Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Enakanya dibikin seperti apa cerita ini ?

  • A. Settingan kampung ( Action, Drama, Rape, NTR )

    Votes: 23 46,9%
  • B. Settingan kampung ( Action, Minim SS, Thriller )

    Votes: 12 24,5%
  • C. Settingan metropollis ( Action, Cukold, Mafia, Drama )

    Votes: 11 22,4%
  • C. Settingan internasional ( Action, Mafia, Thriller )

    Votes: 3 6,1%

  • Total voters
    49
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
KAMPUNG TEXAS



Pov Aryo


ARGGGGH


Entah mengapa hari ini pengennya aku marah-marah melulu. Setiap benda yang disekitarku menjadi korban amarahku. Kubanting koleksi botol-botol minuman keras yang menghiasi dinding-dinding kamarku. Bodoh amat nanti bisa koleksi lagi !


PRAAANK


PRAAANK


PRAAANK


PRAAANK


PRAAANK


PRAAANK


PRAAANK


PRAAANK


PRAAANK


"ARYOOOO!!!"


Tiba-tiba suara wanita menghentikanku untuk melempar botol yang kesepuluh. Kulihat kamarku penuh dengan pecahan botol. Kulihat di ambang pintu seorang wanita cantik sedang berkacak pinggang. Ia adalah Bunga, kakak perempuanku yang sangat cantik.


" Ngapain sih berisik !! Aku lagi ngerjain skripsi ini lho !! Jadi anak nyusahin aja !! Di suruh kerja gak mau, di suruh kuliah ngga mau !! Mau jadi apa tho kamu, Dek !!!! Dek Aryoku yang ganteng , tolong kita ini sudah susah! Kamu mau ibu meninggal gara-gara stress mikiran tingkahmu !! Jangan jadi seperti Bapak tho, Dek !" ceracau mbakku menambah emosiku semakin memuncak. Gara-gara Juventus kalah sama Real Madrid, aku jadi kaya gini. Apalagi uangku 500 rb harus ludes dalam semalam. Ya, aku kalah taruhan.


" DANCOOK !!" aku mengumpat di depan wajah kakakku lalu berangsur meninggalkannya.


" BERHENTI !! BILANG APA KAMU BARUSAN !!"


" Apalagi sih ? "


" AKU INI KAKAKMU !! MENTANG-MENTANG KAMU LAKI, AKU TAKUT KEPADAMU ?? INGAT BELUM SEKALIPUN KAMU MENANG DARIKU !!


" Terus ? Mau apalagi MBAK !!"


BUUUUUGHH


ASU ! Meskipun dia wanita tapi kuakui dialah yang sanggup mengimbangiku. Meskipun berkali-kali aku sparing dengannya, belum sekalipun aku menang melawannya. Aku bukannya mengalah, tapi memang itulah kenyataanya. Gara - gara aku malas latihan, penguasaan jurus bela diriku kalah telak darinya. Tapi kali ini aku tak akan kalah lagi darinya. Aku laki-laki, harusnya akulah yang melindunginya bukan sebaliknya !


" Jangan harap kali ini kamu bisa menang dariku, Mbak !"


" Bisa apa kamu . Kuda-kuda aja ngga bener ! Makanya jangan malas latihan. Berantem itu juga pake otak ! Gak cuman otot ! Lihat noh Bapakmu ! Masuk penjara gara-gara gebukin orang ! Bodoh sih ! Dan kamu mau ngikutin jejaknya !! HAH !!"


"CUKUP !! KENAPA MBAK SELALU MENYALAHKAN BAPAK !! BAPAK SUDAH NYEKOLAHIN MBAK SAMPE KULIAH !! ITUKAH BALAS BUDI MBAK !!!"


" BUKAN BAPAK !! TAPI IBU!! ITU SEMUA UANG IBU !!"


" Hah ??"


" MAKANYA AKU BENCI BAPAK !! DAN KAMU HARUS DIDIDIK YANG BENER BIAR NGGA SEPERTI BAPAK !!"


BUUUUGHHH


PRRRAAAKKK


BUUUUUGGHHH


Sebisa mungkin aku menangkis tendangannya. Cukup cepat dan akurat. Meskipun ia pandai bela diri, ia tumbuh jadi wanita pada umumnya saat di luar rumah. Semua ini gara-gara Kakek. Kakek sudah mewariskan semua ilmu bela dirinya kepada kakak. Dan jadinya gini nih !! Aku harus kalah dan kalah lagi !


Kalo ngga kabur bisa babak belur nih, batinku. Kali ini sebuah tendangan lurus mengarah dadaku. Aku segera melompat mundur dan melompat lagi kedepan memberinya serangan counter. Dengan kaki menyilang kuputar tubuhku 180 derajat. Kemudian kuayunkan kakiku ke atas. Jika dalam pencak silat ini dinamakan tendangan B.


Hilang?


Kemana dia ?


PRAAAAAAAKK


Kurasakan sakit yang luar biasa di kedua telingaku. Cukup keras pukulannya, aku sempoyongan mencari keberadaanya. Aku tahu jurus ini. The Death of Triangle .


NGGIIIIIIINGGGGGGGG


AHHHHH. Sial dia sudah dibelakangku. Tapi sejak kapan dia ?? Inilah yang membuatku selalu kalah darinya. Ngga cuma otot yang ia gunakan. Caranya bertarung dan ketenangannya mirip sama kakek. Pandanganku kabur, telingaku terasa sakit mendengar bunyi bising akibat pukulannya di kedua telingaku. Aku terjatuh ke lantai karena pusing. Kulihat kakaku tersenyum melihatku.


" Lose again ?? Yah payah !! Terus siapa yang bisa jagain aku !! Berisik lagi aku hilangin telingamu !! ucapnya lalu masuk ke dalam kamarnya.


Setelah kurasa badanku agak enakan, aku berdiri lalu berjalan keluar rumah. Biarin aku kalah, cuma aku, kakak, dan Tuhan yang tahu. Di luar rumah masih aku jagoannya. Semua ini gara-gara Bapak. Bapak terkenal sebagai jawara kampung. Tapi gara-gara ulahnya ia harus dipenjara selama 10 tahun. Mau tak mau ia harus dipecat dari pekerjaannya. Tapi di kampung sini ia dianggap sebagai pahalawan dan sangat disegani. Sedangkan aku yang anaknya, tentu saja mereka sangat menyeganiku selama aibku tak tersebar di telinga mereka. Aib kalah sama wanita. Mbak Bunga !!


Namaku Aryo Dwi Soebagyo. Usiaku baru 20 tahun. Aku adalah seorang pengacara. Pengangguran banyak acara. Sudah hampir 2 tahun hidupku luntang-luntung. Padahal jika aku mau kuliah ibuku siap menanggungnya. Tapi aku sangat kasihan sama ibu. Ia hanyalah seorang karyawan pabrik. Meski jabatanya sudah Kabag, lebih baik uangnya buat kebutuhan hidup dan kuliahnya kakakku. Setelah Bapak dipenjara kehidupan ekonomi keluargaku agak berantakan.


Berkali-kali ibu dan kakaku selalu menasehatiku agar hidup lebih baik, berhenti minum arak, berhenti merokok, dan jangan kebanyakan main. Meski masih mendapat jatah uang saku, semenjak kelulusanku aku tak pernah memintanya. Aku jajan dengan uangku sendiri dari hasil taruhan bola dan futsal. Terkadang aku ngamen dan jadi tukang parkir freelance.


Hidup di M itu ada suka dan dukanya. Sukanya adalah di sini makanan serba murah. Dengan uang 4 rb sudah bisa beli nasi jotos plus gorengan. Tapi dukanya adalah di sini sudah banyak restauran dan warung-warung yang menjajakan makanan khas barat yang harganya per porsi bisa sampe 20 rb. Bayangin kalo buat beli nasi jotos udah dapet 5 bungkus tuh. Semakin perkembangan jaman yah beginilah kotaku semakin metropolitan. Banyak club malam dan tempat karaoke. Padahal dulu minum arjo dan gitaran aja udah seru. Semakin lama pola kehidupan masyarakat sini berubah. Tapi sayangnya upah minimum kota ini tak berubah. Kan ngga imbang !!


Aku tinggal di sebuah kampung kecil di pusat kota. Kampungku terkenal dengan nama GANG TEXAS. Sebuah kampung yang luasnya hanya seluas gelora bung karno. Di tempat inilah aku lahir dan dibesarkan oleh kasih sayang kedua orang tuaku. Nama GANG TEXAS disematkan oleh mereka yang main ke kampungku. Kampung yang selalu ramai oleh mereka para pemabuk dan penjudi. Dan bahkan dulu salah satu grub band papan atas pernah mampir kesini. Bukanya manggung malah beli sabu. Sudah banyak warga kampungku keluar masuk bui karena pekerjaan mereka sebagai pengedar narkoba. Tapi kejadian itu sudah sangat lama. Kira-kira tahun 90an. Dan aku saat itu masih nenen ibuku.


Meski nama Gang Texas sudah mendarah daging di kampungku. Kampungku kini sudah semakin baik. Tak ada lagi para pengedar dari warga sini yang jadi buronan polisi dan intel. Namun masih banyak para pemabuk dan penjudi. Tapj mereka lebih sering judi secara sembunyi-sembunyi. Tak seperti dahulu kala, main dadu secara terang-terangan. Dan yang aku sesalkan adalah aku tak hidup di jaman itu. Jaman kebebasan dan sangat liar. Jaman di mana mereka masih bisa melihat si cantik Nike Ardilla. Nike Ardilla adalah penyanyi favoriku. Gara gara ibuku selalu memutar lagu-lagu Nike Ardila, aku jadi salah satubfans beratnya. Tapi sayang sang penyanyi kini sudah tenang di alam sana.


Sebelum Presiden Soeharto lengser, kampungku termasuk pemasok wanita-wanita malam. Maka dari itu kampungku merupakan paket komplit untuk menyamai Texas. Tapi di era modern ini sudah bersih. Justru sebaliknnya kampungku mulai muncul bibit-bibit santri. Saat aku kecil, aku dan teman-teman sebayaku dididik belajar mengaji agar menjadi generasi penerus yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Namanya buah kalo jatuh pasti nggak jauh dari pohonnya. Kecuali buahnya dimaling dengan menggunakan dron terbang.


Aku dan teman-teman sebayaku memang tak jauh dari generasi sebelumnya. Bedanya kami nakalnya diluar. Nggak dikampung. Pantang buat kami mencemarkan nama baik kampung. Biarlah kami liar diluar, tapi alim didalam. Yang membuatku betah disini adalah rasa kekeluargaan antar warga dan rasa solidaritas terhadap sesama. Generasiku terkenal dengan generasi emas. Karena banyak pemuda dan pemudinya yang berprestasi. Meskipun aku nakal, aku pernah menjuarai lomba cerdas cermat, lomba gerakan sholat waktu TK se-kota, dan lomba bela diri se-provinsi. Dan bersam teman-teman kampungku kami pernah menjuarai lomba futsal se-karisidenan.


Gara-gara mbakku, emosiku berangsur turun. Aku berjalan menuju warung budhe Ningsih untuk membeli rokok dan secangkir kopi. Di warung sudah menggerombol bapak-bapak dan teman sebayaku Seno. Kulihat Seno sedang asyik dengan smarphonenya. Di samping Seno ada dedek Raisa yang sedang digendong ibunya. Ibunya cantik, namanya Mbak Rani. Tapi sayang Mbak Rani sudah menjadi janda setelah suaminya mati karena penyakit liver. Dan sekarang Mbak Rani dan dede Raisa tinggal bersama kedua mertua mereka dan kakak iparnya.


" Hoey!! SEN !! "


" Hush ! Lagi fokus nih !! "


" ML wae cuk ! ML ki karo lonthe ojok karo hape !"


" Engko bengi wae golek. Lagian malam minggu mesti rame. "


" Halah ra gableg duit aku Cok !"


" Mulakno. Menengo ! Aku lagi turnamen iki !!"


" Halah. Paling oleh piro !!


" I juta lumayan bro! Buat twin juga bisa."


" Tenane? Bayari yo Sen. Engko tak golekno lonthe seng ayu wes."


" Lambemu ! Juve kalah yo ??


" Bajingan wasite ASUU !!


" HAHAHAHA. WONG GOBLOG SENG NYEKEL JUVE !!" ucap seorang bapak-bapak yang sedang memegangi cangkir kopinya.


" Lha pripun lho Pak . Wasite nggateli kok !" ucapku membalas sanggahan Pak Warsito.


Pak Warsito adalah mantan napi, sekarang pekerjaannya adalah serabutan. Dulu ia satu generasi dengan Bapaku. Gengnya dulu terkenal dengan Laskar Texas. Laskar Texas adalah sebuah geng yang cukup disegani di kota ini. Bahkan mafia besar pun enggan untuk melawannya.


" Yok ! Kamu ngga merantau aja kayak si Petruk dan Gareng. Kamu itu masih muda. Sayang jika masa mudamu kamu habiskan di kota kecil ini. Aku punya kenalan kalo kamu mau kerja di Jakarta. Buat kamu juga Seno ! Biar ngga judi game aja!" tutur Pak Warsito kepadaku dan Seno.


" Nanti aja deh Pak. Belum mencicipi semua lonthe di sini sih. Hahahaha. "


" Tarah yo Dancok. Jan utekmu koyok bapakmu. Rai tempek !!"

( Memang Dancok. Sungguh otakmu sama seperti bapakmu. Muka memek !! )


" Hahahahaha. !!"


" Eh mbakmu wes due pacar urung. Mbakmu tak pek e oleh ra!"

( Eh mbakmu sudah punya pacar belum. Mbakmu buat aku boleh ngga ! )


" Wasssyuuu.. tak saranke ojo Pak, mbak Bunga luweh sadis timbange ibuk."

( Anjiiiiing.. aku sarankan jangan Pak, mbak Bunga lebih sadis dari ibu.)


" Moso. Gajadi wes. Kapok disemprot mbokmu aku. " paparnya lalu menyeduh secangkir kopinya.


" Hahahahaha!!" aku tertawa melihat reaksinya yang menciut. Aku tak tahu apa yang dilakukan ibuku dulu sehingga nyali pria tua ini tiba-tiba melempem.


Pesona mbak Bunga memang ibarat sang putri kerajaan di kampung. Tak ada satupun yang berani menyentuhnya kalo mereka masih sayang pada tanganya. Karena selalu ada Bapak, sang jawara kampung. Tapi semenjak Bapak dipenjara mbak Bunga jadi sorotan para lelaki berwajah bokep di kampungku. Karena mereka masih menghargaiku sebagai adiknya yang terkenal garang kalo berkelahi, mereka cuma menggoda tanpa berani menyentuhnya. Jujur dibandingkan teman sebayaku akulah yang terkuat walupun ada yang lebih kuat, yaitu Mbak Bunga.


******​


Tak terasa hari sudah mulai gelap. Setelah siang tadi kerjaanku hanya nongkrong kini saatnya aku menjadi anak baik. Setiap sore aku selalu membantu ibu menyapu halaman dan menyirami bunga di taman. Jam segini mbak Bunga biasanya sudah keluar bersama teman-temannya.


Kuambil sapu lidi dan arit untuk memberantas rumput-rumput liar yang tumbuh tanpa permisi di sekitar tanaman hias milik ibuku. Selain aktiv di kantornya ibuku juga bisnis jual beli tanaman hias dan bonsai. Kucabuti rumput-rumput dengan bantuan arit. Lalu membersihkannya dengan sapu lidi. Setelah cukup bersih aku ambil selang untuk menyirami bunga-bunga dan tanaman hias lainnya. Kuambil selang lalu memasang selang di mulut kran kenudian kuputar kran tersebut setengah. Karena tanaman milik ibu tak boleh disiram dengan banyak air maka aku siram secukupnya.


" Ya ampun rajin banget anak ibu." puji Ibuku menghampiriku


" Iya dong bu." ucapku tersenyum.


" Bagus, nanti ibu kasih uang jajan buat kamu."


" Udah gedhe masih aja dikasih uang jajan."


" Iya kan kamu udah bantuin ibu. Kalo bekerja pasti ada imbalannya dong. Dan gak boleh nolak selama kamu belum dapat pekerjaan yang jelas."


" Iya deh ibuku yang cantik."


" Kalau sudah bersih kamu mandi dan beli makan malam ya."


" Mau makan apa nih?"


" Nasi rawon aja di warung depan."


" Siap!!"


" Kamarmu juga jangan lupa ! Banyak pecahan beling tuh !"


" Jiir fuck !" batinku.


Setelah selesai dengan pekerjaanku kuletakkan semua peralatan pada tempatnya. Sebelum masuk rumah kulihat motor matic berhenti di depan rumahku. Aku tak tahu siapa gerangan yang menaiki motor tersebut karena wajahnya tertutup helm. Setelah helm tersebut dibuka aku baru bisa mengenalinya. Yap, dia teman SMA ku dulu. Mega Harumningtyas. Aku hampir tak mengenalinya, padahal dulu Mega itu biasa saja tapi kini penampilannya banyak berubah. Ia semakin cantik dan tubuhnya tambah montok. Astaga!! Meski ia memakai hijab dan baju tertutup, Mega tak bisa menyembunyikan kesintalan tubuhnya.


" Eh Aryo ! Apa kabar !!" sapanya sambil meletekan helm di atas spion motornya.


" Kamu ngapain kesini ?" tanyaku menyalami tangannya. Mega menyambut uluran tanganku. " Aku kangen kamu Yok! Eh enggak deeng, aku mau ke rumah Nilam. Nilam kan sekarang temen kampusku. Kamu belum nyari kerja?" hampir saja aku kepedean dan ternyata mau nyari si Nilam. Nilam adalah tetanggaku, ia dulu juga satu almamater denganku.


" Udah. Aku kerja sabagai penjaga hatimu." godaku sambil memegang dagunya. Wangi parfum Mega cukup membuatku merasa merinding. Merinding enak gimana gitu.


" Gombal. Penjaga hati tapi kok ngga pernah ada buat aku. Kamu kemana aja hah!" Ujarnya menepis tanganku.


" Ya kan kamu udah milik orang lain. Entar aku jadi pewanor dong. "


" Apa itu ?"


" Perebut wanita orang.Eh, Kok tambah gendutan sih ?" Kali ini mataku menatap dadanya yang membusung. Sungguh cepat sekali pertumbuhan anak ini.


" ASTAGA! Ngawur banget bicaranya.! Langsing gini dibilang gendut !"


" Iya suer ! Tapi cuma bember depan sama belakang aja kok !"


" Kamu pikir aku mobil punya bemper. Dasar matamu tadi liatin dadaku to!! Bu Yani!!! Aryo mesum !!!"


" Bilangin aja. Oh iya Mei, enak nggak sih ngampus ? "


Aku dan Mega sangatlah dekat. Tapi semenjak ia kuliah kita jarang komunikasi. Paling cuma balas komentar di FB dan IG. Meski terbilang dekat hubungan kami tak lebih dari seorang teman.


" Ngampus itu ya gini Yok! Ada enaknya ada enggaknya. Ya pokoke jalani aelah." Mega mulai menstarter motornya. " Aku ke rumah Nilam dulu ya Yok. Kalo ada waktu entar main bareng lagi yah. Aku sekarang udah jomblo lohh. Jadi Free !" imbuhnya.


" FREEHATIN YAH ! HAHAHAHAHA"


" Huhuhuhu iyaaa. Yaudah bye Yok !"


" Iya !"


******​


Malam ini acaraku adalah pergi ke Club Star. Sebuah club yang cukup terkenal di kotaku. Setalah makan malam dengan ibu, aku mengganti pakaianku. Pakaian casual sudah cukup kok. Kuhitung uang di dompet, 100, 200, 50. Yah cukuplah 250. Lagian tadi dapat uang jajan dari ibu. Hehehe.


" Ingat ya Yok ! Pulang jangan kemaleman. Dan jangan mabuk-mabukan. Kalo nanti pulang kemaleman dan mulutmu alkohol, besok ngga ibu kasih uang jajan lagi !"


" Inggih Bu." Kusalami dan kucium tangan ibuku. Meski dalam hatiku merasa sangat bersalah, uang jajan dari malah ingin kubuat pesta malam ini. Duh kapan sih aku tobat !!


" Asslamualaikum !"


" Wa'alaikum salam !"


Setelah berpamitan dengan ibu, aku menuju rumah Seno. Rumah Seno tak jauh dari rumahku. Letaknya dekat dengan warung budhe Ningsih. Aku sengaja tak membawa motorku, ngiritlah. Lagian enakan pakai motor Seno, tinggal gas rem.


Di depan rumah Seno sudah berkumpul anak-anak yang laen. Ada Ronal, Tara, dan Bagus. Mereka semua sudah berpakaian ngecis. Kulihat Ronal memakai kemeja flannel merah dengan celana jogger putih. Tara memakai kemeja casual grey dengan dobelan cardigan. Dan ini Bagus masa pakai batik ? Mau kondangan kali yak?


" Kalian mau kondangan apa mau dugem ?" mereka memandangku dengan tatapan sinis


Sekilas tentang Ronal, usianya 5 tahun diatasku. Tampangnya serem, dengan tindik hitam di kuping kirinya. Tapi kepribadiaanya tak sekeren penampilannya. Ia sangat konyol dan alay. Tapi kalo lagi berantem mending jangan dekat-dekat. Kadang temen sendiri kena pukul. He is brutally.


Berbeda dengan Ronal, Tara memiliki wajah yang lumayan tampan. Sebelas duabelas denganku lah. Wataknya kalem dan perfeksionis. Usianya 3 tahun diatasku. Dan saat ini ia sedang menjalani masa masa skrupsi di kampusnya. Tara juga satu kampus dengan kakakku, mbak Bunga. Soal kemampuan bela diri, mending menjauh deh. Sangat kejam dan lebih kejam dari Ronal.


Dan pria bertubuh paling besar di antara kami, yakni Bagus. Ia memiliki tinggi badan 185 cm, badanya kekar seperti monster. Usianya di bawahku setahun. Dan saat ini ia bekerja di sebuah restaurant sebagai seorang cheff. Sungguh pria besar tapi pandai memasak, bikin ilfil lihatnya. Tapi jangan salah jika sudah berkelahi siapapun tak akan bisa lepas darinya sebelum orang itu menyerah minta ampun.


Dan ini dia sang pemilik rumah. Teman sekaligus rival abadiku, Seno. Aku dan Seno sudah seperti keluarga sendiri. Ia sudah kuanggap kakaku. Usianya 1 tahun diatasku. Pekerjaanya adalah jaga warnet. He is richman. Entah darimana uang yang ia dapat, menurutku yah dari lomba game. Tapi kemampuannya di dunia nyata juga layak diperhitungkan. Otaknya yang cerdas dan kacepatan gerakanya membuatku menyebutnya The Assasin. Sayang tubuh Seno sangat rentan terkena pukulan. Penyebabnya adalah ia pernah mengalami patah tulang di tulang rusuknya. Malam ini Seno berpampilan sederhana dengan kaos distro hitam dan celana jeans biru.


" Lha rupamu cok ! Emang wes mbois po dandanmu ! Klambi suwek katok suwek ! Ra dingge gombal wae su!!" maki Ronal kepadaku

( Lha mukamu cok ! Emang sudah keren penampilanmu! Baju sobek celana sobek! Nggak dibuat keset aja Njing! )


" Jangan salah bro! Fashion barat ki yo ngeneki !"


" Barat ? Barat dengkulmu aboh !! "


" Weey! Kan kita anak Texas! Hahahaha !"


Total ada 3 motor. Motor Ronal dibuat boncengan sama Tara. Motor Seno dibuat boncengan sama aku. Dan Bagus naik motor sendiri, secara nggak ada yang sudi boncengin dia. Badan kayak kingkong gitu. Yang ada ntar motornya yang rusak.


Jam tanganku masih menunujukkan pukul 08.00 malam. Jam segini club masih sepi. Jadi, kita memutuskan muter-muter keliling kota. Kota ini merupakan kota yang bersejarah. Sejarah terkenal di kota ini adalah pertumpahan darah pada tahun 1948. Karena dulu nilai sejarahku jelek jadi aku tak begitu mengetahui detailnya. Terkadang sejarah di buku dan kenyataan itu berbeda. Tapi intinya pembataian itu benar adanya.


Setelah hampir setengah jam keliling nggak jelas, akhirnya kita berhenti di sebuah warung lesehan di alun-alun. Malam minggu gini banyak kawula muda yang sedang memadu kasih. Pasangan- pasangan alay yang bergandengan dengan mesranya. Sedangkan kita anak-anak bau kencur ini sedang minum segelas susu masing-masing. Susu? Ini bukan susu sembarangan. Susu ini mengandung alkohol. Biar nggak boros di club kita meminum arak susu biar sedikit ngefly.


" Gus, gimana nanti, DJ-nya siapa ? " tanya Seno


" Nanti tuh, ada DJ Marisa dari ibu kota. Susunya gila bro. Bisa dibuat sansak, tapi jangan ding. Mending diremes-remes kaya aku buat adonan gitu. Huhuahahahaha. " jawab Bagus sambil tangannya mengilustrasikan perkataannya.


DJ Marisa, aku hanya pernah melihat di chanel youtubenya. Orangnya cantik dan bener susunya gedhe. Musiknya pun juga enak, beats dan bassnya nggak terlalu berisik. Sambil mendengarkan mereka kuseduh susuku. Astaga didepanku berdiri seorang wanita cantik. Tumben biasanya cewek cantik disini stocknya udah ngga ada. Ini pacarnya kemana yah, cewek cantik ditinggalin sendiri. Sekilas wajahnya mirip artis porno. Tapi kelihatannya dia cewek baik-baik. Dengan balutan T-shirt putih dan jaket navi serta celana jeans panjang yang ketat, cewek ini sibuk dengan smartphonenya.


" Lihatin apa Yok ! Pasti lagi nyari cewek ya. Makanya jangan kelamaan jomblo ! Lonthe wae sih, mending cari pacar uangnya bisa buat nabung. Daripada buat jajan gitu." ucap Seno.


" Halah lambemu ! Mending one night stand aku bro. Kalo punya pacar itu juga sama borosnya. Istilahnya kamu beli motor kredit dan cash. Kalo lonthe tinggal cash langsung dapat tempik. Nah kalo pacar, ngangsur berbulan-bulan juga belom tentu dikasih tempik. Jangankan tempik, nyolek susu aja digampar !" ujarku kepada Seno.


" Bener koe Yok. Aku lho wes pacaran 5 tahun gandengan tangan wae pacarku ngomel ngene. ' Bukan muhrim sayang' . Kan kentang jooo !! Huhh !" sahut Tara


" Curhat Tar ? Hahahaha. Kalo itu mah nasibmu !! Kalo ngga boleh dipegang jangan pacaran. Bilangin ke cewekmu. Wong jelas kan pacaran itu mendekati maksiat." jelas Ronal


" Iya bener tuh Ronal. Hahaha." ucapku menanggapi Ronal.


" Udah yuk , cabut. !" kata Seno.


" Yuuuuk." jawab serempak.


Sekarang udah hampir jam 9 malam. Kita langsung menuju Club Star. Club terbesar di kota ini. Kulihat di parkiran udah berjajar mobil-mobil mewah. Heran, kota kecil kek gini banyak juga orang kaya. Tapi di parkiran motor juga sudah banyak motor-motor yang berjajar.


" Bawa KTP semua kan?" tanya Seno


" Udah tenang aja. Securitynya temanku." jawabku.


Aku memiliki banyak koneksi di semua tempat hiburan malam di kota ini. Mereka menjulukiku sebagai the Batman. Ya, aku terkenal dengan nama itu. Karena kehidupanku di malam hari. Jarang sekali aku main di siang hari.


" Woy Yok !"


" Woy Den ! Aku boleh masuk kan?"


" Bukan pelajar semua kan, semua teman-temanmu itu."


" Halah, tenang udah bisa ngaceng semua ini. Hahaha."


" Yaudah buruan, tablenya mumpung masih tuh."


" Oke, eh ada Jenifer nggak?"


" Ada , mungkin dia lagi di bartender sama Reno."


" Yaudah, ayo masuk gaes. Let's Party !"


Suasana club sudah ramai pengunjung. Kulihat mereka duduk menggerombol dengan kelompok nya masing masing. Kulihat ada beberpa table masih kosong. Tak lama kemudian datang seorang waiters ke arah kami. Aku kenal orang ini, dia dulu teman sekelasku, Vino.


" Woy Cok ! Vino !" sapaku


" Jangkrik, dolanmu tekan kene barang tho!"


" Lah matamu! Hampir tiap malam aku ke sini. Malah baru malam ini aku lihat kamu. "


" Dulu aku di bagian gudang. Baru malam ini di pindah jadi waiters. Haha. Mau table sebelah mana nih.?" tanya Vino.


" Di mana nih gaes?" tanyaku.


" Sono wae bro ada gerombolan cewek. !" jawab Bagus langsung menunjuk table sebelah pojok. Di sampingnya ada beberapa cewek yang kutaksir penampilan mereka cukup menggairahkan.


" Yaudah sono aja Vin." ucapku.


Baru saja duduk, namaku kembali disebut. Ternyata dari gerombolan cewek di samping ada yang mengenaliku. Ya, beginilah the Batman.


" Batman!! Ke mana aja ngga pernah nongol. Ya ampun kamu tambah cakep aja sih." Sun kanan, sun kiri, enak bener ya jadi aku. "Ini baju sobek gini sengaja ya biar pentilnya bisa diginiin." demi apa cewek ini sungguh kurang ajar sekali, tangannya menelusup kaosku lalu memilin pentilku .


" Uhhh.. kalo aku ngaceng harus tanggung jawab loh!" ucapku membuat raut wajahnya malah sumringah.


Deina, namanya adalah Deina. Aku mengenalnya di tempat ini. Saat itu temenku mengenalkanku padanya. Penampilanya wah banget. Ia memakai pakaian yang seksi dengan dress merah menampilkan bongkahan dada dan pahanya yang putih mulus. Segerrrrr.


" Hahaha. Tanggung jawab apa Aryo?" Deina mendekatkan mulutnya di telingaku lalu ia berkata. " Entar main di atas ya. Jangan mabuk dulu."


Cuppp


Damn, belum apa-apa si Aryo kecil udah dapat jatah aja. Setelah mencium pipi kananku ia kembali ke tempat duduknya. Sementara itu kulihat teman-temanku terus menatapku curiga.


" Dancok koe Yok. Ngunu engga dikenalne koncone! Tai !!" umpat Bagus yang merasa iri padaku.


" Tenang bro nanti aku kenalkan sama teman-temannya."


" Yok!! Seng ijo ayu banget!!" sahut Ronal


" Sst, wes tho gampang juh!! Eh, Sen, pesen apa aja tadi ? " tanyaku pada Seno.


" Tenang, Yok. Aku pesen Smirnof Vodka 3 botol, ditambah spritenya 10." jawab Seno.


" Lah jangkrik! Akeh banget! Duitke ngepres juh!!" Aku tersentak mendengar pesanan Seno.


" Kan udah aku bilang, tenang aja. Aku tadi menang banyak. Di kantong ada kok 5 jutaan." ucapnya kali ini membuatku tenang.


Edan anak ini, dalam sehari bisa mencari uang 5 juta. Bangsat! Pokoknya party malam ini. Kulihat lampu disko yang berwarna-warni tiba-tiba mati. Kemudian kulihat setitik cahaya di atas. Di atas biasanya buat DJ. Ternyata benar, cahaya itu kemudian merambat menyebar diiringi suara beats dengan bass yang kencang.


Mulai!!!!!


Mulai!!!!!


Para pengunjung bersorak. Lagu pertama malam ini adalah lagu favoritku " Tremor " . Dan ketika lampu menyala, musik pun ikut mengiringinya. Dentuman beats sebagai intro dilanjutkan suara bass kencang yang memacu adrenalin semua untuk bergoyang.


TETT TEET TEET TEET TETEET


DOOOOM DOMMM DOOOOM DOOOOM


Dari arah bartender kulihat Vino membawa nampan berisi 3 botol vodka dan 10 kaleng sprite. Dan satu gelas besar berisi es batu. Kukihat di seberang Deina sedang menyulut rokoknya. Dasar anak ini, semenjak kepergian kedua orang tuanya anak ini menjadi liar dan sering kelayapan.


" Woy bro, sorry nih agak lama. Tunggu ya gelasnya belom." ucap Vino sang waiters


" Selow Vin. Baru juga mulai. Hehehe." kataku


One


Two


Three


Four



TET TET TET TET TEEEETEEET TETET..


Suasana malam ini cukup meriah. Kulihat di atas sang Dj bergoyang dengan erotis. Wajahnya cantik banget. Pakaiannya juga bikin tegang si Acil, Aryo kecil. Dengan tanktop berwarna pelangi yang menampilkan pusarnya di padukan hotpants seksi menyuguhkan paha mulus. Ronal dan Bagus sangat menikmati sekali, apalagi mereka sudah ngefly sedikit.


Setelah gelas datang, Seno menjadi bandarnya. Ia tuangkan vodka ke masing-masing gelas lalu ditambahkan sedikit sprite. Takaran pembuka biasanya hampir setengah gelas. Katanya sih biar cepet naik.


CIIIIISSSSSS TENG


" Untuk persahabatan !" ucap Tara


" Untuk kampung texas !" ucap Bagus


" Untuk mbah mbah yang sudah mendahului kita !" ucap Seno


" Untuk Bapaku yang dipenjara !" ucapku


" Untuk si baju ijo di sana !" ucap Ronal


" Huahahahahahaha."


Sekarang posisi kami sudah mencar. Kulihat Ronal dan Bagus sudah di tengah ikut bergoyang. Sedangkan Tara entah menghilang ke mana. Dan Seno juga menghilang. Nah cuman aku sendiri jagain ini minuman. Kulihat Deina berjalan mengampiriku. Langkahnya masih normal, ternyata dia belom mabuk. Sebaliknya aku malah pusing, walaupun cuman sedikit meminum.


" Kamu nggak mabuk kan?" tanya Deina.


" Dikit sih. Emang napa?" tanyaku balik.


" Aku males kalo keluarnya lama."


" Duduk. "


Kusuruh Deina duduk disampingku. Wajahnya nafsuin banget. Rambutnya yang panjang kini dikucir ke belakang. Tanganya yang sedikit berbulu diletakkan di atas pahaku. Tubuhnya merapat ke tubuhku. Aku dapat mencium parfumnya, seharum bunga melati.


Deina menatapku tersenyum, kali ini elusannya ngga di pahaku. Tapi tepat di kemaluanku, yah meski ngelusnya dibalik celana tapi cukup membuat tegang si Acil.


" Udah engas ya Dei ?" tanyaku


" Iya beb. Hehehe. Auuu nakal kamu!!" ucapnya terpekik saat kuremas pelan payudaranya.


" Tunggu Seno bentar yah." kataku sambil kurapatkan tubuhku.


" Auuummm.. " tanganya kini merangkul tubuhku.


Kulihat Seno dan Tara berjalan dari arah toilet. Kusingkirkan tangan Deina menjauh. Setelah Seno dan Tara duduk. Kuambil rokok dan korekku, lalu kuajak Deina bangkit dari duduknya.


" Eh, Sen, aku pergi sebentar ya. Mau ke atas." ucapku


" Mesti ameh kenthu yo !" kata Seno


" Hahaha. Enggak bro, dia mau curhat bentar."


" Yowis, eh mbak siapa tadi ?" tanya Seno ke arah Deina


" Deina." Deina mengulurkan tangannya. " Seno." sahut Seno menjabat tangan Deina.


" Oh ya Mbak, aku boleh ajak 2 temanmu kemari kan, siapa nama mereka." tunjuk Seno ke arah dua teman Deina yang masih duduk di kursi mereka.


" Oh. Bentar mas." Deina lalu menghampiri kedua temannya kemudian mengajak mereka gabung bersama table kami. " Ini Anis dan ini Vina" ujar Deina memperkenalkan temannya.


" Yaudah aku tinggal ya Sen!" ku ajak Deina ke atas. Aku menoleh ke belakang, terlihat Seno dan Tara sangat senang seperti anak kecil dapat mainan baru.


*****​


Di atas sini ada beberapa ruangan. Letaknya dekat dengan tempat biliar. Kulihat di tempat biliar cukup sepi. Di ujung ruangan ada seorang security. Aku sangat mengenalnya. Namanya Doni. Doni sudah hafal dengan kebiasaanku jika sudah naik ke atas sini. Kalo bukan untuk kenthu terus untuk apa lagi.


" Hoy bro !!"


" Aryo !! Weh pasti mau kenthu ini ! Tipsnya dulu dong !"


Tanpa basa basi kuberikan uang 50 rb untuk keamanan. Aku langsung menuju ruangan tersebut, kugandeng Deina masuk ke dalam ruangan. Ruangan yang cukup, untuk sebuah adegan panas singkat.


" Ahhhhhh.... "


Kudengar ada suara rintihan di ruangan samping. Bukan hal yang tabu, memang di diskotik sini seperti sengaja di sediakan untuk mereka bersenggama dengan bebas. Hanya ada sebuah sofa panjang dan meja kecil di depannya.


" Mulai yuk." ucapku kepada Deina


" Hemmm. Ga sabar ya denger rintihan orang samping." ujar Deina lalu menutup pintu.


Aku duduk di sofa merah. Deina berjalan ke arahku lalu melepas high hellsnya. Wajahnya sudah nafsu banget. Kulepas kaosku, badanku kekar dan berotot kini dielusnya. Merinding....


Mmmmmuuuach


Kupagut bibir sensualnya. Deina tak mau kalah, ia julurkan lidahnya. Kulumat, kusedot dan kujamah gigi-gigi putihnnya dengan gigiku. Hidungnya yang mancung kulumat. "Cantik sekali wanita ini." batinku.


Kuturunkan tali dressnya hingga terlihat branya yang berwarna merah. Bodynya sangat proposional, meski sering mabuk. Kulihat perutnya masih rata, tidak njembling seperti kebanyakan lonthe. Aku tahu Deina bukan cewek murahan. Bahkan dia orang kaya raya. Hanya saja ia sekarang terjerumus oleh kenikmatan bercinta.


" Lepasin dong say." pintanya kepadaku


" Ia sayang." ucapku langsung melepaskan kaitan branya. Kini dua toket ukuran 32 b menyembul keluar dengan puting warna coklat yang sudah mengeras. Kuremas lembut susunya, kuciumi lehernya. Kudengar Deina mendesah dan merintih pelan.


" Shhhh... uuummmm.."


BRUUUUUUAAAAAAAKKK


DEG


" Suara apaan itu say ?" tanyanya


" Paling orang samping lagi main gaya bdsm say"


Kuturunkan dressnya hingga hingga tersisa celana dalamnya yang berwarna merah. Celana dalam yang lucu dengan motif bunga. Aku tak mau terburu-buru. Kubuat Deina enak dulu, aku tak peduli memeknya nanti basah. Toh memeknya masih sempit ini.


Kujilati pahanya menyusur ke atas sampai selakangannya. Deina menggeliat di atas sofa. Tangannya meremas sendiri payudaranya. Kuturunkan celana dalamnya. Kini aku dapat melihat memeknya yang putih bersih terawat dengan sedikit bulu tipis di atasnya.


SRUUUUUUUPPPPP


AHHHHHHHHHHH


SRUUUUUUUPPPPP


OOOOOUUUUHHHH


BRUUUAAAAAAKK DUUUUUAGHHHHHH


" ANJINGGGG !!! BABI !!!! "


Buset liar amat orang samping mainnya. Justru sebaliknya permainanku dengan Deina lebih smooth. Kujilati dan kusedot itilnya. Deina mengerang manja, suaranya pelan tapi bikin gairahku semakin naik.


" Ahhhh.. iiiyyyah iyyyyahh..ennak saay.."


Kumasukkan dua jariku ke dalam memeknya lalu kukocok cepat hingga membuatnya berteriak. Tanganku satunya memilin payudaranya.


" Ehhhm ehhmm aahmm uuu oooohmmmm"


Mata Deina merem melek. Tangannya mencengkram sofa, mulutnya terus mengeluarkan suara desahan yang membuatku semakin bernafsu untuk menjamah tubuhnya.


" Aiiiihhh .... aku keluar sayy... "


SERRRRR


Memek Deina sudah becek, kini kutanggalkan celanaku hingga si Acil, penisku, tegak dengan gagahnya. Kulihat Deina masih memejamkan matanya.


" Aku masukin yah !"


" Iyyyaa, kamu ngga bawa kondom ?"


" Nggak enak pakai gituan."


" Awas aku lagi subur! Keluarin di luar ya!"


" Iyyaa bawel."


SLEEEEP


BRUAAAAAAK


Suara di samping cukup menggangguku. Berisik banget !! Kumasukkan penisku ke dalam memek Deina. Memeknya masih sempit, agak becek tapi nikmat banget. Deina merintih, kedua tangannya kupegang erat" Uuuhhhmm enak say !!" Kupercepat gerakanku


PLOK PLOK PLOK PLOK


BRUUUUUUAKKK


DOOOOOOR


BAJINGAN !!


Ini kayaknya bukan orang bercinta deh, kok ada suara senapan pistol. Kulihat kekhawatiran di wajah Deina. Selama ada aku disini kujamin dia aman. Kukecup bibirnya, kini tubuhku menindihnya. Sikuku bertumpu pada sofa agar ia tak terlalu berat saat kutindih.


DOOOOR


PLOK PLOK PLOK PLOK



Oke udah ada 2 peluru, berikutnya apa lagi hah. Ini peluruku juga mau keluar ini. Kupercepat gerakanku, kini aku genjot Deina dari samping. Tanganku meremas payudaranya, wajahnya agak mendongkak ke arahku. Ku manfaatkan bibirku mengecup bibirnya.


AHHHHHH


BRUAAAAAK



DOOOOR


Udah 3 kali, habis ini akan kutuntaskan. Kini aku disuruh terlentang. Posisi WOT, ia kini bergoyang diatasku. Satu keistemewaan Deina adalah bisa empot ayam, dia dulu lulusan akbid. Jadi wajar kalo dia bisa. Dan inilah yang paling nikmat, Deina hanya diam memandangku, tapi rasanya penisku seperti dipijat. Astaga enaknya...


" Ooooohhh..." aku merintih


" Keluarin yuk."


Kulepas penisku lalu kukocok di depan payudaranya. Ohhhhh... total ada 3 peluru tadi yang kudengar, tapi semprotanku bisa lebih dari itu.


CROOOT


CROOOT


CROOOOT



CROOOOOOT DOOOOOOR


FUCK, 4 sama ! Oke aku harus melihat apa yang terjadi di luar. Kukecup kening Deina. Ia hanya tersenyum puas. Tapi tiba-tiba wajahnya panik. Aku tahu dia sedang memikirkan hal yang sama denganku.


" Ada apa sih ?" tanya Deina.


" Kamu tenang dulu. Aku coba menghubungi Seno."


Calling Seno :


" BUMMMM BUMMM " berisik banget, ya jelaslah. Dia kan lagi di bawah,


" HALOO SENO! ADA MASALAH DI BAWAH NGGA !!"


" DANCUK !! BIASA WAE SU! EMANG E AKU BUDEK POOO !! BUMM BUMM "


" Sorry broo, gawat ! Ada perkelahian di atas ! Deket tempat biliar !"


" Berapa orang ? Ga sanggup sendiri ? Aku lagi nenen ki cok !"


" Bangsat juga koe! Masalahnya ada yang bawa pistol bro ! Aku belum mengecek apa yang terjadi. Nag aku calling langsung munggah yo !!" ucapku


Dasar Seno, kalo udah dapet nenen, teman sendiri di lupain. Setelah memakai pakaianku, ku buka sedikit handle pintu. Kulihat Deina juga sudah rapi. Kusuruh Deina untuk tenang dan duduk dulu.


BRUUUUAK BOOOOM


" MATII KAU ANJING !!!"


SLEPP KRAAAAK


Buset kulihat segerombolan orang melawan satu cewek. Cewek itu memakai masker hitam, rambutnya diikat kebelakang. Pakainnya serba hitam. Tapi dari postur tubuhnya cewek ini ngga asing deh.


DOORR


Wuiihh keren ! Cewek itu berlari mengindari peluru sambil menggulingkan tubuhnya. Ia sembunyi di balik meja biliar.


DOOORRR


Dasar penembak amatir, lawan cewek aja pakai senjata. Tapi di sini sungguh tak imbang, 1 cewek lawan 5 cowok. Oke aku harus bantu dia. Lalu di mana si Doni ?


HYYYAAAAATTTT


Suara itu ? Aku pernah mendengarnya. Wanita itu berlari melompati meja biliar menuju kelima cowok di depannya. Jiiir , nekad banget !! Ah bikin gemes !!


BRUUUUAAKK BUUUUGHH


Wah aku harus bergegas, kulihat Deina masih memandangiku. Ya ampun ini cewek kubuat jadi pacarku aja kali ya. Kuhampiri Deina, kubisikkan sesuatu di telingannya.


" Beb, kamu di sini dulu ya."


" Ada apa di luar ?"


" Ada cewek dikeroyok lima cowok. Aku harus bantuin cewek itu. Kasihan dia beb."


" Kamu hati-hati."


" Iyaa. Eh, aku sayang kamu."


" Aku juga yok !"


Mmmmuuach


Segera kubuka pintu. Agak deg degan juga sih. Kalo lawannya banyak gitu. Setelah kubuka pintu, tiba-tiba sepi senyap. Terus kemana perginya mereka semua??


YAH TELAT !!!!


" Sssst.. !!"


Cleeeeep


Kulihat wanita tadi meleparkan bola kertas, bola itu dapat kutangkap dengan sempurna. Kemudian dia menghilang. Ya nggak ngilang kaya ninja gitu. Ia kabur lewat jendela, buset kayak superhero aja nih cewek. Catwoman kali yak. Ah bodo lah. Kubuka kertas yang dibuat jadi bola ditanganku ini, isinya,


JANGAN IKUT CAMPUR !!


Buset ngeri amat!!



*****​



Entah di mana Doni, pasti dia tahu sesuatu. Aku paling kepo sama hal ginian. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Acara semakin meriah, sudah banyak yang mabuk. Dan bahkan ada yang sampe ngga control, ciuman di lihatin orang banyak. Dan konyolnya yang ciuman bencong. Wahahaha.


Aku dan Deina kini resmi berpacaran. Ternyata dia sudah lama menyukaiku. Semoga dia tak seperti mantanku sebelumnya. Baru pacaran beberapa minggu eh putus. Kukihat sahabatku Seno sedang duduk bermesraan dengan Vina. Njir Vina cantik juga, tapi wajahnya kalem. Biasanya yang kalem kalem gini ganas diranjang.


Dan kulihat didepanku Ronal sedang berdansa dengan cewek baju ijo. Kata Deina namanya sih Tika, bodynya kaya gitar spanyol. Tara juga tak mau kalah. Dengan gaya coolnya, ia berdansa santai dengan Anis. Anis tubuhnya kecil dan ramping. Wajahnya imut kayak boneka barbie.


Di lantai dansa kulihat Bagus sudah mabuk parah. Semoga dia ngga jadi korban para bencong. Hahaha. Gila tuh si kingkong, cewe cewe di ajak pelukan semua. Benar benar mental anak texas!!


" Ada apa tadi Yok?" tanya Senobyang seakan mengerti apa yang sedang kupikirkan.


" Gpp kok Sen. Nanti bantu aku cari Doni." ucapku


" Jangankan aku, kita semua siap tempur. Kamu tau kan kita dari kampung texas ! Ingat Yok !" Ujar Seno menambah semangatku.


" Beb, aku ngga mau jadi janda. Jadi, hati hati ya sayang." ucap Deina bikin aku jadi geli.


" WTF !! Nikah aja belom jadi janda!! Makanya hamil dulu dong beb!!" ucapku saporadis.


" Yaudah masukin lagi ini nya!!" bentak Deina mencengram si Acil.


" Hushh ngawur!! Ini di tempat umum!" bantahku melepaskan tangannya


Kulihat Seno dan Vina tak malu berciuman ala french kiss. Ciuman ala perancis kah? Aku mah javakiss ajalah . Hahahhha. Kulumat bibir tipis Deina.


Mmmmuuuaaach



DOOOOOOORRRR


DOOOOOOORRRR


DOOOOOOORRRR


DOOOOOOORRRR














BERSAMBUNG

Kota M sejarah 1948...Madiun?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Lanjut lagi bos..paling seneng kalo ada aliran berantem kaya gini.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
1948 PKI? Madiun yo lur?

Untuk meramaikan Cerbung, iseng bikin cerita ah,
Cuma fiksi bro, gak ada hubungannya sama kehidupan nyata
Belum dapat mulustrasi,
kalo mau dikasih mulustrasi pm ane yah, bingung nyari aktor dan aktrisnya...




DANCOK !!




 
ceritone sangar, cuk..
boso jowone daerah tengahan iki rasane...
hahaha

tutukno sampe tamat yo cak :jempol:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd