Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Dewi Sri yang Kucinta (Pevita inside)

piramid

Semprot Holic
Daftar
24 May 2015
Post
323
Like diterima
4.575
Bimabet
Permisi Supmod, Suhu-suhu terhormat. Izinkan nubie di sini menyuguhkan cerita fantasy ane dengan salah satu artis kenamaan di Ibukota. Langsung aja cekidot!!!



Namaku Andre, kerja di agensi iklan membuatku suntuk dan sibuk mencari Hobby. Setelah browsing sana sini akhirnya aku menekuni Hobby lama yaitupencak silat juga ngegym. Badanku six-pack, tinggi 185, dengan muka ga gitu ganteng, tapi kata semua mantanku, mereka leleh karena tatapanku yang menenangkan. Karena dulu pernah khatam penak silat, dalam kurun waktu 1 tahun, aku diminta tolong jadi pengajar di salah satu "dojo" di Jakarta.

Cerita ini berawal dari adanya slentingan proyek film tentang superhero asli Indonesia. Ya pastinya bakalan banyak bela dirinya dong ya, sebagai ilmu bela diri asli melayu-Indonesia, pencak silat jadi menu utama yang diberikan kepada castingnya. Beruntungnya aku, karena dojo kami kebagian melatih Pevita yang akan berperan sebagai dewi Sri.

Pevita sejak lama sudah menjadi Fantasy ku, bisa jadi pacarnya saja sudah membuatku senang. Akupun ditugaskan private mengajarinya selama 6 bulan ke depan. Ketika kami sedang sesi latihan, kami hanya berdua di ruangan itu. Setelah perkenalan 1-2 kelas pertama, kami perlahan menjadi lebih akrab. Ternyata dia memang orangnya humble dan mudah banget diajarin. Awalnya aku murji hanya mengagumi kemanisan ya, tapi karena sering membetulkan gerakannya, kok Andre Jr ikut semangat latihan. Mana Pevita kalau latihan pasti pake legging tipis dan tanktop. Badannya sekal, pantatnya kencang, karena emang dalam proyek ini dia juga lebih fokus ngegym. Siapa sih yang ga birahi melihat dan menyentuh badannya begitu. Apalagi badannya begitu selesai latihan selalu basah kuyup oleh keringat.

Cerita berubah ketika pandemi menyerang, latihan harus tetap dilakukan tapi hanya bisa di rumah. Alhasil aku ngajarin private pevita di rumahnya. Di sana terdapat beberapa fasilitas gym, kolam renang, dan taman. Kala itu, Pevita hanya mengenakan legging pendek dan sport bra. Aduh mak, fantasy ku semakin kemana-mana.

Kelas dimulai seperti biasa, pemanasan, lari di treadmill, lalu teknik dasar meninju dan menendang. Selang sejam kemudian, latihan berlanjut ke simulasi bantingan, ilmu mengunci dan membanting karena Pev sudah menguasai teknik dasar. Beberapa kali aku tunjukan caranya perlahan. Di sesi ini aku sering banget menyentuh entah pantatnya atau payudaranya. Beberapa kali ketika Pevita kujatuhkan ke matras, beberapa kali pula wajah kami saling bertemu. Ku tatap nya dalam-dalam seperti melihat pacarku sendiri. Sempat kami sama-sama tak bergerak dalam posisi aku menindihnya hampir selama 5 menit. Aku terhenyak ketika Pevita tiba-tiba nyeletuk.

"Mas, itu apa di bawah? Kok kayak ada yang menonjol hhahaha," canda nya sambil melihatkan gigi kelincinya. Aku tak sadar ternyata posisi bantingan ku membuat tangannya menyentuh kontolku. Aku berusaha tenang menjawab.

"Ah itu si adek, ikut latihan sama Pevita jadi tegang. Hhahaha"

"hhahahaha ada-ada aja. Aku haus nih"

"Oke kita break dulu 15 menit"

Kami pun istirahat di sebelah kolam renang, duduk di kursi pantai dengan minum minuman soda yang diambilnya dari kulkas. Kami pun ngobrol ngalor ngidul, mulai ngomongin soal film hingga kehidupan pribadi.

"Mas, tau ga sih? Bagian tubuh mana yang aku paling suka?"

Mikir sejenak, sambil mengingat apa saja terkait kehidupan pribadi Pevita ini. "Mata ya!!!"

"Ah mas mah ga seru, kok tau sih?"

"Iya lah, kan aku follow kamu kemana-mana hhahaha"

"Eh Pev, kata mantan-mantan aku, tatapan mataku menghanyutkan loh" sambungku lagi

"Ah masak sih? Cob sini buktikan" sambil dia berpindah ke matras. Kami pun duduk sila berhadapan.

"Sekalian ya, aku ajarin kamu teknik pernapasan." setelah beberapa menit kuajarkan teknik pernaafasan, saatnya aku mengeluarkan jurus tatap mautku. Ku tatap matanya tajam tapi lembut. Berusaha membuatnya nyaman. 5 menit tak berkedip, Pevita berdiri mendekatiku. Dia memegang bahuku, mencium bibirku, lalu duduk di atas pahaku.

Bau khas keringat Pev yang khas selama 1 bulan terakhir ini selalu kuhirup, membuatku sangat terangsang. Kubalas ciumannya, perlahan kukulum bibirnya dan kumainkan lidahnya. Sungguh, tidak ada ciuman mantanku yang bisa ngalahin nikmatnya bercumbu dengan Pevita. "Mas, tau ga sih, sejak pertama ketemu mas, aku sudah suka sama mas mmmmhhh aku merasa aman diajarin mas Andre"

"mmhhj, Pev, kamu tu fantasy terliarku. Ketika aku bercinta dengan mantanku dulu saja, kamu yang aku bayangkan."

"kalau begitu, mmmmhhh sore ini puasin aku mashhhh"


Dia melepas ciumannya lalu mendorongku, aku pun terbaring di matras. Pevita membungkuk, mencium leherku. Dilepas nya kaos latihan yang kupakai. Kini aku telanjang dada memperlihatkan dada bidang dan perut six pack ku. Pevita perlahan turun, menciumi dada, lalu perut, cukup lama ia menciumi perutku sebelum berhenti di tepi celanaku.

"Mas, Pevita lepasin ya" aku hanya membalasnya dengan anggukan dan kuangkat pantatku untuk memudahkannya.

Satu kejapan mata dan terpampanglah Andre Jr dengan panjang 23cm dengan lingkar kontrol yang kekar. Pevita sempat terpana melihatnya. "Kan bener, yang nonjol tadi gede hhahaha"

"hhahaha emang Pev, jangan diliatin doang dong. Isepin gih, udah lama sebenernya aku pengen ngentotin kamu"

"Udah mas diam aja. Aku puasin mas dulu"

Dikecupnya kepala Andre Jr, lalu perlahan diisiap. Lembut sekali isepan bibir manisnya. Sedotan bibirnya begitu terasa seperti vakum. Mantanku jauh di bawah kenikmatan yang bisa Pevita berikan ini. Kepalanya naik turun dengan tempo perlahan, sesekali kurasakan permainan lidah di kontolku.


"AHHH, enak sekali Pevvv" sambil kupegang kepalanya membantunya naik turun. CLOOOP CLOOOP CLOOOP suara hasil perpaduan kontolku yang basah oleh bibir pevita. Semakin lama, kulumannya semakin kuat memberikan kenikmatan tak terhitung, gerakan kepalanya semakin cepat. Hingga di menit 15 aku hampir saja KO. Aku segera menghentikan kepalanya dan mencabutnya dari kontolku.

Aku bangkit, lalu ku cium bibir basahnya. Kami berpagutan kurang lebih 5 menit lamanya. Sembari berciuman, aku raba tetek nya dari luar. Uhhhhh sekal sekali. Perlahan lalu aku lepas sport branya, kini terpampanglah tetek orang yang paling aku idolakan. Meski dikata orang dia hyper, tapi tubuhnya masih sangat terjaga, ditambah gym dan latihan rutin denganku.

Puas dengan bibirnya, kuciumi telinganya, turun ke leher, lalu berhenti di kedua payudaranya. Kuciumi sisi kanan, sementara tangan kananku meremas payudara kirinya. Kulirik, Pevita hanya bisa memejamkan mata dan mendongak ke atas. "Ahhhhhh maaaas, puasin aku maaashhh"

Ga mau kalah, badannya lalu ku balikan. Kini dia di bawah, ku lepas celananya, sedang Pev melepas tanktop nya. Alamakjang, tubuhnya begitu Indah. Kucium lembut bibirnya, turun ke dua payudara sekal nya, berhenti sejenak menikmati gundukan menantang tersebut, gantian kuhisap kanan dan kiri. Perlahan ciumanku turun ke bawah, hingga ke memeknya. Bulu halus dan wangi memeknya, menambah nafsuku. Kujilat habis, sampai dia bergelinjang ga karuan. "Ahhhh mas Andre, enak aaaahhhh" suara serak basahnya semakin membuat ku birahi.

Kumainkan klistoris nya dengan lidahku, kuobok" sampai ke dalam. Pevita tak mau kalah, kakinya menjepit kepalaku, sedang pinggul nya bergerak naik turun seirama dengan kobokan lidahku. Payudaranya yang menjulang pun ga kuanggurin, kuremas keduanya dengan tanganku.


"Ahhhhhhh maaas Andreee bener di situ" aku teruskan permainan lidahku di memeknya. Dia pun mulai mengejang, menandakan mau orgasme. Sesaat itu pula, aku tarik kepalaku, kuhentikan rangsanganku.

"aaaahhh maaas,, kok berhenti sihhh.. Aku dah mau keluaaaar maaas"

"bentar, tunggu dulu" jawabku sambil memposisikan kontolku di depan memeknya. Kugesekan pelan, dia menggelinjang. 5 menit aku hanya menggesekannya di permukaan memeknya.

"aaahhh maaas, jangan permainkan aku. Masukan kontolmu maaaas" teriak pevita sambil memegang pantatku menginginkan kenikmatan yang belum jadi direngguknya. Aku pun menuruti permintaannya, dengan lembut kudorong masuk kepala kontolku, lalu perlahan kumasukan semuanya. Kudiamkan sejenak sebelum kupompa pelan.

"peeev, enak banget memekmu Peeevvv, peret banget gini"

"aaaahh iya maaas, kontolmu juga gede banget maaas"

Ku pompa dengan tempo pelan, lalu ku percepat. PEVITA pun meracau ga karuan. "aaaaaahhh Maaaas, enaaaj mass AAHHHHH"

"Pev, aku pengen ngentotin kamu terus aaahhh pev"

"Iya Mas, aahhhh aku juga pengen kontolmu ahhhh"

Keringat kami berpadu dalam pacuan seks ini. Selang 10 menit aku berada di atas, dia minta gantian. Gilaaaa ulekannya profesional banget. Goyang kanan kiri, depan belakang, segala arah, kontolku dibuat nikmat. Goyang payudaranya pun menantang sekali. Tak membiarkannya menganggur, kuremas kanan kiri. Kuciumi keduanya. Kami pun juga berciyman dengan ganas ya.

Clop clop cloopp smmmhhhh suara ciuman kami beradu dengan suara gesekan kontolku dengan memeknya. Pev yang menguasai permainan di atas dengan keringat sekujur tjbuh terlihat sangat sensual.

"Ahhhhhh Masss, aku mau keluar maaaas" dia pun mengejang, lalu lemas terbaring di matras setelah 15 menit bermain di atas u. Karena aku belum mendapatkan kenikmatan, dia yang terkulai lemas kubalikan badannya, kini kutindih dia dari belakang.

Kupompa dengan rpm tinggi, kuangkat badannya hingga tubuhnya menempel denganku. Cermin besar di depan ku membuatku semakin beranfsu, melihat muka Pev yang berkeringat dan pasrah dengan genjotanku. ku remas kedua payudaranya Kuciumi leher dan telinganya. "aaahhhhh maaaas, nikmat banget mas"


"mmmmhhhhh mass mmmmhhhh"

Selang 15 menit kupompa dia dari belakang.

"Peeeeev, aku mau keluar peeevvv"

"iya SAYANGKU Andreee aahh, keluarin di dalam aja"

CROOOT CROOT CROOOT CROOOT

Spermaku menembus rahimnya, hingga meleleh keluar. Kami pun sama-sama lemas dan terbaring di atas matras. Kepeluk pevita, dan kubisikan, "terima kasih Pev sayang, fantasy ku selama ini akhirnya terwujud"

"iya Mas Andre, sebenernya selama ini aku juga bayangin ini"

Setelah itu, kami tertidur barang 2 jam dalam keadaan telanjang. Ketika bangun, ternyata udah pukul 21.00. Karena birahi yang masih tinggi, akhirnya kita masih bermain 2 ronde lagi malam itu dan aku pun menginap di rumahnya.

Besok paginya kami masih bermain sekali sebelum aku pulang. Selama pandemi ini pun, aku selalu menutup sesi latihan dengan ngentotin Pevita dan kami pun meksplor berbagai gaya "Bela Diri"
 
Hujan masih mengguyur Jakarta di awal bulan April 2020 ini. Pekerjaan ku sebagai art director untuk hari kamis ini sudah aku selesaikan. Beberapa meeting selesai dan tinggal menunggu progress dari tim ku. Oh ya sebelumnya belum aku jelaskan, aku bekerja di agensi internasional di Jakarta. Setelah pindah sana sini selama 6 tahun, akhirnya aku mendapatkan posisi Art Director. Kesibukan teknis pun berkurang, sehingga memang banyak hal lain yang bisa kulakukan. Selain pencak silat, aku sejak dulu Hobby foto walaupun sempat vakum karena kesibukan deadline waktu menjadi staff dulu.

Jam di meja menunjukkan pukul 5 sore, ketika aku sedang menyiapkan bahan untuk masakan malam ini. Aku tinggal di apartment yang diberikan oleh ayahku. Beberapa tahun yang lalu dia membeli beberapa unit di apartemen ini, selain untukku tinggal, unit lainnya untuk disewakan.

Saat aku sedang mengambil beberapa bahan di kulkas, HP yang kutaruh di atas kulkas tiba-tiba berdering.

"Halo Pev, ada apa?"

"Gini Ndre, aku lagi suntuk nih di rumah. Lagi jenuh ga bisa kemana-mana,"

"Yaelah, baru sebulan psbb gini udah bosen aja kamu hhahaha"

"Ya suka-suka aku dong hhaha. Eh aku ke tempat kamj boleh ga? Mau ganti suasana"

"Yaudah, boleh deh. Mumpung gue lagi masak nih."

"yeeeaaaay asiiik, bisa ngicip masakan Andre"

"Ini kamu di rumah kan? Aku jemput ya."

"ga usah ga usah, aku bawa mobil sendiri aja. Kamu fokus masak yaaa, bikinin yang Special buat aku hhahaha."

"Berees, apa sih yang enggak buat Pevita yang manis hhahaha hati-hati di jalan ya Sayang"

"Dih, apa sih panggil-panggil sayang hhahaha" telfon pun ditutup. Hari ini terhitung sudah 3 bulan melatihnya pencak silat dan 2 minggu semenjak pergumulan pertama kami. Sejak saat itu, tiap sesi latihan kami diselingi petting, cumbuan ringan, hingga ML.

....

Satu jam kemudian, masakan ku telah siap terjadi di meja makan lipatku bersamaan dengan wa dari Pev. Katanya dia sudah sampai di parkiran bawah. Aku pun menjemputnya ke bawah hanya dengan celana kolor, kaos oblong, dan kimono selutut. Sesampainya di lobby, aku terheran-terheran dengan penampilan Pev. Dia berdandan layaknya mau fine dining. Dia memakai dress putih sepaha dengan belahan dada yang rendah, pita merah di rambutnya, dan kacamata hitam agar tidak terlalu mencolok.

"duh ilah, Pevita. Mau kemana neng? Rapi amat?? Hhahaha"

"kan mau fine dining sama kamu, kamu ga suka ya?"

"hhahahaha suka lah, suka banget malah. Makin manis dan sexy aja kamu hari ini"

"dih gombal ya hhaha," candanya sambil mencubit lenganku. Aku pun memintanya menunggu sejenak sembari aku membeli beberapa kaleng bir dan Snack. Selesai belanja pun, aku menggandeng tangannya berjalan ke apartemen ku. Harum semerbak parfurm Pevita berhasil mengalihkan dunia ku, tak hanya itu, banyak mata dari penghuni di sini yang meliriknya.

Sesampainya di apartemenku, aku izin sejenak ke kamar, sambil mempersilakan Pev duduk di sofa abu-abu di ruang tamu. Selang 5 menit, aku kembali keluar mengenakan setelah tuxedo. "Waaaaah gantengnyaaa. Gitu dong, masak makan malam sama aku cuma pake kolor gitu. Ntar si Junior jadi ingin ikut makan loh hhahaha"

"Aku gini aja, dia masih berontak pengen makan sama kamu hhahaha." kami pun sama-sama tertawa. Ku persilakan dia duduk di meja makan yang sudah kusiapkan. Kuambil sebotol wine dari lemari, ku tuangkan ke gelas kami berdua. Makan malam itu kuhidankan ratatouille lengkap dengan desert. Selama makan kami ngobrol ngalor ngidul, sambil kuperhatikan terus muka manis dan senyum gigi kelincinya.

"Ndre, kulihat di dinding mu banyak foto portrait dipajang, itu karya mu?"

"Iya Pev, udah lama banget nih ga pegang kamera lagi buat seneng-seneng, ya karena tau sendiri lah gimana deadline di agensi."

"bagus looh foto-fotomu. Beneran deh, aku mau kok kalau kamu mau jadiin aku modelmu"

"mau jadi yang lebih dari itu aku juga mau kok" tatapanku tajam ke mata bulat ya.

"ah gombal banget sih hhahaha gini aja, kalau jepretan mu beneran seoke itu malam ini, kamu ga cuma jadi guruku bela diri, tapi juga fotografer pribadiku"

"terus fotografer yang kemarin gimana?"

"ah gampang itu, lagian dia ga seganteng dan sehot kamu sih hhahaha" canda nya sambil menendang kakiku.

"tuh kan kamu aja juga gombal." Aku pun bangkit lalu mengambil kamera ku di kamar. Aku tawarkan dia foto di kamar tamu. Selain karena rapi, memang di kamar itu, sering kupakai untuk memotret beberapa wanita berpose nude dan produksi foto-foto produk. Sesi foto dimulai, Pevita mulai bergaya di kasur berseprai abu gelap. Gampang sekali memotret Pevita ini, tak perlu ku arahkan gaya nya, dia pun sudah tau harus berpose seperti ini. Selang setengah jam memotret nya, dia meminta ku keluar kamar sebentar.

Sesaat kemudian, dia memanggilku dari dalam. Begitu masuk, gleek, ternyata Pevita sudah tak berbusana sama sekali, hanya memakai pita yang masih diikatkan di rambut panjang nya. Buah dadanya membusung menantang, sementara bulunya halus dicukur rapi. Memang sih, aku dah sering ML dia, jadi ga heran lagi sama badan sexy nya, tetapi sesi foto seperti ini memberikan sensasi lain.

Andre Jr mulai memberontak ketika memotret Pevita telanjang, berbagai pose dari kalem sampai menantang pun tak luput dari jepretan kameraku. Selang berapa lama, aku berhenti memotret, lalu duduk di pinggir kasur. Ku perlihatkan beberapa hasil jepretanku, dia hanya duduk sambil mengangguk sambil senyum kepada ku. Sesaat itu lah, dia yang duduk di sebelah ku menyilangkan kakinya ke kepalaku dengan sekejap. Dengan sigap, aku letakkan kameraku di kasur. Tangan kiriku mencegah salah satu kakinya benar-benar menjepit kepalaku. Sementara tangan ku memegangi pundaknya, ku dorong hingga terbaik di kasur.

Kini dia terbaring dengan kakinya yang menjepit kepalaku. "benar-benar sigap kamu Ndre!"

"kamu juga, berani juga sama guru silatmu hhahaha kamu harus aku kasih reward dan hukuman. Reward karena berhasil mempraktekan ajaran ku, hukuman karena hampir kameraku jatuh"

"maaaafiiin," dia hanya nyengir memperlihatkan gigi kelincinya.

Tangan kiri kulepas, ku pindah memegangi buah dadanya. Kini kepalaku tepat di depan memeknya. Wangi sekali memang memeknya ini. "sekarang kukasih reward dulu yaaa" Perlahan kuciumi pangkal pahanya, ku mainkan lidahku di sekitar memeknya. Dia hanya bisa mendesah ringan, "duuuh Ndree, jilatin memekku Ndre, jangan cuma di situ mhhh"

Aku pun menuruti permintaannya, kuarahkan cumbuan ku ke memeknya, ku mainkan lidahku di permukaan belahan tembemnya. "aaauuuh maaaas enaaak maas," Pevita mulai menggelunjang naik turun mengikuti irama jilatanku. Tangannya meremas rambutku membenamkannya lebih dalam ke memeknya. Sementara tanganku tak mau kalah. Kumasukan jari tengah ku ke mulutnya, sementara tangan kiriku meremas toket nya kanan kiri bergantian.

Permainan lidahku pun sekarang lebih dalam, kujilat klistorisnya, kupermainkan biji kacangnya. Dari sekian memek mantan yang pernah aku oral, memek Pevita ini paling nikmat, wangi dan ga bau sama sekali. "aaahhhh mass, kamu jago banget sih mas. Puaaasiiin aku maashhhh" kupercepat kocokan lidahku. Memeknya semakin basah hingga akhir nya setelah 10 menit bertarung di garis bawah, dia mengejang, lalu keluarlah lendir kenikmatan.

"aaahhhh Andreee, kamu kenapa sih bisa bikin aku keluar cepet gini."

Aku melepaskan diri dari kakinya yang lemas. Bangkit lalu mendekat ke muka pev yang basah kuyup oleh keringat. Kukecup keningnya, lalu ku tersenyum. "Pevita sayang, aku lepas baju dulu ya" dia hanya mengangguk pelan sambil tersenyum. Ku berjalan ke arah pintu kamar. Sambil membelakangi Pevita di kasur kulepaskan tuxedo beserta kemeja putih di dalamnya. Saat kugantungkan bajuku, ku dengar langkah kaki cepat dari belakang. Aku pun sigap membalikkan badan, menangkis serangan tangan kanan Pevita menggunakan lengan ku. Ketika dia mau meninju perutku dengan tangan kirinya, tangan kiri ku sudah siap menangkap tangannya.

Kini kami bertatapan, dia hanya meringis mendapati serangannya berhasil kutangkis. Kali ini aku tak membalasnya, langsung saja ku cium bibir sexy nya. Dia pun membalas, kami berciuman dengan ganas. Tangannya pun aku lepaskan, kini tangan ku memeluknya erat sambil kuremas kedua pantat bulatnya. "mmmmmhhhhh mmmmhhhh" suara Pevita ketika kami sedang bersifat lidah di dalam ciuman kami.

Selang berapa lama, celanaku sudah terlepas. Serangan kali ini dia berhasil melepaskan celanaku tanpa aku sadar. Ternyata sejak awal ciuman dia sudah berusaha melepaskan celanaku. Kini andre Junior sudah dalam pegangan Pevita. Sementara mulut kami berciuman, tangan ku meremas pantatnya, dia mengocok kontolku dengan tangan lembutnya. Pergumulan kami semakin panas, keringat kami bercucuran, beradu dalam irama seks yang luar biasa. "mmmhhhhhhh mhhhhhhh". Kulepaskan cumbuan ku, kutatap matanya dalam-dalam

"Pev, aku mau jadi yang lebih daripada partner sex kamu"

"Kamu yakin mau sama artis kayak aku? Kalau sampai terekpos nanti kamu yang ribet sendiri loh" dia terlihat sedih dan menempelkan kepalanya tertunduk ke dadaku. Yang aku tahu, memang dia selama ini tidak pernah berhubungan dengan jangka waktu yang lama.

Kuangkat dagunya, "Pev, yakinlah kepadaku. Aku akan menikahimu suatu saat nanti"

"hmmmm sebenernya aku juga suka kamu sih Ndre, tapi beneran ya kamu ga akan nyakitin aku?"

"janji, aku ga akan menyakiti. Aku akan menyayangi mu sepenuh hati."

"Bener ya, aku ga mau kamu ngajak pacaran cuma karena mau ngewe sama aku. Kalau cuma mau ngewe, kita begini aja sudah cukup."

"yakin" kucium lagi bibir nya. Dia pun membalas ciuman bibirku, lidah kami bertarung ganas lagi dalam bibir kami. Tak berapa lama dia melepaskan ciumanku.

"I love you Ndre,"

"Love you too, Pev" dia pun tersenyum, lalu turun dan bertumpu pada kedua lututnya, giliran andre Jr yang diciumnya. Kepala kontolku dicium lembut bibirnya, sesekali dimainkan dengan lidahnya, geli dan nikmat sekali. Tangan nya tak mau kalah, dia memainkan kedua buah zakar ku dengan lembut. Perlahan, dia mulai memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Dengan tempo lambat dia mulai mengulum kontolku.

"aaahhhhh Pevvv, nikmat sekali Pev, terusiiiin sayang aahhh" aku hanya meracau keenakan oleh sepongan bibir sexy nya. Semakin lama gerakan kepalanya semakin cepat. CLOP CLOP CLOOOP CLIOPPP. Suara yang dikeluarkan dari pertarungan kontol ku dengan mulutnya. Tangan ku tak bisa nganggur. Ku pegang kepalanya, membantu Pevita menggerakkan kepalanya maju mundur.

"mmmmmmmhhh mmmmmmhhhh" gumam Pevita di bawah sana membuatku semakin bernafsu. Kocokan bibirnya pun semakin cepat. CLOOOP CLOOOP CLOOP, Kami diburu nafsu, mengejar kenikmatan. Karena tak mau permainan berakhir cepat, aku hentikan kepalanya, ku bangunkan dia. Kukecup bibirnya, Kuangkat pahanya, lalu kugendong keluar kamar. Aku duduk disofa sedang dia berada di atas kontolku yang siap masuk ke memeknya. Tahu apa maksudku, dia langsung melumasi memeknya dengan ludah. Perlahan kepala kontolku masuk ke lobang memeknya. Aku bantu dia dengan memegangi pantatnya.

JLEEEB, kontolku akhir nya masuk 3/4 nya. Pevita diam sejenak, sebelum perlahan menggerakkan pantatnya maju mundur. Toket 34b nya yang membusung di depan ku, bergoyang naik turun. Langsung saja kusoro toketnya bergantian kanan dan kiri.

"aaahhhhh Andree, enak banget sih kontolmu"

"iya sayang, ahhhhh peeev memekmu juga masih peret"

"AAAHHHH sayaaangkuuu," kami beradu dalam kenikmatan, peluh keringatnya membuatnya semakin seksi. Goyangan nya pantatnya sangst bervariasi, membuatku dijemput kenikmatan duniawi.

"peeev aaahhhhh terus pev, lebih kenceng lagi pev," dia pun menuruti permintaanku, ulekannya semakin kenceng, kuimbangi juga gerakan pantatku naik turun mengikuti irama permainannya. "aaahhhhh peeevvv"

Kami beradu berlomba mencapai kenikmatan, dia hanya merem melek menengadah, membiarkan ku mencumbu dua bongkah toketnya.

"aaahhhhh Andree sayang aahhhhh"

"aaahhhhhhhh mmmmmmhhhh, aku mau keluar saysng, mmmhhhhhhh" dia menegang, badannya kaku meliuk kebawah. Di saat bersamaan, ku rasakan banjir lendir kenikmatan keluar dari memeknya membasahi kontolku. Ku perlu dia, sebelum kurebahkan ke sofa. Kini giliran aku bermain di atasnya. Kaki kanannya kuangkat kutopang dengan bahuku membuat memeknya terbuka lebar. Kuarahkan kontolku ke target utama.

BLEEEESS, dengan mudahnya kontolku masuk ke memeknya.

"aaaaawwwww sayang, aahhhhhhh"

"Pevitaaaa sayangku, memekmu nikmat banget sih aahhhh" aku pun memompa kontolku pelan, cepat, lalu pelan lagi. Pevita hanya bisa bergelinjang memeknya kumainkan dengan tempo 212 seperti itu. CLOOOP CLOOOP cloppp suara perpaduan kontolku dengan memeknya yang sudah basah.

"aaaah sayaaaang, kontolmu milikku sayang ahhhhhh" dia hanya bisa meracau sambil merem melek menikmati kontolku di dalam memeknya. Kedua toketnya pun ga aku anggurin, tangan kananku meremasnya kanan kiri bergantian. "aaaaaaahhhhh sayaaaang Terus in sayaaaang aahhhhhh"

Aku percept pompaan kontolku, kuremas dan permainan putingnya, "Peeeev, kamu milikku sampai aku mati peev aahhhh"

"aku milikmu Andre sayang, nikahin aku, aahhhhh

" iya sayang aahhhh, selesai pandemi ini akan aku nikah,"

"aahhhhh sayaaaang, aaaah terus sayang aaahhh." permainan kami di atas sofa masih berlanjut sampai ku terpikir ide gila. Ku bangunkan Pevita, kugendong dia ke arah balkon, malam itu menunjukkan pukul 9 malam, jadi harusnya tidak terlihat dari luar, apalagi apartemenku di lantai 25. Kuturunkan dia dari gendongan ku, lalu kubalikkan badannya. Dia lalu berpegangan pada pinggiran balkon. Aku di belakangnya lalu memposisikan kontolku di depan memeknya. JLEEB!

Kuentot dia dari belakang, ku pompa dengan pelan lalu cepat. Sesekali ku pukul pantatnya, dia pun semakin meracau, beradu dalam kenikmatan.

"AAAHHHH Andre sayaaaang aahhh" dia hanya bisa bergoyang maju mundur, membuat toketnya bergoyang liar. Ga mau kusiakan, kuremas keduanya, sambil tetap kupompa memeknya.

CLOOOP CLOOOP CLOPP, Keringat kami beradu dengan desir angin malam. Rambut panjangnya berantakan oleh permainan kami, dia hanya bisa meracau beradu nikmat dengan ku.

"aaaah Andre sayaaaang aahhhh"

Kupompa semakin cepat memeknya. 10 menit kami bermain dalam posisi ini, aku mendapatkan tanda ingin keluar. Kutarik rambutnya, kini punggungnya menempel di dada bidangku. Toket nya membusung kuremas dengan kedua tangan ku. Kuciumi lehernya, terlingannya, tengkul leher nya, sambil tetap memompa kontolku.

"aaaaahhhh Andre aahhhhhhhhhh" sambil meracau, dia memainkan jarinya di memeknya, sesekali bersentuhan dengan batang kontolku.

"Pevita sayaaaang aaahhh, aku mau keluar sayangku ahhhhhh"

"Bareng aaahhhhh mmmmm sayananmmhh, aku juga mau," dia pun menegang menengadah ke langit, sementara kubenamkan kontolku dalam-dalam.

CROT CROT CROT CROT, beberapa kali kontolku menyemprotkan sepermanya, berbarengan dengan cairan kenikmatan yang keluar dari memeknya. Pevita yang sudah orgasm 3x pun lemas, dan menyadarkan tubuhnya kepadaku. Kucium lembut bibirnya.

"Pevita, I love you."

"love you too Andre," dia pun tersenyum. Karena angin semakin kencang pertanda mau hujan lagi, aku segera menggondang nya ke dalam. Dia terus menatapku dengan senyuman manisnya selama kugendong, sesekali aku membalasnya dengan senyuman juga.

"Andre, aku capek banget nih. Tiduran dulu yuk"

"Yuuuk, mau di sofa atau di kamarku?"

"Di sofa aja yuk, kamu temenin aku tapi ya"

Dia pun ku baringkan di sofa. Aku lalu mencari posisi di belakangnya. Kupeluknya dari belakang, sambil dia terbaring lemas menghadap ke arah tv.

"Sayang, aku janji aku akan menikahimu," bisikku ke telinganya. Dia hanya diam saja, kulihat nya tersenyum, lalu tertidur. Malam itu, kami tertidur cukup pulas.

Aku bangun pukul 5 pagi, ketika Pev masih tertidur. Kusiapkan sarapan, sambil menunggunya bangun. Selang berapa lama, sepertinya Pevita terbangun karena bau dari omlete yang kumasak. Dia ngulet, sambil mengucek kedua matanya. Begitu terbangun, ku sapanya dari arah dapur. "Selamat pagi my sunshine"

Dia pun tersenyum dengan senyuman manisnya. Muka polos tanpa make up memang sensual, muka yang paling aku cinta di dunia ini. "Gih, cuci muka dulu sana. Udah aku siapin kaos di dalam" dia pun segera bangkit lalu berjalan ke kamar mandi. Selang beberapa lama, mukanya tampak lebih cerah keluar dari kamar mandi. Pevita hanya mengenakan kaos oblongku dan hanya menutupi sebatas 5 cm dari pangkal pahanya.

Dia menghampiriku di dapur, megecup bibirku, sebelum akhirnya duduk di meja makan. Kami pun sarapan dengan omlet yang sudah kusiapkan. Mimpi apa aku ini, awal tahun aku ditinggalkan pacarku dan lagi males-malesnya mencari pasangan. Kini ada Dewi cantik dan sexy di depan ku, dalam perwujudannya sebagai seorang Pevita Pearce.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd