Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Episode 5 : Masturbasi Ummu Aisyah dan Efeknya

Siang itu, Ummu Aisyah sedang mendata dan memilih obat-obatan yang ada di kliniknya di lantai 2 sebuah ruko sebelah bengkel. Ia melakukannya saat sedang tidak bertugas karena seharusnya hari itu ia sedang melakukan penyuluhan kesehatan di sebuah puskesmas di luar kota. Namun, apa mau dikata, petugas administrasi di sana tiba2 mengonfirmasi bahwa penyuluhan diundur keesokan harinya karena adanya kampanye pilkada di saat yang bersamaan yang bersifat penting mendesak. Ummu Aisyah hanya bisa pasrah dan menghela napas karena sebelumnya ia sudah bersusah payah mempersiapkan bahan2 presentasi dan contoh obat2an serta membatalkam jadwal praktek hari ini. Namun, ia menyikapinya dengan bijak dengan cara memeriksa status kadaluarsa obat2an agar bisa segera ketahuan dan segera ditukar oleh petugas RS pusat yang rutin datang lusa.

Di tengah kesibukan itu, Ummu Aisyah tiba2 melihat sebuah botol kecil berisi kaplet kecil multivitamin. Ia bingung karena sebelumnya ia tidak pernah melihat suplemen itu. Tapi wajahnya berubah cerah.

"Mungkin ini ditambahkan oleh perawat asistenku dari RS saat aku tidak bertugas", pikirnya positif.

Karena tubuhnya terasa lelah karena beban pekerjaannya, tanpa pikir panjang Ummu Aisyah menelan dua kaplet itu dan langsung minum sedikit air. Beberapa menit kemudian, tubuhnya terasa lebih segar dan ringan. Ia senang karena merasa lebih rileks sekarang. Namun, beberapa menit kemudian, tubuhnya mulai menghangat dan terasa melayang. Desahan napasnya mulai memburu, kepalanya sedikit pening, dan terasa getaran2 kecil di seluruh bagian tubuhnya. Kedua payudaranya terasa ngilu dan vaginanya berkedut-kedut. Ia bingung mengapa perubahannya sedrastis ini.

"Mungkin karena efek rempah2nya kuat dan bahan kimianya yang keras", pikirnya sesaat setelah melihat komposisi suplemennya.

Ummu Aisyah jadi kurang fokus dalam melakukan pekerjaannya. Kedua tangannya gemetaran dan kedua kakinya agak kram. Rasanya ia tak tahan lagi dengan kondisinya saat ini.

"Tapi bagaimana caranya?", gumam dia sambil juga menahan hasrat dan gairah seksualnya yang tiba2 ikut muncul.

Akhirnya ide pun muncul di kepala Ummu Aisyah. Dia yang saat itu sedang menggunakan jas dokter segera berjalan ke arah ranjang tempat tidur yang biasa digunakan untuk praktek memeriksa pasien2nya. Dilepaskannya jas dokter yang dikenakannya dan dicantelkannya di gantungan pakaian dekat ranjangnya. Lalu, ia segera berbaring ke atas ranjang saking lunglai tubuhnya.

Namun Ummu Aisyah tidak mengetahui bahaya yang sedang mengintainya. Seseorang nun jauh di sana sedang tertawa menyeringai puas melihat kejadian itu lewat kamera CCTV portable di bagian atas lampu ruangan praktek itu. Ya, dia adalah Mahmud. Dia juga yang memasang kamera CCTV tersembunyi dan yang menaruh botol kecil multivitamin khusus perkasa di kotak obat2an tanpa sepengetahuan Ummu Aisyah. Dia menaruhnya saat Ummu Aisyah ke toilet setelah persetubuhan mereka sebelumnya.

Multivitamin itu didapatkan Mahmud dari teman kuliahnya dulu yang sekarang berprofesi sebagai distribusi obat2 impor di luar kota. Itu bukan multivitamin biasa. Suplemen itu dicampur dengan beberapa obat kuat dan rempah2 alami dari penjuru negeri. Efek obat itu berlangsung kuat dan mulai melemah bila si pengguna melampiaskan gairah sex nya lewat masturbasi atau berhubungan sex dan menguat lagi bila si pengguna sedang istirahat atau diam lagi. Beruntungnya Mahmud karena berhasil mendapatkan suplemen itu di detik2 terakhir pemesanan online nya karena temannya itu mengonfirmasi bahwa suplemen itu masih uji coba dan julmahnya terbatas karena masih dalam penelitian. Sekarang, sebelum mengujicobanya pada istrinya, Mahmud langsung memberikannya pada Ummu Aisyah untuk mengetahui seberapa besar atau efek sampingnya.

"Ayo, terusin lagi, Ukhti. Ana udah ga sabaran, nih"' ujar Mahmud senang saat melihat pemandangan erotis Ummu Aisyah lewat layar smart phone yang terhubung ke CCTV yang mampu berputar 360 derajat sesuai keinginan pengontrolnya itu.

Ya, Ummu Aisyah mulai meremasi kedua payudaranya dengan kedua tangannya secara keras. Ia juga sesekali menekan-nekan kedua putingnya yang mencuat di balik jilbab lebar dan jubah longgarnya. Tak cukup dengan itu, dia lalu menyampirkan jilbab lebarnya ke samping dan menurunkan resleting di bagian depan jubahnya serta menggeser bra nya ke atas. Tampaklah kedua payudaranya yang putih berukuran 34 B yang sekarang sudah menegang dan membusung tegak ke atas. Kedua putingnya sudah mengeras dan menegang. Tanpa buang waktu, Ummu Aisyah lalu meremasnya kuat dari pangkal hingga ujung hingga memelintir putingnya. Hal itu berlangsung hingga beberapa menit. Akibatnya, kedua payudaranya jadi agak kemerahan dan kedua putingnya jadi sedikit membiru. Ada sedikit ASI yang keluar dari kedua putingnya. Tanpa pikir panjang, ia lalu menampung ASI itu dengan dua botol kecil yang ada di meja samping ranjangnya. Dia meminum habis ASI itu dan menjilati sisa2 ASI yang tadi diambil dengan jarinya.

"Wow, kamu jadi semakin binal, Ukhti. Ana juga mau ASI nya itu. Hehe"., binar Mahmud kegirangan yang penisnya menegang.

Walaupun kedua payudaranya sudah normal kembali, Ummu Aisyah belum sepenuhnya tenang. Pasalnya, kini vaginanyalah yang makin berkedut-kedut tak karuan. Seperti ada yang mau keluar dari dalam sana. Dengan cepat ia lalu menaikkan rok panjangnya, menurunkan celana panjang tipis pelapisnya, dan memelorotkan celana dalamnya. Dia lalu berbaring ke samping. Tepat pada waktunya, cairan cintanya langsung mengalir pelan keluar.

"Huff, akhirnya.", ujar Ummu Aisyah lega.

Tapi ia merasa masih ada sisa cairan cinta dalam vaginanya. Lalu, ia segera menelungkupkan badannya hingga pantatnya menghadap ke atas. Lalu, ia meremas-remas vaginanya, memasukkan kedua jari ke dalamnya, dan memainkan klitorisnya.

"Ah, ehm, oh, nikmatnya.", desah Ummu Aisyah.

Ummu Aisyah pun lalu memukul-mukul pantatnya berulang-ulang selama beberapa menit. Kombinasi beberapa perlakuan tadi membuat sisa2 cairan cintanya meledak-ledak menyembur dinding rahim dan vaginanya. Ia merasa akan mencapai orgasme.

"Aaahhh... Oohhh...", racau Ummu Aisyah sekerasnya saat cairan cinta itu akan keluar.

"Crot.. crot...". Sisa cairan cinta Ummu Aisyah mengalir keluar dan tercecer hingga sprei ranjangnya.

"Oh, leganya.", ujar Ummu Aisyah akhirnya. Dia tetap dalam posisi menungging saking lelahnya.

"Mantap, video dan gambarnya bagus banget, nih Tunggu saatnya tiba, Ukhti.", seru Mahmud tertawa seraya menekan tombol save di smart phone nya. Ia menyimpannya di sana dan juga diunggah ke situs penyimpanan GD. Ia senang karena rencana awalnya berhasil untuk mewujudkan rencana selanjutnya.

Setelah efeknya obatnya mulai reda, Ummu Aisyah lalu membalikkan tubuhnya dan terkejut dengan keadaanya yang setengah telanjang. Baru saja ia ingin menutup bagian tubuhnya yang terbuka dengan pakaiannya sekalian merapikannya, tiba2 ia mendengar suara lelaki agak keras di luar ruang prakteknya.

"Mungkin hari ini beliau tidak bertugas, Bu. Tapi coba saya cek dulu di ruangannya.", kata seorang lelaki dengan suara tenornya.

Melihat pintu ruang praktek kliniknya sudah dibuka sedikit, Ummu Afra segera berguling ke samping bawah ranjang.

"Aww, sakkiittt. Adduuhhh.", ujar Ummu Aisyah kesakitan karena tubuhnya membentur lantai lumayan keras. Namun, ia lega karena untuk sementara auratnya tidak terlihat oleh lelaki yang bukan mahramnya, tepat saat pintu itu terbuka lebar dan lelaki itu mulai memasukinya.

"Lho, aneh. Peralatan kerja dokter Farah ada di sini tapi kenapa orangnya tidak ada. Bahkan jas dokternya ada di cantelan sana. Eh, kenapa spreinya berantakan dan ada bekas cairan kekuningan, ya?", seru lelaki itu keheranan yang awalnya melihat peralatan kerja di meja, lalu jas dokter di cantelan, dan kini ia sedang berjalan perlahan ke arah ranjang tempat tidur. Untunglah sisi samping bawah ranjang itu tertutup sprei lebar sehingga tubuh Ummu Aisyah tidak tampak di baliknya. Namun, lelaki itu makin mendekati ranjangnya. Pendderitaan rupanya belum berakhir bagi Ummu Aisyah.

"Aduh, bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan?", batin Ummu Aisyah rusuh dan panik karena belum sempat ia menutup sebagian tubuhnya dengan pakaiannya sekaligus merapikannya. Dia pun berpikir keras seiring berjalannya waktu agar lelaki itu tidak melongok ke balik samping ranjang dan ada kemungkinan langsung bisa melihat aurat tubuhnya. Sungguh situasi yang sangat genting baginya.

....(Bersambung)...

Sampai di sini dulu, Agan2 sekalian. Nanti lanjut lagi ke episode berikutnya. Maaf bila ada kekurangannya. Mohon masukannya juga. :beer: Selamat menikmati jalan ceritanya. Terima kasih. :)
 
Terakhir diubah:
Mantap banget.. cuma jgn terburu-buru hingga tersalah watak.. saran ane, biar lambat dikit yg penting sempurna kirimannya.. maaf ya, nubi masih baru....:sendiri:
 
Mantap banget.. cuma jgn terburu-buru hingga tersalah watak.. saran ane, biar lambat dikit yg penting sempurna kirimannya.. maaf ya, nubi masih baru....:sendiri:
Ya, Gan. Mohon maaf juga. Terimakasih atas apresiasinya dan masukannya. Saya juga masih belajar. Semoga ke depannya bisa saya tingkatkan mutunya jadi semakin baik.
 
Agan2 sekalian, untuk daftar isinya sudah saya tambahkan di bagian "Pembukaan" di halaman 1. Itu akan diperbarui sesuai dengan jumlah episode. Semoga bisa mempermudah pencarian bagian ceritanya. Terima kasih.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Episode 6 : Gairah dan Tindakan Terlarang Kedua Akhwat

Walaupun panik, Ummu Aisyah tetap berusaha mencari cara untuk solusi masalah ini. Saat melihat sprei samping ranjang tempat tidur itu, ia mendadak punya ide.

"Ya, now or never.", cetus Ummu Aisyah pelan.

Baginya ini adalah pertaruhan, ia akan ketahuan oleh lelaki itu dan kemungkin terburuk bisa terjadi atau ia bisa selamat dan bebas selega-leganya. Ia pun dengan cepat dan nyaris tanpa bersuara melaksanakan rencana itu dengan hati-hati.

Akhirnya lelaki itu sudah tiba di tempat di balik ranjang tempat tidur itu dan...

Ternyata tidak ada siapa pun di balik ranjang tempat tidur itu. Lelaki itu pun bertambah bingung dan mencoba mencari Ummu Aisyah di dalam ruang klinik itu. Namun tetap saja ia tidak ditemukan di mana pun kecuali di satu tempat yang tidak disadarinya.

"Aneh, apakah perkiraanku salah? Mungkin sekarang dokter Farah sedang di toilet", gumam lelaki itu pelan. Dia juga berpikir mungkin bekas cairan kekuningan itu bekas obat cair yang tidak sengaja ditumpahkan dokter itu. Padahal itu bekas cairan cintanya.

Karena tanpa hasil yang berarti, ia segera ke luar sambil sesekali melihat barang2 dan keadaan ruang itu dan akhirnya keluar seraya menutup pintu ruangan itu.

"Maaf, Bu. Mungkin dokter Farah sedang di toilet atau urusan sebentar keluar. Apakah masih menunggunya, Bu?", tanya lelaki itu dengan wajah agak sendu kepada seorang wanita yang sedang menggendong bayi.

"Ya, gpp, Pak. Mohon maaf juga karena sedang merepotkan. Saya juga mau ke rumah saudara dulu di dekat sini. Terima kasih bantuannya.", jawab wanita itu agak kecewa namun tetap senyum.

"Ya, gpp, Bu. Saya tidak merasa direpotkan. Baiklah, mari kita sama2 keluar. Saya juga masih ada agenda pekerjaan di bengkel sebelah klinik ini.", ajak pria itu ramah.

"Mari, Pak.", timpal wanita itu sumringah.

Lambat laun, suara langkah kaki keduanya mulai pelan dan menghilang seiring waktu.

"Syukurlah. Mereka sudah pergi. Namun, siapa mereka? Tapi, aku harus segera beres2 dulu sebelum keluar dari sini.", gumam Ummu Aisyah di dalam kolong ranjang tempat tidur itu.

Untunglah panjang dan lebar tempatnya lebih besar dan lebar daripada ukuran tubuhnya. Ditambah lagi, sisi bawah ranjang ini ditutupi sprei sehingga makin amanlah dia di dalamnya. Rupanya tadi diam2 ia mengangkat sedikit sprei penutup samping ranjang dan berguling pelan ke kolongnya dan menutupnya dengan rapi. Ah, cerdiknya juga dia karena ternyata dia suka menonton film2 detektif yang penuh trik dan misteri dan waktu yang mendebarkan. Ia tak menyangka mengalaminya juga di dunia nyata.

Dengan berhati-hati dan sambil memperhatikan keadaan sekitar, Ummu Aisyah pelan-pelan keluar dari dalam kolom ranjang itu. Setelah dirasa aman, dengan segera ia berlari ke arah pintu dan menguncinya dengan kunci yang masih tergantung di bagian badan knop pintu. Lalu, ia segera berjalan cepat ke arah cermin dan di bawahnya ada wastafel serta tempat tissue gulungan. Dengan cepat ia, membasahi beberapa lembar tissue itu dengan air mengalir dari keran dan menggosok dan membersihkan sisa ASI di kedua payudara dan sisa cairan cinta di memeknya serta mengeringkannya dengan beberapa lembat tissue kering. Ia melakukannya dengan erotis hingga kedua gunung kembar dan lubang kue apem itu berdenyut dan bergoyang sehingga begitu menggoda dan menggairahkan

"Ah, kamu begitu semoknya, Ukhti. Kalau aku yang melakukannya pasti bisa lebih hot. Hehehe.", ujar Mahmud lewat layar smart phone nya sambil menyimpan adegan tadi dengan tombol save.

Mahmud lalu melirik jam tangan di tangan kirinya seraya mengeluh. Rupanya saat itu juga ia harus ke ruang rapat kerja di kantornya untuk diskusi topik perkembangan IT dan dunia nyata. Walaupun agenda rapat itu baginya mengganggu, ia tak bisa mengelak karena ini hal penting di perusahaannya. Apalagi ada direktur, kepala bagian, dan komisaris utama yang juga hadir di sana. Akhirnya dengan agak terpaksa, ia menutup layar video smartphone itu dan membawa beberapa berkas kerja, ia bergegas ke sana. Meski begitu, ia agak lega karena kamera CCTV itu bisa merekam dalam keadaan stand-by.

"Semoga nanti masih ada rekaman yang lebih hot dan bagus lagi.", pikir Mahmud bergairah setelah menutup pintu ruang kerjanya.

Sementara itu, Ummu Aisyah sudah berhasil memakai pakaiannya lagi dengan benar, membersihkan sisa cairan cinta dengan cairan pembersih khusus di sprei, dan merapikan sprei ranjang itu.

Lalu, ia kembali memakai jas dokternya, menekuni tugasnya mencek status kadaluarsa obat2an itu dan menandai antara yang masih bagus kondisinya dan yang sudah expired. Setelah berhasil mendatanya dengan rapi dan mengirimkannya lewat email ke humas RS pusat itu, ia bersiap untuk pulang ke rumah karena tadi ia agak lelah dengan masturbasi yang tidak ia mengerti sebelumnya. Namun, tiba2 ia mendengar suara pintu ruang prakteknya dibuka dan suara,

"Assalamu'alaikum, Dokter Farah. Apakah Anda di dalam? Bolehkah saya masuk karena ingin cek kesehatan?", seru wanita itu dengan suara agak keras.

Ummu Aisyah agak terkejut.
"Oh, mungkin ia lihat papan namaku di depan kliniknya.", pikir Ummu Aisyah jernih.

"Wa'alaikumsalam. Ya, saya ada. Sebentar saya bukakan pintunya.", seru Ummu Aisyah berjalan cepat dan segera membuka kunci pintu itu.

Setelah dibuka, tampaklah sosok wanita itu. Dia adalah Halwa Wahyuni, wanita yang tadi naik bis bareng Ummu Afra.

"Maaf, Anda siapa, ya?", tanya Ummu Aisyah bingung.

"Maaf juga, Dokter Farah. Saya Halwa Wahyuni. Kedatangan saya ke sini untuk memeriksa kesehatan saya setelah melahirkan. Saya dapat info tempat ini dari Mbak Rizka, teman dokter saat SMA dulu. Maaf, tadi saya minta seorang pegawai bengkel sebelah untuk mencari Dokter karena saya bingung klinik ini libur padahal dia bilang melihat Anda tadi masuk. Bolehkah saya masuk?", jawab Halwa panjang lebar seraya menunjukkan kartu nama Ummu Aisyah.

"Oh, ya, saya kenal Rizka. Salam kenal juga, Bu Halwa. Ya, gpp, Bu. Maaf juga karena tadi saya ada urusan sebentar. Sampai sekarang pun kami masih bersahabat akrab meski tidak sesering dulu bertemunya karena sibuk dengan urusan rumah tangga dan pekerjaan masing2. Mari masuk.", balas Ummu Aisyah tersenyum sambil bingung memikirkan siapa pegawai bengkel itu. Mungkin dia orang baru.

"Ya, gpp, Dok. Siap.", sambut Halwa tersenyum juga.

Mereka lalu bersalaman dan cipika cipiki juga. Mereka saling berhadapan dan mulai mengobrol dan berkonsultasi di tempat diskusi (dengan 1 meja dan 2 kursi untuk dokter dan pasien). Sama seperti Ummu Afra, Ummu Aisyah juga sedih dan matanya berkaca-kaca mendengar penuturan Halwa yang juga sambil terisak-isak. Suaminya bernama Farid Yuwono, 44 tahun dan bekerja di negeri sebrang. Anak mereka, Jafar Harsoyo baru berumur 6 bulan. Tapi, ia sulit menerima ASI yang cukup dari ibunya karena usia ibunya sudah setengah baya. Sekarang Jafar sedang dititipkan di rumah saudaranya yang tinggal di dekat klinik ini agar ibunya lebih konsentrasi berobat di sini. Setelah itu, Ummu Afra berniat untuk memberikan suntikan hormon dan obat2an tertentu untuk merangsang produksi ASI Halwa. Namun, sebelumnya ia ingin memeriksa keadaan Halwa dahulu.

Setelah berbaring di tempat tidur, lalu Halwa diperiksa napasnya dengan stetoskop dan diperiksa tensi darahnya dengan tensimeter oleh Ummu Aisyah. Lalu, Ummu Aisyah minta izin untuk memeriksa keadaan payudara Halwa agar bisa mengetahui dosis pemberian hormon dan obatnya. Itu memang sesuai dengan SOP nya. Halwa pun mengizinkan karena itu untuk kesembuhannya dan karena sesama akhwat jadi tidak masalah.

Ummu Aisyah lalu mulai meraba kedua payudara Halwa secara bergantian dari luar jilbab lebar dan jubah longgarnya. Lalu, ia meremasnya agak keras dan sesekali menekan putingnya. Halwa agak menahan sedikit sakit dan meringis saat merasakannya. Namun, mau bagaimana lagi? Ia harus bersabar bila ingin segera mencapai kesembuhannya.

"Hm, memang sedikit aneh keadaannya.", gumam Ummu Aisyah yang juga merasa aneh dengan tubuhnya. Rupanya reaksi obat itu mulai muncul karena dia meraba dan meremas payudara pasiennya. Dia mulai bergairah dan libidonya makin naik. Kedua payudara dan memeknya kembali berdenyut aneh. Padahal, normalnya ia tak akan seperti itu sebelumnya.

"Aneh gimana, Dok?", tanya Halwa yang bingung mendengar gumaman Ummu Aisyah yang mulai berkeringat dingin.

"Ya, aneh karena keadaanya yang tidak biasa, Bu. Bagaimana kalau saya periksa secara menyeluruh dan detil?", tanya Ummu Aisyah dengan napas agak memburu.

"Hm, maksud Dokter apa, ya? Apakah Dokter gpp? Kelihatannya butuh istirahat?", tanya Halwa tambah bingung melihat kondisi Ummu Aisyah yang bertambah aneh.

"Oh, ini gpp, Bu. Udah biasa karena tadi saya ada urusan medis sebentar. Maksud saya, agar saya bisa lihat payudara Ibu secara langsung agar ceknya lebih baik. Bagaimana? Ini untuk kesembuhan Ibu juga.", jawab Ummu Aisyah tegas antara ingin melaksanakan tugas dokternya atau memuaskan nafsu seksualnya.

"Hm, baiklah, Dok.", ujar Halwa pasrah. Ia berharap tidak terjadi apa2 nantinya. Namun rupanya ia keliru.

Halwa segera menyampirkan jilbab lebarnya, membuka kancing2 depan jubahnya. Tampaklah sepasang payudara besar berukuran 35 B tertutup bra yang agak kekecilan dipakainya. Ummu Aisyah pun membantu melepaskan kaitan bra di punggung Halwa dan melepaskannya serta meletakkannya di bagian samping ranjang.

Melihat itu, Ummu Aisyah tampak menelan ludah. Kedua payudara putih itu tampak menggairahkan dengan puting agak kehitaman di puncaknya. Setelah itu, Ummu Aisyah lalu menerangkan pada Halwa bahwa kedua tangan dan kaki Halwa harus diikat dengan borgol khusus di keempat ujung sisi ranjang untuk memudahkan pemeriksaan dan pengobatan. Lagi2 Halwa menurut demi mendapat kesembuhannya. Dengan cekatan, Ummu Aisyah mengikat keempat alat gerak Halwa dengan alat itu. Rupanya itu juga untuk melancarkan aksi tak terduganya kali ini yang juga dipengaruhi efek obat (multivitamin) yang tadi diminumnya.

Dengan segera, Ummu Aisyah lalu kembali meremas kedua payudara besar itu dengan keras dan sesekali memelintir kedua putingnya serta terkadang menyusu keduanya secara bergantian. Akibatnya kedua payudara itu kemerahan dan kedua putingnya agak kebiruan. Itu berlangsung selama 10 menitan.

"Arrghhh, adduuhh, oh.... ehm...", desah Halwa antara kesakitan dan menikmati sambil keluar sedikit air matanya.

Setelah itu, Ummu Aisyah ternyata mengerti dosis obat dan hormonnya walaupun keadaanya sedang bergelora asmara yang ia juga bingung penyebabnya. Lalu, segera ia mengambil suntikan pertama lalu diambilnya sebagian obat cair pada botol kecil coklat dan diambilnya juga hormon cair pada botol kecil hitam dengan alat yang sama. Dicampurkannya kedua zat itu dengan digoyangkan perlahan agar tercampur rata. Kemudian, dia menyuntikkannya masing2 setengah volume di bagian samping tubuh Halwa dekat kedua payudaranya. Halwa merasa sedikit sakit namun ia merasa ada cairan dalam payudaranya yang ingin merangsek keluar.

Merasa lihat denyutan aneh di kedua payudara Halwa, Ummu Aisyah lalu segera menekan dan meremas agak keras di bagian itu seraya memintir sedikit putingnya. Setelah itu didiamkan sejenak.

"Ccrr...crrr.. crrr " Rupanya ASI mengucur lumayan deras dari kedua puting payudara Halwa.

"Syukurlah. Akhirnya aku bisa menyusui bayiku dengan normal.", ujar Halwa sumringah walau awalnya ia sempat menderita tadi.

Namun, Ummu Aisyah langsung menyosornya. Dilahapnya kedua puting payudara Halwa untuk menghisap ASI nya serta menjilati sisanya di area sekitarnya. Halwa sempat terkejut dan geli karenanya namun ia berpikir positif mungkin Ummu Aisyah membersihkan ASI itu agar tidak mengotori pakaiannya. Namun, ia juga merasa vaginanya berkedut2 dan akan keluar sesuatu.

Ummu Aisyah pun selesai meminum ASI itu untuk tambahan tenaganya walau pun masih sisa sedikit mengalir di payudara Halwa. Lalu, ia kembali menerangkan dan minta izin kepada Halwa untuk memeriksa vaginanya karena alasannya berkaitan dengan kondisi payudaranya. Lagi2 Halwa mengizinkan karena kepolosannya. Dengan cepat, Ummu Aisyah menarik jubah longgar Halwa ke atas, menurunkan celana panjang tipisnya dan celana dalamnya. Tampaklah vagina Halwa yang bersih tanpa rambut kemaluan karena rajin dicukur dan dirawat tampak berkedut-kedut. Tampak kelentit kecil di dekatnya. Ummu Aisyah lalu menekannya sedikit dan Halwa sedikit berteriak karena saking sensitifnya. Untung ruang klinik ini punya lapisan peredam suara, jendela dan pintu tertutup rapat sehingga orang2 di luar tidak bisa mendengarnya.

Lalu, Ummu Aisyah mulai memasukkan dua jari ke liang senggam Halwa secara bergantian dan keluar masuk selama beberapa menit. Tusukan jari2 Ummu Aisyah membuat Halwa makin berteriak dan bergelinjangan. Hal ini diperparah dengan jilatan dan gigitan Ummu Aisyah yang erotis di vagina Halwa. Tekanan dan cairan cinta Halwa makin menjadi di dalam dinding vaginanya. Ia merasa orgasme nya makin dekat. Ironis memang. Ia dibuat binal dan orgasme setelah lama ditinggal suaminya bekerja di luar negeri justru oleh akhwat yang penampilan dan pribadinya mirip dengannya. Namun terlambat, karena kepolosannya dalam bidang medis, ia harus mengalami pelecehan dan kejadian tabu seperti lesbian ini.

"Oh, Dok. Saya mau pipis, nih. Tolong minggir sebentar.", seru Halwa panik dan nikmat karena akan orgasme.

"Gpp, Bu. Keluarin aja. Ini yang saya tunggu2.", balas Ummu Aisyah binal lupa bahwa ia dan pasiennya sudah bersuami dan memiliki satu anak.

"Ah, oh, ehm...", desis Halwa saat segera lepaskan cairan cintanya.

"Crot... ssrrr.. crott.. srr". Cairan cinta Halwa menyembur dan mengalir dari vaginanya mengenai mulut dan muka Ummu Aisyah dan sedikit mengenai jilbabnya serta mengotori spreinya lagi.

Ummu Aisyah lalu menjilati dan meminum banyak cairan cinta Halwa saking rakusnya tanpa merasa jijik. Lalu, ia pun beralih akan mencium bibir Halwa Awalnya Halwa menolak, tapi karena puting Halwa dipintir Ummu Aisyah terpaksa ia membuka mulut karena berteriak sakit dan mulailah percumbuan haram di antara mereka bibir mereka mencium dengan ganasnya serta lidah mereka saling membelit mencampur liur mereka dan sedikit cairan cinta Halwa. Mereka lakukan itu selama beberapa menit.

Tak lama kemudian, mereka selesai melakukannya dan sama2 pingsan saking lelahnya dan saling berpelukan. Bagi mereka itu adalah pengalaman yang aneh, jijik, indah dan tak terlupakan. Sejam kemudian mereka bangun, saling minta maaf karena mereka sama2 merasa khilaf, membuka ikatan borgol, membersihkan bagian tubuh mereka, barang, dan ruangan, menutup dan merapikan pakaian mereka, serta menyelesaikan urusan administrasi. Lalu, mereka pun saling berjanji untuk menutup rahasia itu dan tidak akan mengulangi lagi. Kemudian mereka segera pulang ke tempat masing2 tanpa banyak bertanya lagi.

...(Bersambung)...

Segini dulu, Agan2. Maaf bila kepanjangan dan ada kekurangan dalam ceritanya. Selamat membaca :baca:dan mohon masukannya juga. :beer: Terima kasih. :)
 
Terakhir diubah:
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd