Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Consultant in Action

Status
Please reply by conversation.
Chapter 13
---

HAPPY BIRTHDAY!!!

Hari Sabtu malam. Hari ulang tahun ku.

2 minggu setelah kepulangan ku dari Banjarmasin.

2 minggu penuh aku berjibaku dengan pekerjaan yang menumpuk.

2 minggu juga dilalui tanpa seks sama sekali.

Kubatalkan acara staycation ku dengan Mba Wanda. Kutolak ajakan Ayu menginap di apartemenku. Lembur ini sungguh menyiksaku...

Setelah sibuk mengisi hari liburku dengan segala lemburan, aku pun menutup laptop dan akhirnya membuka gawai ku. Beberapa chat ucapan ulang tahun ternyata sudah masuk daritadi ke WA ku..

Dengan malas, akhirnya mulai ku balas satu per satu ucapan yang masuk. Beberapa ucapan dari keluargaku. Beberapa lagi dari teman SMA dan kuliah.

Teman kantor pun aku absen. Beberapa ada yang tidak lupa mengirimkan ucapan.

Hingga orang-orang yang terakhir.

Rani. Ayu. Mba Wanda.

Mana ucapan dari Dera ya?

Kuketik nama Dera di WA ku.. Chat terakhir nya beberapa minggu lalu.

Hahh… ritual nya mengucapkan selama ulang tahun kepada ku selalu tepat pukul 00.00 akhirnya berakhir di tahun ini. Tahun yang penuh masalah dan kesalahpahaman di antara kami berdua. Hhhhhh…

adera.aulia

Postingan siang ini dia lagi bermain dengan monyet di Ubud. Aku dapat kabar dari Mba Wanda kalau dia mengambil cuti dari Jumat untuk liburan sendiri ke Bali.

Dengan sebal kupandangi postingan itu, hmm.. enak banget jadi kalo monyet bisa deket-deket sama Dera. Aku bergumam sebal karena seharusnya yang ada di foto itu bukannya si monyet, tapi aku.

Huahhhh…. Kenapa Dera harus liburan pas aku ulang tahun sih? Segitu benci nya kah dia sama aku hingga liburan keluar kota pas banget aku mau ulang tahun?

Aku pun hanya bisa merutuki nasib ku. Gue kangen Dera..

“Maaf Mas, Ayu ga bisa.. Ayu bukan nya ga sayang sama Mas Bayu. Tapi Ayu tahu kalo hati kamu bukan buat Ayu..” ujar Ayu di bandara sepulang dari Banjarmasin. Dengan bodoh nya aku menembak Ayu untuk menjadi pacar ku.

Bukannya jawaban iya yang aku terima, yang ada malah aku tertampar oleh jawaban Ayu.

Tapi Ayu tahu kalo hati kamu bukan buat Ayu..

Terus hati aku punya siapa????

Huaaaaahhhhhhhh… kenapa kisah cinta gue jadi ruwet gini sih?

Aku menjambak-jambak rambut ku saking frustasinya.

Tok.. tok.. tok..

Ehh.. siapa yang tumbenan ke apartemen gue malam-malam begini? Dengan malas, aku pun membukakan pintu depan apartemen ku.

“Surprise…..” pekik kedua wanita cantik yang kini berada di depan pintu apartemen ku.



Ayu Nindya Phastika



Wanda Dewi Sasmita


Ayu dan Mba Wanda ternyata datang ke apartemen ku malam ini. Mereka berdua tampak cantik dengan make-up tipis menghiasi wajah mereka. Mereka dengan serasi sama-sama mengenakan coat panjang hitam hingga ke lutut.

“Apaan deh kalian? Harry Potter nya lagi nongkrong di warkop tuh..” ledekku ke mereka. Coat panjang mereka memang menyerupai jubah yang dipakai Harry Potter di film layar lebar. Aneh..

“Yee.. malah ngeledek.. Suruh masuk kek..” semprot Mba Wanda mendengar ledekkan ku. Tanpa kusuruh, mereka pun langsung nyelonong masuk ke dalam apartemenku.

“Tumbenan pada kesini? Janjian ya kalian?” tanyaku sambil menutup pintu dan kemudian berjalan ke dapur untuk mengambilkan mereka minum.

“Ada yang ga bales-bales chat dari pagi abisnya. Kirain lagi galau gara-gara ditinggal kekasih liburan pas lagi ulang taun hihihi” ledek Ayu kepadaku. Mba Wanda pun ikut nyengir. Aku mendengus sebal.

“Baru bangun gue..” ujarku berbohong sambil menyodorkan gelas sirup ke mereka.

“Halah.. mana mungkin lo baru bangun jam segini Bay..” Mba Wanda tak percaya kepadaku. Ya iya sih.. kecuali aku semalam kecapean habis ngeronda, mana mungkin aku betah tidur seharian.

“Jadinya mau ngapain kesini? Pasti minta traktir ya? Ntar aja hari senen sekalian nraktir orang-orang di kantor..” ujar ku menebak kedatangan mereka. Mereka mesam mesem sangat mencurigakan.

“Mo kasih kado Mas… mau dibuka ga kadonya?” tanya Ayu sambil senyum-senyum ke arah ku yang masih kebingungan.

Ayu memang datang membawa tas ransel nya yang besar. Mba Wanda cuma bawa clutch kecil. Apa kadonya ada di tas Ayu ya? Tapi apa kado nya?

Jam? Dompet? Atau parfum? Ahh.. jadi penasaran kan..

“Kaya anak kecil aja deh di kasih kado segala. Lagian mana kado nya? Kado nya aja ga di kasih tapi udah maen di suruh ngebuka kado aja..” ujarku pada mereka. Mereka tertawa kecil melihat ku menelisik ke arah tas-tas yang mereka bawa.

“Bukan di tas ih kado nya.. Sotoy banget sih kamu Bay..” ujar Mba Wanda sambil berdiri dari posisi duduk nya di sofa. Ayu pun mengikuti Mba Wanda berdiri. Aku tertegun sambil menunggu mana kado yang katanya ada untuk ku.

Aku makin bingung dibuatnya. Kalo ga di tas? Terus mana kadonya?

Srettt….




Jubah Ayu dan Mba Wanda di buka hampir bersamaan. Aku terperanjat kaget. Apa-apaan nih..

Dari balik jubah mereka, ternyata tidak ada busana yang melekat di tubuh mereka. Kecuali pita-pita merah itu. Pita kado.

Wajah cantik Mba Wanda langsung merona ketika tubuhnya yang begitu indah terpampang di hadapanku. Seakan berusaha menutupi area sensitif nya, beberapa ikat pita berwarna merah terlihat seadanya menutupi dada dan selangkangannya. Glek.. ini kado ulang tahun ku?

Di sebelah nya, Ayu dengan kaki jenjang serta tubuh langsing nya kini juga sudah terbalut seksi dengan ikatan pita berwarna merah. Payudaranya yang kecil namun menggoda itu juga terikat pita merah seakan menunggu untuk aku buka.

Gila!

Pemandangan yang tersaji di hadapan ku kini sungguh seksi dan menggoda. Kedua bola mata ku seakan tak puas-puas nya menatap ke arah kedua wanita cantik ini.

Wait.. kenapa bisa mereka datang berdua? Kalo Ayu, mungkin dia tahu cerita ku dengan Mba Wanda karena kejadian keributan kami di rumah sakit dulu.

Tapi kalau Mba Wanda..

“Si Ayu udah cerita kok dia sama Rani di apain aja sama kamu pas di Banjarmasin.. Pantes yaa staycation kita sampe di cancel.. Keenakan abis dapet dua daun muda.. langsung deh yang tua dilupain..” ujar Mba Wanda sambil merengut kepadaku.

Aku tersenyum melihat tingkah nya. Udah ditekuk gitu muka nya tapi masih cantik aja Mba Wanda..

“Terus kado nya cuman mau diliatin aja nih Mas..” ujar Ayu sambil mengibaskan rambut panjang nya itu. Gaya nya yang begitu menggoda menambah keseksian yang terpancar dari tubuhnya.

Entah bagaimana cerita nya sampai mereka berdua bisa janjian kesini hari ini. Ahh.. masa bodoh lah, yang penting aku buka dulu kado ulang tahun ku ini..

Mba Wanda dan Ayu langsung menggandeng tangan ku masuk ke kamar. Tanpa perlawanan, aku pun berjalan menuju kamar dengan di apit oleh kedua wanita bugil terlilit pita kado di sebelahku. Aku hanya pasrah menikmati apa yang akan terjadi malam ini..

Seakan tak sabar, mereka menanggalkan semua baju ku hingga kini bertelanjang tanpa busana. Setelah mendorongku rebah di tengah kasur, mereka berdua langsung menyusulku ke kasur dan kembali mengapit tubuh ku yang sudah bugil. Mba Wanda di sebelah kiri dan Ayu di sebelah kanan ku.

Bagai raja di apit oleh dua permaisuri nya, aku pun langsung mendekap mereka berdua. Kenyal payudara Mba Wanda dan Ayu langsung bersentuhan dengan kulit tubuhku.

“Mmmhhh…” Mba Wanda mendesah ketika bibir nya langsung ku cium. Bibir nya langsung membalas dengan ganas seakan ada dahaga yang telah lama ia tahan.

Pagutan kami terasa sangat intens bagai sepasang kekasih yang sudah lama menahan rindu. Mmmhh.. Mba Wanda..

“Curang.. Aku dilupain..” rengek Ayu melihat seru nya ciuman ku dan Mba Wanda. Bibir nya di manyunkan seakan protes dan cemburu melihat kami bercumbu.

“Mmmmmhhhh…” aku pun langsung melepas ciuman ku dengan Mba Wanda dan beralih ke bibir Ayu. Ayu langsung terpejam bahagia menikmati kuluman bibir ku menghisap bibir tipis nya. Sambil menikmati ciuman ku, tangan Ayu yang halus mulai menggerayangi selangkanganku. Nakal banget sih kamu Yu..

“Ihh.. baru bentar udah di lepas..” rengek Mba Wanda dengan manja. Tangan nya mengikuti tangan Ayu untuk turun ke arah penisku. Penisku yang mulai tegang kini diremas remas dan di kocok kocok oleh dua tangan wanita cantik yang berbeda. Tubuh ku bergetar merasakan rangsangan ini.

“Ssshhhhhh…..” Mba Wanda dan Ayu langsung mendesis dengan suara erotis ketika tangan ku mulai aktif bergerilya ke payudara indah milik mereka.

Payudara bulat milik Mba Wanda yang membusung serta kuncup dada Ayu yang menggoda langsung ku remas-remas dengan lembut.

“Ahhhh… mbaaa…” kini giliranku kegelian karena puting dan dadaku diciumi oleh Mba Wanda. Aku sudah tidak konsen karena geli yang menjalar di area puting ku. Belum sempat lama aku mendesah, mulut ku langsung disumpal puting payudara Ayu yang sudah menegang.

“Iyahh.. isepin mashhh… duh tetek Ayu kangen diisep Mas Bayuhhh..” desah Ayu menikmati permainan lidah dan bibir ku di permukaan dada nya.

Aku hanya dapat pasrah mendongak untuk menjilati dan menghisap dada Ayu yang ada di depan mulut ku. Tubuh Ayu yang langsing ini bergoyang kesana-kemari seakan mengarahkan hisapan dan jilatan mulut ku di seputar dada nya.

Tiba-tiba rangsangan mulut Mba Wanda terhenti. Gesekan rambut panjang Mba Wanda terasa di tubuhku ketika Mba Wanda bergerak turun perlahan ke arah selangkanganku.

Slebbb…

Dengan lahap mulut Mba Wanda langsung mencaplok penisku yang sudah mulai tegang di bawah sana.

Rasa hangat langsung melingkupi seluruh penisku. Kurakasakan bibir nya yang seksi menciumi semua area sensitif di selangkangan ku.

Di tambah kocokan tangannya yang halus, penisku terasa nikmat di buai oleh rangsangan demi rangsangan yang diberikan oleh tangan dan mulut Mba Wanda.

Ahhhhhh… andai saja mulutku sedang tidak tersumpal dengan payudara Ayu, bibir ku pasti sudah mendesah keenakan akibat oral Mba Wanda yang begitu nikmat.

Tak mau kalah dengan rangsangan nya di penisku, tangan ku pun mencengkram pantat montok Mba Wanda mendekat ke arah kepala ku.

“Mmmhh.. Nghhh.. Nghh… Bay… Ahhh….” desah Mba Wanda tertahan penisku menancap di mulut nya.

Seakan ingin adil kepada nya, tangan ku langsung menyusup ke area selangkangan Mba Wanda. Bulu kemaluan nya yang kini dicukur habis membuat vagina nya merekah indah tanpa penghalang. Jemari ku langsung memainkan klitoris nya dan mengelus halus bibir kemaluan Mba Wanda. Rangsangan ku berhasil membuat hisapan dan kocokan nya di penisku semakin liar.

“Aaaaahhhhhhhh…..” lenguh panjang dari Ayu ketika ku tarik tubuh nya supaya berjongkok di atas kepala ku.

Lidah ku dengan cepat menyapu vagina indah milik Ayu yang kini berada tepat di atas kepala ku. Mata Ayu sampai merem melek merasakan permainan lidah ku di klitoris dan bibir vagina nya.

“Bayy.. stophh.. gue ga tahan..” Mba Wanda langsung berpindah posisi membuat tangan ku yang asyik bermain dengan klitoris dan bibir vagina nya terlepas. Tubuh nya yang sudah bugil karena pita-pita itu telah terlepas sekarang berposisi jongkok tepat di atas selangkanganku.

“Gue masukkin ya Bay..” tanpa menunggu jawabanku, kini pinggul Mba Wanda sudah turun ke arah penisku yang sudah mengacung tegak.

“Ahhh.. shittt… gue kangen sama kontol lu Bay.. gedeh....” pekik nya ketika penisku sudah terasa membuka jalan memasuki liang kenikmatan milik Mba Wanda. Oughh.. nikmatnya…

Menyadari kini Mba Wanda berjongkok seperti dengan nya, Ayu pun langsung berhadapan dengan Mba Wanda dan memeluk tubuh Mba Wanda yang molek.


“Mmmmhhh… slurppp… mmmhhhh…” dua wanita cantik nan seksi kini berpagutan penuh nafsu di atas tubuh ku.

Tangan mereka saling memberikan rangsangan ke payudara masing-masing. Lenguhan dan erangan dari bibir mereka kini tertahan oleh permainan lidah mereka yang semakin seru.

Ahhh… betapa beruntung nya aku. Saat ini aku telentang dengan dua vagina yang meminta untuk segera dipuaskan.

Vagina sempit milik Ayu di mulutku, sedangkan vagina legit millik Mba Wanda meremasi penis ku..

“Mashhh… achhh.. ampunhhh…” pekik Ayu melepaskan pagutan bibir nya dengan Mba Wanda.

Tubuh langsing Ayu membusung dengan dada yang sedang sibuk diremasi oleh tangan Mba Wanda. Puting nya yang sudah menegang juga dipilin-pilin halus oleh jemari lembut milik Mba Wanda. Vagina dan klitoris nya sudah habis ku jilati oleh lidah ku. Bongkahan pantat nya kuremas-remas dengan kedua tangan ku.

“AAAAHHHHHH……. AKUH NYAMPE MASHHHHH….” Ayu akhirnya mendapatkan orgasme nya yang pertama.

Mata nya sampai memutih merasakan nikmat yang menjalar di sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya Ayu tak kuat dengan rangsangan yang masih aku dan Mba Wanda berikan, tubuhnya menggelepar hingga ambruk ke samping ku.

Melihat tubuh Ayu sudah tidak menjadi penghalang antara Mba Wanda dengan tubuh ku, Mba Wanda langsung menunduk memburu bibir ku.

Tanpa diberikan istirahat, lidah ku kembali bersilat lidah dengan Mba Wanda. Tanganku pun langsung meremas payudara indah milik nya. Desahan dan deru nafas makin keras keluar dari bibir seksi Mba Wanda.

Aku pun merasakan nikmat yang amat sangat dari sensasi bercinta dengan Mba Wanda dan Ayu. Pinggul ku menghentak-hentak ke atas menyambut ayunan pinggul sintal milik Mba Wanda. Kelamin kami terus beradu seakan tak rela untuk terpisahkan.

“Akuh.. kangen bangethhh.. sama kamuhh.. mmmmhh…” lenguh Mba Wanda manja kepadaku. Aku pun kangen pada nya. Sudah lama aku ingin menyetubuhi Mba Wanda lagi sejak kejadian sebelum ke rumah sakit itu. Kami terus bercumbu memberikan kasih sayang satu sama lain.

“Shittt.. Akuhhh ga kuat Bayhhhh…” irama hentakan pinggul Mba Wanda makin tidak karuan. Tubuh nya yang sintal kini sudah begitu menegang. Tangan nya mendekap tubuhku erat.

Hingga akhirnya…

“OUGHHHHHHHHH….” desahan kencang keluar dari bibir nya. Kepala nya mendongak menyambut nikmat klimaks yang ia peroleh. Semburan cairan orgasme semakin membasahi liang vagina nya.

“Hhh… hhh… hhh… akhirnya kesampean juga di entot sama kontol kamu lagi Bay..” ujarnya kepayahan akibat nafas Mba Wanda masih tidak beraturan. Payudaranya yang indah tampak naik turun mengejar nafas nya yang tertahan ketika ia orgasme tadi.

Nafsu ku yang sudah membumbung pun tidak dapat ku tahan lagi. Ayu yang sudah menyelesaikan sensasi orgasme nya yang dahsyat tadi tampak sudah menonton adegan percintaan ku dengan Mba Wanda.

“Aahhhh.. pelan Mas…” pekik Ayu lembut ketika aku beralih ke tubuh nya. Ku tarik kedua paha putih itu mendekat ke arah selangkanganku. Ayu kini sudah pasrah ketika badan ku sudah menindihnya dari atas.

“Sshhhh… Ayu juga kangen sama kontol Mas Bayu..” ujar Ayu manja sambil mengocok pelan penisku. Penisku yang sudah basah akibat liur dan cairan vagina Mba Wanda langsung di arahkan ke depan gerbang kewanitaannya.

“Fuccccckkkhhhh… masih sempit aja yuuu…” racau ku ketika penisku mulai membelah vagina Ayu yang sangat sempit. Dinding vagina nya seakan meremas remas penisku yang membelah perlahan memasuki rongga penuh kenikmatan itu.

“Ughh… mentoghh mashhh…” desah Ayu sambil mengulum bibir bawah nya.

Wajah Ayu sudah begitu bernafsu. Pandangan mata nya dipenuhi kepasrahan dengan kenikmatan yang aku berikan. Tak kuat aku menatap mata nya itu, ada rasa hangat dan cinta terasa dari pandangan Ayu.

“Mashhh…. Iya gituuhh… enakkhhh…” Ayu mulai meracau ketika penisku mulai keluar masuk liang vagina nya.

“Mmmmhhhhh…” tangan nya menjambak rambut ku hingga otomatis kepalaku tertarik ke arah wajah nya. Mulutnya langsung menerkam bibir ku serta mengulum nya penuh nafsu. Nikmat dan nafsu semakin menjalar ke tubuh kami berdua.

Nikmat vagina Ayu tak bisa kugambarkan. Setiap hentakan dan ayunan pinggul ku terasa menancap ke ujung vagina nya. Batang ku terasa di remas nikmat oleh kedutan kedutan kenikmatan yang ada di dinding rongga kemaluan Ayu.

“Oughh… mash ayooo… aahhhkkk.. enakhhh….” Ayu melepaskan ciuman bibir nya dan langsung meracau keenakan. Tangannya memelintir puting nya yang sudah begitu mengacung. Gairah nya sudah begitu terbakar akibat sodokan demi sodokan yang kuberikan ke dalam vagina nya.

“MAAAAAASSSSHHHHH….” teriakan Ayu terdengar keras akibat klimaks yang menerpa vagina nya. Tubuh nya yang langsing langsung kelojotan akibat penisku yang terasa sudah tanggung masih menyodok-nyodok vagina nya yang sempit itu.

Aku yang tidak tahan membalikkan badan Ayu hingga berada di atas ku. Walaupun Ayu sudah kepayahan dan tidak lagi menggoyangkan pinggulnya, aku langsung menhentakkan pinggul ku dengan sangat bernafsu. Ahhh.. sedikit lagi...

“Gelihh masshhh ampunhhh…” pekik Ayu tak tahan dengan sodokan penisku yang makin cepat.

“Arrghhh…” Mba Wanda tiba-tiba menjilati lubang anus dan bola zakar ku. Rangsangan Mba Wanda yang mendadak tersebut langsung membuat nafsu ku semakin membuncah.

“Bay, jangan di dalem. Ayu lagi subur” ucap Mba Wanda cepat ketika dia tahu aku sudah hampir orgasme. Mba Wanda semakin merangsang area selangkangan ku. Aliran listrik seperti menyambar penisku ketika sperma mu sudah tak dapat ku tahan lagi.

“Mashhhh…. Akuhhh… pipishhhhh….” lenguh Ayu ketika orgasme berikut nya langsung menerjang. Aku yang sebentar lagi keluar langsung mencabut penisku dari vagina nya. Kucuran air keluar dari sela vagina Ayu yang masih merekah akibat penetrasi ku barusan. Ayu yang masih berada di atas tubuh ku langsung mendekap bibir ku dengan bibir nya. Oughh.. begitu nikmat nya klimaks ini..




“Slurpppp…. Hoghhhh… hoghhh…. Hoghhhh…” dengan sigap Mba Wanda langsung menelan penisku yang semakin terasa menggelitik. Hisapannya begitu dalam hingga ke pangkal kerongkongannya. Nikmat yang diberikan oleh mulut Mba Wanda akhirnya membuat sperma ku menyemprot dengan kencang.

Croooottttt… croottttt… crotttt… dengan gelagapan Mba Wanda berusaha menampung sperma ku di dalam mulut nya.

“Aahhhhhh….” lenguh ku lemas ketika sperma ku telah habis terkuras oleh mulut Mba Wanda. Pipi mulus nya terlihat menggembung.

“Aaa..” dengan wajah yang begitu sensual, Mba Wanda membuka mulut nya menampilkan lidah dan mulut berlumuran cairan putih sperma ku. Aku pun tersenyum puas melihat wanita cantik itu menampung sperma ku dengan mulut nya.

Mba Wanda dengan cepat berpindah ke arah Ayu yang masih terengah lemas..

“Mmmhhh…slurppp… mhhhhh…”


Shit.. mereka berciuman dengan begitu erotis bertukaran sperma didalam mulut mereka. Pemandangan yang begitu luar biasa terekam di mataku.

Ciuman panas mereka di akhiri dengan menjulurkan lidah mereka ke arah ku memperlihatkan bahwa sperma mu telah habis tertelan oleh kedua wanita cantik ini. Langsung saja kudekap mereka menikmati dua tubuh seksi yang hangat menempel ke tubuh ku.

“Selamat ulang tahun Bay..” ucap Mba Wanda dengan mata terpejam.

“Bilang makasih dong sama yang ngasih kado nya..” Ayu mencium pipi ku dan melesakkan wajahnya di dadaku.

“Makasih sayang-sayangkuuu..” ujar ku sambil menciumi kening mereka. Ayu dan Mba Wanda tersenyum manis di pelukan ku.

Kado ulang tahun terindah tahun ini..
 
Chapter 13
---

HAPPY BIRTHDAY!!!

Hari Sabtu malam. Hari ulang tahun ku.

2 minggu setelah kepulangan ku dari Banjarmasin.

2 minggu penuh aku berjibaku dengan pekerjaan yang menumpuk.

2 minggu juga dilalui tanpa seks sama sekali.

Kubatalkan acara staycation ku dengan Mba Wanda. Kutolak ajakan Ayu menginap di apartemenku. Lembur ini sungguh menyiksaku...

Setelah sibuk mengisi hari liburku dengan segala lemburan, aku pun menutup laptop dan akhirnya membuka gawai ku. Beberapa chat ucapan ulang tahun ternyata sudah masuk daritadi ke WA ku..

Dengan malas, akhirnya mulai ku balas satu per satu ucapan yang masuk. Beberapa ucapan dari keluargaku. Beberapa lagi dari teman SMA dan kuliah.

Teman kantor pun aku absen. Beberapa ada yang tidak lupa mengirimkan ucapan.

Hingga orang-orang yang terakhir.

Rani. Ayu. Mba Wanda.

Mana ucapan dari Dera ya?

Kuketik nama Dera di WA ku.. Chat terakhir nya beberapa minggu lalu.

Hahh… ritual nya mengucapkan selama ulang tahun kepada ku selalu tepat pukul 00.00 akhirnya berakhir di tahun ini. Tahun yang penuh masalah dan kesalahpahaman di antara kami berdua. Hhhhhh…

adera.aulia

Postingan siang ini dia lagi bermain dengan monyet di Ubud. Aku dapat kabar dari Mba Wanda kalau dia mengambil cuti dari Jumat untuk liburan sendiri ke Bali.

Dengan sebal kupandangi postingan itu, hmm.. enak banget jadi kalo monyet bisa deket-deket sama Dera. Aku bergumam sebal karena seharusnya yang ada di foto itu bukannya si monyet, tapi aku.

Huahhhh…. Kenapa Dera harus liburan pas aku ulang tahun sih? Segitu benci nya kah dia sama aku hingga liburan keluar kota pas banget aku mau ulang tahun?

Aku pun hanya bisa merutuki nasib ku. Gue kangen Dera..

“Maaf Mas, Ayu ga bisa.. Ayu bukan nya ga sayang sama Mas Bayu. Tapi Ayu tahu kalo hati kamu bukan buat Ayu..” ujar Ayu di bandara sepulang dari Banjarmasin. Dengan bodoh nya aku menembak Ayu untuk menjadi pacar ku.

Bukannya jawaban iya yang aku terima, yang ada malah aku tertampar oleh jawaban Ayu.

Tapi Ayu tahu kalo hati kamu bukan buat Ayu..

Terus hati aku punya siapa????

Huaaaaahhhhhhhh… kenapa kisah cinta gue jadi ruwet gini sih?

Aku menjambak-jambak rambut ku saking frustasinya.

Tok.. tok.. tok..

Ehh.. siapa yang tumbenan ke apartemen gue malam-malam begini? Dengan malas, aku pun membukakan pintu depan apartemen ku.

“Surprise…..” pekik kedua wanita cantik yang kini berada di depan pintu apartemen ku.



Ayu Nindya Phastika



Wanda Dewi Sasmita


Ayu dan Mba Wanda ternyata datang ke apartemen ku malam ini. Mereka berdua tampak cantik dengan make-up tipis menghiasi wajah mereka. Mereka dengan serasi sama-sama mengenakan coat panjang hitam hingga ke lutut.

“Apaan deh kalian? Harry Potter nya lagi nongkrong di warkop tuh..” ledekku ke mereka. Coat panjang mereka memang menyerupai jubah yang dipakai Harry Potter di film layar lebar. Aneh..

“Yee.. malah ngeledek.. Suruh masuk kek..” semprot Mba Wanda mendengar ledekkan ku. Tanpa kusuruh, mereka pun langsung nyelonong masuk ke dalam apartemenku.

“Tumbenan pada kesini? Janjian ya kalian?” tanyaku sambil menutup pintu dan kemudian berjalan ke dapur untuk mengambilkan mereka minum.

“Ada yang ga bales-bales chat dari pagi abisnya. Kirain lagi galau gara-gara ditinggal kekasih liburan pas lagi ulang taun hihihi” ledek Ayu kepadaku. Mba Wanda pun ikut nyengir. Aku mendengus sebal.

“Baru bangun gue..” ujarku berbohong sambil menyodorkan gelas sirup ke mereka.

“Halah.. mana mungkin lo baru bangun jam segini Bay..” Mba Wanda tak percaya kepadaku. Ya iya sih.. kecuali aku semalam kecapean habis ngeronda, mana mungkin aku betah tidur seharian.

“Jadinya mau ngapain kesini? Pasti minta traktir ya? Ntar aja hari senen sekalian nraktir orang-orang di kantor..” ujar ku menebak kedatangan mereka. Mereka mesam mesem sangat mencurigakan.

“Mo kasih kado Mas… mau dibuka ga kadonya?” tanya Ayu sambil senyum-senyum ke arah ku yang masih kebingungan.

Ayu memang datang membawa tas ransel nya yang besar. Mba Wanda cuma bawa clutch kecil. Apa kadonya ada di tas Ayu ya? Tapi apa kado nya?

Jam? Dompet? Atau parfum? Ahh.. jadi penasaran kan..

“Kaya anak kecil aja deh di kasih kado segala. Lagian mana kado nya? Kado nya aja ga di kasih tapi udah maen di suruh ngebuka kado aja..” ujarku pada mereka. Mereka tertawa kecil melihat ku menelisik ke arah tas-tas yang mereka bawa.

“Bukan di tas ih kado nya.. Sotoy banget sih kamu Bay..” ujar Mba Wanda sambil berdiri dari posisi duduk nya di sofa. Ayu pun mengikuti Mba Wanda berdiri. Aku tertegun sambil menunggu mana kado yang katanya ada untuk ku.

Aku makin bingung dibuatnya. Kalo ga di tas? Terus mana kadonya?

Srettt….




Jubah Ayu dan Mba Wanda di buka hampir bersamaan. Aku terperanjat kaget. Apa-apaan nih..

Dari balik jubah mereka, ternyata tidak ada busana yang melekat di tubuh mereka. Kecuali pita-pita merah itu. Pita kado.

Wajah cantik Mba Wanda langsung merona ketika tubuhnya yang begitu indah terpampang di hadapanku. Seakan berusaha menutupi area sensitif nya, beberapa ikat pita berwarna merah terlihat seadanya menutupi dada dan selangkangannya. Glek.. ini kado ulang tahun ku?

Di sebelah nya, Ayu dengan kaki jenjang serta tubuh langsing nya kini juga sudah terbalut seksi dengan ikatan pita berwarna merah. Payudaranya yang kecil namun menggoda itu juga terikat pita merah seakan menunggu untuk aku buka.

Gila!

Pemandangan yang tersaji di hadapan ku kini sungguh seksi dan menggoda. Kedua bola mata ku seakan tak puas-puas nya menatap ke arah kedua wanita cantik ini.

Wait.. kenapa bisa mereka datang berdua? Kalo Ayu, mungkin dia tahu cerita ku dengan Mba Wanda karena kejadian keributan kami di rumah sakit dulu.

Tapi kalau Mba Wanda..

“Si Ayu udah cerita kok dia sama Rani di apain aja sama kamu pas di Banjarmasin.. Pantes yaa staycation kita sampe di cancel.. Keenakan abis dapet dua daun muda.. langsung deh yang tua dilupain..” ujar Mba Wanda sambil merengut kepadaku.

Aku tersenyum melihat tingkah nya. Udah ditekuk gitu muka nya tapi masih cantik aja Mba Wanda..

“Terus kado nya cuman mau diliatin aja nih Mas..” ujar Ayu sambil mengibaskan rambut panjang nya itu. Gaya nya yang begitu menggoda menambah keseksian yang terpancar dari tubuhnya.

Entah bagaimana cerita nya sampai mereka berdua bisa janjian kesini hari ini. Ahh.. masa bodoh lah, yang penting aku buka dulu kado ulang tahun ku ini..

Mba Wanda dan Ayu langsung menggandeng tangan ku masuk ke kamar. Tanpa perlawanan, aku pun berjalan menuju kamar dengan di apit oleh kedua wanita bugil terlilit pita kado di sebelahku. Aku hanya pasrah menikmati apa yang akan terjadi malam ini..

Seakan tak sabar, mereka menanggalkan semua baju ku hingga kini bertelanjang tanpa busana. Setelah mendorongku rebah di tengah kasur, mereka berdua langsung menyusulku ke kasur dan kembali mengapit tubuh ku yang sudah bugil. Mba Wanda di sebelah kiri dan Ayu di sebelah kanan ku.

Bagai raja di apit oleh dua permaisuri nya, aku pun langsung mendekap mereka berdua. Kenyal payudara Mba Wanda dan Ayu langsung bersentuhan dengan kulit tubuhku.

“Mmmhhh…” Mba Wanda mendesah ketika bibir nya langsung ku cium. Bibir nya langsung membalas dengan ganas seakan ada dahaga yang telah lama ia tahan.

Pagutan kami terasa sangat intens bagai sepasang kekasih yang sudah lama menahan rindu. Mmmhh.. Mba Wanda..

“Curang.. Aku dilupain..” rengek Ayu melihat seru nya ciuman ku dan Mba Wanda. Bibir nya di manyunkan seakan protes dan cemburu melihat kami bercumbu.

“Mmmmmhhhh…” aku pun langsung melepas ciuman ku dengan Mba Wanda dan beralih ke bibir Ayu. Ayu langsung terpejam bahagia menikmati kuluman bibir ku menghisap bibir tipis nya. Sambil menikmati ciuman ku, tangan Ayu yang halus mulai menggerayangi selangkanganku. Nakal banget sih kamu Yu..

“Ihh.. baru bentar udah di lepas..” rengek Mba Wanda dengan manja. Tangan nya mengikuti tangan Ayu untuk turun ke arah penisku. Penisku yang mulai tegang kini diremas remas dan di kocok kocok oleh dua tangan wanita cantik yang berbeda. Tubuh ku bergetar merasakan rangsangan ini.

“Ssshhhhhh…..” Mba Wanda dan Ayu langsung mendesis dengan suara erotis ketika tangan ku mulai aktif bergerilya ke payudara indah milik mereka.

Payudara bulat milik Mba Wanda yang membusung serta kuncup dada Ayu yang menggoda langsung ku remas-remas dengan lembut.

“Ahhhh… mbaaa…” kini giliranku kegelian karena puting dan dadaku diciumi oleh Mba Wanda. Aku sudah tidak konsen karena geli yang menjalar di area puting ku. Belum sempat lama aku mendesah, mulut ku langsung disumpal puting payudara Ayu yang sudah menegang.

“Iyahh.. isepin mashhh… duh tetek Ayu kangen diisep Mas Bayuhhh..” desah Ayu menikmati permainan lidah dan bibir ku di permukaan dada nya.

Aku hanya dapat pasrah mendongak untuk menjilati dan menghisap dada Ayu yang ada di depan mulut ku. Tubuh Ayu yang langsing ini bergoyang kesana-kemari seakan mengarahkan hisapan dan jilatan mulut ku di seputar dada nya.

Tiba-tiba rangsangan mulut Mba Wanda terhenti. Gesekan rambut panjang Mba Wanda terasa di tubuhku ketika Mba Wanda bergerak turun perlahan ke arah selangkanganku.

Slebbb…

Dengan lahap mulut Mba Wanda langsung mencaplok penisku yang sudah mulai tegang di bawah sana.

Rasa hangat langsung melingkupi seluruh penisku. Kurakasakan bibir nya yang seksi menciumi semua area sensitif di selangkangan ku.

Di tambah kocokan tangannya yang halus, penisku terasa nikmat di buai oleh rangsangan demi rangsangan yang diberikan oleh tangan dan mulut Mba Wanda.

Ahhhhhh… andai saja mulutku sedang tidak tersumpal dengan payudara Ayu, bibir ku pasti sudah mendesah keenakan akibat oral Mba Wanda yang begitu nikmat.

Tak mau kalah dengan rangsangan nya di penisku, tangan ku pun mencengkram pantat montok Mba Wanda mendekat ke arah kepala ku.

“Mmmhh.. Nghhh.. Nghh… Bay… Ahhh….” desah Mba Wanda tertahan penisku menancap di mulut nya.

Seakan ingin adil kepada nya, tangan ku langsung menyusup ke area selangkangan Mba Wanda. Bulu kemaluan nya yang kini dicukur habis membuat vagina nya merekah indah tanpa penghalang. Jemari ku langsung memainkan klitoris nya dan mengelus halus bibir kemaluan Mba Wanda. Rangsangan ku berhasil membuat hisapan dan kocokan nya di penisku semakin liar.

“Aaaaahhhhhhhh…..” lenguh panjang dari Ayu ketika ku tarik tubuh nya supaya berjongkok di atas kepala ku.

Lidah ku dengan cepat menyapu vagina indah milik Ayu yang kini berada tepat di atas kepala ku. Mata Ayu sampai merem melek merasakan permainan lidah ku di klitoris dan bibir vagina nya.

“Bayy.. stophh.. gue ga tahan..” Mba Wanda langsung berpindah posisi membuat tangan ku yang asyik bermain dengan klitoris dan bibir vagina nya terlepas. Tubuh nya yang sudah bugil karena pita-pita itu telah terlepas sekarang berposisi jongkok tepat di atas selangkanganku.

“Gue masukkin ya Bay..” tanpa menunggu jawabanku, kini pinggul Mba Wanda sudah turun ke arah penisku yang sudah mengacung tegak.

“Ahhh.. shittt… gue kangen sama kontol lu Bay.. gedeh....” pekik nya ketika penisku sudah terasa membuka jalan memasuki liang kenikmatan milik Mba Wanda. Oughh.. nikmatnya…

Menyadari kini Mba Wanda berjongkok seperti dengan nya, Ayu pun langsung berhadapan dengan Mba Wanda dan memeluk tubuh Mba Wanda yang molek.


“Mmmmhhh… slurppp… mmmhhhh…” dua wanita cantik nan seksi kini berpagutan penuh nafsu di atas tubuh ku.

Tangan mereka saling memberikan rangsangan ke payudara masing-masing. Lenguhan dan erangan dari bibir mereka kini tertahan oleh permainan lidah mereka yang semakin seru.

Ahhh… betapa beruntung nya aku. Saat ini aku telentang dengan dua vagina yang meminta untuk segera dipuaskan.

Vagina sempit milik Ayu di mulutku, sedangkan vagina legit millik Mba Wanda meremasi penis ku..

“Mashhh… achhh.. ampunhhh…” pekik Ayu melepaskan pagutan bibir nya dengan Mba Wanda.

Tubuh langsing Ayu membusung dengan dada yang sedang sibuk diremasi oleh tangan Mba Wanda. Puting nya yang sudah menegang juga dipilin-pilin halus oleh jemari lembut milik Mba Wanda. Vagina dan klitoris nya sudah habis ku jilati oleh lidah ku. Bongkahan pantat nya kuremas-remas dengan kedua tangan ku.

“AAAAHHHHHH……. AKUH NYAMPE MASHHHHH….” Ayu akhirnya mendapatkan orgasme nya yang pertama.

Mata nya sampai memutih merasakan nikmat yang menjalar di sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya Ayu tak kuat dengan rangsangan yang masih aku dan Mba Wanda berikan, tubuhnya menggelepar hingga ambruk ke samping ku.

Melihat tubuh Ayu sudah tidak menjadi penghalang antara Mba Wanda dengan tubuh ku, Mba Wanda langsung menunduk memburu bibir ku.

Tanpa diberikan istirahat, lidah ku kembali bersilat lidah dengan Mba Wanda. Tanganku pun langsung meremas payudara indah milik nya. Desahan dan deru nafas makin keras keluar dari bibir seksi Mba Wanda.

Aku pun merasakan nikmat yang amat sangat dari sensasi bercinta dengan Mba Wanda dan Ayu. Pinggul ku menghentak-hentak ke atas menyambut ayunan pinggul sintal milik Mba Wanda. Kelamin kami terus beradu seakan tak rela untuk terpisahkan.

“Akuh.. kangen bangethhh.. sama kamuhh.. mmmmhh…” lenguh Mba Wanda manja kepadaku. Aku pun kangen pada nya. Sudah lama aku ingin menyetubuhi Mba Wanda lagi sejak kejadian sebelum ke rumah sakit itu. Kami terus bercumbu memberikan kasih sayang satu sama lain.

“Shittt.. Akuhhh ga kuat Bayhhhh…” irama hentakan pinggul Mba Wanda makin tidak karuan. Tubuh nya yang sintal kini sudah begitu menegang. Tangan nya mendekap tubuhku erat.

Hingga akhirnya…

“OUGHHHHHHHHH….” desahan kencang keluar dari bibir nya. Kepala nya mendongak menyambut nikmat klimaks yang ia peroleh. Semburan cairan orgasme semakin membasahi liang vagina nya.

“Hhh… hhh… hhh… akhirnya kesampean juga di entot sama kontol kamu lagi Bay..” ujarnya kepayahan akibat nafas Mba Wanda masih tidak beraturan. Payudaranya yang indah tampak naik turun mengejar nafas nya yang tertahan ketika ia orgasme tadi.

Nafsu ku yang sudah membumbung pun tidak dapat ku tahan lagi. Ayu yang sudah menyelesaikan sensasi orgasme nya yang dahsyat tadi tampak sudah menonton adegan percintaan ku dengan Mba Wanda.

“Aahhhh.. pelan Mas…” pekik Ayu lembut ketika aku beralih ke tubuh nya. Ku tarik kedua paha putih itu mendekat ke arah selangkanganku. Ayu kini sudah pasrah ketika badan ku sudah menindihnya dari atas.

“Sshhhh… Ayu juga kangen sama kontol Mas Bayu..” ujar Ayu manja sambil mengocok pelan penisku. Penisku yang sudah basah akibat liur dan cairan vagina Mba Wanda langsung di arahkan ke depan gerbang kewanitaannya.

“Fuccccckkkhhhh… masih sempit aja yuuu…” racau ku ketika penisku mulai membelah vagina Ayu yang sangat sempit. Dinding vagina nya seakan meremas remas penisku yang membelah perlahan memasuki rongga penuh kenikmatan itu.

“Ughh… mentoghh mashhh…” desah Ayu sambil mengulum bibir bawah nya.

Wajah Ayu sudah begitu bernafsu. Pandangan mata nya dipenuhi kepasrahan dengan kenikmatan yang aku berikan. Tak kuat aku menatap mata nya itu, ada rasa hangat dan cinta terasa dari pandangan Ayu.

“Mashhh…. Iya gituuhh… enakkhhh…” Ayu mulai meracau ketika penisku mulai keluar masuk liang vagina nya.

“Mmmmhhhhh…” tangan nya menjambak rambut ku hingga otomatis kepalaku tertarik ke arah wajah nya. Mulutnya langsung menerkam bibir ku serta mengulum nya penuh nafsu. Nikmat dan nafsu semakin menjalar ke tubuh kami berdua.

Nikmat vagina Ayu tak bisa kugambarkan. Setiap hentakan dan ayunan pinggul ku terasa menancap ke ujung vagina nya. Batang ku terasa di remas nikmat oleh kedutan kedutan kenikmatan yang ada di dinding rongga kemaluan Ayu.

“Oughh… mash ayooo… aahhhkkk.. enakhhh….” Ayu melepaskan ciuman bibir nya dan langsung meracau keenakan. Tangannya memelintir puting nya yang sudah begitu mengacung. Gairah nya sudah begitu terbakar akibat sodokan demi sodokan yang kuberikan ke dalam vagina nya.

“MAAAAAASSSSHHHHH….” teriakan Ayu terdengar keras akibat klimaks yang menerpa vagina nya. Tubuh nya yang langsing langsung kelojotan akibat penisku yang terasa sudah tanggung masih menyodok-nyodok vagina nya yang sempit itu.

Aku yang tidak tahan membalikkan badan Ayu hingga berada di atas ku. Walaupun Ayu sudah kepayahan dan tidak lagi menggoyangkan pinggulnya, aku langsung menhentakkan pinggul ku dengan sangat bernafsu. Ahhh.. sedikit lagi...

“Gelihh masshhh ampunhhh…” pekik Ayu tak tahan dengan sodokan penisku yang makin cepat.

“Arrghhh…” Mba Wanda tiba-tiba menjilati lubang anus dan bola zakar ku. Rangsangan Mba Wanda yang mendadak tersebut langsung membuat nafsu ku semakin membuncah.

“Bay, jangan di dalem. Ayu lagi subur” ucap Mba Wanda cepat ketika dia tahu aku sudah hampir orgasme. Mba Wanda semakin merangsang area selangkangan ku. Aliran listrik seperti menyambar penisku ketika sperma mu sudah tak dapat ku tahan lagi.

“Mashhhh…. Akuhhh… pipishhhhh….” lenguh Ayu ketika orgasme berikut nya langsung menerjang. Aku yang sebentar lagi keluar langsung mencabut penisku dari vagina nya. Kucuran air keluar dari sela vagina Ayu yang masih merekah akibat penetrasi ku barusan. Ayu yang masih berada di atas tubuh ku langsung mendekap bibir ku dengan bibir nya. Oughh.. begitu nikmat nya klimaks ini..




“Slurpppp…. Hoghhhh… hoghhh…. Hoghhhh…” dengan sigap Mba Wanda langsung menelan penisku yang semakin terasa menggelitik. Hisapannya begitu dalam hingga ke pangkal kerongkongannya. Nikmat yang diberikan oleh mulut Mba Wanda akhirnya membuat sperma ku menyemprot dengan kencang.

Croooottttt… croottttt… crotttt… dengan gelagapan Mba Wanda berusaha menampung sperma ku di dalam mulut nya.

“Aahhhhhh….” lenguh ku lemas ketika sperma ku telah habis terkuras oleh mulut Mba Wanda. Pipi mulus nya terlihat menggembung.

“Aaa..” dengan wajah yang begitu sensual, Mba Wanda membuka mulut nya menampilkan lidah dan mulut berlumuran cairan putih sperma ku. Aku pun tersenyum puas melihat wanita cantik itu menampung sperma ku dengan mulut nya.

Mba Wanda dengan cepat berpindah ke arah Ayu yang masih terengah lemas..

“Mmmhhh…slurppp… mhhhhh…”


Shit.. mereka berciuman dengan begitu erotis bertukaran sperma didalam mulut mereka. Pemandangan yang begitu luar biasa terekam di mataku.

Ciuman panas mereka di akhiri dengan menjulurkan lidah mereka ke arah ku memperlihatkan bahwa sperma mu telah habis tertelan oleh kedua wanita cantik ini. Langsung saja kudekap mereka menikmati dua tubuh seksi yang hangat menempel ke tubuh ku.

“Selamat ulang tahun Bay..” ucap Mba Wanda dengan mata terpejam.

“Bilang makasih dong sama yang ngasih kado nya..” Ayu mencium pipi ku dan melesakkan wajahnya di dadaku.

“Makasih sayang-sayangkuuu..” ujar ku sambil menciumi kening mereka. Ayu dan Mba Wanda tersenyum manis di pelukan ku.

Kado ulang tahun terindah tahun ini..
Makasih atas updatenya suhu..Pertamax kah?
 
Chapter 14
---



Wanda Dewi Sasmita



Ayu Nindya Phastika


===
Setelah pergumulan semalam, kami bertiga langsung tertidur pulas seakan tenaga kami telah habis terkuras tak bersisa..

Betapa bahagia nya aku dapat mendekap dua wanita cantik yang terus menempel ke tubuhku sepanjang malam tanpa sedetik pun melepaskan kepala nya di atas dadaku. Andai esok hari tak perlu tiba..

Hingga akhirnya aku merasakan geli yang menghinggap di penisku. Rasa hangat ini... ahhh.. enaknya..

Dengan susah payah aku pun mulai membuka mata ku. Sinar matahari sudah masuk lewat celah gordyn di kamar ku. Hmm.. sudah siang rupanya.

Aku pun memicingkan mata menuju ke arah selangkangan ku.

Mba Wanda.

Sosok cantik itu memang sudah tidak ada di dada kiri ku. Ternyata siang ini mulut nya sudah bekerja keras menghisap dan menjilati penisku. Arghhh.. enak banget kalo setiap hari dibangunin kaya gini..

"Mba.." ucapku mengagetkan nya.

Plop.. suara penis ku terlepas dari hisapannya. Dengan senyum terbaiknya, Mba Wanda tersenyum manis kepadaku.

"Selamat siang sayangg.. enak ga bobo nya?" baru kali ini aku melihat Mba Wanda bangun tidur. Tubuh nya masih bugil menonjolkan keseksian diri nya. Tapi wajahnya...

Mba Wanda terlihat begitu cantik. Pipi nya merona merah. Hidung nya mancung. Rambut nya yang panjang agak berantakan karena bangun tidur. Ini lah sosok yang setiap lelaki ingin lihat ketika ia terbangun..

"Cantik banget sih Mba.." ujarku jujur. Aku benar-benar terpesona dengan wanita ini. Mba Wanda hanya tersenyum tersipu mendengar ucapanku.

"Kontol nya bangun-bangun udah berdiri minta diciumin.. sekarang yang punya bangun-bangun langsung ngegombal.. gimana cewe ga klepek-klepek sama kamu Bay.." ujarnya sambil tersenyum. Manis nya..

Dengan perlahan aku menggeser Ayu yang masih terlelap di dada kanan ku. Setelah Ayu berhasil kupindahkan, aku langsung berdiri dan menghampiri ke arah Mba Wanda. Mba Wanda hanya senyum-senyum melihat ku sudah tak tahan memandangi tubuh nya.

"Masa baru bangun udah langsung minta jatah sih Bay.." ujar nya ketika aku langsung memeluk tubuh nya. Kami pun berciuman mesra. Tangan Mba Wanda bergelayut di pundak ku dengan manja. Ahh.. Mba Wanda..

"Iseng banget sih bangun-bangun udah diciumin gini kontol ku.." ujar ku ketika Mba Wanda kembali mengocok pelan penis ku yang sudah berdiri tegak akibat hisapan nya tadi.

"Abisnya kamu ga adil.. masa Ayu dikasih klimaks 3 kali tapi aku cuma sekali.. huff.." ujarnya sambil merajuk. Ahhh... Mbaa... makin gemetar hati ku dengan tingkahmu..

"Emang masih kuat kalo semalem aku minta nambah?" ujarku sambil menowel pelan hidung nya. Mba Wanda menggeleng sambil tersenyum. Duh manjanya..

"Aku udah pengen daritadi.. kamu lama banget sih kebangunnya.." ujar nya pada ku. Aku pun tahu maksud nya.

"Mau doggy ga Mba?" tanyaku padanya. Mba Wanda masih tersenyum dan mengangguk.

"Terserah kamu aja sayang..." Mmhhhh... dada ku bergemuruh dengan ucapan sayang nya. Sambil tersenyum nakal, dia melepaskan pelukan ku dan menungging.

"Memek aku kangen banget sama kamu yangg.." ujar Mba Wanda. Muka nya menoleh sambil menungging ke arah ku. Bibir bawah nya digigit. Rambut nya dikibas ke samping. Ahhhh... you're so hot babeeee!

"Janganhh digituinhhh.. ayo sayang aku ga tahanhhh..." desah nya ketika kugesek-gesekkan ke vagina Mba Wanda. Ternyata benar kata nya, vagina nya sudah sembab dan mulai merembes cairan kewanitaannya.

"Ayooooo sayanghhhh..." Mba Wanda makin menggoda ku. Pinggul nya yang seksi itu digoyang-goyangkan mengundang penisku untuk cepat menerjang nya. Fuck! Aku ga tahan!

"Achhhhh.... love you Bayyyyy...." pekik nya ketika penis ku menerjang vagina nya. Pinggul Mba Wanda langsung bergoyang memutar. Ughh.. nikmat nya..

Tak lupa kedutan vagina Mba Wanda yang begitu nikmat kembali ia berikan. Sssshhhh... ini dia senjata andalannya..

Takut pertahanan ku keburu jebol, aku pun langsung memulai goyangan ku memompa vagina nya. Kuremas dan ku tampar pantat indah milik Mba Wanda.

"Ahhh.. ahhhh... ahhhh... terusin sayanggghhh... enak bangethhhhh... duhhh memek aku suka banget dikontolin gini yangghhhh...." tak lama dari goyanganku, Mba Wanda mulai meracau keenakan. Pinggulnya menghentak-hentak dengan liar menyambut sodokkan penisku.

"Iyahhh Mba... enak banget memek nyahhhh... aaarghhh...." erang ku makin menjadi menikmati persenggamaan kami. Kami saling memacu nikmat yang semakin menjalar dan membuat kami terbang melayang.

"Ga tahan aku Bayyyhhh... shiiiiittttt.... oughhh fuckkkkkhhhh.... iyahh remeshhh yang kencenghhhhh.." teriakan dan erangan Mba Wanda makin menjadi ketika ku remas payudara nya.

Kepala nya makin menggeleng tak kuat menahan nikmat di area selangkangan nya.

"Oughhh... shittttt.. i'm coming babehhhhhhh.... aaaacchhhhhhhh...." dengan hentakan terakhir dari pinggulnya, tubuh Mba Wanda langsung mengejang. Bibir nya yang seksi dibiarkan terbuka membuat erangan dan desahan nya masih terdengar di telinga ku.

Kurasakan vagina Mba Wanda makin banjir akibat orgasme nya tadi. Kubiarkan Mba Wanda menikmati orgasme nya dulu sebelum kulanjutkan.

"Ganti gaya ga Mba?" tanya ku pada nya. Mba Wanda menggeleng lemas.

"Janganhh.. aku suka kaya gini.. kaya seksi aja kalo nungging gini.." ujar nya lemah. Damn. Elo emang seksi banget sih Mba.. gumamku dalam hati.

"Geser dikit yang.. ini anak kok ga bangun-bangun ya.." pinta Mba Wanda menggeser tubuh nya ke arah Ayu. Penisku masih menancap di vagina nya. Mba Wanda sepertinya menyuruhku menggeser tubuh nya agar penisku tidak sampai terlepas dari vagina nya.

"Mmmmhhh..." Mba Wanda ternyata menarik pelan kedua paha Ayu ke arah wajah nya. Ketika sudah dekat, Mba Wanda langsung menjilati vagina Ayu yang masih terlelap. Desahan langsung keluar dari bibir Ayu. Iseng banget sih Mba..

"Nnnnghhhh... mmhhhh... sshhhhh..." desisan dan lenguhan makin kencang keluar dari bibir Ayu. Lumatan dan jilatan lidah Mba Wanda memang makin liar di vagina Ayu. Melihat Mba Wanda mulai asyik sendiri, aku pun langsung menghentak penisku seakan protes karena ia lupa dengan ku.

"Aahhh.... sayangghhh...." ujar Mba Wanda sambil menoleh ke arahku. Bibir nya sudah belepotan dengan liur dan cairan kewanitaan Ayu. Ahh.. makin hot aja wajah Mba Wanda..

"Abisnya aku didiemin.. aku lanjutin yaa.." tanpa menunggu persetujuan nya, aku pun kembali menggoyang pinggulku. Penisku langsung mengobok vagina nya kembali.

"Shiiiitttt... enak yangghhh... mmmmfffhhhh..." Mba Wanda menahan erangan nya dengan membenamkan wajah nya ke vagina Ayu. Tubuh Ayu langsung menggeliat karena rangsangan lidah Mba Wanda..

"Sshhhh... Mbaaakkk... ughhh... aku diapainhhhh... oughhh... Mas Bayuhhh... shhhh..." Ayu ternyata terbangun akibat serangan Mba Wanda. Muka nya sudah merah akibat rangsangan Mba Wanda. Tubuh nya yang langsing langsung meliuk menahan nikmat dan geli dari jilatan Mba Wanda.

"Oughhh... Mbakkkkhhhh... mmmmhhhhh...." Ayu makin menggeleng menahan nikmat ketika Mba Wanda memasukkan 2 jari nya masuk mengobok vagina Ayu. Klitoris Ayu masih terus di stimulasi oleh hisapan dan jilatan Mba Wanda.

Melihat Ayu yang meliuk-liuk dengan begitu seksi ditambah gerakan tangannya yang meremas payudara nya sendiri, nafsu ku semakin terpancing. Ditambah lagi punggung putih nan mulus milik Mba Wanda yang sedang menungging ke arah ku. Gooooodddd... is it heaven???

Deru nafasku dan Ayu semakin meramaikan isi kamar ku. Mba Wanda mendesah tertahan vagina Ayu. Tangan Ayu kini menjambak dan menahan kepala Mba Wanda untuk terus menjilati vagina nya.

"Ngggghhh... ngggghhh... ngggghhhh...." Mba Wanda tiba-tiba kelojotan dan mendengus kencang. Sepertinya dia hampir sampai ke orgasme nya yang kedua.

"Barengghhh Mbaa...." pekik Ayu yang juga makin menghentak-hentakkan pinggul nya. Gerakan mereka berdua makin liar hingga akhirnya...

"AAARRRRGHHHHHH....." lolongan mereka berdua menandai orgasme yang hampir bersamaan dari kedua wanita cantik ini.

"Cukuphhh bayyy... akuhh dah lemeshhh..." ujar Mba Wanda menahan gerakan pinggul ku.

Ploppp...

Penisku pun tercabut ketika dia langsung merangsek naik ke samping Ayu. Mereka terduduk di kepala kasur sama-sama terengah.

"Baru dua kali Mba? Sama semalem jadi baru keluar 3 kali. Ayu aja udah 4 kali sama yang sekarang.." ledekku ke arah Mba Wanda. Dia hanya mendengus sebal karena rengekkan nya tadi dibalikkan oleh ku.

"Sumpah aku udah ga kuat yang. Nyerah deh asli. Dah tuh sama Ayu aja, aku udah lemes banget" ujar nya kepayahan.

"Ihhh Mba Wanda kok sayang-sayangan sama Mas Bayuuuu..." ujar Ayu ngambek. Kali ini giliran Ayu menampilkan sisi kekanakkan nya yang membuat ku mendengus sebal. Sisi kekanakkan Ayu yang membuat ku jatuh hati.. tapi aku ditolak! Huh!

"Kyaaaa..." Ayu terpekik ketika ku tarik pergelangan kaki nya ke arahku. Tubuhnya yang ringan membuat nya tertarik begitu mudah nya oleh tangan ku. Ayu hanya bisa tengkurap pasrah menghadapi tenaga ku.

Siapa suruh bikin sebel? Tanggung jawab Yu!

"Mashh... masih lemeshh..." ujar Ayu tak berdaya ketika aku mulai memposisikan penisku di depan vagina nya.

"Aaaahhhhh....." Ayu terpekik kaget ketika penisku mulai menyeruak masuk ke dalam vagina nya.

"Memek ku penuh masshhhh..." protes Ayu ketika penisku sudah masuk sepenuhnya ke vagina nya.

"Terus aku cabut lagi nih yang?" ujar ku padanya. Dia tersentak ketika aku memanggil nya 'yang'.

"Jangan keluarin di dalem yaa.. aku lagi subur.." tak ada protes dari nya kali ini. Hehehe..

"Iya sayangggg...uhhhh sempit banget memek kamu yanggg..." racau ku ketika aku mulai menggoyang pinggulku. Nikmat sekali vagina Ayu ini...

"Iyah.. uhhh.. sayanghhh... enak banethhh... memekhh aku sukahhhh..." Ayu mulai meracau setelah pasrah menerima vagina nya diobok-obok oleh penisku.

"KYAAAAA!!!! Aku diapain yanghhh?" Ayu terpekik kaget ketika satu kaki nya ku angkat ke atas. Desahan dan lenguhan kami makin keras.

Posisi Ayu membuat penisku menyeruak masuk makin dalam. Ditambah lagi, rongga vagina nya seakan meliuk di dalam sana memberikan rasa nikmat tambahan kepada penisku.

Mba Wanda terlihat ikut terpancing melihat persetubuhan kami yang makin gila. Tak sadar, tangannya mulai meremasi payudaranya yang seksi itu. Tangan nya yang satu lagi turun ke area selangkangannya dan mulai mengocok vagina nya sendiri.

Melihat Mba Wanda yang sudah mulai merangsang dirinya sendiri, Ayu seakan ingin membalas kan dendam nya yang tadi. Sambil terus mendesah, kepala nya diarahkan ke selangkangan Mba Wanda.



"Ouuughhhh.... Ayuuuuuhhhh... ampunhhhhh...." pekik Mba Wanda ketika lidah Ayu menciumi area paha nya. Kocokan tangan Mba Wanda makin kencang mengobok vaginanya sendiri. Tubuh Ayu pun makin meliuk-liuk tak tahan dengan sodokan penisku. Aku sendiri merasa klimaks ku hampir sampai...

"Akuuuhhh sampe sayanghhhhh.... oughhhhhhhh....." Ayu terpekik menikmati gelombang orgasme mendera tubuh nya lagi. Ayu membusung sampai klimaks nya reda.

"Akuuhhhh juggaaaa sampehhhhh.... aaaakkkhhhh..." giliran Mba Wanda mengejang mengalami orgasme nya dari kocokan tangannya sendiri.

"Argggghhhh.... gue juga mau keluarrrhhhhh...." hentakan ku makin kencang menyodok vagina Ayu. Uhhhh... nikmatnya memek Ayu ditambah begitu erotis nya suasana di kamar ku ini membuat aku tidak bisa lagi menahan gejolak nafsu ku.

"Jangan di dalem!" teriak Mba Wanda panik ketika sadar aku hendak mencapai orgasme ku. Ayu pun langsung memajukan badannya membuat penisku terlepas.. Ahhh.. dikit lagiiii...

Tak ingin aku kecewa, kedua wanita cantik ini langsung menuju ke arah selangkangan ku.

Aaaghhhh.... nikmat yang sempat hilang tadi kembali datang ketika Ayu dan Mba Wanda menciumi penisku yang sudah berkedut-kedut..

Kuremas rambut kedua bidadari ku ini..

Ayu dan Mba Wanda mendongak ke arahku.. wajah mereka yang begitu sensual menunggu semprotan sperma ku keluar.. ooughh thanks god!

Dengan diiringi satu hentakan keras..

"Sayanggghhhh... akkughhh keluarghhh..." dengan suara parau aku teriak ketika sperma ku menyemprot ke arah mereka berdua,

Aaahhhh... nikmatnya...


Mba Wanda dan Ayu bergantian menghisap dan mengocok penisku hingga tetes terakhir. Aku pun terkulai lemas dan puas. Sepertinya di bawah sana mereka kembali berciuman menghabiskan sperma ku di mulut mereka..

Brughh...

Mereka kembali masuk ke dekapan ku..

Ahh.. indah nya hari ini..

Setelah beristirahat, Mba Wanda dan Ayu langsung ke dapur untuk memasak. Mereka berdua tampak begitu kompak menyiapkan makanan seadanya yang tersedia di kulkas ku. Meraka tampak bercanda dan tertawa di dapur.

Wahh.. gila.. ini sih impian semua cowo.. ada dua wanita cantik dan seksi lagi masak buat aku... tanpa busana!!!

"Liat tuh.. enak banget kan abis keluar dimasakkin sama kita Yu.." ledek Mba Wanda melirik ke arah ku yang sedang merokok di sofa memandangi mereka.

"Lagi mimpi punya istri dua cantik-cantik kaya kita kali Mba.. hihihi.." sahut Ayu usil.

"Emang kamu mau dimadu sama playboy kacangan kaya dia Yu?" ujar Mba Wanda kembali meledekku. Aku hanya bisa pasrah menjadi bahan candaan mereka.

"Hmmm.. sebenernya sih ga nolak Mba.. emang Mba ga mau?" Ayu mengerling manja padaku. Uhhh manisnya.. manis kaya gini dong Mba, masa manis pas lagi mau ewe doang... gumamku dalam hati sebal.

"Pengen juga sih sebenernya..." Mba Wanda melirik ku sambil tersenyum. Nah cakep.. gitu dong Mbaa.. bahagia kan aku kalo punya dua istri manis-manis gini..

"Tapi emang berani dia minta izin sama si Dera? Hahahahahah" Mba Wanda terbahak dengan puas.

"Iya yah? Kaya bisa aja minta izin sama istri pertama nya ya Mba? Hahahahaha" giliran Ayu ikut terbahak puas.

Aku? Aku langsung melengos ketika kembali mereka berdua membawa nama Dera merusak suasana.

Mereka berdua? Kok jawaban mereka sama ya? Kayaknya mereka ada ngobrol sesuatu di belakang ku..

Dera? Kenapa harus Dera terus sihhhhhh... arghhhh...

Kedatangan mereka berdua membawa makanan membuat lamunan ku buyar. Kami pun langsung menyantap makanan yang telah mereka buat sambiil bercanda. 3 insan bugil saling menyuapi satu sama lain sampai kenyang.

Setelah makan, kami pun mandi bersama. Meskipun kami bertiga bugil, sudah tidak ada nafsu di antara kami. Entah karena sudah terkuras sebangun tidur tadi, atau memang kemesraan kami membuat kami terlena sehingga nafsu kami terpinggirkan.

Menjelang malam, akhirnya mereka pun pamit pulang. Ayu di antar Mba Wanda yang membawa mobil.

"Pulang dulu ya sayang..." pamit Mba Wanda dan Ayu bersamaan. Mereka berdua mengerling manis kepadaku. Ahh.. tidak rela rasa nya membiarkan mereka berdua pergi.

Tadi sempat kutawarkan untuk menginap disini, tapi mereka bilang "belum saatnya". Entah apa maksud mereka..

"Hati hati yaa.. kabarin kalo udah sampe rumah.." ujarku mengantarkan mereka ke mobil Mba Wanda.

Cupp.. sebuah kecupan di pipi kanan ku dari Mba Wanda..

Cupp.. sebuah kecupan lagi di pipi kiri ku dari Ayu..

Hati ku berdesir...

Seakan tidak cukup membuat perasaan ku membuncah.. tiba-tiba mereka berdua bergantian mencium tanganku. Aku hanya bisa terpaku hingga mobil Mba Wanda sudah pergi meninggalkan parkiran.

Kenapa...

Kenapa sih kalian kaya gitu?

Degg...

Disaat hati ku sangat dipenuhi sikap dan perlakuan Mba Wanda dan Ayu..

Tiba-tiba aku teringat Dera..

Dera yang pertama kali mencium tanganku saat pergi..

Dera..

Apakah ini maksud "Tapi Ayu tahu kalo hati kamu bukan buat Ayu.."

Aku sayang Mba Wanda..

Aku juga sayang Rani..

Tapi hati ku milik Dera..


====
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd