Chapter 11
PoV arbeto
Sungguh baru kali ini aku melihat kekacauan yang begitu hebat. Dulu waktu masih ikut bertempur di lebanon sewaktu tugas perdamaian tidak separah ini pertempurannya.
Aku masih menyandang senjata laras panjang yang terpaksa aku gunakan lagi, setelah sekian tahun aku duduk di belakang meja. Demi menolong masyarakat yang di tembakin oleh pasukan robot dan cyborg, yang turun menyerbu markas ini. Aku berserta para anggota-anggota BIN ini bahu membahu mempertahankan markas, terlibat pertempuran yang cukup banyak memakan korban. Baik dari pihak kami maupun masyarakat. Tapi untunglah para anggota elit yang duluan menghancurkan pesawat itu memberikan dampak moril yang sangat positif, sehingga para anggota-anggota BIN yang lain jadi bersemangat untuk memenangkan pertempuran ini.
"Dayat!" seruku pada seorang anggota BIN yang sedang menolong anggota yang terluka.
Sesorang yang berpakaian necis jas hitam tampak kucel karena pertempuran tadi segera mendatangiku.
"Siap dan! Ada yang bisa di bantu?"
"Tolong kamu buat laporan apa-apa saja yang terjadi, penyebab dan kondisi sekarang ini. Untuk jadi bahan persiapan rekon. Juga tolong beritahu base-base yang lain agar bersiap sedia dan waspada akan serangan TOA selanjutnya. Tidak tutup kemungkinan setelah ini akan ada hal tersebut. Kerjakan!" kataku.
"Siap dan! Segera laksanakan!" seru dayat dan segera berlalu menuju markas kami.
Aku memandang gedung markas yang porak poranda disebabkan pertempuran tadi. Kaca-kaca dinding hampir rata pecah berserakan di halaman luar markas ini. Asap-asap hasil dari kebakaran di berapa tingkat lantai gedung, membumbung tinggi. Kertas-kertas bertebaran melayang dan jatuh. Sungguh amat hebat kekacauan ini.
"Hmmm..apa ya yang harus aku laporkan kepada presiden? Ini benar-benar di luar kendaliku. Tapi bagaimanapun aku harus melaporkan hal ini." ujarku.
"Pak beto." panggil seseorang dari samping kananku.
Aku menoleh dan melihat raja sedang berdiri, dengan keadaan yang tak kalah kucelnya seperti aku.
"Raja. Ternyata kamu selamat dan berhasil menghancurkan pesawat itu. Mana arci?" kataku.
"Arci terluka pak. Sekarang dia sedang menuju rumah sakit untuk pemulihan. Saya mau melaporkan info yang saya dapat dari ruang data pesawat tadi pak." ujar raja.
Oh.. Ok! Ayuk kita ke markas. Nanti kita bicarakan di dalam. Sepertinya kamu juga butuh untuk pemulihan setelah pertempuran ini."
"Iya pak, saya cukup terkuras tenaga melawan pimpinan pesawat ini tadi."
"Yuk." kataku.
Kami segera berjalan melewati keramaian aparat yang menolong orang-orang dan masyarakat yang terluka. Tak lama kemudian kami memasuki gedung BIN ini.
"Kacau sekali ya pak." ujar raja.
"Iya ja. Aku tidak menyangka bakal parah seperti ini. Butuh lama untuk rekon. Tapi tidak apa-apa, walaupun parah setidaknya kita menang." kataku.
"Betul pak."
Kami terus berjalan dan memasuki sebuah lift. Tak lama lift itu turun ke bawah dan sampai pada lantai 37. Ternyata di bawah gedung ini terdapat base bawah tanah yang cukup besar. Yang terdiri 40 lantai. Tiap lantai berbeda-beda luasnya. Ada lantai yang mencakup server data, ada lantai elektronik dan perangkat-perangkat keras lainnya. Ada lantai pelatihan prajurit, ruang tidur dan armor. Juga satu lantai yang tampak seperti ruangan peralatan tempur, seperti pesawat canggih dan peralatan tempur lainnya. Serta lantai klinik kesehatan yang moderen. Lebih moderen dari pada rumah sakit yang terbaik sekarang ini.
Kami tiba pada lantai klinik kesehatan ini. Tampak di dalam banyak anggota-anggota BIN yang terluka sedang di beri perawatan oleh perawat-perawat juga dokter. Terlihat kacau dan ribut karena erangan-erangan yang terluka sedang di tolong mereka. Kami bergerak menuju tempat duduk yang kosong.
"Raja. Kamu istirahat sejenak. Aku akan bicara kepada dokter tersebut." kataku sambil menunjukkan seorang dokter yang sedang merawat.
"Iya pak. Silahkan."
Aku bangun dari dudukku dan bergerak menuju ke arah dokter tadi. Tak lama kemudian aku mencolek bahu dokter tersebut dan berkata.
"Jack. Bagaimana keadaan di sini?"
Dokter yang bernama jack itu menoleh dan melihatku. Tampak dia terlihat kucel. Karena darah yang menempel di bajunya akibat terkena menolong yang terluka.
"Agak kacau dan lumayan sibuk to. Ada apa." katanya.
"Aku ingin bicara sejenak. Ini penting. Bisa engkau tolong dulu si raja. Kelihatan dia terkuras tenaga akibat pertempuran melawan pimpinan musuh tadi."
"Mana dia?!"
"Itu sedang duduk dekat pintu ruanganmu." kataku.
Jack dan aku bergerak cepat mendatangi raja. Tampak raja tertidur di bangku itu.
"Iya to. Dia kelihatan letih. Tolong bangunkan dia, suruh masuk dalam ruanganku." kata jack sambil masuk ke ruangannya.
Aku segera membangunkan raja dan membawanya ke dalam ruangan jack. Sesampai di dalam raja segera berbaring di tempat tidur pasien. Tampak di dalam ruangan jack, segala peralatan kedokteran moderen yang canggih, di lengkapi layar virtual 4D yang keren. Jack lalu menggunakan sebuah alat scanner yang terintegrasi dengan layar virtual tadi. Secara otomatis scanner itu bergerak dari kepala raja sampai ujung kaki. Tampak pada layar ada beberapa bagian tubuh raja yang mengalami cidera. Terutama pada ke dua otot bahu dan otot lengan.
"Sepertinya kamu terlalu menggunakan energi dalam tubuh, sehingga menciderai otot bahu dan lengan kamu ja." kata jack
"Iya dok. Aku terpaksa menggunakan 75% energi tubuhku. Kalo tidak aku tidak bisa mengalahkan si riva, pimpinan pesawat tadi." ujar raja.
"Baru 75%??" terkejut jack mendengarnya.
"Iya dok. Soalnya kalo aku memakai 100% energi tubuhku. Maka akan lebih merusak tubuhku. Aku sadar akan hal ini. Tapi bagaimanapun aku harus melakukannya." kata raja.
Jack tampak berpikir. Tak lama dia berkata.
"Ok ja. Aku punya training latihan yang bagus untukmu. Sehingga kami bisa meningkatkan dan menguatkan energi dan otot tubuh kamu. Sampai kamu merasa terbiasa. Tampaknya kamu baru kali ini mengeluarkan energi sebesar itu ya?"
"Benar dok."
"Dok..dok..dok! Panggil aku jack. Jangan dok..dok! Emangnya hewan aku??!" maki jack kepada raja.
"Eh..iya do..eh! Jack.. Sorry." kata raja agak takut.
Aku tersenyum mendengar pembicaraan mereka berdua. Sepertinya mereka akan akrab.
"Jack. Aku segera kembali ke atas. Aku harus rekon dahulu gedung ini. Ada perlu apa-apa segera hubungin aku." kataku kepada jack.
"Yup. Thanks sudah mengunjungi aku di bawah ini." kata jack.
"Raja. Turutin apa kata jack kepada mu. Segera pulihkan diri. Aku tunggu laporanmu setelah kamu pulih." kataku.
Raja mengganggukan kepalanya tanda dia mengerti. Tak lama kemudian aku segera keluar dari ruangan jack menuju lift.
PoV jack
"Ok ja. Aku segera memulihkan kondisimu. Namun saat ini kamu butuh istirahat dahulu. Segera kamu ke lantai prajurit buat istrahat. Dan minum kan obat ini. Ini obat untuk menyembuhkan cidera ototmu, serta untuk meningkatkan massa ototmu. Jangan berpikiran ini steroid! Itu bukan obat itu. Kamu mengerti?" kataku sambil menyerahkan obat berwarna merah dan biru kepadanya.
"Baik jack." kata raja.
Kemudian raja bangun dan keluar dari ruanganku menuju lantai tempat para prajurit. Aku lalu menuju komputer 4 dimensiku. Tak lama kemudian aku berkutat di depan komputer ini. Aku berpikir keras setelah melihat kondisi si raja. Setelah memeriksa keadaannya aku bisa menilai bahwa ototnya juga energi tubuhnya masih bisa dikembangkan. Karena bagaimanapun tehnologi kedokteran sekarang belum mampu untuk meningkatkan energi tubuh yang terpendam, kecuali olah tubuh yang menghasilkan energi tersebut. Namun itupun masih dalam batas standar tubuh manusia. Apabila dipaksakan hasilnya malah akan berbalik menghancurkan tubuh manusia itu sendiri. Tapi dalam fasilitas base markas pusat ini hal itu bisa dimungkinkan. Apalagi ilmu kedokteran di base ini sudah lebih maju beberapa tingkat dari pada ilmu kedokteran di luar sana.
"Hmmm..baiklah. Sepertinya aku akan menggunakan itu nanti." pikirku.
1 hari kemudian....
"Bagaimana keadaanmu ja? Apa sudah lebih baik? Obat yang aku berikan ada kamu makan?" tanyaku pada raja.
"Ada jack. Tubuhku terasa ringan dan bertenaga. Badanku juga tidak terasa nyeri lagi, obat itu bagus sekali!" katanya
"Bagus! Kalau begitu kamu ikut saya." kataku
"Kemana jack?"
"Ikut saja! Jangan banyak bertanya."
Kami lalu pergi ke lantai pelatihan. Ternyata di lantai itu segala bentuk peralatan latihan pembentukan tubuh baik tingkat dasar sampai yang paling berat ada. Gym juga ada. Sampai kolam renang juga ada. Kami menuju sebuah ruangan di dalam ruang fasilitas pelatihan tersebut. Di dalam ruang itu terdapat peralatan elektronik yang canggih dan dilengkapi layar 4D juga. Namun terdapat juga sebuah ruangan kecil 10 x 15 meter, yang dindingnya terlapisi baja setebal 30 cm. Ruangan itu akan menjadi ruang latih raja.
"Ja. Kamu masuk ke dalam ruangan itu. Lepaskan seluruh pakaianmu." kataku.
"Ok jack. Tapi itu ruangan apa?"tanyanya sambil melepas seluruh pakaiannya.
"Itu ruangan latihan untuk meningkatkan energi dalam tubuhmu. Nanti kamu harus bisa menahan hawa panas yang terus menerus naik hingga level didih air 95%. Juga hawa dingin yanga akan drop trus menerus hingga 25 derajat celcius. Aku harap kamu bisa menahan ke dua hawa itu dengan menggunakan energi tubuhmu, karena hawa itu akan saling silih berganti mulai dari berlahan hingga cepat. Kamu siap? Kamu tidak perlu kuatir. Aku akan mengawasi dirimu dari layar ini." kataku panjang lebar.
"Ya jack. Aku siap." kata raja.
Tak lama kemudian aku membuka pintu ruang kotak baja itu.
Krreeeetttt!
Raja memasuki ruangan itu, aku menutupnya dengan berlahan. Tak lama kemudian aku berbicara melalui intercom kepada raja yang di ruangan itu.
"Raja. Segera bersiap. Aku akan memulai urutan siklus hawanya." kataku.
Raja mengacungkan jempolnya tanda dia siap melalui layar virtual itu. Tak lama kemudian tampak raja mengatur napasnya dan menangkupkan ke dua telapak tangannya di depan dada. Kemudian berlahan-lahan muncul aura kuning yang mengelilingi sekujur tubuhnya. Aku segera memulai siklus hawa panas dan dingin di mulai dari 1%. Kelihatan di layar virtual hawa panas berlahan melingkupi dalam ruang baja itu. Aku terus memperhatikan data-data yang muncul di layar. Sesekali aku menoleh kepada raja. Tampak keringat mulai muncul di tubuh raja. Tubuhnya mulai merasakan hawa panas yang sudah menginjak level 26%. Hawa di dalam ruangan itu sudah lebih panas dari hawa panas yang ada di bumi. Sepertinya raja masih bisa menahannya.
Lalu pada hawa panas level 45%, raja sudah memandikan keringat yang banyak sekali. Kelihatan aura kuningnya berpendar kuat menahan tepasan hawa panas itu.
Ting!
Komputer berbunyi tanda siklus hawa akan berubah menjadi dingin. Ya! Hawa panas itu berlahan berganti menjadi hawa dingin. Berlahan-lahan kondisi hawa drop menjadi di bawah nol persen, dan sekarang trus drop hingga menyentuh level -5 derajat. Tampak hawa dingin mulai membentuk lapisan-lapisan tipis es yang terdapat pada dinding ruang baja itu. Raja kelihatan menahan kuat hawa dingin itu. Dari udara yang dikeluarkan raja, kelihatan seperti uap yang berhembus pelan namun teratur di hidungnya.
Sekarang sudah menembus level -18 derajat. Sungguh kelihatan ekstrim keadaan di dalam ruangan baja itu. Aku harap-harap cemas menanti hasil dari latihan ini. Aku amat fokus melihat layar virtual. Takut terjadi apa-apa terhadap raja.
Biasanya tubuh manusia hanya tahan panas pada 40 derajat. Lebih dari itu di pastikan akan tewas. Sedangkan pada hawa dingin, manusia hanya bisa tahan pada -3 derajat. Lebih dari itu dipastikan juga akan tewas.
Tapi kalau melihat kondisi raja, kondisi manusia biasa akan terpecahkan dalam hal menahan hawa panas dan dingin. Namun harus di bantu dengan pengolahan nafas dan olah energi tubuh tingkat tinggi.
Hawa panas dan dingin silih berganti di dalam ruangan baja tersebut. Saat ini menurut layar virtual hawa panas dan dingin menyentuh level didih air 90% dan -23 derajat celcius. Raja kelihatan memerah sekujur tubuhnya. Aura kuning terlihat memancar demikian kuatnya. Sepertinya raja benar-benar terkuras tenaganya. Dia berusaha demikian kerasnya menembus batas kekuatan dirinya. Keringat bukan lagi sedikit, tapi sudah membanjiri seluruh tubuhnya.
Bip! Bip! Bip!
Bunyi komputer berbunyi keras. Aku melihat petunjuk di layar virtual menunjukkan batas maksimal hawa panas mencapai 95% Sungguh ini amat sangat dahsyat! Sekarang hawa terakhir berubah menjadi hawa dingin secara cepat hingga drop mencapai -25 derajat. Raja terkurung dalam es yang terbentuk dari keringat tubuhnya. Aku menanti dengan cemas apa hasil terakhir ini. Tiba-tiba muncul seberkas cahaya kemerahan yang memberkas pada es itu. Makin lama makin membesar.
DHUAAARR!
HEAAAAAAAA!
Es itu pecah berkeping-keping! Tak lama kemudian muncul raja dengan aura kuning kemerahan berpendar sangat kuat namun stabil. Terlihat percikan-percikan listrik di sekeliling tubuh raja dan mengitari tubuhnya. Percikan listrik itu menyambar dinding baja itu. Berlahan dinding baja tampak melelah panas terkena percikan itu. padahal hawa di dalam ruang baja amat sangat dingin!
Aku segera menon aktifkan siklus hawa dingin itu. Di layar virtual raja tampak mengepalkan ke dua telapak tangannya yang kemerahan. Luar biasa! Aku terkagum melihatnya. Namun segera aku mengambil intercom dan berbicara.
"Raja! Kamu masih sadar kan?!" kataku
Raja lalu melihat kamera cctv yang ada di dalam ruangan baja. Dia mengacungkan jempol dan berkata.
"Jack. Aku berhasil! Tenagaku terasa begitu melimpah ruah. Kalo begini rasanya ringan sekali tubuhku. Kamu hebat jack!" kata raja sambil tersenyum.
Ok. Semuanya berhasil! Aku segera membuka pintu baja itu. Raja keluar dengan tubuh yang masih memerah. Namun berlahan-lahan mulai kembali ke warna normal tubuh manusia.
"Jack. Aku tidak menyangka kalau energi tubuhku masih bisa di tingkatkan. Sungguh! Aku teramat berterima kasih jack. Tanpamu ini tidak akan bisa aku capai. Terima kasih." ujar raja sambil membungkukkan badannya.
"Haddeehh. Udahlah.. Biasa itu. Yang penting sekarang kamu sudah bisa bertarung lagi."
"Siap jack! Ready kapan saja."
"Ok. Segera laporkan hasil latihanmu dan info yang kamu dapat dari pesawat itu. Jangan lupa....?." jack terdiam.
"Apa jack? Apanya yang jangan lupa?" tanya raja sambil berjalan menuju pintu keluar ruangan.
"Jangan lupa pake bajumu dulu tau! Hahahahaha!" kataku sambil tertawa menutup mulut.
Raja melongo tertegun. Lalu kembali tersadar. Dengan wajah yang memerah dia memungut bajunya dan memakainya.
"Huh! Ada-ada aja si jack! Udah tau saya oot gini.. Eh! Jack belum tau ya.. Haddeeh ketahuan deh." sungut raja sambil berlari keluar ruangan.
"Hahahahahaha!" tawaku keras.
Aku tidak menyangka ternyata si raja bego juga orangnya. Kok bisa ya jadi agen. Tapi semua kembali kepada yang merekrutnya.
Bagaimana selanjutnya? Tunggu chapter 12.