurkan gerakannya, ia malah semakin menjadi. ia makin merapatkan kepalaku di dadanya lalu seerrrrrrrrrr serrrrrrr, terasa seperti ada cairan yang keluar dari vaginanya. Seluruh badannya mengejang sejadi jadinya namun kutahan dengan badanku, kepalanyapun mendongak sejadi-jadinya. Setelah ia kembali sadar, kukecup keningnya dan tersenyum ke arahnya. Iapun membalas senyumku. Diapun turun dari pangkuanku. Tapi saat kulihat pintu, sialllll. Pintu gak ketutup dan di luar ada Thomas sedang duduk di sandaran sofa sambil menikmati rokoknya dan melihat ke dalam kamar. Kami yang menyadari itu langsung buru-buru menutup pintu.



‘’anjeeennnggg anjeng, gw ngajak lo kesini buat ngeringanin beban lo, ehhh lo malah ngentot. Hahahahahaha’’ kata Thomas sambil terpingkal-pingkal. Lalu kami kembali berbincang lepas. Sementara di sudut lainnya, Cecil terlihat sedang ngomel kepada Tiara. Kasihan dia. Setelah ketegangan diantara kami berempat reda, kami berbincang kembali ditemani beberapa botol bir, yang juga saat itu baru kutahu kalau kebanyakan minum bir, kerjaannya bolak-balik kamar mandi. Saat suasana mulai hangat. Drrrrt drrrttt hpku bergetar kembali. Kutunjukkan hpku kearah mereka. Mereka dengan kompak menyuruhku mengangkatnya.



‘’halo beb, kok tadi telponu gak kamu angkat?’’ terdengar suara Nadin

‘’oh, maaf tadi lagi sibuk’’ jawabku. Tapi nggateli banget si Thomas, dia ketawa tanpa suara sambil menunjukkan jempol kejepit, dan menirukan gaya doggy style ‘’bpppprpp’’ aku menahan tawaku dan ‘buggg’ Cecil memukul punggung Thomas, beneran suaranya keras banget.

‘’apaan tuh yang jatuh?’’ tanyanya penasaran

‘’oh, itu? gak tau, paling mangga jatoh’’ jawabku ngeles.

‘’kok seharian gak hubungin aku si? Ga kangen kamu sama aku atau gimana?’’ dan banyak lagi pertanyaaannya.

‘’udah nanyanya? Dah to the point aja. Aku mau ngasih kamu waktu aja’’ kataku

‘’waktu buat apa? apaan sih ? gak jelas’’

‘’waktu buat kamu seneng-seneng sama pacar baru kamu, enak kan pulang kerja langsung nonton, makan di mal. Emang aku akuin, aku bukan anak orang punya yang bisa ngajak kamu ke tempat kaya gitu sewaktu-waktu. Aku juga jauh dari kamu. Mungkin aku aja ya yang bego. Kok gak ngaca waktu nembak kamu’’ aku menjelaskan panjang lebar. Tiara langsung mendekatiku dan mengelus dadaku. Emosiku seketika mereda. ‘’yasudahlah ya. Kalo mau ada yang dijelasin, kita ketemunya sehabis PKL selesai aja. Aku gak mau ngecewain pak’e. Setelah kehilangan mama, Cuma dengan sekolah yang bener lalu kerja aja yang bisa bikin beliau bangga sama aku. Dah ya kalo ada apa-apa chat aja. Tapi aku gak janji balesnya’’

‘’huuuu zissss tototolong dengerin aku dulu’’ katanya sambiil menangis.

‘’dah, tenangin diri kamu dulu ya. Emosiku juga lagi tinggi2nya. Percuma, dengerin penjelasan kamutuh sama aja kaya ditantangin gelut’’ balasku lagi

‘’huuuu,huuuu ziiiisss’’ ‘tuut tuut tuuut panggilanpun terputus.

Saat kulihat wajah mereka. Semuanya melongo.



Bersambung
 
Terakhir diubah:
Absen malam...sambil nunggu update sruput dulu kopinya....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd