Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Coretan kisah para sahabat

Bimabet
Cie papah ciee... akoh mau curhat...
Salam buat bunda...
Selesai...
Terima Kasih ..
 
papah black....:cup:

walaupun telat, yg penting hadir. selamat ya papah baruuu....:jempol:
 
halo om'Hyuun.... halo om'Cae...

telat tak apa... krn ane yakin ente semua sebenarnya slalu ada...


sesaknya sibuk keseharian mungkin terlalu membelenggu...

doakan saja ane disini senantiasa pun ane akan selalu mendoakan ente semua..


semoga sehat dan sukses jadi milik kita setiap hari..

terima kasih sobat'ku...

:ampun:
 
Sdh lama gak mampir ke rumah om Black...
Ternyata sudah nambah penghuni yg imut...:kk:

Selamat ya om...maaf telat...:ampun:
 
halo om'Ujang...
apa kabarmu....
mampirlah.. bersandarlah sejenak disini..
lepaskan penat sampai lelahnya usai..
lalu bangkit dan jadilah yang terbaik lagi ..
 
SANTI STORY​












Karena itu,..

Berhentilah bertanya kenapa kau disini atau disitu..

Tuhan mungkin sengaja meletakkanmu saat itu..

Agar kau bisa lihat dengan matamu, agar kau bisa gapai dengan tanganmu..

Katakanlah Dia tahu kau mampu.. dan Dia percaya kau Mau..





Langkah tergesa-gesa berurai di pagi yang cerah hari itu..

Satu gadis berseragam hitam putih cepat menempelkan jarinya ke mesin absen, setelah lampu hijau menyala tanda akses absennya diterima, ia pun melanjutkan larinya untuk naik ke area kerja.


Sedikit terlambat ia masuk dia pagi ini.. dan benar saja.. teguran dari kepala bagian dan denda sepuluh ribu rupiah harus diterimanya sebagai hukuman atas keterlambatannya pagi ini.


Ya.. jam masuk pukul setengah delapan… di pabrik tempatnya bekerja setiap karyawan harus datang sampai di area kerja pada pukul tujuh. Harus membuka penutup mesin, bersih-bersih, dan senam pagi sekitar lima menit dulu. Memulai kerja sebelum setengah delapan sudah jadi budaya di pabrik ini.

Teguran dan denda adalah hukuman rutin dari tiap karyawan yang melakukan kesalahan, yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan manajemen.

Sulitnya mencari kerja di masa sekarang ini, jenjang pendidikan cuma SMA dan kebutuhan hidup yang harus terus dicukupi membuat semua yang bekerja di pabrik ini merasa harus bertahan.


Dan hal ini pun berlaku untuk si gadis mungil berkostum hitam putih yang terlambat tadi. Kostumnya menandakan ia masih karyawan baru..belum tiga bulan. Setelah tiga bulan dan melewati tes, ia baru boleh menggunakan seragam pabrik dan menerima gaji penuh.


Setelah ditegur oleh perempuan tinggi besar yang bertugas sebagai kepala bagiannya, bergegas ia menuju meja tempatnya bekerja. Beberapa teguran dari karyawan senior pun meluncur. Ditanggapinya dengan rendah hati, perlahan ia mencoba fokus dengan menyimak apa yang jadi tugasnya hari ini.

Ya ya… pekerjaannya selalu berubah-ubah..

Tak hanya disatu tempat.. tak hanya mengerjakan satu pekerjaan saja..

Sang Kepala Bagian menyebutnya ‘Belajar’… walau akhirnya hal itu sering dimanfaatkan oleh karyawan senior agar tidak mengerjakan tugas yang berat. Cukup lemparkan saja ke anak baru.. supaya belajar, supaya pintar, bisa mengerjakan semua tugas yang ada.


Sayang sekali… didalam satu lingkup yang sebenarnya sudah sedemikian sulit.. masih ada orang-orang yang mengambil manfaat untuk kepentingannya sendiri. Mereka berkelompok dalam satu bagian pekerjaan, berdalih dengan mulut manis mereka dihadapan sang Kepala Bagian yang cenderung tak mau ambil pusing.. yang penting kerjaan harus beres.


Ditambah lagi dengan titipan kue brownies yang manis, atau pinjaman uang beberapa ratus ribu buat sang Kepala Bagian, pastilah membuat para Karyawan senior tersebut merasa sedikit diatas angin.

Maka itulah sering sekali pekerjaan yang sulit dan berat dilimpahkan ke anak baru, mudah saja menolak tugas lembur, dan melempar tugas yang diberikan dari Kepala Bagiannya ke orang lain.

Hal yang menyedihkan itu berlangsung setiap hari..

Ditambah lagi dengan ledekan dan candaan para senior yang suka keterlaluan, beberapa pun ada yang kasar.


Tapi hebatlah si gadis bernama Santi ini…

Keinginannya untuk pergi ke kota dan bekerja di pabrik sangat besar.

Dia tinggalkan Ibu dan adiknya yang masih kecil di kampung… tinggal berdua bersama ayahnya di satu kontrakan petak kecil.

Bersama ayahnya yang bekerja sebagai supir mobil pengantar toko bahan bangunan, Santi dengan giat bekerja di pabrik.. seperti apa yang dia inginkan, seperti yang ia cita-citakan. Tak perduli apapun..Santi jalani tiap tugas yang ia terima dari kepala Bagian dan para seniornya.

Baginya pekerjaan itu mudah dibanding membantu Ibunya di sawah waktu di kampung dulu. Sifatnya riang..senyumnya sering berulas saat ia menyapa dan bertutur kata. Begitu yakin ia menjalani pekerjaannya. Begitu tinggi semangat dan keinginannya untuk maju. Tak sabar ia menunggu waktu trainingnya yang tiga bulan berakhir, dimana ia bisa memakai seragam pabrik , sama seperti karyawan yang lain.

Berulang-ulang ia berucap disela makan siangnya tentang kapan dan apa rasanya memakai seragam pabrik, tak lagi memakai seragam hitam putih yang kerap lusuh dan cuma dua setel.


Ada dalam kisah kecilnya..Di suatu siang… ditengah jam kerja yang berlangsung. Santi sedang berkutat dengan tugasnya hari itu. Tapi hatinya agak lega..tugas hari ini terasa lebih mudah. Boleh dilakukan sambil duduk..tidak berdiri di sepanjang hari.

Sambil melakukan tugasnya mata Santi kadang berkeliling melihat suasana area kerja yang luas.

Orang-orang bagian gudang yang mengantar bahan dengan hand palet…

Para senior yang bekerja sambil ngerumpi..

Karyawan dari bagian lain yang melintas dengan mendorong lori..

Dan.. eh… ada yang lewat… siapa itu… tak pernah ia lihat sebelumnya..

Oh, mungkin staff kantor… makanya jarang turun ke produksi..

Dan sosok itu melangkah melintas didepan meja kerjanya..

Cepat Santi menunduk menyimak apa yang dia sedang kerjakan hingga sosok itu lewat. Sikap Santi ini lebih kepada takut ditegur karena celingukan saat bekerja.

Hingga sosok tadi lewat, baru Santi lega… dan berani melirik ke sekelilingnya lagi.

Tak lama dari itu… terdengar suara salah satu karyawan senior memanggil nama Santi.. cepat Santi bangkit dan menghampiri meja Kepala Bagian.


“sini kamu Santi..”,terdengar suara tegas dari sang Ibu kepala Bagian.


“besok kamu jalanin mesin multi hole… kamu kerjain bahan kertas index…itu lho..yang kaya kertas file, yang lubangnya banyak dipinggirnya…”, satu instruksi dari sang Ibu Kepala Bagian dilontarkan cepat, dan harus dimengerti oleh Santi.


Santi melirik karyawan berseragam yang ada di sebelahnya… seperti biasa… satu tugas dilempar lagi kepada Santi..entah bagaimana sang Karyawan menolak dengan berdalih dihadapan sang Kepala Bagian hingga akhirnya tugas tersebut dilimpahkan kepadanya.

Satu anggukan jadi jawaban Santi.. besok sudah jelas apa tugasnya. Ia tak tahu bagaimana menjalani mesin multi hole yang menjadi tugasnya besok. Si Ibu Kepala Bagian cuma menyuruhnya memperhatikan seniornya yang sedang mengerjakan tugas itu hari ini..supaya Santi bisa melanjutkan tugas itu besok.



Tiga hari berjalan… tugas baru Santi mengoperasikan mesin muti hole pun diembannya dengan bersemangat. Bahan yang harus dikerjakan harus diberi lubang dengan ukuran yang presisi.. tidak berbeda dengan lembar lembar yang berikutnya. Karena itu Santi harus benar benar teliti mengerjakan tugasnya kali ini.

Apalagi di hari ketiga ini tantangannya lebih berat.. di hari ketiga, Santi harus mengerjakan tugasnya dan mencapai hasil target yang diwajibkan. Tiga hari dianggap cukup untuk belajar, dan hari ini Santi harus menyelesaikan tugasnya sesuai target hasil yang diberlakukan sang kepala Bagian.


Karena itulah Santi datang lebih pagi..

Jam tujuh kurang sepuluh, Santi sudah membuka penutup mesin multi hole’nya dan menyetting ukuran.

Bertumpuk-tumpuk bahan yang harus ia kerjakan, terlihat sekali Santi siap untuk mencapai targetnya hari ini.

Satu satu karyawan mulai berdatangan, ada senior yang memanggil Santi untuk membantu sebentar membuka penutup mesin besar. Lalu ada satu lagi senior yang lain menyuruh Santi menghitung bahan lembaran dan melakukan packing.

Semua ia lakukan, semua ia selesaikan, seusai senam pagi yang wajib dilakukan tiap pagi, Santi pun bergegas menuju mesin multi hole yang jadi tugasnya. Tak boleh buang waktu, harus target. Itu saja dalam otaknya.

Benar saja… setibanya di mesin multi hole, satu senior mengingatkannya supaya target hari ini tercapai. Bila tak tercapai bisa didenda atau pulang telat sampai targetnya tercapai. Dan Santi tak mau itu terjadi. Sebentar hati Santi mengeluh, seniornya itulah yang ia tahu telah melemparkan tanggung jawabnya sebagai operator mesin multi hole kepada Santi, dengan alasan supaya Santi belajar, dan bisa menggantikan posisinya apabila sedang berhalangan masuk kerja.

Kurang lebih itu alasan si senior di hadapan sang Ibu Kepala Bagian demi tugas yang hendak ia lemparka ke anak baru. Ditambah lagi dengan embel-embel kalau anak sang senior yang suka sakit, seperti menggambarkan bahwa sewaktu-waktu ia akan tidak bisa masuk kerja. Maka luluslah niatnya untuk melemparkan tanggung jawabnya kepada Santi.


Bahan yang mau dikerjakan dihimpun dalam satu tumpuk. Satu warna per warna akan dikerjakan Santi hari ini.

Setting mesin nampaknya belum sempurna.. dirapikannya lagi setting mesin sampai benar benar sesuai ukuran standarnya. Dijajal berulang-ulang dengan bahan reject terlebih dulu, agar yakin semua ukurannya sudah benar.

Namun gerak Santi harus tertunda lagi,… satu suara memanggil namanya, suara sang Ibu Kepala Bagian.

Santi disuruh sebentar membantu senior yang sedang memasukkan hasil ke dalam dus dan melakukan packing.

Santi cepat melaksanakan perintah. Hingga kurang lebih setengah jam, barulah Santi bisa kembali ke mesin multi hole dan bersiap lagi dengan targetannya.


Keringat Santi sudah mengucur.. dus packing yang lumayan berat dan tugasnya untuk menumpuknya dengan rapi diatas palet kelihatannya membuat Santi gerah. Baju putihnya nampak sedikit kotor karena mengangkut dus-dus packing tadi.

Bahan warna kuning siap dilubangi.. diselip dalam tatakan mesin dalam jejerannya. Mesin pun di picu. Suara mesin berderak turun dan mengangkat cepat. Ditariknya bahan kuning tersebut.

Ooh.. ada dua titik tak terlubangi dengan sempurna.. pastilah ada salah satu jarum multi hole yang tersangkut sisa bahan sebelumnya.

Kesana kemari Santi menoleh, mencari besi kecil sebesar penggaris yang biasa digunakan untuk mencongkel sisa bahan tertinggal di barisan jarum multi hole tersebut.

Di kolong mesin, diatas meja, disamping mesin… tak ada benda yang dicarinya.. bertanya kepada senior tapi dijawab dengan acuh tak acuh.

Sampai akhirnya Santi pun menemukan benda itu ada di lantai, ternyata terjatuh.. sigap diraih dan cepat ia membungkuk dan mencongkel sisa bahan yang tersangkut di jarum mesin.

Setelah dia rasa cukup..kembali ia menyelipkan bahan warna kuning yang sedang dikerjakan dan memicu mesinnya lagi.

Mesin kembali berderak turun dan mengangkat cepat.. tapi, bahan kuning yang dilubangi ikut mengangkat..terbawa dengan gerakan jarum mesin keatas.

Santi kebingungan.. refleknya meraih bahan kuning yang kini malah ikut tersangkut itu. Ia coba mengupas bahan kuning yang terangkat, tepat di jarum multi hole yang membuatnya tersangkut.


Entah apa, entah bagaimana…

Mesin berderak, mesin turun dan mengangkat dengan cepat sebagaimana ia terpicu.

Tapi naasnya… kali ini mesin itu turun dengan telapak tangan Santi yang berada di tatakannya.

Santi memekik… senior yang mendengar pun menoleh… jeritan berikutnya terdengar. Beberapa jeritan lagi juga menyusul. Tak ada yang berani mendekat. Pemandangan yang tak bagus itu seperti dibiarkan saja tanpa ada yang memberi solusi.

Santi mengerang, telapak tangan dan bahan kuning yang tersangkut kini menancap bersamaan di jarum multi hole.

Jari-jari Santi yang lain pun terkena jarum mesin yang lain..

Terlihat di tatakan mesin, kuku, kulit dan darah Santi tercecer..


Santi tak tahu darimana dan bagaimana,..Satu tangan menggerakkan handle untuk mematikan mesin. Santi tak tahu itu siapa.

Begitu lalainya Santi hingga mencongkel mesin dengan tangan dalam keadaan mesin yang menyala.

Hal demikian karena Santi belumlah berpengalaman menjalankan mesin tersebut, sudah seharusnya Santi dipandu dan diperhatikan oleh Kepala Bagian dan para seniornya, sampai benar-benar bisa dilepas jalan sendiri.


Mata Santi berkunang-kunang..

Pasti akibat rasa sakit yang sangat tak tertahankan.

Darah masih menetes, tubuhnya limbung.. tapi ada satu dekapan yang menahannya dari belakang.

Santi tak kuasa menoleh untuk melihat siapa orang yang menahan tubuhnya. Yang bisa ia lihat hanyalah para senior yang melihatnya dari jauh dengan mimik takut.


“tarik nafas… tahan… tangan kamu harus dikeluarkan dari mesin ini…” , satu suara berbisik dari orang yang menahan tubuh Santi.


Perlahan, Santi berusaha mengangguk. Perlahan pula ia menarik nafas menuruti suruhan orang yang menahan tubuhnya.

Sementara tangannya dipegangi, ada satu orang dari bagian maintenance yang memutar roda motor mesin secara manual. Dengan demikian jarum multi hole terangkat perlahan-lahan, sampai telapak Santi lolos dari posisinya yang tertancap.

Sakit yang luar biasa dirasakan Santi…tapi kali ini ia tak menjerit lagi. Telapak tangannya yang sebelah kanan tanpa sadar meremas kuat celana orang yang yang menopang tubuhnya.


“tahan sayang… sudah lepas…sudah lepas… jangan lihat ya…”, satu ucap lagi terdengar dari orang yang menahan tubuhnya.


Saputangan hitam cepat menutupi telapak tangan kirinya yang kini lepas dari tancapan jarum mesin.

Topangan tubuhnya mengendur.. terasa bahunya kini dilingkari.

Melirik sebentar kearah tatakan mesin, terlihatlah kuku, kulit dan darah yang tercecer. Santi makin payah, kakinya kini lunglai..ia ingin jatuh.. tapi lagi-lagi ada yang menahan tubuhnya..

Dan kali ini terasa kakinya mengangkat..bahunya turun terbopong. Kini ia seperti dibawa berlari .. jauh dari mesin multi hole yang tadi melukainya.

Telapaknya terbungkus saputangan handuk hitam, ada lelehan darah di pergelangan yang sempat diliriknya. Tapi sekali lagi suara orang yang menolongnya menyuruh agar tidak melihat kearah telapak kirinya yang cedera.


Demikianlah Santi langsung dibawa ke Rumah Sakit..

Santi diistirahatkan dulu dari pekerjaannya.. semua biaya pengobatan diurus oleh pihak perusahaan , namun telapak Santi tidak bisa seperti dulu lagi. Telapak tangan kiri yang hancur, jari-jarinya yang lentik kini sudah tidak bisa digerakkan seperti dulu.

Luka bisa sembuh, tapi tulang yang remuk tak bisa kembali sempurna.



Tiga bulan berlalu setelah kejadian naas yang menimpa Santi.

Santi sudah mulai bekerja lagi, tapi tak bisa mengerjakan tugas yang berat… tak bisa lagi menjalankan mesin multi hole. Sekarang ia ditugaskan menyortir bahan dan memilah memisahkan bahan bagus dan yang reject.

Dan kabar baiknya adalah, Santi sekarang sudah memakai seragam pabrik yang resmi…tidak hitam putih lagi.

Tapi mungkin sekarang Santi tidaklah bangga , dia menganggap seragam resminya harus dibayar dengan mahal.

Kini telapak kirinya cacat dan tidak bisa digunakan maksimal.

Rasa ngilu dan kerapkali mati rasa.. menenteng piring untuk makan pun bisa terlepas sendiri karena cengkraman jemarinya tak bisa kuat lagi.

Tapi Santi tak pupus semangat… terlihat sekali ia tetap tegar menjalani pekerjaannya dengan baik.

Sindiran senior dan ledekan teman-teman yang lain masih sering terlontar, namun tak diindahkannya lagi.

Santi sedikit merasa puas… setelah kejadian itu.. beberapa senior dipanggil oleh pihak personalia untuk ditegur dan diberi Surat Peringatan, karena dianggap sewenang-wenang dalam memberi tugas , melempar tugas kepada anak baru. Dengan demikian, beberapa karyawan senior tersebut tidak diperpanjang lagi kontrak kerjanya nanti.

Begitupun sang Ibu Kepala Bagian juga mendapat Surat Peringatan yang membuatnya tidak mendapat kenaikan gaji tahunan untuk tahun depan dikarenakan lalai dalam pengawasan, dan dengan ceroboh melepas anak training menjalankan mesin yang seharusnya dijalankan oleh karyawan berpengalaman.


Kini tugas Santi tidak berat lagi…

Memilah, menyortir, membungkus dan mengoper bahan kepada para operator yang menjalankan mesin dengan lori jauh lebih mudah dibanding apa yang kemarin kemarin dibebankan kepadanya.




Satu kisah kecil yang berkesan..


Tercetus dari mulut Santi kepada teman-temannya dikala makan siang di jam istirahat…begitu ingin ia mengucapkan terima kasih pada orang yang menopang tubuhnya saat kejadian naas itu. Sekalian pula mengembalikan saputangan hitam yang terpakai membungkus telapak kirinya disaat kejadian. Santi merasa tidak ada senior yang berani menolong saat telapaknya tertancap… orang itulah yang tiba-tiba muncul dan menahan tubuhnya.

Dan dari apa yang ia dengar saat diantar ke Rumah Sakit.. orang itu ada mengucap cukup lantang.. menyebut nama sang Ibu Kepala Bagian dan juga nama-nama para karyawan senior yang kemudian dipanggil, diberi Surat Peringatan dan tidak diperpanjang lagi kontraknya.

Kerapkali Santi bertanya siapa dan bagaimana bisa bertemu orang itu.. tapi teman-teman kerjanya tak ada yang tahu.

Sampailah ia mendapat petunjuk yang Santi dapat dari salah satu Karyawan, beda divisi dengannya.

Ada satu wanita muda yang suka mengantar makanan setiap jam makan siang dengan motor putih diparkiran depan pabrik.

Memang tidak setiap hari, tapi menurut teman-teman dari bagian lain, itu adalah istri dari orang yang menolong Santi. Dengan kompak..teman-teman Santi akan segera memberitahu bila saat jam istirahat sang wanita muda itu muncul.

Santi setuju..saputangan hitam pun tiap hari dibawa dalam saku celananya..kalimat terima kasih pun dirangkainya agar tak tersendat saat mengucap nanti. Sungguh…sungguh hal yang lucu…tapi terasa begitu berkesan.

Berapa besar semangat dan rasa terima kasih yang hendak dihantarkan Santi pada sosok yang menolongnya itu. Nampak sekali, tata karma di kampung yang membiasakannya rendah hati masih terbawa dalam caranya bersikap dan berpikir.


Dan katakanlah jodoh serta niat Santi bersambut..

Sang wanita muda bermotor warna putih nampak muncul di parkiran depan pabrik. Nampaknya hendak memutar motor putihnya pulang setelah selesai menitipkan makan siang di pos satpam buat suaminya.

Dengan tergesa Santi menahan gerak dari sang wanita muda tadi.. dan bersama teman-temannya dengan sangat baik, menghaturkan terima kasih.

Awalnya sang wanita muda agak kebingungan,…mungkin karena suaminya tak bercerita banyak soal kejadian naas yang menimpa Santi. Tapi sang Istri cepat mengerti.. ucapan terima kasih Santi dan teman-temannya yang bercerita sangatlah jelas. Terlihatlah sang Istri tersenyum dengan senyumannya yang khas.

Dengan hati senang Santi menatap kepergian sang Istri yang harus kembali pulang. Lanjutlah Santi dan teman-teman ke kantin, menunaikan makan siangnya yang tertunda akibat pertemuannya tadi. Niatnya sudah sampai, Santi boleh puas…dan wajah riangnya terlihat cerah siang itu. Dilahapnya menu tempe goreng dan telur cabe yang jadi menu makan siangnya di kantin.


Sambil makan…Santi dan teman-teman masih membicarakan pertemuan dengan sang wanita muda tadi.

Dan obrolan mereka berlangsung hingga seorang Karyawan beda divisi menghampiri dan menyapa.


“udah ketemu yaaa…”, satu sapaan terdengar , terlontar buat Santi.


Santi mengangguk riang…senyumnya lebar…

Segera ia menjelaskan pertemuan tadi kepada karyawan yang menyapanya itu.


“aku udah sampein terima kasih buat suaminya,mbak…duuh..malu banget aku…”,dialek khas Santi terdengar sangat khas.


Sang Karyawan mengangguk sambil senyum..


“ga apa-apa…istrinya baik kook…makanya kusuruh aja kamu nemuin istrinya…”, begitu jawaban yang terdengar dari mulut sang Karyawan yang beda divisi dengan Santi.


Santi mengangguk juga… senyumnya mengulas pula.


“mbak udah kenal yaa.. makanya tau kalo istrinya juga baik…”,tukas salah satu dari teman Santi yang ikutan nimbrung.


Si karyawan menghabiskan dulu teh manisnya yang tinggal sedikit.. kembali tersenyum dan mengangguk cepat sambil menelan tegukan terakhir dari minumnya.


“Iya… mbak Aska… kenal kok..kalo suaminya lagi disini,.. dia yang nganter makanan tiap hari, dititip ke satpam..”, demikian jawaban singkat sang Karyawan menyahuti tanya Santi dan teman-temannya.


Santi menyimak betul jawaban dari sang Karyawan…

Senyumnya berulas lagi.. entahlah.. apa lagi yang ada dalam otak santi.. si gadis muda belia dari kampung yang penuh semangat dan rendah hati.

Mungkin… hanya mungkin… Santi yakin satu hari ia bisa bertemu langsung dengan suami dari istri yang ramah tadi. Lalu mengucapkan terima kasihnya sekali lagi.

Dan percayalah.. jodoh dan kesempatan pasti akan tiba untuk setiap niat yang baik…


Walaupun tak sadar sebenarnya sang Suami sedari tadi menyimak obrolan Santi dan teman-temannya di sudut bangku kantin… hihihihihi…




****​



Demikian ane demikian tergerak hingga ane kisahkan cerita ini di thread CKS…


Sekali lagi disini…


Terkutuklah setiap penjajahan di muka bumi…

Berjayalah manusia –manusia yang mengisi hidupnya dengan berjuang, bekerja dan berusaha..

Bahagialah mereka yang gigih mencapai cita-citanya..

Jauhkan mereka dari sakit, enyahkan duka dari hati mereka..

Bahagia selalu, senantiasa..dan selama lamanya..



Hormat kepada mereka yang hebat,

:rose:Black & Aska:rose:

:ampun:
 
Terakhir diubah:
Selamat tahun baru om black...semoga di tahun baru ini tumbuh semangat dan harapan baru..salam buat mbak aska dan dedenya..:cup:..for all member anda staff .."happy new year"
 
P R A K A T A

07 Januari 2017




Halo sahabat semua…

Tak terasa trit CKS sudah sampai hari ini…

Begitu banyak kisah..begitu banyak cerita.. keluh kesah,.. curahan hati..

Yang pedih, yang bahagia, dan yang sarat makna..


Demikian tergerak hati ane untuk menulis ini.. sekedar mengembalikan lagi apa, kenapa dan bagaimana trit ini yang kemarin dan yang selanjutnya..


Secara sederhana, trit ini adalah tempat untuk berbagi cerita, pengalaman hidup, kenangan indah, kenangan pahit dan sebagainya..

Dan kisah itu boleh saja disampaikan dalam bentuk cerita, kalimat puisi dan dalam bentuk apapun juga, sebagaimana arti kata ‘Coretan’ yang jadi tajuk daripada trit ini.

Dalam arti dan niat yang positif, sahabat merdeka saja dalam menyampaikan apa yang mau ditulis. Dan sahabat lain pantaslah merespon dengan didorong rasa kekeluargaan dan kebersamaan.


Dengan hal demikian, ane merasa ingin trit ini jadi tempat berbagi hal dan apapun juga yang pastinya bisa bermanfaat bagi tiap sahabat yang ada didalamnya.

Jadi sangat sedih dan prihatin buat ane.. bila ada respon yang minus saat ada sahabat lain yang sudah berbagi disini.

Karena disinilah harusnya semua sahabat saling menyadarkan, saling menyemangati, saling membantu, menyapa dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Disinilah sahabat menyadari kekurangan, membunuh sifat dan sikap buruk untuk kemudian jadi yang hebat.

Dan disini jugalah ane menyatakan bahwa Semprot bukanlah saja forum mesum yang hanya bicara tentang lendir, melainkan forum yang bisa menerima apapun dari apa yang ada dalam diri pribadi tiap membernya sebagai bentuk kemerdekaan.

Dan tentu para Moderator yang luar biasa sangat jeli dengan hal ini dengan memilah.. dimana bicara mesum,.. dimana bicara hobi, dimana bicara curhat dan sebagainya.

Tinggal para sahabat yang mengikuti, memberi atensi dan mengisi semua sisi di forum ini sesuai dengan masing-masing kesukaannya.


Kembali ke trit CKS,…

Harapan ane adalah bisa lebih banyak sahabat yang mau berbagi, mau menyemangati, mau menyimak, mau belajar dan mau menjadi terbaik.

Sampaikan saja dengan cara masing-masing.. berceritalah, berpuisilah, banyak cara.. pakai cara yang ente semua suka.

Demikianlah saat kita menyimak kehidupan yang kita jalani, banyak hal yang bisa kita pelajari dalam keseharian kita, dan kita bagi ke yang lain.

Tak salah pun bila ada orang yang merasa tak punya apa-apa untuk diceritakan, entah karena malu, tak bisa merangkai kata atau merasa tak perlu diceritakan disini..

Cukup menyimak, memberi motivasi dan yang pasti menghormati apa yang ditulis disini,.. itupun sangat baik..


Akhir kata.. ane lanjutkan trit ini dengan semangat yang baru..

Semangat menuju yang baik dan lebih baik lagi..



Suatu hari…

Ada yang melintas sambil melecehkan..

Lalu Aska bertanya..,” kakak.. kenapa dia ga mau dengerin kakak… padahal apa yang kakak sampaikan itu ga salah..”


“Biarin aja… “, jawab ane pelan.


“ada orang yang mau mendengarkan dan berpikir… ada juga orang yang menganggap kakak itu lebay.. itu hak mereka…”


“ada juga orang yang sibuk menilai orang lain, sampai ia lupa dengan apa yang perlu dia nilai buat dirinya sendiri..”


“punya telinga..tapi tak cukup mau mendengar.. punya mata.. tapi tak mau cukup melihat… itu pun hak mereka..”


“orang itu ga akan pernah bisa menghargai pengalaman hidup orang lain..”


“karena orang itu tak pernah menghargai kehidupannya sendiri..hidupnya melintas terbuang begitu saja..”


Aska diam.. lalu mengucap,” ya sudah.. jangan mau ceritain apa-apa lagi ke tuh orang,kak..”


Ane senyum…


“Aska’ku sayang… kita boleh menilai… tapi kita tidak boleh menghukum…”





Demikian telah ane sampaikan prakata ini..

Salam Cinta, selalu Cinta

Hormat ane buat Sahabat semua,

:rose:Black & Aska:rose:

:ampun:
 
nguli dengan jam kerja dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore, dengan bayaran yg hanya sebesar 45ribu. alhamdulillah tetap ane jalani, walaupun kelihatan agak timpang dengan tenaga yg harus d keluarkan. selama bini gk mengeluh dan tetap menerima dan menyemangati,.maka ane pun tetap bertahan untuk menjalaninya, yah apa boleh buat, wong kerjaan d kampung. hingga hari senin kemarin bos ane tiba2 ngajuin penawaran, apakah ane sanggup pabila harus bekerja hingga jam 8malam..??
tanpa banyak babibu, mikir, dan merhatiin kondisi fisik, ane sanggupin tuh tawaran. bos anepun berkata, oke kita mulai nanti habis bayaran minggu ini yah.


lalu ane sampaikan tawaran dari bos k bini ane, dan diapun bertanya, jadi berapa gajinya kalo sampai jam 8malam??? ane yg emang sedari dulu gk pernah mau bertanya tentang hak ane, ane bilang, entahlah gimana sibos aja, syukur2 pengertian tuh sibos...


#padahal kalo mau d curhatin mah, kerja sampai jam4 aja serasa udah mau rontok nih badan. apalagi jari manis+jempol tangan kiri udah kena linu atau kaku gini, buat mengepal aja susah...duh Gusti mugi d kiatkeun ieu awak meh bisa mere leuwih k keluarga kuring..aminnnnn


-ijin corat coret + numpahin uneg2 yg gk penting ya omblack...
:ampun:
 
cerita ente bikin ane menangis sambil tertawa. kisahnya mengalir alami tapi romantis, ya romantis, romantis sekali. dan romantis itu gak harus karna ada hubungan, bukan?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd