Part 6.2 Gangbang di Kantor
Keesokan harinya di kantor, Dian membuat kehebohan dengan masuk kerja memakai atasan jas blazer hitam tapi hanya dengan satu kancing saja di bagian perut sehingga bagian atasnya benar2 terbuka.. Dapat terlihat belahan payudara dan kulitnya yang mulus karena tanktop daleman yang dipakai sangatlah tipis transparan sehingga bisa terlihat Dian tidak memakai bh atau penutup apapun di balik jas blazernya itu apalagi dipadu padankan dengan rok yang super mini ..
Di kantor banyak cowok2 yang sengaja menggoda Dian tapi tidak sedikit pula yg menegur cara berpakaiannya.. Syukurlah Dian memang pada dasarnya cuek jadi tidak diambil pusing.. Apalagi SPV atasan Dian juga terkenal mata keranjang, meskipun sudah berumur tetapi sering godain karyawan2 cewek bahkan sering diajak keluar. Aku tahu juga kalo Dian sering digodain juga oleh SPV tsb sejak Dian berani berpenampilan sexy dan terbuka. Tetapi berhubung masih dalam batas wajar jadi Dian biasa saja menanggapinya, apalagi SPV tuh sudah tua & anak2nya pun sudah besar malah yg tertua sudah masuk SMA.
Seperti yang telah kita sepakati sebelumnya dengan Mita, Dian aku minta datang ke ruangan kerjaku sekitar jam 11 saat Handi dkk biasa berkumpul bersama sebelum makan siang. Ketika Dian masuk dengan pakaian yg sexy dan terbuka seperti itu tentu saja membuat seisi ruangan langsung terdiam karena ruang kerjaku tidak begitu besar dan jumlah karyawati wanita cuma ada 2 itu pun mereka berjilbab dan selalu berpakaian sopan.. Jadi begitu ada pemandangan bening dan sexy seperti ini otomatis semua mata memandang Dian ketika berjalan menghampiriku.
Dilihat dari cara Dian berjalan dapat pula dengan jelas terlihat kalo Dian tidak memakai BH, goncangan payudaranya terlihat naik turun. Apalagi dapat terlihat dengan jelas belahan payudaranya dari blazer yang cuma satu kancing itu serta tanktop putih yg transparan. Ditambah kaki mulus Dian yang terpampang jelas putih dan mulus disebabkan rok mininya yang hanya sepanjang 26cm.
Banyak cowok2 yang menelan ludah melihat Dian berpenampilan seperti ini. Dian yang menyadari suasana menjadi canggung kemudian tersenyum kepada rekan2 kerjaku sambil sedikit membungkukkan badan sehingga dapat semakin terlihat kedua payudaranya yg tanpa bra menggantung bebas..
Cowok2 itupun semakin salah tingkah apalagi Handi dkk yang terlihat semakin aneh raut wajahnya.. Dian kelihatannya menyadari hal ini kemudian segera menegakkan badannya kembali dan berjalan cepat ke arahku sehingga terlihat dadanya bergoncang mantul2.. Dian menghampiriku sambil kemudian mencubitku " Hmmmmm rasakan nih dasar mesum".
"Waduh2 kenapa Yank dateng2 kok galak banget". " Habiiss gara2 kamu suruh aku pakai baju kayak gini jadi rempong habis nih aku seharian, banyak yang godain aku, ngerayu2, ada juga yg ngata2in aku sampe ngomel2, sebel nih aku". "Udah biarin aja, klao yg godain itu kan pada kagum lihat kamu cantik sexy dan menarik, kurang apalagi coba? Kalo yg ngata2in itu sih pada syirik tuh soalnya iri liat kamu hehehe".
" Bisa aja ngerayunya biar aku gak marah ya, nih mau aku cubit lagi". Wweiitss aku segera menghindar dari cubitan maut Dian. "Itu semua sih gak masalah buat aku, tapi yg jadi masalah tuh SPV ku itu lho!" "Lho kenapa pak Budi, apa dia ngelarang kamu pakai baju sexy lagi, bukannya dia biasanya malah seneng lihat karyawati2 sexy? Biasanya malah diembat sering diajakin jalan keluar". " Lha itu masalahnya tadi dia ngajakin aku keluar nanti malam, apalagi sorotan matanya itu lho tajam menusuk melihat ke dadaku terus, aku kan jadi serba salah gara2 kamu. Apalagi tadi dia pake alasan katanya mau bicara masalah promosi jabatan pasti ada udang di balik batu itu"
" Ambil aja udangnya kalo memang bener kamu bisa naik jabatan". "Lha kalo dia minta aneh2 gimana coba tadi aja sebelum pak Budi pergi tangannya sempet ngeremes pantatku aku sampai kaget". "Wah pelecehan sexual itu bisa dilaporkan, kecuali yg dilecehkan ikut merasa menikmati heehehe". " Lho kok malah seneng pacarnya dilecehkan, serius ini ". " Ya gpp yank kan kamu sendiri yg bilang kalo pake mulut nggak masalah pokoknya masih perawan "..
" Haaa beneran serius nih yank kamu gak masalah nggak marah sama sekali". "Ya gpp kan ini juga demi karir kamu juga kalo kasih servis dikit kan nggak masalah, tapi ingat jangan sampai kebablasan, cuma tangan dan mulut aja ya".. Dian terdiam merenung sesaat "Iya deh betul juga katamu kalo cuma kasih servis dikit aja aku udah naik jabatan, lagipula aku juga sudah terlatih sama Pak Dom hehehe"
"Lho kamu ketemu pak Dom lagi? Ngapain lagi?" Dian yg menyadari keceplosan bicara segera terkaget2 wajahnya "Eh ya yank, maaf itu aku terpaksa betul kok, habis dia sms2 katanya kalo nggak mau ngelayani lagi entar tau akibatnya". "Hmm ya deh itu juga aku yg salah kalo kejadian di mall, untung kamu punya pacar open minded yank hehehe". " Iya cuma sekali kok betul itu satu kali aja aku aku ketemuannya". "lha td kok katanya terlatih berarti udah sering berkali2 donk" pancingku.
"Nggak terlatih tuh maksudnya sama yg dulu pas sama kamu di mall itu yg kita main bertiga" tetapi wajah Dian terlihat pucat dan agak bingung jd aku bs menyimpulkan pasti sering Dian ketemu pak Dom. Tapi gak masalah asal gak kebablasan aja, tapi jd penasaran nanti aku mampir ke mall aja ah cari pak Dom. Pasti direkam lagi tuh sama Pak Dom jadi aku bisa minta rekaman yg terbaru hehee..
"Ya udah yuk kita makan siang dulu aja ke pujasera samping kantor, kan luas dan banyak pilihan" ( aku berencana sengaja mengajak Dian ke pujasera melewati jalan kampung agar bisa pamer Dian yg sexy, apalagi pujasera itu pas jam makan siang pasti ramai orang2 kantor sekitar dan orang2 kampung juga ). " Eeeh yank gak di kantin aja malu aku kalo lewat kampung jalan kaki pake gini". " Gpp aaah masa dah sering pakai baju gitu kok masih malu juga, aduuuhhh" aku dicubit Dian lagi sambil dia pasang wajah manyun2.
Kemudian Mita yg entah muncul dari mana menghampiri kami beserta Handik2 dkk. " Hai ki yuk makan bareng sama2 kita mau sekalian turun nih". "Lho mbk Mita kok ada di sini " tanya Dian. " Ya nih diajakin Handik makan siang mau ditraktir katanya". " Lho mas Handik ultah ya? " "Nggak kok yan eeh tapi klao kamu mau tak traktir juga gpp sama Riki sekalian" sambil matanya terus melotot ke dada Dian.
" Oke deh yuk buruan kita turun". Sepanjang jalan di kampung banyak warga yg melihat ke arah kami karena tidak hanya Dian yang sangat sexy memakai blazer dengan belahan terbuka banget sehingga memperlihatkan payudaranya dan tidak luput rok mini yang begitu memperlihatkan paha mulusnya.
Mita pun tidak kalah sexy meskipun tidak sevulgar Dian cara berpakaiannya. Mita saat ini memakai pakaian sejenis kemeja dengan payet2 renda yg bahannya semi transparan sehingga memperlihatkan bagian dalam tubuh Mita seolah2 hanya memakai BH berenda berwarna hitam dan juga rok mini yg hampir sama pendeknya dengan yg dikenakan Dian.
"Wah karyawati2 sekarang pada sexy2 banget ya". " Iya apalagi yg tubuhnya putih tuh dah susunya gede kelihatan sampai mau keluar tuh". " Iya ini kerja kantoran atau kerja di lokalisasi ya".. Aku yg mendengar itu pun senyum2 aja, tapi aku melihat raut muka Handi dkk kelihatan sangatt tegang mungkin akibat menahan horny. Dian kelihatan agak bingung dan Mita santai aja malah senyum2 sambil membusungkan dadanya.
Aku kemudian sengaja menyenggol tangan Dian yg saat itu memegang dompet sampai terjatuh pas di hadapan pemuda2 kampung situ yg sedang duduk2 nongkrong di warkop. Dian yg kaget secara spontan segera membungkukkan badannya u/ mengambil dompetnya yg terjatuh sehingga dapat terlihat dengan jelas isi dari blazer tersebut. Pastinya kedua bongkahan payudara mulus itu bisa terlihat dengan jelas sampai tampak putingnya. Seisi warkop itupun terpana dan dapat terlihat wajah para pemuda itu pun pucat pasi hehehe.