begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 583
- Like diterima
- 10.084
•••••
Change Wife
HARI Sabtu aku dan istriku berangkat menuju ke villa sesuai dengan rencana, kami akan bertemu dengan adik iparku dan istrinya yang tak lain adalah adikku sendiri.
Mereka berdua sudah sejak kemarin berada di sana, tetapi aku tidak bisa bersama-sama mereka berangkat karena kesibukan pekerjaanku sehingga hari ini aku dan istriku baru bisa berangkat.
Kami masing-masing tidak membawa anak. Aku berumur 43 tahun dan istriku berumur 40 tahun.
Selama kami menikah sudah 15 tahun, kami dikaruniai 3 orang anak, masing-masing berumur 14 tahun, 11 tahun dan 9 tahun, kami tinggalkan mereka bersama pembantu di rumah.
Demikian juga adikku dengan suaminya. Adikku berumur 30 tahun. Ia anak paling bontot dari kami 4 bersaudara, dan ia satu-satunya anak perempuan.
Suaminya berumur 35 tahun, mereka mempunyai 1 orang anak berumur 4 tahun, ditinggalkan bersama mertua mereka.
Pukul 11.00 siang aku sudah memarkir mobilku di halaman villa berdampingan dengan mobil Erwin, adik iparku. Villa ini adalah villa milik keluarga dari salah seorang teman kantor Erwin. Erwin mendapat pinjaman villa dari teman kantornya.
Saat aku dan istriku turun dari mobil membawa 2 tas -- tas istriku dan tas pakaian -- kami disambut oleh halaman villa yang asri banyak pepohonan dan bunga-bunga serta udaranya yang sejuk membuat aku tidak tahan melihat pantat istriku yang membulat padat terbungkus celana jeans biru.
Terus pantat istriku kuremas. "Hee...!" hardiknya menepis tanganku karena ia merasa sungkan pantatnya diremas di tempat umum.
"Tempat ini akan menjadi tempat kita bercinta sampai pagi nih..." kataku.
"Emm..." bibir istriku mencibir. "Apa nggak bosen lubang satu itu dipakai terus?" ia bertanya padaku, "Biasanya para lekaki kan suka bosenan..."
Pembicaraan kami terganggu, karena handphoneku berbunyi, telepon dari adikku, Desi. Desi menyuruh kami kalau sudah sampai di villa langsung saja ke kolam renang, ia dan suaminya menunggu di kolam renang.
Dari jauh aku bisa melihat Desi memakai bikini two piece yang cukup sexy dan berani, sedangkan Erwin memakai swimpack berwarna biru, dadanya telanjang.
Sesampai di tepi kolam renang aku dan istriku disambut oleh Erwin dan Desi dengan cipika cipiki itu sudah biasa.
Kemudian kami terlibat obrolan beberapa saat sambil berdiri. Setelah itu Desi mengajak aku pergi ke kamar untuk menyimpan tas yang kami bawa. Sebelum aku membawa tas itu pergi, istriku minta pakaian renangnya dikeluarkan dari tas.
Istriku memakai pakaian renang tidak seberani Desi. Ia hanya memakai pakaian renang model One Piece Swimsuit.
Setelah istriku mengambil pakaian renangnya dari tas, aku dan Desi berjalan pergi menuju ke kamar sambil aku membawa tas.
Kamar yang terletak di lantai 2 itu ternyata hanya mempunyai satu ruangan. Tempat tidurnya dihamparkan di lantai dari bahan kayu itu begitu saja. Tentu saja aku tidak berani komplen dengan adikku.
Nanti aku dianggangnya cerewet, sudah digratisin masih mau minta diistimewakan.
Dan kemudian aku lebih terkejut lagi sewaktu aku melihat ke arah jendela kaca yang kain gordengnya terbuka. Di tepi kolam renang, Erwin sedang berciuman dengan istriku. Istriku hanya memakai celana dalam dan payudara istriku diremas-remas oleh Erwin.
"Des, lihat mereka di sana..." tunjukku berkata pada Desi.
"He.. he..." malah Desi tertawa dan dilanjutkannya dengan kata-kata santai, "Biarin aja... kalau Kakak mau, juga boleh..."
"Apa...???" tanyaku hampir berteriak. "Dengan adikku sendiri...? Sudah gila kalian...!!"
Tapi Desi tidak menggubris kata-kataku yang setengah marah itu. Desi melepaskan bagian atas bikininya. Ohh... astagaaa...
Payudara Desi bukan seperti payudara istriku yang sudah menggantung kendor, tetapi masih penuh dengan isinya.
Putingnya besar dan anehnya, putingnya seperti berdiri di atas bukit. Biasanya aerola datar dengan payudara, tetapi aerola Desi menonjol seperti bukit dan putingnya berdiri mencuat di atas bukit itu.
Hmmm...
Aku yang masih ingin marah menjadi tertahan amarahku di tengah tenggorokanku, apalagi kemudian Desi membuka ritsleting celana jeans yang kupakai. Malah aku membiarkan Desi meloloskan celana jeansku dari kedua kakiku.
Desi melepaskan celana dalamku. Desi juga melepaskan T-shirtku, sehingga tubuhku telanjang bulat di depan adikku, Desi dengan penisku yang mengacung tegang.
Aku seperti di koloni nudist sudah sewaktu Desi melepaskan cawat kecil yang membungkus pinggulnya yang ramping. Belahan vagina Desi terlihat jelas olehku karena selangkangan Desi tanpa bulu kemaluan dan kelihatannya vagina Desi masih rapi tidak seperti vagina istriku yang sudah keriput.
Perutnya juga rata dengan puser yang kecil dan di bawah pusernya terdapat garis melintang, mungkin bekas operasi sewaktu ia melahirkan anaknya.
Kalau mau dibanding-bandingkan sebenarnya aku tidak rugi menyerahkan istriku pada Erwin, sementara aku mendapatkan Desi yang masih mulus, meskipun Desi adalah adikku sendiri. Tetapi kalau dipikir-pikir, tidak masuk diakal dan konyol, namun itulah yang terjadi...
Desi menarik aku yang telanjang bulat ke tepi kolam renang dan ia sendiri juga telanjang bulat. Jika saat itu Desi tidak telanjang, mungkin akan membuat dadaku sesak melihat kejadian di tepi kolam renang.
Biasanya penisku yang dihisap oleh istriku, tetapi sekarang penis Erwin yang dihisap oleh istriku. Istriku berendam telanjang bulat di dalam kolam renang, sedangkan Erwin duduk di tepi kolam renang membiarkan batang penisnya itu dikocok dan dihisap oleh istriku.
"Kak, istrinya aku pinjem, ya..." kata Erwin santai minta izin denganku.
"Iya..." jawabku.
"Kita disana aja..." ajak Desi menarik aku pergi dari sepasang manusia yang sedang dimabuk birahi itu, padahal kalau mau dibanding-bandingkan lagi kontol Erwin lebih kecil dan lebih pendek dari kontolku.
Apakah istriku bisa puas bersanggama dengan kontol yang seperti itu, tanyaku dalam hati.
Sementara aku duduk di tepi kolam renang, Desi menghisap kontolku. Hufff... oh, Desi... aku tidak menyangka adikku ini betapa mahirnya ia mengoral kontol lelaki.
Tangannya menggenggam erat-erat ujung batangku bersama biji pelirku, sementara mulutnya mengocok batangku dengan kepala naik-turun-turun-naik, hufff... oohhh...
Aku tidak memperhatikan lagi istriku bagaimana dengan Erwin. Desi menghamparkan handuk di tepi kolam renang, lalu ia segera berbaring terlentang dengan kedua pahanya yang mulus itu terkangkang lebar.
Rugi kalau aku tidak segera menikmati vagina Desi yang disediakannya bagiku. Aku segera berlutut menggenggam batang kontolku mengarahkannya ke vagina Desi.
Desi membuka lebar bibir memeknya dengan kedua tangannya. Desi persis seperti akris porno JAV. Lubang memeknya tampak memerah basah, sementara di bagian dalam berwarna putih.
Setelah melihat sejenak, aku segera menekan batangku yang keras itu masuk ke lubang vagina Desi, slurrrppp.... blleesss.... wawww...
Aku menyetubuhi adikku, apakah tidak salah?
Sementara di sebelah sana istriku yang sedang nungging di tepi kolam renang, lubang memeknya sedang disodok-sodok oleh batang kontol Erwin. Tentu saja aku tidak mau kalah.
Kontolku juga menyodok-nyodok lubang memek Desi yang licin basah.
Rupanya Erwin menyodok istriku tidak mau sampai keluar peju dari kontolnya. Erwin menyerahkan istriku padaku, kemudian aku menyerahkan Desi pada Erwin.
Ganti aku yang menyetubuhi istriku dengan posisi istriku nungging di tepi kolam renang. "Ayo... truss, Pah... oohh... ayo, Pah..." rintih istriku sambil batang kontolku menyodok-nyodok lubang memeknya dari belakang.
Istriku lebih bernapsu di sini, demikian juga aku, apalagi aku melihat Desi yang sedang nungging di tepi kolam renang itu lubang duburnya disodok-sodok oleh kontol Erwin.
Hufff...
Aku tidak pernah membayangkan hal gila semacam ini dalam mimpi sekalipun.
"Owwhh... Paa..aahh... ooowwhh... nnggghh... ooowwhh... Paa...aahh... sodok trusss... lubang Mamah, Pah... sedap, Pah... ssesstt... ooohhh... enak sekali, Pah..." racau istriku.
Tak lama kemudian, crrooottt... crroottt... crroottt... crrooottt... crroottt... air maniku menembak kencang dan deras di lubang memek istriku.
"Puas sekali, Mah..." kataku dengan napas terengah-engah.
"Ternyata lubang memek Mamah masih laku juga ya Pah, sama Erwin... hi..hi..." kata istriku tertawa menyeringai.
"Coba dari dulu begini ya, Mah..." jawabku. "Papa puas deh mainin memek Mamah..."
Kami segera membersihkan diri berempat dengan tubuh telanjang bulat di pancuran yang disediakan tak jauh dari kolam renang setelah persetubuhan Erwin dan Desi selesai.
Kemudian kami hanya memakai kimono saat berlangsung makan malam.
---------------------------------------------------------------
Selesai makan malam kami berempat duduk di depan televisi yang sedang menayangkan acara sinetron. Desi duduk di sampingku, sedangkan istriku duduk di sebelah Erwin.
Change Wife
HARI Sabtu aku dan istriku berangkat menuju ke villa sesuai dengan rencana, kami akan bertemu dengan adik iparku dan istrinya yang tak lain adalah adikku sendiri.
Mereka berdua sudah sejak kemarin berada di sana, tetapi aku tidak bisa bersama-sama mereka berangkat karena kesibukan pekerjaanku sehingga hari ini aku dan istriku baru bisa berangkat.
Kami masing-masing tidak membawa anak. Aku berumur 43 tahun dan istriku berumur 40 tahun.
Selama kami menikah sudah 15 tahun, kami dikaruniai 3 orang anak, masing-masing berumur 14 tahun, 11 tahun dan 9 tahun, kami tinggalkan mereka bersama pembantu di rumah.
Demikian juga adikku dengan suaminya. Adikku berumur 30 tahun. Ia anak paling bontot dari kami 4 bersaudara, dan ia satu-satunya anak perempuan.
Suaminya berumur 35 tahun, mereka mempunyai 1 orang anak berumur 4 tahun, ditinggalkan bersama mertua mereka.
Pukul 11.00 siang aku sudah memarkir mobilku di halaman villa berdampingan dengan mobil Erwin, adik iparku. Villa ini adalah villa milik keluarga dari salah seorang teman kantor Erwin. Erwin mendapat pinjaman villa dari teman kantornya.
Saat aku dan istriku turun dari mobil membawa 2 tas -- tas istriku dan tas pakaian -- kami disambut oleh halaman villa yang asri banyak pepohonan dan bunga-bunga serta udaranya yang sejuk membuat aku tidak tahan melihat pantat istriku yang membulat padat terbungkus celana jeans biru.
Terus pantat istriku kuremas. "Hee...!" hardiknya menepis tanganku karena ia merasa sungkan pantatnya diremas di tempat umum.
"Tempat ini akan menjadi tempat kita bercinta sampai pagi nih..." kataku.
"Emm..." bibir istriku mencibir. "Apa nggak bosen lubang satu itu dipakai terus?" ia bertanya padaku, "Biasanya para lekaki kan suka bosenan..."
Pembicaraan kami terganggu, karena handphoneku berbunyi, telepon dari adikku, Desi. Desi menyuruh kami kalau sudah sampai di villa langsung saja ke kolam renang, ia dan suaminya menunggu di kolam renang.
Dari jauh aku bisa melihat Desi memakai bikini two piece yang cukup sexy dan berani, sedangkan Erwin memakai swimpack berwarna biru, dadanya telanjang.
Sesampai di tepi kolam renang aku dan istriku disambut oleh Erwin dan Desi dengan cipika cipiki itu sudah biasa.
Kemudian kami terlibat obrolan beberapa saat sambil berdiri. Setelah itu Desi mengajak aku pergi ke kamar untuk menyimpan tas yang kami bawa. Sebelum aku membawa tas itu pergi, istriku minta pakaian renangnya dikeluarkan dari tas.
Istriku memakai pakaian renang tidak seberani Desi. Ia hanya memakai pakaian renang model One Piece Swimsuit.
Setelah istriku mengambil pakaian renangnya dari tas, aku dan Desi berjalan pergi menuju ke kamar sambil aku membawa tas.
Kamar yang terletak di lantai 2 itu ternyata hanya mempunyai satu ruangan. Tempat tidurnya dihamparkan di lantai dari bahan kayu itu begitu saja. Tentu saja aku tidak berani komplen dengan adikku.
Nanti aku dianggangnya cerewet, sudah digratisin masih mau minta diistimewakan.
Dan kemudian aku lebih terkejut lagi sewaktu aku melihat ke arah jendela kaca yang kain gordengnya terbuka. Di tepi kolam renang, Erwin sedang berciuman dengan istriku. Istriku hanya memakai celana dalam dan payudara istriku diremas-remas oleh Erwin.
"Des, lihat mereka di sana..." tunjukku berkata pada Desi.
"He.. he..." malah Desi tertawa dan dilanjutkannya dengan kata-kata santai, "Biarin aja... kalau Kakak mau, juga boleh..."
"Apa...???" tanyaku hampir berteriak. "Dengan adikku sendiri...? Sudah gila kalian...!!"
Tapi Desi tidak menggubris kata-kataku yang setengah marah itu. Desi melepaskan bagian atas bikininya. Ohh... astagaaa...
Payudara Desi bukan seperti payudara istriku yang sudah menggantung kendor, tetapi masih penuh dengan isinya.
Putingnya besar dan anehnya, putingnya seperti berdiri di atas bukit. Biasanya aerola datar dengan payudara, tetapi aerola Desi menonjol seperti bukit dan putingnya berdiri mencuat di atas bukit itu.
Hmmm...
Aku yang masih ingin marah menjadi tertahan amarahku di tengah tenggorokanku, apalagi kemudian Desi membuka ritsleting celana jeans yang kupakai. Malah aku membiarkan Desi meloloskan celana jeansku dari kedua kakiku.
Desi melepaskan celana dalamku. Desi juga melepaskan T-shirtku, sehingga tubuhku telanjang bulat di depan adikku, Desi dengan penisku yang mengacung tegang.
Aku seperti di koloni nudist sudah sewaktu Desi melepaskan cawat kecil yang membungkus pinggulnya yang ramping. Belahan vagina Desi terlihat jelas olehku karena selangkangan Desi tanpa bulu kemaluan dan kelihatannya vagina Desi masih rapi tidak seperti vagina istriku yang sudah keriput.
Perutnya juga rata dengan puser yang kecil dan di bawah pusernya terdapat garis melintang, mungkin bekas operasi sewaktu ia melahirkan anaknya.
Kalau mau dibanding-bandingkan sebenarnya aku tidak rugi menyerahkan istriku pada Erwin, sementara aku mendapatkan Desi yang masih mulus, meskipun Desi adalah adikku sendiri. Tetapi kalau dipikir-pikir, tidak masuk diakal dan konyol, namun itulah yang terjadi...
Desi menarik aku yang telanjang bulat ke tepi kolam renang dan ia sendiri juga telanjang bulat. Jika saat itu Desi tidak telanjang, mungkin akan membuat dadaku sesak melihat kejadian di tepi kolam renang.
Biasanya penisku yang dihisap oleh istriku, tetapi sekarang penis Erwin yang dihisap oleh istriku. Istriku berendam telanjang bulat di dalam kolam renang, sedangkan Erwin duduk di tepi kolam renang membiarkan batang penisnya itu dikocok dan dihisap oleh istriku.
"Kak, istrinya aku pinjem, ya..." kata Erwin santai minta izin denganku.
"Iya..." jawabku.
"Kita disana aja..." ajak Desi menarik aku pergi dari sepasang manusia yang sedang dimabuk birahi itu, padahal kalau mau dibanding-bandingkan lagi kontol Erwin lebih kecil dan lebih pendek dari kontolku.
Apakah istriku bisa puas bersanggama dengan kontol yang seperti itu, tanyaku dalam hati.
Sementara aku duduk di tepi kolam renang, Desi menghisap kontolku. Hufff... oh, Desi... aku tidak menyangka adikku ini betapa mahirnya ia mengoral kontol lelaki.
Tangannya menggenggam erat-erat ujung batangku bersama biji pelirku, sementara mulutnya mengocok batangku dengan kepala naik-turun-turun-naik, hufff... oohhh...
Aku tidak memperhatikan lagi istriku bagaimana dengan Erwin. Desi menghamparkan handuk di tepi kolam renang, lalu ia segera berbaring terlentang dengan kedua pahanya yang mulus itu terkangkang lebar.
Rugi kalau aku tidak segera menikmati vagina Desi yang disediakannya bagiku. Aku segera berlutut menggenggam batang kontolku mengarahkannya ke vagina Desi.
Desi membuka lebar bibir memeknya dengan kedua tangannya. Desi persis seperti akris porno JAV. Lubang memeknya tampak memerah basah, sementara di bagian dalam berwarna putih.
Setelah melihat sejenak, aku segera menekan batangku yang keras itu masuk ke lubang vagina Desi, slurrrppp.... blleesss.... wawww...
Aku menyetubuhi adikku, apakah tidak salah?
Sementara di sebelah sana istriku yang sedang nungging di tepi kolam renang, lubang memeknya sedang disodok-sodok oleh batang kontol Erwin. Tentu saja aku tidak mau kalah.
Kontolku juga menyodok-nyodok lubang memek Desi yang licin basah.
Rupanya Erwin menyodok istriku tidak mau sampai keluar peju dari kontolnya. Erwin menyerahkan istriku padaku, kemudian aku menyerahkan Desi pada Erwin.
Ganti aku yang menyetubuhi istriku dengan posisi istriku nungging di tepi kolam renang. "Ayo... truss, Pah... oohh... ayo, Pah..." rintih istriku sambil batang kontolku menyodok-nyodok lubang memeknya dari belakang.
Istriku lebih bernapsu di sini, demikian juga aku, apalagi aku melihat Desi yang sedang nungging di tepi kolam renang itu lubang duburnya disodok-sodok oleh kontol Erwin.
Hufff...
Aku tidak pernah membayangkan hal gila semacam ini dalam mimpi sekalipun.
"Owwhh... Paa..aahh... ooowwhh... nnggghh... ooowwhh... Paa...aahh... sodok trusss... lubang Mamah, Pah... sedap, Pah... ssesstt... ooohhh... enak sekali, Pah..." racau istriku.
Tak lama kemudian, crrooottt... crroottt... crroottt... crrooottt... crroottt... air maniku menembak kencang dan deras di lubang memek istriku.
"Puas sekali, Mah..." kataku dengan napas terengah-engah.
"Ternyata lubang memek Mamah masih laku juga ya Pah, sama Erwin... hi..hi..." kata istriku tertawa menyeringai.
"Coba dari dulu begini ya, Mah..." jawabku. "Papa puas deh mainin memek Mamah..."
Kami segera membersihkan diri berempat dengan tubuh telanjang bulat di pancuran yang disediakan tak jauh dari kolam renang setelah persetubuhan Erwin dan Desi selesai.
Kemudian kami hanya memakai kimono saat berlangsung makan malam.
---------------------------------------------------------------
Selesai makan malam kami berempat duduk di depan televisi yang sedang menayangkan acara sinetron. Desi duduk di sampingku, sedangkan istriku duduk di sebelah Erwin.