Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Consultant in Action

Status
Please reply by conversation.
Chapter 15
---



Adera Aulia Utami

Sebuah kafe di Ubud. Pemandangan sawah menghijau di lembah indah sore itu.

Seorang gadis cantik duduk melamun di sebuah meja yang ada di pojok kafe itu. Beberapa kali mata nya yang bulat membaca pesan yang masuk ke handphone nya dengan gelisah. Tampaknya dia sedang menunggu seseorang.

"Aku udah di parkiran.."

Pesan terakhir dari si pengirim menandakan dia sudah dekat. Gadis itu menggoyangkan kaki nya dengan tak sabar. Daftar pertanyaan sudah ia siapkan untuk menjawab keresahannya selama ini..

"Hai Mbak.. maaf ya aku telat, tadi ada tamu dulu yang komplain.." ujar seorang gadis lain yang baru sampai. Dengan tergesa dia menarik kursi untuk duduk di depan gadis pertama. Beberapa pasang mata melirik ke pojok itu penasaran dengan dua wanita cantik yang duduk semeja.

"Gapapa Ran, pesenanku juga belum dateng.. kamu pesen dulu gih.." ujar gadis itu kepada Rani. Rani mengangguk manis membuka buku menu untuk memilih makanan riang menemani obrolan mereka sore ini.

Setelah selesai memesan, Rani langsung memandang gadis itu yang sekarang sudah tak sabar menanyakan semua hal yang ingin ia ketahui. Mimik ragu terpancar dari wajah nya yang cantik. Entah dia siap atau tidak mendengar semua cerita dari Rani.

"Mba Dera mau aku mulai darimana.."

---

Hari Senin. Jakarta.

Aku turun ke bawah untuk mampir ke sepeda si Ucup. Di atas sana, semua rekan kerja ku sedang menikmati traktiran pizza yang tadi sudah ku beli. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ulang tahun ku pasti dirayakan dengan heboh oleh mereka. Sudah jelas pasti mereka mengharapkan traktiran olehku.

"Cupp.." panggilku ke Ucup. Tanpa perlu kusebut, Ucup langsung menggunting sachet kopi hitam itu untuk ku.

Hahhhh.. kubakar rokok mild ini sambil duduk menunggu kopi ku datang.

Langit sudah mulai gelap. Adzan Magrib sudah sayup berkumandang. Jejeran ojek online terparkir di pinggir jalan menunggu mereka yang ingin segera pulang kantor.

Jalanan semakin padat. Mobil dan motor tumpah ruah dijalanan seperti biasa. Semua ingin cepat sampai rumah. Berkumpul dengan keluarga atau pergi nongkrong dengan sahabat. Semua punya tujuan..

Kuseruput kopi hitam yang sudah dibuat Ucup. Pahit. Seperti hidup ku.

Pahit dan tanpa tujuan memang betul-betul menggambarkan situasi ku saat ini.

Waktu tak menunggu kita untuk bersiap. Waktu terus berjalan menerjang tanpa ampun. Hufff.. umur ku sudah makin bertambah tapi tujuanku masih belum jelas.

Mapan. Tampan. Tanpa pasangan.

Di saat banyak yang seumur ku sudah merencanakan pernikahan atau bahkan sudah bersiap menunggu kelahiran anak kedua, aku masih sendiri tanpa pasangan. Benar kata orang, uang tidak dapat memberikan kebahagiaan..

Karir ku cemerlang tapi tak secemerlang percintaan ku. Dera. Ayu. Mba Wanda. Rani. 4 bidadari yang mengisi hatiku saat ini. Mereka sangat dekat tapi jauh untuk kugapai.

Tak terasa aku melamun makin dalam. Rokok ku sudah sampai di ujung filter.

Cekrekk...

Ku sulut rokok ku yang kedua. Aku masih ingin duduk disini menunggu kebisingan di atas mereda. Menunggu mereka pulang lalu aku bisa kembali bekerja. Kini pekerjaan satu-satunya hiburan dalam hidup ku yang sepi ini.

"Ngerokok mulu.." protes seorang gadis di sampingku. Entah dari kapan dia duduk, aku tak sadar saking dalam nya aku melamun.

"Ga sehat ih ngerokok terus..." ujarnya lagi mengambil korek dari tanganku. Tubuhku terbujur kaku tanpa menghindar ketika korek itu diambil gadis itu. Dera.

"Daripada ngerokok terus, mending bantuin aku bawa odner ke mobil. Mas Edo main ninggalin aja tadi, lupa kayaknya dia kalo mobil aku di parkir di kantor. Huh.." gumam nya sebal sambil menyerahkan plastik besar berisi odner dokumen kepadaku. Dera berdiri dan langsung berjalan ke arah basement.

"Ayo Masss..." ujarnya lagi ketika aku masih terpatung. Aku pun buru-buru mengejarnya. Biarin lah kopi si Ucup bisa gue bayar besok. Ngutang dulu ya Cup..

---

Brmmmmm.... suara mobil dinyalakan di parkiran gedungku.

"Ngadem dulu ya Mas.. gerah.." ujar Dera di bangku pengemudi sambil menyalakan AC yang bertiup dingin ke arah tubuhnya.

"Gara-gara aku ambekin jadi pendiem gini deh... Kenapa sih Mas.." colek Dera memperhatikanku. Aku hanya bisa tersenyum bahagia dalam hati bisa kembali mendengar celotehan manja nya kembali.

"Gapapa.. kaget aja diajak ngobrol sama kamu.." ujarku pelan membuatnya tersenyum manis. Sangat manis..

"Hihihi jadi nya pengen didiemin terus apa diajak ngobrol nih sama aku? Kalo pengen diajak ngobrol, Mas Bayu jangan diem terus donggg..." ujarnya manja kepadaku. Saking bahagia nya, aku sampai bingung mau ngomong apa ke Dera. Padahal sudah kubayangkan beragam bahasan yang ingin kutumpahkan ketika berhasil mengajaknya berbicara nanti. Malahan kini, semua nya lenyap disapu senyum Dera yang begitu manis.

"Oh iyaa... selamat ulang tahun Mas Bayu..." Dera akhirnya mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Diiringi segala doa dan harapan dari nya untuk ku yang hanya bisa kuamini dalam hati.

"Semoga suka ya sama kadonya..." tutup Dera dari doa nya yang begitu panjang. Kado? Kado apa ya? Bahkan dia tak mengucapkan ulang tahun pada ku. Kok bisa-bisa nya aku ga sadar kalau di kasih kado dari dia?

"Kado yang mana ra? Ga ada yang sampe ah ke apartemen gue.." jawabku bingung. Apa masih di mail room ya? Aku memang belum sempat mengecek paket yang sampai ke unit ku dari kemarin.

"Ih parahhhh... orang udah nyampe kok, laporan nya udah masuk ke aku.." ujar nya sambil mengerling menggodaku. Udah sampe? Wah kurir nya salah nganter nih kayaknya. Duh kok bisa-bisa nya sih salah nganter kado dari Dera buat gue? Aku mendengus kesal.

"Ga ada raaa... nanti gue cek deh ya.. duh kok ngabarin sih kalo ngirim kado, kalo ilang kan sayang ra..." ujarku kesal karena kado Dera tidak sampai ke tanganku. Dera mengekeh kecil melihatku bingung.

"Kadonya udah sampe kok Mas Bayu.. itu loh.. yang pita nya merah.." ujarnya sambil tersenyum nakal. Aku masih belum paham maksudnya. Pita merah? Hmm..

"WHAT?" pekik ku kaget ketika sadar pita merah itu. Pita merah yang terikat di balik jubah Ayu dan Mba Wanda. Kado.. Mereka kado ku???

"Hihihi suka gaaakkk? Suka lah pasti, sampe disuruh nginep gitu sampe Minggu hihihi.." Dera masih mengekeh puas. Aku tak habis pikir. Bisa-bisanya..

"Maksudnya apa sih Ra?" aku mulai tak nyaman. Apa maksud Dera menyuruh Ayu dan Mba Wanda menjadi kado untukku? Buat menyindirku? Buat apa? Aku yang cemerlang di kantor mendadak dungu di hadapan Dera.

Eh.. bentar deh.. kok Dera bisa tahu tentang Ayu?

"Jangan emosi dong mas... aku ga niat jelek kok.. aku pengen adil aja.." ujar Dera menenangkan. Dia paham aku mulai tak nyaman dengan godaannya daritadi.

"Adil gimana?" tanyaku makin bingung.

"Adil donggg.. Masa cuma Rani doang yang udah 2 kali bobo sama Mas Bayu? Kan Mba Wanda sama Ayu baru sekali.."

Deggg...

Masa cuma Rani doang yang udah 2 kali bobo sama Mas Bayu?

Bahkan tentang Rani pun Dera sudah tahu??? What the..

"Mba Wanda kan waktu itu udah cerita semua sama aku, jadinya Mas Bayu ga perlu kaget" Dera mencoba memberikan kejelasan dari kebingunganku.

"Terus Ayu cerita sama aku, dia ga enak katanya kalo nutupin yang di Banjarmasin itu dari aku. Terus dia cerita juga tentang Rani.." lanjut Rani menjelaskan.

"Gila yah kalian di Banjarmasin main berdua gitu Mas? Ckckck.." ledek Dera ditengah penjelasannya. Aku hanya bisa mendengus tak mampu berkomentar.

"Terus kemarin akhirnya aku ke Bali buat ngobrol sama Rani.. dari situ aku udah jelas semua nya.." tutup Dera menjelaskan. Aku langsung lega karena tak ada lagi rahasia yang perlu kututupi darinya.

Hmm.. tapi kok Dera jadi baik gini sama aku? Rani abis cerita apa?

"Terus kamu.." dengan ragu aku ingin bertanya tentang penilaiannya sekarang kepadaku. Pria yang ternyata berpindah-pindah wanita hanya dalam tempo kurang dari 2 bulan. Pasti Dera jijik dengan ku.

Cuppp...

Kecupan manis bibirnya menempel dengan bibirku..

Ciuman pertama kami..

Nafas ku sampai berhenti karena begitu terkejut dengan ciuman Dera.

"Finally ya Mas.. hihihi" ujar nya riang setelah melepas ciuman lembut itu dari bibirku. Belum sempat aku membalasnya.

"Kamu... ga jijik sama aku Ra?" setelah sekuat tenaga menguasai diri, aku berhasil mengajukan pertanyaan yang tertahan tadi. Jantung ku masih berdegup kencang akibat ciuman pertama kami.

"Kok jijik Mas? Gara-gara kamu udah itu sama mereka?" tanya Dera memancing ku membuat pengakuan.

"Iya.. jijik gara-gara gue bilang cinta sama sayang sama elo tapi malah nidurin cewe lain. Bahkan Mba Wanda sama Ayu yang satu kantor sama kita. Pasti lo ngerasa jijik kan sama gue? Terus kenapa lo cium gue? It should be our first kiss when we are.." jelasku pada Dera.

"Aren't we? Aren't you in love with me? Because.. Yes.. I do and still in love with you Mas Bayu.." potong Dera cepat.

"Tapi ra.." potongku karena aku merasa tak pantas menjadi pasangannya setelah apa yang kulakukan di belakang nya.

"Ga ada tapi Mas.. kalo kamu masih sayang sama aku. Let us be a couple.." jawabnya mantap. Impian ku yang sudah lama kudambakan. Menjadi pacar nya. Pacar Dera.

Aku pun langsung menarik tubuh Dera ke arahku. Tak ada perlawanan darinya. Tangannya dibuka lebar ketika aku memeluk nya. Kami berpelukan erat menumpahkan rasa kangen kami selama ini. Air mata ku sampai menetes bahagia.

"Cengeng.." ledeknya menatap wajahku lekak. Lelehan air mata juga mengalir di pipi nya.

Cupp...

Kami kembali berciuman. Hangat tubuhnya. Lembut tubuhnya. Wangi parfumnya. Hati ku membuncah bahagia dapat memeluk dan mencium Dera dengan mesra. Tak ada nafsu dari ciuman kami, hanya kasih sayang yang tertahan lama terasa mengalir satu sama lain.

"Mmmhh.. udah mas, nanti lipstik ku luntur.. nanti lagi ya.." ujar Dera manja melepaskan ciuman ku. Aku hanya mengangguk dan mencium keningnya lekat. Dera tersenyum bahagia dalam pelukanku.

"Masalah kamu sama istri-istri mu yang lain kita bahas lagi nanti yaaa.." ujar Dera selesai memakai lipstick kembali di kursi supir.

Istri-istri ku yang lain?

"Jangan bandel lagi, inget sekarang udah punya pacar.." ucapnya lagi sambil menutup tas makeup nya kembali. Iya Ra, gue ga bakal nyakitin lo lagi..

"Iya nanti kita bahas sampai tuntas ya s-a-y-a-n-g..." ujarku padanya. Ia tersenyum kecil mendengarku memanggilnya sayang.

"Beb, nih kado beneran nya.." ujar Dera sambil menyerahkan sebuah kotak kecil dari dalam tas nya. Aku pun mengambilnya cepat.

"Aku buka yaa.." izinku padanya. Tak sabar aku ingin tahu apa kado dari Dera untukku. Dera mengangguk mengiyakan.

"Langsung dipake.." ujarnya lagi. Aku buru-buru membongkar kotak kado ku ini.

Brettt..

Sebuah jam tangan yang terlihat mahal teronggok di dalam kotak kado itu..

"Udah bisa move on kan?" sindir Dera melirik ke arah jam tanganku. Jam tangan yang tak pernah kuganti sejak lama. Jam tangan hadiah dari Rachel, mantanku dulu.

"Iya sayanggg... makasih ya.." aku pun segera memakai jam tangan baru ini melingkar di tanganku. Tanda move on ku. Tanda kasih dari pasangan ku yang baru.

Tak tahan, aku pun kembali mencium bibir Dera. Tak ada perlawanan dari nya meskipun ia baru saja selesai touch up..

"I love you Adera.."

"I love you too Mas Bayu.."

===
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd