Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Dema dan Dunia Zombie

2. Jihan Aviva: Merebut Jatah Mantan
**

Di kamar mandi, aku dan bu Nadine pun mandi berdua di bathub, setelah 15 menit, kami berdua pun keluar, lalu aku izin pulang karena Fina sudah menungguku di rumah.

"Mom aku pulang ya," ucapku

"Kirain mau bobo sini sayang, padahal jarang-jarang kan kita berdua kayak gini," balas bu Nadine

"Hehe nggak mungkin lah mom, aku mau ngomong gimana sama istri aku?" jawabku

Bu Nadine hanya tersenyum mendengar pernyataanku, setelah ku cium kening dan bibirnya, aku pun keluar kamar sekitar jam 8 malam.

Aku lalu menekan tombol lift menuju lobby hotel. Ketika aku melewati lounge, aku melihat Jihan masih sendirian di meja restoran hotel sambil makan, aku pun menghampirinya.

"Lah lo masih di sini han?" tanyaku

"Iya nih bete banget aku, mantanku ngedadak banget nginfoin kalo malem ini meetingnya gak bisa ditinggal," ujar Jihan sambil cemberut

"Hehehe yaudah sabar ya han, tunggu paling bentar lagi kelar," balasku

Hape Jihan berdering, lalu ia mengangkat hapenya,

"Hallo beb, aku udah pesenin kamarnya, kamu langsung masuk ya sayang, nanti mas kesitu. Kamar 102." ucap mantannya Jihan di balik telepon

"Hmmm." jawab Jihan singkat sambil menutup teleponnya

Setelah selesai makan, Jihan pun sempat pamit padaku untuk pergi ke kamarnya, tapi kemudian ia meminta tolong padaku untuk membawa barang bawaannya ke kamar.

"Dem bawain dong, masa laki ngebiarin cewek bawa barang banyak gini," ucap Jihan padaku

"Iya iya."

Aku pun membawa barang bawaannya ke kamar.

Sesampainya di kamar, aku pun menaruh barang bawaannya di samping lemari

"Dem temenin aku dulu ya. Bete nih gak ada temen ngobrol," ucap Jihan yang terkenal ceriwis

"Waduh gak bisa han, bini gue nunggu," ucapku

"Ayo lah Dem, bentar deh ya 15 menit aja, sambil nunggu mantanku dateng," ucap Jihan memohon

"Yaudah iya iya,"

Aku pun duduk di sofa panjang yang berada di kamar, Jihan lalu duduk di sebelahku sambil menyalakan rokok.

"Rokok dem?"

Aku pun mengambil sebatang rokok yang ia tawarkan, lalu menyalakannya.

"Gue telepon bini gue dulu ya, takut nyariin,"

Aku pun menelepon Fina..

"Hallo mas,"

"Sayang, aku kayaknya agak maleman deh, banyak banget kerjaanku, kamu lagi apa sayang?"

"Aku beres mandi nih mas, mau masak tapi cape banget hahaha,"

"Sayang, kalo cape gak usah masak, biar mas yang beli makan ya nanti pas pulang, kamu mau makan apa?"

"Beneran mas? Hihi iya capek banget aku hari ini huhu, yaudah aku pengen ayam spicynya mcd ya mas,"

"Yaudah nanti aku beliin ya sayang, nanti aku kabarin kalo udah mau pulang, see you istriku,"

"Love you mas, muah,"

Aku pun menutup telepon lalu menghisap rokokku.

"So sweet ya kamu Dem, sayang istri banget nih kayanya hahaha," ucap Jihan

"Hahaha bisa aja, ya gimana gue gak sayang orang bini gue baik banget, kehidupan lo sendiri gimana sama suami lo?" ucapku

"Ya gitu lah dem, kalo dibilang cinta ya cinta, tapi ya gimana, lama-lama jenuh juga kalo suami dua bulan sekali pulang, terus di rumah cuma 3 hari doang terus pergi lagi," ucapnya sedih

"Ya balik lagi itu kan buat ngidupin keluarga juga, mungkin ya laki lo juga gak punya pilihan lain," ucapku bijak

"Iya sih, makanya aku juga sebenernya maklum sama pekerjaan suami, karena ya balik lagi aku pun lumayan lah dapet uang bulanan suami, anak-anak sekolahnya pada mahal banget ya."

"Iya makanya, apapun yang dilakuin suami lo, pasti buat lo dan anak-anak lo kok, oh iya terus anak-anak lo siapa yang urus han?" ucapku penasaran

"Yang paling bontot sama mama mertua dem, terus yang gede juga baru masuk SMP jadi udah bisa jagain adik yang nomor dua," ucap Jihan

"Oh enak dong lo, anak-anak ditinggalin lo malah ngewe di sini," candaku

"Heh ahhahaha iya juga ya, ya gimana shaaay memek aku dari pagi udah kedat-kedut tapi malah dibikin drop gara-gara mantanku ngedadak meeting," ucap Jihan

"Hahaha memek kedat-kedut gimana dah?" ucapku becanda

"Haha Dem..dem, mau liat?," goda Jihan sambil mengerlingkan matanya padaku

"Emang boleh?" aku balik menggodanya

Jihan lalu menyingkapkan rok sebetisnya, lalu terlihatlah celana dalam pinknya yang agak sedikit basah, terlihat dari warna pinknya agak sedikit tua pas di lubang memeknya.

"Nih Dem memek kedat-kedut kek gini," Jihan lalu membuka celana dalamnya, sekarang aku melihat memek basah Jihan yang berkedut,

"Eh buset itu apaan han," aku semakin terkejut ketika kulihat di lubang anusnya Jihan terpasang buttplug warna pink.

"Apa? Buttplug? Ah elah sok polos kamu, ini ya biar gak sakit Dema kalo mau dianal," ucap Jihan

Aku masih terpana melihat memek dan buttplug yang terpasang, memek Jihan tampak terawat dengan sedikit bulu halus di area bawah pusar.

"Heh, Dema, malah ngelamun bae, aku tau memek aku itu nyangein tapi gak usah gitu juga kali ekspresinya hahaha," Jihan menggodaku

"Hahahaha nggak kok gue cuma amaze aja lu ternyata binal juga ya," ucapku

"Haha sales semuanya binal Dem kalo kamu mau tau mah, ini aku udah buka daleman aku didiemin doang nih? Yakin gak mau icip memek sama bool aku?" Jihan mencolek bahuku sambil mengerlingkan mata genitnya.

Aku hanya tersenyum lalu mematikan rokokku, Jihan juga mematikan rokoknya lalu aku mendekati mulutnya dan "Cuuuuup...." kami memulai permainan dengan ciuman beraroma rokok khas menthol. Tanganku mulai nakal, kukilik memeknya yang sudah terbuka dan kumulai permainan jariku, Jihan tampak melenguh sambil mempertahankan ciumannya denganku. Setelah puas dengan memeknya, aku pun mengeluarkan jariku lalu mengarahkannya ke dalam mulut Jihan, ia pun lalu melepaskan ciumannya denganku dan langsung menjilati tanganku.

"Han, ini mantan lo kalo keburu dateng gimana?" ucapku agak was-was

"Hahhaahha apa deh Dem, lagian kan cuman mantan aku, dia punya hak apa buat marah kalo liat aku ngewe sama kamu?" ucap Jihan sambil tertawa.

"Iya juga ya," ucapku singkat

Kami pun memulai ciuman lagi, tanganku sekarang lebih agresif, kugamit susunya dari balik sweater, Jihan rupanya tak memakai beha, aku pun lalu memilin putingnya dan terdengar desahan lembut darinya.

"Aaaaah shhhhhhs,"

Aku lalu melepas bajuku dengan posisi masih duduk di sofa. Perlahan tangan Rihan meraih kontolku yang masih terbungkus jeans, dibukalah celana jeansku dan kontol 25 cm ku membuat Jihan agak kaget sekaligus kagum.

"Astagaaaa..ini muat gak ya di bool aku? Dem gede banget aku sukaaaa, tau gini kita ngewe dari dulu aja ya," ucap Jihan merocos

Ia pun lalu memiringkan badannya ke arah kontolku, dijilatinya dengan pelan lubang kencingku, aku pun kelojotan menerima serangan Jihan, "HAP!," "Sluuuurp....sluuuurp...sluuurp," Jihan nampaknya memang sudah berpengalaman, kuakui kalo soal blowjob ia sedikit lebih unggul dari istriku.

"Sssshhhh enak banget han sepongan lo,"

"Sluuuurp...sluuurp...sluuurp..." Jihan tambah semangat kupuji seperti itu

Aku pun lalu membenamkan kepalanya ke kontolku, dan ku hentakan kontolku naik turun hingga Jihan tersedak dan tampak sebagian liurnya meleleh keluar membasahi selangkanganku.

Setelah itu, Jihan pun melepas pakaiannya, begitu pun aku. Kami pun sudah dalam keadaan telanjang bulat. Kami lalu berdiri dan saling berciuman lagi. Tak berapa lama, aku lalu membalikkan badannya di sofa dan bersiap mendoggy-nya, kulihat buttplugnya masih menancap.

"Buttplugku cabutin Dem, kamu mau anal kan?" ucap Jihan

Aku pun bersiap mencabut buttplugnya...lalu Jihan bicara lagi "Ludahin dulu area sekitar boolku Dem,"

"Cuh!" aku pun berkali kali meludahi anusnya Jihan, lalu perlahan kucabut buttplugnya.."Plop,"...

Aku perlahan memasukkan kepala kontolku. dengan cukup mudah kepala kontolku sudah masuk, kumajukan lagi sedikit, batang kontolku pun sudah masuk, perlahan kumaju-mundurkan kontolku di dalam anusnya, tampak Jihan menikmati sodokanku.

"Aaaahhhhhh ssssshhhh kontol kamu penuh banget sayang terussss entot aku aaaaahhh,"

"Plok...plok...plokk...plok...plok..." hentakan kontolku menghasilkan bunyi beradu yang semakin membuatku bernapsu. Setelah 5 menit menganal Jihan, aku lalu memasukkan kontolku ke dalam memeknya..."Bless,"

"Aaaaah shhhh fuck my pussy sayang,"..."Cuuuuurrr..." Jihan akhirnya squirt dan badannya sedikit mengejang

Aku yang memang baru sejam yang lalu ngecrotin bu Nadine tampak perlu recovery untuk kontolku, aku dan Jihan ngentot hampir 45 menit. Aku mengakhiri entotan ku dengan gaya missionary, setelah puas kusemburkan spermaku di atas tubuh dan dadanya. "Aaaaaaahh shhhhh fuck memek sama bool lu enak banget han," ucapku memuji

Jihan mengusap-usap spermaku dengan tangannya kemudian menjilatinya sampai habis

Setelah membersihkan diri di kamar mandi, Jihan pun duduk di sofa..

"Dem kamu enak banget sumpah, nanti ngentot lagi ya kita hahaha," canda Jihan sambil tertawa

"Haha bisa aja, han gue kayaknya langsung balik deh, bini gue kasian, gue udah janji mau ngentotin dia malam ini,"ujarku

"Yaudah makasi ya Dema, next time kita ena-ena lagi ya" ucapnya sambil mencium bibirku.

Kucium pipinya lalu ku beranjak pulang.

Kini "List perempuan" yang pernah kusetubuhi makin banyak saja. Setelah kejadian itu, Jihan dan bu Nadine selalu mencari kesempatan untuk ngentot denganku. Aku pun sempat beberapa kali ngentot dengan mereka entah itu pas break makan siang atau pun kalo ada duty keluar kantor.
 
Terakhir diubah:
menarik ceritanya
 
3. Poppy Anggisari: Malam Minggu Biru

Setelah akhirnya kunikmati tubuh bu Nadine dan Jihan, jiwa petualang seksku semakin tak terbendung, aku semakin berhasrat untuk menikmati tubuh seluruh rekan sales wanitaku. Entah kenapa, aku seperti melupakan komitmenku untuk tidak bermain di belakang istriku, tapi aku juga tidak bisa mengontrol semua ini. Kisahku selanjutnya adalah dengan Anggi. Ya, Poppy Anggisari yang memang sudah baper kepadaku, sehingga aku pun tak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa tidur dengannya. Waktu itu hari sabtu, aku dan Anggi harus piket untuk menjaga booth kami di salah satu mall mewah di Jakarta Selatan. Kami baru selesai jam 8 malam karena itu weekend, lalu aku berinisiatif untuk mengantarkannya pulang ke rumahnya.

"Nggi, mau aku anterin?" kataku

"Tumben Dem, biasanya aku yang minta kamu nolak mulu nih, jangan-jangan ada maunya ya hahaha," ucapnya sambil mengejekku

"Haha nggak nggi, kebetulan gue ngantuk banget, pasti malem ini macet banget jalanan, biar ada temen ngobrol aja," ucapku ngeles

"Oh gitu yaudah oke Dem,"

Anggi hari ini terlihat seksi sekali dengan memakai dress jeans berbelahan dada rendah. Ukuran dadanya yang besar membuat payudaranya begitu terekspos.



Aku pun mengantar Anggi menuju rumahnya yang kebetulan searah denganku.

"Anak-anak gimana kabarnya nggi?" ucapku memulai percakapan di mobil

"Baik kok dem, seneng sih mereka pada gak rewel jadi aku agak tenang jadinya," ucap Anggi

"Tapi anakmu yang pertama udah SMA sih ya jadinya bisa jagain kedua adeknya," balasku

"Iya bener Dem, Mika emang sayang banget sama kedua adeknya, makanya aku gak khawatir kalo harus ninggalin mereka bertiga di rumah," ucap Anggi

"Wah untung ya, Mika kulihat juga bisa ngejaga Molly sama Molla sih." ucapku

"Papanya masih sering nengokin kah?" tanyaku

"Baru tadi ngabarin aku juga sih katanya mau ngajak anak-anak ke Bogor Dem," ucap Anggi

"Wah syukurlah kalo hubungan kalian masih terjaga," ucapku

"Masih lah dem, orang masih minta jatah ngewe juga hahaha." ucap Anggi

"Oh shit really hahahaha" ucapku

"Hahaha iya. Awalnya sih aku gak mau Dem tapi dia maksa minta terus yaudah akhirnya aku kasih, soalnya aku juga udah males dem kalo buat ngewe doang harus buka hati lagi, buat ngobrol kayak gini sama kamu aja aku udah gak pernah lho, udah mati rasa kali aku ya sama laki," ucap Anggi

"Semua butuh proses, nggi. Aku sih selalu berdoa terbaik buat kamu semoga kamu bahagia, either kamu mau terus sendiri atau pun buka hati lagi, aku doain yang terbaik ya." ucapku bijak

"Awww makasih Dema, baik banget sih tumben hahaah biasanya cuek bebek sama aku," balas Anggi

Aku pun hanya tersenyum ke arahnya lalu Anggi menyenderkan kepalanya ke bahuku.

"Beloknya ke sini ya, nggi?"

"Iya kanan situ dem, lurus aja nanti rumahku sebelah kiri, sebelahnya laundry," ucap Anggi

Akhirnya kami pun sampai di rumahnya Anggi, rumah berukuran sedang dengan satu carport.

"Dem mampir dulu kan? kumasakin ya, you have to try my ayam ungkep," ucapnya sambil membuka pintu mobil

"Oke then,"

Aku lalu memasukkan mobilku dan masuk ke rumahnya.

"Aku masak dulu ya dem, nih nonton TV biar gak bosen" ucap Anggi menyerahkan remote TV sambil meletakkan segelas air dingin di meja.

Anggi sudah mengganti bajunya tadi, ia sekarang hanya mengenakan daster motif bunga tanpa dalaman.

Setelah kurang lebih 30 menit, makanan pun sudah tersaji di atas meja, lalu kami berdua makan.

"Wah enak juga ayam ungkepnya nggi, bisa masak juga kamu." ucapku memuji

"Hehe iya dong, ini resep turun-temurun lho dari mamaku," ucap Anggi

"Iya pedesnya meresap banget," ucapku

Setelah selesai makan, kami pun duduk bersebelahan di sofa, aku pun menyalakan rokok, tak lama kemudian hape Anggi berdering.

"Hallo, kenapa mas?" ucap Anggi di balik telepon

"Nggak dek, mas cuma kangen sama kamu," ucap mantannya

Aku pun memberi kode kepada Anggi untuk mengaktifkan loud speaker sehingga aku bisa mendengar percakapannya.

"Kangen kenapa mas? Salah sasaran kangennya mas, harusnya sama istri," ucap Anggi

"Hehe gak tau nih, kebayang kamu terus sayang, hari senin aku ada meeting di hotel Purina, mas jemput ya, mas kangen kehangatan tubuhmu," ujar mantannya Anggi

"Hehe kan ada istri kamu mas, ngapain sih masih minta sama aku, istri mas kan lebih seksi daripada aku, makanya aku ditinggal hehe," ucap Anggi dengan senyumnya sambil mengerlingkan matanya kepadaku

"Hehe jangan gitu dong dek, sudahlah jangan bahas masa lalu, pokoknya senin mas jemput ya?"

"Iya mas liat nanti aja, aku gak janji. Udah dulu ya mas aku lagi sama temen, tolong anak-anak dijagain ya, bye" ucap Anggi lalu menutup telepon

Aku pun cekikikan mendengar percakapan Anggi dengan mantan suaminya.

"Tuh gitu tuh Dem mantan suamiku, kalo butuh memek doang baru mesra banget sama aku, biasanya boro-boro," ucapnya sambil tertawa

"Hahaha laki emang gitu nggi, gak usah dipercaya, makanya aku gak suka laki hahaha,"

"Haha bisa aja kamu," ucap Anggi

Kini giliran teleponku berdering, Fina meneleponku.

"Hallo istriku, ada apa sayang?" ucapku

"Mas pulang jam berapa? Mau aku masakin apa?" ucap Istriku di balik telepon

"Oiya sayang mas lupa bilang, mas mau ngopi-ngopi dulu sama temen-temen sales, biasa lah awal bulan," ucapku

"Iiiiih mas kok gak bilang, bete deh, pantes belum ngabarin pulang jam segini. Huh,"

"Hihi maaf sayang, mas lupa, ini baru mau on the way kok ke tempat ngopinya, yaudah kamu mau nitip apa sayangku?" ucapku

"Yaudah aku nitip es kopi ya mas, berati aku gak usah masak kan?"

"Gak usah sayang, nanti mas beliin nasi goreng depan komplek aja ya,"

"Shiap mas, have fun ya, love you,"

"Love you too," ucapku lalu kututup teleponku

"Gimana kabar istri kamu Dem?" ucap Anggi

"Baik kok nggi, main ke rumah dong sekali-sekali ajak anak-anak juga," ucapku

"Haha nanti ya dem, aku juga mau sih,"

Aku lalu mematikan rokokku yang hanya menyisakan puntung, lalu tiba-tiba tanpa melihat ke arahku, Anggi berbaring di atas pahaku sambil memainkan hapenya. Dasternya yang tipis dan tanpa dalaman membuat putingnya menegang menjadi terekspos dari balik dasternya.

Aku pun mulai horny melihat putingnya, kucoba untuk memulai permainan, perlahan kuarahkan tanganku ke arah payudaranya, kuremas pelan, rupanya Anggi tak menghiraukanku, ia terus saja melihat hapenya sambil sesekali tertawa cekikikan.

Kuanggap ini sebagai lampu hijau, aku pun lalu memilin putingnya dari balik dasternya, terdengar lenguhan pelan setelah kumainkan putingnya.

"shhhhmmm..."

Anggi pun manaruh hapenya dan menatap ke arahku, ia lalu memegang tanganku yang sedang memainkan putingnya, lalu jariku dijilatinya satu-satu sambil terus mempertahankan tatapannya.

Anggi pun bangkit dari tidurnya, lalu kami berciuman panas, Anggi yang sudah terpancing pun meladeni permainanku, ia lalu membuka celanaku dan mengeluarkan kontolku.

Setelah melepas dasternya, Anggi lalu menyepong kontolku dengan keadaan telanjang bulat. Aku pun membuka pakaianku dan sekarang aku dan Anggi sudah sama sama telanjang bulat. Aku lalu membaringkannya dan menindih tubuhnya, kugesekkan sebentar kepala kontolku di bibir memeknya lalu "Blesss" seluruh batang kontolku sudah masuk ke dalam memeknya.

"Aaaaaaahhh shhhhhh ini yang udah aku tunggu-tunggu sayang, fuck meeee aaah," ucap Anggia meracau

Aku pun memaju-mundurkan kontolku, kutambah kecepatannya hingga ia merem-melek menerima sodokanku. "Ah ah ah shhhh enak sayang terus sayang," ucap Anggi

Tak lama kemudian, Anggi pun squirt memenuhi sofa tempat kami bercinta. Aku pun mengeluarkan kontolku lalu menarik tubuhnya dan memintanya untuk menungging. Kudekatkan kepalaku ke lubang anusnya lalu meludahinya sampai basah. Kujilati lubang anusnya, lalu kumainkan dengan lidahku.

"Sshhhhh ahhhh you wanna fuck my ass baby huh? Ahhhh shhh terus jilatin sayang," ucap Anggi keenakan

Memek dan anus Anggi berwarna agak kegelapan, tapi bersih dan tidak menimbulkan bau, aku pun menjilatinya dengan nikmat. "Ssshhh masukin kontol kamu sayang, bool aku udah siap sayang aaahahh," ucap Anggi masih meracau

Aku pun menyudahi jilatanku lalu bersiap memasukkan kontolku ke lubang anusnya. "Aaaaahhh sssshhh yes sayang pelan pelan," ucap Anggi

Kepala kontolku sudah masuk ke dalam lubang anusnya, kudorong sedikit dan setengah batang kontolku sudah masuk di lubang anusnya.

"Aaaaaaahh sshhhhhh fuuuck," Anggi memaju mundurkan pinggulnya, ia memegang kendali permainan.

Lubang anus Anggi masih rapat dan enak karena memang ia jarang dianal. Setelah agak nyaman, aku lalu memaju-mundurkan kontolku dan kutambah kecepatannya, membuat Anggia merem melek.

"Yes yes yes aaaahh fuck my ass shhhhhss," ucap Anggia

Setelah 15 menit menghajar anusnya dengan posisi doggy aku pun menghentikan genjotanku lalu duduk, Anggi lalu duduk di atasku dan menggenjotku dengan posisi face to face.

"Plok..plok..plok...plokk..." "Sssshhh aaah ah ah enak banget kontol kamu sayang ahhhhh," ucap Anggi terus meracau.

Setelah 10 menit di posisi ini, aku mulai merasakan kedutan di kontolku, pertanda akan keluar. "Shhhhh aahhhh I wanna cum baby,"

"Yes cum in my pussy baby,"

"Aaaahhh shiiiit" "Croooot....croooot...croooot...croooot"

Semburan spermaku memenuhi rahimnya, Anggi masih saja menggenjotku meski pun aku sudah mengeluarkan spermaku. "Plok...plokk...plokk..plok," suaranya semakin nyaring karena selangakangan kami sudah dibasahi lelehan spermaku.

Anggi yang masih belum puas terus menggenjotku, setelah 5 menit akhirnya ia squirt untuk kedua kalinya. Tak cukup sampai di situ, kali ini ia meindahkan kontolku dan mengarahkannya ke anusnya. 5 menit kemudian aku keluar lagi, kali ini di dalam anusnya.

"Aaaaahhh shit aku keluar lagi aaahhh," "Croooot...crooot...crooot.." "Fuuuck enak banget shit," aku pun meracau

Anggi lalu memelankan genjotannya dan kami pun berciuman. Setelah puas akhirnya Anggi mengangkat tubuhnya... "Plop" lelehan sperma memenuhi tubuhku, Anggi pun langsung membungkuk dan membersihkan sperma di tubuhku.

Setelah bu Nadine dan Jihan, Anggi pun kini jatuh ke pelukanku. Anggi jadi salah satu cewek yang cukup rutin kuentot karena memang rumahnya searah denganku. Aku sering mengantarnya ke rumah kalo anak-anaknya sedang bersama mantan suaminya.
 
Terakhir diubah:
menarik ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd