Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CLARA

Pollux Troy

Guru Semprot
UG-FR
Daftar
2 Jul 2016
Post
603
Like diterima
616
Bimabet
CLARA




Bagian 1
Dibawah temaram kuning emas sinar lampu kulihat dia. Rambut panjangnya yang indah dan legam seakan menyerap untaian cahaya lalu memantulkannya kembali, membuat wajahnya bagai bersinar. Ia jauh lebih jelita dari sekumpulan foto-foto profil yang selama ini hanya bisa kupandangi diam-diam.

Walau sejak masuk, berjalan mendekat dan akhirnya duduk didepanku senyum tipisnya terukir, aku bisa merasakan ada semacam kekesalan yang tertahan. Tadi ia menyapa dengan hai, dan aku yang begitu terpesona dengan sosoknya malah jadi lupa membalas sapa. Sungguh, sebenarnya aku merasa luar biasa grogi.

Ia baru saja akan bicara, saat pelayan datang dan menyodorkan daftar menu. Dengan cepat matanya memilih. Senyum menawannya mekar waktu mengembalikan daftar menu dan mengucapkan terima kasih. Aku sedikit iri, karena tak mendapatkan senyum yang seperti itu sejak tadi. Pelayanpun berlalu, meninggalkan kami yang sekarang duduk berduaan lagi hadap-hadapan.

Tidak seperti style perempuan-perempuan lain yang pada nongkrong disini, sejak masuk barusan aku tidak melihatnya membawa apa-apa. Entah itu tas sandang serut Bonia, tas tangan mini atau bahkan smartphone. Baru kusadari sekarang, dia menjumpaiku disini aseli melenggang-kangkung. Mengenakan blouse putih tanpa lengan ngepas badan dan celana jeans tiga perempat biru langit. Sangat serasi dengan susuk tubuhnya. Mataku menjilati lengan atasnya yang terbuka, kelihatan eksotis terkena pendaran sinar lampu. Aku selalu merasa exiting melihat lengan atasnya itu, walau diselimuti samar bibit keloid.

Ia menghela napas magsyul sesaat setelah beberapa detik kami saling menatap dalam diam.

“Kamu beneran nekad ya orangnya..…maksa-maksa lagi….”

“Kan aku dah bilang, semingguan ini aku sibuk banget…”

“Ini hari terakhirku disini, besok pagi aku udah pulang…”Jawabku, membela diri.

“Terus…?” Ia sibakkan anak-anak rambut yang mengurai dikeningnya. Aahhh…indahnya mahkluk ini, Gusti.


“Kamu pikir kamu aja yang punya jadwal…?”

Ia terpaksa menyabarkan diri dan menahan rentetan ocehan yang siap dimuntahkannya padaku. Sudut matanya bagai radar dengan cepat menangkap gerakan pelayan yang mendekati meja kami dengan nampan pesanan.

Busyyyeettt dah. Tampang dan potongan aja bidadari tapi pesenan kayak mandor bus ini orang. Aku tercekat melihat setumpukan makanan full karbo dan full protein yang satu persatu disusun dimeja.

Nasi soto
Ayam teriyaki
Udang goreng tepung
Puding buah
Dan Milkshake coklat yang toppingnya pakai remukan biscuit Oreo

Apakah ia berinisiatif memesankan juga makanku? Aku bertanya-tanya dalam hati.

Tapi aku langsung mendapatkan jawab saat kemudian melihat, bagaimana ia dengan tenang menyusun makanan-makanan itu didepannya. Tersusun sedemikian rupa sehingga menciptakan garis demarkasi tegas antara area mejanya yang penuh makanan dan area mejaku yang steril hanya ditempati secangkir kopi hitam.

“Aku lapar banget…”Seperti bicara dengan dirinya sendiri ia berujar. Ia bahkan tidak melihatku saat bicara.

“Dari jam sebelas expo. Sampai ngga sempet makan…”

“Kamu ngerti ‘kan, expo???”

Sekarang ia menatapku dengan sinis. Bola mata itu seolah-olah berbicara, bukan kamu aja yang pengen ketemu aku.

Aku tersenyum kecut dan mengangguk. Ia mulai makan dengan lahap, kuambil smartphone dan mulai berselancar. Kata mama, orang lagi makan ngga boleh diganggu dan diajak ngomong.




Bagian 2
Diatas balkon lantai 7 kamar hotelku aku menatap pemandangan malam kota Bandung. Hawa dingin menyusup tulang, sweater tebal yang kupakai tak mampu mencegah gigilan yang pelan-pelan menjalari tubuhku.

Kusulut rokok, dan mulai duduk diam-diam dikursi kayu sudut balkon. Sayup-sayup suara keramaian di bawah bercampur desau angin malam membuatku masuk dalam suasana hati yang syahdu, kupikir kata syahdu lebih tepat untuk menggambarkan perasaanku saat ini, bukan galau. Kepulan asap rokok melayang berputar-putar dan terpecah lalu menghilang disapu angin. Betapa ringkih dan mudah sekali lenyap, seperti kebahagiaan.

Clara baru saja kembali dari toilet saat tiga laki-laki keren yang celingukan itu menangkap sosok semoknya. Ketiganya lalu mendatangi meja kami. Mereka begitu ramah dan menyenangkan. Aku bagai bertemu dengan sekumpulan sahabat lama, saat Clara satu persatu mengenalkan tiga kawan prianya itu padaku. Sikap Clara yang tadi begitu dingin dan sinis seketika menguap bagai empun pagi disemprot terik sinar mentari. Aku terpukau melihat kemanisan dan keluwesannya tetiba muncul. Gambaran sikapnya sekarang sama persis dengan apa yang selama ini kukenal secara digital.

Tak sampai 5 menit, mereka bertiga berdiri. Aku terdiam saat Clara ikut berdiri. Aku tak bisa mengingat kalimat basa-basi apa yang mereka ucapkan, pikiranku kosong menyambut uluran salam sampai bertemu lagi tangan-tangan sahabat baru berasa akrab itu, termasuk jabatan tangan halus lembut Claraku. Untuk pertama kalinya aku melihat kilatan teduh bola mata beningnya. Kupikir ia pada akhirnya sedikit merasa bersalah, walau tertutupi gesture tubuhnya yang riang.

Kupandangi punggung seksi itu menjauh. Menjelang pintu kepalanya sekilas bergerak, mau berputar ke arahku. Cepat-cepat aku berlagak memeriksa smartphoneku. Aku harus terlihat kuat. Aku sudah tau semuanya. Dan sudah puluhan kali dia selalu mengingatkanku. Aku saja yang baperan.

Tidak ada yang tersisa.
Selain perasaan sekarat dari sebutir kerikil yang diinjak manusia yang menyimpan manusia lain di kepalanya, hingga hancur dan patah.
Hingga tak tersisa apa-apa lagi.

Kelap-kelip genit lampu nun jauh disana bagai mozaik raksasa. Aku bagai melihat fatamorgana keindahan diselimuti kegelapan dan kesunyian. Kadang memang, aku sering tersihir keindahan dari hal-hal sederhana saat terjatuh dalam kesendirian dan kekecewaan.

Kumatikan lampu kamar dan balkon. Lalu duduk kembali dikursi kayu.
Sepertinya aku akan begadang sampai pagi.



Bandung, Agustus 2019
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Fix!

Bikin seketika fikiran menerawang dengan sepenggal kata "update"


😅😆

Eehhh..
Ternyata oh ternyata,
Cerpen!

Noooooo.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd