Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Dema dan Dunia Zombie

4. Junia Megarani: Berbuahnya Rasa Penasaran

Setelah berhasil mendapatkan tubuh Anggi, aku tentunya tak berhenti sampai di sini, jiwa Don Juanku semakin menjadi-jadi, ditambah lagi tak ada hambatan berarti selamaku melakukan ini.

Wanita selanjutnya yang menjadi tempat pembuangan pejuhku adalah..



Junia Megarani

Wanita yang akrab dipanggil "Juni" ini jadi salah satu teman wanitaku yangbsering curhat juga padaku perihal kehidupan rumah tangga, aku pun pas awal menikah dengan Fina, sering curhat dengan Juni, karena itulah Juni merupakan rekan sales terdekatku selain Anggi dan Rani.

Kejadiannya terjadi 4 bulan setelah Junia melahirkan anak ketiganya, ia dan suaminya menyelenggarakan syukuran anak ketiganya sekaligus rumah baru karena dia dan suaminya baru saja pindah menempati rumah baru.

Aku dan seluruh rekan salesku termasuk bu Nadine menghadiri acara tersebut, termasuk suaminya eya yang juga merupakan rekan kerja suaminya Junia di salah satu bank Swasta di Jakarta.

Setelah acara selesai, seperti biasa kami pun disuguhi makanan dan kami makan bersama.

"Selamat ya buat anak dan rumah barunya beb, enak nih ya jadi semakin deket sama kantor," Jihan membuka obrolan

"Sama-sama bebih iya nih Alhamdulillah rejeki lancar terus setahun ini," Junia mengamini

Acaranya sendiri dimulai dari jam 7 malam sampai selesai, rekan-rekan kerjaku mengajak pasangannya masing-masing, tak terkecuali aku yang mengajak istriku.

"Mbak Juni selamat ya semoga Juan jadi anak yang soleh dan berbakti sama orang tua, selamat juga buat rumah barunya ya mbak," ucap istriku sambil memeluk Junia

"Iya Fina sayang, semoga kamu cepat nyusul juga ya, bilangin tuh sama Dema genjotin kamunya kalo bisa tiap hari ya," ucap Junia diiringi tawa semua orang yang hadir

"Hahaha tiap hari kok mbak, cuma emang belum rejekinya aja," ucap istriku sambil tersenyum ramah

Setelah makan-makan, acara pun berlanjut dengan ngobrol-ngobrol ringan antar tamu yang hadir. Semua terlihat akrab karena sudah saling mengenal.

Aku pun setelah 10 menit ngobrol ngalor-ngidul, aku merasakan sakit perut yang tak tertahankan, mungkin efek dari makanan pedas yang barusan kumakan.

"Toilet di mana ya Jun? Mules nih," ucapku

Anto, suaminya Juni yang kebetulan berada di sebelah Juni pun merespons, "Mas Dema di kamar atas aja, di situ ada toilet, toilet bawah belum bisa dipake, tombol flushnya rusak," jawab Anto

"Oh gitu mas, ok ok maaf ya ngerepotin," ucapku

"Santai mas, yuk saya antar," ucap Anto

Aku dan Anto pun menuju toilet lantai atas yang terletak di kamar utama, terlihat anak mereka sedang tertidur pulas di kasur.

Setelah berada di toilet kurang lebih 10 menit, aku mendengar tangis bayi, rupanya anak Junia menangis, tangisan tersebut terdengar kurang lebih satu menit setelah itu reda. 5 menit kemudian aku pun keluar toilet dan melihat Juni sedang menyusui anaknya, terlihat payudaranya besarnya menyembul, membuatku menelan ludah.

"Eh Jun, kirain gak ada orang, sorry ya," ucapku

"Eh ada Dema, iya dem gapapa, anakku emang gini, kalo nangis tinggal kasih nenen aja langsung diem, ucap Juni

"Oh ok Jun, mungkin sifatnya nurun dari Bapaknya kali hahaha," ucapku berseloroh

"Hahahaha ngakak, tapi bener sih Dem, aku kalo lagi nenenin Juan pasti mas Anto nenen yang satunya, pokoknya gak boleh dikasi nganggur lalh ni nenen," ucap Juni sambil tertawa

"Hehehe sekarang nganggur tuh Jun, mubazir gak siiiih hahaha," ucapku agak memancing

"Hahaha dasor kamu," ucap Juni singkat

Aku pun belum menyerah merayu Junia agar jatuh ke pelukanku...

"Eh gue nanya serius Jun, kalo bayi gitu kok suka banget sama nenen ya? Enak kali ya?" ucapku masih dengan effort

"Gak tau Dema, mungkin rasanya kayak susu sapi kali," ucap Juni tanpa menatapku

"Hmmmm...Jun aku boleh icip gak nenen kamu? Aku penasaran banget rasanya kayak apa," ucap ku semakin berani

"Heh jangan macem-macem Dema, orang rame banget di luar," ucap Junia

"Plis bentar aja Jun, penasaran banget hehehe," ucapku sambil memegang tangannya Juni

"Duh gimana ya, too risky gak sih," ucap Juni sambil celingak celinguk ke arah pintu

"Just a second," ucapku

"Hmmm yaudah deh, toling tutupin pintu Dem," ucap Juni

Aku pun menutup pintu lalu berjalan menuju kasur tempat Juni menyusui anaknya.

"Cepet ya Dem," ucap Junia sambil mendekatkan payudaranya ke arah wajahku yang sudah berbaring di sebelahnya.

Aku pun perlahan menghisap puting sebelah kanannya, kujilat memutari putingnya ,lalu kulahap dengan cara menyedot di ujung pentilnya hingga Juni melenguh keenakan.

"Dem shhhh aaahhhh isep doang sayang jangan dimainin, tar aku pengen ahhhhh," ucap Juni sambil meracau

Tanpa menghiraukan ucapan Junia aku pun terus menjilati dan menghisap ujung putingnya. Perlahan tanganku pun mulai bermain-main di area pusarnya, lalu kurogoh memeknya yang tertutup celana bahan hitam, awalnya Junia agak menahan tanganku agar tak masuk memeknya, namun jilatanku di putingnya membuat Junia kehilangan kontrolnya.

"Shhhh aaahhh enak sayang terus sayang," racau Junia

Setelah meracau akhirnya tanganku pun diizinkan untuk memainkan memeknya, kuraba memeknya sudah basah, aku pun memasukkan dua jariku dan mengocoknya.

"Shhhhh ahhh enak sayang teruuuus shhhhh,"

Aku semakin mempercepat kocokanku lalu tak lama kemudian Junia mengeluarkan cairan cintanya, teriakan Junia agak tertahan karena takut terdengar keluar. Aku pun mengeluarkan tanganku dari memeknya lalu menyodorkanny ke mulutnya Junia, tanpa basa-basi iya menjilati jari-jari tanganku sambil menatapku.

Aku pun melepas celana bahan dan celana dalam warna biru yang dipake Junia, sedangkan atasnya hanya kusingkapkan bajunya, hijabnya tetap ia pakai.

Tangan Junia lalu mulai mengelus kontolku yang sudah menegang di balik jeansku

"Shhhh aku mau ini sayang, ayo masukkin sayang," ucap Junia sambil melihat dan mengelus kontolku

Aku pun langsung membuka celanaku dan Junia pun kaget melihat ukuran kontolku yang besar.

"Astaga...aaaah Dem gede banget punya kamu sayang, aku basahin dulu,"

Junia pun meletakkan bayinya yang sudah kembali tertidur lelap di stroller, lalu ia pun menyepong kontolku. Kurang lebih hanya satu menit ia menyepong kontolku karena memang kita sendiri sedang dalam posisi adrenaline rush.

Junia lalu mengangkangkan kakinya, aku pun langsung mengarahkan kontolku yang sudah basah, lalu..."blesss" dengan mudah kontolku memasuki liang kenikmatan Junia, dibarengi lenguhan Junia yang agak sedikit tertahan.

"Emmmmmhh...sshhh enak banget kontol kamu sayang..entotin aku sayang," ucap Junia yang sudah dikuasai hawa napsunya

Aku pun menyadari bahwa aku tak bisa lama-lama, aku pun langsung mempercepat tempo sodokanku hingga Junia mendesah hebat,

"Emmmhhh ah ah ah ah shhhhhh fuck aku mau keluar sayaaang," ucapnya agak tertahan...."Cuuuur...cuuuuurrr..." "Aaaahhh sshhhhh emhhhh shhhh," tubuh Junia agak mengejang efek dari squirtnya yang membasahi kasur.

Aku pun tetap mempertahankan tempo sodokanku karena ku sadar tak bisa berlama-lama... "Aaaahh aku mau keluar Jun shhhiiiit," ucapku

"Shhhhh tumpahin di memek aku sayang, aman kok shhhh ah," ucap Junia

"Yeeeess aaahhh aku keluarrrr shhhhh,"...."Croooot...croooot....crooot..." "Aaaahh holyfuck shit,"

Spermaku hangat memenuhi rahimnya, kulihat Junia menggunakan jarinya untuk mengambil lelehan spermaku yang sebagian keluar dari memeknya, lalu menjilatinya sampai habis.

"Kontol kamu enak banget sayang, lagi yuk kapan-kapan," Junia dengan genit menatap mataku lalu membersihkan sisa sperma yang masih ada di kontolku.

Aku pun buru-buru memakai celanaku, tak lupa kuucapkan terima kasih dan menciun kening dan bibir Junia, lalu setelah itu aku keluar kamar dan kembali ke bawah.

Junia Megarani pun sudah jatuh ke pelukanku, terhitung kini 3 rekan kerjaku sudah kutiduri. Aku tentunya masih melanjutkan Ewe-ewe peesahabatanku dengan Junia. Kami sering curi waktu di jam istirahat kantor mau pun setelah pulang dari kantor. Kehidupan seksku kurasakan memang sangat liar di periode setelah covid ini.
 
Terakhir diubah:
menarik ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd