Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG DI ATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT

Status
Please reply by conversation.
Mohon maaf baru update.


BAB. 12 ILMU PENYATUAN TUBUH KEDUA

Tak lama kemudian Telasih mulai mengambil posisi di atas tubuh Sadawira yang terlentang dengan kejantanan yang sudah berdiri tegak. Tubuh molek Telasih begitu menggiurkan bagi Sadawira, walaupun dalam suasana malam namun terlihat jelas karena bulan purnama menerangi puncak gunung Welirang.

Buah dada Telasih yang cukup besar dengan puting susu coklat muda kemerahan meranum sangat indah di lihat. Pinggang yang ramping dengan pinggul yang montok membulat benar-benar menggoda. Namun yang membuat Sadawira tak dapat menahan nafsunya adalah kemaluan Telasih yang tampak tembem dan menggemaskan dihiasi bulu-bulu yang halus tak begitu lebat. kejantanan Sadawira berdiri makin keras dan mengacung.

Melihat kejantanan Sadawira yang begitu besar dan kokoh berdiri, Telasih membatin, "meski lumpuh tapi kejantanannya tetap bereaksi dan tidak ikutan lumpuh." Segera ia menghimpun hawa murni. Kemudian tubuh Telasih tampak bergetar tangannya di rentangkan di dada. Menarik nafas panjang, lalu mengusap dengan telapak tangan keseluruh tubuhnya. Telapak tangan Telasih memerah dan telapak tangan itu kemudian diletakan diatas dada Sadawira. Terasa arus sebuah kekuatan dahsyat mulai mengalir ke tubuh Sadawira. Perlahan-lahan kemaluan Telasih telah menempel pada kejantanan lelaki yang sudah bersumpah jadi suaminya itu.

Bleshkkk... Dengan sekali hentakan tubuh Telasih menindih membuat kejantanan Sadawira melesak masuk ke dalam kemaluan wanita cantik yang kini jadi istrinya itu. Setelah masuk dengan sempurna maka mulailah Telasih mengayuh tubuhnya turun naik memberi kenikmatan pada dirinya dan diri Sadawira. Lelaki itu merasakan nikmat namun sekaligus panas. Sinar putih seakan membalut tubuh kedua insan yang sedang melakukan penyatuan raga. Rasa panas di rasakan oleh Sadawira. Semakin lama dia merasakan seluruh tubuhnya bagai terbakar.

“Arrggh....!”

Telasih berteriak kencang. Wanita cantik itu merentangkan kedua tangannya sembari terus bergerak naik turun mengayuh kenikmatan. Kedua tangannya di kibaskan ke langit. Tak lama kemudian dia menotok beberapa titik di tubuh Sadawira.

Telasih terus memacu tubuhnya karena ilmu itu akan tersalurkan dengan sempurna ketika dia bisa mencapai puncak kenikmatan bersamaan dengan Sadawira yang harus juga memancurkan cairan maninya. Tentu Telasih akan menggunakan totokan-totokan di titik titik tertentu tubuh Sadawira agar mereka bisa bersamaan mencapai kenikmatan dan memancarkan cairan nikmatnya secara bersama-sama.

"Owh..owh..owh.." Telasih semakin bersemangat menggoyang tubuhnya karena dia juga merasakan begitu nikmatnya kejantanan Sadawira yang besar dan keras memenuhi kemaluannya. Kalau saja ini hanya sekedar pergulatan nafsu biasa saja maka tentu Telasih akan memilih berlama-lama menikmati persetubuhan ini. Tapi yang dia lakukan adalah penyatuan tubuh untuk menyembuhkan Sadawira sekaligus memberi lelaki itu tenaga dalam tingkat tinggi yang hanya bisa dicapai secara normal kalau berlatih puluhan tahun.

Telasih bergerak semakin kesetanan. Dia berharap secepatnya mencapai puncak karena ingin secepatnya melihat apa cara menyembuhkan Sadawira dengan bersetubuh ini benar-benar manjur atau tidak. Karena dia hanya membaca dari kitab pusaka Dewa Angkara milik gurunya. Yang sudah terbukti berhasil adalah penyaluran tenaga dalam dari gurunya Dewa Maut kepadanya. Di mana penyaluran itu selain membuat tenaga dalam Telasih menjadi sama tingginya dengan gurunya dan juga membuka beberapa jalan darah yang membuat Telasih dengan mudah mengusai seluruh jurus dalam kitab pusaka Dewa Angkara dalam waktu singkat.

“Owh...owh..owh..!” Telasih merasa dia sudah sangat dekat dengan puncak kenikmatan.

Sedikit lagi kemaluannya akan meledakan ujung dari gelombang birahinya. Telasih merapatkan kedua telapak tangannya pertanda dia sudah semakin dekat. Kemudian....

“Arghhhhhhhh.....”

Telasih merasakan kemaluannya menyemburkan cairan nikmat bersamaan dengan kejantanan Sadawira yang menyemburkan lendir kentalnya. Telasih berkelojotan dengan kemaluan yang masih menjepit kejantanan Sadawira yang gemetaran menerima tenaga dalam tingkat tinggi dari sang istri. Lelaki muda itu tanpa sadar telah bisa menggerakan tangannya karena dengan gemas dia meremas pantat Telasih yang montok.

Melihat Sadawira berhasil menerima penyembuhan dan peleburan ilmu lewat persenggamaan yang dahsyat, senanglah hati Telasih. Tidak sia-sia dia memutuskan untuk menikah dengan lelaki yang baru dikenalnya itu. Namun disaat itu juga tubuh Telasih lemas lunglai. Penglihatannya menjadi kabur dan kepala terasa berat. Telasih roboh ke sisi kanan Sadawira. Dia jatuh pingsan tak sadarkan diri akibat pengerahan tenaga yang begitu berat.

Melihat sang istrinya jatuh pingsan, Sadawira cemas. Dia segera bangun dan mengulurkan tangannya untuk membangunkan Telasih.

"Istriku...istriku!" Panggil Sadawira sambil menggoyangkan tubuh Telasih.

Dia tidak sadar bahwa dia telah bisa bergerak dan sudah benar-benar sembuh dari lumpuhnya. Sadawira segera mengalirkan hawa murni untuk menyadarkan Telasih. Beberapa saat kemudian mata Telasih terbuka dan ia pun mulai sadarkan diri.

"Istriku syukurlah kamu sudah siuman!" ucap Sadawira dengan gembira.

"Kamu juga harus bersyukur karena kamu benar-benar telah pulih." kata Telasih.

Rupanya Sadawira baru sadar bahwa kini dia sudah tidak lumpuh lagi. Dia benar-benar bahagia menghadapi kenyataan ini.

“Syukurlah. Aku tidak menyangka bahwa akan secepat ini !”

Segera Sadawira mengambil pakaiannya dan juga pakaian Telasih. Kemudian mereka segera memakainya karena cuaca di puncak gunung ini begitu dingin.

“Sadawira suamiku. Sekarang kamu memiliki tenaga dalam tingkat tinggi. Juga beberapa titik jalan darah kamu telah terbuka hingga kamu akan dengan cepat menguasai ilmu-ilmu milikku dari kitab pusaka Dewa Angkara. Hanya butuh dua purnama saja paling lama kamu akan menguasai ilmu paling tinggi di rimba persilatan.” Ucap Telasih.

“Aku bisa sembuh saja sudah bersyukur istriku!” sahut Sadawira.

“Ingat jika kamu telah memiliki semua ilmu dari Kita Pusaka Dewa Angkara aku harap kamu tidak menjadi manusia yang suka memuaskan nafsu dendam.”

“Kenapa begitu istriku?”

“Karena kalau sekedar itu kamu hanya akan membuat lingkaran dendam baru. Kamu akan menumpahkan darah dimana-mana. Apa bedanya kamu dengan orang jahat. Ilmu yang kamu dapat cukup buat membela orang lemah dan menghukum orang jahat. Dendam masa lalu mending dilupakan saja. Kecuali orang-orang yang memiliki hutang dendam denganmu itu orang jahat dan masih tetap saja jahat hingga kini.”

“Aku semakin kagum dengan pemikiranmu istriku!”

Kedua pasang manusia yang telah berikrar menjadi suami istri itu kemudian saling memandang. Sudah timbul rasa suka dihati keduanya. Kemudian mereka berpelukan mesra ditengah dinginnya malam di puncak gunung Welirang.

Telasih memang memiliki sifat yang terkadang sulit dimengerti. Bahkan Telasih sendiri terkadang bingung dengan sifat yang dia miliki. Dia bisa begitu saja menerima permintaan gurunya untuk berbuat maksiat tanpa ikatan. Dia tidak menolak untuk bersetubuh menikmati nafsu meski sebenarnya dia mampu untuk menolak, tapi dilain pihak dia mengabaikan perintah gurunya untuk balas dendam. Bahkan dia malah menolong Andini meski dari sosoknya dan cara berpakaian dia jadi tahu bahwa Andini itu Bidadari Hati Beku yang oleh gurunya sudah dicap sebagai musuh nomor satu yang harus dicari oleh Telasih untuk dibunuh.

***

“Keparat wanita cantik itu benar-benar jelmaan iblis. Dia begitu sakti!” umpat Ranggawuni.

“Aku mengira orang yang berilmu lebih tinggi dari aku itu hanya Dewa Maut. Yang lainnya macam Bidadari Hati Beku, Palguna, Ki Jayataka dan Ki Wajrapani mungkin sederajat. Atau setidaknya dengan bantuan kalian aku bisa mengalahkan mereka. Tapi melihat perempuan itu aku jadi ragu. Jangan-jangan masih banyak lagi yang lebih sakti dari dia yang tak aku kenal.” Ki Semar Mesum menimpali.

“Sayangnya kita sudah kehilangan semua anak buah kita. Kembali ke kotaraja buat minta lagi pasukan buat membantu rencana kita rasanya malu sama yang mulia Patih Arya Weling. Apalagi kita sekarang sudah dekat dengan kediaman Dewa Maut.”sahut Turangga.

“Padahal kalau kita masih lengkap dengan pasukannya Suraseta tentu Ki Semar bisa mengambil kekuatan Dewa Maut dengan ajian Penyedot Sukma.” Kata Ranggawuni.

Ki Semar Mesum mendengus kesal. Sebenarnya tujuan dia dan anak buahnya bergerak adalah untuk menangkap Dewa Maut. Setelah ada anggota pasukan telik sandi kerajaan dua pekan lalu menemukan keberadaan Dewa Maut di hutan randu alas. Anggota pasukan telik sandi kerajaan itu mengenali wajah Dewa Maut karena dia juga hadir di rumah Ki Pawaka meski dia tidak ikut bertarung karena memang ditugaskan oleh kerajaan memata-matai kegiatan para pendekar. Jadi anggota telik sandi itu juga melihat Dewa Maut telah kehilangan sebelah tangan dan satu kakinya sebelum kemudian menghilang.

“Kita sudah terlampau jauh kesini. Mending kita hadapi saja Dewa Maut itu. Aku yakin dengan tubuh cacatnya itu dia tidak akan sehebat sebelumnya.” Ucap Turangga menambahkan.

“Benar kakang Turangga. Aku dengar tangan kirinya putus. Sementara tangan kanan dia harus memegang tongkat untuk bisa berdiri dan berjalan karena kaki kirinya juga putus. Aku yakin kita bertiga akan bisa membuat dia kewalahan dan kakang Semar punya kesempatan menyedot tenaga dalamnya.”sahut Rangawuni.

“Aku juga tahu itu. Tapi kesaktiannya tidak berkurang meski dia cacat. Tapi malu rasanya kembali ke kotaraja dengan kehilangan semua pasukan tanpa hasil. Tapi apa kalian benar-benar berani menghadapi Dewa Maut?” Jawab Ki Semar Mesum.

Ki Semar Mesum masih bingung untuk memutuskan apakah tetap melanjutkan rencana menangkap dan membunuh Dewa Maut sekaligus menyedot tenaga dalamnya dengan Ajian Penyedot Sukma. Atau dia kembali dulu keistana meminta lagi pasukan.

Kalau saja dia berhasil melakukan itu maka kesaktiannya akan semakin tinggi. Ilmu ajian penyedot sukma akan makin hebat karena dengan tenaga dalam sehebat milik Dewa Maut maka daya hisapan ajian itu tidak akan bisa ditangkis dengan cara apapun. Semisal Bidadari Hati Beku dengan jurus pedangnya memutar pedang bagai perisai tajam yang kalau di hantam dengan ajian penyedot Sukma malah akan membuat pedang itu terhisap dan menyerang tubuh pemilik ajian Penyedot Sukma dengan kekuatan berlipat ganda. Itu sama saja dengan bunuh diri. Tapi jika tenaga dalam yang dikuasai pemilik ajian penyedot sukma setingkat Dewa Maut apalagi lebih tinggi maka tubuh Bidadari hati Beku dan pedangnya akan tetap tersedot sampai mampus tanpa melukai pemilik ajian Penyedot Sukma.

Oleh karena itulah Ki Semar Mesum memutuskan untuk keluar dari istana mengejar Dewa Maut yang sekarang sudah cacat. Sebelumnya dia hanya menghisap tenaga dalam dari tokoh-tokoh yang ilmunya lebih rencah dari dirinya sendiri. Dia tidak puas dengan itu karena tidak membuat dia jauh lebih sakti. Dia butuh orang dengan kekuatan tenaga dalam sangat tinggi. Maka setelah dia mendengar dari telik sandi tentang Dewa Maut yang telah cacat dan tinggal di hutan randu alas maka dia merasa punya kesempatan untuk menghisap tenaga dalam tokoh sakti itu. Untuk itu dia membawa pasukan cukup banyak. Namun pertemuan dengan Andini sang Bidadari Hati Beku dan Telasih membuat dia kehilangan semua pasukannya.

“Hmm... kita hadapi saja Dewa Maut. Kalau ternyata dia masih sangat kuat bukan hal sulit bagi kita untuk lari!” ujar Turangga.

“Benar kakang Semar kalau memang terlihat berbahaya bagi kita tak perlu kita malu untuk lari.” Sahut Ranggawuni.

“”Baiklah... Mari kita hadapi Dewa Maut !”

Maka melesatlah ketiga tokoh jahat itu masuk ke dalam hutan randu alas dengan ilmu meringankan tubuh mereka. Karena mereka telah kehilangan kuda tunggangan yang ditinggalkan saat kalah bertarung dengan Telasih.

***

Dewa maut duduk di pondoknya di tengah hutan Randu Alas. Sudah hampir satu purnama muridnya Telasih pergi meninggalkan dia untuk menemui kedua orang tuanya sekaligus untuk berkelana di rimba persilatan. Dewa Maut menitip pesan pada muridnya yanga cantik itu untuk membalaskan dendam kepada musuh-musuhnya yang masih hidup. Karena dia sudah cacat dan tidak percaya diri lagi untuk mengarungi rimba persilatan.

Dewa Maut menyesal karena terlalu percaya diri bahwa ilmunya sangat tinggi hingga bisa seenaknya saja melawan musuh begitu banyak. Padahal meski musuhnya punya ilmu lebih rendah tapi karena mereka banyak dan bersatu tetap saja bukan hal mudah untuk menang. Kenyataannya dia harus kehilangan tangan dan kaki akibat kesombongannnya.

Kini dia merindukan Telasih yang begitu cantik dan patuh dengan perintahnya. Betapa dia yang sudah berumur dan cacat ini bisa menikmati tubuh indah muridnya yang putih mulus dan berisi. Payudara yang besar dan kencang dengan puting coklat kemerahan benar- benar membuat Dewa Maut mabuk kepayang. Ingin dia menahan kepergian muridnya itu tapi kasihan karena semua keinginan dia sendiiri dipenuhi muridnya itu kenapa keinginan muridnya yang sederhana untuk berkelana dan menemui orang tuanya harus dia tolak.

Bersambung.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd