Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

SHARE Cinta, Luka dan Merdeka

Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.

silentscream

Adik Semprot
UG-FR
Daftar
6 Jul 2011
Post
141
Like diterima
67
Bimabet
Selamat Siang Suhu

Hari ini saya menuliskan pengalaman hidup yg telah saya lalui selama hampir 17 tahun ini (8th pacaran dan 9th merried) dengan seseorang yg sebut saja sebagai "si H".

apa yg saya ceritakan disini, adalah bagian lanjutan dari cerita saya sebelumnya pada thread 3 tahun silam
"https://www.semprot.com/threads/8-t...umah-tangga-yang-diambang-perceraian.1320462/"

Saya adalah seorang pria yg telah mengalami manis, asin, asam dan pahitnya hidup, terutama soal cinta. Saya lahir dan dibesarkan di keluarga akademisi dan praktisi yg cukup disegani di jawa timur, meskipun kami bukan termasuk keluarga "crazy rich asian" namun kami dianugerahi ilmu dan jaringan pertemanan dan kekerabatan yg cukup beragam sehingga dapat bergaul di berbagai lapisan masyarakat.

Setelah lulus dari SMA pada medio pertengahan th 2000an, saya melanjutkan pendidikan di salah 1 univ ternama di jawa timur, dan disanalah saya bertemu dgn pasangan saya, si H seorang gadis manis yg kala itu adalah remaja sma yg mengikuti lomba yg diadakan di kampus saya, dan saya menjadi liaison officer nya,. perbedaan usia 2 tahun diantara kami tidak menjadi masalah dan justru menjadi pengikat hubungan cinta kami.

Selama pacaran, kami selalu berusaha saling memahami dan saling melengkapi 1 dengan yg lain. salah satu contohnya adalah pada medio 2010 si H harus pindah domisili ke Jakarta karena diterima bekerja utk kantor konsultan keuangan yg cukup terkenal, saya dengan segala kerelaan melepas pekerjaan saya saat itu di jawa timur sebagai konsultan hukum dan memulai segala sesuatunya dari nol dgn dalih melanjutkan S2 di jakarta.

Tahun 2012 saya dan H menikah (saat itu saya berusia 26th dan si H 24th) dan perhelatannya dilangsungkan cukup meriah di jawa timur. Pada saat itu perhelatan kami tersebut dihandle event nya oleh ibu saya krn memiliki pengalaman menikahkan adik, ponakan dan saudara2 lainnya selama lebih dari 1 dasawarsa, saat itupun mertua setuju dan menyerahkan penanganan dan pelaksanaannya pada ibu saya.

Pada tahun 2013 kami memutuskan untuk mengambil rumah secara kredit di kawasan yg cukup terpencil di jakarta selatan (namun kini menjadi kawasan elite krn masuknya beberapa artis) saat itu karena saya percaya kepada si H maka kredit dan nama kepemilikan atas rumah tersebut diatas namakan ke si H, namun pembayaran cicilan kredit bulanannya saya yg menanggung (cicilan kredit rumah tersebut mengambil porsi 80% dari cashflow saya pribadi). Pada awalnya kami berdua berkomitmen bahwa salary saya untuk cicilan kredit rumah dan untuk operasional rumah serta isi dari rumah tersebut si H lah yg menanggung. Karena cicilan kredit rumah tersebut mengambil porsi 80% dari cashflow saya pribadi maka saya tidak dapat memberikan cash bulanan ke H, namun karena saya memiliki pekerjaan sampingan maka setiap kali ada rezeki(+ Rp.30 s/d 60 Jt per 4-7 bulan) selalu saya berikan ke H untuk keperluannya, dan setiap kali kita jalan, makan, nonton, belanja, atau hal lain saya sebagian besar yg melakukan pembayarannya, hingga saya pernah hampir tidak memiliki sisa uang sama sekali di tabungan, dan menunggu uang salary masuk di bulan berikutnya. Saya pun masih mengingat budi baik si H dimana bunga cicilan rumah tiba2 melonjak naik dan membuat 93% salary saya habis tuk cicilan rumah, si H tiba2 ngebom/ngebail out/bayarin sebagian hutang pokok kredit rumah (Rp 400an jt) supaya cicilan rumah turun lagi dan saya tidak pontang-panting mencari tambahan untuk cover cicilan rumah tersebut.

sepanjang tahun 2012 - 2015 pernikahan kami berlangsung cukup harmonis, kami sering jalan-jalan jarak pendek (ke bandung, banten dan sekitarnya),jarak jauh (vietnam, & singapore), kami memiliki rumah yg cukup besar, kendaraan (mobil dan motor), sexual life kami cukup intens dan hangat, saya lulus S2 dan si H mulai sekolah S2 lagi, serta kami dikaruniai pekerjaan impian, saya diterima di Perusahaan Oil&Gas Asing dan dia diterima di anak perusahaan BUMN di bidang transportasi.

Goncangan besar di pernikahan kami mulai terjadi di tahun 2016:

1. pada tahun 2015
ayah saya ketahuan menikah lagi, dan hal tsb membuat hubungan anak & mantu - ayah menjadi renggang, pada akhirnya ayah dan ibu kandung saya bercerai, namun masalah harta gono gini dan waris blm ditentukan. Atas masalah harta gono gini tsb saya justru kalem, karena harta tsb adalah milik dan bekal ayah dan ibu kandung saya di masa tua, namun si H menekan saya agar memastikan bahwa harta kekayaan ayah dan ibu tersebut tidak dialihkan ke istri baru ayah. saya dan H sempat bertengkar namun bisa berdamai kembali.

2. pada tahun 2016
bulan september, kantor pusat di luar negeri mengumumkan bahwa kantor cabang Indonesia Perusahaan Oil&Gas Asing tempat saya bekerja dinyatakan collapsed krn harga minyak dunia yg jatuh, serta adanya keterlibatan korupsi yg membelit CEO perusahaan, alhasil semua karyawan termasuk saya statusnya dilakukan pensiun dini. Saat itu saya panik karena itu artinya saya harus mencari salary dgn rate sama untuk dapat membiayai cicilan kredit rumah. di tengah kekalutan itu si H justru dgn agak memaksa untuk bisa liburan ke perancis, hanya karena teman kantor si H mendapatkan undian liburan ke perancis. dan alhasil kami bertengkar hebat, namum akhirnya kami berbaikan dan utk sementara saya bekerja di perusahaan telco dengan salary 30% lebih rendah dari Perusahaan Oil&Gas Asing tempat saya bekerja sebelumnya;

3. pada tahun 2017,
bulan juli. Adik saya lulus sekolah s2 nya di singapura, saat itu saya hanya memiliki uang Rp. 6jt di tabungan, untung saja saat itu orangtua saya menanggung tiket dan akomodasi selama di singapura. saat itu saya memberikan uang Rp 2 juta untuk uang saku dia dan 4 juta saya bawa untuk jaga2. saat itu saya berkata ke H "kalau uang 2 juta yg kuberi kurang, kamu pakai uang tabunganmu dulu ya, aku pinjam, nanti akan kuganti". ada momen dimana saat kita ke mall dibawah marina bay sands, di gerai kosmetik si H membeli kosmetik SK-II yg ternayata uang 2 juta yg saya beri itu kurang, dan dia membayar menggunakan uangnya sendiri. setelah keluar dari gerai kosmetik tersebut si H tiba2 berteriak marah dan menyebut saya suami tidak bertanggung jawab dan merasa bahwa saya tidak menafkahi dia. orangtua saya kaget dan sedih atas peristiwa tersebut, namun kembali kami bisa berdamai.

4. pada tahun 2019,
lebaran saat itu harga tiket pesawat melonjak naik, dan adik kandung di H tdk dapat pulang karena tidak memiliki dana yg cukup, ditambah dengan si H ada penugasan di cirebon saat hari H lebaran dan di Madiun pas H+6 lebaran, atas hal tsb saya mengusulkan utk mudik ke jawa timur naik mobil, bahkan adik saya meminjamkan fortuner baru nya supaya mudik kami lebih nyaman. Selama perjalanan lebaran tersebut semua berjalan mulus tanpa ada masalah.

Saat di jawa timur saya baru tahu bahwa ada sobat lama saya di Jogja yg baru meninggal, dan saya bertekad utk ziarah ke makamnya sekalian, nyekar makam leluhur dan silahturahmi ke saudara2 saya di jogja. Saat itu saya izin Htuk ke jogja dan akan jemput Hdi solo di H+7 lebaran dan selanjutnya kita balik ke jkt via tol.

Saat itu si H ga ada masalah dan bilang akan ke madiun bareng ortunya (mertua saya) di Hari ke 5 Lebaran. Pas saya mau berangkat ibu kandung saya ga tega kalau saya berangkat sendirian dan karenanya ibu saya mau menemani. Sesampainya di madiun (Hari ke 6 lebaran) kita tetep happy2 jalan, makan seperti biasa.
Ada insiden kecil saat itu dimana si H kena diare krn kurang tawar dgn makanan di madiun, sempat saya beri obat dan dia bilang sudah baikan.
Hari ke7 lebaran, saat pagi sarapan di hotel kita berdua, mertua dan ibu saya juga masih dlm kondisi happy dan becanda2.
Setelahnya saya pamit berangkat ke jogja via solo tuk ziarah makam leluhur, makam teman dan ketemu sodara dan rencanany sorenya saya jemput si H di solo tuk pulang ke jkt. saat itu si H ngomong kalau minta dijemput di stasiun jam 5 krn kereta dari madiun ke solo sampe di solo jam 5 pas.

Selama perjalanan ke jogja dan sampe saya selesai ketemu sodara, saya tidak mendapat firasat apa2 ( saya dan ibu kandung di jogja cuma 1 jam) dan si Hjuga ga ngomong apa2. Sampe pas saya nyetir balik ke solo (jam 3.30), si H minta saya ontime ketemu di solo jam 5 dgn nada agak tinggi, jujur saya panik dan nyetir dgn kencang seperti dikejar setan, sepanjang perjalanan si H selalu telepon saya sampe batre hp abis, dan ganti telepon ke ibu. Sampe dititik dimana saya kalut lantas telp mertua untuk minta tolong agar si H ditenangkan, saya masih nyetir dan secepatnya sampai di solo. Yg bikin saya tambah panik jalanan jogja - solo ternyata macet parah, ditambah banyaknya traffic light yg bikin perjalanan sayakesendat.

Jam 5 si H wa ke ibu bahwa dia -maaf cepirit, dan memutuskan buka kamar di hotel utk istirahat. Saya saat itu tetep nyetir secepat mungkin tuk sampai di Solo (meski ternyata tetep telat 2 jam dr jadwal seharusnya). Pas saya dan ibu sampe di hotel ane lihat si H di toilet dan dia pasang muka kesel.. saya ngomong "kamu sakit ya beb, yuk ke dokter sekalian kita cari makan, aku dan ibu belum makan dr siang"
Lantas dia ngamuk2 "kamu kemana aja, janji dtg jam 5 telat 2 jam, aku ini sakit, diareku tambah parah, ini pasti ada yg nyetanin kamu utk lama di jogja" sambil si H lempar dompet ke muka saya dan mukul2 didepan Ibu..

Ibu kaget dan ngomong "loh loh loh nak, kamu kenapa toh, kok ngamuk2 kaya gitu, istigfar nak... kamu kenapa kok jadi ngamuk kesetanan gini"
si H makin ngamuk sambil nunjuk2 ke ibu "ibuk yg setan, udah ibuk pergi aja.." sambil kabur keluar kamar hotel dan pergi ke lobby bawah.
Saya panik krn ibu nangis, saya yg jd anak kandungnya saja gapernah sekasar itu ke ibu, dan saya jg gapernah sekasar itu ke mertua...
Setelah ibu agak tenang, ane turun ke bawah nemuin si H dan bawa dia ke RS, dan diagnosa dokter si H diare dan dehidrasi sehingga harus opname, saya urusin sampai tuntas itu semua administrasinya sampe selesai dan saya titip ke suster untuk jagain, setelah itu saya balik ke hotel untuk nenangin Ibu. Ibu saat itu dah pesen tiket kereta balik ke jatim dan minta dianter ke stasiun, saya anterin subuh itu sambil minta maaf dan selanjutnya ke RS lagi tuk ngerawat si H.

Besok siangnya mertua dtg ke RS ngamuk2 nyebut saya mantu yg ga punya hati ninggalin istri sakit dan malah milih ketemu sodara yg lain, nyebut saya ga pantes jadi imam yg baik buat anaknya dll. Saya cuma bisa diem dan minta maaf. Tapi mertua dan si H ga brenti nyerocos sampe akhirnya si H ngomong dah capek rumah tangga ma saya dan mau ngajuin gugatan cerai.
Mertua juga bukannya ngademin malah makin ngomporin, bahkan mertua dtg ke rumah Ibu tuk minta agar saya dan si H cerai ma sambil nyerahin balik cincin kawin dari si H.

Dari apa yg disampaikan si H dan mertua, mereka menyebut saya tidak bisa jd imam yg baik krn: (i) saya bukan ahli ibadah ( jujur saya memang cenderung agnostik karena sampai saat ini ada pergolakan batin), (ii) saya sering nyalurin hobby ( hobby saya tersebut positif kok - bukan nyabul, narkoba dan sejenisnya), saat ada hasil dari hobby tsb saya bagi2 ke keluarga si H, dan dana utk hobby itu saya dapatkan dari jual2an barang di tokped, ga ngambil pos dari gaji.

setelah beberapa bulan, ancaman dia untuk minta cerai tidak terjadi, namun sifat asli si H yg buruk, perlahan-lahan mulai terkuak.

(I) pada bulan Agustus 2019, dimana pada saat itu ada acara pernikahan adik saya di jawa timur, dan si H kembali memaki-maki Ibu Kandung, dan Keluarga saya dengan kata-kata tidak pantas, karena saya tidak dapat memenuhi permintaan si H untuk dapat dipesankan akomodasi hotel mewah seharga 4 juta di jawa timur dan membayarkan biaya jahitan sebesar 2.5 juta , sedangkan saat itu si H mengetahui bahwa saya tidak memiliki cukup dana;

(II) pada bulan September 2019, dimana pada saat itu ada acara ngunduh mantu adik saya di Sumatera selatan, pada saat itu si H kembali memaki-maki Ibu Kandung saya dengan kata-kata tidak pantas, karena adanya kesalahpahaman diantara si H dengan Ibu Kandung saya, dimana pada saat itu si H merasa percobaan permintaan maafnya atas peristiwa di solo Juni 2019, dan Peristiwa di Jawa timur Agustus 2019, kurang mendapat sambutan sebagaimana diharapkan oleh si H (si H minta maaf saat baru banget acara ngunduh mantu kelar, dan nda nyampaikan permintaaan maafnya secara langsung dan jadinya awkward diantara si H dan Ibu saya).


namun demikian saya tetap memilih untuk bersabar dan tidak membalas atas sikap dan tindakan temperamental si H, semata mata untuk menghindari terjadinya keributan, karena masih mengharap suatu ketika si H akan berubah dan menyadari kesalahannya, demi kelangsungan perkawinan saya dengan si H. Bahkan ibu saya mengakatan kalimat yg bikin saya nangis krn kebesaran hatinya "le meskipun si H tidak minta maaf ke ibu, ibu sudah maafkan kesalahan dia, karena ibu cuma lihat kamu le. ibu ga sampai hati kalau kalian bercerai, kamu itu anak ibu yg sedari kecil ibu sayangi dan kamu itu anak yg berbhakti ke orang tua, baik ke semua saudara dan ibu yakin kamu kuat jalanin ini semua, kamu percaya saja ke Gusti Allah bahwa nantinya kamu akan dapat bahagia".


5. pada tahun 2020.
Pada awal tahun 2020, saya dan si H merencanakan untuk berlibur di kawasan semenanjung asia yg terkenal akan drama dan kartun nya, liburan itu dimaksudkan untuk melepaskan penat dan mencoba menyalakan kembali api cinta diantara saya dan si H yg meredup karena persitiwa pertengkaran sebelumnya. Saat itu tiket sudah dibeli akomodasi sudah disiapkan matang2 namun terjadilah badai pandemi Covid-19 yg membuyarkan liburan tersebut, saat uang tiket kembali si H menyarankan utk menggunakan uang tsb di program IVF/bayi tabung di RS ibu dan anak di grogol, karena sejujurnya saya dan si H memiliki kelebihan berat badan dan si H didiagnosa mengalami masalah kesehatan berupa Sindrom polikistik ovarium/polycystic ovarian syndrome/PCOS, oleh karena si H memiliki ketidakstabilan hormon didalam tubuhnya yg menyebabkan sel telurnya kecil dan jumlahnya sedikit. Alhamdullilahnya pada bulan mei program IVF/bayi tabung tersebutmenunjukkan hasil dan si H hamil.

di pertengahan 2020 terjadi hal yg cukup menguras pikiran, dimana
- adik kandung saya keguguran dan
- ibu saya dirawat selama 10 hari di rs sekitar tb simatupang karena didiagnosa terkena thypus dan cikungunya. saat itu ditakutkan ibu terkena covid 19, dan yg tersedia untuk menemani sehari2 hanya saya (adik saya baru keguguran, dan suaminya tugas di luar kota). sebelum ibu dirawat si H menitipkan sejumlah uang untuk minta dibelikan ac rumah yg sudah menua, nah karena ibu dirawat di RS, uang tersebut terpakai sebagian dan saya berjanji untuk mengganti uang si H yg terpakai tsb secepatnya.

melihat ibu yg sedang sakit dan saya temani serta uang ac tersebut terpakai, si H kembali ngamuk sejadi2 nya karena merasa saya tidak memperdulikan dia, sayakatakan bahwa ini emergensi dan apabila hal tsb terjadi di mertua, saya juga akan memahami kok. si H makin menjadi marahnya dan bahkan kembali memaki2 saya dan keluarga.
Ayah yg mendengar hal tsb dari adik akhirnya mentrasfer sejumlah uang untuk saya belikan ac dan pasang saat itu juga.


si H kembali membuat masalah saat bulan puasa th 2020, dimana saat itu dia memergoki di jalan ayah saya menyetir mobil beserta istri barunya (ayah saya sudah tinggal terpisah dari ibu dan adik, dan memiliki kehidupan sendiri), dan saat bertemu di rumah adik (rencana awalnya akan buka puasa bersama di rumah adik) si H justru seperti menghardik dgn kasar serta berkata-kata tidak pantas ke ayah saya, sampai akhirnya buka puasa itu batal. sayapun menjadi marah akan kelakuan si H, namun dia selalu tidak pernah merasa bersalah atas semua itu.

namun semua kembali bisa berdamai.

6. pada tahun 2021
selama awal th 2021 si H 4 kali masuk RS karena penyakit yg mucul berhubungan dgn kehamilannya (pendarahan, preklamsi dan/atau masalah kesehatan lainnya), dan selama itu pula dengan setia selalu mendampingi dan merawat si H hingga pulih. saat dirawat yg ke 4 akhirnya bayi laki-laki yg telah lama kami impikan lahir dengan selamat, sempurna dan sehat.

saat itu si H dan ibu saya jadi damai, karena bersama merawat bayi kami, saat itu saya merasa alhamdullilah akhirnya kami semua bisa berdamai dgn lahirnya bayi tersebut, dan si H berubah perangainya.. namun ternyata semua itu hanya terjadi sesaat saja....


pada bulan Mei 2021, saat perayaan ulang tahu Ibu di rumah saya, adik saya berinisiatif untuk membeli makanan2 utk dimakan bersama, saat saya hendak mencicipi makanan yg dihidangkan tersebut, si H (yg saat itu sudah celamitan mencicipi duluan) saat melihat saya hendak mencicipi makanan tsb justru mencaci maki dan seolah mendoakan agar saya terkena penyakit jantung, diabetes, stroke dan lain-lain, bahkan secara nyata menghina keadaan fisik saya didepan ibu, adik saya dan suaminya.

hal itu diperparah dgn perkataan si H terhadap saya bahwa, saya bukanlah pria yang dinikahinya dahulu dan tidak pantas untuk dihormati sebagai suami, terhadap sikapnya tersebut saya marah namun memilih untuk tidak membalas cacian, cenderung diam serta bersabar semata mata untuk menghindari adanya kata-kata yang dapat melukai hati si H (silent treatment).

bukannya sadar,beberapa hari kemudian si H kembali mengancam untuk cerai, sambil sambil menunjuk2 dan memaki saya, saya yg sudah muak dgn hal itu mengatakan bahwa, kalau si H mau cerai, silahkan.. tapi ingat (i) si anak akan ajdi korban karena dibesarkan di keluarga yg broken, dan (ii) semua wa, chat, rekaman dll dari si H yg memaki2 saya dan keluarga akan saya buka di depan majelis hakim, keluarga besarnya serta kantornya, agar semua tahu sifat asli si H tersebut seperti apa.

terhadap hal tsb si H malah semakin mengamuk dan melakukan hal yg abusive kepada saya, berupa pukulan, gigitan pada lengan saya hingga terjadi pendarahan dalam, tamparan, lemparan barang apa saja yang ada di dekatnya, bahkan yg paling parah si H meludahi saya. atas tindakan abusive si H tersebut saya memilih untuk tidak membalas dan justru memeluk dari belakang dan memegangi tangan si H semata mata untuk menghindari penganiayaan fisik lebih jauh lagi. bahkan hal tsb tetap dia lakukan meskipun tetangga datang untuk melerai.

Pasca si H mengamuk dan melakukan hal yg abusive kepada saya, si H malah pergi dari rumah dengan membawa serta, seluruh pakaian, sang bayi dan susternya untuk selanjutnya menetap di rumah adiknya (4km dari rumah). lucunya mertua yg saat mendengar hal tsb seharusnya mendamaikan malah yg terjadi membatalkan mediasi keluarga yg seharusnya terjadi 4 hari pasca kejadian tersebut. dan 5 hari setelah kejadian tersebut di H jsutru melayangkan gugatan cerai dgn alasan yg dibuat-buat dan tidak masuk akal (disebutkan dalam gugatan bahwa saya dan si H tidak berhubungan intim selama 3 tahun terakhir, saya tidak menafkahi si H, saya tidak bisa berkomunikasi dengan baik dll, padahal itu semua tidak benar).

atas hal tsb saya pernah sangat2 kalut dan hampir suicidal, bahkan peluru sudah di chamber pistol dan siap saya tarik triggernya, namun saya urungkan karena saya teringat kalau saya meninggal, dan saat si bayi tsb tumbuh jd balita dan dikasari oleh si H, siapa yg akan membelanya.

saya pun mencoba menyelesaikan kepenatan di hati dan pikiran saya dan mencari tahu pangkal masalah ini semua ke beberapa teman psikiater, dukun, ahli tarot dll...

saat itu saya mendapat info dari si teman dukun dan ahli tarot (meskipun saya tdk punya bukti solid) bahwa ada kemungkinan si H tersebut:
(i) sebenarnya kecewa dgn saya, kecewa karena awalnya berpikir menikah dengan saya maka hidupnya akan bahagia dan kaya raya karena saya termasuk "crazy rich asian", dan/atau
(ii) si H tersebut sejatinya ada affair dgn org lain yg lebih bisa beri dia kepuasan batin dan harta (kemungkinan atasan kantornya, mereka affair saat perjalanan dinas, yg mana perjalanan dinas tsb sering dia lakukan krn alasan kantor pusat tempat dia bekerja ada di luar jakarta - saya jadi terpikir masalah ini karena di kantornya si H pernah cerita kalau dia sangat2 benci dgn seorang ibu yg umurnya ga jauh dgn dia dan dia rasa ga cantik, ga pinter tapi dapet jabatan VP karena ibu itu mau ditiduri oleh petinggi2 di kantornya, saya jadi curiga jangan2 dia jadi benci kaya gt karena selama ini dia dan ibu itu melakukan hal sama tapi yg dapat jabatan si ibu itu).

oleh karenanya si H memilih untuk bercerai meskipun baru memiliki anak, dan akan menyandang status janda.



Saat ini saya coba mengalihkan depressed tsb dgn belajar bahasa lagi, ngegym lagi (bahkan saat ini turun 25kg) dan kerja lebih keras lagi, bahkan ada rencana untuk nambah size si johnie ke mak erot, agar apabila sampai amit2 beneran cerai maka saya bisa dapat pengganti yg jauh lebih baik.

atas semua peristiwa itu saya tidak berhenti2 nya berdoa memohon ke Gusti Allah, agar diberikan solusi atas masalah tersebut dgn jalan terbaik.

Saya Ikhlas dgn apapun takdir yg nantinya terjadi meski sejujurnya saat ini saya masih depressed atas semua perlakuan si H ke saya, dan keluarga.

Mohon doa dan supportnya ya suhu-suhu sekalian....
Maaf kalau cerita saya ini panjanggg...

Terima kasih
 
Mas, semoga Mas bisa tabah ya menghadapi semuanya.

Saya turut sedih baca ini. Saya juga pernah di KDRT, dimaki depan umum, dipermalukan depan umum, ampun ampun Mas. Kayak harga diri udah ilang.

Apalagi Mas sebagai cowok, sampe ortu Mas dimaki depannya langsung. Ga bisa bayangin sakitnya.

Ortu saya itu dimaki depan saya, bukan depan ortu saya. Itu aja saya sakit hati.

Soal omongan tarot ga usah dipikirin Mas, malah jadi beban. Cuekin aja.

Soal istri Mas selingkuh, juga Mas ga ada bukti. Jadi ga usah dipikirin Mas.

Soal dia emang ga suka Mas dari awal, toh menjalani hubungan segitu lama, pasti kan ada yang namanya pengorbanan, meskipun mungkin yang namanya cinta itu lambat laun hilang. Jadi ya coba gimana caranya berusahalah mengembalikan cinta yang pernah ada, yang pernah menyatukan kalian.

Apalagi udah ada anak.

Kalo udah ada baby itu ada Mas yang namanya baby blues syndrome, bisa jadi istrinya mungkin stres dan tertekan setelah punya bayi. Saya PCOS dan pernah kena baby blues syndrome juga, ya marah, nangis, stres itu tiap hari, cuma ya saya berusaha menenangkan diri saya sendiri entah gimana caranya.

Selama Mas bisa bertahan, bertahanlah Mas. Ga usah liat siapapun, karena kalo liat kiri kanan, pasti kayanya ada aja yang lebi baik.

Mas udah jalani 17 tahun bersama, itu bukan waktu yang sebentar. Apalagi udah ada anak.

Kadang seorang bertahan itu karena dia rela berkorban demi yang dia cintai.

Kalo pas mau nyerah, ingat anak aja Mas, atau ingat ibu Mas, yang ga pengen Mas cerai.

Saya pribadi mengambil keputusan berpisah demi mental anak anak saya, karena saya di KDRT depan anak, dimaki depan anak dll. Dan saya bertahan udah sejak saya hamil, dilempari barang dll. Makanya akhirnya saya nyerah karena saya mikir mendingan pisah daripada anak anak saya stres. Karena anak pertama saya udah suka marah marah, kayak kecewa pada keadaan. Anak ketiga saya tiap liat laki dewasa selalu peluk, seakan akan itu Papanya. Anak kedua meninggal.

Makanya hidup ini pilihan. Tiap keputusan yang diambil itu selalu ada konsekuensi nya.

All the best for you. Ciao.
 
Salut sama suhu yg udah sabar ngadwpin pasangan seperti begini, kalau bukan karena cinta g mungkin lah akan sesabar ini.

Cuma kalau wife sampai separah dan sedominan ini, gw g ngeri kedepannya bakalan gimana, usia bertambah, kita laki2 juga perlu pasangan yg bisa nenangin hati sampai tua nanti

Soal saran ibu, kalau suhu bisa menjelaskan, pasti ibu akan mendukung apapun keputusan suhu, bahkan perceraian sekalipun

Soal anak, bukannya menggampangkan, kita masih bisa memonitor kondisi anak walaulu sudah bercerai.

Wife udah minta cerai, kdrt, maki ibu kandung, apa indahnya pernikahan hu ?
Kecuali suhu sangat cinta, dan mampu mengalah demi cinta.

Sabar hu, sabar itu g ada ujungnya, dan hidup juga adalah sebuah pilihan
 
Mungkin saya ga akan memberi semangat dan ga memberi doa,

Mungkin saya salah mohon di maafkan

Mungkin bini boleh di bolah sok karena dari kaya jadi kurang

Tapi apakah karena itu orang tua sendiri boleh di maki maki,
Apa lagi kalo di runut kayanya belum punya anak yah sebelumnya,

Kenapa ga cerai dari sebelumnya, inget orang tua mu sering menangis karena menantunya

Sekarang mah jalanin aja toh itu pilihan sendiri kan

Sory yah TS bukan menghakimin, karena pilihan sendiri yg membuat seperti ini
 
Semangat om.

Seperti biasa, mnrt ane dalam hal2 begini mnry ane ga ada benar dan salah. Mau dipertahankan ato cere, mau sabar apa marah, semua ada konsekuensinya. Yg penting kita menjalankan konsekuensinya dengan sebaik-baiknya.

Apapun jalam yg diambil ttp menatap ke depan gan.apalagi dah pny anak.kalo perlu restart idup jg gpp.

Kita mgkn telat mulai, tp kt msh bs buat ending yg membanggakan
 
ketika pasangan sakit, segalanya mestinya di cancel, walau katanya waktu itu ga apa apa, tapi beda di ucapan dan hati, mungkin itu pemicunya juga

masalah keuangan, itu ente terlalu maksa kalau 80% pengeluaran lari ke cicilan, jadinya ya berantakan

cerita ente sangat detail, kalau pasangan atau keluarga ada yg member sini tau posting seperti ini, yakin tambah runyam deh
 
Semangat suhu, semoga bisa di lalui semua sesuai yg suhu harapkan

Btw baca thread ini, gw ngrasa jadi kismin sekali yak
 
Terakhir diubah:
Selamat Siang Suhu

Hari ini saya menuliskan pengalaman hidup yg telah saya lalui selama hampir 17 tahun ini (8th pacaran dan 9th merried) dengan seseorang yg sebut saja sebagai "si H".

apa yg saya ceritakan disini, adalah bagian lanjutan dari cerita saya sebelumnya pada thread 3 tahun silam
"https://www.semprot.com/threads/8-t...umah-tangga-yang-diambang-perceraian.1320462/"

Saya adalah seorang pria yg telah mengalami manis, asin, asam dan pahitnya hidup, terutama soal cinta. Saya lahir dan dibesarkan di keluarga akademisi dan praktisi yg cukup disegani di jawa timur, meskipun kami bukan termasuk keluarga "crazy rich asian" namun kami dianugerahi ilmu dan jaringan pertemanan dan kekerabatan yg cukup beragam sehingga dapat bergaul di berbagai lapisan masyarakat.

Setelah lulus dari SMA pada medio pertengahan th 2000an, saya melanjutkan pendidikan di salah 1 univ ternama di jawa timur, dan disanalah saya bertemu dgn pasangan saya, si H seorang gadis manis yg kala itu adalah remaja sma yg mengikuti lomba yg diadakan di kampus saya, dan saya menjadi liaison officer nya,. perbedaan usia 2 tahun diantara kami tidak menjadi masalah dan justru menjadi pengikat hubungan cinta kami.

Selama pacaran, kami selalu berusaha saling memahami dan saling melengkapi 1 dengan yg lain. salah satu contohnya adalah pada medio 2010 si H harus pindah domisili ke Jakarta karena diterima bekerja utk kantor konsultan keuangan yg cukup terkenal, saya dengan segala kerelaan melepas pekerjaan saya saat itu di jawa timur sebagai konsultan hukum dan memulai segala sesuatunya dari nol dgn dalih melanjutkan S2 di jakarta.

Tahun 2012 saya dan H menikah (saat itu saya berusia 26th dan si H 24th) dan perhelatannya dilangsungkan cukup meriah di jawa timur. Pada saat itu perhelatan kami tersebut dihandle event nya oleh ibu saya krn memiliki pengalaman menikahkan adik, ponakan dan saudara2 lainnya selama lebih dari 1 dasawarsa, saat itupun mertua setuju dan menyerahkan penanganan dan pelaksanaannya pada ibu saya.

Pada tahun 2013 kami memutuskan untuk mengambil rumah secara kredit di kawasan yg cukup terpencil di jakarta selatan (namun kini menjadi kawasan elite krn masuknya beberapa artis) saat itu karena saya percaya kepada si H maka kredit dan nama kepemilikan atas rumah tersebut diatas namakan ke si H, namun pembayaran cicilan kredit bulanannya saya yg menanggung (cicilan kredit rumah tersebut mengambil porsi 80% dari cashflow saya pribadi). Pada awalnya kami berdua berkomitmen bahwa salary saya untuk cicilan kredit rumah dan untuk operasional rumah serta isi dari rumah tersebut si H lah yg menanggung. Karena cicilan kredit rumah tersebut mengambil porsi 80% dari cashflow saya pribadi maka saya tidak dapat memberikan cash bulanan ke H, namun karena saya memiliki pekerjaan sampingan maka setiap kali ada rezeki(+ Rp.30 s/d 60 Jt per 4-7 bulan) selalu saya berikan ke H untuk keperluannya, dan setiap kali kita jalan, makan, nonton, belanja, atau hal lain saya sebagian besar yg melakukan pembayarannya, hingga saya pernah hampir tidak memiliki sisa uang sama sekali di tabungan, dan menunggu uang salary masuk di bulan berikutnya. Saya pun masih mengingat budi baik si H dimana bunga cicilan rumah tiba2 melonjak naik dan membuat 93% salary saya habis tuk cicilan rumah, si H tiba2 ngebom/ngebail out/bayarin sebagian hutang pokok kredit rumah (Rp 400an jt) supaya cicilan rumah turun lagi dan saya tidak pontang-panting mencari tambahan untuk cover cicilan rumah tersebut.

sepanjang tahun 2012 - 2015 pernikahan kami berlangsung cukup harmonis, kami sering jalan-jalan jarak pendek (ke bandung, banten dan sekitarnya),jarak jauh (vietnam, & singapore), kami memiliki rumah yg cukup besar, kendaraan (mobil dan motor), sexual life kami cukup intens dan hangat, saya lulus S2 dan si H mulai sekolah S2 lagi, serta kami dikaruniai pekerjaan impian, saya diterima di Perusahaan Oil&Gas Asing dan dia diterima di anak perusahaan BUMN di bidang transportasi.

Goncangan besar di pernikahan kami mulai terjadi di tahun 2016:

1. pada tahun 2015
ayah saya ketahuan menikah lagi, dan hal tsb membuat hubungan anak & mantu - ayah menjadi renggang, pada akhirnya ayah dan ibu kandung saya bercerai, namun masalah harta gono gini dan waris blm ditentukan. Atas masalah harta gono gini tsb saya justru kalem, karena harta tsb adalah milik dan bekal ayah dan ibu kandung saya di masa tua, namun si H menekan saya agar memastikan bahwa harta kekayaan ayah dan ibu tersebut tidak dialihkan ke istri baru ayah. saya dan H sempat bertengkar namun bisa berdamai kembali.

2. pada tahun 2016
bulan september, kantor pusat di luar negeri mengumumkan bahwa kantor cabang Indonesia Perusahaan Oil&Gas Asing tempat saya bekerja dinyatakan collapsed krn harga minyak dunia yg jatuh, serta adanya keterlibatan korupsi yg membelit CEO perusahaan, alhasil semua karyawan termasuk saya statusnya dilakukan pensiun dini. Saat itu saya panik karena itu artinya saya harus mencari salary dgn rate sama untuk dapat membiayai cicilan kredit rumah. di tengah kekalutan itu si H justru dgn agak memaksa untuk bisa liburan ke perancis, hanya karena teman kantor si H mendapatkan undian liburan ke perancis. dan alhasil kami bertengkar hebat, namum akhirnya kami berbaikan dan utk sementara saya bekerja di perusahaan telco dengan salary 30% lebih rendah dari Perusahaan Oil&Gas Asing tempat saya bekerja sebelumnya;

3. pada tahun 2017,
bulan juli. Adik saya lulus sekolah s2 nya di singapura, saat itu saya hanya memiliki uang Rp. 6jt di tabungan, untung saja saat itu orangtua saya menanggung tiket dan akomodasi selama di singapura. saat itu saya memberikan uang Rp 2 juta untuk uang saku dia dan 4 juta saya bawa untuk jaga2. saat itu saya berkata ke H "kalau uang 2 juta yg kuberi kurang, kamu pakai uang tabunganmu dulu ya, aku pinjam, nanti akan kuganti". ada momen dimana saat kita ke mall dibawah marina bay sands, di gerai kosmetik si H membeli kosmetik SK-II yg ternayata uang 2 juta yg saya beri itu kurang, dan dia membayar menggunakan uangnya sendiri. setelah keluar dari gerai kosmetik tersebut si H tiba2 berteriak marah dan menyebut saya suami tidak bertanggung jawab dan merasa bahwa saya tidak menafkahi dia. orangtua saya kaget dan sedih atas peristiwa tersebut, namun kembali kami bisa berdamai.

4. pada tahun 2019,
lebaran saat itu harga tiket pesawat melonjak naik, dan adik kandung di H tdk dapat pulang karena tidak memiliki dana yg cukup, ditambah dengan si H ada penugasan di cirebon saat hari H lebaran dan di Madiun pas H+6 lebaran, atas hal tsb saya mengusulkan utk mudik ke jawa timur naik mobil, bahkan adik saya meminjamkan fortuner baru nya supaya mudik kami lebih nyaman. Selama perjalanan lebaran tersebut semua berjalan mulus tanpa ada masalah.

Saat di jawa timur saya baru tahu bahwa ada sobat lama saya di Jogja yg baru meninggal, dan saya bertekad utk ziarah ke makamnya sekalian, nyekar makam leluhur dan silahturahmi ke saudara2 saya di jogja. Saat itu saya izin Htuk ke jogja dan akan jemput Hdi solo di H+7 lebaran dan selanjutnya kita balik ke jkt via tol.

Saat itu si H ga ada masalah dan bilang akan ke madiun bareng ortunya (mertua saya) di Hari ke 5 Lebaran. Pas saya mau berangkat ibu kandung saya ga tega kalau saya berangkat sendirian dan karenanya ibu saya mau menemani. Sesampainya di madiun (Hari ke 6 lebaran) kita tetep happy2 jalan, makan seperti biasa.
Ada insiden kecil saat itu dimana si H kena diare krn kurang tawar dgn makanan di madiun, sempat saya beri obat dan dia bilang sudah baikan.
Hari ke7 lebaran, saat pagi sarapan di hotel kita berdua, mertua dan ibu saya juga masih dlm kondisi happy dan becanda2.
Setelahnya saya pamit berangkat ke jogja via solo tuk ziarah makam leluhur, makam teman dan ketemu sodara dan rencanany sorenya saya jemput si H di solo tuk pulang ke jkt. saat itu si H ngomong kalau minta dijemput di stasiun jam 5 krn kereta dari madiun ke solo sampe di solo jam 5 pas.

Selama perjalanan ke jogja dan sampe saya selesai ketemu sodara, saya tidak mendapat firasat apa2 ( saya dan ibu kandung di jogja cuma 1 jam) dan si Hjuga ga ngomong apa2. Sampe pas saya nyetir balik ke solo (jam 3.30), si H minta saya ontime ketemu di solo jam 5 dgn nada agak tinggi, jujur saya panik dan nyetir dgn kencang seperti dikejar setan, sepanjang perjalanan si H selalu telepon saya sampe batre hp abis, dan ganti telepon ke ibu. Sampe dititik dimana saya kalut lantas telp mertua untuk minta tolong agar si H ditenangkan, saya masih nyetir dan secepatnya sampai di solo. Yg bikin saya tambah panik jalanan jogja - solo ternyata macet parah, ditambah banyaknya traffic light yg bikin perjalanan sayakesendat.

Jam 5 si H wa ke ibu bahwa dia -maaf cepirit, dan memutuskan buka kamar di hotel utk istirahat. Saya saat itu tetep nyetir secepat mungkin tuk sampai di Solo (meski ternyata tetep telat 2 jam dr jadwal seharusnya). Pas saya dan ibu sampe di hotel ane lihat si H di toilet dan dia pasang muka kesel.. saya ngomong "kamu sakit ya beb, yuk ke dokter sekalian kita cari makan, aku dan ibu belum makan dr siang"
Lantas dia ngamuk2 "kamu kemana aja, janji dtg jam 5 telat 2 jam, aku ini sakit, diareku tambah parah, ini pasti ada yg nyetanin kamu utk lama di jogja" sambil si H lempar dompet ke muka saya dan mukul2 didepan Ibu..

Ibu kaget dan ngomong "loh loh loh nak, kamu kenapa toh, kok ngamuk2 kaya gitu, istigfar nak... kamu kenapa kok jadi ngamuk kesetanan gini"
si H makin ngamuk sambil nunjuk2 ke ibu "ibuk yg setan, udah ibuk pergi aja.." sambil kabur keluar kamar hotel dan pergi ke lobby bawah.
Saya panik krn ibu nangis, saya yg jd anak kandungnya saja gapernah sekasar itu ke ibu, dan saya jg gapernah sekasar itu ke mertua...
Setelah ibu agak tenang, ane turun ke bawah nemuin si H dan bawa dia ke RS, dan diagnosa dokter si H diare dan dehidrasi sehingga harus opname, saya urusin sampai tuntas itu semua administrasinya sampe selesai dan saya titip ke suster untuk jagain, setelah itu saya balik ke hotel untuk nenangin Ibu. Ibu saat itu dah pesen tiket kereta balik ke jatim dan minta dianter ke stasiun, saya anterin subuh itu sambil minta maaf dan selanjutnya ke RS lagi tuk ngerawat si H.

Besok siangnya mertua dtg ke RS ngamuk2 nyebut saya mantu yg ga punya hati ninggalin istri sakit dan malah milih ketemu sodara yg lain, nyebut saya ga pantes jadi imam yg baik buat anaknya dll. Saya cuma bisa diem dan minta maaf. Tapi mertua dan si H ga brenti nyerocos sampe akhirnya si H ngomong dah capek rumah tangga ma saya dan mau ngajuin gugatan cerai.
Mertua juga bukannya ngademin malah makin ngomporin, bahkan mertua dtg ke rumah Ibu tuk minta agar saya dan si H cerai ma sambil nyerahin balik cincin kawin dari si H.

Dari apa yg disampaikan si H dan mertua, mereka menyebut saya tidak bisa jd imam yg baik krn: (i) saya bukan ahli ibadah ( jujur saya memang cenderung agnostik karena sampai saat ini ada pergolakan batin), (ii) saya sering nyalurin hobby ( hobby saya tersebut positif kok - bukan nyabul, narkoba dan sejenisnya), saat ada hasil dari hobby tsb saya bagi2 ke keluarga si H, dan dana utk hobby itu saya dapatkan dari jual2an barang di tokped, ga ngambil pos dari gaji.

setelah beberapa bulan, ancaman dia untuk minta cerai tidak terjadi, namun sifat asli si H yg buruk, perlahan-lahan mulai terkuak.

(I) pada bulan Agustus 2019, dimana pada saat itu ada acara pernikahan adik saya di jawa timur, dan si H kembali memaki-maki Ibu Kandung, dan Keluarga saya dengan kata-kata tidak pantas, karena saya tidak dapat memenuhi permintaan si H untuk dapat dipesankan akomodasi hotel mewah seharga 4 juta di jawa timur dan membayarkan biaya jahitan sebesar 2.5 juta , sedangkan saat itu si H mengetahui bahwa saya tidak memiliki cukup dana;

(II) pada bulan September 2019, dimana pada saat itu ada acara ngunduh mantu adik saya di Sumatera selatan, pada saat itu si H kembali memaki-maki Ibu Kandung saya dengan kata-kata tidak pantas, karena adanya kesalahpahaman diantara si H dengan Ibu Kandung saya, dimana pada saat itu si H merasa percobaan permintaan maafnya atas peristiwa di solo Juni 2019, dan Peristiwa di Jawa timur Agustus 2019, kurang mendapat sambutan sebagaimana diharapkan oleh si H (si H minta maaf saat baru banget acara ngunduh mantu kelar, dan nda nyampaikan permintaaan maafnya secara langsung dan jadinya awkward diantara si H dan Ibu saya).


namun demikian saya tetap memilih untuk bersabar dan tidak membalas atas sikap dan tindakan temperamental si H, semata mata untuk menghindari terjadinya keributan, karena masih mengharap suatu ketika si H akan berubah dan menyadari kesalahannya, demi kelangsungan perkawinan saya dengan si H. Bahkan ibu saya mengakatan kalimat yg bikin saya nangis krn kebesaran hatinya "le meskipun si H tidak minta maaf ke ibu, ibu sudah maafkan kesalahan dia, karena ibu cuma lihat kamu le. ibu ga sampai hati kalau kalian bercerai, kamu itu anak ibu yg sedari kecil ibu sayangi dan kamu itu anak yg berbhakti ke orang tua, baik ke semua saudara dan ibu yakin kamu kuat jalanin ini semua, kamu percaya saja ke Gusti Allah bahwa nantinya kamu akan dapat bahagia".


5. pada tahun 2020.
Pada awal tahun 2020, saya dan si H merencanakan untuk berlibur di kawasan semenanjung asia yg terkenal akan drama dan kartun nya, liburan itu dimaksudkan untuk melepaskan penat dan mencoba menyalakan kembali api cinta diantara saya dan si H yg meredup karena persitiwa pertengkaran sebelumnya. Saat itu tiket sudah dibeli akomodasi sudah disiapkan matang2 namun terjadilah badai pandemi Covid-19 yg membuyarkan liburan tersebut, saat uang tiket kembali si H menyarankan utk menggunakan uang tsb di program IVF/bayi tabung di RS ibu dan anak di grogol, karena sejujurnya saya dan si H memiliki kelebihan berat badan dan si H didiagnosa mengalami masalah kesehatan berupa Sindrom polikistik ovarium/polycystic ovarian syndrome/PCOS, oleh karena si H memiliki ketidakstabilan hormon didalam tubuhnya yg menyebabkan sel telurnya kecil dan jumlahnya sedikit. Alhamdullilahnya pada bulan mei program IVF/bayi tabung tersebutmenunjukkan hasil dan si H hamil.

di pertengahan 2020 terjadi hal yg cukup menguras pikiran, dimana
- adik kandung saya keguguran dan
- ibu saya dirawat selama 10 hari di rs sekitar tb simatupang karena didiagnosa terkena thypus dan cikungunya. saat itu ditakutkan ibu terkena covid 19, dan yg tersedia untuk menemani sehari2 hanya saya (adik saya baru keguguran, dan suaminya tugas di luar kota). sebelum ibu dirawat si H menitipkan sejumlah uang untuk minta dibelikan ac rumah yg sudah menua, nah karena ibu dirawat di RS, uang tersebut terpakai sebagian dan saya berjanji untuk mengganti uang si H yg terpakai tsb secepatnya.

melihat ibu yg sedang sakit dan saya temani serta uang ac tersebut terpakai, si H kembali ngamuk sejadi2 nya karena merasa saya tidak memperdulikan dia, sayakatakan bahwa ini emergensi dan apabila hal tsb terjadi di mertua, saya juga akan memahami kok. si H makin menjadi marahnya dan bahkan kembali memaki2 saya dan keluarga.
Ayah yg mendengar hal tsb dari adik akhirnya mentrasfer sejumlah uang untuk saya belikan ac dan pasang saat itu juga.


si H kembali membuat masalah saat bulan puasa th 2020, dimana saat itu dia memergoki di jalan ayah saya menyetir mobil beserta istri barunya (ayah saya sudah tinggal terpisah dari ibu dan adik, dan memiliki kehidupan sendiri), dan saat bertemu di rumah adik (rencana awalnya akan buka puasa bersama di rumah adik) si H justru seperti menghardik dgn kasar serta berkata-kata tidak pantas ke ayah saya, sampai akhirnya buka puasa itu batal. sayapun menjadi marah akan kelakuan si H, namun dia selalu tidak pernah merasa bersalah atas semua itu.

namun semua kembali bisa berdamai.

6. pada tahun 2021
selama awal th 2021 si H 4 kali masuk RS karena penyakit yg mucul berhubungan dgn kehamilannya (pendarahan, preklamsi dan/atau masalah kesehatan lainnya), dan selama itu pula dengan setia selalu mendampingi dan merawat si H hingga pulih. saat dirawat yg ke 4 akhirnya bayi laki-laki yg telah lama kami impikan lahir dengan selamat, sempurna dan sehat.

saat itu si H dan ibu saya jadi damai, karena bersama merawat bayi kami, saat itu saya merasa alhamdullilah akhirnya kami semua bisa berdamai dgn lahirnya bayi tersebut, dan si H berubah perangainya.. namun ternyata semua itu hanya terjadi sesaat saja....


pada bulan Mei 2021, saat perayaan ulang tahu Ibu di rumah saya, adik saya berinisiatif untuk membeli makanan2 utk dimakan bersama, saat saya hendak mencicipi makanan yg dihidangkan tersebut, si H (yg saat itu sudah celamitan mencicipi duluan) saat melihat saya hendak mencicipi makanan tsb justru mencaci maki dan seolah mendoakan agar saya terkena penyakit jantung, diabetes, stroke dan lain-lain, bahkan secara nyata menghina keadaan fisik saya didepan ibu, adik saya dan suaminya.

hal itu diperparah dgn perkataan si H terhadap saya bahwa, saya bukanlah pria yang dinikahinya dahulu dan tidak pantas untuk dihormati sebagai suami, terhadap sikapnya tersebut saya marah namun memilih untuk tidak membalas cacian, cenderung diam serta bersabar semata mata untuk menghindari adanya kata-kata yang dapat melukai hati si H (silent treatment).

bukannya sadar,beberapa hari kemudian si H kembali mengancam untuk cerai, sambil sambil menunjuk2 dan memaki saya, saya yg sudah muak dgn hal itu mengatakan bahwa, kalau si H mau cerai, silahkan.. tapi ingat (i) si anak akan ajdi korban karena dibesarkan di keluarga yg broken, dan (ii) semua wa, chat, rekaman dll dari si H yg memaki2 saya dan keluarga akan saya buka di depan majelis hakim, keluarga besarnya serta kantornya, agar semua tahu sifat asli si H tersebut seperti apa.

terhadap hal tsb si H malah semakin mengamuk dan melakukan hal yg abusive kepada saya, berupa pukulan, gigitan pada lengan saya hingga terjadi pendarahan dalam, tamparan, lemparan barang apa saja yang ada di dekatnya, bahkan yg paling parah si H meludahi saya. atas tindakan abusive si H tersebut saya memilih untuk tidak membalas dan justru memeluk dari belakang dan memegangi tangan si H semata mata untuk menghindari penganiayaan fisik lebih jauh lagi. bahkan hal tsb tetap dia lakukan meskipun tetangga datang untuk melerai.

Pasca si H mengamuk dan melakukan hal yg abusive kepada saya, si H malah pergi dari rumah dengan membawa serta, seluruh pakaian, sang bayi dan susternya untuk selanjutnya menetap di rumah adiknya (4km dari rumah). lucunya mertua yg saat mendengar hal tsb seharusnya mendamaikan malah yg terjadi membatalkan mediasi keluarga yg seharusnya terjadi 4 hari pasca kejadian tersebut. dan 5 hari setelah kejadian tersebut di H jsutru melayangkan gugatan cerai dgn alasan yg dibuat-buat dan tidak masuk akal (disebutkan dalam gugatan bahwa saya dan si H tidak berhubungan intim selama 3 tahun terakhir, saya tidak menafkahi si H, saya tidak bisa berkomunikasi dengan baik dll, padahal itu semua tidak benar).

atas hal tsb saya pernah sangat2 kalut dan hampir suicidal, bahkan peluru sudah di chamber pistol dan siap saya tarik triggernya, namun saya urungkan karena saya teringat kalau saya meninggal, dan saat si bayi tsb tumbuh jd balita dan dikasari oleh si H, siapa yg akan membelanya.

saya pun mencoba menyelesaikan kepenatan di hati dan pikiran saya dan mencari tahu pangkal masalah ini semua ke beberapa teman psikiater, dukun, ahli tarot dll...

saat itu saya mendapat info dari si teman dukun dan ahli tarot (meskipun saya tdk punya bukti solid) bahwa ada kemungkinan si H tersebut:
(i) sebenarnya kecewa dgn saya, kecewa karena awalnya berpikir menikah dengan saya maka hidupnya akan bahagia dan kaya raya karena saya termasuk "crazy rich asian", dan/atau
(ii) si H tersebut sejatinya ada affair dgn org lain yg lebih bisa beri dia kepuasan batin dan harta (kemungkinan atasan kantornya, mereka affair saat perjalanan dinas, yg mana perjalanan dinas tsb sering dia lakukan krn alasan kantor pusat tempat dia bekerja ada di luar jakarta - saya jadi terpikir masalah ini karena di kantornya si H pernah cerita kalau dia sangat2 benci dgn seorang ibu yg umurnya ga jauh dgn dia dan dia rasa ga cantik, ga pinter tapi dapet jabatan VP karena ibu itu mau ditiduri oleh petinggi2 di kantornya, saya jadi curiga jangan2 dia jadi benci kaya gt karena selama ini dia dan ibu itu melakukan hal sama tapi yg dapat jabatan si ibu itu).

oleh karenanya si H memilih untuk bercerai meskipun baru memiliki anak, dan akan menyandang status janda.



Saat ini saya coba mengalihkan depressed tsb dgn belajar bahasa lagi, ngegym lagi (bahkan saat ini turun 25kg) dan kerja lebih keras lagi, bahkan ada rencana untuk nambah size si johnie ke mak erot, agar apabila sampai amit2 beneran cerai maka saya bisa dapat pengganti yg jauh lebih baik.

atas semua peristiwa itu saya tidak berhenti2 nya berdoa memohon ke Gusti Allah, agar diberikan solusi atas masalah tersebut dgn jalan terbaik.

Saya Ikhlas dgn apapun takdir yg nantinya terjadi meski sejujurnya saat ini saya masih depressed atas semua perlakuan si H ke saya, dan keluarga.

Mohon doa dan supportnya ya suhu-suhu sekalian....
Maaf kalau cerita saya ini panjanggg...

Terima kasih
temukan kedamaian mu kawan.. biasanya pada hobi, pada kebiasaan masa kecil...cari yg lucu lucu.. dan yg penting perbanyak teman, teman yg bisa diajak tertawa bareng
 
Berat ya... Biasanya perempuan yg jd korban... Skrg laki2 yg jd korban...

Smoga ada jalan terbaik...walaupun itu perceraian pun tp jika sudah mentok ya apa boleh buat...

Smoga diberi kekuatan dan ketabahan... Suicide ga menyelesaikan masalah...
 
Semoga dikuatkan mas TS yang luar biasa!!!



Semoga kebenaran segera terkuak dan ketabahan mas TS dibalas dengan kebaikan yang berlipat ganda!!
 
Selamat Malam Suhu-Suhu sekalian

Terima Kasih atas support moral, doa dan semangat yg diberikan.

Saat awal-awal sidang, saya mencoba bertahan dan menyatakan didepan majelis hakim bahwa, keinginan untuk cerai itu bukan dari saya dan menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa sayalah yg jadi korban di kasus ini dan masih membuka pintu rekonsiliasi kepada istri, namun makin lama istri makin arogan - bahkan sifat arogannya sampai dihardik oleh majelis hakim krn dianggap tidak sopan dipersidangan.

Meskipun demikian, saya tidak melupakan peran saya sebagai ayah dengan tetap menafkahi anak, mengirimkan makanan, pakaian, mainan dll untuk anak saya. meskipun saya tidak bisa datang ke rumah saudara istri saya tsb utk menjenguk anak saya, karena saya masih trauma dgn kejadian hari itu saat melihat muka istri saya tsb.

Setelah berkonsultasi dengan rekan sejawat, orangtua dan adik kandung, akhirnya saya memutuskan utk mengajukan gugatan balik atas perceraian yg sedang berjalan, alias menyerang balik dan mengajukan cerai juga dengan membeberkan semua bukti mengenai sifat2 buruk istri saya selama ini, termasuk bagaimana toxic nya keluarganya yg bukannya malah mendamaikan justru seperti mengendorse sifat temperamental istri saya tersebut dan mendukung untuk berpisah.
saya juga memperjuangkan harta gono gini atas rumah yg sudah saya bangun dan cicil selama ini serta hak asuh atas anak, karena saya khawatir kalau istri saya tersebut bakal kasar dan menganiaya anak saat anak mulai ada nakal2 nya.

Di saat sendiri seperti ini saya sangat bersyukur masih memiliki kedua orang tua (meski ortu bercerai juga), adik dan keluarga besar (tante dan om) yang sangat2 support dan care.

Meskipun saya bukan tipikal org yg relijius krn saya agnostik, saat ini saya berusaha untuk berdamai dengan keadaan dengan lebih banyak berdoa, beramal, dan membantu teman atau kenalan yg mengalami kesusahan, dan mulai memperbaiki diri agar nantinya saat saya sudah healing saya siap untuk menjalin hubungan dengan orang baru yang jauh lebih baik budi pekertinya. Bismillah....
 
To much love will kill you


Congrats to your new life
 
saya setuju deh mas kalo kamu cerai
kalo nurut saya, istri mas sdh keterlaluan kalau bener gitu ceritanya
sebagai seorang lelaki di Agama kita harus utamakan ortu dulu koq apalagi seorang ibu
 
Semangat gan. Hak asuh harus diperjuangkan mati matian gan, jangan sampe anak agan dibesarkan oleh ibu yg punya sifat seperti itu. Ane yakin nanti agan dapet istri yg lebih baik dan kehidupan yg lebih baik lagi
 
Siang suhu...
Proses sidang cerai masih berjalan dan kalau tdk ada halangan maka 1 bln lagi akan ada putusan...

Di satu sisi sedih sih harus pisah dgn org yg sdh bersama sejak 17th lalu. Di sisi lain lega krn pelan2 sudah mulai bisa move on, meski kadang kangen dgn anak.. dan mulai khawatir krn menurut cerita suster, istri sering emosi ngamuk2 ga jelas di rumah saudaranya.
Bahkan sudah 2 bln tdk bertegur sapa dgn adik iparnya padahal serumah...

Somehow dendam ke istri dan kedua ortunya masih membara, dan saya bersumpah kalau mereka ada yg mati duluan, kafannya saya tetesi minyak babi agar arwahnya ga diterima di surga...
 
kalo sedikit isi kepala saya berkata
"dendam dibalas dendam"
terus aja muter gitu nantinya
 
Somehow dendam ke istri dan kedua ortunya masih membara, dan saya bersumpah kalau mereka ada yg mati duluan, kafannya saya tetesi minyak babi agar arwahnya ga diterima di surga...
Sedih juga bacanya. Luar biasa sabarnya suhu, jgn biarkan dirusak oleh bisikan rencana setan. Jika suhu percaya Tuhan, maka biarkan Kuasa-Nya yg akan membalas apa yg mereka kerjakan.

Ikhlaskan apa yg sudah terjadi. Karna pertanggungjawaban di akhirat lebih berat. Kesabaran suhu dan keluarga suhu biar dpt ganjaran yg lebih besar.

Salam 4 jempol untuk kesabaran suhu dan keluarga suhu.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Turut prihatin ya mas bro atas masalahnya. Terkadang melepaskan itu bisa mengobati sakit daripada terus mempertahankan sesuatu yang hanya menambah luka batin. Tindakan mas bro sudah benar dengan mengambil keputusan bercerai. Sekarang fokus sayangi diri sendiri, jaga kesehatan, perbanyak hobi positif dan pergaulan positif. Nanti pasti akan ketemu pengganti yang lebih baik. Dibawa dalam doa mas bro. Ane jg agnostik sama kaya ente, males baca baca kitab suci agama or ikut ritual agama tp ane tidak pernah lupa berdoa.
 
Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd