Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

kalau di lihat dari judul sih yg seharusnya menikah sm Dave itu Tari..tp apakah semudah itu..?ohh tentu tidak..banyak masalah yg akan muncul:

1.Tari masih istri orang (walaupun sepertinya bakal cerai)..
2.Ibu Dave sudah menjodohkan Dave dengan seorang dokter yg satu suku..
3.Keiko yg jadi wanita pendamping Dave ketika di jepang.
4.agama mereka berdua sepertinya berbeda dan bukan satu suku pula (restu orang tua).

makin penasaran sama lanjutannya..di tunggu ya om..
 
Bimabet
BAB XX



Times goes by, but Memories will last



Acara di tempat Prasetyo pun selesai

“pulang sama siapa?” tanya Dave

“hmmmmm…. ama grab palingan….”

“mau aku antar?”tawar Dave

Tari kaget, meski hatinya senang mendengarnya

“eh…. tadi sih ama Wiwik….” agak gelagapan

Wiwik tiba-tiba muncul

“udah, antarin Dave… kangen-kangenan lu berdua dulu….” ujar Wiwik tiba-tiba yang disambut tawa oleh teman-teman lain.

Tari agak malu mendengarnya

“mana mau sekarang dia ngantar gue…..”

Dave langsung menatapnya sambil tersenyum

“ya ampun, tadi kan ditawarin…. “ potong Dave “ kamu mungkin ngga mau diantar sama aku…..”

“enak aja… naik motor kamu dulu sampe sering mogok dijalan aku mau….” matanya agak melotot dan tangannya siap mencubit Dave

Melihat adegan ini semua tertawa

“hmmmm…. jadi ingat waktu di kampus nih….”celetuk Sonny

Kembali tawa mereka pecah

“tapi tadi kok kalian berdua ngomongnya jadi kamu aku sih?? biasanya juga lu gue…” serang Sonny lagi yang membuat kedua sejoli ini jadi bahan tertawaan mereka yang hadir disini. Apalgi melihat gaya Sonny saat menanyakan hal itu.

Semua pamitan akhirnya

“thanks yah Dave….” ujar Prasetyo

Lalu

“Dave, thank you… see you sometimes…” tutur Wiwik

“sama-sama Wik….”

“ gue senang lihat Tari hari ini… senyum lagi setelah lihat lu….”bisiknya pelan

Dave tertawa kecil mendengarnya

Tari dan Dave pun berjalan beriringan menuju mobilnya Dave

Senyuman simpul di bibir Tari

“udah bisa nyetir yah….” guraunya.

Dulu Dave memang tidak bisa menyetir mobil, sehingga selalu Tari yang menyetir jika jalan berdua dengan mobil Tari

Dave tertawa

“ keren mobilnya…..”

“yup….”

Mobil lalu berjalan perlahan keluar parkiran.

Dada Tari bagaikan sulit menahan gejolak yang ada. Dia bagaikan tidak percaya jika saat ini dengan sedang bersama Dave, orang yang begitu dirindukannya, meski dia bingung dengan rasa yang ada di hatinya saat ini.

Dave pun sama. Dihatinya justru timbul rasa iba, rasa kasihan, dan rasa sayang melihat wanita yang begitu dikaguminya, namun disia siakan oleh orang yang harusnya menuntun dan menjaganya seumur hidupnya.

Mata indah itu tetap selalu indah dipandang. Wajah cantiknya yang selalu menghadirkan senyuman yang sulit Dave lupakan pun masih sama hadir dalam benak dan di hadapannya saat ini.

Jezz, Tari…. kenapa sih rasa ini sulit untuk pergi??

“ diam aja….” suara Tari mengagetkan

“ nyesal yah antarin aku?”

Dave kaget nanmun segera tersenyum

“suka menyimpulkan sesuatu dengan cara pandang…..”

“cara pandang sendiri….” belum sempat Dave menyelesaikan, Tari sudah menyambung kata-katanya yang dari dulu suka dia ucapkan.

Keduanya tertawa akhirnya

“ Tari yang diam…. takutnya terpaksa diantar sama aku…”

“ih dia mah gitu deh….”

“soalnya biasa naik Audi….” ujar Dave lagi

Tari agak kesal mendengarnya

“aku cubit nanti yah…..” ancamnya sambil dengan aba-aba tangannya di dekat perut Dave

Dave tertawa

“kesannya yah… aku itu cewe yang milih-milih mobil….” kesel suaranya

Dave dengan lembut membujuknya

“maaf atuh…..”

Masih manyun bibir indah itu

Lalu

“papa dan mama sehat?”

“ pertanyaan serius atau basa basi alihin pembicaraan..?” tanya Tari sambil keningnya sedikit terangkat

“serius… mereka khan orang tua aku juga… makanya aku nanya….”

Tari tersenyum

“Baik mereka….” agak ketus

“anaknya ngga ditanya kondisinya?”

Dave tertawa, dia tahu Tari seperti biasa kelakuannya dari dulu masih suka manja dengan dirinya

“hmmmmm…..”

“ngga ditanya kondisi anaknya? Setelah ditinggal begitu saja selama 7 tahun??” tanya Tari agak ketus

Dave kaget, namun dia memilih diam

“Ri… aku…..”

“kamu kenapa?”

Dave menghela nafasnya

“semua barang pemberian aku kamu balikin…. apa maksud kamu???” cecar Tari

“kamu tahu ngga topi yang aku kasih ke kamu… aku sampai pesan khusus ke Bandung, supaya warna dan dan desainnya berbeda…. “

Dave terdiam

“khusus buat kamu tahu…..”

“kemeja juga gitu…. aku sisihin uang jajan aku untuk beli kemeja buat kamu….”

Airmata Tari kini jatuh

“tapi kamu malah balikin semua pemberian aku… “ suaranya kini agak ngilang ditelan tangisannya

“apa salah aku, Dave???”

Diam dan hanya menatap ke depan

“apa karena aku menerima Yudi dalam hidup aku??”

Masih diam

“apa Dave??”

Hening, dan hanya suara tangisan Tari yang terdengar

“kamu bahkan ngga bilang ke aku kalo mau ke Jepang…..”

“kamu ganti nomor, ngga mau dihubungin… oke kalo itu mau kamu….” isakannya terdengar

“tapi balikin barang-barang yang aku kasih dengan tulus hati??? apa itu sahabat?? apa itu hati kamu yang sebenarnya?? apa itu ketulusan seorang sahabat?? seorang dave yang selalu aku banggakan kemana mana???” berondongan kata-kata Tari keluar menghambur ke arah Dave

Dave termenung, dia bingung harus mebalas seperti apa

“ okelah aku memang salah….” ucapnya lagi ditengah isak tangisnya

“aku terima Yudi dalam hidup aku tanpa bicara dengan kamu….”

Tari menghapus airmatanya dengan kedua tangannya, make upnya bagaikan mulai berantakan akibat bercampur dengan airmata

“ tapi aku ngga tahu isi hati kamu seperti apa, Dave…..”

“aku bukan peramal yang bisa ramalin hati kamu….”

Lalu

“dan kamu pun tidak pernah bilang ke aku…..”

“bagaimana aku bisa tahu?? meski aku senang dan bangga selalu kamu ada disamping aku kapanpun aku perlu…..”

Masih terisak

“dan saat Yudi hadir pun, kamu juga diam saja…. “

Matanya yang berlinang itu kini menatap ke arah Dave yang pandangannya ke depan

“bukankah kamu yang harus berjuang jika kamu memang merasa harus memperjuangkan aku??”

Tudingan yang sebetulnya tidak diterima oleh pikiran Dave. Dia tahu bahwa Tari saat itu tidak ada rasa yang lebih ke dirinya, selain sahabat. Dan saat itu dengan kondisinya dan Tari yang bagaikan langit dan bumi, apalah daya dia untuk menyaingi Yudi

“ setidaknya kamu bilang kan?”sergah Tari lagi

“ini kamu diam saja…..”

Seperi saat ini Dave pun diam

“tahu-tahu pergi begitu saja….”

“pamit pun tidak…. sampai bokap dan nyokap nanyain…..”

Isakan itu muncul lagi

Dave membiarkan Tari menumpahkan semua uneg-unegnya. Dia memilih diam disaat reuni yang harusnya indah dan penuh senyuman, kini malah berubah menjadi hujan tangis di diri Tari.

Masih terisak suaranya

“okelah….”agak reda suara Tari

“aku minta maaf….”

Suaranya kini agak tenang

“ ngga seharusnya ku sebagai istri orang malah marahin kamu……”

“ngga adil kan?”

Dave hanya tersenyum

“ toh kita sudah punya hidup masing-masing…..” dia melirik Dave yang tersenyum menatapnya. Tatapan yang bingung untuk diartikan oleh Tari

“aku senang dan bangga, Dave….” sudah tenang kini dia

“lihat kamu punya karir yang luar biasa…..” senyuman nya mengembang

“aku turut bangga……”

Terisak kembali

“aku tahu pengorbanan kamu…. pengorbanan mama Berta… Iva…..”

Lalu

“saat membaca ucapan selamat dari Pras…. aku tunjukkin ke papa dan mama… mereka sangat senang dan gembira…. karena mereka kenal kamu, Dave…..”

Dave tersenyum menganggukkan kepalanya

“aku minta maaf kalau terlalu emosi barusan….”

Senyum Dave meneduhkan hatinya

“jujur aku kaget saat kamu pergi waktu itu tanpa memberi tahu aku…..”

“aku lebih kaget lagi saat aku ke rumah……” diam sesaat

“lalu Iva memberikan semua barang-barang yang aku pernah kasih….”

“baca surat kamu……” linangan yang sudah agak tenang kembali bergulir

“ aku sadar….. aku sudah melukai sosok terbaik yang ada dalam hidup aku sebetulnya…..”

“ aku tahu aku salah…. tidak bicara jujur saat ada Yudi…. “

Airmatanya kembali turun

“tapi aku wanita biasa, Dave…. aku pikir perasaan kamu juga ngga sedalam itu…. kamu ngga pernah bilang….”

Dave mengiyakan dalam hatinya, dia memang tidak berani dan tidak punya nyali untuk bicara jauh saat itu, meski hatinya sakit luarbiasa mendapati Tari sudah dengan pria lain

“it’s OK, Ri….” akhirnya Dave membuka mulutnya

“aku senang sekarang bisa bertemu kembali….”

Tari terdiam, dia menatap wajah Dave

“beneran?”

Dave mengangguk

“ Tapi kenapa kamu ngga bilang ke aku kalau kamu sudah pulang?”

Mengalir lagi alur nya

“ aku pikir aku yang akan pertama tahu…..”

“aku pikir kamu akan kasih kejutan ke aku…..”

“aku pikir……”

Dave memotong

“Ri…. udah yah…..”

Dave menepuk lengan Tari. Dia menggenggam tangan Tari, mendekap kedalam genggaman tangannya, seakan memberi kekuatan bagi sahabatnya itu. Senyumannya dengan tulus menatap wajah cantik itu, dan tangannya dengan penuh kehangatan menggenggam jari jemari Tari.

Tari diam sesaat, lalu membawa tangan Dave ke wajahnya, dia dengan lembut mencium tangan pria itu. Ada rasa hangat dalam hatinya saat melihat lagi wajah yang selama ini selalu hadir dalam benaknya, wajah yang sekian tahun menemaninya tanpa pamrih, yang selalu tulus membantunya kapan saja dia perlu.

“thanks Dave….”



********************

Ibunda dan ayahanda Tari yang sudah pensiun kaget melihat Dave. Dave dengan penuh hormat menyalami dan mencium tangan kedua sosok yang dari jaman kuliah dia kenal dan sering dia main ke rumah mewah Tari ini.

“sudah jadi boss nih….”

Dave hanya tersenyum malu

“ senang mendengarnya Dave….” puji ayahnya Tari

Lalu

“sudah makan?”

“sudah Om…..”

“oke….”

Mereka berbincang ringan sesaat, lalu seperti mengerti kalau anak mereka perlu waktu untuk berbicara berdua dengan sahabat lamanya.

Dave sedikit banyak sudah dengar dari Pras dan juga Wiwik tadi siang saat Tari belum tiba, terkait masalah rumah tangga Tari. Bahkan saat Tari tadi bilang kalau dia sudah lama tinggal di rumah ibunya lagi, artinya ada masalah serius yang terjadi dalam rumah tangganya.

Dia memilih untuk tidak turut campur. Karena baginya, Tari adalah sahabatnya, yang kebetulan sudah jadi istri orang. Meski tidak bisa dipungkiri, hatinya bergejolak saat bertemu kembali dengan Tari. Bagaimanapun Tari adalah wanita tercantik yang dia kenal dan dia kagumi. Bidadari di hatinya, yang sampai dia tidak mampu menahan sakit hingga harus pergi menjauh saat tahu bidadari yang diam-diam dia sayangi, itu memilih pelabuhan hati yang lain.

Selesai maghrib, Dave lalu memilih untuk pamitan dengan keluarga Tari

“ngga makan malam dulu?”

“terima kasih Om….”tolak Dave dengan sopan

Mereka lalu berjalan ke depan teras, lalu kedepan pintu pagar, dimana mobil Dave diparkir di luar, sedangkan garasi Tari terasa penuh dengan mobil koleksi keluarganya.

“thanks yah Dave…..”

“sama-sama Ri…”

Mereka saling berhadapan

“maafin aku kalo agak keterlaluan tadi….”

“it’s OK, Ri….”

Lalu

“no telpon aku udah disave kan?”

Dave tertawa

“nanti aku save…..”

“ambil di grup? Emang tahu yang mana nomor aku?”

Dave tertawa

“ngga mau minta langsung?”

“eh…”

“atau nunggu aku wa duluan?”

“iya-iya… aku save lah…”

Tari lalu menyebut angka nomor ponselnya

“simpanlah….”

“iya…”

“ditulis apa nama aku?”

“hmmmm…. Tari lah…..” ujar Dave kelabakan

“bukan Hasian Naburju?”

Dave tertawa malu

“Iva salah ngasih info…”

“abangnya yang ngga punya nyali….”cetus Tari

Memerah wajahnya Dave

“telpon aku….”

“iya….”

“kamu hutang makan siang dan makan malam banyak ke aku…..”

Dave kaget

“hmmm… lupa?”

Bingung Dave

“perasaan ada yang pernah bilang dulu, one day, aku akan selalu traktir kamu…..”

Dave tersipu malu. Dia sempat bilang dulu saat dia selalu ditraktir makan sama Tari waktu kuliah. Dia janji kelak dia berhasil nanti, Tari adalah sahabatnya dan orang pertama selain keluarganya yang akan dia selalu traktir makan. Meski sikonnya bercanda waktu itu, namun Tari ingat semuanya.

“iya… aku ingat….”

Tari tersenyum melihat Dave. Pria ini sungguh banyak berubah, penampilannya tambah keren, dan karir serta pendidikannya di Jepang banyak membantu dirinya untuk jadi lebih matang

“ aku prihatin dengan kondisi kamu…..”

Tari terdiam

“aku harap kamu bisa dapat jalan keluar yang baik….”

Tari menganggukan kepalanya

“thanks Dave…..”

Lalu

“aku pamit yah……”

“hati-hati dijalan….”

Dave menganggukan kepalanya

Sesaat mereka saling berpandangan

Mata mereka saling bertatapan

Banyak arti yang muncul dibalik kedua pasang mata itu

Dave akhrnya tidak bisa menahan dirinya. Dia lalu menarik Tari kedalam pelukannya.

Sambil terisak Tari memeluk Dave dengan erat. Dia tidak perduli dengan statusnya sebagai istri orang, dia hanya tahu kalau suasana hatinya kali ini sangat berbeda dengan hadirnya Dave, dan ada kerinduan yang lama dia pendam, ada sebuah rasa bangga dan bahagia, setelah tahu kalau pria yang begitu memujanya, kini hadir kembali, dan sedang memeluknya dengan erat

“kangen aku….” bisiknya ke kuping Dave

Dave hanya menganggukan kepalanya

“makasih yah…..”

“iya Ri…..”

Tari bagaikan berat untuk melepas pelukan Dave. Dia sudah hilang rasa sungkannya. Dulu meskipun dekat sekali, tidak pernah Tari memeluk Dave seerat ini. Namun kali ini dia buang semua gengsi dan rasa malunya, dia hanya tahu kalau dia senang dan bahagia karena Dave sudah kembali ke Jakarta, dan dia bisa bertemu kapan saja.



**************************

Ibu Dyah Ayu sepintas mengintip dari lantai 2, dan dengan jelas dia bisa melihat anaknya memeluk Dave dengan sangat erat. Pelukan bukanlah pelukan sahabat, karena pelukan mereka lama sekali lepas-nya dan terlihat anaknya seperti sedang menangis.

Dia paham, ada rasa sakit dan kecewa di diri Tari terhadap suaminya. Dia juga tahu bagaimana perlakuan dan selama ini Dave begitu sayang dengan anaknya, Tari. Namun rasanya akan bahaya bagi Tari kalau dia tidak bisa mengatur emosinya, dan menjaga jarak yang tepat antara dia dan Dave dalam situasi seperti ini.

Bagaimanapun, Tari masih terikat secara sah dengan pernikahannya dengan Yudi, dan walau sudah berbulan bulan Tari pindah dan keluar dari rumahnya, namun bukan berarti lalu dia bisa dibenarkan untuk membuka pintu bagi pria lain, saat secara hukum dia masih terikat dengan suaminya.

Dyah berpikir untuk mencoba bicara nanti dengan Tari, karena dia tidak ingin wajah cerianya yang baru terlihat lagi setelah beberapa saat ini selalu kelabu di wajah anak cantiknya itu. Dia tidak tega merusak kebahagiaan anaknya yang baru bertemu dengan sahabat lamanya, yang Dyah tahu sangat menyukai putrinya.

Sementara itu Dave berhenti sejenak setelah keluar di jalan besar, dekat Bintaro. Dia membuka pesan yang masuk, dan ada 2 miss call dari Ibunya dan juga dari beberapa nomor orang kantor, dan juga ada telepon dari Keiko, bahkan whatsapp nya juga

Dave, where have you been?

Dave, been call you several times, no answer

Call me back


Dave merasa berdosa jadinya

Dia lalu membuka ponsel dan menelpon Keiko lewat sambungan vidio whatsapp call

“halo….”

“hi….”


“maaf tadi saya ada acara, hari minggu tapi penuh acara..”

“it’s OK…. cuma ingin menyapa tadi…”

Dave tersenyum

Wajah cantik disana dengan tanpa make up, sedang di apartemennya, dan dengan pakaian tank top seksi, membuat dia jadi merindukan Keiko seketika.

“cantik…..” puji Dave

“really??”

“iya….”

“sekarang dimana?”

“ini saya hendak pulang ke rumah…”

“oke….”

Mereka lalu berbincang terkait masalah kantor

Lalu

“ kamu rindu tidak?”

“pasti… saya selalu rindu kamu…”

“bohong….” sedikit kata-kata dalam bahasa Indonesia dikuasai oleh Keiko

“ini?” dengan nakalnya Keiko menurunkan tank topnya, memperlihatkan buah dada indahnya, yang selama ini selalu ajdi tempat Dave melepas rindu akan kehangatan wanita

Dave tertawa

“kangen lah…..”

Keiko tersenyum agak pahit

“i really miss you much…..”

Dave terdiam

“kapan ke Tokyo lagi?”

“belum tahu…”

“atau saya ke Jakarta…”

Dave tertawa

“sure, be my guest…..”

Keiko tertawa lepas.

Mereka berbincang kembali masalah-masalah lain, terutama tentang rencana Keiko yang ingin balik ke Okinawa selama seminggu, menengok kedai kopi miliknya yang dikelola oleh orangtuanya, yang dia selalu bilang sebagai tabungan hari depan.

“kamu sendiri?”

Dave lalu memutar kameranya ke seisi mobil, dan menyalakan lampu kabinnya

Keiko tertawa kembali

“saya hanya bertanya….”

“it’s OK….”

Lalu

“oke, safe drive home…”

“oke, I will call you once reach home, yah…..”

“oke, saya tunggu….”

“bye, Keiko….”

“ Bye Dave….”dia mencium Dave lewat ponselnya

Dia menutup whatsapp vidio call nya, lalu membalas whatsapp ibunya yang menanyakan dirinya sudah di mana.

Lagi nyetir jangan nelpon atau balas wa

Whatsapp dari Tari

Atau lagi laporan ke yayang?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd