Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Consultant in Action

Status
Please reply by conversation.
Chapter 4
---

Maharani Indah Sabiya


“Uhhh fuckkk… terus.. iya gitu mash… enakkkhh…” Rani sudah mulai meracau menikmati kocokan jariku di vaginanya.

Tubuh bugilnya yang sangat seksi terlihat mengkilap akibat keringat yang keluar bercucuran dari pemanasan kami di atas kasur hotel yang empuk ini.

Melihat tubuh nya yang sensual meliuk-liuk menikmati rangsangan yang kuberikan, mulutku pun tidak tinggal diam ikut bekerja memberikan rangsangan tambahan untuk Rani dengan melahap habis payudaranya yang besar.

Entah siapa yang memulai, setelah godaannya tadi, dengan liarnya kami mulai berciuman dan saling menanggalkan semua busana yang kami kenakan. Praktis yang tersisa menempel di tubuh Rani hanya tinggal kacamata berframe besar itu di mata nya.

“Jangan dibuka Ran.. Lebih seksi kalo dipake” kataku melarang Rani yang hendak melepas kacamatanya sebelum dia mulai menciumi penisku tadi. Mengerti maksudku, Rani hanya membalasku dengan senyuman nakal dan melanjutkan hisapannya yang nikmat di penisku.

“Mashh… akuuhhh… keluarhhh…” pekik Rani mengejang menikmati orgasmenya yang pertama oleh permainan jariku. Dadanya melengkung ke atas membuat caplokan bibirku ke payudaranya yang menonjol sempurna itu terlepas. Liuk tubuh Rani terlihat sangat seksi hingga sulit kugambarkan dengan kata-kata.

Jariku yang ada di dalam vaginanya terasa sangat basah tersiram oleh cairan orgasme Rani barusan. Kubiarkan Rani menikmati orgasmenya hingga selesai.

“Duh jago banget sih mas” puji nya ketika Rani sudah berhasil mengatur nafasnya kembali.

“Yang ini jago juga ga Mas?” godanya sambil meremas penisku yang sudah tegang sejak tadi.

“Duh gede banget Mas” Rani bergidik merasakan bentuk penisku yang tegang dan panjang di dalam genggaman tangannya

“Ada kondom ga?” tanyaku sambil memposisikan tubuhku menindih tubuh seksinya. Kulihat payudaranya yang putih itu sudah memerah di beberapa tempat akibat cupangan bibirku.

“Aku bersih kok, cuman sama pacarku doang” jawabnya sambil acuh dengan pertanyaanku barusan. Dengan tak sabar, Rani langsung meraih penisku dan mengarahkannya ke arah bibir vaginanya. Aku berfikir sejenak agak ragu kalau harus berhubungan dengan orang yang baru kukenal tanpa kondom.

Ah masa bodoh lah, udah kepalang tanggung pikirku.

“Tapi ntar harus dicabut dong?” protesku lagi padanya. Aku memang paling malas kalah harus mencabut penisku keluar ketika akan mencapai ejakulasi. Menurutku hal itu mengurangi klimaks yang akan kami berdua rasakan.

“Uhhh… buang dalem ajahh Mas.. Aku lagi ga subur kok..” lenguhnya tertahan ketika kepala penisku sudah mulai menyeruak ke vaginanya. Vagina pertamaku setelah hampir 4 tahun penisku berteman dengan sabun.

“Gede bangettthhh… jauh banget sama punya pacarku” ucapnya ketika penisku sudah berhasil masuk seluruhnya ke vaginanya. Kurasakan vaginanya yang sempit terasa nikmat memijat penisku yang ukurannya lumayan besar dibandingkan rata-rata penis pria Indonesia itu.

“Sempit banget Ran” ujarku sambil mulai menciumi bibirnya memberikan waktu untuk vaginanya agar dapat beradaptasi dengan ukuran penisku.

“Iyalah, biasa disodok sama titit kecil” jawab Rani sambil meledek penis pacarnya.

“Ayo Mas goyangin, pelan dulu tapi ya.. Penuh banget ini pek (sebutan vagina dalam bahasa Bali) ku..” pinta Rani kepadaku yang kurespon dengan mulai menggoyang pinggul ku dengan perlahan.

“Iya gitu.. Duh gustii… enak banget di ewe Mas Bayu.. kencengin Mass..” selang beberapa menit dari penetrasiku, Rani sudah mulai menikmati penetrasi penisku di dalam vagina nya.

Aku pun mulai mempercepat tempo goyangan ku demi menikmati setiap detik hubungan seks ku dengan Rani. Tak lama, pagutan bibirku sudah tidak lagi direspon oleh bibir tipis milik Rani yang kini sibuk meracau dan melenguh menikmati setiap sodokan penisku.

“Duhh.. tete Rani diaphain Mas..” ocehnya saat payudaranya yang besar itu kuremas dengan kuat memberikan tambahan rangsangan ke tubuhnya.

“Remes lagi mas.. Rani suka..” racaunya sambil menghentak-hentakkan pinggulnya mengikuti gerakan goyanganku. Kurasakan nafas Rani semakin memburu pertanda dia makin mendekati orgasme berikutnya.

“Duh Gustiiii… Rani… duluannhhh…”

Srrr.. srr.. srr....

Kurasakan semprotan cairan vagina Rani menerpa penisku ketika orgasme nya telah tiba. Tak lama setelah Rani terbujur lemas, kucabut penisku dan kuangkat badan Rani menjadi posisi menungging.

“Rani mau diapain Mas.. masih lemes..” protesnya lemah

“Lanjut ya Ran” ujarku sambil langsung menyorongkan batang penisku ke vaginanya kembali tanpa menunggu jawabn dari Rani.

Rani hanya bisa melenguh merasakan penetrasi penisku di vaginanya. Pantatnya yang sekal dan punggung Rani yang putih mulus terlihat sangat seksi dalam posisi menungging.

“Pek Rani masih geli Mas.. ughhh…” Rani melenguh menerima tusukan penisku dengan liar divaginanya. Pemandangan tubuhnya yang begitu menggairahkan membuat nafsuku semakin tak karuan.

“Uhhh.. Rani pipis lagi..” lenguhnya mengejang lemas menerima orgasmenya yang ketiga malam ini.

“Ran, mau di atas ga?” tanyaku padanya untuk berpindah ke posisi WOT.

“Ga kuat Mas, udah lemes banget. Besok aja ya..” jawabnya kepayahan. “Masih lama Mas?” tanyanya lagi padaku.

“Bentar lagi, aku keluarin di dalem ya” tanyaku yang di jawab anggukan lemas darinya.

Kubalikkan lagi tubuh Rani menjadi telentang di kasurku. Kakinya langsung mengangkang lebar, pasrah menerima penisku kembali.

Slebbb..

Dengan mudah ku masukkan kembali penisku ke vaginanya yang sudah sangat basah itu. Aku langsung menggoyang dengan tempo cepat, memburu orgasmeku yang kurasakan sedikit lagi akan datang.

Sekitar 5 menit setelah aku penetrasi, kurasakan sedikit demi sedikit pinggul Rani yang daritadi terdiam pasrah menerima sodokanku mulai bereaksi kembali.

Dengan mata yang masih terpejam pasrah kugagahi, bibir tipis Rani mulai kembali terbuka mengeluarkan suara-suara desahan. Gairah Rani tampaknya mulai terpancing kembali menikmati sodokanku yang kencang.

“Memek lo enak banget Ran.. ahhh fuck..” dengan sengaja aku meracau supaya memancing nafsu Rani.

“Toket lo gede banget deh. Sering diremes pacar lo ya Ran?” aku terus memancingnya dengan kata-kata kasar sekaligus kembali meremas payudaranya dengan keras. “Duh makin rajin kayaknya gue ke Bali buat ngewe sama lo Ran..”

“Uhhh iya mas ewe Rani terussshh…” Rani mulai terpancing dan ikut meracau, aku menyunggingkan senyumku pertanda rencana ku berhasil. ”Remes tete Rani yang kenceng Mas.. ahh ahh ahh enakhhh…”

“Remes sendiri Ran..” tanganku meraih tangan Rani yang daritadi sibuk meremasi sprei untuk meremas payudaranya sendiri.

“Iya gitu Ran.. sumpah lo seksi banget Ran” ujarku menikmati suguhan erotis muka Rani yang polos memerah menggigit bibirnya menahan nafsu sambil meremas payudaranya sendiri. Payudaranya yang lumayan besar dibanding ukuran tubuhnya yang ramping tampak tidak tertampung sepenuhnya dalam genggaman telapak tangan Rani.

“Ternyata lo liar banget sih Ran” cekikku tidak terlalu keras ke lehernya sambil terus menggenjotnya. Setelah sempat agak tidak fokus dengan goyanganku akibat sibuk memancing nafsu Rani tadi, kini aku kembali memfokuskan diri untuk menikmati kembali tubuh Rani hingga klimaks.

“Uhhh… Rani bandelnya… cuma sama Mas Bayu hhh..” jawabnya tersengal akibat cekikanku di lehernya.

“Awas kalo lo bandel ga cuma sama gue” tamparku pelan melepas cekikanku dilehernya.

“Iyahh.. Rani janjih…” jawabnya parau sambil mulai menghentakkan pinggulnya semakin kencang. Kurasakan vaginanya mulai berkedut menambah nikmatnya jepitan vaginanya. Tangan Rani mendekap tubuhku rapat menindih tubuhnya. Kurasakan payudaranya yang kenyal bergesekan dengan dadaku yang bidang. Desahan Rani di samping kupingku semakin memancing nafsuku hingga ke puncak. Kurasakan geli yang semakin menjadi di kepala penisku akibat sperma yang sudah terkumpul untuk segera dimuntahkan.

“Ran.. gue mo keluar…” ujarku cepat sambil menyodok penisku kesetanan.

“Barenghh…” Rani ikut melengkuh dan menggigit bahuku dengan keras.

“Ahhh.. ahh.. Ahhh…”

“Ouhhhhhhh….”

Lengkingan dan lenguhan kami berdua menutup persetubuhan nikmat kami malam ini.

Plopp.. suara yang terdengar nyaring ketika penisku tercabut dari vagina Rani.

Kudekap tubuh seksi Rani ke arahh dadaku. Di bawah sana, kurasakan lelehan sperma di vaginanya mengalir keluar terasa di pahaku.

“Gila enak banget Ran, ga nyangka gue” ujarku sambil mengecup dahinya.

“Lemes banget aku Mas, ampe keluar berapa kali tadi tuh ga keitung. Rekor nih buat aku” ujarnya sambil mengusap-usap dada bidangku

“Duh jadi males balik ke Jakarta” kataku “Pasti kangen banget sama ini nih” tanganku mencolek payudaranya

“Hihihi dasar bandel, abis banget loh ini tetek ku sama kamu. Untung aja jadwal aku ketemu sama pacarku masih 2 minggu lagi. Jadinya dia ga bakal tau deh kalo pacarnya yang cantik ini habis di perkosa sampe mau pingsan” Aku hanya bisa tersenyum mendengar celotehnya

“Tidur yuk Ran, udah jam 2 pagi”

“Ayok Mas”

“Thank ya Ran, sorry ya tadi agak kasar mainnya. Padahal gue ga pernah loh dulu kaya gini” ujarku berterima kasih sekaligus meminta maaf kepada Rani.

“Gapapa Mas, aku suka kok diapain aja sama Mas Bayu. Abisnya ini nya enak banget sih” jawabnya sambil meremas pelan penisku.

“Night Mas” tutupnya sambil mengecup bibirku dan tertidur di dadaku. Aku pun ikut terlelap karena lemas sehabis pertempuran hebat tadi.

Tanpa kusadari, di Jakarta sana, Dera masih menunggu jawaban WA ku hingga dini hari ini.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd